• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI ALGORITMA DEMPSTER SHAFER D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI ALGORITMA DEMPSTER SHAFER D"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Muhammad Untung Ariessandi Email : [email protected]

JURNAL SKRIPSI

IMPLEMENTASI ALGORITMA DEMPSTER SHAFER DALAM PEMBUATAN ITS UNTUK

MATAKULIAH SIMULASI DAN PERMODELAN

ABSTRAKSI

Muhammad Untung Ariessandi.50401963.

IMPLEMENTASI ALGORITMA DEMPSTER SHAFER DALAM PEMBUATAN ITS UNTUK

MATAKULIAH SIMULASI DAN PERMODELAN

Skripsi.Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,2006-03-03 Kata Kunci:

Intelligent Tutoring System, Dempster-Shafer, Kecerdasan buatan

(x+34+lampiran)

Pada penulisan skripsi ini penulis mencoba membahas mengenai “Intelligent Tutoring System”, dimana kita dapat mengetahui bagaimana cara kerja dari system pengajaran

cerdas ini. Dengan Intelligent Tutoring Sistem ini, kita dapat belajar sendiri simulasi dan

permodelan secara online dimana saja dan kapan saja.

Intelligent Tutoring System merupakan suatu system cerdas yang digunakan untuk

pengajaran, system ini menggunakan kecerdasan buatan yang merujuk pada teori

Dempster-Shaffer. Dengan adanya Intelligent Tutoring System ini, diharapkan kita dapat

lebih memahami simulasi dan permodelan.

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Modul pembelajaran dibutuhkan untuk membantu para mahasiswa dalam

menekuni mata kuliahnya, namun modul yang dibutuhkan adalah modul yang dapat

berinteraksi dengan mahasiswa, mengukur seberapa jauh pemahaman mahasiswa

dalam menguasai mata kuliah, serta dapat memberikan saran-saran kepada mahasiswa

tentang apa yang sebaiknya ia lakukan terhadap materi-materi yang belum ia kuasai.

Modul seperti ini dapat dibangun dengan cara menambahkan suatu system pengajaran

cerdas pada modul ini atau biasa dikenal dengan ITS(Intelligent Tutoring System).

ITS (Intelligent Tutoring System) adalah sebuah sistem cerdas yang memberikan

tutoring atau pengajaran perseorangan. Dalam ITS mahasiswa dituntut belajar

memecahkan masalahnya sendiri, sistem menyeleksi masalah, dan membandingkan

solusinya dengan jawaban siswa , perbedaan-perbedaan yang timbul akan menjadi

diagnosa dasar dalam memecahkan permasalahan tersebut .

Seperti yang kita ketahui bersama, mata kuliah Simulasi merupakan mata kuliah

yang membutuhkan banyak konsentrasi dan tergolong sulit untuk bisa menguasainya.

Hal ini yang mendorong saya untuk membuat modul mata kuliah Simulasi yang

disertakan dengan Sistem Pengajaran Cerdas atau ITS (Intelligent Tutoring System)

dengan harapan mahasiswa tersebut selain dapat paham, mengerti mata kuliah simulasi,

diharapkan juga agar mahasiswa tersebut dapat memecahkan

permasalahan-permasalahan yang ditemui di dunia nyata dengan cara memodelkannya, sehingga

permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan mudah.

1.2 Batasan Masalah

Penulisan skripsi ini baru merupakan pengenalan dari ITS, sehingga yang akan

dibahas antara lain adalah cara kerja dari ITS, pengaplikasian ITS terhadap mata kuliah

(3)

itu pada penulisan ini komponen ITS yang di bahas hanya sampai pada tahap present

feedback.

1.3 Perumusan Masalah

 Modul berisi soal-soal dari mata kuliah Simulasi sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

 Pada setiap soal yang diberikan hasilnya dapat memberikan gambaran tingkat pemahaman mahasiswa.

 Modul dapat memberikan analisa kepada mahasiswa untuk menunjukkan materi-materi apa saja yang belum dikuasai oleh mahasiswa tersebut .

 Tujuan akhir adalah agar mahasiswa dapat memodelkan suatu permasalahan dengan simulasi, sehingga mahasiswa dapat memecahkan

permasalahan-permasalahan yang ditemui di dunia nyata dengan mudah.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mengenalkan ITS atau Sistem Pengajaran Cerdas

2. Membantu mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah simulasi

3. Untuk menerapkan Sistem Pengajaran Cerdas secara online

1.5 Metode Penelitian

Dalam penulisan ini penulis melakukan penelitian yang terbagi atas tahap

perancangan dan analisa, tahap pengembangan dan tahap implementasi.

A. Tahap Perancangan dan Analisa Sistem

Sistem ini dibuat berdasarkan analisa dari domain, pengguna dan strategi

mengajar, serta merujuk kepada referensi-referensi mengenai Sistem Pengajaran

Cerdas. Jadi tahap pertama untuk merancang sistem pengajaran cerdas adalah

(4)

1) Analisa domain. Domain disini adalah topik atau kurikulum dari mata kuliah

yang sedang diajarkan. Jadi pada tahap ini akan dilakukan analisa dari mata

kuliah Simulasi sesuai kurikulum yang berlaku untuk dimasukkan ke dalam

sistem.

2) Analisa pengguna sistem. Pengguna sistem disini adalah tiap user yang

akan bergabung dalam ITS untuk mempelajari simulasi dan permodelan

B. Tahap Pengembangan Sistem

Sistem ini dibuat berdasarkan analisa dari domain, pengguna, serta merujuk

kepada referensi-referensi mengenai ITS. Tahap selanjutnya adalah tahap

pengembangan sistem. Tahap ini terdiri dari:

1) Tahap Identifikasi Komponen ITS. Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi

mengenai komponen-komponen ITS untuk pembuatan sistem ini.

2) Tahap pengembangan naskah. Pada tahap ini akan dikembangkan soal-soal

yang akan diujikan oleh sistem berdasarkan kurikulum.

3) Tahap Pengembangan logika program. Pada tahap ini soal dikembangkan

sesuai alur logika penyajian soal yang dapat mendorong motivasi dan interaksi

mahasiswa dalam belajar.

C. Tahap Implementasi

Tahap akhir dalam pembuatan sistem ini adalah tahap implementasi, sistem

(5)

BAB II

LANDASAN TEORI

Artificial intelligence

Artificial Intelligence / AI adalah aktifitas mengikut sertakan mesin seperti

computer yang mempunyai kemampuan untuk menampilkan tingkah laku yang dianggap

intelligent jika dibandingkan dengan manusia. AI muncul sejak dua tahun setelah

komputer pertama diinstal untuk kebutuhan bisnis.

Sejarah AI

Tahun 1956 diselenggarakan meetingdi Dartmounth Colleg, yang dihadiri oleh Maein

Minsky dan john McCartly dari Dartmounth, Nathaniel Rochester dari IBM, dan Claude

Shannon dari Bell Laboratories. Pada pertemuan itu berhasil menemukan istilah Artificial

Intelegence, dan mereka menamakan program komputer AI yang pertama dengan nama

Logic Theorist. Logic Theorist adalah produk hasil kerja yang beberapa tahun

sebelumnya telah diterapkan di Carnegie Institute Of Technology ( sekarang namanya

Carnegie Mellon University ) oleh Herbert Simon dan Alan Newell.

Bidang AI

AI terdiri dari bidang kerja sebagai berikut :

a. Persepsi

Penggunaan tampilan visual dan signal auditory untuk memberikan instruksi

kepada komputer dan peralatan lain seperti robot.

b. Belajar

Kemampuan komputer dan peralatan lain untuk mendapatkan pengetahuan,

selain apa yang telah dimasukkan ke dalam memorinya oleh pembuatnya.

c. Pemrograman otomatis.

Kemampuan komputer untuk mengkodeprogram dari instruksi yang diberikan

(6)

AI dan Intelligent Tutoring System

Pada tahun 1982, Sleeman dan Brown mengulas kembali keberadaan CAI

dengan istilah Intelligent Tutoring System ( ITS ) untuk menggambarkan perkembangan

sistem dan membedakannya dari system CAI yang dibuat sebelumnya. Asumsi yang

terkandung tentang pelajar sekarang memusat kepada learning-by-doing

(pembelajaran-oleh-tindakan).Mereka menggolongkan keberadaan ITS sebagai sistem yang

berbasis-komputer sebagai : ( 1) pengamat permasalahan dan pemecahannya, ( 2) pengajar, ( 3)

instruktur laboratorium, dan ( 4) konsultan. ( Sleeman& Brown, 1982) Penekanan di

dalam sistem ini masih merupakan bentuk penelitian untuk menyaring teori AI, tetapi

sekarang peneliti sedang berpikir tentang cara menyajikan pengetahuan siswa di dalam

sistem ini. Di sini kita temukan penggunaan pertama kali istilah model dari siswa untuk

menggambarkan suatu penyajian abstrak mengenai siswa di dalam program komputer .

Banyak tehnik yang digunakan dalam kecerdasan buatan, diantaranya adalah sistem

pakar, algoritma genetika, logika fuzzy, jaringan bayes, dempster-shafer dan lain

sebagainya. Pada Sistem ini kecerdasan buatan yang digunakan merujuk kepada teori

dempster-shafer.

Pengertian ITS

ITS (Intelligent Tutoring System) adalah sebuah sistem yang memberikan

pengajaran secara privat atau perseorangan.

Setiap ITS harus mempunyai 3 hal berikut:

1. Pengetahuan tentang domain

2. Pengetahuan tentang siswa

3. Pengetahuan tentang pengajaran.

Domain disini adalah topik atau kurikulum yang sedang diajarkan. Siswa disini

adalah orang yang menggunakan ITS, sedangkan pengajaran disini adalah metode

pengajaran apa yang akan digunakan dan bagaimana seharusnya materi disampaikan

kepada siswa.

Cara kerja dari ITS adalah Mahasiswa dituntut belajar memecahkan masalahnya

sendiri, sistem menyeleksi masalah, dan membandingkan solusinya dengan jawaban

Mahasiswa , perbedaan-perbedaan yang timbul akan menjadi diagnosa dasar untuk

memecahkan permasalahan tersebut .

Hal ini menjadi pedoman sejak 1973, dikenalkan oleh H. Sleeman and J.R.

(7)

Komponen-komponen ITS

Intelligent Tutoring System memiliki komponen-komponen sebagai berikut:

1. Kurikulum

2. Pengajar

3. Domain Expert dan Bug Library

4. Student Advisor

Gambar 2.1 Komponen ITS

Teori Dempster-Shafer

Teori Dempster-Shafer adalah suatu teori matematika untuk pembuktian

([SH76]) berdasarkan belief functions and plausible reasoning(fungsi kepercayaan dan

pemikiran yang masuk akal), yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan

informasi yang terpisah ( bukti) untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa.

(8)

Secara umum Teori Dempster-Shafer ditulis dalam suatu interval:

[Belief, Plausibility]

Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence(bukti) dalam mendukung suatu

himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence,

dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian.

Plausability (Pl) dinotasikan sebagai:

Pl(s)=1-Bel(-s)

Plausability juga bernilai 0 sampai 1. Jika kita yakin ¬s, maka dapat dikatakan

bahwa Bel=(¬s)=0. Pada teorema Dempster-Shafer kita mengenal adanya frame of

discernment yang dinotasikan dengan θ. Frame ini merupakan semesta pembicaraan

dari sekumpulan hipotesis.

Misalkan : θ={A,F,D,B}

Dengan :

A = Alergi; F = Flu;

D = Demam; B = Brokitis.

Tujuan kita adalah membangkitkan kepercayaan elemen-elemen θ. Tidak semua

evidence secara langsung mendukung tiap-tiap elemen. Sebagai contoh, panas mungkin

hanya mendukung {F,D,B}.

Untuk itu perlu adanya probabilitas densitas(m). Nilai mtidak hanya

mendefinisikan elemen-elemen θ saja, namun juga semua subset-nya. Sehingga jika θ

berisi n elemen, maka subset dari θ semua berjumlah 2n

. Kita harus menunjukkan bahwa

jumlah semua m dalam subset θ sama dengan 1. Andaikan tidak ada informasi apapun

untuk memilih keempat hipotesis tersebut, maka nilai:

(9)

Jika kemudian diketahui bahwa panas merupakan gejala dari flue, demam dan

bronchitis dengan m= 0,8 , maka:

M{F,D,B}= 0,8

M{θ}= 1-0,8 = 0,2

Andaikan diketahui X adalah subset dari θ, dengan m1 sebagai fungsi densitasnya, dan Y juga merupakan subset dari θ dengan m2 sebagai fungsi densitasnya,

maka kita dapat membentuk fungsi kombinasi m2 sebagai m3, yaitu:

m3(Z) = 1( ). 2( )

) ( 2 ). ( 1

1

m X m Y

Y m X m

Y X

Z Y X

Nilai yang dihasilkan dari teori ini berupa persentase tiap elemen-elemen θ, dan

juga semua subset-nya. Makin rendah persentase frame of discernment menggambarkan

makin baik tingkat pemahaman user dalam materi tersebut. Penilaian diberikan penilaian

(10)

BAB III

PEMBANGUNAN SISTEM

Analisa data

Sebelum membangun Intelligent Tutoring System kita harus melakukan analisa

terhadap komponen-komponen sistem terlebih dahulu. Komponen-komponen yang kita

perlukan adalah sebagai berikut:

1. Kurikulum

2. Pengajar

3. Domain Expert dan Bug Library

4. Student Advisor

Kurikulum

Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting dalam system ini, karena

system ini di buat berdasarkan kurikulum yang berlaku saat ini. Pada penulisan ini,

kurikulum yang digunakan dalam membangun Intelligent Tutoring Sistem untuk

(11)

Gambar 3.1 Bagan Kurikulum Simulasi dan Permodelan

Gambar 3.1 merupakan gambaran dari kurikulum matakuliah simulasi dan permodelan.

Setiap materi dalam kurikulum mempunyai keterhubungan antara satu dengan lainnya,

untuk lebih jelasnya, maka dapat kita lihat pada table dibawah ini:

I. Simulation in Brief I.1 Analisa Simulasi dan

Pengambilan Keputusan

Simualsi dan permodelan

I. Elemen-elemen Simulasi Formulasi masalah

Pengumpulan data dan

Analisa

Pengembangan Model

Verifikasi dan Validasi Model

Eksperimen dan Optimisasi

Model

(12)

Permodelan Simulasi Dynamic Discrete event

II.3 Model Analytic dan Simulasi Analytic vs Simulation

III Membangun dan

III.3 Verifikasi dan validasi Model Peranan Verifikasi dan

validasi

(13)

Pengajar

Pada sistem ini, pengajar berfungsi untuk membuat dan menyiapkan

persoalan-persoalan untuk dipecahkan oleh siswa. Dalam membuat soal, pengajar harus mengikuti

kurikulum yang telah ada. Untuk itu pengajar sebaiknya adalah seseorang yang :

1 . Mampu dan menguasai simulasi dan permodelan

2. Dapat membuat soal-soal simulasi yang berbobot dan sesuai kurikulum

Berdasarkan hal tersebut, maka dosen untuk matakuliah simulasi dan

permodelan dapat dijadikan seorang tutor atau pengajar dalam Inteligent Tutoring

System ini.

Domain Expert dan Bug Library

Domain Expert adalah suatu domain yang berisi materi-materi,

persoalan-persoalan mengenai simulasi dan permodelan yang lengkap. Hasil atau solusi persoalan-persoalan

yang dikerjakan oleh komputer adalah berdasarkan Domain Expert ini. Data-data dari

domain expert dimasukkan kedalam database yang akan menghasilkan solusi computer.

Domain expert juga bisa merupakan sekumpulan soal-soal yang akan dimasukkan ke

dalam system.

Bug library adalah kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi di dalam sistem,

namun pada system ini bug library tidak digunakan, untuk kesalahan-kesalahan yang

mungkin terjadi ditangani langsung oleh domain expert

Student Advisor

Student Advisor bertugas memberikan tanggapan atau umpan balik kepada

siswa mengenai hasil yang diperolehnya. Untuk memberikan umpan balik/ tanggapan,

student advisor mengolah data yang dihasilkan dari perbandingan solusi siswa dan

komputer terlebih dahulu. Umpan balik ini menjelaskan secara terperinci mengenai

semua materi-materi yang dikerjakan oleh siswa. Berdasarkan umpan balik ini siswa

(14)

Hubungan antar Komponen

Komponen-komponen yang terdapat dalam Intelligent Tutoring Sistem saling

berhubungan satu dengan lainnya. Komponen Tutor dan kurikulum bekerjasama dalam

pembuatan soal-soal simulasi. Komponen Domain Expert dan Bug Library akan

menghasilkan solusi komputer, student advisor memberikan umpan balik berdasarkan

perbandingan solusi yang dihasilkan siswa dan komputer. Untuk lebih jelasnya,

keterhubungan antara komponen Intelligent Tutoring System dapat dilihat pada gambar

2.1

Cara Kerja Intelligent Tutoring System

Dengan melihat keterhubungan antara komponene-komponen Inteligent Tutoring

Sistem pada gambar 3.2, maka kita dapat mengetahui bagaimana tahapan-tahapan kerja

dari Intelligent Tutoring System, yaitu:

1. Generate Problem

2. Present Problem

3. Student Solution

4. Computer Solution

5. Present Feedback

Generate Problem (Membuat Soal)

Dalam pembuatan Form Generate Problem tahap pertama yang kita lakukan

adalah membuat tabel soal yang berfungsi untuk menampung soal-soal yang

dimasukkan oleh pengajar. Tabel terdiri dari 9 field, yaitu soal_id, no, soal, jwb_1, jwb_2,

jwb_3, jwb_4, kunci dan keterangan. Pada tabel ini yang dijadikan primary key adalah

soal_id.

Pada tahap ini Tutor atau pengajar berperan penting, karena soal-soal yang akan

di pecahkan oleh siswa dibuat oleh pengajar. Dalam membuat soal, pengajar harus

merujuk kepada kurikulum yang telah ditetapkan dalam system. Pada system ini telah

dibuat sebuah form untuk membuat soal-soal, dimana pengajar dapat memasukkan atau

(15)

Present Problem (Menampilkan Soal)

Pada tahap ini soal ditampilkan untuk dikerjakan oleh siswa. Soal terdiri dari 50

soal pilihan ganda, siswa harus mengisi nama dan npm terlebih dahulu sebelum

mengerjakan soal ini, sehingga data siswa dapat dimasukkan dalam database admin.

Tampilan soal dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Student Solution (Solusi Siswa)

Student Solution adalah hasil dari pekerjaan siswa dalam memecahkan

persoalan yang dibuat oleh pengajar.

Computer Solution (Solusi Komputer)

Solusi computer adalah solusi yang diisi oleh admin (pengajar) perbandingan

terhadap solusi dari solusi siswa. Solusi komputer ini disimpan dalam tabel soal pada

field kunci.

Compare Solution

Pada tahap ini system membandingkan antara solusi yang dihasilkan oleh

computer dan solusi yang dihasilkan siswa. Siswa akan diberi presentase 99% untuk

setiap materi yang dijawab dengan sempurna, dan diberikan persentase 1% apabila

sama sekali tidak menjawab. Persentase ini yang akan diolah oleh system untuk

menghasilkan feedback terhadap siswa.

Present Feedback (Umpan Balik)

Present Feedback(umpan balik) adalah suatu respon dari system terhadap hasil

yang dikerjakan siswa dalam memecahkan soal-soal simulasi. Present feedback ini

dibuat berdasarkan teori Dempster-Shafer, dalam Present Feedback siswa dapat melihat

hasil dari solusinya baik hasil pada tiap-tiap materi, maupun hasil umum atau

keseluruhan. Hal ini sangat membantu siswa dalam mempelajari materi simulasi, karena

ia dengan mudah mengetahui materi-materi apa saja yang penting dan pokok agar ia

(16)

Pengembangan logika program

Untuk membuat presentasi feedback dengan teori Dempster-Shafer, maka yang

pertama kita lakukan adalah mendefinisikan frame of discernment yang dinotasikan

dengan θ. Frame ini merupakan semesta pembicaraan yang disusun berdasarkan

domain atau kurikulum simulasi dan permodelan. Dibawah ini adalah gambar dari

kurikulum simulasi yang akan definisikan oleh frame of discernment.

3.3 Uji Coba dan Analisa

Pada tahap ini dilakukan uji coba terhadap beberapa kasus dalam mengerjakan

soal matakuliah simulasi yang disusun berdasarkan silabus sesuai pada tabel 3.1, yang

hasilnya adalah sebagai berikut:

1. Materi simulasi akan bernilai baik apabila presentase materi simulasi, elemen

simulasi, formulasi masalah, pengumpulan data dan analisa, serta materi

pengembangan model baik

2. Untuk materi pengumpulan data dan analisa akan bernilai baik apabila presentasi

dari materi pengembangan model, statistik deskriptif,statistik inferensial, distribusi

diskrit, distribusi kontinu, dan mater generating random baik

3. Makin tinggi presentase suatu materi menunjukkan makin baik pemahaman

siswa tersebut.

4. Untuk materi yang tidak dikerjakan maka presentasenya akan di bawah

presentasi frame of discernment

5. Untuk presentase nilai di bawah frame of discernment maka materi tersebut

bernilai sangat kurang

6. Untuk nilai di atas frame of discrenment dapat bernilai baik, cukup dan

kurang

7. Meskipun tiap materi rata-rata bernilai baik pada hasil umum belum tentu bernilai

(17)

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan yang diambil dari pembuatan sistem ini adalah sistem pengajaran

cerdas dibuat dengan menggunakan kecerdasan buatan. Dasar teori kecerdasan buatan

yang di aplikasikan pada ITS ini adalah pada saat memberikan feedback (umpan balik)

atas jawaban user (mahasiswa) yang mengerjakan soal-soal ITS. Pemberian feedback

(umpan balik) didasarkan atas teori Dempster Shafer yang bersifat uncertainty (ketidak

pastian)

Teori ini akurat dalam memberikan penilaian, meskipun secara umum siswa

dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan soal dengan baik, namun dalam system ini

belum tentu siswa tersebut di anggap telah menguasai simulasi, dikarenakan keterkaitan

antara materi yang satu dengan yang lain.

Meskipun demikian, teori ini masih mempunyai kekurangan, apabila ada

penambahan materi diluar domain, maka akan terjadi perubahan susunan pada program

dan apabila materi yang dimasukkan terlalu banyak, maka akan terjadi kesalahan yang di

Gambar

Gambar 2.1 Komponen ITS
Gambar 3.1 Bagan Kurikulum Simulasi dan Permodelan
Tabel 3.1 Silabus Matakuliah Simulasi

Referensi

Dokumen terkait

a. Mata kuliah yang diberikan di kampus hendaknya bisa disesuaikan dengan apa yang pada umumnya dibutuhkan oleh siswa SMK sesuai dengan kurikulum yang berlaku,

Fokus penelitian ini adalah: kurikulum Program Studi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi di FIS UNNES pada awal berdirinya dan yang berlaku sekarang: Mata kuliah yang

Aplikasi modul online merupakan sebuah aplikasi yang berisi mengenai pembahasan materi dan latihan soal dari mata kuliah pengantar system komputer. Diharapkan aplikasi ini