PEMBENTUKAN NARAPIDANA DALAM PERILAKU BERWIRAUSAHA mereka di penjara karena kesulitan ekonomi dan dalam kondisi yang serba sulit sehingga menimbulkan sikap criminal. Narapidana tidak lagi dipandang sebagai objek namun dipandang sebagai subjek yang dihormati dan dihargai oleh sesamanya. Karena yang harus diberantas adalah faktor penyebab tindak pidana, bukan pelaku tindak pidana.
Untuk mengantarkan narapidana ke jalan yang benar, maka pembekalan keterampilan merupakan unsur yang memegang peranan penting dan menentukan. Terbentuknya pribadi yang mampu mengembangkan kecakapan hidupnya sebagai modal dalam upaya mengawali hidup baru ditengah masyarakat.
Keterampilan handy craft merupakan salah satu upaya lapas dalam memberdayakan narapidana. Bentuk dari pemberdayaan pada program handy craft adalah pembelajaran yang meliputi 3 tahapan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Bahan belajar adalah materi seperti buku panduan berbagai model kerajinan yang didapat dari pelatih keterampilan. Serta modul tentang motif ukiran dan bentuk kerajinan seperti kotak tisu, tempat handphone, dan tempat keris.
Dalam kontek narapidana, Penerapan pendidikan life skill dengan memilih kecakapan kejuruan berupa keterampilan handy craft dan dengan jiwa berwirausaha dapat diaplikasikan jika narapidana memiliki kesadaran akan potensi dirinya untuk berkembang serta bermanfaat bagi kelangsungan kehidupannya, artinya narapidana sadar akan butuh ilmu ketrampilan yang akan digunakan kelak untuk berwirausaha. Keberhasilan pemberdayaan narapidana melalui keterampilan handy craft yaitu narapidana telah mampu memanfaatkan life skill yang diperoleh untuk berwirausaha meskipun masih berada dalam masa hukuman.
Daftar Pustaka: