5 2.1 Kajian Teori
2.1.1 Model Pembelajaran NHT 2.1.1.1 Pengertian NHT
Numbered Head Together merupakan salah satu dari strategi pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Spenser Kagan (1993)
dalam Nurhadi dan Agus (2003:6). Model NHT mengacu pada belajar kelompok
siswa, masing-masing anggota memiliki bagian tugas (pertanyaan) dengan nomor
yang berbeda-beda.
Proses pembelajaran yang menggunakan model NHT, setiap siswa akan
mendapatkan kesempatan yang sama untuk menunjang timnya guna memperoleh
nilai yang maksimal sehingga termotivasi untuk belajar. Dengan demikian setiap
individu merasa mendapat tugas dan tanggung jawab sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Setiap anggota dalam kelompoknya bertanggung
jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang
satu dan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan
menerima antara satu dengan yang lainnya.
Menurut Huda (2011:130), NHT sebagai model pembelajaran pada
dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khas dari NHT
adalah guru memberi nomor dan menunjuk seorang siswa yang mewakili
kelompoknya. Dalam menunjuk siswa tersebut, guru tanpa member tahu terlebih
dahulu siapa yang akan mewakili kelompok. Cara tersebut akan menjamin
keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk
meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Menurut
Rahayu (2006) NHT merupakan suatu model pembelajaran yang lebih
melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di
depan kelas.
Ibrahim (dalam Nardi, 2011) mengemukakan tiga tujuan yang hendak
dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe Numbered Heads Together
(NHT) yaitu:
a. Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
b. Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai
berbagai latar belakang.
c. Pengembangan keterampilan sosial
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan
yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai
pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam
kelompok dan sebagainya.
Menurut Ibrahim (2000:28) (dalam Siswanto dan Rechana, 2011)
Numbered heads Together (NHT) sebagai model pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok. Adapun ciri khas dari NHT adalah
guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya.
1) Kelompok Heterogen.
2) Setiap anggota kelompok memiliki nomor kepala yang berbeda-beda.
3) Berpikir bersama (Heads Together).
Dalam menujuk siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa
yang akan mewakili kelompok tersebut.
2.1.1.2Tahap Pembelajaran NHT
Model NHT merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri atas
empat tahap yang digunakan untuk mereviu fakta-fakta dan informasi dasar yang
berfungsi untuk mengatur interaksi siswa. Adapun langkah dalam pembelajan
NHT antara lain yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama, dan
a) Penomoran
Penomoran adalah hal yang utama dalam NHT, dalam tahap ini guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan
4-5 orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim
mempunyai nomor yang berbeda, sesuai dengan siswa didalam kelompok.
b) Pengajuan Pertanyaan
Langkah berikutnya adalah mengajukan pertanyaan, guru mengajukan
pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diambil dari materi pelajaran
tertentu yang memang sedang dipelajari, dalam membuat pertanyaan
usahakan dapat bervariasi hingga bersifat umum dan dengan tingkat
kesulitan yang bervariasi pula.
c) Berpikir Bersama
Setelah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa berpikir
bersama untuk menemukan jawaban dan menjelaskan jawaban kepada
anggota dalam timnya sehingga semua anggota mengetahui jawaban dari
masing-masing pertanyaan.
d) Pemberian Jawaban
Langkah terakhir guru menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari
tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban untuk seluruh kelas, kemudian guru secara random memilih
kelompok yang harus menjawab pertanyaan tersebut, selanjutnya siswa
yang nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan
dan berdiri untuk menjawab pertanyaan. Kelompok lain yang bernomor
sama menanggapi jawaban tersebut.
Sedangkan menurut Suprijono (2009) terdapat beberapa langkah. Pertama,
guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil. jumlah kelompok
sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Jika jumlah peserta
didik dalam satu kelas terdiri dari 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok
berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka tiap kelompok terdiri 8 orang.
Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap kelompok diberi nomor 1-8. Kedua, guru
Ketiga, masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban, dengan
menyatukan kepalanya untk berdiskusi. Keempat, guru memanggil siswa yang
memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok.
2.1.1.3 Kelebihan dan Kekurangan NHT
Berikut ini peneliti akan menguraikan tentang kelebihan dan kekurangan
dari NHT menurut Hamdani (2010:85).
Kelebihan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (Kepala Bernomor)
menurut Hamdani (2010:85) adalah sebagai berikut:
1. Setiap siswa menjadi siap semua.
2. Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sunguh.
3. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (Kepala Bernomor)
menurut Hamdani (2010:85) adalah sebagai berikut:
1. Kemungkinan nomor yang sudah dipanggil akan dipanggil lagi oleh guru.
2. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
2.1.2 Power Point
2.1.2.1 Pengertian Power Point
Power point merupakan sebuah perangkat lunak yang sengaja dirancang
untuk menampilkan program multimedia yang menarik, mudah dibuat dan
digunakan, serta tidak membutuhkan biaya selain computer untuk membuatnya.
Dengan adanya Power Point dapat membuat penyampaian suatu materi
atau presentasi menjadi lebih mudah karena didukung dengan fitur yang yang
canggih.
2.1.2.2 Kelebihan Power Point
Dalam menggunakan power point dalam pembelajaran juga terdapat
a) Power Point mudah dioperasikan sehingga dapat membuat materi
pembelajaran yang disampaikan lebih menarik
b) Dengan penggunaan power point akan meningkatkan pemahaman anak
terhadap pembelajaran karena psikologis lebih fleksibel pada kemampuan
menyerap pembelajaran
Dalam penelitian ini, pembelajaran yang menggunakan model NHT
berbantuan power point untuk kelas 5 SD dengan materi Sifat-Sifat Bangun Datar.
Pada siklus I dirancang sebuah power point yang mendukung sebuah
pembelajaran. Dalam power point tersebut digunakan untuk memperlihatkan jenis
bangun datar, sehingga siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat yag terdapat pada
bangun datar. Terdapat urutan-urutan atau tata cara aturan permainan kelompok
seperti diskusi kelompok yang sesuai dengan penerapan model Number Head
Together. Power Point juga didukung oleh animasi yang menarik siswa untuk
lebih memahami materi tentang sifat bangun datar dan bangun ruang.
Sedangkan pada siklus II, power point digunakan untuk keperluan
pembelajaran yang menampilkan materi mengenai Sifat-Sifat Bangun Ruang.
Power Point digunakan saat keperluan presentasi kelompok mengenai sifat
bangun ruang yang mengguanakan model Number Head Together. Dengan
adanya Power Point lebih menarik minat siswa untuk belajar mengenai bangun
ruang karena didukung dengan animasi-animasi pada setiap materi. Power Point
dihubungkan dengan LCD sehingga lebih menarik bagi siswa.
2.1.3 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Numbered Head Together berbantuan Power Point
Menurut Huda(2011) terdapat beberapa langkah NHT dalam proses
pembelajaran yang dipadukan dengan Power Point, yaitu:
1. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok dengan menggunakan Power
Point, setiap kelompok 3-5 orang . Masing-masing siswa dalam kelompok
2. Guru memberikan tugas atau pertanyaan sesuai materi yang telah
disampaikan melalui Power Point. Kemudian masing-masing kelompok
kelompok mengerjakannya dengan berdiskusi.
3. Kelompok mendiskusikan jawaban sesuai materi yang terdapat dalam
Power Point untuk menemukan jawaban yang dianggap paling benar dan
memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.
4. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipangil
oleh guru maju untuk mempresentasikan jawaban dari pertanyaan yang
terdapat dalam Power Point yang merupakan hasil diskusi kelompok
mereka.
2.1.3.1 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang
mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar termasuk komponen pendidikan
pendidikan yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan, karena hasil belajar
diukur untuk mengikuti ketercapaian tujuan pendidikan melalui proses belajar
mengajar. Hasil belajar perlu dievaluasi. Evaluasi dimaksudkan sebagai cermin
utnuk melihat kembali apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dan
apakah proses belajar mengajar telah berlangsung efektif untuk memperoleh hasil
belajar.
Belajar menimbulkan perubahan perilaku dan pembelajaran adalah usaha
mengadakan perubahan perilaku dengan mengusahakan terjadinya proses belajar
dalam diri siswa. Perubahan dalam kepribadian ditunjukkan oleh adanya
perubahan perilaku akibat belajar. Kalau belajar menimbulkan perubahan
perilaku, maka hasil belajar merupakan hasil perubahan perilakunya.
Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan diubah
dalam proses pendidikan. Perilaku kejiwaan itu dibagi dalam tiga domain:
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2.1.4 Mata Pelajaran Matematika 2.1.4.1 Pengertian Matematika
Menurut Freudenthal (Wijaya, 2012:20) menyatakan bahwa “matematika merupakan suatu bentuk aktivitas manusia” yang tidak menempatkan matematika sebagai suatu produk jadi, melainkan sebagai suatu bentuk aktivitas atau proses.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) matematika adalah
ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang
digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.
Peran matemtika dalam kegiatan pembelajaran menurut (Adams dan
Hamm, 2010) yaitu a) matematika sebagai suatu cara berpikir. Pandangan ini
berawal dari bagaimana karakter logis dan sistematis dari matematika berperan
dalam proses mengorganisasi gagasan, menganalisis informasi, dan menarik
kesimpulan antar data, b) matematika sebagai suatu pemahaman tentan pola dan
hubungan. Dalam mempelajari matematika, siswa perlu menghubungkan suatu
konsep matematika dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki, c) matematika
sebagai suatu alat. Pandangan ini dipengaruhi oleh aspek aplikasi dan aspek
sejarah dari konsep matematika, d) matematika sebagai bahasa atau alat untuk
berkomunikasi. Matematika merupakan bahasa yang paling universal karena
symbol matematika memiliki makana yang sama untuk berbagai istilah dari
bahasa yang berbeda.
Dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang melibatkan
bilangan-bilangan dalam pembelajaran dan dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
2.1.4.2 Tujuan Matematika
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) menyatakan bahwa
tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) adalah untuk:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kagunaan matematika dalam kehidupan
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatiia, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.
Penelitian yang dilaksanakan pada mata pelajaran Matematika lebih
mengerucut pada Standar Kompetensi mengenai Sifat-Sifat Bangun Datar Dan
Bangun Ruang serta hubungan antarbangun. Serta Kompetensi Dasar mengenai
Mengidentifikasi Sifat Bangun Datar Dan Bangun Ruang
2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan
Peneliti tindakan kelas yang telah dilakukan Juwito 2012 dengan judul “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Number Head Together (NHT) Pada Siswa Kelas IV SD
Madugowongjati 02 Kecamatan Grising Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2011/2012”. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Madugowongjati 02 Kecamatan Grising Kabupaten
Batang dilihat dari nilai siswa yang sebagian besar siswa tidak mengalami
remedial saat ulangan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Juwito melalui model
NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang diteliti.
bahwa dengan penerapan model NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa
sehingga rata-rata kelas dapat meningkat. Dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan model NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Kusnan tahun 2012 dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Materi Pembelajaran Jarak
Dan Kecepatan Kelas V SD Ngurenrejo Wedarijaksa Kabupaten Pati Tanhun Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan model NHT dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran NHT dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2.3 Kerangka Pikir
Dengan penggunaan model Numbered Head Together berbantuan Power
Point setiap siswa diharapkan akan mempunyai tingkat kemampuan yang relatif
sama sehingga hasil belajarnya akan lebih baik. Skema kerangka pikir dapat
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dari kerangka pikir maka dapat dirumuskan hipotesis
tindakan sebagai berikut: dengan penerapan model Numbered Head Together
berbantuan Power Point dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa
kelas 5 SD Negeri Ringinharjo 01 semester II tahun pelajaran 2014/2015. Pembelajaran matematika yang
berpusat pada guru,menggunakan
metode ceramah, belum menggunakan
media pembelajaran. Guru belum
menggunakan model pembelajaran,
3. Guru menyampaikan materi menggunakan power point
4. Guru member tugas dan dikerjakan oleh masing-masing kelompok
5. Guru memanggil salah satu nomor dan kelompok lain member tanggapan
6. kesimpulan
Kegiatan pembelajaran aktif dan
menyenangkan secara
berkelompok
Guru menguasai model NHT, siswa