25 3.1 Desain Pengembangan
Desain pengembangan yang digunakan merupakan model pengembangan menurut Borg and Gall (dalam Sukmadinata 2012:169-170). Model pengembangan menurut Borg and Gall terdiri dari sepuluh langkah, yaitu (1) studi pendahuluan (research and information collecting), (2) merencanakan penelitian (planning), (3) pengembangan desain (develop preliminary of product), (4) uji produk secara terbatas (preliminary field testing), (5) revisi hasil uji lapangan terbatas (main product revision), (6) uji produk secara lebih luas (main field test), (7) revisi hasil uji lapangan lebih luas (operational product revision), (8) uji kelayakan (operational field testing), (9) revisi final hasil uji kelayakan (final product revision), dan (10) desiminasi dan imlementasi produk akhir (final product revision).
Dalam penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan menurut Borg and Gall yang telah dimodifikasi oleh Sukmadinata (2007:184-185) yang terdiri dari dua tahap yaitu:
1. Studi Pendahuluan
2. Pengembangan Modul
Pada tahap pengembangan modul terdapat dua langkah pengembangan yaitu uji coba terbatas dan uji coba lebih luas. Uji coba terbatas dilakukan dengan melibatkan 10 siswa. Uji coba lebih luas dilakukan dengan melibatkan 37 siswa. Selama kegiatan pembelajaran peneliti melakukan pengamatan dan mengumpulkan data sebagai acuan menyempurnakan modul. Tahapan terakhir dalam penelitian ini adalah produk akhir berupa modul.
Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap utama, yaitu : Pertama adalah tahap studi pendahuluan, kedua: pengembangan bahan ajar, seperti pada gambar berikut:
Gambar 2. Alur Penelitian
Revisi II
Revisi III Studi
Pendahuluan
1. Studi Kepustakaan 2. Survey Lapangan 3. Penyusunan Produk
Pengembangan Modul
Validasi Ahli
Revisi I
Uji Coba terbatas (10 siswa)
Uji Coba Lebih Luas (37 siswa)
3.2 Devinisi Konsep
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan sebuah produk. Produk yang dikembangkan berupa modul berbasis model keterhubungan materi perubahan lingkungan dan pengaruhnya untuk siswa kelas 4 semester II Sekolah Dasar. Modul yang dikembangkan didesain dengan format yang terdiri dari judul, kata pengantar, daftar isi, latar belakang, deskripsi singkat, standar kompetensi, peta konsep, manfaat, tujuan pembelajaran, petunjuk penggunaan modul, kompetensi dasar, materi pokok, uraian materi, heading, ringkasan, latihan atau tugas, tes mandiri, post test, tindak lanjut, harapan, dan berbasis model keterhubungan. Penggunaan modul berbasis model keterhubungan ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman yang berulang terhadap siswa karena materi yang diajarkan kepada siswa dihubungkan antara ide dengan ide, materi hari ini dengan materi sebelumnya atau sesudahnya, kompetensi dasar dengan kompetensi dasar selanjutnya. Penelitian ini mengacu pada kurikulum KTSP dengan mata pelajaran IPA Standar Kompetensi 10 memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan, Kompetensi Dasar mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut), menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor), mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor).
Untuk mengukur terlaksananya modul yang dikembangkan, dilihat dari hasil jumlah rata-rata angket yang diberikan kepada ahli materi dan ahli modul serta produk modul diuji cobakan kepada siswa, dan juga dapat dilihat dari hasil nilai pembelajarannya. Hasil belajar dapat dilihan dari nilai siswa yang sudah tuntas atau lebih tinggi dari nilai KKM.
3.3 Prosedur Pengembangan 3.3.1 Studi Pendahuluan
survei lapangan dan penyusunan produk. Pada tahap studi kepustakaan, peneliti melakukan kajian tentang modul, konsep pembelajaran dengan model keterhubungan kurikulum KTSP, dan kajian penelitian yang relevan mengenai penggunaan modul.
Sedangkan survei lapangan, peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas 4 di SD N Janti dan SD N Sidorejo Lor 05 Salatiga. Wawancara tersebut dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai tanggapan guru terhadap kurikulum KTSP, pemanfaatan modul dalam pembelajaran, dan kondisi siswa dalam proses pembelajaran. Setelah dilakukannya survei lapangan dilakukan penyusunan produk, pada tahap ini mulai membuat sebuah produk yaitu modul berbasis model keterhubungan, modul berbasis model keterhubungan yang sudah selesai dibuat kemudian di validasi oleh ahli. Ahli yang pertama adalah ahli materi yaitu Adi Winanto, M.Pd. dan ahli yang kedua adalah ahli modul yaitu Dr.Yari Dwikurnaningsih M.Pd. Hasil validasi dari beberapa ahli tersebut digunakan sebagai masukan dalam perbaikan draft produk awal modul yang dikembangkan.
3.3.2 Pengembangan Modul
3.3.3 Tahap Produk Akhir
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam pengembangan produk. Produk yang telah diuji cobakan secara terbatas di SD Negeri Janti, dan uji coba lebih luas di SD Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga dan direvisi berdasarkan masukan siswa sesuai dengan angket yang diisi oleh siswa merupakan hasil akhir dari pengembangan produk berupa modul.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian pengembangan ini menggunakan teknik non tes dan tes. Teknik non tes yang digunakan berupa wawancara, dan kuesioner (angket). Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data mengenai tanggapan guru terhadap penggunaan modul untuk pembelajaran, penerapan model keterhubungan, dan kondisi siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan kuesioner (angket) digunakan untuk validasi ahli materi dan ahli modul. Selain itu, digunakan untuk mengetahui respon siswa setelah menggunakan modul. Teknik tes yang digunakan berupa tes tertulis. Tes tertulis digunakan untuk pencapaian kompetensi modul dalam proses pembelajaran.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data 3.4.2.1 Pedoman Wawancara
Tabel 2.
Pedoman Wawancara
No. Pertanyaan Wawancara
1. Apakah di kelas 4 Sudah menggunakan modul pembelajaran?
2. Bagaimana menurut Ibu tentang ketiadaan modul dari pemerintah dalam menunjang proses pembelajaran?
3. Bagaimana tanggapan siswa ketika pembelajaran menggunakan dengan modul?
4.
Apakah Ibu pernah mengembangkan modul pembelajaran dalam Kurikulum KTSP yang disesuaikan dengan lingkungan sekitar siswa terutama lingkungan pembelajaran siswa?
5. Apakah ibu pernah mencoba menggunakan sebuah model dalam proses pembelajaran?
6. Bagaimana tanggapan siswa ketika Ibu menggunakan sebuah model dalam pembelajaran?
7. Berapakah nilai ketuntasan minimal belajar yang diterapkan di kelas 4?
3.4.2.2 Kuesioner (angket)
Kuesioner (angket) digunakan untuk mengetahui kesesuaian materi yang divalidasi oleh ahli materi dan keseuaian format penulisan modul yang divalidasi oleh ahli modul, sedangkan angket untuk responden siswa digunakan untuk mengetahui ketertarikan siswa terhadap modul. Kisi-kisi angket untuk uji ahli materi sesuai dari sumber Setyaningsih dalam penelitiannya (2012:25) dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3.
Kisi-Kisi Angket Untuk Uji Ahli Materi
No. Aspek Penilaian Indikator Nomor Soal
1. Format
Perumusan judul singkat 1
Kesesuaian sampul modul pada materi yang
digunakan 2
Kelengkapan isi bahan ajar 3
2. Isi materi
Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 6 Ketepatan materi dengan tingkat pemahaman siswa 7
Kejelasan materi pada bahan ajar 8
Kedalaman materi pada bahan ajar 9
Kesesuaian materi dengan gambar yang diberikan. 10
3. Bahasa
Kebakuan bahasa yang digunakan 11
Bahasa yang digunakan interaktif 12
Kemudahan dalam memahami bahasa yang
digunakan. 13
Keefektifan kalimat yang digunakan. 14
Penggunaan kata sesuai Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) 15
Sedangkan kisi-kisi kuesioner uji ahli modul sesuai sumber Buletin BSNP (2007:21) digunakan untuk menguji kesesuaian modul yang dikembangkan. Kisi-kisi kuesioner untuk ahli modul dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:
Tabel 4.
Kisi-kisi Kuesioner untuk Ahli Modul
No. Penilaian Aspek Indikator Nomor Soal
1. Kelayakan isi
Kesesuaian dengan Standar Kompetensi dan
kompetensi Dasar 1
Kesesuaian dengan kebutuhan siswa 2
Kesesuaian dengan bahan ajar 3
Kebenaran substansi materi 4
Manfaat penambahan wawasan 5
Kesesuaian dengan nilai-nilai moral dan
moralitas, dan sosial 6
2. Kebahasaan
Keterbacaan 7
Kejelasan informasi 8
Kesesuaian dengan kaidah 9
Penggunaan bahasa secara efektif dan efisien 10
3. Sajian
Kejelasan tujuan 11
Urutan penyajian 12
Pemberian motivasi 13
Interaktivitas (stimulus dan respon) 14
Kelengkapan informasi 15
4. Kegrafikan
Penggunaan font (jenis dan ukuran) 16
Lay out, tata letak 17
Ilustrasi, grafis, gambar, dan foto 18
Desain tampilan 19
kegiatan/
tugas siswa Mendorong siswa menyimpulkan fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan nilai 21 Kesesuaian kegiatan atau tugas siswa dengan
materi 22
6. penilaian Aspek hasil belajar
Mengukur kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik 23
Mengukur kemampuan siswa secara mendalam dan berdasarkan standar
kompetensi 24
Selain diberikan kepada ahli materi dan ahli modul, angket juga diberikan kepada siswa setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan modul yang dikembangkan. Angket siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan modul yang dikembangkan. Angket respon siswa dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini:
Tabel 5.
Kuesioner Respon Siswa
No. Penilaian Aspek Indikator Nomor Soal
1. Kelayakan isi
Kesesuaian dengan Standar Kompetensi dan
kompetensi Dasar 1
Kesesuaian dengan kebutuhan siswa 2
Kesesuaian dengan bahan ajar 3
Kebenaran substansi materi 4
Manfaat penambahan wawasan 5
Kesesuaian dengan nilai-nilai moral dan
moralitas, dan sosial 6
2. Kebahasaan
Keterbacaan 7
Kejelasan informasi 8
Kesesuaian dengan kaidah 9
Penggunaan bahasa secara efektif dan efisien 10
3. Sajian
Kejelasan tujuan 11
Urutan penyajian 12
Pemberian motivasi 13
Interaktivitas (stimulus dan respon) 14
Kelengkapan informasi 15
4. Kegrafikan
Penggunaan font (jenis dan ukuran) 16
Lay out, tata letak 17
Ilustrasi, grafis, gambar, dan foto 18
Desain tampilan 19
kegiatan/
tugas siswa Mendorong siswa menyimpulkan fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan nilai 21 Kesesuaian kegiatan atau tugas siswa dengan
materi 22
6. penilaian Aspek hasil belajar
Mengukur kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik 23
Mengukur kemampuan siswa secara mendalam dan berdasarkan standar
kompetensi 24
3.4.2.3 Instrumen Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi modul. Tes tertulis meliputi soal evaluasi dalam bentuk pilihan ganda. Kisi-kisi soal evaluasi dapat dilihat pada tabel 6 berikut:
Tabel 6.
Kisi-kisi Soal Evaluasi
3.4.2.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Uji validitasdan reliabilitas istrumen perlu dilakukan untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan di SD N Gilingsari dengan jumlah total 25 siswa. Uji validitas dan reliabilitas Kompetensi Dasar Indikator Butir Soal Item Soal Jml 10.1 Mendeskripsikan berbagai
penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut). terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir dan longsor).
instrumen dilakukan dengan menggunakan program SPSS 22 For Windows. Menurut Sugiyono (2013:187-190) suatu item instrumen penelitian dianggap valid apabila memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,3.
Tabel 7.
Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi
Setelah dilakukan uji validitas butir soal, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas butir soal. Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keajegan instrumen dari variabel yang akan diukur. Uji reliabilitas yang digunakan mengacu pada pendapat Sudijono (2011:209) yang menerangkan bahwa reliabilitas tes dinyatakan memiliki reliabilitas tinggi apabila koefisien reliabilitas tes ≥ 0,70. Hasil uji reliabilitas butir soal evaluasi dapat dilihat pada tabel 8 berikut.
Tabel 8.
Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Evaluasi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,967 28
Indikator Butir Soal Valid Hasil Uji Validitas Tidak Valid Menjelaskan perubahan
lingkungan fisik yang
disebabkan oleh angin, hujan, cahaya matahari, dan karena banjir, erosi, abrasi, dan longsor. banjir, erosi, abrasi, dan longsor.
25, 29, 32, 33,
3.4.2.5 Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
Dalam menentukan butir soal yang baik selain dilihat dari uji validitas dan reliabilitasnya juga dilihat dari tingkat kesukaran butir soalnya. Tingkat kesukaran butir soal terdiri dari tiga golongan, yaitu mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran butir soal tersebut harus disajikan secara proporsional agar diperoleh kualitas soal yang sama. Kriteria indeks kesukaran butir soal menurut Arikunto (2012:225) dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini.
Tabel 9.
Indeks Kesukaran Butir Soal
Nilai Koefisien Kategori Soal
0 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Sedangkan untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal dilakukan dengan menggunakan rumus P =
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Dalam menghitung tingkat kesukaran butir soal yang akan digunakan untuk mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan siswa, butir soal yang dihitung tingkat kesukarannya adalah soal yang sudah di uji validitas dan reabilitasnya. Berikut adalah tabel yang berisi butir soal sesuai dengan tingkat kesukarannya:
Tabel 10.
Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tingkat kesukaran Butir Soal Jumlah
Mudah 8, 12, 17, 19, 20, 21 6
Sedang 1, 3,10, 16, 25, 27, 29, 30, 31, 32, 34,
37, 38, 39, 40 15
3.4.3 Teknik Analisis Data 3.4.3.1 Analisis data Kualitatif
Analisis data kuantitatif dijelaskan sebagai berikut :
Data kuantitatif skor penilaian ahli materi, ahli bahan ajar, dan angket respon siswa dianalisis secara deskriptif sesuai acuan tabel konversi nilai yang diadaptasi dari penelitian Ariyono (2012:33), sehingga menghasilkan pedoman seperti pada tabel 3.5 berikut.
Tabel 11.
Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif dengan Skala likert
Nilai Interval Skor Kriteria
5 x > 4,21 Sangat baik / Sangat menarik / Sangat mudah dipahami 4 3,40 < x ≤ 4,21 Baik / Menarik / Mudah dipahami 3 2,60 < x ≤ 3,40 Cukup
2 1,79 < x ≤ 2,60 Kurang baik / kurang menarik / Kurang mudah dipahami
1 X≤ 1,79 Sangat kurang baik/ tidak menarik / Sulit dipahami Keterangan :
Skor maksimal ideal = 5 = (5 + 1) = 3
Skor minimal ideal = 1 = (5 − 1) = 0,81
3.4.3.2 Analisis Data Evaluasi
Penyajian data hasil penelitian menggunakan tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi digunakan apabila jumlah data yang akan disajikan cukup banyak. Tabel distribusi frekuensi dibagi menjadi beberapa kelas, yang masing-masing kelas memiliki kelas interval (panjang kelas). Setiap kelas interval mempunyai jumlah (frekuensi). Sebelum membuat tabel distribusi frekuensi diperlukan jumlah kelas, rentang data dan panjang kelas. Untuk menghitung kelas interval, menurut Sturges (dalam Sugiyono, 2013:36) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
K = 1+3,3 log n
Rentang data = data terbesar – data terkecil + 1 Panjang kelas = rentang : jumlah kelas
Keterangan
K = jumlah kelas interval