• Tidak ada hasil yang ditemukan

RELIEF DENGAN TEKNIK MAKRAME SEBAGAI KARYA SENI TEKSTIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RELIEF DENGAN TEKNIK MAKRAME SEBAGAI KARYA SENI TEKSTIL"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan

Guna Mencapai Gelar Sarjana Jurusan Kriya Seni / Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh

DARSONO

C0902005

JURUSAN KRIYA SENI/TEKSTIL

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

RELIEF DENGAN TEKNIK MAKRAME

SEBAGAI KARYA SENI TEKSTIL

Disusun Oleh :

DARSONO C. 0902005

Telah disetujui untuk dihadapkan pada sidang Tugas Akhir oleh : Pembimbing

Drs. F. Ari Dartono, M.sn. NIP. 19581120 198703 1 002

Mengetahui

Ketua Jurusan Kriya Seni/Tekstil

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Telah disetujui oleh Tim Penguji Tugas Akhir Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Pada Tanggal………..

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Drs. Sarwono, M. Sn. ………

NIP. 19590909 198603 1 002

Sekretaris Dra. Tiwi Bina Affanti, M. Sn. ………

NIP. 19590709 198601 2 001

Penguji I Drs. F. Ari Dartono, M. Sn. ………

NIP. 19581120 198703 1 002

Penguji II Dra. Sarah Rum Handayani, M. Hum. ………

NIP. 19521208 198103 2 001

Mengetahui Dekan

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nama : Darsono

NIM : C.0902005

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir berjudul RELIEF DENGAN TEKNIK MAKRAME SEBAGAI KARYA SENI TEKSTIL adalah benar-benar karya sendiri, bukan plagiat, dan tugas akhir ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang penulis ambil sebagai acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan ilmiah yang lazim. Hal-hal tersebut dalam karya ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Surakarta, April 2010 Yang membuat pernyataan

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kesempatan adalah waktu yang berharga untuk mendapatkan kebahagiaan diujung simpulnya.

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tugas akhir ini dipersembahkan penulis kepada :

Bapak dan ibuku tercinta Kakak-kakakku tersayang Sahabat-sahabatku dan teman temanku

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat,

hiadayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang

berjudul RELIEF DENGAN TEKNIK MAKRAME SEBAGAI KARYA SENI

TEKSTIL, untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana

seni dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir dan penyusunan laporan ini tidak dapat

terwujud apabila tanpa partisipasi dari berbagai pihak yang senantiasa dengan senang

hati memberikan dukungan, bimbingan serta bantuan. Maka dalam kesempatan ini

pula, penulis akan menghaturkan banyak terima kasih kepada :

1. Drs. Sudarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Theresia Widiastuti, M.Sn, selaku ketua Jurusan Kriya Seni/Tekstil Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. F. Ari Dartono, M.Sn, selaku Pembimbing yang selalu membimbing dengan

penuh kesabaran, memberikan dorongan, semangat dan doanya sampai

terselesaikannya Tugas akhir ini.

4. Dewan penguji Tugas Akhir

5. Bapak, Ibu, kakak-kakakku tercinta serta segenap keluarga yang dengan tulus

ikhlas telah memberikan bantuan material dan spiritual dengan doa-doanya yang

tidak pernah ada putusnya.

6. Sahabat-sahabatku dan teman-temanku yang selalu memberi dukungan, semangat

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis sadari masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan masukan, kritik dan

saran yang bersifat membangun dari pihak manapun juga. Penulis juga berharap

semoga hasil tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak khususnya Jurusan

Kriya Seni/Tekstil dan masyarakat pada umumnya.

Surakarta, April 2010

(9)
(10)
(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Desain karya 5 ... 54

6. Desain Karya 6……… 57

BAB V PENUTUP ... 60

A. Kesimpulan……… 60

B. Saran……….. 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 1.6 Tahap pembuatan simpul pipih………. 10

Gambar 1.7 Tahap pembuata simpul kordon……… 11

Gambar 1.8 Tahap pembuatan simpul kordon horizontal………. 12

Gambar 1.9 Tahap pembuatan simpul kordon vertikal………... 12

Gambar 1.10 Tahap pembuatan simpul kordon diagonal……… 12

Gambar 1.11 Tahap pembuatan simpul pipih berloncatan……….. 12

Gambar 1.12 Tahap pembuatan simpul jangkar………... 12

Gambar 1.13 Cara penyambungan dengan memasukan tali dalam simpul……. 13

Gambar 1.14 Cara penyambungaan dengan cara mengaitkan pilinan tali……... 13

Gambar 2.1 Proses studi kreatif………... 17

Gambar 2.2 Karya-karya makrame di PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta…. 19 Gambar 2.3 Karya-karya Biranul Anas Zaman……… 22

Gambar 2.4 Percobaan 1 ……… 25

Gambar 2.5 Percobaan 2 ……… 26

Gambar 2.6 Percobaan 3………. 27

Gambar 2.7 percobaan 4………. 28

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.3 Desain karya 2………. 46

Gambar 4.4 Foto karya 2 ……… 47

Gambar 4.5 Desain karya 3………. 49

Gambar 4.6 Foto karya 3………. 50

Gambar 4.7 Desain karya 4………. 52

Gambar 4.8 Foto karya 4………. 53

Gambar 4.9 Desain karya 5………. 55

Gambar 4.10 Foto karya 5……… 56

Gambar 4.11 Desain karya 6……… 58

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tugas Akhir: Jurusan Kriya Seni Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Makrame sebenarnya tergolong pada teknik kerajinan klasik, tetapi pada tahun terakhir ini orang tidak tahu lagi cara pemanfaatannya. Selain untuk membuat kantung jala untuk berbelanja yang menjemukan, orang tidak tahu lagi harus membuat apa dengan makrame itu. Untuk menyikapi keadaan tersebut maka muncul sebuah ide untuk menggarap makrame dengan memunculkan bentuk relief, relief yang pada umumnya dibuat pada permukaan batu, kayu, dan sejenisnya. Kini relief akan dimunculkan dalam bentuk tekstur tanpa mengurangi kesan indah dan lembut yang menjadi karakter utama pada karya tekstil memanfaatkan serat alam sebagai bahan yang akan dirancang sebagai karya tekstil yang lebih dapat diapresiasi.

Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir adalah: Bagaimana relief dengaan teknik makrame sebagai karya seni tekstil?

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

A. Latar Belakang Masalah

Di era yang semakin berkembang kita masih sering menjumpai berbagai

peninggalan-peninggalan sejarah yang mempunyai nilai historis yang tinggi. Dimana

peninggalan-peningalan tersebut berupa candi, prasasti, maupun bangunan-bangunan

bersejarah. Selain mempunyai nilai historis peninggalan-peninggalan tersebut juga

memiliki nilai artistik yang menyebabkan peninggalan tersebut mempunyai nilai seni

yang tinggi, sehinga banyak orang memandangnya suatu keindahan. Hampir disetiap

bangunan pada permukaannya mempunyai karakter khusus yang mana karakter

tersebut mempunyai makna sejarah yang berupa cerita legenda maupun pesan moral

pada masyarakat yang berada di jaman itu hingga pada generasi berikutnya. Biasanya

pesan atau cerita tersebut divisualisasikan dalam bentuk relief pada permukaan

bangunan. Relief yang dipahat pada candi mengambarkan suatu arti atau melukiskan

suatu cerita tertentu. Pada permukaan candi atau prasasti mempunyai bentuk yang

tidak rata dan cenderung kasar. Hal ini akan memberi kesan tersendiri dimana

terdapat arah datar, cembung ataupun cekung. Walaupun sebenarnya masih dalam

bentuk yang sama yaitu dalam satu lembaran bidang. Secara garis besar relief dapat

diartikan sebagai hiasan atau tulisan yang timbul. Pada candi Borobudur relief

tersebut merupakan pahatan pada batu. Relief dapat juga dibuat dengan cara-cara lain.

Seperti dengan menambahkan adukan semen atau bahan lain diatas bidang datar

maupun lengkung yang banyak dilakukan pada hiasan dinding taman (Ensiklopedi

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Melihat relief muncul suatu gagasan menampilkan bentuk relief pada karya

tekstil dengan teknik makrame menggunakan bahan serat alam. Relief yang pada

umumnya tergambar pada suatu permukaan bangunan, akan dimunculkan dalam

bentuk tekstur menggunakan bahan serat alam. Tanpa mengurangi kesan indah dan

lembut yang menjadi karakter utama pada karya tekstil.

Makrame sebenarnya tergolong pada teknik kerajinan klasik, tetapi pada tahun

terakhir ini orang tidak lagi tahu cara memanfaatkannya. Selain untuk membuat

kantung jala untuk berbelanja yang menjemukan, orang tidak tahu lagi harus

membuat apa dengan makrame itu (Saraswati, 1996 : 2). Makrame merupakan teknik

simpul-menyimpul yang dikerjakan dengan cara melingkari dan mengikat dua buah

tali atau lebih. Tali yang melingkari dan mengikat di sebut tali garapan dan tali yang

lain disebut tali taruhan. Teknik simpul makrame dapat menghasilkan berbagai

macam produk tekstil, misalnya busana, pelengkap busana, pelengkap interior, karya

tekstil yang lebih dapat dinikmati keindahannya dan lain-lain. Dari perkembangan

tersebut muncul berbagai ide yang memberikan dorongan pada penulis untuk dapat

menghasilkan karya seni tekstil yang lebih dapat dinikmati baik dari pemanfaatannya

maupun keindahannya. Dalam hal ini akan tampak dalam pemunculan relief pada

permukaan bahan tekstil.

B. Studi pustaka

1. Relief

Relief merupakan hasil karya dengan cara membuat ukiran pada permukaan

benda dengan menggunakan pahat atau benda tajam lainnya. Benda-benda seperti:

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id untuk membuat karya relief. Selain mengunakan teknik ukir relief juga dapat dibuat

dengan cara kolase atau menempelkan suatu benda pada permukaan bidang datar.

Secara garis besar relief dapat diartikan sebagai hiasan atau tulisan bidang yang timbul. Seperti relief pada dinding candi Borobudur. Pada candi Borobudur relief tersebut merupakan pahatan pada batu. Relief juga dapat dibuat dengan cara-cara lain. Seperti dengan menambahkan adukan semen atau bahan lain diatas bidang datar maupun lengkung, yang banyak di lakukan pada hiasan dinding taman (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1990 : 143).

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa relief adalah hasil karya yang

memiliki karakter cembung atau cekung pada bidang datar.

Relief juga dapat diartikan peninggian dalam arti kedudukannya lebih tinggi

dari bidang yang mendasarinya karena dikatakan relief senantiasa peninggian itu

ditempatkan pada suatu dataran. Pada dasarnya relief merupakan karya dua demensi.

Jenis lukisan dinding yang timbul ini dapat menggunakan teknik pahat atau

menempelkan bahan-bahan lain (Mikke Susanto, 2002 : 96).

Pada dasarnya relief merupakan bagian dari arsitektur dan umumnya dipahat

pada bidang atau dinding bangunan. Relief dibagi menjadi dua macam yaitu relief

sebagai penghias belaka dan relief yang memuat cerita atau menggambarkan suatu

kisah tertentu (Tim Penyusun, 1979 : 56). Seperti pada candi prambanan

menggambarkan kisah Ramayana.

2. Serat

Sejarah mengatakan serat telah ditemukan sejak jaman purba, serat tersebut di

ambil dari bulu-bulu hewan dan tumbuhan pada waktu itu saerat sering digunakan

untuk melindungi tubuh dari gejala-gejala alam, misalnya panas matahari, dan

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dibengkokkan (N. Sugiarto Hartanto, Shigeru Watanabe, 1980 : 2). Dilihat dari

jenisnya serat digolongkan menjadi dua golongan yaitu:

1. Serat alam

Serat alam masih dibagi menjadi tiga dilihat sesuai dengan bahan asalnya, yaitu

serat yang berasal dari tumbuhan, binatang, atau dari bahan galian (mineral). Serat

yang diambil dari tumbuhan antara lain linen, goni, rami, agel, serabut kelapa.

Serta serat yang berasal dari hewan yaitu wol, ulat sutra. Kemudian serat yang

berasal dari bahan galian (mineral) adalah asbes.

2. Serat buatan

Serat buatan adalah serat yang dibuat melalui proses kimiawi yaitu nilon,

polyester, akrilik.

Berdasarkan penggolongan bahan baku diatas maka dapat dijelaskan yang

dimaksud bahan-bahan alam dari jenis tumbuhan antara lain: rami, agel, gajih agel,

serabut kelapa

Bagan Pengamatan Bahan Serat Alam

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Keterengan:

( kf ) : Kurang fleksibel

( kk ) : Kurang kuat

( f ) : Fleksibel

( k ) : Kuat

Gambar 1.1 Serat rami yang sudah dipilin menjadi tali atau benang

Rami adalah yang paling kuat diantara serat tanaman . Warna rami adalah

coklat muda kekuning-kuningan atau hijau kekuning-kuningan. Rami menjadi putih

mentah jika dikelantang, walaupun terendam air atau kena udara rami tidak akan

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 1.2 Serat agel

Agel ini berasal dari rumput-rumputan yaitu pohon gebag, sejenis pohon

palem yang diambil daunnya kemudian dipilin, agel ini mempunyai daya elastis yang

tinggi, berwarna coklat muda.

Gambar 1.3 Serabut kelapa yang sudah berupa benang atau tali

Serbut kelapa ini diambil dari kulit buah kelapa, mempunyai kekuatan yang

baik, berwarna coklat tua, dan memiliki sifat fisik yang kaku, setelah mengalami

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 1.4 Serat Rami yang belum di pilin

Rami ini meskipun belum dipilin sudah mempunyai kekuatan yang bagus.

Berbentuk seperti rambut panjang 50 cm, berwarna putih bersih.

Gambar 1.5 Gajih agel

Gajih agel merupakan serat agel yang belum dipilin, berbentuk seperti rumput

dan tekstur daun halus, berwarna coklat kekuningan.

3. Tekstil

Hubungan antar manusia dengan tekstil dapat diibaratkan seperti ikan dengan

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id akan pernah terlepas dari tekstil, tekstil merupakan salah satu kebutuhan pokok

manusia, terkecuali bagi mereka yang belum mengenal peradapan dan kebudayaan.

Hubungan ini dapat kita lihat dalam perwujudan kehidupan sehari-hari. Misalnya

busana, aksesoris yang kita pakai, elemen interior. Makin maju tingkat kehidupan

masyarakat makin banyak diperlukan peran tekstil untuk pemenuhan kebutuhan.

Pada mulanya tekstil adalah kain tenun. Namun dewasa ini kata tekstil

digunakan untuk menyebut apa saja yang terbuat dari serat atau benang pintal. Tali,

tali kor, renda dan jaring, semuanya adalah tekstil. Kain yang dibuat dengan tenun,

rajut, juga tekstil. (Kathryn Whyman, 2006 : 4)

Kata tekstil atau dalam bahasa ingris textile berasal dari bahasa latin tektilis

yang berarti tenunan, atau texere yang berarti menenun. Tekstil dalam arti umum

adalah bahan pakaian atau kain-kain. Maka dari itu, kegunaan tekstil tidak hanya untuk pakaian saja, tetapi juga untuk keperluan-keperluan rumah tangga atau industri, misalnya: untuk tirai, kasur, kain layar, sprei, jok kursi, selang untuk minyak dan sebagainya (Gunadi, 1989 : 15)

Pengertian tekstil menurut (Gunadi 1989 : 15). Adalah suatu benda yang

berasal dari serat atau benang yang dianyam (ditenun), dirajut, direnda, ditapis,

dikempa menjadi bahan pakaian atau keperluan lain.

Pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang termasuk tekstil tidak

hanya pakaian, tetapi menyangkut produk-produk lain yang berasal dari serat atau

benang dalam lingkup lebih luas baik ditenun, dirajut, dikempa, direnda maupun

ditapis.

4. Makrame

Makrame merupakann teknik simpul-menyimpul atau tali-temali sebetulnya

sering digunakan sebagian masyarakat seperti pada kegiatan pramuka, orang

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bahwa simpul yang mereka kerjakan dapat dikembangkan melalui membuat variasi

simpul itu.

Kata makrame berasal dari kata Arab Mucharam yang berarti susunan

kisi-kisi, sedangkan dari bahasa Turki berasal dari kata Makrama yang berarti

rumbai-rumbai atau juga Migrama yang artinya penyelesaian atau penyempurnaan garapan

selubung muka dengan simpul (Saraswati, 1987 : 1-2). Sedangkan dalam Kamus

Lengkap Bahasa Indonesia, makrame merupakan seni kerajinan tangan

simpul-menyimpul untuk membentuk jumbai dan rumbai dengan mengunakan berbagai

benang (Em Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, 1998 : 544)

Makrame merupakan salah satu kehebatan peradaban seni tertua di dunia yang

tergolong pada seni kerajinan klasik. Ada dugaan makrame ada sebelum tenunan atau

anyaman. Hasil kerajinan ini pembuatannya tidak menggunakan alat melainkan

menggunakan tangan kita sendiri.

Meski makrame itu nampaknya sangat rumit, sebenarnya hanya terdiri dari

dua simpul dasar. Kedua simpul itu adalah simpul pipih dan simpul kordon. Teknik

pengerjaannya adalah dengan melingkari sebuah tali atau beberapa tali. Tali yang

melingkari dan mengikat disebut tali garapan, dan tali yang lain disebut tali taruhan.

Dari simpul itu bisa dibuat banyak pola dengan menggunakan material-material yang

dapat dipilih, seperti benang, wol, tali pancing, tali serat, tali rafia, tampar, kulit, dan

sebagainya (Saraswati, 1996 : 4).

a. Simpul Pipih

Simpul pipih atau ganda juga disebut simpul tas lapang yang dibuat dengan

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(Saraswati, 1996 : 6)

1 2

Gambar 1.6 Tahap pembuatan simpul pipih

Tahap pertama: Tali B adalah tali taruhan, A dan C adalah tali garapan. C

ditarik melalui atas B dan bawah A. kemudian A lewat bawah B dan atas C.

Kemudian tali-tali ditarik dan dipasang pada tempatnya.

Tahap kedua: tali A yang kini berada paling kanan, dilewatkan bawah B dan

atas C, dan kemudian C lewat atas B dan atas A secara diagonal dan terus lewat

bawah. Tahap ketiga adalah tinggal tali ditarik dan dipasang, kedua simpul

tersebut dikerjakan secara berseling membentuk sebuah simpul pipih ganda.

b. Simpul kordon (simpul tali bedil)

Simpul kordon tidak lebih dari sebuah sengkelit sederhana yang melingkari

tali kedua. Baru sengkelit yang dibuat melingkari tali itu sendiri (pertama)

merupakan simpul tetap (sebenarnya). Dengan demikian arah letak tali taruhan

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

.

(Saraswati, 1996 : 8)

1 2 3

Gambar 1.7 Tahap pembuatan simpul kordon

Membuat latihan kita cukup mengunakan 2 tali yang panjangnya kira-kira 20

cm. kedua tali itu diletakkan berjajar. Tali B yang terletak dikanan adalah tali

taruhan (lihat sekema cara membuat simpul kordon diatas). Letakan tali pasangan

itu miring lewat atas tali garapan (1). Kini A lewat atas B dan dari atas kebawah

lewat diantara kedua tali (2). Maka terjadilah sebuah sengkelit. Kini dibuat sekali

lagi A diletakkan di atas B dan terus ditarik lewat kedua sengkelit (3). Pada waktu

memasang simpul itu, tali pasangan B tetap kencang. Kini kita pasang beberapa

tali pasangan dan diatasnya kita akan membentuk sederetan simpul kordon.

Sederetan simpul bisa membentuk pola horisontal, vertikal, zig-zag, segi empat

menyilang (Saraswati, 1996 : 8).

Beberapa jenis simpul tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan yang

dikehendaki, misal simpul kordon dapat dibuat variasi arah vertikal, horisontal

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1 2 3 4 5

(Saraswati, 1996 : 12)

Gambar 1.8 Tahap pembuatan simpul kordon horisontal

1 2 3 4 5 6

(Saraswati, 1996 : 8)

Gambar 1.9 Tahap pembuatan simpul kordon vertikal

1 2 3

(Saraswati, 1996 : 15)

Gambar 1.10 Tahap pembuatan simpul kordon diagonal

1 2 3 4

(Saraswati, 1996 : 20)

Gambar 1.11 Tahap pembuatan simpul pipih berloncatan

1 2 3 4

(Saraswati, 1996 : 11)

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id c. Cara penyambungan benang atau tali

Dalam teknik makrame cara penyambungan benang sangat penting karena

sambungan itu akan mempengaruhi hasil simpulan.

Cara penyambungan dengan memasukan tali dalam simpul, yaitu tali yang

dipakai untuk menyambung dimasukkan sebagai tali taruhan, dan tali tersebut

diikat tali garapan. Langkah berikutnya tali yang dipakai untuk menyambung (tali

taruhan) dijadikan tali garapan lihat gambar 1.13

(Saraswati, 1996 : 3)

Gambar 1.13 Cara penyambungan dengan memasukkan tali dalam simpul

d. Cara penyambungan tali dengan cara mengaitkan pilinan tali

Cara ini sangat bagus namun memerlukan waktu yang lama karena harus

membuka pilinan tali dan mengaitkan satu-persatu, hinga menjadi sambungan

benang yang halus dan kuat.

(Saraswati, 1996 : 7)

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian diatas maka masalah yang akan diangkat pada

proyek ini adalah:

Bagaimana relief dengan teknik makrame sebagai karya seni tekstil ?

D. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam proyek ini adalah:

Menciptakan karya seni tekstil dengan memunculkan bentuk relief menggunakan

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Analisis permasalahan yang didapat dalam pembuatan karya tugas akhir ini

adalah relief dengan teknik makrame difungsikan sebagai karya seni tekstil yang

bisa diapresiasi. Relief yang biasanya kita jumpai dibuat pada batu, kayu, kini dalam

perancangan ini relief akan dibuat pada tekstil dengan desain struktur yaitu teknik

makrame, relief dimunculkan melalui pengolahan-pengolahan simpul pada makrame,

dan memanfaatkan karakter bahan yang dapat mendukung pemunculan bentuk relief.

Bahan yang dipakai dalam perancangan ini adalah serat alam yaitu: serat rami,

serabut kelapa, agel, gajih agel. Bahan serat alam selain mempunyai tekstur yang

sangat berfariasi untuk mendukung dalam pemunculan relief, juga memiliki kekuatan

setelah proses penyimpulan (tidak mudah lepas). Bahan merupakan faktor penting

dalam menciptakan karya tekstil, karena jenis dan kualitas bahan akan sangat

menentukan hasil akhir.

Perancangan desain tersebut diambil dari sumber ide relief. Dalam

perancangan motif akan menampilkan bentuk cembung atau cekung, serta arah datar

untuk menampilkan karakter relief. Karena tidak semua desain motif dapat dicapai

dengan teknik makrame, maka dalam pembuatan karya yang berkaitan dengan

perancangan, ide desain harus memperhatikan bagaimana desainnya agar dapat

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Strategi (Langkah dan Pemecahannya)

Berdasarkan dengan permasalahan perlu melakukan setrategi langkah-langkah

pemecahan masalah atas dasar analisa yang telah dilakukan, maka yang harus

ditempuh adalah:

1. Memahami bentuk dan karakter relief. Sebagai bahan acuan dalam proses kreatif.

2. Memanfaatkan bahan yang akan digunakan untuk perancangan karya tekstil yang

dapat mendukung pemunculan bentuk relief, yaitu: serat rami, serabut kelapa,

agel, gajih agel dan sebagainya, Baik yang masih berupa serabut atau yang sudah

dipilin menjadi benang.

3. Melakukan uji coba dan pengembangan berbagai teknik simpul makrame untuk

mencari alternatif variasi-variasi dari hasil penyimpulan sehinga dapat

mendukung dan menjadi acuan dalam proses pembuatan karya.

4. Mengetahui fungsi dan mampu untuk mewujudkan gagasan perancangan melalui

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Pengumpulan Data

Untuk dapat membuat hasil karya yang baik dan sesuai dengan sasaran maka

perlu dibutuhkan data-data yang mendukung. Pengumpulan data dapat diperoleh dari

hasil survei, studi kreatif, wawancara, studi pustaka.

1. Studi kreatif

Pengumpulan data yang berkaitan dengan studi kreatif atau cara penggunaan

teknik makrame dilakukan pada saat Kerja Profesi di PPPPTK Seni dan Budaya

(Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni

dan Budaya) dengan alamat jalan Kali urang km 12,5 Seleman Yogyakarta. Dari

hasil studi kreatif. Dapat diperoleh pengetahuan tentang variasi-variasi

pengembangan bentuk simpul makrame. Penulis juga melakukan proses kreatif

dengan membuat variasi simpul makrame menggunakan bahan serat alam.

(Doc. Darsono)

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Wawancara

a. Staf pengajar di PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta, yaitu kepada ibu Dra.

Parjiah, M.Sn. dan Dra. Sri Handayani tentang proses kreatif, pemanfaatan

bahan serat alam, hasil karya, serta cara-cara penggunaan simpul makrame

dan pengembangannya.

b. Mas Temu, pengrajin atau seniman pembuat relief, dan dekorasi taman. Dari

hasil wawancara dapat ditarik kesimpulan bahwa karya relief pada masa

sekarang ini lebih berorentasi pada kebutuhan manusia, yaitu lebih bersifat

dekoratif dan tidak merupakan urutan sebuah cerita yang sering dijumpai pada

dinding-dinding candi atau monumen. Melainkan relief banyak dipakai untuk

loster, dinding taman, dan sebagainya.

c. Drs. Untung Murdiyanto, M. Sn., Staf pengajar Jurusan Seni Murni Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, menurut beliau relief

merupakan bentuk cekung atau timbul pada bidang datar. Relief dibagi

menjadi tiga menurut bentuk fisiknya yaitu relief datar merupakan bentuk

relief yang memiliki tonjolan yang hapir setara dengan bidang yang

mendasarinya. Relief sedang yaitu relief yang hanya menampakkan

persepektif dua dimensi. Relief tinggi adalah relief yang mempunyai bentuk

lepas atau tiga dimensi. Relief menurut Drs. Untung Murdiyanto, juga tidak

harus merupakan urutan cerita seperti relief yang terdapat pada

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Studi Pustaka

Penelaah terhadap beberapa pustaka, buku-buku, literatur-literatur dan

dokumen-dokumen yang relevan sesuai dengan masalah yang diajukan.

4. Studi visual

Studi visual ini dilakukan di:

a. Tempat dimana terdapat relief seperti di candi-candi,monumen, tempat

pembuatan karya relief. Survei ini bertujuan untuk melihat secara

detail mengenai karakter relief.

b. PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta pada saat Kerja Profesi, untuk

mengetahui karya-karya makrame.

c. Karya-karya Biranul Anas Zaman.

Gambar 2.2 Karya-karya makrame di PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(PPPPTK Seni dan Budaya, foto. Darsono)

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(PPPPTK Seni dan Budaya, foto. Darsono)

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 2.3 karya-karya Biranul Anas Zaman

(Biranul Anas Zaman, repro. Darsono)

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Percobaan

Untuk dapat memecahkan masalah dalam perancangan perlu dilakukan

percobaan. Percobaan dilakukan untuk memudahkan dalam menentukan motif,

mengetahui sifat dan karakter bahan serat alam, serta menanpilkan bentuk-bentuk

cekung, cembung, datar yang sesuai dengan karakter relief, dan mengetahui

bagaimana suatu desain dapat dibuat dengan teknik simpul makrame. Dalam proses

eksperimen penulis diharapkan lebih mengembangkan ide yang lebih luas untuk dapat

mendukung dan menjadi acuan pada pembuatan karya. Tujuan melakukan

eksperimen dengan membuat variasi simpul makrame agar penulis lebih menguasai

dan terampil dalam melakukan penyimpulan yang nantinya akan berpengaruh pada

proses kreatif. Dapat mengetahui tingkat kesulitan dan kelemahan dari teknik

makrame, juga dapat mengetahui bagai mana suatu desain dapat atau tidak dikerjakan

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user (Doc. Darsono)

Gambar 2.4 Percobaan 1 pada waktu kerja profesi di PPPPTK Seni dan budaya

Bahan : Serat Rami

Proses : Memotong tali dengan panjang 2 m sebanyak 12 helai, kedua belas tali

ditambat berderet. Selama berlangsungnya garapan itu tali yang paling kanan

atau kiri merupakan tali taruhan, tali tersebut ditarik diagonal dari kanan ke

kiri lewat atas tali-tali lainnya. Dengan semua tali-tali tersebut dibuat simpul

kordon diagonal (lihat gambar 1.10) pada tali taruhan, kemudia ditengah

bentuk segi empat dibuat simpul yosepin dan dikancing dengan simpul

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user (Doc. Darsono)

Gambar 2.5 Percobaan 2 pada waktu kerja profesi di PPPPTK Seni dan Budaya

Bahan : Serat rami dan gajih agel

Proses : Memotong tali dengan panjang 40 cm sebanyak 14 helai, langkah berikutnya

memasang tali garapan pada tali kencang mengunakan simpul jangkar (lihat

gambar 1.12) kemudian mulai menyimpul dengan simpul pipih berloncatan

deret demi deret (gambar 1.11). Garapan itu dikerjakan secara

kelompok-kelompok dari empat tali kita mulai dari sebelah kiri dengan 4 kelompok-kelompok tali

pertama. Demikian juga dikerjakan dengan seluruh deret, kemudian

memasang bahan gajih agel dengan simpul jangkar dibuat variasi simpul

kordon diagonal dan simpul pipih lurus. Pada akhir simpulan dibuat simpul

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user (Doc. Darsono)

Gambar 2.6 Percobaan 3 pada waktu kerja profesi di PPPPTK Seni dan Budaya

Bahan : Tali agel dan enceng gondok

Proses : Memotong tali agel dengan panjang 30 cm. Kita buat simpul pipih dengan 4

kelompok berjumlah 5 kelompok kemudian antara kelompok satu dengan

yang lainnya kita satukan dengan membuat simpul pipih berloncatan

(gambar 1.11) sesuai panjang yang kita kehendaki. Dan dibagian tengah kita

membuat ruang kosong ( tidak dibuat simpul ) berbentuk persegi untuk

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user (Doc. Darsono)

Gambar 2.7 Percobaan 4 pada waktu kerja profesi di PPPPTK Seni dan Budaya

Bahan : Tali agel dan serabut kelapa

Proses : Memotong tali dengan panjang 40 cm jumlah 20 helai, menambatkan tali

pada tali kencang dengan simpul jangkar (gambar 1.12) dan memulai

meyimpul dengan simpul pipih berloncatan (gambar 1.11) serta

menambahkan variasi simpul kordon horizontal (gambar 1.8) dengan bahan

serabut kelapa, pada bagian kelompok tali yang paling tepi dan kedua dibuat

simpul mutiara (variasi simpul pipih), dilanjutkan simpul pipih berloncatan

(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user (Doc. Darsono)

Gambar 2.8 Percobaan 5 pada waktu kerja profesi di PPPPTK Seni dan Budaya

Bahan: mendonng, agel, gajih agel, srabut kelapa, ijuk, jerami,buah nyamplung.

Proses: Desain dibuat dengan motif ikan dan batu karang dengan ukuran lebar 54 cm serta panjang 65cm. Untuk pengarapan motif ikan menggunakan bahan Gajih Agel dengan menggunakan simpul jangkar (lihat gambar 1.12). Begitu pula motif batu karang, tetapi untuk motif batu karang menggunakan bahan: Rami yang belum dipilin, Jerami, Gajih Agel, Mendong, sedangkan untuk latar belakang mengguanakan bahan tali agel, serta penyimpulan dengan simpul pipih berloncatan (gambar 1.11)

E. Gagasan Awal Perancangan dan Alternatifnya

Gagasan awal pada proyek karya tuagas akhir ini adalah membuat karya seni

tekstil yang dapat diapresiasi, pada desain struktur menampilkan bentuk relief dengan

teknik makrame. Pada umumnya relief sering kita jumpai pada dinding-dinding candi,

(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan cara dipahat pada sebuah bidang datar. Relief tersebut mempunyai makna

historis, bernilai seni tinggi. Relief yang merupakan bentuk cekung atau cembung

pada bidang datar saat sekarang ini bayak dipakai untuk hiasan-hiasan pada

taman,atau teras rumah.

Berdasarkan gagasan awal maka akan dirancang sebuah karya seni tekstil

dengan memunculkan relief. Pada umumnya relief dibuat pada batu atau kayu kini

relief itu akan dibuat menggunakan bahan serat yang memiliki karakter lembut dan

halus. Maka harus dimengerti seperti apa bentuk motif yang dapat dikerjakan dengan

teknik makrame, kita dapat mengerti dari hasil percobaan. Sehinga karya yang

dihasilkan nanti dapat memberikan kesan nyaman dan indah pada sebuah tempat atau

(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Desain Teknik Visual

(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Konsep Desain

Konsep desain yang perlu diperhatikan dalam perancangan sesuai dengan

gagasan awal yaitu relief dengan teknik makrame meliputi beberapa aspek antara

lain:

1. Aspek teknis

Dalam aspek teknis digunakan teknik makrame, yang merupakan teknik

simpul-menyimpul untuk membentuk jumbai dan rumbai. Teknik pengerjaannya

adalah dengan melingkari dan mengikat sebuah tali atau beberapa tali. Tali yang

melingkari dan mengikat disebut tali garapan sedang tali yang dilingkari atau diikat

disebut tali taruhan. Makrame hanya terdiri dari dua simpul dasar yaitu simpul pipih

dan simpul kordon. Kedua simpul itu dapat dikembangkan sesuai desain.

Untuk mewujudkan karya tekstil yang baik harus menguasai proses dan teknik

pembuatannya, sehingga dapat tercapai apa yang telah ditargetkan dan diinginkan.

Dalam pembuatan karya dengan teknik makrame unsur yang penting yaitu mengerti

betul karakter bahan, ukuran, teknik, serta variasi bentuk simpul. Ketrampilan tangan

saat menyimpul benar-benar teruji, mengingat pekerjaannya yang manual. Ketelitian

dan kejelian dalam membuat variasi bentuk simpul sangat perlu diperhatikan. Bentuk

relief dimunculkan dengan cara menambahkan tali garapan pada bidang datar dan

menambahkan langsung benang sebagai tali garapan tanpa membuat bidang yang

(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Aspek bahan

Keberhasilan suatu karya tekstil ditentukan juga oleh pemilihan bahan yang

tepat fungsi. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

a. Kesesuaian

Untuk dapat menyesuaikan bahan dengan konsep perancangan maka

diperlukan percobaan-percobaan tentang penggunaan bahan, untuk

mengetahui sifat dan karakter bahan serat alam, dari segi warna, ukuran

besar kecilnya serat dan sifat fleksibilitas dari serat tersebut, sehingga dapat

memudahkan dalam proses penyimpulan.

b. Pemeliharaan ( Perawatan )

Perawatan merupakan hal yang sering dilakukan untuk sebuah karya, agar

karya tersebut tetap terjaga dan tidak mengalami kerusakan atau perubahan

warna akibat debu atau tergores benda lain.

Untuk memudahkan dalam perawatan maka bahan yang dipilih harus mudah

dibersihkan atau tidak menyerap debu, tidak mudah terkena jamur, maka

dipilih bahan serat yang licin, mempunyai pori – pori yang rapat, kuat.

c. Kekuatan

Karya makrame merupakan jalinan atau simpul yang saling berkaitan antara

tali satu dengan tali yang lain. Agar kaitan itu tetap erat dan kencang selain

kekuatan tarikan pada saat penyimpulan perhitungan kekuatan bahan serat

juga sangat penting, hal ini untuk memudahkan dalam proses penyimpulan

(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Keawetan

Selain kekuatan dalam pemilihan bahan juga perlu mempertimbangkan

keawetan, hal ini dipertimbangkan karena selain keindahan dan kenyamanan

pada saat dinikmati, sebuah karya tekstil juga harus memiliki keawetan, baik

mengenai bahan atau jalinan antar simpul. Untuk kaitannya dengan

kelangsungan karya tersebut. Maka selain membuat tarikan simpulan yang

kuat, pemilihan bahan perlu mempertimbangkan keawetannya yaitu dipilih

bahan yang tidak mudah rusak jika terkena air, panas atau jamur.

Sesuai dengan pertimbanngan diatas maka bahan yang dipilih adalah serat

alam, untuk mendukung visualisasi karya. Serat alam yang dipilih yaitu dari jenis

tanaman, antara lain serat rami, serabut kelapa, gajih agel, serat rami yang belum

dipilin, agel.

3. Aspek fungsi

Fungsi merupakan faktor utama yang perlu diperhatikan didalam membuat

karya tekstil karena sebuah karya dibuat didasarkan pada kebutuhan. Dengan

menentukan fungsi akan memperjelas perancangan karya. Sesuai dengan tujuan awal

karya proyek tugas akhir ini difungsikan sebagai karya tekstil yang bisa diapresiasi

dengan memunculkan bentuk relief menggunakan teknik makrame dari bahan serat

(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Aspek estetis

Baik tidaknya kualitas karya tekstil tersebut ditentukan oleh keserasian

hubungan estetis bahan, fungsi, serta teknik pembuatannya. Maka dalam perancangan

didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan keseimbangan, komposisi, warna,

kesatuan sebagai keseluruhan bentuk, sehingga mewujudkan suatu karya yang

optimal dan diharapkan sesuai fungsi.

a. Keseimbangan

Dalam pencarian visual karya melalui seketsa desain selain

memperhatikan desain tersebut bisa dikerjakan dengan teknik makrame

harus memperhatikan masalah penempatan bentuk motif pemilihan bahan

yang semuanya tadi dipilih berdasarkan keseimbangan. Keseimbangan

merupakan prinsip desain yang paling banyak menuntut kepekaan perasaan.

Dalam penyusunan benda atau menyusun unsur rupa. Faktor keseimbangan

akan sangat menentukan unsur artistik dari komposisi yang dibuat itu. Hal

ini berarti bahwa penyusunan komposisi harus mengontrol susunan bentuk

atau unsur bahan tersebut secara keseluruhan sebagai salah satu kesatuan

secara cermat dan penuh perasaan. Tujuannya adalah agar rangkaian atau

komposisi yang dibuat itu menjadi tatanan yang baik. Dalam kaitannya

dengan keseimbangan karya ini lebih banyak memadukan bahan serat alam

yang memiliki karakter, tekstur dan warna yang bermacam-macam dan

(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Komposisi

Relief yang dimunculkan atau bibuat dalam perancangan ini akan

menjadi sebuah komposisi bentuk, warna, dan jenis karekter bahan serat

alam yang berasal dari tumbuhan, semua jenis serat tersebut memiliki tekstur

dan karakter yang berbeda-beda. Komposisi adalah susunan unsur-unsur seni

rupa yang memancarkan kesan-kesan kesatupaduan, irama, dan

keseimbangan, dalam suatu karya sehingga karya itu terasa utuh, jelas dan

memikat. Dalam perancangan ini komposisi yang dimaksud adalah dengan

memadukan antara bahan serat alam yang memiliki karakter lembut dengan

bahan serat alam yang berkarakter kasar atau kaku, serat alam yang memiliki

karakter kaku atau tekstur kasar antaralain serabut kelapa, rami yang sudah

dipilin menjadi tali. Dan serat alam yang mempunyai tekstur lembut yaitu

gajih agel, rami yang belum dipilin. Untuk dapat mengahasilkan komposisi

yang menarik juga dilakukan penataan bentuk motif atau relief yang dibuat.

c. Warna

Warna merupakan unsur desain yang paling menonjol. Kehadiran unsur

warna dapat menjadikan benda dapat dilihat. Dan memalui unsur warna

orang dapat mengungkapkan suasana perasaan, atau watak benda yang

dirancangnya. Penggunaan warna dalam karya ini menggunakan warna asli

serat. Warna asli dari serat dipilih karena warna akan menghasilkan

komposisi warna analogus, yang mengesankan adanya tingkatan-tingkatan

(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Kreteria Desain

Karya yang dibuat dalam proyek ini adalah memunculkan bentuk relief

dengan teknik makrame. Makrame dengan bahan serat alam yang memunculkan

bentuk relief dibuat sebagai karya seni tekstil, mempunyai cirri-cirri sebagai berikut:

1. Karya ini menampilkan bentuk relief yang dibuat berdasarkan pengembangan

simpul makrame.

2. Bentuk relief yang dimunculkan terdiri dari relief rendah (felat), relief sedang

(persepektif dua demensi), relief tinggi (relief lepas).

3. Karya ini tidak dibuat secara masal.

4. Desain karya yang mengambil ide bentuk relief dibuat sederhana namun tidak

mengurangi kesan estetis.

D. Pemecahan Desain

Pemecahan desain yaitu tahap penyelesaian desain yang telah dibuat. Setelah

dibuat alternatif desain maka ditentukan desain terpilih. Pada pemecahan desain

ditentukan teknik untuk visualisasi karya, yaitu teknik makrame. Konsep yang

diambil adalah relief dengan teknik makrame.

Berdasarkan analisa hasil eksperimen dan pembuatan desain teknik makrame

ini mempunyai beberapa kendala yaitu:

1. Dalam visualisasi karya bentuk sangat terbatas, jadi tidak semua bentuk dapat

(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Karena makrame hanya dikerjakan dengan tangan manual maka memerlukan

waktu yang relatif lama.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pemilihan bahan, dalam perancangan

ini dipilih bahan serat alam baik yang sudah melalui proses pilinan atau belum, untuk

(53)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

VISUALISASI

A. Uraian Deskriptif

Untuk perancangan ini penulis mencoba membuat relief pada tekstil yaitu dengan

bahan serat alam menggunakan teknik makrame, yang pada umumnya relief dibuat

pada batu dan kayu. Hasil karya ini nanti difungsikan sebagai karya seni tekstil yang

bisa diapresiasi. Visualisasi karya ini adalah sesuai dengan pengertian relief yaitu

bentuk cekung atau cembung pada bidan datar. Melalui teknik makrame karya ini

lebih banyak menggunakan simpul pipih (ganda) dan simpul kordon (talibedil), hal

ini dilakukan karena untuk mendukung timbulnya bentuk relief. Relief dibuat dengan

cara menambahkan tali garapan pada bidang datar atau yang mendasarinya dan

menambah langsung benang sebagai tali garapan tanpa membuat bidang yang

mendasarinya terlebih dahulu. Bentuk dari karya ini adalah persegi panjang dengan

ukuran 50x70 cm. Bentuk motif mengarah pada bentuk-bentuk yang sederhana yaitu

lingkaran, garis, persegi panjang, dan sebagainya. Dengan tujuan agar dapat

dikerjakan dengan teknik makrame. Karya ini menggunakan warna-warna asli dari

serat alam tersebut, untuk mendapatkan komposisi warna yang baik maka penataan

bahan disesuaikan dengan konsep perancangan.

1. Analisa hasil yang dicapai

Bentuk relief yang dihasilkan melalui proses penyimpulan sangat cocok untuk

karya tekstil yang lebih dapat diapresiasi, perpaduan antara berbagai bahan serat alam

yang didapat dari jenis tumbuhan menampilkan tekstur yang sangat bervariasi.

(54)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id analogus. Komposisi bentuk yang memunculkan relief mengesankan adanya irama

gerakan yang dapat menjadi salah satu unsur keindahan.

2. Kendala yang dihadapi

Kendala-kendala yang dihadapi dalam perancangan penerapan relief dengan

bahan serat alam sebagai karya tekstil adalah:

1. Dalam membuat desain karya dengan teknik makrame bentuk motif yang

dihasilkan sangat dibatasi oleh teknik, karena perhitungan dapat atau tidak

desain tersebut dikerjakan dengan teknik makrame.

2. Proses penyimpulan untuk memunculkan bentuk relief sering kali terjadi

perubahan bentuk dari desainnya hal ini disebabkan arah dari simpul tersebut

membentuk garis-garis atau arah lurus.

3. Pembuatan karya makrame ini memerlukan waktu yang relatif lama, karena

dikerjakan dengan tangan manual.

4. Perbedaan jenis dan karakter bahan serat alam sering kali menghambat dalam

proses penyimpulan.

3. Pemecahan masalah

Dari kendala diatas perlu adanya pemecahan masalah yaitu:

1. Sebelum membuat desain perlu melakukan eksperimen variasi simpul yang

kaitannya dengan bentuk-bentuk yang dapat dikerjakan dengan teknik

(55)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Dalam membuat desain dengan teknik makrame sebaiknya mengarah pada

bentuk-bentuk geometris, agar lebih mudah dalam pengerjaan

penyimpulannya.

3. Untuk mempercepat pengerjaan penguasaan dan ketrampilan tangan pada saat

penyimpulan perlu terus ditingkatkan selain itu kita dapat membuat desain

yang mengunakan simpul yang lebih cepat dikerjakan seperti simpul pipih

dan kita dapat juga mempercepat pekerjaan dengan pemilihan bahan yang

tidak terlalu kecil.

4. Kita perlu mengkelompokkan antara jenis bahan yang sama, dalam artian

bahan tersebut akan disimpul dan berkaitan antara bahan yang sejenis. Jadi

dengan bahan yang sejenis kita lebih mudah dalam proses penyimpulan.

B. Hasil Desain

1. Desain karya 1

a. Teknik : Teknik makrame menggunakan simpul pipih berloncatan dan simpul

jangkar

b. Bahan : Menggunakan bahan serat alam yaitu serat rami yang sudah dipilin

menjadi benang atau tali, serabut kelapa dan gajih agel.

c.. Warna : Warna menggunakan warna asli dari serat alam

d. Proses : Memotong tali rami panjang 4 m sebanyak 52 helai, tali yang sudah

dipotong ditambatkan pada tali kencang dengan simpul jangkar (lihat gambar

(56)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dengan simpul pipih berloncatan (gambar 1.11) dan tidak melakukan

penyimpulan pada motif yang akan dibuat dengan simpul jangkar bahan gajih

agel. Motif lingkaran dibuat dengan menambahkan serta mengurangi tali

garapan setelah membuat bidang yang mendasarinya, tali yang ditambahkan

disimpul mengunakan simpul pipih berloncatan, hingga setengah bentuk motif

untuk penggarapan motif yang setenganya kita mulai mengurangi tali garapan.

Tali yang tidak dipakai kita masukkan dalam bentuk lingkaran tersebut. Pada

finising karya kita membuka pilinan tali dan memotong hingga rapi.

(57)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tampak Depan Tampak Samping

Gambar 4.1 Desain karya 1

(58)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(59)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Desain karya 2

a. Teknik : Teknik makrame menggunakan simpul pipih berloncatan, simpul

jangkar, simpul kordon horizontal, simpul setenag pipih (variasi simpul pipih)

b. Bahan : Menggunakan bahan serat alam yaitu serat rami yang sudah dipilin

menjadi benang dan belum, serta gajih agel.

c. Warna : Warna menggunakan warna asli dari serat alam.

d. Proses: Memotong tali rami panjang 4 m sebanyak 52 helai, tali yang sudah

dipotong ditambatkan pada tali kencang dengan simpul jangkar (lihat gambar

1.12) sebagai tali garapan. Setelah semua tali terpasang kita mulai menyimpul

dengan simpul kordon horisontal (gambar 1.8) dua deret. Simpul berikutnya

simpul pipih berloncatan (gambar 1.11) pada sebelah kanan dan kiri dibuat

variasi simpul kordon seta membuat variasi simpul setengah pipih pada bagian

bawah dan tidak melakukan penyimpulan pada motif yang akan dibuat dengan

simpul jangkar bahan gajih agel serta rami yang belum dipilin. Motif lingkaran

dibuat dengan menambahkan serta mengurangi tali garapan setelah membuat

bidang yang mendasarinya, tali yang ditambahkan disipul mengunakan simpul

pipih berloncatan, hingga setengah bentuk motif untuk penggarapan motif yang

setenganya kita mulai mengurangi tali garapan. Tali yang tidak dipakai kita

masukkan dalam bentuk lingkaran tersebut. Pada finising karya kita membuka

pilinan tali dan memotong hingga rapi.

(60)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tampak Depan Tampak Samping

Gambar 4.3 Desain karya 2

Keterangan:

(61)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(62)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Desain karya 3

a. Teknik : Teknik makrame menggunakan simpul pipih berloncatan, simpul

jangkar,simpul kordon, simpul mutiara (variasi sipul pipih)

b. Bahan : Menggunakan bahan serat alam yaitu serat rami yang sudah dipilin

menjadi benang atau tali, agel.

c. Warna: Warna menggunakan warna asli dari serat alam.

d. Proses : Memotong tali rami panjang 4 m sebanyak 52 helai, tali yang sudah

dipotong ditambatkan pada tali kencang dengan simpul jangkar (lihat gambar

1.12) sebagai tali garapan. Setelah semua tali terpasang kita mulai menyimpul

dengan simpul kordon horisontal (gambar 1.8) simpul berikutnya mengunakan

pipih berloncatan (gambar 1.11) bentuk relief dimunculkan dengan simpul

mutiara (variasi simpul pipih) dan menambahkan tali garapan serta

menguranginya tanpa membuat bidang dasar terlebih dahulu. Untuk variasi kita

buat simpul setengah pipih dan pengembangan simpul kordon. Untuk

mengakhiri kita buat simpul kordon horizontal agar hasil simpulan yang lain

tidak mudah lepas. Pada finising karya kita membuka pilinan tali sebagai

rumbai-rumbai.

(63)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tampak Depan Tampak Samping

Gambar 4.5 Desain karya 3

Keterangan:

(64)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(65)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Desain karya 4

a. Teknik : Teknik makrame menggunakan simpul pipih berloncatan, simpul

jangkar, simpul kordon dan simpul mutiara (variasi dari simpul pipih)

b. Bahan : Menggunakan bahan serat alam yaitu serat rami yang sudah dipilin

menjadi benang atau tali, dan agel.

c. Warna : Warna menggunakan warna asli dari serat alam.

d. Proses : Memotong tali rami panjang 4 m sebanyak 52 helai, tali yang sudah

dipotong ditambatkan pada tali kencang dengan simpul jangkar (lihat gambar

1.12) sebagai tali garapan. Setelah semua tali terpasang kita mulai menyimpul

dengan simpul kordon horisontal (gambar 1.8) simpul berikutnya mengunakan

pipih berloncatan (gambar 1.11) dan membuat variasi simpul kordon arah

bawah kanan serta simpul setengah pipih mengunakan bahan agel dan rami

secara berselang untuk kombinasi. Bentuk relief dimunculkan dengan

menambahkan tali garapan serta menguranginya tanpa membuat bidang dasar

terlebih dahulu.

(66)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tampak Depan Tampak Samping

Gambar 4.7 Desain karya 4

Keterangan:

(67)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(68)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Desain karya 5

a. Teknik : Teknik makrame menggunakan simpul pipih berloncatan, simpul

jangkar, dan simpul kordon horizontal.

b. Bahan : Menggunakan bahan serat alam yaitu serat rami yang sudah dipilin

menjadi benang atau tali.

c. Warna : Warna menggunakan warna asli dari serat alam.

d. Proses : Memotong tali rami panjang 4 m sebanyak 52 helai, tali yang sudah

dipotong ditambatkan pada tali kencang dengan simpul jangkar (lihat gambar

1.12) sebagai tali garapan. Setelah semua tali terpasang kita mulai menyimpul

dengan simpul kordon horisontal (gambar 1.8) simpul berikutnya mengunakan

pipih berloncatan (gambar 1.11) dan membuat variasi simpul kordon dari sudut

kanan atas kearah bawah. Bentuk relief dimunculkan dengan menambahkan

tali garapan serta menguranginya tanpa membuat bidang dasar terlebih dahulu.

(69)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tampak Depan Tampak Samping

Gambar 4.9 Desain karya 5

(70)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(71)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Desain karya 6

a. Teknik : Teknik makrame menggunakan simpul pipih berloncatan, simpul

jangkar, dan sipul kordon.

b. Bahan : Menggunakan bahan serat alam yaitu serat rami yang sudah dipilin

menjadi benang atau tali.

c. Warna : Warna menggunakan warna asli dari serat alam.

d. Proses : Memotong tali rami panjang 4 m sebanyak 52 helai, tali yang sudah

dipotong ditambatkan pada tali kencang dengan simpul jangkar (lihat gambar

1.12) sebagai tali garapan. Setelah semua tali terpasang kita mulai menyimpul

dengan simpul kordon horisontal (gambar 1.8) simpul berikutnya mengunakan

pipih berloncatan (gambar 1.11) dan membuat variasi simpul kordon dari sudut

kanan kearah bawah melingkari bentuk relief yang paling bawah. Bentuk relief

dimunculkan dengan menambahkan tali garapan serta menguranginya tanpa

membuat bidang yang mendasarinya terlebih dahulu

(72)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tampak Depan Tampak Samping

Gambar 4.11 Desain karya 6

(73)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(74)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sebagai karya seni tekstil yang bisa diapresiasi. Dalam proses perancangan terjadi

pengolahan desain struktur dan desain permukaan.

Visualisasi karya menggunakan bentuk-bentuk lingkaran, garis, persegi

panjang, karena untuk memperhitungkan agar desain dapat dikerjakan dengan teknik

makrame. Pada proses kreatif lebih banyak menggunakan simpul pipih dan simpul

kordon untuk memunculkan karakter relief. Bentuk cembung dimunculkan dengan

cara menambahkan tali garapan setelah membuat bidang yang mendasarinya, dan

menambah langsung sebagai tali garapan tanpa membuat bidang yang mendasarinya

terlebih dahulu. Hasil karya ini berbentuk persegipanjang dengan ukuran 50x70 cm.

Teknik pengerjaannya tidak memerlukan alat, cukup dengan tangan. Teknik simpul

makrame dapat dikembangkan menjadi bermacam-macam variasi dan model

simpul-menyimpul yang lebih beragam, sehingga dapat dipakai sebagai media ekspresi atau

sebagai ungkapan karya seni. Dalam membuat karya dengan teknik makrame

membutuhkan waktu yang relatif lama, maka dari itu dalam penggarapan makrame

selain dibutuhkan ketrampilan, juga sangat diperlukan kesabaran, ketekunan dan

ketelitian dalam pengerjaannya. Hasil karya dari suatu sketsa desain biasanya sedikit

terjadi pengembangan dalam proses penggarapannya, karena untuk menyesuaikan

(75)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Saran

Pada perancangan ini hanya memunculkan bentuk relief yang mempunyai bentuk

cekung atau cembung, dan arah datar. Warna yang digunakan adalah warna dari serat

alam, maka perlu dilakukan uji coba pemunculan bentuk relef dengan pewarnaan

serat menggunakan pewarna tekstil. Diharapkan nantinya banyak alternatif tentang

Gambar

Gambar 1.1 Serat rami yang sudah dipilin menjadi tali atau benang
Gambar 1.2 Serat agel
Gambar 1.4 Serat Rami yang belum di pilin
Gambar 1.6 Tahap pembuatan simpul pipih
+7

Referensi

Dokumen terkait

lalu saya coba nyari informasi di internet dan saya nemukan alamat web ini,lalu saya coba kontek ke nomer 085641355534 setelah saya coba konsultasi

Petani dapat diartikan sebagai orang yang bidang pekerjaannya bercocok tanam atau dapat juga diartikan sebagai seseorang yang bergerak dibidang bisnis pertanian

The cities researched differ tremendously, ranging from the national capital to provincial capitals and small towns; some of them, such as Jakarta, are purely colonial in

[r]

Draft Tugas Sarjana ini merupakan laporan penelitian dalam mengaplikasikan keilmuan Teknik Industri dan salah satu syarat yang harus dilalui untuk lulus dari Departemen

Cara yang dilakukan dalam menghitung besar arus gangguan hubung singkat pada suatu komponen simetris dalam sistem gangguan adalah mengetahui terlebih dahulu

(1) perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional (a) perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan (Hindu-Buddha dan Islam) di Indonesia (a) perkembangan

sastra kreatif bagi moralitas berkesenian, menelaah secara lebih dalam problem diskursus estetika di era digital dalam konteks filsafat pendidikan moral ini