APLIKASI WPAP DENGAN TEKNIK BORDIR SEBAGAI KARYA SENI POP ART
( Muhammad Ali Sebagai Ide Penciptaan )
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Oleh:
Firma Irmansyah 1100646
DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
APLIKASI WPAP DENGAN TEKNIK BORDIR SEBAGAI KARYA SENI POP ART
(Muhammad Ali Sebagai Ide Penciptaan)
Oleh :
Firma Irmansyah
1100646
Sebuah skripsi yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Seni dan Desain
©
Firma Irmansyah 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
ABSTRAK
Firma Irmansyah, 2015. APLIKASI WPAP DENGAN TEKNIK BORDIR
SEBAGAI KARYA SENI POP ART
(Muhammad Ali Sebagai Ide Penciptaan)
Seni WPAP merupakan Pop Art Indonesia yang belakangan ini tengah digandrungi masyarakat. Dengan sajian yang unik dan menarik menjadikan WPAP mudah diterima di masyarakat, terbukti dengan berdirinya komunitas WPAP diberbagai kota di Indonesia dengan jumlah pengikut yang tidak sedikit. Hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi seni bordir yang dianggap kuno. Para perajin bordir di daerah khususnya lebih memilih beralih profesi dikarenakan profesi sebagai perajin bordir yang kurang menjanjikan. Ketimpangan tersebut menggugah penulis untuk menggabungkan seni WPAP dan bordir dengan tujuan memberikan refrensi baru pada media berkarya seni WPAP, serta mengangkat seni bordir. Ide atau gagasan yang diangkat dalam skripsi penciptaan ini merupakan potret legenda tinju dunia Muhammad Ali yang sangat menginspirasi. Dengan berbagai prestasi di dalam dan di luar ring tinju, menjadikan Muhammad Ali sebagai sosok yang disegani dan dihormati sampai saat ini. Metode penciptaan karya ini dilakukan dengan pendekatan Kualitatif, yaitu dengan melakukan beberapa tahapan diantaranya: observasi, wawancara dan dokumentasi. Proses penciptaan karya diawali dari proses rancangan awal, dilanjutkan dengan proses digital pada komputer dan terakhir adalah proses membordir. Visualisasi karya berupa enam buah karya seni WPAP dengan Teknik Bordir dengan berbagai ukuran yang menampilkan potret serta gerakan tinju Muhammad Ali. Dari hasil penciptaan ini diharapkan mampu mendorong semangat generasi muda untuk terus berkarya seni.
ABSTRACT
Firma Irmansyah, 2015. WPAP APPLICATION USING EMBROIDERY
TECHNIQUE AS POP ART’S ART WORK (a work inspired by Muhammad Ali)
The art of WPAP is one of the Indonesian Pop Art which lately has been popular among people. With a unique and attracting style, WPAP becomes easily accepted by the society, as what is seen since many WPAP communities in the cities in Indonesia were established, the number of followers of members keeps growing until now. That phenomenon was not anymore like in the past time when the art of embroidery was se en old-fashioned. The embroidery artist in certain area tend to leave the job regarding thet kind of profession economically is considered less-favorable. Such lameness invokes the writer to combine the WPAP art and embroidery purposely to give the new reference in the WPAP art, also to reintroduce the beauty of embroidery art. This study is insfired by the figure of Muhammad Ali whose achievements in boxing word make him a legend and get respected by people. This study also develops descriptive-qualitative method which consists of several steps such as: observation, interview, library research and documentation. The process of art creation, started with the beginning plan, continued with digitalizing process with computers and the last is embroidering. Six work of WPAP with various size of broidery technique showing the movements of Muhammad Ali in boxing are resulted. Furthermore, such creations are expected to be able to invoke people to perform arts.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN ………... i
KATA PENGANTAR ………..…….. ii
UCAPAN TERIMAKASIH ……….….. iii
ABSTRAK ……….…... iv
A. Latar Belakang Penciptaan……….….. 1
B. Rumusan Masalah Penciptaan……….……. 3
C. Tujuan Penciptaan……….……... 3
D. Manfaat Penciptaan……….……. 3
E. Metode Penciptaan……….……….. 4
F. Sistematika Penulisan Skripsi……….……. 4
BAB II LANDASAN PENCIPTAAN KARYA……….….…… 6
F. Profil Muhammad Ali………...……
D. Tahapan Visualisasi Karya………
47
BAB IV PROSES PENCIPTAAN, VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA 53
A. Proses Penciptaan……….….
D. Visualisasi Karya III………. 63
DAFTAR PUSTAKA………...
79
DAFTAR ISTILAH………..
82
LAMPIRAN-LAMPIRAN………... 86
RIWAYAT HIDUP………..………... 103
SURAT KEPUTUSAN………...……….….…..
104
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penciptaan
Sebuah karya seni terlahir dari proses berfikir seorang seniman yang
dituangkan ke dalam sebuah media dan menjadi identitas pencipta seni. WPAP
(Wedha’s Pop Art Potrait) merupakan suatu gaya seni melukis wajah yang terlahir
sekitar awal 90an, buah pemikiran seorang Ilustrator Wedha Abdul Rasyid.
Sebagaimana latar belakang terciptanya aliran pop art pada era Andy Warhol,
WPAP mencoba “memasyarakatkan” sebuah karya seni dengan kata lain
masyarakat tidak hanya terfokus sebagai apresiator, namun mampu berkarya
dengan gaya ini. WPAP berhasil memunculkan kekhasannya sendiri, terbukti
dengan semakin banyaknya penggiat gaya tersebut. Gaya ini mencoba
menghilangkan konsep realis yang pada umumnya terdapat pada seni melukis
wajah, dengan membagi ke dalam bidang-bidang datar yang dibentuk oleh
garis-garis imajiner. Keharusan penggunaan warna sesuai warna kulit asli “didobrak”
dengan menampilkan warna-warna yang tak lazim digunakan dalam seni melukis
wajah.
Teknik/gaya WPAP masih terbatas pada seniman tertentu dan para
pecintanya. Tetapi, semakin pesatnya dunia informasi dan teknologi, saat ini
banyak bermunculan komunitas-komunitas pecinta WPAP yang turut terlibat
dalam berkarya dan mempopulerkan gaya ini. Hal tersebut tidak terlepas dari
campur tangan sang kreator Wedha yang ikut mempelopori dan menjadi
penggerak seni WPAP tersebut. Salah satu contoh dengan menjadi narasumber
pada setiap kegiatan seminar tentang WPAP dan sebagainya. Selain itu, media
yang digunakan dalam berkarya seni WPAP terbatas pada media kertas dan cetak
mencetak. Terlebih dengan adanya berbagai software pada komputer/gadget
semakin memudahkan pengguna dalam berkarya. Hal tersebut mengakibatkan
penciptaan karya secara manual semakin ditinggalkan. Selain itu, hal tersebut pun
2
Seni bordir merupakan bagian dari ragam hias. Kegunaannya untuk
mempercantik berbagai busana dan perlengkapan rumah tangga seperti kebaya,
baju koko, seprai, sarung bantal dan lain-lain. Tidak hanya itu, Saat ini para
perajin bordir di Tasikmalaya melakukan inovasi dengan memberi sentuhan bordir
pada sandal yang tentunya memberi nilai estetik tersendiri dan banyak digemari
sampai ke luar kota. Namun, munculnya inovasi-inovasi tersebut terasa sangat
lambat bila dilihat dari usia seni membordir itu sendiri. Salah satu faktornya yaitu
sumber daya manusia yang bergelut dalam kegiatan membordir kurang
mendapatkan apresiasi dan pendidikan tentang kegiatan tersebut. Keterampilan
membordir hanya didapat secara turun temurun dari orang tua atau sanak keluarga
dan begitu seterusnya, tanpa tersentuh pendidikan yang memadai. Hal tersebut
tercermin pada hasil karya seni bordir (khususnya di daerah) yang cenderung
monoton dari generasi ke generasi. Motif-motif seperti flora, fauna, geomertis dan
yang lainnya seolah menjadi sesuatu yang wajib ada dalam kegiatan membordir.
Dengan berbagai keterbatasan tadi, para perajin seolah menutup diri terhadap
gejala-gejala sosial yang timbul di masyarakat yang seharusnya mampu dijadikan
gagasan untuk menciptakan suasana baru dalam kegiatan membordir
Kegiatan membordir hanya terbatas pada orang tertentu baik itu industri
atau pun perajin bordir rumahan yang jumlahnya relatif sedikit. Hal tersebut perlu
dimaklumi karena regenerasi perajin bordir sangat lambat. Tidak sedikit para
perajin rumahan yang beralih profesi dan enggan mewariskan keterampilan
tersebut dikarenakan kurangnya penghargaan dan pekerjaan yang tidak menentu.
Tidak hanya itu, generasi muda pun enggan bergelut dalam bidang ini karena
dianggap ketinggalan zaman. Walaupun bidang keterampilan ini sangat sederhana
dan mudah dipelajari, tetapi membutuhkan waktu yang relatif lama. Keterampilan
ini identik dengan kerja seni sehingga dibutuhkan ekstra konsentrasi, semangat,
kesabaran, niat, dan minat yang kuat dari seorang pembordir.
Subjact matter yang penulis angkat dalam skripsi penciptaan ini merupakan
legenda tinju dunia Muhammad Ali. Pemilihan subject matter didasari dari rasa
ketertarikan penulis terhadap objek Muhammad Ali yang begitu terkenal di
seantero dunia, dan juga sangat menginspirasi baik ketika berlaga di atas ring tinju
3
Sebelum melakukan proses penciptaan, penulis melakukan beberapa
penelitian yang disajikan ke dalam data hasil penelitian (Lampiran hlm.88-100 )
WPAP merupakan pop art asli Indonesia yang mencoba membangun diri
menjadi sebuah aliran yang berpengaruh di dunia kesenirupaan yang sudah
seharusnya didorong oleh bangsa Indonesia itu sendiri. WPAP dan bordir
merupakan dua hal yang berbeda baik dari sisi estetik maupun proses penciptaan.
Namun dari beberapa sisi keduanya memiliki kesamaan, yaitu baik seni WPAP
maupun Bordir keduanya menitik beratkan pada keindahan dan komposisi warna
yang menarik. Dari uraian di atas penulis tertarik menciptakan suatu karya yang
merupakan perpaduan dari seni WPAP dan Bordir yang disajikan dalam bentuk
karya seni Pop Art dan di harapkan mampu menampilkan suasana baru, baik
dalam ranah WPAP maupun Bordir serta diharapkan memicu semangat generasi
muda dalam berkarya seni.
B. Rumusan Masalah Penciptaan
Adapun beberapa rumusan masalah dalam penciptaan ini, diantaranya:
1. Bagaimana proses penciptaan WPAP dengan Teknik Bordir sebagai Karya
Seni Pop Art?
1. Mengetahui dan mendeskripsikan proses penciptaan WPAP dengan Teknik
Bordir sebagai Karya Seni Pop Art.
2. Memvisualisasikan WPAP dengan Teknik Bordir sebagai Karya Seni Pop
Art.
4
Dari penciptaan WPAP dengan Teknik Bordir sebagai Karya Seni Pop Art,
penulis paparkan beberapa manfaat, diantaranya:
1. Manfaat bagi masyarakat
a. Memperkenalkan Seni WPAP dengan Teknik Bordir kepada masyarakat
sehingga dapat diapresiasi
2. Manfaat bagi penulis
a. Menambah wawasan mengenai seni WPAP dengan teknik Bordir
b. Meningkatkan kemampuan dalam berkarya seni WPAP dengan teknik
Bordir
3. Manfaat bagi Keilmuan Seni Rupa
a. Sebagai bahan ajar yang berhubungan dengan Seni WPAP dengan Teknik
Bordir
b. Sebagai masukan dan strategi baru dalam menyampaikan materi
pembelajaran seni rupa
E. Metode Penciptaan
Dalam pembuatan skripsi penciptaan ini, penulis menggunakan metode
penelitian Kualitatif dengan melakukan beberapa tahapan proses, diantaranya
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Dalam metode penciptaan ini, ada beberapa tahapan yang dilakukan penulis
untuk mempermudah proses berkarya. Diantara tahapan tersebut yang pertama
adalah menentukan objek/model yang akan dibuat, dilanjutkan dengan proses
digital menggunakan software Coreldraw untuk menciptakan sketsa dan hasil
akhir WPAP, pembuatan sketsa pada kain, proses bordir dengan menggunakan
mesin bordir dan terakhir proses finishing. Karakter yang ditampilkan oleh gaya
WPAP yaitu membagi proporsi wajah/objek ke dalam bidang-bidang datar yang
ditampilkan dengan komposisi warna yang menarik. Begitu pun dalam penciptaan
karya ini, penulis menampilkan karakter WPAP yang kuat namun tetap
memudahkan apresiator untuk mengenali karakter tersebut.
5
a. BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini berisikan pengantar yang akan menuntun penulis dalam
penyusunan skripsi. Diantaranya terdapat latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penciptaan, manfaat penciptaan, metode penciptaan dan sistematika penulisan
skripsi.
b. BABII LANDASAN TEORI PENCIPTAAN
Pada bab ini dipaparkan secara terperinci mengenai penjelasan tentang Seni
WPAP dan Bordir. Selanjutnya menjelaskan landasan empirik penciptaan.
c. BAB III METODE PENCIPTAAN
Pada bagian ini dijelaskan metode dan langkah-langkah yang dilakukan
dalam proses penciptaan karya ini.
d. BAB IV ANALISIS VISUAL KARYA
Pada bagian ini dijelaskan analisis dan pembahasan karya penciptaan seni
WPAP dengan teknik bordir, meliputi proses sketsa, digital, bordir, serta
finishing.
e. BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bagian terakhir dalam penyusunan karya tulis ini. Pada
bab ini berisi kesimpulan dari hasil penciptaan karya dan saran atau rekomendasi
39
BAB III
METODE PENCIPTAAN A. Bagan Proses Berkarya
40
1. Pra Ide
Pra Ide Adalah keinginan untuk berkarya seni WPAP dengan Teknik Bordir
dalam kaitan pelaksanaan skripsi penciptaan.
2. Ide (gagasan)
Ide didapat dari dua sumber, yaitu:
a. Eksternal yaitu melalui kegiatan melihat, mengamati, sampai pada
pemikiran tentang apa yang diamati.
b. Internal yaitu yang didapat dari luar diri berupa memori melalui kenangan
dan pengalaman.
3. Kontemplasi (perenungan)
Merupakan daya nalar penulis untuk merenungi objek atau masalah yang
dihadapi dengan perhatian penuh hingga melibatkan pikiran dan perasaan.
Perenungan dilakukan dengan melalui studi pustaka dan kegiatan observasi.
4. Stimulasi (perangsangan)
Dorongan dan rangsangan ini diperoleh dengan mengadakan pencatatan
peristiwa, penelaahan fakta (seleksi opini) dan perancangan objek.
5. Berkarya Seni WPAP
Adalah proses inti yang didukung teori seni untuk menunjang dalam proses
berkarya seni.
6. Karya Seni
Merupakan hasil akhir dari rangkaian proses berkarya untuk selanjutnya
41
B. Bagan Proses Membordir
42
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam proses berkarya WPAP dengan
Teknik Bordir ini antara lain:
1. Gambar objek
Merupakan visualisasi objek yang akan dibuat karya WPAP.
Gambar 3.1 Objek Muhammad Ali
(Sumber:https://upload.wikimedia.org/
wikipedia/commons/8/89/Muhammad_Ali_ NYWTS.jpg)
2. Komputer/Laptop
Digunakan sebagai alat untuk mengolah objek awal karya.
Gambar 3.2 Laptop
43
3. Software CorelDraw
Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah objek menjadi rancangan
karya WPAP.
Gambar 3.3 Software Coreldraw
(Sumber: http://www.bimbingan.org/wp-content/uploads/2013/07/software-desain-grafis-selain-Coreldraw.jpg)
4. Printer
Alat yang digunakan untuk mencetak hasil rancangan yang telah dibuat
dalam software.
Gambar 3.4 Printer
44
5. Kertas
Digunakan sebagai media untuk mencetak hasil rancangan.
Gambar 3.5 Kertas
(Sumber: Dokumen Pribadi, 2015)
6. Gunting, Pensil dan Penggaris
Gunting digunakan untuk memotong kain, pensil dan penggaris digunakan
dalam proses transfer rancangan pada kain.
Gambar 3.6
45
7. Kain
Digunakan sebagai media berkarya seni bordir.
Gambar 3.7 Kain
(Sumber: Dokumen Pribadi, 2015)
8. Benang Bordir
Merupakan benang khusus yang digunakan dalam proses berkarya seni
bordir.
Gambar 3.8 Benang Bordir
(Sumber: Dokumen Pribadi, 2015)
9. Ring/Oval
46
Gambar 3.9 Ring
(Sumber: Dokumen Pribadi, 2015)
10. Mesin Bordir
Mesin khusus yang digunakan untuk membuat kerajinan bordir
Gambar 3.10 Mesin Bordir
(Sumber: Dokumen Pribadi, 2015)
11. Setrika
Digunakan untuk merapikan hasil bordir yang sudah selesai.
47
D. Tahapan Visualisasi Karya
Berikut ini digambarkan tahapan visualisasi karya dari awal sampai hasil
akhir karya.
1. Tahapan Visualisasi Karya I
Gambar 3.12 Tahapan Visualisasi Karya I “Potret Muda Muhammad Ali” (Sumber: (1) https://upload.wikimedia.org/
48
2. Tahapan Visualisasi Karya II
Gambar 3.13 Tahapan Visualisasi Karya II “Float Like A Butterfly Sting Like A Bee”
49
3. Tahapan Visualisasi Karya III
Gambar 3.14
Tahapan Visualisasi Karya III “Rumble In The Jungle”
(Sumber: (1)http://www.aworldofboxing.com/Bo xe rs
50
4. Tahapan Visualisasi Karya IV
Gambar 3.15
51
(Sumber: (1)http://www.greetingskit.com/8416/free -life -muha mmad-a li-picture-quotes/ (2), (3), (4)Dokumen Pribadi, 2015)
5. Tahapan Visualisasi Karya
Gambar 3.16 Tahapan Visualisasi Karya V
52
(Sumber: (1)http://altruity.co/wp-content/uploads/2015/06/Ali-Show-You-How-Great-I-A m.jpg
(2,3,4) Dokumen Pribadi, 2015)
6. Tahapan Visualisasi Karya VI
Gambar 3.17
Tahapan Visualisasi Karya VI “Masa Senja Muhammad Ali”
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Dalam tugas akhir ini, penulis mencoba menampilkan sebuah karya pop
yang menggambarkan beberapa kejadian penting dan menginspirasi banyak orang
dari perjalanan hidup seorang legenda tinju dunia Muhammad Ali. Karya yang dibuat yaitu Wedhas’s Pop Art Portrait (WPAP), sebuah gaya Pop Art yang
digagas oleh seniman Indonesia Wedha Abdul Rasyid, serta dieksekusi dengan
teknik bordir. karya ini mengisahkan perjalan hidup serta karir Muhammad Ali
yang diawali dari masa muda saat memulai karir tinju profesional, beberapa
kejadian bersejarah dalam hidupnya, sampai di hari tuanya saat ini.
Maka dalam Bab Kesimpulan dan Saran ini dipaparkan berdasarkan
rumusan masalah pada Bab I, sebagai berikut:
1. Proses penciptaan karya WPAP ini diawali dengan pemilihan objek yang
akan dibuat, dilanjutkan dengan proses pembuatan sketsa atau rancangan dengan
menggunakan media elektronik komputer serta software Coreldraw sebagai alat
penunjang pembuatan rancangan. Proses selanjutnya, rancangan dicetak pada
media kertas untuk selanjutnya dilakukan proses transfer objek pada kain yang
akan di bordir. selanjutnya yaitu proses bordir pada kain yang dilakukan bertahap
mengikuti pola yang telah dibuat. Setelah proses bordir selesai, proses finishing
yaitu membersihkan objek dari sisa benang dan proses setrika untuk merapikan
karya.
2. Visualisasi Karya ditampilkan dalam bingkai dengan jumlah enam buah
karya dengan tema yang berbeda pada setiap karya. Ukuran yang dibuat beragam
dan dikemas dalam bingkai untuk menambah nilai serta menghindarkan karya dari
debu dan kotoran lain. Tema yang dibuat pada karya pertama sampai terakhir,
menggambarkan secara singkat perjalanan karir Muhammad Ali baik di atas
maupun di luar arena tinju. Penggunaan warna benang disesuaikan dengan
karakter Muhammad Ali yang kuat. Oleh sebab itu, penulis lebih banyak
menampilkan warna-warna gelap pada karya.
Dalam penciptaan karya WPAP ini, penulis mencoba menggunakan bordir
77
ini, berawal dari keprihatinan penulis terhadap perkembangan seni bordir di
lingkungan penulis. para perajin bordir di daerah seolah menutup diri ditengah
pesatnya dunia teknologi saat ini, sehingga perkembangan desain atau motif
bordir terkesan monoton. Dalam proses penciptaan karya ini penulis
menggunakan mesin bordir manual. Berbeda dengan mesin bordir komputer,
penggunaan mesin bordir manual menuntut penguasaan alat serta keahlian dalam
kegiatan membordir. Oleh sebab itu dalam proses pengerjaan karya, penulis
dibantu oleh perajin yang memang telah ahli dibidangnya baik dari sisi teknik
maupun teoritik tentang bordir tersebut sehingga penulis memperoleh
pembelajaran secara langsung yang tentunya menambah wawasan serta
kemampuan dalam seni membordir.
Dalam karya penciptaan ini, penulis mencoba menggabungkan dua unsur
yang berbeda yaitu seni WPAP dengan seni bordir yang sudah ada sejak ratusan
tahun silam. Dengan penggabungan dua unsur yang berbeda ini, diharapkan
mampu merangsang generasi muda untuk berkarya seni.
Dalam proses penciptaan ini, penulis dihadapkan pada beberapa kendala
baik itu secara teknis penciptaan maupun dalam proses penulisan. Kendala yang
dihadapi salah satunya pengumpulan sumber teori, alat dan bahan dalam proses
berkarya serta kendala dalam proses membordir itu sendiri. Namun seiring proses
berlangsung, masalah tersebut dapat diatasi dan menjadi sebuah pembelajaran
bagi penulis dalam proses berkarya berikutnya.
B. Saran
Berakhirnya proses pembuatan skripsi penciptaan ini dan terciptanya karya
seni WPAP dengan teknik bordir dengan objek Muhammad Ali yang berjumlah
enam buah karya ini menyisakan pesan dan kesan sebagai pembelajaran. Banyak
nilai yang dapat diambil dari setiap proses pengerjaan, baik itu proses penulisan,
maupun proses penciptaan karya. Pada bab ini penulis mencoba memberikan
saran kepada pembaca, antara lain sebagai berikut:
1. Dalam proses pembuatan karya WPAP diperlukan kesabaran yang cukup
besar. Meskipun dimudahkan dengan komputerisasi, namun bila belum terbiasa
78
diharapkan. Selain itu, dalam hal pewarnaan biasanya sulit menentukan warna
yang pas begitupun yang dialami penulis. kendala tersebut dapat diatasi dengan
seringnya berlatih.
2. Dalam proses membordir untuk pemula sebaiknya di bawah bimbingan
ahli karena proses ini bersentuhan secara langsung dengan alat yang perlu
penanganan khusus dalam penggunaannya. Jika tidak hati-hati dan teliti,
pengguna bisa saja celaka akibat kesalahan dalam penggunaan alat. Latihan yang
harus dilakukan jika ingin menguasai teknik ini cukup lama dan dibutuhkan kerja
keras. Selain itu, penguasaan bahan pun sangat diperlukan untuk menghasilkan
karya yang berkualitas.
Setelah skripsi penciptaan ini selesai, penulis berharap karya ini dapat
diterima dan membantu dalam perkembangan seni, baik itu seni WPAP maupun
seni bordir serta menambah wawasan, pengetahuan dan menjadi motifasi untuk
terus berkarya seni. Semoga dengan terciptanya karya ini dapat menumbuhkan
apresiasi terhadap karya seni dan bermanfaat bagi penggiat seni khususnya serta
79
DAFTAR PUSTAKA
Darmaprawira, Sulasmi. 2002. Warna. Teori Dan Kreatifitas Penggunaannya. Bandung:ITB
Ebdi Sanyoto, Sadjiman. 2010. Nirmana Elemen-Elemen Seni Dan Desain. Yogyakarta:Jalasutra.
Fauzan Bahadjai, Mohammad. 2014. Moslem Athletes Stories. Jogjakarta:Indoliterasi.
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta:Andi.
Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia.
Poespo, Goet. 2005. Panduan Membuat Ragam Hias Motif Bordir. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Roesbani Pulukadang, Ny. Wasia. 2009. Keterampilan Menghias Kain. Bandung:Angkasa.
Soetjipto, Katjik. 1989. Sejarah Perkembangan Seni Lukis Modern. Jakarta:DEPDIKBUD
Sony Kartika, Dharsono. 2004. Seni Rupa Modern. Bandung:Rekayasa Sains.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Suhersono, Hery. 2004. Desain Bordir. Inspirasi Motif Bordir Cina. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Suhersono, Hery. 2004. Desain Bordir. Motif Geometris. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
80
Sumber Skripsi :
Darmawan, Dani. (2015). Gitar “Fender” Dalam Pop Art (Bentuk-bentuk Gitar “Fender” Sebagai Gagasan Dalam Berkarya Seni Grafis Proses Screen
Printing Dengan Gaya Pop Art). Skripsi pada FPSD UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Sumber Internet :
[Tersedia] http://id.wikipedia.org/wiki/Wedha_Abdul_Rasyid (10/04/15- 22.30)
[Tersedia] http://www.hai-online.com/layout/set/popup/Hai/Feature/Art/Wedha-
Abdul-Rasyid-Bicara-Tentang-Pop-Art/(02/08/2015/00:32 )
[Tersedia]
http://www.hai-online.com/Hai2/Hangout-Place/What-s-On/Wedha-s-Pop-Art-Portrait-Nggak-Sekedar-T-shirt-Sablon-Biasa (02/08/2015/00:47)
[Tersedia] http://www.kompasiana.com/afthonfaarizulumam/gaya-
ilustrasi-wedha-
s-pop-art-portrait-wpap-sebagai-pengaharum-negara-indonesia_552e028e6ea834c01a8b45a9 (02/08/2015/00:44)
[Tersedia]
http://www.desainstudio.com/2010/07/mengenal-wedha-bapak-illustrator.html (01/08/2015-21:52)
[Tersedia] http://e-journal.uajy.ac.id/2397/2/1TA12209.pdf/(10-08-15/20:21)
[Tersedia]
http://www.koran-jakarta.com/?18647-wedha-abdul-https://upload.wikimedia.org /wikipedia/en/ 1/1a/Vishnu_GWK.JPG
http://haffytech.com/images/gwk.jpg
http://dgi-indonesia.com/wedhas-pop-art-portrait/
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Kazakh _rug_chain_stitch_embroidery.jpg
http://www.mesinjahitpelita.com/sites/