BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kota Bandung, selain dikenal sebagai Ibukota Propinsi Jawa Barat, juga
dikenal akan keindahan alamnya, sehingga pemerintahan kolonial Belanda pernah memberikan julukan sebagai Paris van Java. Dalam perkembangannya Bandung
telah menjadi kota jasa sekaligus kota kuliner. Keistimewaan ini menjadikan Bandung sebagai salah satu kota tujuan utama para wisatawan, baik yang berasal dari dalam negeri maupun mancanegara.
Data yang ditunjukkan oleh Dinas Pariwisata Kota Bandung memperlihatkan adanya peningkatan kunjungan wisatawan yang cukup signifikan.
Tabel 1. Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung Th. 2005-2008
WISATAWAN 2005 2006 2007 2008
Dalam Negeri 1.750.000 1.8/37.500 1.925.000 3.875.130
Mancanegara 87.000 91.350 81.997 59.214
J u m l a h 1.837.000 1.928.850 2.016.997 3.934.344
Sumber : Dinas Pariwisata kota Bandung, 2010
Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ini tentunya akan memberi dampak positif bagi perkembangan industri perhotelan di Bandung. Sehingga
berdirinya hotel-hotel baru, yang tentunya diikuti dengan persaingan yang juga semakin ketat di antara hotel-hotel tersebut.
Hotel merupakan bagian integral dari usaha pariwisata yang disebutkan
sebagai suatu usaha akomodasi yang dikomersialkan dengan menyediakan berbagai fasilitas, dimana Sales and Marketing Department merupakan
jantungnya karena sangat diandalkan untuk memperkenalkan produk perusahaan, mencari relasi baru, dan memenangkan persaingan dengan para kompetitornya guna mendukung kemajuan usaha hotel.
Hotel yang dijadikan objek bagi penelitian ini adalah Aston Braga Hotel
and Residence (ABHR) yang terletak di Jalan Braga no. 99-101, Bandung. Hotel berbintang 4 ini telah sukses memperkenalkan tipe kondominium hotel (kondotel) kepada pasar, terutama kalangan keluarga. Pemberian harga corporate yang tepat
telah dipasarkan dengan sangat baik oleh departemen Sales & Marketing sehingga pengembangan link Aston Braga menjadi lebih luas dan memiliki landasan kuat di Indonesia. Dilihat dari segmentasi pasar, Aston Braga telah memiliki kekuatan
dalam korporasi, pemerintahan, dan travel agent. Agar dapat melakukan penetrasi segmen pasar yang lebih besar, haruslah dilakukan berbagai usaha yang tidak
menurunkan nilai jual hotel di mata konsumennya. Berbagai keterbatasan yang ada, bisa ditutupi dengan bermacam macam bentuk pelayanan yang baik, seperti penyediaan akomodasi ekstra yang meningkatkan kenyamanan para tamu. Target
ekspetasi untuk meningkatkan revenue dan peningkatan occupancy di Kota Bandung pada tahun 2012 adalah pencapaian yang menjadi sasaran tersendiri bagi
Seperti yang diberitakan pada situs pariwisata virtualtourist.com, Hotel Aston Braga Bandung menduduki peringkat 3 besar, dari hotel-hotel berbintang 3 dan 4 terpopuler di Kota Bandung. Demikian pula situs hotelscombined.com
menempatkan Hotel Aston Braga pada posisi 7 besar dari seluruh hotel berbintang di kota Bandung. Untuk contohnya, berikut adalah tabel polling dari situs
tripadvisor.com mengenai review tamu yang telah menginap di Aston Braga, berkisar dari tahun 2008-2009:
Tabel 2. Hasil Polling Tamu Aston Braga Bandung Th. 2008-2009
Star Rating Jumlah %
standarnya ditata minimalis dan tidak berlebihan, namun rupanya hal tersebut tak menjadi penilaian pertimbangan utama bagi para tamunya. Ternyata faktor
bernilai bagi tamu, karena dengan itu mereka merasa nyaman dan diperhatikan. Aston Braga seringkali menerima bookingan rombongan wisatawan sepanjang tahun, baik dari dalam maupun luar negeri. Banyak dari tamu asing individual,
dari kedutaan, maupun pemerintahan yang akhirnya memutuskan untuk menjadi
long stayed guest di sana.
Kondisi yang terlihat memperlihatkan bahwa sebagian besar tamu yang telah menginap memiliki kepuasan tinggi dengan memberi penilaian 4 & 5 sta r (baik & sangat baik), mengindikasikan bahwa Hotel Aston Braga Bandung cukup
mapan dalam persaingan dan telah mempunyai citra atau brand image yang baik di mata tamu. Hal ini tidak terjadi semata-mata tanpa koordinasi yang baik antar
departemennya, tetapi juga dikarenakan oleh salah satu keunggulan dari Aston Braga sendiri, yakni kualitas pelayanan yang diberikan oleh para pegawai hotel.
Perusahaan yang dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dan mengakibatkan konsumen merasa mendapatkan kepuasan, maka akan tercipta loyalitas konsumen, dan sebaliknya (Kotler, 2002: 104). Hal ini juga berkaitan
erat dengan brand image yang tercipta di masyarakat. Brand image merupakan aset bagi tiap perusahaan, karena dapat membangun kredibilitas masyarakat
terhadap brand yang dimiliki perusahaan tersebut. Dalam hal ini Aston Braga sendiri telah berupaya sebaik baiknya dalam membangun citra positif guna menampilkan brand image akan hotel yang baik dan terkenal tentunya.
Sebagaimana diutarakan Betchel (Trave Edisi Khusus: 1/2008/12), yang
mengemukakan merek sebagai berikut, “Merek (image) yang kuat sudah tentu
yang tidak terkenal.” Dengan meningkatnya popularitas merek, dalam hal ini
menyangkut nama Aston Braga Hotel and Residence, akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi para tamu yang memutuskan untuk menginap disana. Walaupun
masih merupakan indikasi, penjelasan di atas tentunya fenomena yang menarik untuk diteliti. Pertanyaan yang melihat apakah dengan meningkatnya kualitas
pelayanan suatu hotel akan diikuti dengan kecenderungan perubahan brand image di masyarakat, serta pengaruhnya terhadap loyalitas tamu dalam memilih hotel tersebut, tentunya perlu dijawab. Karena itu penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang melihat secara lebih objektif tentang sejauh mana kualitas pelayanan suatu hotel dapat mempengaruhi brand image hotel itu.
Para konsumen/tamu hotel pun perlu ditinjau pendapatnya tentang fakta pelayanan yang dialaminya, yang sekaligus bisa memperlihatkan arah preferensi
tamu tersebut berkaitan dengan pilihannya di Hotel Aston Braga. Penelitian ini juga berguna untuk melihat gambaran keunggulan Hotel Aston Braga dibanding para pesaingnya sesama hotel berbintang 4, terutama pada wilayah yang sama.
Atas dasar kesemuanya itu, penulis memberi judul skripsi ini “Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Brand Image Hotel Aston Braga Bandung”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas dapat diambil
pokok permasalahan sebagai berikut :
3) Bagaimana kualitas pelayanan tersebut mempengaruhi brand image Hotel Aston Braga Bandung ?
C. Tujuan Penelitian
Selaras dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk :
1) Mengetahui kualitas pelayanan Hotel Aston Braga Bandung. 2) Mengetahui brand image Hotel Aston Braga Bandung.
3) Mengetahui bagaimana kualitas pelayanan tersebut mempengaruhi brand image Hotel Aston Braga Bandung.
D. Kegunaan Penelitian
1) Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pengetahuan bagi Program Studi Resort & Leisure yang bergerak di bidang perhotelan, berkaitan
dengan pencapaian brand image suatu hotel dan kondisi loyalitas konsumennya dilihat dari pelayanan yang diberikan hotel tersebut.
2) Kegunaan Praktis
a. Objek penelitian, yaitu Aston Braga Hotel and Residence, sebagai salah satu bahan masukkan dalam perumusan strategi pelayanan, meningkatkan pencitraan dan daya saingnya di Kota Bandung.
b. Peneliti lain, yang memerlukan bahan literatur, bahan komparasi atau peningkatan wawasan kepariwisataan, khususnya di bidang yang terkait
dengan perhotelan.
E. Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
Mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Landasan teori ini merupakan kajian yang mengungkap berbagai teori yang
berkaitan dengan variabel-variabel penelitian.
BAB III. METODE PENELITIAN
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Mengungkap hasil-hasil penelitian beserta pembahasannya secara konprehensif berdasarkan data, fakta dan hasil analisis penelitian yang telah teruji.
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI