• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA LULUSAN SMK BANGUNAN DI SURAKARTA PADA SEKTOR INDUSTRI JASA KONSTRUKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1 ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA LULUSAN SMK BANGUNAN DI SURAKARTA PADA SEKTOR INDUSTRI JASA KONSTRUKSI"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

1

INDUSTRI JASA KONSTRUKSI

SKRIPSI

Oleh:

FAJAR KURNIAWAN SHODIQ K 1504023

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri jasa konstruksi di kota surakarta berkembang dengan sangat pesat khususnya di bidang properti. Karena adanya perkembangan pesat inilah, Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan di kota Surakarta dituntut untuk berperan aktif dalam memanfaatkan peluang sebagai penyedia tenaga kerja melalui lulusan – lulusannya. Industri konstruksi yang sangat cepat sekali berkembang, dapat dilihat dari bermunculannya berbagai macam perusahaan baru yang berkembang di industri jasa konstruksi baik itu berbentuk CV maupun PT. Dengan demikian kebutuhan tenaga kerja untuk menangani proyek – proyek yang dikerjakan oleh CV atau PT tersebut juga meningkat.

Kenyataannya, pada masa sekarang atau masa–masa sebelumnya banyak diantara tenaga – tenaga kerja yang dibutuhkan dalam sektor tersebut tidak memiliki dasar ilmu keteknikan yang didapat dari sekolah kejuruan, melainkan pengetahuan para pekerja tersebut diperoleh melalui learning by doing (belajar lewat pengalaman). Kondisi ini dapat diartikan bahwa, terdapat hambatan bagi lulusan – lususan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan dalam bersaing dengan tenaga – tenaga kerja yang melalui proses learning by doing.

Menurut data statistik pesat kota Surakarta diperoleh Jumlah tenaga kerja yang berpendidikan akademik berjumlah tidak terlalu banyak, diperlukan upaya yang cerdas dari berbagai pihak dari masyarakat jasa konstruksi agar mampu mengklarifikasikan perbedaan potensi yang dimiliki oleh tenaga kerjanya. Misalnya pekerja yang belajar melalui pengalaman dibedakan porsinya dengan pekerja yang mempunyai dasar keteknikan dari sekolah kejuruan.

(3)

dilakukan agar lulusan – lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan tersebut dapat bekerja tepat sesuai dengan bidang yang dikuasainya.

Kota Surakarta sendiri terdapat 2 Sekolah Menengah Kejuruan yang menyelenggarakan jurusan Teknik Bangunan, yaitu; Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Surakarta. Dari masing-masing Sekolah Menengah Kejuruan tersebut jurusan Teknik Bangunan dipisahkan menjadi 3 program keahlian, yaitu; teknik perkayuan, teknik konstruksi bangunan dan teknik gambar bangunan.

Berdasarkan informasi di atas terdapat beberapa permasalahan, apakah Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan telah mengupayakan peningkatan kemampuan bagi lulusan – lulusannya untuk menghadapi dunia kerja, dan sejauh mana keefektifan dari upaya – upaya tersebut dalam meningkatkan tingkat daya serap lulusannya. Apakah Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan di Surakarta ini telah cukup menyediakan tenaga kerja melalui lulusan, ataukah sebaliknya industri jasa konstruksi kurang memberi peluang bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan untuk bekerja di bidang jasa konstruksi.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelasakan dalam latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan lulusannya.

2. Jumlah lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan yang tersedia.

3. Jumlah kebutuhan tenaga kerja di industri jasa konstruksi.

4. Sejauh mana tingkat daya serap lulusan sekolah menegah kejuruan Teknik Bangunan yang terserap di industri jasa konstruksi.

(4)

C. Pembatasan masalah

Agar permasalahan yang diteliti tidak meluas, maka permasalahan dibatasi pada “Upaya Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Bangunan dalam menyiapkan lulusannya untuk menghadapi dunia kerja, ketersediaan tenaga kerja lulusan Bangunan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan Bangunan di industri jasa konstruksi serta Faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan di industri jasa konstruksi”.

D. Perumusan masalah

Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya Sekolah Menengah Kejuruan jurusan bangunan dalam menyiapkan kemampuan lulusannya dalam menghadapi dunia kerja?

2. Seberapa besar ketersediaan tenaga kerja lulusan bangunan dan kebutuhan tenaga kerja di industri jasa konstruksi?

3. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi daya serap lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan di industri jasa konstruksi?

E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui upaya apa saja yang dilakukan Sekolah Menengah Kejuruan dalam mempersiapkan lulusannya untuk menghadapi dunia kerja.

2. Untuk mengetahui seberapa besar jumlah ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja di industri jasa konstruksi yang berasal dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan bangunan.

(5)

F. Manfaat penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Secara teoritis

a. Untuk memperkaya khasanah penelitian yang menyangkut tentang ketenagakerjaan di sektor Industri Jasa Konstruksi.

b. Untuk mengetahui apakah lulusan SMK Bangunan sudah sesuai dengan lapangan pekerjaan yang tersedia.

c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap lulusan SMK bangunan di dunia kerja.

2. Secara Praktis

a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi Sekolah Menengah Kejuruan jurusan Teknik Bangunan mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap lulusannya.

(6)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka a. Pengertian analisis

Pengertian analisis menurut kamus besar bahasa Indonesia online.

penyelidikan thd suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb); 2 penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya; 3 pemecahan persoalan yg dimulai dng dugaan akan kebenarannya; ayak Kim pemilahan zat padat menurut ukurannya dng menggunakan pengayak; -- bahasa Ling penelaahan yg dilakukan oleh peneliti atau pakar bahasa dl menggarap data kebahasaan yg diperoleh dr penelitian lapangan atau dr pengumpulan teks (penelitian kepustakaan); -- data penelaahan dan penguraian data hingga menghasilkan simpulan;. (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, 6 Juni 2008). Sedang menurut wikipedia.org analisis dalam arti bahasa adalah;

analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan pada kegiatan laboratorium, kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis, 12 Juni 2008).

Jadi dapat disimpulkan, analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui suatu kedaan yang dilakukan oleh peneliti untuk menggarap data yang diperoleh di lapangan, kemudian melakukan penelaahan dan penguraian data hingga menghasilkan kesimpulan.

b. Ketersediaan

(7)

c. Kebutuhan tenaga kerja

Berbicara mengenai kebutuhan tenaga kerja tidak lepas dari kondisi nyata yang sedang terjadi di dunia kerja sekarang ini. Menurut data statistik pesat kota Surakarta diperoleh Jumlah pencari kerja pada akhir Tahun 2002 sebanyak 5.380 jiwa yang terdiri dari 3.238 laki-laki dan 2.142 perempuan. Tingkat pendidikan pencari kerja di Kota. Surakarta adalah Sarjana (S1) yaitu sekitar 57% dan sisanya adalah lulusan SD, SMP, SMA dan SMK. Dari data tersebut timbul pertanyaan di benak kita apakah semua pencari kerja tersebut dapat berbanding lurus dengan penyedia lapangan pekerjaanya (kebutuhan tenaga kerja).

Kebutuhan Menurut wikipedia.org; Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam aktifitas-aktifitasnya dan menjadi dasar (alasan) berusaha. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kebutuhan, 12 Juni 2008). Sedangkan tenaga kerja Menurut kamus besar bahasa indonesia online; te·na·ga ker·ja n 1 orang yg bekerja atau mengerjakan sesuatu; pekerja, pegawai, dsb: proyek itu masih memerlukan ratusan --; 2 orang yg mampu melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja; ke·te·na·ga·ker·ja·an n hal tenaga kerja. (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, 6 Juni 2008).

Dapat dinyatakan bahwa kebutuhan tenaga kerja adalah suatu aspek yang menggerakkan suatu perusahaan, proyek dan sebagainya untuk memperoleh orang yang bekerja padanya sebagai pekerja, pegawai dan sebagainya, bagi perusahaan atau proyek tersebut.

d. Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan

(8)

dan kelompok untuk mengembangkan penalaran, serta penghayatan terhadap nilai – nilai ilmu, teknologi dan agama.

Selain itu sekolah merupakan lembaga yang menghendaki kehadiran penuh kelompok – kelompok umur tertentu dalam ruang – ruang kelas yang dipimpin oleh guru untuk mempelajari program keahlian (mata diklat).

Menurut (Everet Reimer 1987; 33);

Sekolah mempunyai tugas primer yang terdiri dari suatu proses”import conversation export”, artinya sebuah sekolah hanya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya apabila ia menunaikan tugas primernya, yaitu menerima anak – anak, memberikan suatu program, pendidikan yang memungkinkan anak – anak itu tumbuh dan belajar kemudian melepaskan mereka setelah sekian tahun sebagai pribadi – pribadi yang sudah matang dibandingkan dengan saat mereka masuk. Menurut kamu besar bahasa indonesia “sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar serta tempat untuk menerima dan memberi pelajaran. Jelas bahwasannya sekolah tidak hanya memberi masukan bagi siswa tetapi juga memberi ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam kehidupan bagi siswa yang menuntut ilmu. Sifat menerima dan memberi harus senantiasa terjalin sehingga keduanya menjadi satu kesatuan yang utuh dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan sebagai lanjutan dari SMP atau bentuk lain yang sederajat atau hasil belajar yang diakui sama. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya bidang teknologi dan industri mempunyai beberapa jurusan salah satunya jurusan Teknik Bangunan. Pada Teknik Bangunan sendiri dibagi dua program yaitu, program konstruksi bangunan dan teknik gambar bangunan.

e. Peningkatan Kemampuan / Kompetensi

(9)

tertentu. Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak”.

Menurut (Herry, 1998), kompetensi dapat pula dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh dari pendidikan pra-jabatan dan latihan.

Kesimpulan dari uraian di atas bahwa peningkatan kemampuan / kompetensi lulusan SMK bangunan adalah upaya yang dilakukan Sekolah Menengah Kejuruan untuk meningkatkan kemampuan lulusannya dalam hal pengetahuan, ketrampilan untuk bekerja di industri jasa konstruksi.

f. Kesiapan Lulusan SMK Bangunan

Kesiapan berasal dari kata dasar siap yang artinya : si·ap v 1 sudah disediakan (tinggal memakai atau menggunakan saja); - - pakai 1 (tt tamatan sekolah dsb) terampil dan profesional serta dapat langsung (tanpa pelatihan lagi) menjalankan pekerjaan; (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, 12 April 2009).

Kesiapan lulusan dapat diartikan, Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan yang telah disediakan untuk bekerja secara terampil dan professional dan dapat langsung menjalankan pekerjaan tanpa harus mendapatkan pelatihan lagi.

g. Industri jasa konstruksi

a. Pengertian industri jasa konstruksi

(10)

Jenis usaha jasa konstruksi antara lain terdiri dari;

1. Usaha perencanaan konstruksi memberikan layanan jasa perencanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian – bagian dari kegiatan mulai dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi.

2. Usaha pelaksanaan konstruksi memberikan layanan jasa pelaksanaan dalam jasa konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian – bagian dari kegiatan mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan hasil akhir pekerjaan konstruksi.

3. Usaha pengawasan konstruksi memberikan layanan jasa pengawasan baik keseluruhan maupun sebagian pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan hasil akhir pekerjaan konstruksi. (Wulfram I Ervianto 2004; 10)

Dalam UU 18/1999, bab 1 pasal 8 dan 9 industri jasa konstruksi memiliki beberapa persyaratan usaha terhadap perencanaan konstruksi, pelaksanaan konstruksi dan pengawasan konstruksi yang berbentuk badan usaha harus memenuhi ketentuan tentang perizinan usaha dibidang jasa konstruksi dan memiliki sertifikat, klasifikasi dan kualifikasi perusahaan jasa konstruksi. Dalam bidang keahlian tenaga kerja perseorangan yang dipekerjakan oleh badan usaha sebagai perencana, pelaksana ataupun pengawas pekerjaan konstruksi atau tenaga tertentu dalam badan usaha konstruksi harus memiliki sertifikat keahlian.

b. Pihak-pihak yang terlibat dalam industri jasa Konstruksi

(11)

Gambar 2.1 Pihak – pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi Wulfram I Ervianto,2004.”Manajemen Proyek

c. Hubungan kerja

Hubungan antar pihak dalam penyelenggaraan pembangunan dapat diskemakan seperti dalam gambar ini;

(12)

B. Kerangka Berpikir

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lembaga pendidikan formal yang bertujuan mempersiapkan lulusannya sebagai tenaga teknisi di industri jasa konstruksi. Mengingat kebutuhan tenaga di industri jasa konstruksi, maka Sekolah Menengah Kejuruan selalu berupaya untuk meningkatkan kemampuan lulusannya sebagai tenaga teknisi yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh industri jasa konstruksi.

Kenyataanya orang – orang yang bekerja di Industri jasa konstruksi didominasi oleh orang - orang dari non formal atau orang – orang yang tidak mengenyam pendidikan keteknikan secara formal. Sedangkan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan apakah juga memiliki peluang yang sama untuk bekerja di Industri jasa konstruksi. Hal ini dapat dilihat dari apakah jumlah lulusan SMK Teknik Bangunan di Surakarta ini sesuai dengan jumlah kebutuhan tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Bangunan yang diinginkan oleh industri jasa konstruksi.

Persentase dari ketersediaan dan kebutuhan tenaga lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan dapat dilihat dari jumlah lulusan SMK Bangunan di Surakarta dengan peluang peluang kerja dari ikatan kerjasama antara SMK dengan industri jasa konstruksi, DISNAKER Surakarta. Berdasarkan data tersebut akan diperoleh kesimpulan apakah jumlah lulusan SMK Bangunan sudah sesuai dengan Jumlah peluang kerja yang tersedia. Jika ada ketidakseimbangan dalam hal ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan harus di cari faktor – faktor apa saja yang menyebabkan keterserapan tenaga kerja Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan tersebut.

(13)

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Lulusan SMK Bangunan di Surakarta

Data dari Sekolah: Data mengenai jumlah lulusan

SMK bangunan di Surakarta.

Data di lapangan mengenai ketersedian lapangan kerja bagi lulusan SMK bangunan di industri

jasa konstruksi di Surakarta: - Industri Jasa konstruksi. - Disnakertrans Surakarta. - Media cetak.

Pengumpulan data Pengumpulan data

Jumlah ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan

di Kota Surakarta

Faktor faktor yang mempengaruhi keterserapan tenaga kerja tersebut

Upaya yang dilakukan sekolah untuk menyiapkan lulusanya.

Kriteria tenaga kerja yang diinginkan industri jasa

konstruksi.

Analisis/ Interpretasi

Lulusan memenuhi syarat untuk bekerja di industri jasa

konstruksi.

Lulusan tidak memenuhi syarat untuk bekerja di industri jasa konstruksi.

(14)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang dijadikan obyek untuk memperoleh data-data untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian. Adapun yang menjadi tempat penelitian ini, peneliti mengambil tempat penelitian yang berhubungan dengan permasalahan, yaitu ;

1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Surakarta yang menyediakan jurusan Teknik Bangunan (SMK Negeri 2 Surakarta dan SMK Negeri 5 Surakarta). 2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi kota Surakarta (DISNAKERTRANS)

dan informasi lowongan pekerjaan yang lain melalui media cetak (harian Solopos).

3. Industri jasa konstruksi; CV. Astha Bhawana (Perencana dan Pengawasan) CV. Candrakirana Design Centre (Konsultan Perencana Arsitektur) dan CV. Mukti Pramana Sentosa (Kontraktor Pelaksana).

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini direncanakan pada bulan Juli 2008 – Maret 2010. Adapun perinciannya sebagai berikut :

Tabel 3. 1 Waktu penelitian

No. Nama Kegiatan Waktu pelaksanaan

1. Pengajuan Judul 10 Juli 2008

2. Proposal Penelitian 25 Juli 2008 sampai 18 Desember 2008

3. Seminar Proposal Penelitian 19 Februari 2009

4. Revisi Proposal Penelitian 4 Meret 2009 sampai 6 April 2009 5. Perijinan Penelitian 6 Maret 2009 sampai 3 Juni 2009 6. Pelaksanaan Penelitian 3 Juni 2009 sampai 3 September 2009 7. Analisis Data Penelitian 25 Agustus 2009 sampai 8 Desember 2009 8. Penyusunan Laporan 8 Desember 2009 sampai 23 Maret 2010

9. Ujian Skripsi 13 April 2010

(15)

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Dalam mengkaji permasalahan penelitian secara mendetail dan lengkap diperlukan pendekatan permasalahan melalui strategi yang tepat. Penelitian kualitatif ada 3 macam strategi pendekatan, yaitu eksplanatif, eksploratif dan deskriptif. Penelitian eksploratif bertujuan untuk menemukan hal-hal baru, sedangkan penelitian eksplanatif bertujuan menjelaskan suatu pegangan atau patokan untuk pembuktian suatu pendapat, dan penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan data dengan kata atau uraian dan penjelasan.

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang lebih menekankan pada masalah proses dan makna (persepsi dan partisipasi), maka jenis penelitian dengan strategi yang terbaik adalah penelitian kualitatif deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dikutip dari Dr. Lexy J. Moleong, M.A. (2001:3) menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan “metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati”.

(16)

Bangunan di industri jasa konstruksi serta faktor faktor yang mempengaruhi daya serap tersebut.

C. Sumber Data

Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Informasi tersebut akan digali dari beragam sumber data, dan jenis sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah:

1. Informan atau narasumber

a. Pihak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menyediakan jururan Teknik Bangunan di surakarta, yaitu; SMK Negeri 2 Surakarta dan SMK Negeri 5 Surakarta.

b. Dinas Tenaga Kerja Surakarta, sebagai lembaga penyalur tenaga kerja di surakarta.

c. Pihak industri jasa konstruksi, dalam hal ini Direktur CV. Astha Bhawana (Perencana dan Pengawasan), Direktur CV. Candrakirana Design Centre (Konsultan Perencana Arsitektur) dan Direktur CV. Mukti Pramana Sentosa (Kontraktor Pelaksana) yang mengetahui dan memberikan informasi permasalahan penelitian.

2. Informasi lapangan melalui media cetak, dalam hal ini media yang berkaitan dengan informasi lowongan pekerjaan bagi lulusan SMK jurusan bangunan khususnya di kota Surakarta. Informasi melalui media cetak yaitu; surat kabar yang membahas informasi lowongan di Surakarta (Harian Solopos).

3. Arsip, referensi dan dokumen resmi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.

D. Teknik Sampling

(17)

yang digunakan dalam penelitian ini lebih bersifat “Purposive Sampling”, atau lebih tepat disebut sebagai cuplikan “criteria-based selection” (goetz & LeCompte, 1984).

Dalam hal ini peneliti akan memilih informan yang dipandang paling tahu, sehingga kemungkinan pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data (Patton, 1980). Cuplikan seperti ini lebih cenderung sebagai “Internal Sampling” (Bogdan & Biklen, 1982) yang memberi kesempatan bahwa keputusan bisa diambil begitu peneliti mempunyai suatu pemikiran umum yang muncul mengenai apa yang sedang dipelajari, dengan mengkomunikasikan kepada informan, kapan melakukan observasi yang tepat (Time Sampling), dan beberapa jumlah serta bentuk/jenis dokumen yang perlu ditelaah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan juga jenis sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan penelitian ini adalah:

1. Wawancara Mendalam (In-depth Interviewing)

Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam suasana formal, dan bisa dilakukan berulang berupa informan yang sama (Patton, 1980). Pertanyaan yang diajukan bisa semakin terfokus sehingga informasi yang dikumpulkan semakin rinci dan mendalam. Kelonggaran dan kelenturan cara ini akan mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan perasaan, sikap dan pandangan mereka terhadap kompetensi ketrampilan lulusan pendidikan Teknik Bangunan. Teknik ini akan dilakukan pada semua informan oleh peneliti langsung sehingga diharapkan data yang diperoleh akan lebih valid.

2. Observasi Langsung.

(18)

dan pencatatan terhadap kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan di industri jasa konstruksi . Pengamatan ini tidak dilakukan hanya sekali, akan tetapi dilakukan berulang kali dengan harapan data yang diperoleh akan lebih valid.

3. Mencatat Dokumen (Content Analisys)

Selain menggunakan wawancara dan observasi, pengumpulan data juga dapat dilakukan dengan mencatat arsip atau dokumen yang berkaitan dengan permasalan penelitian Lexy J. Moleong (2001 : 161) menjelaskan bahwa “Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film dengan demikian metode ini untuk mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan penelitian dengan melihat atau meneliti dokumen”.

F. Validitas Data

Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini, teknik pengembangan validitas data yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu teknik triangulasi. Artinya untuk menarik kesimpulan yang relevan dan baik diperlukan tidak hanya satu cara sudut pandang. Dari empat macam triangulasi yang ada (Patton, 1980) hanya 2 yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu:

(19)

Publications Accounting Copy Center

INFORMAN

AKTIVITAS DOKUMEN/

ARSIP Sales

WAWANCARA

DATA

Copy Center

Shipping CONTENT

ANALISIS

OBSERVASI

Gambar 3.1 Teknik Triangulasi data (Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 80)

(20)

Gambar 3.2 Teknik Triangulasi Peneliti Mandiri (Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 82)

G. Analisis data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis antar kasus (cross-site analisys). Pada setiap kasus proses analisisnya akan dilakukan dengan menggunakan model analisis interaktif (Miles & Huberman, 1984). Dalam model analisis ini ada tiga komponen analisisnya yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi, aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Dalam melaksanakan proses ini peneliti aktifitasnya tetap bergerak diantara komponen analisis dengan pengumpulan data selama proses pengumpulan data masih berlangsung. Selanjutnya peneliti hanya bergerak di antara tiga komponen analisis tersebut sesudah pengumpulan data selesai pada setiap unitnya dengan menggunakan waktu yang tersisa dalam penelitian ini.

(21)

Gambar 3.3 Proses Analisis Interaktif (Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 96)

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan kegiatan pengumpulan data yang diperoleh di lapangan yang berasal dari sumber data yang telah dipilih, dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu.

2. Reduksi (data)

Reduksi data merupakan komponen pertama, yaitu dengan membatasi permasalahan penelitian dan membatasi pertanyaan – pertanyaan pokok yang perlu dijawab dalam penelitian. Hal itu dilakukan agar banyaknya data yang terkumpul di lapangan dapat dengan mudah dikendalikan.

3. Sajian data

Setelah dilakukan reduksi data, kemudian diikuti dengan penyusunan sajian yang berupa cerita sistematis dan logis agar makna peristiwanya menjadi lebih mudah dipahami, dengan dilengkapi perabot sajian yang diperlukan (matrik, gambar dan sebagainya) yang sangat mendukung kekuatan sajian.

4. Penarikan kesimpulan/ verifikasi

(22)

Reduksi data dan sajian data diperoleh dari pengumpulan data yang masih heterogen. Kemudian dipisahkan menurut jenis data dan keperluan yang dicari dengan memberi kode atau tanda disetiap data. Penarikan kesimpulan atau verifikasi diambil dari reduksi data dan sajian data akhir yang diperoleh dan antara ketiganya terdapat hubungan yang terkait satu dengan yang lain. Karena sifat penelitian kualitatif yang lentur dan terbuka, walaupun penelitian menggunakan strategi terpancang dengan kegiatan penelitian yang dipusatkan pada tujuan dan pertanyaan yang jelas dirumuskan, namun penelitian ini tetap bersifat terbuka dan spekulatif karena segalanya secara pasti akan ditentukan kemudian oleh keadaan yang sebenarnya di lokasi studi.

H. Prosedur penelitan

Kegiatan penelitian ini seluruhnya direncanakan sebagai berikut; 1. Persiapan Penelitian

a. Mengurus perijinan penelitian ke Pembantu dekan III FKIP Universitas Sebelas Maret.

b. Mengurus perijinan penelitian ke DISPORA guna memperoleh ijin untuk melakukan penelitian ke SMK dan DISNAKER, sebagai objek penelitian. c. Mengurus perijinan penelitian ke Industri Jasa Konstruksi sebagai objek

penelitian.

2. Pengumpulan Data

a. Mengumpulkan data di lokasi studi dengan melakukan observasi, wawancara mendalam, dan mencatat dokumen.

b. Melakukan pengkajian dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul dengan melaksanakan refleksinya. Menentukan strategi pengumpulan data yang dianggap paling tepat, dan menentukan fokus, serta pendalaman dan pemantapan data, pada pengumpulan data berikutnya.

(23)

3. Analisis Data

Untuk analisis awal penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data di lapangan, sedang analisis akhir dilakukan setelah penggalian data dianggap cukup mendukung maksud dan tujuan penelitian. Tahap ini merupakan usaha untuk menemukan tema-tema yang relevan dengan masalah penelitian

4. Penyajian Simpulan/ Hasil

Penyajian kesimpulan/ hasil berupa laporan yang bersifat deskriptif kualitatif mengenai analisis ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan di Surakarta pada sektor industri jasa konstruksi.

Untuk lebih jelasnya mengenai prosedur penelitian dapat digambarkan melalui bagan alur penelitian berikut:

Gambar 3.4 Prosedur Penelitian Persiapan Penelitian

Pengumpulan Data

Analisis Data Mengurus Perijinan: 1. Pembantu Dekan III FKIP

2. DISPORA untuk memperoleh ijin ke SMK dan DISNAKER.

3. Perijinan Ke Industri Jasa Konstruksi

Melakukan pengkajian dan pembahasan data yang telah terkumpul

Mengatur data dalam kelompok untuk kepentingan analisis

(24)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. SMK Negeri 5 Surakarta a. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 5 Surakarta

Sekolah menengah kejuruan 5 Surakarta, dirintis sejak tahun 1962. Sekolah Menengah Kejuruan 5 Surakarta mula-mula berstatus Swasta dan terletak di Purwanegaran, dulu Sekolah Teknik Negeri 1 yang sekarang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 15 Surakarta. Pada saat itu Sekolah Teknologi Menengah merupakan Sekolah Teknologi Menengah Persiapan Negeri di Purwanegaran berdasarkan SK Menteri Pendidikan RI No.8065/Dirpt/RI tanggal 7 Agustus 65 Statusnya di Negerikan terdiri dari (Dua) Jurusan, yaitu Mesin dan Bangunan Gedung.

Adanya pemberontakan G.30 S/PKI maka pada tahun 1965 Sekolah Tinggi Menengah Negeri Purwanegaran pindah ke Jayanegaran, kemudian pada tahun 1966 Sekolah Teknologi Menengah Negeri Purwanegaran diubah namanya menjadi Sekolah Teknologi Menengah Negeri 2 Surakarta yang terletak dijalan LU. Adi Sucipto No.10 Surakarta .

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tentang perubahan Nomenklatur SMKTA menjadi SMK serta Organisasi dan Tata Kerja SMK, Nomor : 036/O/1997 tanggal 7 Maret 1997 yang dulunya Sekolah Teknologi Menengah Negeri 2 Surakarta menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Surakarta dan Jalannya berubah nomor menjadi 42.

b. Lokasi SMK Negeri 5 Surakarta

(25)

SMK Negeri 5 Surakarta menempati areal tanah seluas 22530 m2 yang terdiri dari gedung dan halaman. Karena luasnya yang mencukupi maka sangat menunjang kegiatan belajar mengajar.

c. Visi dan Misi SMK Negeri 5 Surakarta. 1) Visi SMK Negeri 5 Surakarta.

Visi SMK Negeri 5 Surakarta yaitu menciptakan teknisi muda tingkat menengah yang profesioanal handal dan tangguh

2) Misi SMK Negeri 5 Surakarta Misi SMK Negeri 5 Surakarta yaitu :

a) Mendidik dan melatih peserta didik dengan prinsip kewirausahaan. b) Mendidik dan Melatih peserta didik sesuai kebutuhan dunia usaha. c) Mendidik dan melatih peserta didik untuk mandiri.

d. Struktur Organisasi dan Tugas Pengurus Prakerin SMK Negeri 5 Surakarta.

Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Surakarta di koordinir dan di bawah naungan Wakil Kepala Sekolah (WKS) 4. Adapun Struktur Organisasi dan tugas kepengurusan WKS.4 adalah sebagai berikut :

1. Wakil Kepala Sekolah (WKS 4) 2. Sekretaris

3. Bendahara 4. Urusan Prakerin

5. Bursa Kerja Khusus (BKK)

Bursa Kerja Khusus (BKK) di SMK negeri 5 Surakarta mempunyai tugas membantu WKS 4 dalam melaksanakan tugas – tugas yang meliputi :

a) Mengkoordinir seluruh kegiatan BKK.

b) Bekerja sama untuk mengadakan hubungan dengan Du/Di pengguna tenaga kerja, khususnya lulusan SMK Negeri 5 Surakarta. c) Mengadakan komunikasi dengan Kandepnaker kota Surakarta,

(26)

d) Membuat laporan secara periodic tentang penyaluran tenaga kerja lulusan SMK Negeri 5 Surakarta, kepada Ka. Kandepnaker kota Surakarta.

e. Fasilitas SMK Negeri 5 Surakarta.

Sekolah terletak didalam kota Surakarta dikomplek persekolahan /dilingkungan sangat setrategis dan dekat dengan lapangan olah raga ( stadion ) Manahan. Dilalui kendaraan angkutan umum dari berbagaiJurusan. Memudahkan pencapaian ke sekolah.

Guna menunjang Pendidikan SMK Negeri 5 Surakarta mempunyai fasilitas antara lain : Studio Teknik Gambar Bangunan, Bengkel Teknik Konstruksi Bangunan, Bengkel Teknik Perkayuan, Bengkel Teknik Listrik Industri, Bengkel Teknik Listrik Elektro, engkel Teknik Pemesinan, Bengkel Teknik Mekanik Otomotif, Bengkel Las, Laboratorium Komputer dan Internet, Perpustakaan dengan jaringan internet, dan Laboratorium Bahasa.

Fasilitas lain sebagai penunjang kegiatan Extrakulikuler SMK negeri 5 Surakarta mempunyai fasilitas antara lain: Lapangan Tenis, Lapangan basket, Lapangan Volley, Koperasi siswa, Studio Musik, 3 Kantin, Masjid,UKS dan Lab Komputer.

2. SMK Negeri 2 Surakarta a. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 2 Surakarta

Sejalan dengan berkembangnya zaman, para pakar teknologi membuat kesepakatan untuk mendirikan sekolah STM di Solo, adapun para pakar tersebut antara lain:

1) Ir. Frederick Cornelius Louis Van Olden 2) Prof.Ir. Soediro

3) R.T. Djoyo Suparno ( Sri sampurno) 4) R. Soemardi Djati Sworo

5) Letda Soejono,B.A

(27)

Mendikbud RI No. 3095/ B dan tanggal 4 Juli 1952 berlokasi di sekolah Teknik IV/ V Gendengan dengan alamat Jl. Dr Muwardi No. 56 Surakarta hingga tahun 1957/ 1958 dengan kepala sekolahnya adalah Ir. Frederick Cornelius Louis Van Olden. Sejak tahun 1998 lokasi tersebut menjadi SMP Negeri 24 surakarta dan SMP Negeri 25 Surakarta.

Tahun 1967 berdasarkan SK Mendikbud RI No. 99/ SBL DH. Direktorat Pendidikan kejuruan N/ 67 tanggal 18 Juni 1967 dengan nama Sekolah Teknik Menengah Kejuruan Negeri 1 Surakarta dengan 3 jurusan, yaitu Jurusan Mesin, Jurusan Bangunan dan Jurusan Listrik.

Dengan adanya perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah maka tahun 1977 SMK Negeri 2 Surakarta ditunjuk agar melaksanakan kurikulum 1967 berdasarkan Ditjemen Direktorat Pendidikan Kejuruan tanggal 6 Januari 1977 No. 5.1.012.77 membuka 5 Jurusan yaitu Mesin Produksi, Listrik, Bangunan Gedung, Otomotif dan Elektronika.

Tahun 1985 berdasarkan SK. Depdikbud RI tanggal 17 Oktober 1985 No. 7621C/ K 12/ 85, SMK Negeri 2 Surakarta memakai kurikulum 1984 dengan 60% teori dan 40% praktikum yang berjalan sampai tahun 1992 dan hanya terbagi menjadi 4 rumpun, yaitu Bangunan, Otomotif, Elektronika, dan Mesin/ Teknik pengerjaan Logam.

Tahun 1986 dengan SK Dikmenjur tanggal 4 Desember 1986 No. 267/ C4/ Kep./ 1.86 menetapkan STM Negeri 1 Surakarta dibagi menjadi rumpun dan Program Studi sebagai berikut:

1) Rumpun Bangunan, terdiri dari Program Studi Bangunan Gedung dan Program Studi Gambar Bangunan.

2) Rumpun Elektronika, terdiri dari Program Studi Elektronika Komunikasi.

3) Rumpun Pengerjaan Logam (TPL), terdiri dari Program Studi Mesin Produksi dan Program Studi Mesin Otomotif.

(28)

1) SMK Negeri 2 Surakarta masih ada peralatan praktek listrik. 2) Masih tersedia guru dari rumpun listrik.

3) Mendapat rekomondasi dari Pemda Surakarta.

Kemudian atas pertimbangan tersebut, maka diadakan usulan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Menengah Kejuraun dan sampai saat ini SMK Negeri 2 Surakarta tetap memiliki 5 Rumpun yaitu Rumpun Bangunan, Rumpun Elektronika, Rumpun Mesin/ TPL, Rumpun Otomotif, dan Rumpun Listrik.

Tahun 1996 STM Negeri Solo berubah nama menjadi STM Negeri 1 Surakarta berdasarkan surat dari Dirjen Pendidikan Menengah Kejuraun Jakarta 6 januari 1997 No.5.1.012.77 ditunjuk melaksanakan kurikulum 1967 (STM 3 Tahun) dengan pengembangan jurusan, antara lain: Mesin, Elektronika, Bangunan, Listrik dan Otomotif.

Pada tahun 1999/ 2000 SMK Negeri 2 Surakarta diberlakukan kurikulum 1999 dengan perubahan rumpun menjadi bidang keahlian yang diberlakukan dengan adanya Program Keahlian meliputi:

1) Bidang Keahlian Bangunan, terdiri dari Program Keahlian Teknik Perkayuan (TP), Teknik Konstruksi Bangunan (TKB) dan Teknik Gambar Bangunan (TGB).

2) Bidang Keahlian Elektronika, terdiri dari Program Keahlian Teknik Audio Video ( TAV) dan Teknik Listrik Pemakaian (TLP).

3) Bidang Keahlian Mesin, terdiri dari Program Keahlian Teknik Mesin Perkakas.

4) Teknik Mesin Otomotif. b. Lokasi SMK Negeri 2 Surakarta

Gedung SMK Negeri 2 Surakarta terletak di JL. Adi Sucipto No.33 Surakarta. Disekitar lokasi SMK Negeri 2 Surakarta terdapat lembaga pendidikan lain sehingga pada jam- jam sekolah sangat ramai.

(29)

Hal lain yang mendukung keberadaan SMK Negeri 2 Surakarta adalah sarana transportasi yang mudah dan lancar karena terletak pada jalan utama menuju Terminal Tirtonadi Solo., sehingga dapat dijangkau dengan mudah dan cepat.

c. Visi dan Misi SMK Negeri 2 Surakarta. 1) Visi SMK Negeri 2 Surakarta.

Visi dari SMK Negeri 2 Surakarta yaitu Mewujudkan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai SMK yang unggul di Era Global.

2) Misi SMK Negeri 2 Surakarta

Misi dari SMK Negeri 2 Surakarta yaitu:

a) Unggul dalam kepribadian dan pengembangan diri. b) Unggul dalam ketrampilan dan Teknologi.

c) Unggul dalam kewirausahaan. d) Unggul dalam kemandirian.

d. Struktur Organisasi dan Tugas Pengurus Prakerin SMK Negeri 2 Surakarta.

Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta di koordinir dan di bawah naungan Wakil Kepala Sekolah (WKS).4. Adapun Struktur Organisasi dan tugas kepengurusan WKS.4 adalah sebagai berikut :

1) Wakil Kepala Sekolah (WKS) 4 2) Kelompok Kerja (Pokja) Prakerin 3) Pokja Bursa Kerja Khusus (BKK).

Pokja Bursa Kerja Khusus (BKK) di SMK negeri 2 Surakarta mempunyai tugas membantu Waka 4 dalam melaksanakan tugas – tugasnya meliputi :

a) Mengkoordinir seluruh kegiatan BKK.

(30)

c) Mengadakan komunikasi dengan Kandepnaker kota Surakarta, dalam informasi tenaga kerja.

d) Membuat laporan secara periodic tentang penyaluran tenaga kerja lulusan SMK Negeri 2 Surakarta, kepada Ka. Kandepnaker kota Surakarta.

e. Fasilitas SMK Negeri 2 Surakarta.

Sekolah terletak di dalam kota Surakarta di komplek persekolahan / di lingkungan persekolahan, lokasi sangat strategis dan dekat dengan lapangan olahraga (stadion) Manahan, sehingga sangat menunjang suasana diklat dan olahraga, luas sekolah 23.150m2. Guna menunjang Pendidikan dan Pelatihan, sekolah mempunyai fasilitas antara lain :

1) Studio Teknik Gambar Bangunan. 2) Bengkel Teknik Konstruksi Bangunan. 3) Bengkel Teknik Perkayuan.

4) Bengkel Teknik Listrik Pemakaian. 5) Bengkel Teknik Audio Video. 6) Bengkel Teknik Pemesinan.

7) Bengkel Teknik Mekanik Otomotif.

8) Bengkel dan Laboratorium Teknik Komputer dan Jaringan.. 9) MTU ( Mobil Training Unit ).

10) ICT ( Information and Communication Technology ). 11) Stasiun Relay TVE ( Televisi Education ).

(31)

3. Industri Jasa Konstruksi

Dalam penelitian ini, perusahaan jasa konstruksi (kontraktor) yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah CV. Astha Bhawana dan CV. Candrakirana Design Centre, serta CV. Mukti Pramana Sentosa (MPS) sebagai sampel untuk perusahaan jasa konstruksi di Surakarta.

a. CV. Astha Bhawana 1. Tinjauan Umum

CV. Astha Bhawana merupakan suatu perusahaan jasa konstruksi yang bergerak dibidang konsultan perencana dan pengawasan. Berdasarkan pada Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa konstruksi, Peraturan Pemerintah No. 28, 29, dan 30 Tahun 2000 dan peraturan LPJK No. 11a Tahun 2008 Tentang Registrasi Usaha Jasa yang pada hakekatnya merupakan salah satu usaha dalam pembinaan Sumber Daya Manusia dan pelaksanaan di bidang jasa konstruksi.

2. Data Administrasi CV. Astha Bhawana

Secara umum, data administrasi CV. Astha Bhawana antara lain sebagai berikut:

a. Nama badan usaha : CV. Astha Bhawana b. Alamat badan usaha : Jl. Kantil No. 243 Badran

Surakarta

c. Kode Pos : 57142

d. Telepone/ Fax : (0271) 716996

e. NPWP : 01.140.062.9-526.000

(32)

3. Kualifikasi/Klasifikasi Badan Usaha Tabel 4.1 Data Kualifikasi CV. Astha Bhawana

Kemampuan

1 Jasa Manajemen Proyek Terkait Konstruksi Bangunan

32001 2 2009 0 Inkindo Selesai

2 Jasa Manajemen Proyek Terkait Konstruksi Pekerjaan Teknik Sipil Lainnya

32004 2 2009 0 Inkindo Selesai

3 Jasa Nasehat/Pra-Disain dan Disain Enjiniring Pekerjaan Teknik Sipil Lainnya

12004 2 2009 0 Inkindo Selesai

Sumber: Arsip CV. Astha Bhawana 4. Struktur Organisasi Perusahaan

Sumber: Arsip CV. Astha Bhawana

(33)

b. CV. Candrakirana Design Centre 1. Tinjauan Umum

CV. Candrakirana Design Centre merupakan salah satu perusahaan konsultan teknik yang bergerak dalam bidang Perencanaan dan Perancangan Arsitektur, Manajemen Konstruksi, Engineering, Studi Kelayakan serta Amdal. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 17 Juni 2003 yang didasarkan pada Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa konstruksi, Peraturan Pemerintah No. 28, 29, dan 30 Tahun 2000 dan peraturan LPJK No. 11a Tahun 2008 Tentang Registrasi Usaha Jasa yang pada hakekatnya merupakan salah satu usaha dalam pembinaan Sumber Daya Manusia dan pelaksanaan di bidang jasa konstruksi.

2. Data Administrasi CV. Candrakirana

Secara umum, data administrasi CV. Candrakirana antara lain sebagai berikut:

a. Nama badan usaha : Candrakirana Design centre, CV. b. Alamat badan usaha : Jl. Kolonel Sutarto 15 Surakarta 57126

Telp. (0271) 648482,

c. NPWP : 01.515.184.8-526.000

Ijin Usaha Sesuai Bidang Perusahaan

1. TDP : No. 11.01.1.74.00392.

2. SIUJK (Konstruksi) : No. 1133.1.76.97.00062.P.2. 3. IUJKN (Perencanaan) : No. 1 004842-3374 4 00814. 4. IUJKN (Pengawasan) : No. 1 004842-3374 4 00815. 5. Sertifikat Badan Usaha : No. B00803374-4-JT.0427. d. Bentuk badan usaha : Badan Usaha Nasional

(34)

3. Kualifikasi/Klasifikasi Badan Usaha Tabel 4.2 Data Kualifikasi CV. Candrakirana

Kemampuan Dasar No. Sub Bidang

Klasifikasi/Layanan

Nomor Kode Gred

Tahun Nilai (Juta)

Asosiasi Proses

1 Jasa Nasihat/Pra-Disain, Disain dan Administrasi Kontrak Arsitektural

11001 2 2009 0 Inkindo Selesai

2 Jasa Arsitektural Lansekap

11002 2 2009 0 Inkindo Selesai 5 Jasa Nasehat/Pra-Disain

dan Disain Enjiniring Bangunan

12001 2 2009 0 Inkindo Selesai

6 Jasa Nasehat/Pra-Disain dan Disain Enjiniring

(35)

4. Struktur Organisasi Perusahaan

Sumber: Arsip CV. Candrakirana

(36)

c. CV. Mukti Pramana Sentosa (MPS) 1. Tinjauan Umum

CV. Mukti Pramana Sentosa merupakan suatu perusahaan jasa konstruksi yang bergerak dibidang jasa Pelaksana yang didasarkan pada Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa konstruksi, Peraturan Pemerintah No. 28, 29, dan 30 Tahun 2000 dan peraturan LPJK No. 11a Tahun 2008 Tentang Registrasi Usaha Jasa yang pada hakekatnya merupakan salah satu usaha dalam pembinaan Sumber Daya Manusia dan pelaksanaan di bidang jasa konstruksi.

2. Data Administrasi CV. Mukti Pramana Sentosa

Secara umum, data administrasi CV. Mukti Pramana Sentosa antara lain sebagai berikut:

a. Nama badan usaha : Mukti Pramana Sentosa, CV. b. Alamat badan usaha : Jl. Mliwis VI / 9a Manahan 57137

Telp. (0271) 722367,

c. NPWP : 01.752.307.7-526.000

d. Bentuk badan usaha : Badan Usaha Nasional e. Jenis badan usaha : Pelaksana

f. Kekayaan bersih : Rp. 985.000.000 3. Kualifikasi/Klasifikasi Badan Usaha

Tabel 4.3 Data Kualifikasi CV. Mukti Pramana Sentosa Kemampuan

5 Pertamanan, termasuk perawatannya

(37)

4. Struktur Organisasi Perusahaan

Sumber: Arsip CV. Mukti Pramana Sentosa

Gambar 4.3 Struktur Organisasi CV. Mukti Pramana Sentosa 4. Disnakertrans Surakarta

1. Tinjauan Umum

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Surakarta sebagai merupakan unit kerja yang mempunyai tugas melaksanakan urusan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian berkewajiban untuk memberikan pelayanan dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan permasalahan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di Kota Surakarta.

2. Visi dan Misi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Surakarta a) Visi

"Terwujudnya Tenaga Kerja dan Masyarakat Transmigrasi yang Produktif, Kompetitif dan Sejahtera".

Director S. SANTOSA, BE

Adm/ KUG Dra, ENDANG S

Manager

Site Manager Engeneering

MUJIATNO

Engeneering MUJIATNO

Site Manager Messure Man Ass. Manager

(38)

b) Misi

1. Perluasan kesempatan kerja dan peningkatan pelayanan penempatan tenaga kerja serta penguatan informasi pasar kerja dan bursa kerja.

2. Peningkatan kompetensi ketrampilan dan produktivitas tenaga kerja dan masyarakat transmigrasi.

3. Peningkatan pembinaan hubungan industrial serta perlindungan sosial tenaga kerja dan masyarakat transmigrasi.

(39)

3. Struktur Organisasi

Sumber: Arsip Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta Gambar 4.4 Struktur Organisasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(40)

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

Pada dasarnya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Usaha yang dilakukan Sekolah Menengah Kejuruan (Jurusan Bangunan) dalam mempersiapkan lulusannya untuk menghadapi dunia kerja (Industri jasa Konstruksi), Untuk memperoleh informasi mengenai ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja di bidang industri jasa konstruksi dan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi daya serap tenaga kerja di industri jasa konstruksi tersebut. deskripsi dari apa yang dimaksud tersebut, peneliti telah melakukan sebuah penelitian dengan mengambil 6 Lokasi penelitian yaitu:

1. Sekolah Menengah Kejuruan di kota Surakarta yang Menyediakan Jurusan Bangunan

a. SMK Negeri 2 Surakarta b. SMK Negeri 5 Surakarta 2. Industri jasa konstruksi

a. CV. Astha Bhawana (Perusahaan Konsultan perencana dan Pengawasan).

b. CV. Candrakirana Design Centre (Perusahaan perencanaan dan perancangan arsitektur).

c. CV. Mukti Pramana Sentosa (MPS) (Perusahaan Kontraktor Pelaksana).

3. Dinas Sosial tenaga Kerja dan Transmigrasi kota Surakarta.

Deskripsi lengkap mengenai pokok permasalahan penelitian di atas adalah sebagai berikut:

1. Upaya Sekolah dalam Mempersiapkan Lulusannya

(41)

a. Sarana dan Prasarana

Data yang didapat melalui observasi dan wawancara di lokasi penelitian diperoleh informasi bahwa di SMK Negeri 2 dan SMK Negeri 5 Surakarta telah memiliki sarana dan prasarana yang lengkap diantaranya:

1. Data intentaris laboratorium praktek SMK N 5 Surakarta a. Tabel 4.4 Data inventaris Bengkel praktek kayu mesin

(42)

36. Tempat oil 2 Baik

37. Mata bor 15 Sedang

Sumber: Arsip SMK N 5 Surakarta

b. Tabel 4.5 Data inventaris Bengkel praktek kayu tangan

No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi

(ukuran 3/4", 1", 5/8", 1/2", 3/8", 5/16", 1/4")

86 Sedang

12. Perusut 11 Sedang

13. Batu asah 14 Sedang

14. Palu kayu 21 Sedang

Sumber: Arsip SMK N 5 Surakarta

c. Tabel 4.6 Data inventaris Bengkel praktek kerja batu

No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi

(43)

22. Molen 1 Baik

23. Cetakan gisum 5 Baik

24. Kloset jongkok 5 Baik

25. Helem kerja 23 Sedang

Sumber: Arsip SMK N 5 Surakarta

d. Tabel 4.7 Data inventaris Bengkel praktek ukur tanah

No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi

1. Pesawat penyipat datar

Muto Level Top Can 1 Baik

2. Pesawat penyipat datar

Kango 1 Baik

Sumber: Arsip SMK N 5 Surakarta

e. Tabel 4.8 Data inventaris Bengkel Gambar bangunan

No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi

1. Meja gambar tangan 30 Baik

2. Komputer autocad (guru) 2 Baik

3. Komputer autocad (siswa) 36 Baik

4. White board 2 Baik

Sumber: Arsip SMK N 5 Surakarta

2. Data intentaris laboratorium praktek SMK N 2 Surakarta a. Tabel 4.9 Data inventaris Bengkel Teknik Perkayuan

No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi

1. Mesin ketam perata 2 Baik

2. Mesin ketam penebal 1 Baik

3. Mesin ketam penebal 1 Rusak berat

4. Mesin gergaji bundar bermeja 1 Baik

5. Mesin gergaji bundar bermeja 1 Cukup baik 6. Mesin gergaji 1 radikal berlengan 1 Rusak berat 7. Mesin gergaji lengan radikal 1 Cukup baik

8. Mesin pita 1 Cukup baik

9. Mesin pita 1 Rusak berat

10. Mesin pahat pelobang wakdin 2 Cukup

(44)

12. Mesin pembuat sponeng profil 1 Cukup baik 13. Mesin pembuat sponeng profil 1 Cukup baik

14. Mesin bubut kayu 1 Cukup baik

15. Mesin bubut kayu (bubut) 1 Cukup baik 16. Mesin gerinda ketam (bubut) 1 Rusak berat 17. Mesin gerinda kombinasi jaya 1 Cukup baik

18. Mesin bor bulat 1 Cukup baik

19. Penyambung daun gergaji pita 1 Buruk

20. Chain mortising machine 1 Cukup baik

21. Compresor 1 Buruk sekali

Sumber: Arsip SMK N 2 Surakarta

b. Tabel 4.10 Data inventaris Bengkel praktek plumbing

No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi

Sumber: Arsip SMK N 2 Surakarta

c. Tabel 4.11 Data inventaris Bengkel praktek kerja batu

No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi

(45)

2. Tanggem 5 Cukup baik

Sumber: Arsip SMK N 2 Surakarta

d. Tabel 4.12 Data inventaris Bengkel praktek ukur tanah

No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi

Sumber: Arsip SMK N 2 Surakarta

e. Tabel 4.13 Data inventaris Bengkel Gambar bangunan

No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi

(46)

Data yang tersaji di atas SMK N 5 dan SMK N 5 Surakarta telah memiliki peralatan yang lengkap walaupun tidak semua alat yang dimiliki masih dalam kondisi baik, akan tetapi dapat dikatakan bahwa lebih dari 90% peralatan yang dimiliki SMK N 5 dan SMK N 5 masih cukup baik dan layak digunakan. Disamping mengenai kondisi peralatan praktek yang baik, jumlah alat yang dimiliki kedua sekolah yaitu SMK N 5 dan SMK N 5 cukup memadai untuk digunakan praktikum, hal ini didasari dari jumlah siswa rata rata setiap program bangunan yaitu kurang lebih 30 siswa.

Peneliti juga melakukan pengambilan data melalui observasi langsung dan wawancara dan berikut adalah kutipan wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27 Juli 2009), menyatakan bahwa Lab yang dimiliki SMK N 5 Surakarta sudah memadai untuk praktek siswa SMK bangunan. Hasil wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31 juli 2009), meyatakan bahwa SMK N 2 Surakarta memiliki Lab yang sangat mendukung karena memang banyak peralatan yang sudah dimiliki, bahkan Lab Perkayuan sudah digunakan Siswa untuk menerima order pekerjaan dari industri (khususnya bidang furniture) ini menunjukkan SMK N 2 Surakarta telah diakui dunia industri bahwa sekolah ini dipercaya untuk mengerjakan order pekerjaan mereka.

Menurut penelitian langsung oleh peneliti di lokasi penelitian memang dapat disimpulkan bahwa SMK N 2 Surakarta dan SMK N 5 Surakarta memang memiliki lab yang lengkap itu dibuktikan dengan tersedianya peralatan praktek dengan jumlah yang cukup dan lengkap.

b. Kompetensi yang dimiliki oleh lulusan bangunan

(47)

Kompetensi Lulusan Gambar Bangunan: 1. Menggambar teknik dasar.

2. Membaca dan menerjemahkan gambar konstruksi. 3. Merencanakan dan mengatur pekerjaan konstruksi. 4. Menggambar Autocad 2D dan 3D

5. Membuat gambar kerja.

6. Mendesain Bangunan Sederhana. 7. Pekerjaan dasar survei.

8. Perhitungan kekuatan konstruksi bangunan sederhana. Kompetensi Lulusan Konstruksi Bangunan

1. Melakukan pengukuran dan perhitungan sederhana. 2. Mempersiapkan lokasi dan lapangan kerja.

3. Melakukan pekerjaan pengukuran dan levelling lapangan. 4. Menyusun daftar kebutuhan material.

5. Memeriksa material agregat halus dan agregat kasar.

6. Memasang papan duga (bouwplank) untuk acuan dan perancah. 7. Mempersiapkan tulangan /pembesian di lapangan.

8. Memasang tulangan/pembesian. 9. Membuat adukan beton segar.

10. Melaksanakan penyelesaian (Finishing) akhir pada beton. 11. Melaksanakan perawatan beton.

12. Membuat Laporan Kerja.

13. Mempersiapkan material konstruksi pasangan batu.

14. Memasang papan duga pekerjaan konstruksi pasangan batu. 15. Mempersiapkan adukan mortar/spesi.

16. Membuat pasangan Pondasi.

17. Membuat pasangan dinding batu bata. Kompetensi Lulusan Teknik Perkayuan

1. Memilih bahan yang akan digunakan.

(48)

4. Membuat gambar rancangan kerja. 5. Melakukan penghitungan bahan. 6. Membuat kusen, pintu dan jendela.

7. Membuat macam macam sambungan kayu. 8. Membuat konstruksi kuda - kuda.

Kompetensi di atas telah masuk dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah digunakan di SMK Jurusan Bangunan, sehingga lulusan SMK Jurusan Bangunan telah memiliki kompetensi tersebut diatas.

c. Praktek, Prakerin dan Kunjungan Industri 1. Praktek

Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27 Juli 2009), menyatakan bahwa praktek dapat dikatakan suatu kompetensi keahlian yg utama, apalagi sekarang telah dilaksanakan pembelajaran continues job, kalau sekolah pada umumnya memiliki jam praktek 7 jam pelajaran dalam seminggu, namun pada saat telah diganti dengan system continues job atau system blok, yaitu pengumpulan jam praktek dalam satu bulan sehingga dalam satu bulan ada satu minggu yang digunakan khusus untuk praktek (dalam 1 minggu terdapat 28 jam pelajaran praktek), sehingga lebih efisien waktu. Hasil wawancara peneliti dengan kepala BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31 juli 2009), menyatakan bahwa praktek di SMK N 2 Surakarta digunakan oleh siswa menerima order dari luar, sehingga siswa dipekerjakan untuk pembuatan order dari luar tersebut. Hal tersebut sangat membantu siswa untuk bisa melakukan pekerjaan pekerjaan yang bisa mendukung siswa untuk bisa belajar mandiri dalam menghadapi pekerjaan yang sesungguhnya.

2. Praktek Kerja Industri (Prakerin)

(49)

diberikan di sekolah dengan mengerjakan pekerjaan produksi/ jasa (pekerjaan yang sesungguhnya) di Dunia Industri.

Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27 Juli 2009), menyatakan bahwa di SMK N 5 Surakarata siswa diwajibkan mengikuti Proses prakerin dan lama Prakerin rata - rata selama satu sampai tiga bulan. Sedangkan wawancara peneliti dengan kepala BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31 juli 2009), menyatakan bahwa SMK N 2 Surakarta siswa wajib melaksanakan Prakerin dan lama proses prakerin itu rata - rata dua sampai tiga bulan, kadang ada yang sampai 6 bulan bahkan satu tahun tergantung permintaan dari industri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses prakerin yang dilakukan oleh siswa bangunan selama menempuh pendidikan di SMK rata – rata antara 2 sampai 3 bulan, kecuali jika ada permintaan dari perusahaan yang meminta agar kegiatan prakerin di perpanjang.

3. Kunjungan Industri

Disamping praktek dan prakerin SMK N 5 surakarta juga mewajibkan siswanya untuk melakukan kunjungan industri. Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27 Juli 2009), menyatakan bahwa kunjungan industri merupakan suatu misi sekolah untuk menenalkan produk sekolah yaitu human resources Sumber daya manusia (SDM) graduate (tamatan/ lulusan). Tujuan dari kunjungan industri ini adalah yang pertama untuk promosion produk (lulusan) dan yang kedua adalah untuk studi komparasi perbandingan sejauh mana bahwa teori yg diberikan di sekolah itu dikomparasikan dengan pekerjaan di lapangan, dan yang ketiga agar SMK dapat mengikuti adanya perkembangan dunia konstruksi sehingga istilah teknik dan produk- produk teknik yg terkini pun sekolah tahu dan tidak ketinggalan jaman.

(50)

konstruksi. Dan harus diakui bahwa SMK telah berusaha mempersiapkan lulusan yang berkualitas untuk dapat layak bekerja di industri jasa konstruksi.

2. Ketersediaan dan Kebutuhan Tenaga kerja

Ketersediaan tenaga kerja dalam penelitian ini mengambil data dari sekolah mengenai jumlah lulusan jurusan Bangunan, sedangkan kebutuhan tenaga kerja lulusan bangunan peneliti melakukan wawancara dengan 3 perusahaan jasa konstruksi yang digunakan sebagai tolak ukur untuk mewakili perusahaan konstruksi secara keseluruhan di Surakarta dan juga wawancara dengan Disnakertrans kota Surakarta.

a. Ketersediaan

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27 Juli 2009), menyatakan bahwa lulusan SMK N 5 Surakarta rata – rata setiap tahun melulusakan 70 hingga 100 siswa jurusan Bangunan, Kemudian hasil wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31 juli 2009), menyatakan bahwa lulusan SMK N 2 Surakarta rata – rata setiap tahun meluluskan 80 hingga 100 siswa jurusan Bangunan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ketersediaan jumlah lulusan SMK Bangunan setiap tahunnya di Kota Surakarta sekitar 150 hingga 200 lulusan. b. Kebutuhan

Informasi mengenai data kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK Bangunan di industri jasa konstruksi diperoleh dari:

1. Sekolah Menengah Kejuruan

Data diambil dari dua sumber yaitu: wawancara dan data tertulis yang terdapat pada Kantor Bursa Kerja Khusus Sekolah Menengah Kejuruan.

(51)

kepala BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31 juli 2009), menyatakan bahwa SMK N 2 Surakarta memang memiliki kerja sama dengan Pihak industri jasa konstruksi melalui Bursa kerja khusus hanya saja untuk saat ini untuk program keahlian bangunan kurang karena kerjasama hanya dengan perusahaan yang ada di Sekitar Surakarta saja, berbeda dengan jurusan lain yang tidak hanya menggelar kerjasama dengan perusahaan yang ada di Sekitar Surakarta tapi juga di luar daerah Surakarta.

Berikut adalah data tertulis yang terdapat di arsip kantor Bursa Kerja Khusus SMK N 2 Surakarta dan SMK N 5 Surakarta, yang berkaitan dengan tamatan lulusan Banunan di industri jasa konstruksi.

a. Data di Bursa Kerja Khusus SMK N 5 Surakarta

Tabel 4.14 Data Kebutuhan tenaga kerja dari SMK N 5 Surakarta No. Nama Perusahaan Jumlah

Kebutuhan

Keterangan Bidang Pekerjaan

1. PT. Indomarco 3 Retail Bahan Bangunan

2. PT. Legenda Bintang 4 Konstruksi Perkayuan

3. Perumnas Palur 4 Perumahan

4. CAAD 5 Gambar Bangunan

5. Wall Floor and Tile 5 Bahan Bangunan

Jumlah 21

Sumber: Arsip BKK SMK N 5 Surakarta

Terdapat total 21 kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan untuk bekerja di industri jasa Konstruksi.

b. Data di Bursa Kerja Khusus SMK N 2 Surakarta

Tabel 4.15 Data Kebutuhan tenaga kerja dari SMK N 2 Surakarta No. Nama Perusahaan Jumlah

Kebutuhan

Sumber: Arsip BKK SMK N 2 Surakarta

Terdapat total 24 kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan akan tetapi peluang kerja tersebut tidak berorientasi pada bidang pekerjaan bangunan.

(52)

kerja di industri jasa konstruksi. Dimana ketersediaan peluang kerja tersebut berada di SMK N 5 Surakarta.

2. Industri Jasa Konstruksi

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Astha Bhawana (Selasa, 3 November 2009), meyatakan bahwa CV. Astha Bhawana pada tahun ini merekrut 2 karyawan yang berasal dari lulusan SMK Bangunan. CV. Astha Bhawana tidak merekrut karyawan baru setiap tahun karena perekrutan hanya berdasarkan kebutuhan saja, dan biasanya mereka merupakan siswa yang dulunya pernah magang di perusahaan ini.

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Candrakirana (Senin, 9 November 2009), menyatakan bahwa Ya’ pada tahun ini perusahaan kami melakukan perekrutan tenaga kerja baru dari Lulusan SMK bangunan dan berjumlah 5 orang. CV. Candrakirana tidak membuka informasi lowongan melalui media melainkan pelamar mengajukan sendiri Permohonan lamaran dan mereka merupakan lulusan yang dulunya pernah magang di perusahaan tersebut.

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Mukti Pramana Sentosa (Sabtu, 7 Noveber 2009), meyatakan bahwa Perusahaan kami tidak melakukan perekrutan tenaga kerja baru pada tahun ini. Perusahaan kami tidak melakukan perekrutan tenaga kerja baru setiap tahun melainkan perekrutan hanya berdasarkan kebutuhan saja.

(53)

3. Disnakertrans Kota Surakarta

Wawancara peneliti dengan Bidang Penempatan Kerja & Transmigrasi (Selasa, 13 Oktober 2009), meyatakan bahwa tidak ada penyaluran tenaga kerja dari SMK bangunan karena penyaluran tenaga di Disnakertrans lebih secara umum yaitu; lulusan STM atau SMK itu ya dianggap sejajar dengan SMU atau MAN misalnya. Dan menurut data yang diperoleh peneliti penyaluran tersebut lebih di dominasi oleh perusahaan non jasa konstruksi.

4. Media Cetak

Data digunakan sebagai informasi tambahan mengenai kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan, disini diambil dari arsip Koran solopos (www.solopos.co.id) yang keluar dari mulai Senin, 3 Agustus 2009 sampai dengan Sabtu, 5 September 2009.

Tabel 4.16 Data Kebutuhan tenaga kerja

No. Jabatan Jumlah

Kebutuhan Bidang Pekerjaan

1. Tukang 1 Gybsum & Alumunium

2. Tukang 1 Furniture

3. Tekniksi 3 konstruksi

4. Tukang 2 Furniture

5. Tukang 3 Konstruksi

Jumlah 10

Sumber: Arsip www.solopos.co.id

Melalui uraian data di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan untuk bekerja di industri jasa konstruksi di Surakarta dari mulai Senin, 3 Agustus 2009 hingga Sabtu, 5 September 2009 terdapat 10 peluang kerja bagi lulusan SMK bangunan, dengan dua jenis pekerjaan yaitu 7 peluang kerja sebagai tukang dan 3 peluang kerja sebagai teknisi.

(54)

berasal dari media cetak (solopos) selama rentang waktu Senin, 3 Agustus 2009 hingga Sabtu, 5 September 2009 dan 7 peluang kerja di industri jasa konstruksi yang digunakan peneliti sebagai sampel penelitian (CV. Astha Bhawana dan CV. Candrakirana).

3. Faktor yang Mempengaruhi Keterserapan tenaga Kerja

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keterserapan tenaga kerja lulusan SMK bangunan di Surakarta, dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Kepala BKK SMK N 5 Surakarta, Kepala BKK SMK N 2 Surakarta, Direktur CV. Astha Bhawana, Direktur CV. Candrakirana dan Direktur CV. Mukti Pramana Sentosa sebagai berikut:

a. Faktor yang mempengaruhi keterserapan tenaga kerja lulusan SMK bangunan di Surakarta menurut Kepala BKK SMK N 5 Surakarta dan Kepala BKK SMK N 2 Surakarta

Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27 Juli 2009), menyatakan bahwa syarat dalam perekrutan tenaga kerja dari perusahaan biasanya tidak mementingkan nilai akademik dari lulusan tersebut, melainkan bagaimana lulusan itu bisa mempunyai jiwa dan berbudi pekerti luhur, jujur, patuh, disiplin karena skill mungkin nomor sekian karena nanti juga ada ujian ujian atau tes fit and proper test, yang bersifat teori ataupun wawancara.

Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31 juli 2009), menyatakan bahwa syarat dalam perekrutan tenaga kerja dari perusahaan yang utama adalah sikap, untuk ketrampilan itu bisa dididik dilatih dengan kondisi yang ada di industri, tapi nomor satu itu tetap sikap.

(55)

perekrutan tukang atau tenaga kerja lebih di utamakan bagi tenaga yang berpengalaman walaupun tidak mempunyai dasar pendidikan bangunan.

Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31 juli 2009), menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keterserapan lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi adalah sistem famili atau keluarga jadi mereka bisa bekerja di industri karena di ajak oleh keluarga atau sanak saudara kemudian antusisme atau minat dari lulusan itu sendiri mereka belum merasa perlu untuk bekerja memenuhi kebutuhanya sendiri.

b. Faktor yang mempengaruhi keterserapan tenaga kerja lulusan SMK bangunan di Surakarta menurut Direktur CV. Astha Bhawana, Direktur CV. Candrakirana dan Direktur CV. Mukti Pramana Sentosa

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Astha Bhawana (Selasa, 3 November 2009), menyatakan bahwa syarat dalam perekrutan tenaga kerja dari perusahaanya yaitu lulusan lulusan tersebut sudah menguasai ilmu-ilmu yang aplikatif untuk terjun di lapangan.Lulusan SMK bangunan sudah dianggap sebagai tenaga kerja yang sudah memiliki berkompetisi untuk bekerja di industri hanya saja masih kurang berpengalaman.

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Candrakirana (Senin, 9 November 2009), meyatakan bahwa syarat dalam perekrutan tenaga kerja dari perusahaanya yaitu lulusan tersebut sudah menguasai kompetensi dasar tenaga kerja seperti menggambar dan menghitung rencana anggaran biaya dan ditambah dengan pengalaman kerja seperti magang di perusahaan hingga dia mampu untuk menangani suatu pekerjaan.

(56)

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Astha Bhawana (Selasa, 3 November 2009), menyatakan bahwa hal yang mempengaruhi keterserapan lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi adalah Karena memang jarang sekali ada lulusan bangunan yang mendaftar untuk bekerja di Industri, kecuali mungkin memang dia di ajak oleh saudara atau orang tuanya, dan minat mereka kurang besar cenderung mungkin melanjutkan kuliah lagi ke jurusan teknik. Faktor yang mempengaruhi lebih pada minat lulusan lulusan tersebut.

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Candrakirana (Senin, 9 November 2009), menyatakan bahwa hal yang mempengaruhi keterserapan lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi adalah karena perusahaan itu lebih memilih orang yang sudah terampil, dan berpengalaman, anak SMK mungkin sudah memiliki ilmu tapi masih kurang pengalaman. Dan menurut Direktur CV. Candrakirana lulusan SMK dengan ditambah magang atau pelatihan sudah siap untuk bekerja.

(57)

C. Interpretasi Hasil

1. Upaya Sekolah dalam Mempersiapkan Lulusannya

Penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan jurusan bangunan diketahui bahwa upaya yang dilakukan sekolah telah memiliki Sarana prasarana yang menunjang diantaranya laboratorium praktek yang didukung oleh peralatan praktek yang lengkap, kompetensi dasar yang telah masuk dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah digunakan di SMK Jurusan Bangunan dan kompetensi tambahan yang dapat digunakan untuk bekerja di industri jasa konstruksi. Akan tetapi dari dari temuan kasus hasil penelitian di industri jasa konstruksi diketahui bahwa kompetensi dasar lulusan SMK bangunan saja belum cukup untuk disebut layak untuk bekerja di industri jasa konstruksi, karena untuk bekerja di industri jasa konstruksi lulusan SMK bangunan masih perlu dibekali dengan ilmu ilmu aplikatif untuk terjun di lapangan. Ilmu aplikatif tersebut dapat diperoleh siswa bangunan saat melakukan Prakerin atau magang di industri, namun proses Prakerin atau magang yang dilakukan oleh siswa SMK bangunan tersebut masih kurang efektif karena lama kegiatan tersebut yang relatif singkat, sekitar satu sampai tiga bulan, dan kondisi seperti ini yang membuat siswa lulusan SMK bangunan kurang bisa bersaing dengan tenaga kerja yang memiliki dasar pengalaman kerja yang cukup walaupun tenaga kerja tersebut tidak menempuh pendidikan secara formal tetapi memiliki pengalaman lapangan yang cukup

2. Ketersediaan dan Kebutuhan Tenaga kerja

Gambar

Gambar 2.2 Hubungan antarpihak dalam penyelenggaraan pembangunan Wulfram I Ervianto,2004.”Manajemen Proyek”
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Tabel 3. 1 Waktu penelitian
Gambar 3.1  Teknik Triangulasi data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Matematiikan opettaja piirtää vapaalla kädellä taululle ympyrän ja to- teaa, että taululla ei ole ympyrä, vaan ympyrän matemaattisen universaalin erityi- nen ilmentymä, jota

DAPATAN KAJIAN 4.1 Pengenalan 4.2 Analisis Deskriptif 4.2.1 Demografi Responden 4.2.2 Sosioekonomi SSE Keluarga Responden 4.2.3 Rumusan demografi 4.3 Objektif kajian 1 :

Bertolak dari temuan hasil penelitian, memberi gambaran bahwa melalui penerapan model pembelajaran ITM pada mata pelajaran IPS di kelas IV SD, ternyata

Evaluasi merupakan tolak ukur keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam

Padapenelitian ini, kami membuat disain mesin air leak test menggunakan system kendali berupa air leak tester, PLC, dan HMI.Berdasarkankondisidengankapasitasproduksi yang

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah ingin mengetahui tingkat kepuasan peserta pameran dengan membandingan antara kinerja yang diharapkan (expected performance) dengan

1) memberikan manfaat bagi PS dalam pemenuhan proses pembelajaran, penelitian, PkM. 2) memberikan peningkatan kinerja tridarma dan fasilitas pendukung PS. 3) memberikan kepuasan

a. Tes ini disebut pula tes subjektif terdiri dari sejumlah pertanyaan dalam bentuk uraian, yang harus dijawab dalam bentuk uraian tertulis atau berupa kalimat