• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Maharani Robiatul Islam, Made Sri Damayanti, Sinta Novianti, Andri Saputra, Dwi Susanto, Wulan Sari, Yesa Listika.

Email: maharanirobiatul@gmail.com

Abstract

Educational facilities are one thing to support the quality of education because it can facilitate all parties, students, teachers, and others during the learning process. This is of course getting support from educational institutions. The process of managing the educational facilities has several phases, including planning, procurement, storage, distribution, maintenance, and rehabilitation. But in practicing, there are obstacles to the success of the quality of education, including in matters relating to education facilities and infrastructure. It certainly can be done by the various parties concerned with education facilities and infrastructure. One certain parties who are not responsible for that comes from students in a school and it must be addressed carefully as possible so that the problem can find a solution, so the efforts in ensuring the success of quality education can run smoothly and can achieve the goals that have been set. The purpose of this research is to know well about how the process of educational management facilities in schools. The method used in this research is qualitative descriptive method that produces descriptive data and the method is to describe a particular activity then it will be compared with certain theories and the data collection techniques use library research.

Keyword: management, educational facilities and infrastructure

Abstrak

▸ Baca selengkapnya: perawatan preventif dan represif merupakan macam-macam pemeliharaan sarana dan prasarana menurut

(2)

mengetahui dengan baik tentang bagaimana proses pengelolalaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif kualitatif yang menghasilkan data deskriptif, yaitu suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan suatu kegiatan tertentu yang kemudian akan dibandingkan dengan teori-teori tertentu dan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi pustaka.

Kata kunci: pengelolaan, sarana dan prasarana pendidikan

A. Pendahuluan

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan di zaman globalisasi saat ini terutama di negara-negara maju dan berkembang. Majunya suatu negara dapat dilihat dari tingkat pendidikan negara tersebut. Semakin baik tingkat pendidikan dalam suatu negara, maka akan semakin baik pula negara tersebut. Pendidikan juga berlangsung seumur hidup dan pendidikan tidak hanya dilaksanakan di sekolah, tetapi pendidikan juga dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Dengan adanya pendidikan maka akan mempermudah peserta didik untuk mencapai tujuan mereka. Mereka akan dididik dan dibina oleh pendidik, baik selama proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran.

Menurut Fadhilah (2004: 2), tujuan pendidikan dicapai melalui proses belajar mengajar dengan memanfaatkan segala sesuatu yang bersifat material dan non material secara efektif dan efisien dalam proses belajar mengajar. Setiap satuan pendidikan harus memiliki sarana dan prasarana yang baik untuk mendukung proses belajar mengajar disekolah dan juga agar tercapainya suatu tujuan pendidikan sangat dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai. Menurut Arikunto (2008: 273), sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar. Tanpa adanya sarana prasarana akan membuat proses pendidikan terutama belajar mengajar menjadi sulit sehingga bisa membuat tidak tercapainya tujuan pendidikan.

(3)

pendidikan juga merupakan salah satu dari unsur manajemen pendidikan yang memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar. Jadi, sarana dan prasarana pendidikan juga merupakan hal yang tidak boleh diabaikan oleh lembaga pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan juga digunakan untuk mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh pendidik dengan mengunakan sarana dan prasarana pendidikan yang tepat agar tercapainya kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien.

Menurut Bafadal (dikutip dari Rosivia, 2014: 662), sarana pendidikan adalah semua perangkat, peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah seperti kursi, meja papan tulis, penghapus, buku, alat-alat tulis. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah seperti fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan diantaranya halaman, taman sekolah, kantin, perpustakaan. Sarana dan prasarana tidak hanya mendukung proses pembelajaran tetapi juga butuh pengelolaan.

Pengelolaan sarana dan prasarana akan membuat sarana dan prasarana lebih terjaga dan jelas fungsi dan kegunaanya. Pengelolaan sarana dan prasarana juga sangat penting untuk dilakukan oleh lembaga pendidikan. Dalam mengelola sarana dan prasarana, lembaga pendidikan harus bertanggung jawab penuh terhadap sarana dan prasarana tersebut. Namun berdasarkan observasi, penulis menemukan adanya penyalahgunaan pada pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan. Oleh karena itu, sarana dan prasarana harus dikelola dengan baik oleh lembaga pendidikan. Sehingga penulis tertarik untuk membahas tentang “Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran”.

B. Pembahasan

(4)

sarana dan prasarana tersebut. Jika sarana dan prasarana pendidikan tidak didukung oleh semua pihak yang bersangkutan, maka sarana dan prasarana tersebut tidak akan bertahan lama dan tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Menurut Megasari (2014: 639), pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses pembelajaran. Jadi, pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu usaha dari sekolah untuk menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat digunakan dalam proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di lembaga pendidikan dimulai dari proses perencanaan sarana dan prasarana pendidikan, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, penyimpanan, penyaluran ,pemeliharaan, dan rehabilitas (Megasari, 2014: 639). 1. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Perencanaan adalah adalah suatu proses menetapkan dan memikirkan program pengadaan fasilitas baik yang berbentuk sarana maupun prasarana dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan yaitu memenuhi kebutuhan dan ketersediaan perlengkapan pendidikan. Menurut Fardiyono (2015), perencanaan sarana dan prasarana pendidikan terbagi menjadi perencanaan sarana dan prasarana program dan perencanaan sarana dan prasarana rumah tangga. Perencanaan sarana dan prasarana program dilakukan untuk menentukan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan yang mendukung berjalannya program sekolah.

Perencanaan sarana dan prasarana program di lembaga pendidikan merupakan langkah menetapkan kebutuhan sarana dan prasarana program yang akan dilaksanakan berdasarkan kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki. Perencanaan sarana dan prasarana program melalui serangkaian tahapan yaitu rapat koordinasi sekolah, penetapan program sekolah, serta penetapan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan untuk pelaksanaan program.

(5)

kedepanya. Apabila salah satu dari tahapan tersebut tidak dilakukan bisa menimbulkan masalah dalam pelaksanaanya dalam kedepanya.

1) Rapat Koordinasi Sekolah

Rapat koordinasi sekolah merupakan rapat yang dilakukan pada awal semester untuk membahas program sekolah serta kebutuhan sarana dan prasarana yang mendukung program sekolah. Rapat koordinasi sekolah dihadiri oleh direksi sekolah, guru, dan staf tata usaha. Proses rapat koordinasi sekolah dipimpin oleh direksi sekolah, kemudian guru dan staf tata usaha saling memberi masukan untuk mencapai kesepakatan program serta kebutuhan sarana dan prasarana pendukung program. Rapat koordinasi sekolah bertujuan untuk membahas program sekolah, kebutuhan sarana dan prasarana terkait program sekolah. Rapat koordinasi sekolah akan memberikan gambaran jelas apakah program yang akan dilaksanakan untuk kedepannya, berdasarkan kesepakatan bersama dari semua pihak yang ada dalam sekolah.

2) Penetapan Program Sekolah

Penetapan program sekolah dilakukan pada saat rapat koordinasi sekolah diawal semester. Penetapan program sekolah merupakan kesepakatan seluruh peserta rapat untuk program yang akan dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Proses penetapan program sekolah yaitu program sekolah disampaikan oleh direksi sekolah agar diberi masukan oleh guru, staf tata usaha sehingga diperoleh kesepakatan. Dalam penetapan program sekolah akan terdapat program-program baru maupun program-program lama yang akan dilaksanakan untuk kedepanya.

3) Penetapan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Program

(6)

pada rapat awal semester. Dalam penetapan kebutuhan sarana dan prasarana program harus jelas agar tidak terjadinya pertanyaan untuk kedepanya dan akan lebih baik jika penetapan kebutuhan sarana dan prasarana disesuaikan dengan proporsi program yang telah disepakati bersama.

2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan sarana dan prasarana pendidikan. Setelah merencanakan sesuatu, maka diperlukan adanya pengadaan untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat diwujudkan dengan membeli, membuat, atau menyewa alat dan bahan yang diperlukan demi meningkatkan kualitas pendidikan yang ada disekolah tersebut. Dalam konteks persekolahan, pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan tujuan untuk membantu kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan meliputi hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran, seperti pengadaan alat-alat praktek, ruang laboratorium, lapangan olahraga, dan lain sebagainya. Sehingga apabila aspek-aspek tersebut telah dipenuhi dengan baik maka akan menunjang keberhasilan siswa-siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Menurut Fardiyono (2015: 79), pengadaan sarana dan prasarana program dilakukan berdasarkan keputusan rapat koordinasi diawal semester dengan menyesuaikan kebutuhan program sekolah.

(7)

Didalam melakukan pengadaan, sebuah sekolah tentu saja didukung penuh oleh lembaga pendidikan yang berwenang diatasnya. Hal ini dimaksudkan agar sekolah tersebut dapat melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga sebuah sekolah dapat menghasilkan lulusan-lulusan yang berkompeten dan berkualitas di masa yang akan datang.

3. Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Setelah pengadaan sarana prasarana pendidikan, selanjutkan dilakukan penyimpanan sarana prasarana untuk menjaga keamanan sarana prasarana yang telah dibeli. Oleh karena itu, perlu adanya penyimpanan barang dengan baik. Menurut Syahril (dikutip dari Rosivia, 2014: 664), penyimpanan adalah menampung atau mewadahi hasil pengadaan barang-barang tersebut demi keamanannya, baik yang belum maupun yang sudah didistribusikan, disebut penyimpanan.

Kegiatan penyimpanan meliputi; kegiatan menerima barang, menyimpan barang dan mengeluarkan atau mendistribusikan barang-barang tersebut. Tempat penyimpanan yang biasa digunakan untuk keperluan penyimpanan biasanya menggunakan gudang. Untuk itu setiap petugas yang mengelola sarana dan prasarana harus memperhatikan bagaimana lokasi, ketentuan tata letak barang dan kontruksi bangunan gudang agar barang yang disimpan dapat tersusun dengan rapi, teratur, dan aman.

(8)

itu disarankan agar setiap petugas yang menjaga tempat penyimpanan diharapkan agar dapat selalu membersihkan dan merapikan gudang penyimpanan agar tidak terjadinya hal – hal yang tidak diinginkan.

4. Penyaluran Sarana dan Prasarana Pendidikan

Penyaluran atau pendistribusian merupakan kegiatan yang menyangkut pemindahan barang dan tanggung jawab dari instansi atau pemegang yang satu kepada instasi atau pemegang yang lain. Dalam lingkungan yang sempit seperti di lingkungan sekolah, maka kegiatan penyaluran dapat berupa pendistribusian atau kegiatan membagi atau mengeluarkan barang sesuai kebutuhan guru, dosen dan seksi bagian dalam instasi.

Menurut Bafadal (dikutip dari Wulandari, 2014: 4), pendistribusian sarana dan prasarana pendidikan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab dari seorang penanggung jawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang tersebut. Adapun kegiatan penyaluran barang meliputi tiga bagian

a. Penyusunan Alokasi

Untuk menghindari pemborosan dalam pembagian atau pendistribusian barang sehingga merata dan seimbang dengan kebutuhan pemakainya masing-masing, maka perlu disusun alokasi kuantitas dan frekuensi pendistribusiannya sehingga sungguh-sungguh dapat menunjang kegiatan instruksional. Dalam penyusunan alokasi barang tersebut perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain penerimaan barang, waktu penyerahan barang, jenis barang, jumlah barang, kegunaan serta keperluan barang.

b. Pengiriman Barang

Pengiriman barang dari pusat-pusat penyalur barang perlu memperhatikan beberapa hal yaitu cara pengiriman, pengemasan, pemuatan, pengangkutan dan pembongkaran.

c. Penyerahan Barang

(9)

pengiriman dan sebagainya. Apabila pendistribusiannya tidak diatur dengan sebaik-baiknya, pengelolaan perlengkapan sekolah akan mengalami kesulitan dalam membuat laporan pertanggung jawabannya.

Menurut Sukirman (dikutip dari Rahayu, 2013: 22), penyaluran sarana dan prasarana dibedakan atas dua kategori yaitu alat yang langsung dan yang tidak langsung terlibat dalam proses belajar mengajar, dalam proses ini termasuk didalamnya adalah kegiatan inventarisasi barang, pengelompokan penyimpanan barang serta pendistribusiannya dan barang-barang yang sudah diterima dan di inventarisasikan langsung di salurkan pada bagian-bagian yang membutuhkan tanpa melalui proses penyimpanan. Sedangkan sistem secara tidak langsung yaitu barang-barang yang sudah diterima dan di inventarisasikan tidak secara langsung di salurkan melainkan harus disimpan terlebih dahulu di gudang penyimpanan dengan teratur.

5. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Menurut Megasari (2014: 6), pemeliharaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus untuk menjaga agar barang milik sekolah selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan Menurut Dawous, Suharto dan Rosalin (2013: 7), pemeliharaan sarana prasarana pendidikan merupakan suatu bentuk kegiatan dalam rangka mengusahakan agar barang yang tersedia tetap dalam keadaan baik dan berfungsi sebagai mestinya. Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan atau perawatan adalah usaha yang dilakukan oleh lembaga pendidikan untuk mempertahankan dan merawat sarana dan prasarana agar dapat digunakan dengan baik dan bertahan lama sehingga dapat menunjang kualitas pembelajaran dari lembaga pendidikan tersebut.

Menurut Darma (2007: 31), ada empat tujuan pemeliharaan sarana dan prasarana. Tujuan pemeliharaannya yaitu:

(10)

b. Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal.

c. Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pencekkan secara rutin dan teratur.

d. Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut.

Menurut Darma (2007: 32), ada lima manfaat dari pemeliharaan sarana dan prasarana. Manfaat pemeliharaannya yaitu:

a. Jika peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti tidak perlu mengadakan penggantian dalam waktu yang singkat.

b. Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang berarti biaya perbaikan dapat ditekan seminim mungkin.

c. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka akan lebih terkontrol sehingga menghindar kehilangan.

d. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat dan dipandang.

e. Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaan yang baik.

Didalam pemeliharaan sarana dan prasarana terdapat beberapa tahapan. Menururt Barnawi dan Arifin (dikutip dari Fardiyono, 2015: 43), ada lima tahapan pemeliharaan sarana dan prasarana disekolah.

a. Penyadaran, kepala sekolah perlu mengundang Kelompok Kerja Rencana Kerja Sekolah (KK-RKS) dan memebentuk tim kecil untuk menginisiasi pengantar pemahaman pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah.

(11)

c. Pengorganisasian, pada tahap ini diatur dengan jelas siapa yang bertanggung jawab, siapa yang melaksanakan, dan siapa yang mengendalikannya. Pengorganisasian pengelola pemelihara melibatkan semua warga sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, peserta didik, komite sekolah, dan tim teknis pemeliharaan.

d. Pelaksanaan, terbagi atas pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala.

e. Pendataan, dilakukan dengan menginventarisasi sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan ketersediaan dan kondisinya.

6. Rehabilitas Sarana dan Prasarana Pendidikan

Menurut Megasari (2014: 7), rehabilitasi merupakan kegiatan untuk memperbaiki barang dari kerusakan dengan tambal sulam atau penggantian suku cadangnya agar barang tersebut dapat dipergunakan lagi sehingga mempunyai daya pakai yang lebih lama dan adanya proses rehabilitasi karena ada kerusakan ringan atau kerusakan yang berat. Rehabilitasi adalah barang yang sudah rusak atau yang tidak layak dipakai, maka barang tersebut harus dilakukan perbaikan agar sarana dan prasana pendidikan dapat di pergunakan kembali dengan baik.

Tujuan dari kegiatan rehabilitasi dalam bidang pendidikan adalah untuk membuka kesempatan luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan pendidikan dan belajar sepanjang hayat. Kegiatan pada tahap rehabilitasi ditujukan untuk memastikan berfungsinya kembali fasilitas pelayanan pendidikan untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar melalui rehabilitasi fasilitas pendidikan dan penyediaan materi belajar mengajar termasuk peralatan sekolah.

C. Metode Penelitian

(12)

oleh peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitian Dalam penulisan jurnal ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis data yang telah dikumpulkan dalam bentuk kata-kata. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu studi pustaka. Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh sumber data. Studi pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan topik atau permasalahan yang akan diteliti, dan informasi tersebut diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, dan sumber-sumber tertulis lainnya.

D. Penutup 1. Kesimpulan

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan hal yang sangat penting maka dari itu sarana dan prasarana harus dikelola dengan baik. Sarana dan prasarana pendidikan termasuk ke dalam sumber daya pendidikan karena sarana dan prasarana pendidikan sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran dan hasil dari pembelajaran. Selain itu pengelolaan sarana dan prasarana yang baik akan membantu guru dalam menciptakan kondisi belajar yang baik bagi siswa sehingga indikator pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Jadi dengan pengelolaan sarana dan prasarana yang baik dalam suatu lembaga pendidikan akan mendukung berjalannya proses pembelajaran yang terjadi dalam lembaga tersebut dengan baik pula karena setiap aspek dalam proses terjadinya kegiatan belajar mengajar dapat terbantu dengan adanya pengelolaan sarana dan prasarana tersebut. Kemudian hal itu akan memicu hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan apabila dalam prosesnya sudah baik dan bagus pasti hasilnya akan baik juga.

2. Saran

(13)

prasarana pendidikan maka akan mempermudah proses pembelajaran yang ada dilembaga pendidikan tersebut.

Referensi

Arikunto, S., & Yuliana, L. 2008. Manajemen pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media .

Darma, S. 2007. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan berbasis sekolah. Jakarta: Direktorat Tenaga Pendidikan

Fadhilah, N. I. 2014. Peranan sarana dan prasarana pendidikan guna menunjang hasil belajar siswa di SD Islam al syukro universal. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Fardiyono, A. 2015. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dasar kanisius eksperimental (SDKE) Mangunan. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

(14)

Irwandi. 2015. Peranan sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar pada pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMA Negeri 3 Banda Aceh.

Megasari, R. 2014. Peningkatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan untuk meningkatan kualitas pembelajaran di SMPN 5 Bukittinggi Padang: Universitas Negeri Padang.

Rahayu, S. 2013. Pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana pendidikan di SMK Muhammadiyah 1 Tempel Kabupaten Sleman. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Rosivia. 2014. Peningkatan pengelolaan sarana prasarana pendidikan di SMP Negeri 10 Padang. Padang: Universitas Negeri Padang.

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH KEUNGGULAN TE AGA KERJA ASING, KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, KEPU SAN KERJA, OCB ORGANIZATION CITIZENSHIP BEHAVIOR TE ADAP KINERJA KARY AW AN PADA YAYASAN PENDIDIKAN

Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari dalam bentuk informasi baik lisan maupun tertulis, seperti: yang diperoleh dari jawaban kuesioner yang disebarkan

Sedangkan santri memiliki adversity intelligence campers atau quitters diduga akan mengalami kesulitan untuk bertahan dalam menghadapi kondisi baru di lingkungan

Kepala KPKNL menerima permohonan penetapan penggunaan BMN yang dioperasikan oleh pihak lain dari pengguna barang dan mendisposisikan surat permohonan tersebut

Tujuan yang hendak dicapai dalam tugas akhir ini adalah mencari metode dan skema operasi yang paling efisien dari beberapa pompa air yang disusun bertingkat tiga

tal 2017 dapat dilihat pada warta halaman 11.. Bagi jemaat yang ingin memberikan persembahan Natal dapat mengambil amplop persembahan Natal yang tersedia di pintu masuk

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa luas genangan banjir pasang yang terjadi di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak - Provinsi Jawa Tengah pada tahun

Waktu respon dari mobile robot cukup singkat, karena mobile robot langsung bergerak ketika nilai sensor accelerometer dikirimkan, perbedaan waktu yang terjadi