• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PINTAR PERLINDUNGAN ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BUKU PINTAR PERLINDUNGAN ANAK"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

buku pintar

perlindungan anak

(2)
(3)

DaFtar iSi

SeSi 11: PencegaHan kekeraSan terHaDaP anak

6

Kekerasan Terhadap Anak

Pengelompokan Hak Anak

Empat Kelompok Hak Anak

Perlakuan Salah

Kekerasan

Contoh, Jenis, Pelaku dan Akibat Kekerasan Terhadap

Anak

Siapa Pelaku Kekerasan Terhadap Anak

Akibat Kekerasan Terhadap Anak

Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak

Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak di Dalam Keluarga

Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak di Masyarakat

Potongan Cerita “Kisah Si Aksa dan Kisah Si Geni”

Hal-hal Praktis Yang Perlu Diketahui Keluarga

Anak Istimewa

Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak Istimewa

Lembaga Yang Memberikan Layanan Penanganan

Kekerasan Anak

Kesimpulan

(4)

SeSi 12: PencegaHan Penelantaran Dan ekSPloitaSi terHaDaP anak

32

Cara Pencegahan Penelantaran

Eksploitasi

Contoh-contoh Eksploitasi Anak

Alasan Eksploitasi Anak

Akibat Eksploitasi Terhadap Anak

Cara Pencegahan Eksploitasi Terhadap Anak

Manfaat Pencatatan Kelahiran Bagi Anak

Pesan Kunci tentang Penelantaran dan Eksploitasi

(5)

PencegaHan

kekeraSan

terHaDaP

anak

(6)

tujuan:

Peserta diklat diharapkan mampu mencegah kekerasan terhadap anak.

Hak anak Pengertian anak:

Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk yang masih dalam kandungan. (UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak)

Pengertian Hak anak:

Hak-hak anak adalah semua kebutuhan dasar anak yang harus dihormati, dilindungi dan dipenuhi agar kesejahteraan dan jiwa anak terjamin yang dilindungi oleh Undang-undang. Dalam KHA hak-hak anak dikelompokkan menjadi hak hidup, hak tumbuh dan berkembang, hak perlindungan dan hak berpartisipasi.

(7)

PengelomPokan Hak anak

Hak HiDuP

Hak untuk

DilinDungi

Hak tumbuH

kembang

(8)

emPat kelomPok Hak anak

Hak atas hidup dan kebutuhan dasar untuk keberlangsungan hidup anak; Mendapatkan ASI eksklusif, imunisasi, makanan bergizi, perawatan kesehatan, tempat tinggal yang layak, dll

Perlindungan anak untuk mencegah terjadinya segala bentuk kekerasan, penelantaran dan eksploitasi; TIDAK:

• diperlakukan kasar, • dihukum secara fisik dan verbal,

• digunakan untuk kepentingan seksual dan ekonomi,

• dipenuhi hak hidup dan

Hak untuk mengembangkan potensi secara penuh; Mendapatkan pendidikan termasuk pendidikan usia dini, kasih sayang, motivasi, rekreasi, kegiatan untuk mengembangkan minat dan keterampilan, dllmengembangkan minat dan keterampilan, dll

Memberikan kesempatan pada anak untuk terlibat dalam hal-hal yang mempengaruhi hidup mereka sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan anak; Meminta pendapat dalam mengambil keputusan misalnya: sekolah, makanan, pakaian, pola asuh, hobby/minat,dll

HiDuP

PerlinDungan

tumbuH kembang

(9)

Perlakuan SalaH

jeniS Perlakuan SalaH

Segala bentuk perlakuan yang tidak sepatutnya dilakukan oleh orang-orang yang diberi tanggung jawab (kuasa atas) dan mempunyai kewajiban untuk memelihara dan merawat anak yang dapat berpotensi merugikan sementara atau permanen, melukai, menimbulkan kecacatan, bahkan dapat mengancam jiwa anak.

kekeraSan

Penelantaran

ekSPloitaSi

(10)

kekeraSan

Kekerasan terhadap anak adalah setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, mental, seksual, psikologis, termasuk penelantaran dan perlakuan buruk yang mengancam integritas tubuh dan merendahkan martabat anak.

(PeRMeNeg PP & PA No 2 THN 2010 TTg RAN PPKTA)

(11)
(12)
(13)

matrik kekeraSan

(14)

gambar tubuH manuSia

(15)

jeniS kekeraSan

(akan dibahas pada sesi berikut)

kekeraSan FiSik

contoH kekeraSan FiSik:

Kekerasan fisik adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka pada tubuh anak.

1. Membanting 2. Menampar

3. Membenturkan kepala anak 4. Menggigit

5. Mengguncang tubuh anak 6. Mencubit

7. Mencakar 8. Melempar anak 9. Menyiram air panas 10. Membakar

(16)

kekeraSan PSikiS

Perbuatan yang mengakibatkan rasa tidak nyaman bahkan menimbulkan trauma yang berkepanjangan terhadap anak. Kekerasan ini sering terjadi berulang-ulang tanpa disadari dan/ atau disadari oleh pelaku.

contoH kekeraSan PSikiS:

1. Sering mengkritik 2. Meremehkan 3. Membentak

4. Mempermalukan anak di depan orang lain 5. Tidak mencintai anak/menunjukkan kasih sayang 6. Mendorong untuk terlibat dalam kegiatan kriminal 7. Mengancam

8. Menghukum 9. Mengabaikan 10. Meninggalkan anak

(17)

kekeraSan SekSual

Adalah setiap perbuatan yang berupa pemaksaan hubungan seksual, dengan cara tidak wajar dan/atau tidak disukai, pemaksaan hubungan seksualdengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu (Penjelasan Pasal 8, UU PKDRT).

contoH kekeraSan PSikiS:

1. Alat kelamin diraba-raba, payudara diremas-remas, pantat dicolek, dipaksa melakukan oral sex

2. Diperkosa, disodomi,

3. Dijual pada mucikari, dipaksa menjadi pelacur, dipaksa

bekerja di warung remang-remang

4. Promosi dan distribusi pornografi yang melibatkan anak-anak

5. Pelibatan anak dalam pertunjukan seks dan bentuk lainnya

(18)

contoH, jeniS, Pelaku Dan akibat

kekeraSan FiSik terHaDaP anak:

kekeraSan FiSik

kekeraSan PSikiS

no. kekeraSancontoH Pelaku akibat kekeraSan

(19)

kekeraSan SekSual

kekeraSan SoSial

no. kekeraSancontoH Pelaku akibat kekeraSan

(20)

SiaPa Pelaku kekeraSan

terHaDaP anak

1. orangtua, pengasuh, pembantu.

2. orang yang dikenal dekat dengan anak (guru, dokter, guru les, mentor, dll.)

3. orang asing yang berniat untuk melakukan kejahatan terhadap anak.

(21)

akibat kekeraSan

terHaDaP anak

 Kematian

 Patah tulang, kerusakan otak, luka, gangguan organ seksual

 Cemas/takut, malu, rendah diri, tertekan, menarik diri, menyalahkan diri sendiri, merusak diri sendiri, mengisolasi diri, rasa tidak berdaya

 Memandang dirinya memang pantas menerima perlakuan seperti itu

 Hilangnya rasa percaya pada orang lain

 Bunuh diri

 Kemarahan yang sulit dijelaskan

 Meniru kekerasan

 Membunuh orang lain

 Kenakalan

 dll

contoH akibat

(22)

PencegaHan kekeraSan

terHaDaP anak

cerita anak tiDak mau SekolaH

Kisah ini bercerita tentang seorang anak kelas 1 SD yang tidak mau berangkat sekolah. Dia bernama Nina, anak dari Ibu edah. Suatu hari, Nina, menangis tersedu-sedu di depan rumahnya karena tidak mau berangkat sekolah.

Di saat Nina sedang menangis, seorang ibu, bernama Ibu Ati bersama anaknya berjalan melawati dan menghampiri Nina. Sebagai tetangga, Ibu Ati berusaha memenangkan Nina dan mengajak Nina pergi sekolah bersamanya.

Namun, di saat Ibu Ati sedang berusaha mendiamkan tangisan Nina, tiba-tiba, Ibu edah (Ibu dari Nina) keluar dari rumahnya dengan wajah marah. Ibu edah memang tampaknya tidak terima dengan sikap Ibu Ati, dia marah-marah pada Ibu Ati. Ibu edah menganggap perbuatan Ibu Ati tersebut telah ikut campur dalam urusan keluarganya. Sebuah kata yang pedas meluncur dari mulut Ibu edah : “Hei Bu Ati, ngapain ngurusin urusan anak orang. Urus saja anak ibu sendiri!”.

Ibu edah pun segera menarik Nina masuk ke dalam rumahnya dengan terus memarahi anaknya tersebut.

(23)

PencegaHan

kekeraSan terHaDaP anak

Di Dalam keluarga

1. Memahami tumbuh kembang anak 2. Menjadi pendengar yang baik

3. Membangun komunikasi dua arah dengan anak 4. Memperhatikan keluhan anak

5. Membantu kesulitan anak 6. Anak sebagi teman berdiskusi

7. Menyediakan waktu yang berkualitas untuk anak 8. Jangan mudah panik jika menghadapi anak melawan 9. Memberi pujian kepada anak jika berperilaku baik 10. Tidak menghardik/

menghakimi anak apalagi di depan orang lain 11. Tidak memberi julukan

negatif pada anak 12. Tidak

membanding-bandingkan anak

13. Mendongengkan/bercerita untuk mengantarkan tidur 14. Menambah pengetahuan tentang pengasuhan anak yang baik melalui:

(24)

PencegaHan

kekeraSan terHaDaP anak

Di maSYarakat

1. Peduli sesama tetangga

2. Melakukan diskusi-diskusi tentang kekerasan terhadap anak melalui pertemuan RT/RW maupun kegiatan keagamaan

3. Mengenali lembaga-lembaga perlindungan anak dan bagaimana mengaksesnya 4. Melapor ke lembaga

perlindungan anak atau aparat setempat jika ada dugaan terjadinya kekerasan pada anak 5. Jika mengetahui, melihat

ada kekerasan, maka wajib membantu anak

 Meningkatkan relasi sosial dengan tetangga  Mengikuti kegiatan keagamaan

15. Melakukan kegiatan bersama keluarga termasuk beribadah bersama 16. Mengenali pergaulan anak

(25)

Potongan cerita

“kiSaH Si akSa Dan

kiSaH Si geni”

Pesan Film yang harus dilakukan anak dalam Pencegahan kekerasan Seksual:

1. Hati-hati kepada orang yang mendekati atau menegur dan memberikan sesuatu jika tidak dikenal.

2. Tolak ajakan untuk dibawa ke tempat sepi dan tidak jelas.

3. Tolak jika ada orang yang mau mencium, meraba-raba, memegang dada, perut, sekitar celana/rok, atau memeluk-meluk badan tanpa ada orang tua.

Film 11.1: kiSaH Si akSa

(26)

4. Berteriak dan katakan “tidak mau………”, “tolong………” dan “lari…….”

5. Laporkan kepada orang tua atau guru.

6. Tolak kalau ada yang memaksa sekalipun orang yang paling dekat, seperti: orang tua, kakak, paman, kakek, guru, teman atau orang yang tidak dikenal.

7. Anak dibawa konsultasi ke psikolog bila sudah terjadi perlakukan salah untuk pemulihan.

8. Ingat nomor pengaduan: Polisi 110; KPP-PA Pengaduan (08212-575-123).

1. Ajarkan anak mengenal bagian tubuh sentisifnya (mulut, leher, dada, daerah selangkangan, pantat)

2. Ajarkan anak untuk mengatakan “Tidak” atau “Jangan” atau “Kabur” ketika ada orang lain yang ingin menyentuh bagian tubuh sensitif

3. Pastikan jalur yang dilalui anak (keluar rumah) aman

4. Pastikan anak selalu dalam pengawasan orangtua termasuk dalam kegiatan online/internet

5. Pastikan anak bersama orang yang dikenal dan dipercaya 6. Ajarkan anak untuk tidak menerima pemberian apapun dari

orang yang tidak dikenal

7. Pastikan rumah aman dari bahan pornografi

8. Berikan kontak yang bisa dihubungi dalam situasi apapun 9. Biasakan untuk mendengar cerita anak pada

kejadian-kejadian apapun

(27)

anak iStimeWa

1. Getun lahir tanpa tangan

4. Getun membaca buku

7. Getun menulis di sekolah

10. Getun membantu ibunya memotong sayur

2. Getun main piano

5. Getun memakai kerudung

8. Getun sedang makan

11. Getun main HP

3. Getun menyisir rambut

6. Getun pergi ke sekolah bersama temannya

9. Getun sedang cuci piring

12. Getun Wisuda Lulus SD

(28)

anak iStimeWa

adalah anak-anak yang memerlukan perhatian khusus karena mengalami hambatan fisik, mental/intelektual dan sosial, tetapi mampu mengembangkan kemampuan-kemampuan baru dari potensi yang ada pada dirinya.

menurut PermenDiknaS nomor 70 taHun 2009 (PaSal 3 aYat 2), 10 PengelomPokan anak iStimeWa:

1. Tunanetra 2. Tunarungu 3. Tunawicara 4. Tunagrahita 5. Tunadaksa 6. Tunalaras

7. Anak berkesulitan belajar 8. Lambat Belajar

9. Mengalami spektrum Autisma 10. Memiliki gangguan motorik

11. Menjadi korban penyalahgunaan narkoba, obat terlarang, dan zat adiktif lainnya

(29)

1. Menyadari bahwa anak adalah amanah dari tuhan YMe, sehingga orangtua berkewajiban menjaga

2. Tidak merasa malu memiliki anak istimewa.

3. Mau memperkenalkan anak istimewa dengan lingkungan 4. Memberikan pemenuhan hak-hak anak istimewa

5. Memberikan dukungan bagi keluarga yang memiliki anak istimewa 6. Mempercayai anak untuk dapat mandiri melalui dukungan dengan

kasih sayang

PencegaHan kekeraSan

terHaDaP anak iStimeWa

lembaga Yang memberikan

laYanan Penanganan

kekeraSan anak

1. Dinas sosial setempat

2. P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak) 3. PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak)

4. Rumah Perlindungan dan Trauma Center (RPTC) 5. Komnas Perlindungan Anak

6. Komisi Perlindungan ANAK Indonesia (KPAI) 7. Tim Reaksi Cepat (TRC) Kementerian Sosial 8. LSM yang menangani anak

(30)

1. Setiap anak mempunyai hak hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan partisipasi 2. Setiap orangtua wajib memenuhi

hak-hak anak serta melindungi dari berbagai bentuk kekerasan 3. Kekerasan terhadap anak adalah

semua bentuk kekerasan yang dilakukan oleh mereka yang seharusnya bertanggung jawab

atas anak tersebut atau mereka yang memiliki kuasa atas anak tersebut, yang seharusnya dapat di percaya, misalnya orangtua, keluarga dekat, guru dan atau pendamping

4. Kekerasan mempunyai dampak yang negatif terhadap fisik, mental dan sosial anak

5. Kekerasan tidak sama dengan mendisiplinkan anak

6. Kekerasan dapat terjadi dimana-mana, siapapun bisa menjadi pelaku bahkan orang terdekatpun dapat menjadi pelakunya 7. Kekerasan terhadap anak dapat dicegah

8. Jika mengetahui dan melihat ada anak mengalami kekerasan, maka wajib memberikan perlindungan antara lain membawa ke tempat aman, melaporkan ke RT, RW, polisi setempat, menasehati pelaku kekerasan dll.

9. Menghubungi lembaga layanan setempat seperti P2TP2A, PPA, atau hotline ini:

a. Polisi 110

(31)

tugaS Pekerjaan rumaH-1

(Diskusikan bersama keluarga)

1. Diskusikan bersama keluarga contoh-contoh hak-hak anak dalam keluarga sesuai kolom yang ada pada halaman 7.

2. Diskusikan bersama keluarga gambar-gambar yang ada pada halaman 10-12 dan tempatkan pada kolom halaman 13.

3. Diskusikan bersama keluarga bagian tubuh mana dari gambar halaman 14 yang sering mendapat kekerasan dalam keluarga

4. Diskusikan bersama keluarga contoh kekerasan terhadap anak di dalam keluarga dan siapa pelakunya (sesuai halaman 18-19).

5. Diskusikan bersama keluarga apa akibat kekerasan yang pernah terjadi di lingkungan terhadap anak (sesuai halaman 18-19).

6. Diskusikan bersama keluarga cerita “anak tidak mau sekolah” (halaman 22) dan bagaimana cara pencegahannya.

7. Ceritakan kembali kepada semua keluarga cerita Film getun (halaman 27).

(32)

PencegaHan

Penelantaran Dan

ekSPloitaSi

terHaDaP anak

(33)

Peserta diklat diharapkan mampu mencegah Penelantaran dan eksploitasi terhadap anak.

Di sebuah Dusun di Desa gunung Lurah, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah, Tasripin (12 tahun) harus mencari nafkah untuk menghidupi ketiga adiknya Dandi (9) Riyanti (7) dan Daryo (5).

tujuan

Penelantaran

(34)

Ayah mereka pergi bekerja di Kalimantan bersama kakak tertuanya, sementara ibunya meninggal akibat tertimbun longsor saat sedang mencari pasir satu tahun lalu. Ketiga adiknya kini sangat mengandalkan Tasripin, yang setiap hari harus bekerja di sawah dengan mencangkul, membersihkan sisa-sisa padi serta menanam padi bersama warga desa pada saat masa tanam.

Hampir setiap hari, Tasripin mesti pergi ke sawah untuk mencari uang demi menghidupi ketiga adiknya. “Kalau berangkat ke sawah jam 7 pagi dan pulang jam 12 siang. Kadang sehari dapet Rp. 30 - 40 ribu sehari. Itu beli beras dan sayur. Sisanya untuk jajan adik,” jelas bocah yang telah putus sekolah itu.

Pagi sebelum dia berangkat ke sawah, Tasripin harus memasak nasi dan sayur untuk adik-adiknya. Selain memasak, dia juga harus mencuci pakaian, menyapu serta memandikan adik-adiknya. Tapi bukan hanya sekedar memandikan dan memberikan makan untuk adik-adiknya, dia pun bertanggung jawab terhadap akhlak adik-adiknya dengan mengajak adik-adiknya salat dan mengaji di musala depan rumahnya.

(35)

PeNeLANTARAN adalah tidak dilakukannya kewajiban dan tanggung jawab orang tua dalam memenuhi kebutuhan dasar anak, termasuk kasih sayang dan perhatian terhadap anak

Anak terlantar adalah anak yang karena suatu sebab orang tuanya melalaikan kewajibannya sehingga kebutuhan anak tidak dapat terpenuhi dengan wajar baik secara rohani, jasmani maupun sosial (Pasal 1 UU 4/1979)

(36)

contoH-contoH

Penelantaran

• Tidak memberikan makanan yang sehat, aman dan bergizi • Tidak diberikan tempat tinggal dan pakaian yang layak • Tidak pernah diberi waktu dan kesempatan bermain • Tidak diijinkan sekolah

• Tidak melakukan imunisasi terhadap anak

• Tidak ke posyandu untuk menimbang berat dan ukur tinggi badan • Tidak dibawa berobat ke puskesmas/layanan kesehatan lain, ketika

anak sakit

• Tidak mendukung pendidikan anak • Tidak memberikan kasih sayang, • Tidak memberikan perhatian, • Tidak mendengar pendapat anak

• Tidak memberikan kesempatan beribadah • Tidak mengenalkan nilai-nilai baik dan buruk

• Tidak mengajarkan untuk menghargai dan orang atau berhubungan dengan orang lain.

• Ditinggal sendiri

• Didiamkan dalam kurun waktu tertentu. • Tidak dipedulikan.

(37)

akibat Penelantaran

1. Putus sekolah 2. Kurang gizi 3. Celaka, luka, sakit

4. Digigit binatang (kalajengking, kecoa, ular, anjing, dll)

5. Sering ketakutan/tidak berani 6. Kemampuan berbahasa rendah 7. Anak merasa tidak aman 8. Susah bergaul

9. Mengalami masalah penyesuaian diri pada masa yang akan datang

(38)

cara PencegaHan

Penelantaran

1. Memenuhi kebutuhan dasar anak (kasih sayang, sandang, pangan dan papan)

2. Meluangkan waktu untuk bersama dengan anak 3. Berbagi tugas dalam mengasuh anak

4. Mendidik anak tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan 5. Memperhatikan pergaulan anak

6. Memperhatikan perkembangan anak

7. Menitipkan anak keluarga/kerabat yang dapat dipercaya pada saat orangtua tidak berada di rumah

8. Menitipkan anak di tempat penitipan anak 9. Mengkonsultasikan

masalah keluarga dengan aparat setempat, atau penyedia layanan (misalnya guru ngaji, bidan, dll)

10. Bawa anak ke tempat kerja (jika ada fasilitas yang aman)

(39)

ekSPloitaSi

Film 12.1 Potongan Film Pekerja Anak Di Pulau Nias:

gambar 1 gambar 2 gambar 3

gambar 4 gambar 5 gambar 6

gambar 7 gambar 8 gambar 9

gambar 10 gambar 11 gambar 12

(40)

Pengertian:

eksploitasi anak adalah Pemanfaatan anak

untuk memperoleh keuntungan materiil

maupun immateriil

eksploitasi adalah tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang meliputi tetapi tidak terbatas pada pelacuran, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktik serupa perbudakan, penindasan, pemerasan, pemanfaatan fisik, seksual, organ reproduksi, atau secara melawan hukum memindahkan atau mentransplantasi organ dan/atau jaringan tubuh atau memanfaatkan tenaga atau

kemampuan seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan keuntungan baik materiil maupun immateriil.

(41)

contoH-contoH

ekSPloitaSi anak

1. PemanFaatan tubuH anak a. Anak yang dilacurkan b. Pornografi anak

c. Anak yang mengalami kecacatan atau bayi yang digunakan untuk memancing rasa iba.

2. PemanFaatan tenaga

Memecah batu, mengupas kerang, memulung sampah, menyelam untuk ambil batu atau mutiara, mendulang emas, bekerja lebih dari 3 jam perhari dan terus menerus.

3. PemanFaatan kePoloSan Dan keluguan anak a. Perkawinan anak pada usia sebelum 18 tahun

b. Anak dijual untuk bayar hutang.

alaSan

ekSPloitaSi anak

aDa keuntungan

a. materi: Memperoleh uang contohnya: anak yang dilacurkan, dipekerjakan, digunakan untuk mengemis, dll.)

b. bukan materi: yang memanfaatkan anak mendapatkan status sosial dan kedudukan yang lebih tinggi.

(42)

ekSPloitaSi terHaDaP anak

1. urutkan foto berikut (bagian 1):

1a

(43)

1c

(44)

2. urutkan foto berikut (bagian 2):

1a

1b

(45)

3. urutkan foto berikut (bagian 3):

1a 1b

1c 1d

(46)

akibat ekSPloitaSi

terHaDaP anak

1. Anak putus sekolah.

2. Perkembangan fisik anak terganggu.

3. Menjadi penakut, murung, menarik diri.

4. Anak terkena PMS (penyakit menular seksual), HIV/AIDS.

5. Tidak punya masa depan (kehilangan cita-cita).

6. Anak berpotensi mengulang kembali eksploitasi yang dialaminya.

7. Anak kehilangan percaya diri.

8. Anak dapat terluka/sakit-sakitan, celaka.

9. Anak tidak punya waktu bermain.

10. Anak stres/tertekan.

11. Anak terpisah dari keluarga.

(47)

cara mencegaH ekSPloitaSi atau bukan:

no Pernyataan Setuju/

tidak Setuju jawaban

1 Menyuruh anak menjadi kuli angkut barang untuk menambah uang belanja

Setuju/ Tidak Setuju

Tidak Setuju

2 Menyuruh anak mengemis di jalanan Setuju/ Tidak Setuju

Tidak Setuju

3 Menyuruh anak bekerja di tempat hiburan malam

Setuju/ Tidak Setuju

Tidak Setuju

4 Mengizinkan anak untuk menikah sebelum usia 18 tahun

Setuju/ Tidak Setuju

Tidak Setuju

5 Menjual bayi Setuju/ Tidak Setuju

Tidak Setuju

6 Memberikan waktu bermain kepada anak Setuju/ Tidak Setuju

Setuju

7 Memberikan waktu istirahat yang cukup untuk anak

Setuju/ Tidak Setuju

Setuju

8 Memberikan kesempatan anak untuk belajar agama

Setuju/ Tidak Setuju

Setuju

9 Melarang anak bermain ke rumah tetangga Setuju/ Tidak Setuju

Setuju

10 Membiarkan anak keluar sendirian di malam hari

Setuju/ Tidak Setuju

Tidak Setuju

11 Membuat akte kelahiran untuk anak Setuju/ Tidak Setuju

Setuju

12 Memasukkan anak dalam daftar kartu keluarga

Setuju/ Tidak Setuju

Setuju

13 Menggendong bayi untuk mengumpan orang lain agar iba

Setuju/ Tidak Setuju

(48)

cara PencegaHan

ekSPloitaSi terHaDaP anak

1. Mengupayakan anak tetap sekolah

2. Tidak menyuruh bekerja yang mengganggu kegiatan bermain dan belajar

3. Tidak membiarkan anak bersama orang dewasa tanpa pengawasan

4. Melatih anak untuk tidak melayani orang yang tidak dikenal

5. Tidak mudah mempercayai janji-janji orang lain

6. Memberitahu anak untuk waspada pada iming-iming pekerjaan dan gaji besar di kota

7. Tidak menikahkan anak sebelum usia 18 tahun

8. Tidak membiarkan anak bermain dengan HP/internet tanpa pengawasan

9. Menanyakan kepada anak tentang kegiatan yang dia lakukan dan dia alami

10. Luangkan waktu untuk bercengkerama/berceritera dengan anak

11. Kenali guru sekolah atau guru ngaji mereka

12. Kenali teman-teman mereka

13. Kenali orang-orang dewasa di sekitar mereka

14. Tidak menjaminkan anak untuk hutang

(49)

manFaat Pencatatan

kelaHiran bagi anak

1. Identitas sah anak

2. Memastikan asal usul anak

3. Mendapatkan layanan kesehatan dan pendidikan bagi anak

4. Mencegah pernikahan anak sebelum usia 18 tahun

5. Kepastian mendapatkan hak waris

6. Sebagai dasar pembuatan dokumen lainnya (KK, KTP, SIM, Pasport, dll)

(50)

1 2 3

4 5 6

7 8 9

10 11 12

Film 12.2

(51)

PeSan kunci tentang

Penelantaran Dan ekSPloitaSi

tidak memenuhi hak-hak anak adalah

Penelantaran anak

Segala bentuk pemanfaatan anak

untuk mendapat keuntungan materi

maupun bukan materi adalah

ekSPloitaSi anak

Sebagai orang tua kita harus melakukan

pencegahan terhadap penelantaran

orang tua harus

melakukan pencegahan

terhadap eksploitasi

1

2

3

(52)

tugaS Pekerjaan rumaH-2

Diskusikan kembali bersama keluarga tugas-tugas di bawah ini:

1. Diskusikan bersama keluarga kasus Tasripin yang ada pada halaman 35.

2. Ceritakan kembali kepada semua keluarga Film Pekerja Anak di Pulau Nias halaman 41.

3. Ceritakan kembali bersama keluarga gambar-gambar pada halaman 45-47 dan dan diskusikan kenapa demikian.

4. Diskusikan kembali dan buat kesepakatan bersama keluarga halaman 48 apakah pernyataan tersebut termasuk cara mencegah eksploitasi atau tidak.

5. Ceritakan kembali kepada semua keluarga Film Raeni halaman 52. 6. Kerjakan bersama

keluarga Lembar Pekerjaan Rumah halaman 55.

(53)

Nama Ayah/ Pengasuh Nama Ibu/ Pengasuh Nama Anak

Cara mencegah penelantaran dan eksploitasi anak

Kewajiban orang tua/ Pengasuh Sudah 1. Memberikan waktu bermain untuk anak

2. Meluangkan waktu berkomunikasi dengan anak (tanyakan apa yang dialami anak hari ini) 3. Tidak menyuruh anak bekerja untuk mendapatkan uang

4. Membantu anak mengerjakan PR 5. Membagi peran pengasuhan anak dengan keluarga

6. Memastikan ketersediaan makanan anak 7. Membuat anak utk tidak putus sekolah 8. Mengajarkan anak untuk tidak melayani orang yang tidak dikenal, tidak menerima pemberian apapun dari orang yang tidak dikenal dan dipercaya

9. Mengawasi anak ketika bermain gadget (HP), termasuk kegiatan oline

10. Membuat akta kelahiran anak

11. Mengenali teman dan orang dewasa yang ada di sekitar anak-anak kita

12. Melakukan kegiatan ibadah bersama dengan anak

Petunjuk pengisian: Lembar ini diisi oleh kedua orang tua atau pengasuh

lembar Pekerjaan rumaH

Keterangan:

(54)

Gambar

gambar Perlakuan baik Dan buruk
gambar tubuH manuSia

Referensi

Dokumen terkait

- UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak menyebutkan bahwa “Kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap Anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan

“Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, dan psikologis, dan/atau

23 tahun 2004 adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan

Lebih lanjut, dijelaskan bahwa kekerasan yang dimaksud adalah “setiap perbuatan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual,

23 tahun 2004 adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,

Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,

Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengaraan atau penderitaan secara fisik,

Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,