• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Guru-Guru Sekolah Dasar tentang Kesehatan Gigi dan Mulut di Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Guru-Guru Sekolah Dasar tentang Kesehatan Gigi dan Mulut di Medan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

KALVINA A/P CHELLADORAI NIM : 080600177

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat

Tahun 2012 Kalvina A/P Chelladorai

Pengetahuan, sikap dan perilaku guru-guru sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut di Medan.

x + 48 halaman.

Karies dan gingivitis merupakan masalah gigi dan mulut yang banyak dijumpai pada anak-anak di Indonesia. Para pendidik, yaitu guru mempunyai peran penting dalam mengajar anak di sekolah tentang penyebab penyakit gigi dan pencegahannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku para guru sekolah dasar di Medan tentang kesehatan gigi dan mulut. Populasi penelitian adalah semua guru dari 4 sekolah dasar yaitu 2 sekolah dasar negeri (SD Negeri 060882, SD Negeri 060887) dan 2 sekolah dasar swasta (SD Santo Yoseph 1, SD Namira) di Medan. Seluruh populasi menjadi sampel sebanyak 75 orang.

Hasil penelitian menunjukkan persentase pengetahuan dalam kategori baik (86,67%), sikap dalam kategori baik (77,33%), sedangkan yang berperilaku baik terhadap kesehatan gigi dan mulut hanya 32%.

(3)

dokter gigi 6 bulan sekali karena tidak sakit gigi. Dari segi kesediaan guru untuk mengajar murid tentang kesehatan gigi dan mulut, sebanyak 97,33% guru setuju mengajar tentang kesehatan gigi dan mulut, 93,33% guru setuju memberi pengarahan menyikat gigi. Dari segi perilaku, hanya 44% mengganti sikat giginya secara reguler 3 bulan sekali sedangkan 41,33% mengganti sikat gigi bila bulu sikat sudah mekar/rusak. Sebanyak 49,33% melakukan kunjungan ke praktek dokter gigi secara berkala 6 bulan sekali sedangkan 37,33% masih mengunjungi dokter gigi hanya bila sakit gigi.

Hal ini menunjukkan masih perlunya dilakukan upaya untuk meningkatkan peran guru di sekolah dalam mengedukasi siswa sehingga tercapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal pada anak sekolah.

(4)

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU GURU-GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DAN SWASTA TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT

DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

KALVINA A/P CHELLADORAI NIM : 080600177

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(5)
(6)

6 4.10 Kategori Perilaku Responden tentang Kesehatan Gigi

dan Mulut Berdasarkan Kelompok yang Mengajar Materi

Orkes dan Materi Lain……….….…….. 37

4.11 Kategori Perilaku Responden tentang Kesehatan Gigi

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Distribusi frekuensi pengetahuan responden mengenai kesehatan gigi

dan mulut ... 27

2. Kategori pengetahuan responden tentang kesehatan gigi dan mulut…….. 28

3. Distribusi frekuensi sikap responden mengenai kesehatan gigi dan mulut 29

4. Kategori sikap responden mengenai kesehatan gigi dan mulut………… 30

5. Distribusi frekuensi perilaku responden mengenai kesehatan gigi dan mulut……….. 31

6. Distribusi frekuensi perilaku responden mengenai topik kesehatan gigi dan mulut yang diajar pada murid………. 31

7. Kategori perilaku responden mengenai kesehatan gigi dan mulut………. 32

8. Kategori sikap responden tentang kesehatan gigi dan mulut berdasarkan kelompok responden yang mengajar materi Orkes dan materi lain……….………. 34

9. Kategori tingkat pengetahuan responden tentang kesehatan gigi dan mulut berdasarkan lama mengajar responden …..………. 35

10 Kategori sikap responden tentang kesehatan gigi dan mulut berdasarkan kelompok responden yang mengajar materi Orkes dan materi lain……….………. 36

11 Kategori sikap responden tentang kesehatan gigi dan mulut berdasarkan lama mengajar responden………...……...….. 36

12 Kategori perilaku responden tentang kesehatan gigi dan mulut berdasarkan kelompok responden yang mengajar materi Orkes dan materi lain……….………. 37

(8)

8

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Grafik distribusi responden berdasarkan jenis kelamin ... 24

2. Grafik distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir ... 25

3. Grafik distribusi responden berdasarkan lama mengajar……….... 25

4. Grafik distribusi responden berdasarkan materi yang diajar………. 26

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

2. Surat keterangan izin penelitian

(10)

10

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 24 Mei 2012

Pembimbing : Tanda tangan

(11)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 24 Mei 2012

TIM PENGUJI

KETUA : Simson Damanik, drg., M.Kes

(12)

12

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa skripsi ini telah selesai disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. H. Nazruddin, drg., C.Ort., PhD., Sp. Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang memberi izin dilaksanakannya penelitian.

2. Prof. Sondang Pintauli, drg., PhD selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan perhatian dan telah rela meluangkan waktu untuk membimbing, memberi pengarahan serta memberikan dorongan semangat kepada penulis selama penulisan skripsi ini hingga selesai.

3. Seluruh staf pengajar dan pegawai FKG-USU terutama di Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat FKG-USU atas masukan dan bantuan yang diberikan sehingga penyelesaian skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

(13)

5. Taqwa Dalimunthe, drg, Sp.KGA selaku penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama menjalani pendidikan di FKG-USU.

Ucapan terima kasih tak terhingga kepada ayahanda Chelladorai dan ibunda Kirushnambal atas segala pengorbanan, doa, dukungan dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis sampai saat ini. Terima kasih kepada abang dan adik-adikku Lekesh, Tinesh, Dharvinesh yang selalu memberikan motivasi dan bantuan selama penyusunan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada teman-teman penulis, terutama Senthil Kumar, Puvaneswari, Govin Raj, Shanta Kumari, Devi Balan, Vignesvary, Logeswary, Allirani, Navisha dan teman-teman seangkatan 2008 yang lain atas dukungan, bantuan dan semangat yang diberikan.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi Pengelola program Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) untuk meningkatkan lagi peran guru dalam upaya pencegahan dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak sekolah di Indonesia.

Medan, 24 Mei 2012 Penulis,

(14)

14

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karies dan gingivitis merupakan masalah gigi dan mulut yang banyak dijumpai pada anak-anak di negara berkembang termasuk di Indonesia, dan cenderung meningkat pada setiap dasawarsa. Dalam media Indonesia diungkapkan bahwa 90% anak mengalami karies dan 80% menderita gingivitis. Karies gigi atau gigi berlubang adalah kerusakan struktur gigi sehingga terbentuknya lubang pada gigi. Gingivitis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plak yang menyebabkan gingiva mengalami keradangan, membengkak dan mudah berdarah. Apabila tidak ditangani segera, penyakit ini lama kelamaan dapat menimbulkan nyeri, rasa sakit, dan kehilangan gigi bahkan menjadi pemicu timbulnya berbagai penyakit berbahaya.1

(15)

dengan rerata DMFT 1,6 dan skor kebersihan mulut (OHI) 2,37 yang termasuk kriteria sedang.1-3

Hasil penelitian di Kota Medan menunjukkan prevalensi penyakit gigi dan mulut yang cukup tinggi untuk anak sekolah. Hal ini dapat dilihat dari Profil Data Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2007 di beberapa Puskesmas Lingkar Dalam dan Puskesmas Lingkar Luar Kota Medan yang menunjukkan prevalensi karies gigi untuk anak usia sekolah di Kota Medan sebanyak 74,69%. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Oral Health Global Indicators for year 2025, yang salah satunya adalah skor DMFT anak usia 12 tahun tidak boleh lebih dari 1.2

(16)

16

Upaya pencegahan dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak sekolah di Indonesia dapat dilakukan melalui kegiatan Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). UKGS ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh siswa di sekolah yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi siswa yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut. Upaya pencegahan yang paling efektif adalah tindakan yang dilakukan oleh siswa di sekolah karena perilaku hidup sehat harus ditekankan sejak dini dan dilakukan secara terus menerus agar menjadi kebiasaan hidup.1,2

Untuk mencapai target WHO tahun 2025, maka diperlukan suatu tindakan mendidik anak-anak sekolah dasar tentang pencegahan dan pemeliharaan penyakit gigi dan mulut. Tindakan mendidik anak-anak sekolah dasar ini boleh dilakukan oleh orang tua murid, tenaga kesehatan gigi misalnya dokter gigi dan perawat gigi, dan para pendidik. Para pendidik, yaitu guru sekolah memainkan peran yang paling penting dalam mendidik anak-anak mengenai penyebab terjadinya penyakit gigi dan mulut dan bagaimana untuk mencegahnya, sekaligus cara-cara memelihara kesehatan rongga mulut. Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan

(sivic mission). Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan ilmu

(17)

pengertian tentang diri sendiri. Dalam melaksanakan tugas profesionalnya, seorang guru haruslah menanamkan nilai-nilai dan keterampilan menjaga oral higiene yang baik dalam diri setiap murid sekolah dasar.5,6

Program pendidikan kesehatan di sekolah dapat dilakukan oleh kelompok-kelompok eksternal seperti lembaga kesehatan gigi masyarakat, dan persatuan-persatuan dokter gigi, atau internal seperti dokter gigi, perawat gigi dan guru sekolah. Keuntungan melibatkan guru sekolah dalam pendidikan kesehatan gigi dan mulut di sekolah dapat meningkatkan mutu pengarahan dan pengajaran dan sekaligus dapat menurunkan biaya pelayanan. Walaupun demikian, kerugian yang mungkin dapat terjadi adalah guru tersebut mungkin tidak mempunyai pengetahuan yang memadai untuk memberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut kepada anak-anak.7,8

Pada penelitian yang dilakukan di Kingdom of Saudi Arabia (KSA), terhadap 120 orang guru sekolah, 73% mempunyai pengetahuan tentang peran gula dan bakteri dalam pembentukan karies, 68% responden guru mengetahui pendarahan pada gusi disebabkan tindakan pembersihan gigi yang salah dan 76% menyatakan bahwa menyikat gigi dapat mencegah karies. Selain itu, 56% memberikan respons positif bahwa guru perlu mengajar anak-anak tentang penyebab penyakit gigi.7

(18)

18

laki-laki dan 49% guru perempuan memilih menyikat gigi untuk kebersihan rongga mulut yang efektif, sedangkan 62% guru menggunakan miswak (diperoleh dari ranting pohon arak) untuk menyikat gigi. Sebanyak 56% guru laki-laki dan 63% guru perempuan mengunjungi dokter gigi hanya apabila mereka mengalami sakit gigi.8

Berdasarkan apa yang diuraikan di atas, perlu dilakukan penelitian pada guru-guru sekolah dasar di Medan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku guru-guru-guru-guru tentang kesehatan gigi dan mulut.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengetahuan, sikap dan perilaku para guru sekolah dasar di SD Negeri 060882, SD Negeri 060887, SD Santo Yoseph 1 dan SD Namira terhadap kesehatan gigi dan mulut?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan para guru sekolah dasar di SD Negeri 060882, SD Negeri 060887, SD Santo Yoseph 1 dan SD Namira tentang kesehatan gigi dan mulut.

2. Untuk mengetahui sikap para guru sekolah dasar di SD Negeri 060882, SD Negeri 060887, SD Santo Yoseph 1 dan SD Namira terhadap kesehatan gigi dan mulut.

(19)

4. Untuk mengetahui sumber informasi tentang kesehatan gigi dan mulut yang diperoleh guru-guru di sekolah dasar di SD Negeri 060882, SD Negeri 060887, SD Santo Yoseph 1 dan SD Namira.

1.4 Manfaat Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

KATA PENGANTAR Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada seluruh hamba-Nya, yang mana hanya dengan rahmat, taufik,

Dalam perencanaan desain gempa, struktur sekunder merupakan komponen struktur yang tidak diproporsikan untuk menerima beban lateral akibat gempa, sehingga dalam

Dengan selesainya penel itian ini, maka Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang telah dapat memberikan informasi yang dapat dipakai sebagai bagian upaya penting dan

Gambar 3.7 Desain Perancangan Elektronika 28 Gambar 3.8 Tampilan Awal Software IDE Arduino 29 Gambar 4.1 Tampilan Atas Alat Saat Terbuka 31 Gambar 4.2 Tampilan Dalam Alat 31 Gambar

Skripsi ini berjudul “ Analisis Kontribusi, Efektivitas dan Perhitungan Penetapan PBB-P2 Berdasarkan NJOP Pada Badan Keuangan Daerah Kota Pangkalpinang ” , dengan menyadari

Terbangunnya sistem informasi pendaftaran akta online pada dinas kependudukan dan catatan sipil kota Surakarta ini dapat menghasilkan proses pendaftaran yang dilakukan

Pada penentuan aktivitas antioksidan menggunakan HPLC juga diperoleh data bahwa kurva inhibisi DPPH ekstrak lengkuas putih memiliki linieritas yang lebih baik dibandingkan

Pengenalan wajah dengan melakukan proses pelacakan dan dengan menerapkan kondisi ada tidaknya wajah dalam basis data, tingkat pencahayaan, perbedaan ukuran citra yang