• Tidak ada hasil yang ditemukan

KHUTBAH JUM’AT (24) Harta dan Kewajiban yang Ada Padanya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KHUTBAH JUM’AT (24) Harta dan Kewajiban yang Ada Padanya"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

KHOTBAH JUMAT

Harta dan Kewajiban yang Ada Padanya

ُهَل ْوُس َر ََلَس ْرَأ َْيِذَلا ل َُدْمَحْلَا

َه ِرَََك ْوَََل َو ِهِلُك ِنْيِدََلا ىَلَع ُه َرََِهْظُيِل ِقَََ َحْلا ِنْيِد َو ىَدََُهْلاِب

ٍدَم َحُم ىَلَع ِل َََص مهللالل ُل ْو ََُس َر اًدَم َحُم َنَأ ُدَه ََْشَأ َو ل َلِإ هََلا َل ْنَأ ُدَه ََْشَأ ، َن ْوُك ِر ََْشُمْلا

زاََف دََقف ل ىوََقتب ىََسفنو مكيََصوأ ل داََبعايف لدََعب امأ ل َنْيِعَم ْجَأ ِهِباَحْصَأ َو هلأ ىَلَع َو

نوملسم متنأو لأ نتومتلو هتاقت قح ل وقتا ,نوقتملا

Jama’ah Jum’ah yang Berbahagia

Manusia,kerap kali terlena dan ternina bobokan oleh kehidupan dunia. Api rayuannya yang sangat dahsyat,telah banyak menjerat penduduk dunia tanpa peduli siapa, di mana dan bagaimana seseorang harus terperangkap dalam jaring fatamorgana. Yang jelas, dunia selalu tersenyum, melihat dan menyaksikan yang lupa dan melupakan akan kehidupan lain.Walhasil,penduduk dunia ini lupa dan terlena,yang mereka kejar hanyalah dunia beserta isinya. Otak mereka sudah dipenuhi dengan 5 huruf,yakni HARTA.

Zaman sekarang,dan bahkan dari dulu, segala sesuatu diukur dengan uang, keberhasilan seseorang diukur dengan uang, kesuksesan seseorang diukur dengan uang, bahkan kebaikan seseorang juga diukur dengan uang. Harta menjadi tolak ukur dari segala-galanya, kesopanan secara sepontan bisa muncul karena uang, sebaliknya kejujuran bisa pudar juga karena uang. Ironisnya, saudara kandung bisa lupa kalau keduanya terlahir dari rahim yang sama, juga karena uang. Seorang haji juga melupakan tetesan air mata taubatnya di baitullahjuga disebabkan uang. Para penerima amanah juga lupa dengan sumpahnya di bawah naungan Al-Quran, juga karena uang. Bahkan Allahpun ditipu juga karena uang.

Na’uzubillah

Dalam shahih muslim dijelaskan ‘hati seorang yang tua akan selalu merasa muda karena kecintaannya kepada dunia’. Manusia tidak pernah puas dengan apa yang ada, maunya bertambah terus, terus, terus dan terus mencari. Hal ini sudah tergambar jauh sebelum glamoritas bermunculan seperti sekarang ini. Rasulullah Saw bersabda “andaikan anak keturunan Adam mempunyai dua lembah harta,tentu dia masih menginginkan lembah yang ketiga. Padahal yang memenuhi perut keturunan anak Adam hanyalah tanah belaka”

(HR.Muslim)

Hadirin yang berbahagia

(2)

Sayangnya, setelah uang itu diraup dan dikumpulkan, mereka lupa bahwa ada kewajiban yang mesti dikeluarkan, yaitu zakat. Zakat tidak hanya dengan 2,5 kg beras atau uang sejumlah 12.000 rupiah. Tetapi ada zakat lain, yaitu zakat mal (zakat harta), zakat profesi, zakat perusahaan, zakat perniagaan dan lain sebagainya.

Ketika kewajiban itu tiba, maka yang ada adalah keengganan mengeluarkannya. Banyak alasan yang kemudian dimunculkan, mulai ketidaktahunan dengan bagaimana cara menghitungnya, kepada siapa harus disalurkan, apa saja yang harus dikenakan zakat, dan lain sebagainya.

Padahal sudah jelas-jelas dalam banyak firman suci-Nya Allah berfirman, di antaranya surat At-Taubah : 103;

ُ َل َو ْمُهَل ٌنَك َََس َكَتت َََص َنِإ ْمِهْيَلَع ِل َََص َو اَََهِب ْمِهيِك َزََُت َو ْمُهُرِهَطُت ًةَقَد َََص ْمِهِلا َوََْمَأ ْنِم ْذََُخ

ٌميِلَع ٌعيِمَس

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,dengan zakat itu kamu membersihkan [mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda]dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka.Sesungguhnya doa kamu itu(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.

Di lain ayat juga disebutkan :

ِموُر ْحَمْلا َو ِلِئاَسلِل ٌق َح ْمِهِلا َوْمَأ يِف َو

Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian[maksudnyaa yang tidak meminta-minta. (Qs,Az-Dzariyat:19)

Kedua ayat di atas, secara tegas dan jelas menyatakan bahwa ada hak fakir miskin/ kaum dhua’fa di dalam harta orang-orang kaya atau muzakki. Bahkan pada ayat surat At-Taubah tadi Allah Swt nyatakan dengan kalimat ‘amr (perintah) ‘ambillah’, maka hukumnya wajib. Dalam terminologi fikih,wajib diartikan

هكرت ىلع بقاعيو هلعف ىلع باثي

Dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan/tidak dikerjakan mendapat dosa’. Maka, tidak ada alasan bagi mereka yang diberikan kelebihan harta, untuk tidak mengeluarkan zakatnya.

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah

(3)

Dalam riwayat Imam Bukhari dijelaskan, bahwa harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, kelak di akirat akan berubah menjadi ular bermata satu. Ular itu melilit leher tuannya seraya berkata’aku adalah hartamu ’aku adalah uangmu yang haknya tidak engkau berikan kepada mereka yang berhak menerimanya’.

Entah apa sebabnya, sudah puluhan ayat dan hadits disampaikan oleh para muballihg, para ustad, para penceramah atau mungkin sudah membacanya sendiri dari kitab tafsir maupun hadits, Namun manusia tetap enggan melakukannya, tetap berat mengeluarkan zakatnya dan tetap tidak mau tahu akan kewajibannya. Kesemuanya ini sudah menjadi fenomena rakyat Indonesia. Dan ini menjadi bagian dari tanggung jawab kita bersama.

Kalaulah ada undang-undan yang membolehkan ’memerangi’ orang-orang kaya yang enggan mengeluarkan zakatnya, sebagaimana yang terjadi pada masa pemerintahan khalifah Abu Bakar As-Siddiq, niscaya tidak akan ada orang kaya/mampu/berprofesi enggan membayarkan zakatnya,karena takut diperangi.

Saudara-saudara...kenapa semuanya terjadi!

Jawabannya sederhana,mereka terkena penyakit توملا هركو ايندلا بح , senang kepada dunia dan benci akan kematian’ akibatnya hati mereka tertutup dengan hidayah Allah.Yang ada hanyalah keuntungan dan keuntungan. Sementara jika berzakat, yang nampak hanyalah kerugian, rugi karena harus mengeluarkan sebagian hartanya. Padahal hanya2,5%nya saja. Artinya, hati mereka sudah berkarat dan berkerak. Padahal jelas, bahwa setelah ayat perintah berzakat مهلاومأ نم ذخ ada lanjutan lagi berupa janji Allah, yakni membersihkan harta dan jiwa mereka اهب مهيكزتو مهرهطت juga akan mebuat hati mereka tentram. Subhanallah, tidak ada yang lebih diinginkan oleh seorang hamba Allah, kecuali ketentraman hati dan jiwanya. Maka jangan heran, kalau ada orang miskin yang nampak tenang, senang dan menang. Sementara orang kaya terlihat resah dan gelisah.

Sebagai akhir dari khutbah ini, khatib mengajak jamaah sekalian, untuk sama-sama memahami filosofi seorang tukang parkir. Ketika ada mobil mampir di arena parkirannya, ia sangat senang dan gembira, karena ada rezeki yang menghampirinya, mulai dari satu mobil, kemudian dua dan seterusnya. Bahkan tak jarang mereka bisa mengendarai segala jenis mobil yang menitip di wilayah parkirannya. Akan tetapi, ia hanya bisa memandang dan menjaganya, atau sekedar menghantarkan atau memidahkannya, tidak lebih dari itu. Kemudian, ketika si tuan mobil mengambil mobilnya, dengan iklas si tukang parkir mempersilahkannya, karena memang mobil itu bukan miliknya.

Saudaraku...,ketika kita menyadari bahwa harta benda adalah titipan Allah, niscaya keengganan untuk berzakat akan tertepis dengan sedirinya. Sudah banyak bukti, kalau Allah menginginkan kembali hartaNya dari seorang hamba, Ia hanya berkata kun fayakun.

(4)

mudahan, Allah Swt selalu meberikan kasih sayang-Nya kepada kia semua. Amin ya rabbal ‘alamin

نيملسملا رئاسلو مكلو ىل ميظعلا ل رفغتسأو اذه لوق لوقأ ,نيعمجأ مكاياو ل اناده

ميحرلا روفغلا وه هنإ هورفغتساف تاملسملاو

Khutbah II

ُل َو ُل َلِا َهَََلِا َل ْنَا ُدَه ََْشَا َو لِهََِناَنِتْمِا َو ِهََِقْيِف ْوَت َىلَع ُهَََل ُرْك ََّشلا َو ِهِنا َََس ْحِا َىلَع ِل ُدْم َحْلَا

ِلَص َمُهللا لِهِنا َو ْض ِر َىلِا ىِعاَدلا ُهُل ْوُس َر َو ُهُدْبَع اًدَم َحُم اَنَدِيَس َنَا ُدَهْشَا َو ُهَل َكْي ِرَش َل ُهَد ْح َو

ا ًرْيثِك اًمْيِل ْسَت ْمِلَس َو ِهِباَحْصَا َو ِهِلَا ىَلَعِو ٍدَمَحُم اَنِدِيَس ىَلَع

َأَدَََب ٍرْمَاِب ْمُكَرَمَا ّل َنَا ا ْوُمَلْعا َو ىَهَن اَمَع ا ْوُهَتْنا َو َرَمَا اَمْيِف َلاوُقَتِا ُساَنلا اَهّيَا َايَف ُدْعَب اَمَا

آََي ىِبَنلا َىلَع َن ْوّل َََصُي ُهَََتَكِئ َم َو َل َنِا ىَلَاََعَت َلاَََق َو ِه ََِسْدُقِب ِهِتَكِئ َمِب ىَنََث َو ِهِسْفَنِب ِهْيِف

ِهََْيَلَع ُل ىَل َََص ٍدَمَحُم اَنِدِيَس ىَلَع ِلَص َمُهللا لاًمْيِلْسَت ا ْوُمِلَس َو ِهْيَلَع ا ْوّلَص ا ْوُنَمآ َنْيِذَلا اَهّيَا

ِنَع َمُهّللا َض ْرا َو َنْيِب َرَََقُملْا ِةَََكِئ َم َو َكِل ََُسُر َو َكِئآيِبْنَا ىَلَع َو ٍدَم َحُم َانِدِي َََس ِلآ ىَلَع َو ْمِلَس َو

يِعِباَََت َو َنْيِعِباَتلا َو ِةَباَح َََصلا ِةَيِقَب ْنَع َو ىِلَع َو ناَََمْثُع َورَمُع َو ٍرْكَب ىِبَا َنْيِد ََِشاَرلا ِءاَََفَلُخلْا

َنْيِمِحا َرلا َم َح ْرَا اَي َكِتَم ْح َرِب ْمُهَعَم اَنَع َض ْرا َو ِنْيِدلا ِم ْوَيىَلِا ٍناَس ْحِاِب ْمُهَل َنْيِعِباَتلا

َمُهللا ِتا َوََْمَلْا َو ْمُهْنِم ُءآََي ْحَلَا ِتاَمِل ََْسُملْا َو َنْيِمِل ََْسُملْا َو ِتاَََنِم ْؤُملْا َو َنْيِنِم ْؤََُمْلِل ْرِف ْغا َمُهللَا

ْنَم ْر ََُصْنا َو َةَيِد ِح َوُملْا َكَداَََبِع ْر ََُصْنا َو َنْيِك ِر ََْشُملْا َو َك ْر ََِشلا َلِذَأ َو َنْيِمِل ََْسُملْا َو َمَتْسِلْا َزِعَا

لِنْيِدََلا َم ْوَََي ىَلِا َكََِتاَمِلَك ِلََْعا َو ِنْيِدََلاَءاَدْعَا ْرِمَد َو َنْيِمِل ََْسُملْا َلَذَخ ْنَم ْلُذ ْخا َو َنْيِدلا َرَصَن

اَََم َو اَََهْنِم َرَََهَظ اَم َن َحِملْا َو ِةَنْتِفلْا َء ْوُس َو َن َحِملْا َو َل ِزَلَزلا َو َءاَب َولْا َو َءَتَبلْا اَنَع ْعَفْدا َمُهللا

َاََنِتآ اَنَب َر ل َنْيِمَلاَعلْا َب َر اَي ًةَمآع َنْيِمِلْسُملْا ِناَدْلُبلْا ِرِئاَس َو ًةَصآخ اَيِسْيِنوُدْنِا اَنِدَلَب ْنَع َنَطَب

اَََنَل ْرََِف ْغَت ْمَل ْنِا َواَن َََسُفْنَا اَََنْمَلَظ اَََنَب َر ل ِراَنلا َباَذَع اَنِق َو ًةَنَسَح ِةَرِخخْا ىِف َو ًةَنَسَح اَيْنّدلا ىِف

ىِذ ِءآََتْيِإ َو ِنا َََس ْحِلْا َو ِلْدَََعلْاِب اَََنُرُمْأَي َل َنِا ! ِلَداَبِع ل َنْي ِر ََِساَخلْا َنِم َنَن ْوََُكَنَل اَََنْمَح ْرَت َو

َمْي ِظَعلْا َلاوُرُك ْذا َو َن ْوُرَكَذََََت ْمُكَلَعَل ْمُكُظِعَي ي ْغَبلْا َو ِرََََكْنُملْا َو ِءآَََش ْحَفلْا ِنَع ىَهْنَي َو َىب ْرَََُقلْا

ْرَبْكَا ِل ُرْكِذَل َو ْمُك ْد ِزَي ِهِمَعِن َىلَع ُه ْوُرُكْشا َو ْمُك ْرُكْذَي

Referensi

Dokumen terkait