O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
Track nya ada, tapi cuma setapak, gak ada paving, apalagi aspal.
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
Redaksi menerima saran, kritik, dan artikel dari BM Readers
yang bisa dikirim melalui alamat email kami.
Salam Ransel,
MENUJU BROMO ITU gampang. Banyak jalur
dan referensi menuju gunung yang bersanding dengan masyarakat Tengger tersebut, bahkan referensi di inter-net pun berlimpah.
Hanya saja, banyak informasi yang perlu disa-ring. Ada data di beberapa tulisan kurang valid, Edisi sebelas ini, kami coba menyaring data-data tersebut dan membandingkannya di lokasi. Edisi ini, bisa dipakai untuk menikmati salah satu spot indah di Pulau Jawa tersebut.
Selamat menikmati!
Kalau ada review tempat wisata di In-donesia, pasti Bromo masuk ke list lima besar. Tempat ini tidak pernah sepi dari wisatawan.
PANDU
13 MENUJU GUNUNG BROMO
Malang – Turen (45 km)
Bus dari terminal Hamid Rusdi, jurusan Malang - Dampit – Lumajang, turun di Turen. Harga Rp 4.000,00
CATPER
17 JALAN LAIN KE BROMO
Sempu tidak ada dalam rencana kami. Mendengar namanya pun belum per-nah. Tujuan kami ke malang ini adalah untuk ke bromo. Kami pergi berempat.
GALERI
27 GUNUNG BROMO
BULOK
29 KASODO
Indonesia kaya dengan keindahan alam dan beragam bahasa daerah. Juga punya banyak tarian daerah.
KOMUNITAS
35 BACKPACKER PEKANBARU
PROFIL
39 TRINITY NAKED TRAVELER
35
Daftar
Isi
Dari
Redaksi
RESENSI
56 BACKPACKER=BERBAGI
EDISI DEPAN
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
ORDINAT
GUNUNG BROMO
Kalau ada review tempat
wi-sata di Indonesia, pasti
Bro-mo masuk ke list lima besar.
Tempat ini tidak pernah sepi
dari wisatawan walau Bromo
sedang ngambek sekalipun.
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N SECARA GEOGRAFIS, GUNUNG Bromo
yang berada di 2.392 mdpl masuk wilayah Kabupaten Malang, Pasuruan, Lumajang, dan Probolinggo (Jawa Timur). Pengelolaan-nya oleh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
ORDINAT
Oleh : Muhammad Iqbal
Foto: Niko Wazir, Erlangga Mahardika, Ghamal Satya
Sebetulnya banyak gunung di sekitar sini, tapi Bromo yang paling terkenal dan paling banyak dikunjungi. Ini karena Bromo sampai sekarang masih aktif, akses ke sana mudah, banyak penginapan, sarat budaya, punya Pura anggun di bawahnya, dan yang jelas karena memang Bromonya sendiri su-dah keren.
Pada umumnya, wisatawan Bromo menginap semalam di Cemoro Lawang, lalu besoknya, sekitar jam 3 pagi berangkat ke Pananjakan buat lihat sunrise, turun ke Bromo, akhirnya balik lagi ke Cemoro La-wang, terus pulang deh.
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
7
ORDINAT
Sebagian wisatawan lagi menambah waktu kunjungannya untuk jalan-jalan ke Air Terjun Madakaripura atau ke Semeru. Untuk ke Semeru, butuh waktu tambahan sam-pai empat hari, jadi jarang orang yang dari Bromo, terus main ke Semeru.
Cemoro Lawang
Cemoro Lawang (2.200 mdpl) meru-pakan nama desa yang paling dekat dengan Bromo. Di sini adalah sentral semua kegiatan
8
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
ORDINAT
wisatawan yang mau ke Bromo dengan ber-malam terlebih dahulu. Mereka berber-malam, cari makan, cari jeep, cari souvenir, dan cari informasi di Cemoro Lawang.
Ada museum tidak terlalu besar yang di dalamnya banyak informasi tentang sejarah Gunung Bromo yang dulunya ber-asal dari gunung bernama Tengger. Juga ada legenda yang beredar di masyarakat tentang asal-usul Gunung Tengger.
Dari beberapa titik, misalnya pela-taran Hotel Cemoro Indah dan Hotel Lava View, pemandangannya bagus banget, lang-sung berhadapan dengan Gunung Bromo.
Malam hari di Cemoro Lawang, pada musim hujan bisa mencapai 5°C dan pada musim kemarau bisa mencapai 0°C.
Pananjakan
Wisatawan ke Pananjakan buat lihat Sunrise. Dari parkiran, kita musti jalan sekitar
10 menit untuk sampai ke view point. An-tara parkiran sampai view point itu, banyak penjual edelweis (bunga abadi), makanan, penyewaan jaket, sampai penjaja jasa foto polaroid.
Semakin mendekati Subuh, semakin ramai orang. Walau bukan tanggal merah, View Point waktu subuh selalu ramai. Ratu-san orang! Kalau tanggal merah bisa sampai ribuan. Mereka semua mau lihat sunrise yang bagus.
Kebanyakan gambar Bromo yang ada di kartu pos dan kalender itu diambil dari Pananjakan. Sunrise di atas gunung sembari melihat tiga gunung lain, ya cuma ada di Pananjakan. Tiga gunung tersebut, Bromo,
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 M A R E T - A P R I L 2 0 1 1 II B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N 12
11
Batok, dan Semeru, terletak satu garis lurus dari Pananjakan.
Bromo
Ini dia menu utamanya. Selain dari Pananjakan, sunrise juga bagus kalau dari puncak Bromo. Gunung Bromo masih aktif mengeluarkan asap belerang warna putih. Semakin cokelat warnanya berarti semakin aktif Bromo-nya.
Di waktu-waktu tertentu, ada lara-ngan naik ke Bromo karena asapnya terlalu berbahaya. Sampai akhir September 2011, Bromo masih ditutup. Wisatawan cuma bisa sampai parkiran Jeep.
Untuk sampai ke puncak Bromo, dari parkiran jeep bisa jalan kaki bisa naik kuda. Tapi kuda cuma bisa mengantar sampai kaki tangga Bromo, selebihnya ya harus tetap naik tangga pakai kaki sendiri, ada 253 anak tangga dengan lebar 1 meter.
Buat yang usianya sudah di atas 50 tahun, merupakan prestasi besar bisa sam-pai ke puncak Bromo. Terkadang ada yang baru setengah jalan, duduk, ngos-ngosan, terus turun lagi. Jadi dia gak sampai puncak. Di puncak Bromo, kita bisa lihat kawah Bromo yang selalu ngebul, Pura Luhur Poten yang anggun, Gunung Batok yang bentuknya gunung banget, dan juga Semeru.
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
13
PANDU
MAYORITAS PENDUDUK DI
sekitar-Bromo adalah suku Tengger yang kebanyakan
beragama Hindu. Pura Luhur Poten ini adalah
salah satu tempat ibadah mereka. Letaknya
di tengah padang pasir, tepat di kaki Gunung
Bromo. Butuh izin untuk masuk Pura Luhur
Po-ten. Di waktu-waktu tertentu, pura ramai sekali,
seperti saat Upacara Kasodo yang diadakan
setahun sekali.
EDELWEIS
BUNGA KHAS DI seputaran Bromo
Semeru. Disebut bunga abadi karena bisa tidak
mati sampai bertahun-tahun setelah dipetik.
Edelweis banyak dijual di Pananjakan.
Warnanya beragam, biasanya penjual Edelweis
mencampur jenis Edelweis yang satu dengan
yang lain lalu diikat bersama, sehingga terlihat
warna-warni. Bisa buat oleh-oleh dari Bromo.
Edelweis didapat mungkin budidaya,
mungkin juga metik di habitat liar. Jika metik di
habitat liar dan kita beli, berarti kita ikut andil
membuatnya makin langka.
SUDUT LAIN
GUNUNG BROMO
O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N 14 EMPAT JALUR NORMAL tersedia
un-tuk mengakses Bromo/Pananjakan:dari Probolinggo lewat Cemoro Lawang, dari Malang lewat Ngadas, dari Pasuruan le-wat Tosari, dan dari Lumajang lele-wat Burno. Probolinggo dan Malang adalah yang pa-ling mudah. Mayoritas pengunjung memilih lewat Probolinggo.
| Foto: Niko Wazir, Erlangga Mahardika, Ghamal Satya
1. Dari Jakarta:
Kereta ekonomi Matarmaja, Rp 51.000, 19 jam; pk 14.00 dari Stasiun Senen.
2. Dari Jogja:
Travel; Rp 75.000.
3. Dari Surabaya:
Kereta ekonomi Penataran; Rp 4.500; 2,5 jam.
Bus Non-AC; Rp 9.500; 2 jam.
4. Dari Denpasar:
Travel; Rp 135.000.
MENUJU MALANG
1. Dari Malang:
Naik bus dari terminal Arjosari (Malang); Rp 14.000 untuk non-AC; 2,5 jam.
2. Dari Surabaya:
Bis; Rp 15.000; 2 jam.
3. Dari Jogja:
Kereta Ekonomi Sri Tanjung;
Rp 26.000; 9 jam; berangkat dari Stasiun Lempuyangan pk 7.30.
Bis non-AC; Rp 45.000; 8 jam.
4. Dari Denpasar:
Bis non-AC; Rp 55.000.
MENUJU PROBOLINGGO
1. Elf/Colt berangkat sekitar 1,5 jam sekali, Rp 25.000. Ngetem nunggu penumpang bisa sampai 1,5 jam. Sudah terbatas di atas jam 4 sore. Kalau ada pun, harganya ber-lipat.
2. Ojeg, Rp 50.000.
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N adaan semua penginapan penuh itu jarang. Sebagai gambaran, satu rumah yang dis-ewa dengan 3 kasur tarifnya Rp 100.000.
PENGINAPAN
1. Siapkan jaket super tebal, sarung tangan, kaos kaki, dan penutup kepala. Semuanya bisa dibeli/disewa di seputaran Bromo. 2. Pakai jasa calo jeep kalau belum ada yang pernah pengalaman ke Bromo. Kekurangannya: harga lebih tinggi sekitar Rp 50.000. Kelebihannya: ada yang ban-gunin waktu pagi, gak perlu ribet nyari jeep di pagi buta.
3. Hapalkan tarif kalau mau naik dari ter-minal Probolinggo. Banyak yang kena getok di sini.
4. Lepas baterai dari kamera. Udara super dingin bikin baterai cepat tersedot.
TIPS
Dari Cemoro Lawang:1. Jeep (muat 6 orang) rute Cemoro wang – Pananjakan – Bromo – Cemoro La-wang, Rp 275.000. Rute Cemoro Lawang – Bromo – cemoro Lawang, Rp 165.000. Kalau dari parkiran Jeep mau ke kaki tang-ga Bromo dentang-gan naik kuda, tarifnya Rp 30.000. Jalan kaki masih sangat memung-kinkan.
2. Naik ojeg, ke Pananjakan Rp 75.000 (tarif PP).
MENUJU PENANJAKAN
1. Naik kuda, ke Bromo Rp 60.000 (bukan tarif PP).
2. Jalan kaki ke Bromo, sekitar 1 jam. Seb-etulnya jalan kaki ke Pananjakan juga bisa, makan waktu 2,5 jam, tapi rutenya tembus hutan, patokannya menara tinggi di puncak Pananjakan. bisa ngurusin sewa Colt ke Bromo/Panan-jakan.
2. Naik angkutan umum lewat Ngadas.
MENUJU BROMO
1. Musim kemarau, terutama Juli-Agustus. Pada musim hujan, awan mengganggusunrise.
2. Bukan hari libur. Waktu libur, harga pen-ginapan naik, pengunjung ramai.
WAKTU TERBAIK
1. Sunrise di Pananjakan atau Bromo. 2. Tracking Cemoro Lawang-Bromo, sekitar 3 km (1 jam) sampai lereng Bromo.
3. Ikut upacara Kasodo (setahun sekali). 4. Ke Museum Bromo di Cemoro Lawang. 5. Keliling naik kuda. Sebagai patokan, rute Cemoro Lawang – lereng Bromo yang jara-knya sekitar 3 km tarifnya Rp 60.000. 6. Nongkrong sore sambil makan bakso di depan hotel Cemoro Indah atau Lava View
AKTIVITAS PILIHAN
1. Cak Nu 0341-787550
2. John (Travel Malang-Bromo) 0818386300
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N 18
J a l a n L a i n M e n u j u
GUNUNG BROMO
ARYA, TEMAN SMA saya, kuliah di Malang. Saya baru lulus jadi punya banyak waktu
kosong dan kebetulan lagi punya duit. Jadi saya pikir oke juga nih main ke Malang ketemu Arya, setelah beberapa tahun nggak ketemu.
Oleh: Muhammad Iqbal | Foto: Niko Wazir, Erlangga Mahardika, Ghamal Satya
CATPER
B A C K P A C K I N I M E I - A P R I L 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
19 20
Foto: Kakaban Tour
Saya ke Malang dan langsung dibawa ke kosannya. Beruntung banget saya kenal Dian, pas lagi di Malang pula. Dian ini anak Malang yang suka banget naik gunung. Mau tanya Semeru atau Bromo ya sama Dian ini. Dian langsung ngajakin ke Bromo. “Tapi kita lewat jalan yang beda ya, Bal?”
Jam 10 malam saya, Arya, Dian, dan Endah (temannya Dian) berangkat ke Tumpang, ke rumah salah satu pemilik truk yang biasa bolak-balik Tumpang - Ranu Pane. Namanya Cak Nu. Dian cerita, Cak Nu ini sering dia repotin kalau mau ke Semeru bawa rombongan.
Besoknya, jam tujuh pagi, kami lang-sung berangkat naik truk. Kami berempat ditaruh di belakang bersama dengan puluhan karung pupuk!
Satu jam di truk itu betul-betul keren. Ladang sayuran di mana-mana. Gunung Se-meru bisa kelihatan jelas. Dia selalu meletup tiap 20 menit.
Di perjalanan Saya melihat desa unik yang di tiap rumah mayoritas ada pohon apel. “Ya itulah kenapa Malang terkenal dengan apelnya,” kata Dian. Biasanya satu rumah ada dua pohon apel di halaman depan dan biasanya banyak buah nempel di situ.
Kelihatannya pemandangan yang begitu itu sudah biasa buat Dian dan Endah, tapi buat saya dan Arya, ini keren banget .
Kami turun di Jemplangan terus ketemu dengan seseorang yang badannya seperti tentara. Rupanya abang ini orang SAR. Dia yang nyariin orang yang hilang di gunung. Kami tanya, sudah berapa kali naik turun Semeru? Jawabannya datar banget:
seratus tiga belas kali.
Dari Jemplangan sini, terlihat ham-paran padang rumput raksasa.
“Bromo-nya mana Yan?”
“Itu, di balik bukit yang itu ada bukit, nah Bromo ada dibaliknya.” Jrengggg…..
Yang jelas di situ nggak ada ojeg. Jan-gankan ojeg, orang aja nggak kelihatan. Jadi kami jalan kaki lima jam!
Setengah perjalanan isinya padang rumput, setengah lagi padang pasir. Ke-duanya serasa bikin bukan lagi di Indonesia.
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
21 22
CATPER
Sepanjang jalan lima jam itu, selalu di kanan ada tebing tinggi banget dan di kiri ada be-berapa gunung kecil.
Track lima jam ini yang Dian maksud “lewat jalan yang beda”. Track nya ada, tapi cuma setapak, gak ada paving, apalagi aspal. Ada gosip pemerintah mau buat paving di sepanjang track ini. Jadi lebih nyaman sih, tapi juga jadi gak seru. Kita butuh pengala-man di jalannya juga, bukan cuma Bromo-nya.
Beberapa kali kami istirahat, makan cokelat, minum, terus jalan lagi. Kami punya lima jam untuk saling mengenal. Saya dan Arya punya banyak cerita untuk dibagi, seka-lian inget-inget zaman SMA dulu.
Dian cerita banyak hal tentang Bro-mo, Semeru, Malang. Endah cerita pengala-man fotografinya.
Ngobrol berhenti karena asap be-lerang di padang pasir bikin kami kesulitan napas. Sering memang asap belerang dari Bromo turun ke padang pasir di sekeliling-nya. Kami lanjut ke Cemoro Lawang buat cari tempat menginap.
Dian dan Endah sore ini juga lang-sung balik lagi ke Malang. Tinggal saya dan Arya. Kami ketemu calo Jeep yang biasa be-rangkat jam 3 pagi ke Penanjakan buat lihat sunrise.
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
23
CATPER
banget. Sore saja sudah begini apalagi besok jam 3 pagi?
Si calo ngetok pintu jam 3 pagi. Saya bisa langsung melek tapi bangun dari kasur rasanya susah setengah mati. Buka selimut saja cuma bisa tahan beberapa detik, terus selimutan lagi. Dinginnya itu nusuk banget. Lutut gemetar, gigi gemerutuk. Perlu beberapa menit buat saya untuk bisa tahan buka selimut. Butuh beberapa menit lagi buat menyentuh lantai keramik, lalu keluar kamar. Saya mau ngobrol sama Arya tapi bikin satu kalimat itu rasanya susah banget. Mulut kaku.Kita cuma ketawa-ketawa aja.
Perjalanan Cemoro Lawang ke
Pa-nanjakan dengan jeep sekitar setengah jam. Jalan belok-belok dan nanjak terus. Pulu-han jeep berangkat dari Cemoro Lawang, sama-sama mau ke Pananjakan untuk kejar sunrise. Jadi wajar kalau di Pananjakan, jalan saja susah saking ramainya orang. Lalu, kami tunggu matahari kok nggak muncul
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
25 26
CATPER
cul. Tiba-tiba sudah tinggi. Waah, penonton kecewa. Awan mengganggu liburan.
Semakin pagi, semakin jelas peman-dangan dari Pananjakan. Tiga gunung seka-ligus bisa terlihat: Bromo, Batok, dan Se-meru.
Kami meluncur ke Gunung Bromo. Ada patok-patok yang jadi batas Jeep su-paya tidak masuk ke ranah usaha penye-waan kuda. Saya pilih jalan kaki saja, toh gak terlalu jauh.
Ada 253 anak tangga yang harus dilewati buat sampai puncak. Kami nggak bisa sekali jalan tanpa berhenti langsung sampai puncak Puas banget rasanya setelah
sampai puncak. Akhirnya kelihatan juga isi perut Bromo.
Saya lihat asap putih terus keluar dari perut Bromo. Saya lihat puluhan kuda stand by di bawah tangga, menunggu penumpang. Dan yang paling keren, saya lihat Pura Luhur Poten berselimut kabut, angguuun banget.
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
27 28
BROMO ON TOP
FOTO : IKA SOEWADJI
S
ABANA BR
OMO
FOTO :
IKA SOEW
AD
JI
GALERI
SEMBAHYANG DI PURA
FOTO : GHAMAL SATYA
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
29 30
BULOK
M E N G U N G K A P M A K N A
K E H I D U P A N D I D A L A M N Y A
Suatu hari menjelang runtuhnya kerajaan Ma-japahit, Rara Anteng, putri keturunan dinasti
Brawijaya, bersama dengan Jaka Seger, sua-minya, menyingkir ke lereng Gunung Bromo,
dan kemudian menetap di sana bersama.
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
31
BERTAHUN-TAHUN TIDAK memomong
anak membuat mereka mulai gelisah. Kemu-dian mereka bersemedi di puncak Gunung Bromo, memohon agar dikaruniai anak.
Semesta mengabulkan permohonan mereka, dengan satu syarat, sang anak bungsu harus dipersembahkan ke kawah Gunung Bromo. Benarlah demikian, Rara Anteng melahirkan 25 anak.
Tiba saat untuk menggenapi janji, si bungsu, bernama Kesuma, dikorbankan ke kawah Gunung Bromo. Seiring menghilang-nya Kesuma, sayup terdengar suaramenghilang-nya, me-minta agar mengadakan sesaji setiap tanggal 14 pada bulan kasada (kesepuluh) di kawah Gunung Bromo.
Demikianlah kepercayaan itu masih berlangsung hingga saat ini, namun lebih populer dengan nama upacara Kasodo. Ko-non, masyarakat yang kini tinggal di lereng Gunung Bromo, merupakan keturunan dari
24 anak Rara Anteng dan Jaka Seger. Kare-nanya, mereka disebut suku Tengger, singka-tan dari suku kata terakhir Rara Anteng dan Jaka Seger.
Tengger juga memiliki arti ‘tenggering budi luhur’ atau ‘pengenalan moral tinggi’, suatu nilai yang dijunjung para masyarakat Tengger.
Air Suci
Sebagai rangkaian awal menjelang prosesi Kasodo, pada dua hari sebelum purnama, dilakukan ritual mengambil air suci (Mendak Tirta) di tiga titik, yaitu air Gunung Widodaren di lautan pasir, air terjun Madaki-rapura di Kecamatan Lumbung Probolinggo,
dan Watu Plosot di Gunung Semeru. Air diambil menggunakan sudang, semacam bambu khusus, dan diarak sampai Pura Luhur Poten, pura yang berdiri di bawah kaki Gunung Bromo. Kemudian dilakukan sembahyang bersama (Sepeninga) dan menjaga air suci (Makemit).
Piodalan
Sehari sebelum dimulainya puncak acara Kasodo, biasanya dilakukan piodalan atau perayaan ulang tahun Pura Luhur Poten. Dimulai pagi hari dengan upacara Melasti, kemudian Mecaru hingga sore hari.
Pada hari yang sama, para dukun ber-kumpul. Dukun dalam masyarakat Tengger
BULOK
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
33 34
BULOK
ini berfungsi sebagai pemimpin keagamaan yang memimpin upacara atau ritual, juga perkawinan, bukan dukun yang berkaitan dengan hal mistis.
Tidak sembarang orang dapat di-angkat menjadi dukun. Ada mantra dan doa yang harus dihapal oleh para calon dukun agar dapat menggantikan dukun sebelum-nya. Setiap desa memiliki dukunnya masing-masing.
Puncak Kasodo
Subuh-subuh benar, sekitar pukul 4 pagi, Bromo sudah ramai, baik oleh pen-duduk Tengger maupun pengunjung. Jumlah turis selalu meningkat tajam pada acara Kasodo.
Pertama-tama dilakukan pemba-caan sejarah Kasodo, kemudian dilanjutkan dengan Puja Stuti atau puji-pujian. Setelah itu, dilakukan pengukuhan dukun baru. Lan-tas dimulailah ritual labuh sesaji di kawah Gunung Bromo, dengan sebelumnya mendo-akan sesaji terlebih dulu di Pura Luhur Poten.
Sesaji yang dilabuh atau dikorbankan biasanya disusun dalam bentuk ongkek atau pikulan, isinya bermacam-macam hasil bumi, mulai dari sayur-sayuran, buah-buahan, hingga hasil ternak seperti ayam dan kambing.
Ritual ini, selain sebagai pemenu-han permintaan Raden Kesuma, sang anak bungsu, juga dimaknai sebagai ekspresi rasa syukur masyarakat Tengger atas hasil bumi yang telah mereka nikmati. Mereka meman-jatkan doa agar tetap diberkahi hasil bumi yang dapat mencukupi setiap mulut pen-duduk, juga kesehatan dan perlindungan dari segala bahaya.
Pelemparan sesaji tidak hanya dilaku-kan sekali. Umumnya banyak warga Tengger yang memilih untuk melarungkan sesajinya sendiri, tanpa diwakili. Sedangkan di bawah kawah, sudah ada beberapa orang yang menunggu, berharap mereka bisa mendapat-kan sesaji yang dilemparmendapat-kan dari atas.
Mereka yang menunggu itu biasanya bukan warga Tengger. Buat warga Tengger sendiri, yang mereka lakukan itu tidak ma-salah. Tidak ada perasaan, sudah lelah bikin sajian eh malah diambil orang.
Malamnya, sebagai penutup acara Kasodo, dilaksanakan Pujian Kasada, yaitu pemanjatan puji-pujian kepada Sang Hyang Widhi Wasa, sebagai wujud terima kasih karena telah selesainya ritual Kasodo.
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
35
KOMUNITAS
B a c k p a c k e r Pe k a n b a r u ,
B e r k u m p u l l a h !
B a c k p a c k e r Pe k a n b a r u ,
B e r k u m p u l l a h !
KONON PADA SUATU pagi yang cerah, Yanuar Andhika (Arka), seorang
pemuda yang sedang dinas lima tahun di Pekanbaru, mulai merasa gelisah karena belum mendapat teman jalan-jalan di Pekanbaru. Berbeda dengan ketika ia di Jakarta, sudah banyak teman yang bisa diajak jalan bareng. Maklum, saat itu dia belum genap setahun di Pekanbaru, masih culun.
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N 38
KOMUNITAS
Berawal dari kegelisahan itu, mulai-lah ia mencari-cari kelompok backpacker di Pekanbaru, dan akhirnya ia dipertemukan dengan sesosok pria dengan nama akun facebook Aldo Nobel.
Ternyata sempat ada Komunitas Backpacker Pekanbaru yang diprakarsai Aldo, namun sedang vakum dari aktifitas. Bagi Arka, ini merupakan peluang untuk kembali mengaktifkan komunitas tersebut.
Maka diadakanlah kopi darat (kop-dar) beberapa kali, group facebook dibuat menggunakan nama Backpacker Pekanbaru (Bpku) dengan Aldo, Arka, dan Romel se-bagai admin. Logo diresmikan, serta dilaku-kan tiup lilin pada tanggal 12 Juli 2011, hari jadi Bpku.
Rencana-rencana trip pun mengalir deras. Pertama direncanakan pendakian ke Gunung Marapi. Namun ternyata sebelum
LOGO DIRESMIKAN,
SERTA DILAKUKAN TIUP
LILIN PADA 12 JULI 2011,
HARI JADI BPKU.
pendakian tersebut terlaksana, mendadak disalip dengan trip ke Siak. Di sini ceritanya seru, rencana mau pakai kapal cepat menuju Siak, namun persiapan serba terburu-buru. Peserta trip belum sempat kopdar untuk susun itinerary bareng, bahkan ketemu saja belum pernah.
Alhasil perjalanan ke Siak terlaksana dengan menggunakan mobil sewaan, baru deh saling kenalan di mobil. Apesnya, ketika perjalanan pulang, ban bocor. Otomatis ha-rus mengganti ban dengan merek Brigestone yang terkenal mahal itu. Ampun deh!
Kini Bpku sudah beranggotakan seki-tar 110 orang berdasarkan hitungan kasar di grup facebook. Anggota ini tersebar di ba-nyak tempat. Mayoritas di Pekanbaru, bebe-rapa di kabupaten seperti Dumai, Duri, Siak, Bagansiapiapi, Bangkinang, dan kabupaten lainnya. Juga ada yang di luar kota, seperti Jambi, Padang, Medan, Jakarta, Bandung, dan Banjarmasin.
Komunitas ini terbuka untuk siapa saja. Tidak harus berdomisili di Pekanbaru, walaupun namanya Backpacker Pekanbaru. Siapa saja yang mau tahu tentang Pekan-baru, dipersilahkan bergabung di sini dan tanya-tanya banyak tentang Pekanbaru.
Cara gabungnya? Sangat mudah, tinggal cari grup facebook dengan nama Backpacker Pekanbaru, kemudian join. Cu-kup satu kali klik.
Saat ini komunikasi paling sering dilakukan di facebook, kopi darat dan BBM grup bagi yang memilikinya. Kopdar biasan-ya dilakukan setiap selasa malam di Ang-kringan Anglo Jogja (Jl. Melur, Pekanbaru), namun sering juga pindah tempat kalau sedang bosan.
Meski masih muda belia, sudah banyak daftar aktifitas yang telah mereka lakukan. Mulai dari trip Siak, pendakian Marapi, Desa Gema, festival Bagansiapiapi, hingga bakti sosial. Daftar ini akan terus ber-tambah seiring berber-tambahnya usia. Mereka berkomitmen untuk mengadakan trip mini-mal sebulan sekali. Seru, kan!
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
39 B A C K P A C K I N I M A R E T - A P R I L 2 0 1 1
Enaknya, Naked Traveler punya ba-hasa yang membumi, selain tentu pengala-mannya juga seru banget, ya Indonesia, ya luar Indonesia. Kalau baca buku ini, rasanya kaki gatel, besok langsung mau ke mana gitu. Coba yuk kita tanya-tanya langsung.
Cerita pengalaman backpack pertama
dong, sejak kapan dan ke mana waktu itu?
Kalau jalan-jalan sih sudah dari kecil, tapi backpacking beneran -jalan mandiri bawa ransel dengan modal minim banget- di Indonesia, waktu ke Bali pas SMA.
Waktu itu saya naik bus dari Jakarta ke Bali. Nginepnya di losmen di gang-gang yang kamar mandinya terpisah. Terus kalau mau ke mana-mana nyewa sepeda.
Kalau backpacking ke luar negeri kali pertama itu keliling Eropa pas kuliah. Itu
sampai selama 1,5 bulan.Waktu itu belum ada buku travel, handphone, dan internet seperti sekarang ini. Jadi kebayang kan be-tapa sulitnya dulu?
Spot paling seru di Indonesia di mana?
Kenapa tuh?
Wah, menurut saya banyak banget! Semua spot asal di Indonesia saya suka karena semuanya bagus! Tapi karena saya doyannya ke pantai, jadi favoritnya ya daerah-daerah di Indonesia Timur.
Gimana pandangan Mba Trinity tentang
dunia pariwisata di Indonesia?
Menurut saya, pariwisata di Indone-sia : kasihan, karena tidak dikelola dengan baik, padahal kita punya segalanya dan jauh lebih bagus daripada negara-negara tet-angga kita. Selain itu, promosi pariwisata kita juga kurang banget dan kemasan promosi-nya kurang menarik.
Trinity
INDONESIA,
PUNYA SEGALANYA!
BELUM LAMA, NAKED TRAVELER 3 terbit. Padahal awalnya cuma nge-blog loh. Kalau dilihat
covernya, kelihatan mirip banget dengan yang pertama dan kedua, cuma beda warna dasar covernya saja. Tulisan Naked Traveler di cover sudah jadi branding, gak bisa di utak atik.
Oleh : Ambar Arum| Foto: Istimewa PROFIL
TAPI KARENA SAYA
DOYANNYA KE PANTAI,
JADI FAVORITNYA YA
DAERAH-DAERAH DI
INDONESIA TIMUR.
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N WWW.NAKED-TRAVELER.COM
TWITTER: @TrinityTraveler
41
“
ORANG ASING YANG PERNAH
JALAN-JALAN DI INDONESIA
PASTI MENGANGGAP
INDO-NESIA ITU MENYENANGKAN,
MEREKA MAU BALIK LAGI
-Trinity-PROFIL
Kalau pendapat Mba Trinity dengan trend
backpacker di Indonesia sekarang?
Sebenernya mau jadi backpacker atau tidak itu kenyamanan diri kita sendiri. Saya sih seneng banget kalau orang udah mau menyisihkan waktu dan uangnya untuk jalan-jalan, entah itu ala backpacker atau luxurious. Tapi memang jadi backpacker itu sekarang trend-nya meningkat.
Orang sekarang sudah melek
teknologi, buku-buku panduan budget travel-ing makin banyak, budget airlines berlomba-lomba kasih harga murah, sehingga makin memudahkan orang kita untuk backpacking.
Ada gak tempat yang paling pengen banget
dikunjungin di Indonesia, tapi belum
kesam-paian?
Papua! Mudah-mudahan tahun ini saya jadi pergi ke sana.
Apa sih pandangan orang luar tentang
Indonesia? Masih ada pandangan negatif
tentang Indonesia?
Masih ada sih tapi itu tergantung dari orangnya juga. Yang nggak tahu Indone-sia menganggap kita ini negara teroris dan penuh bencana alam. Sebaliknya, orang luar negeri yang pernah jalan-jalan di Indonesia pasti menganggap Indonesia itu me-nyenangkan, mereka mau balik lagi.
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
43 44
RESENSI
Meraba Indonesia
M E N G G A M B A R K A N A L A M D A N M A N U S I A
I N D O N E S I A D I P U L A U T E R P E N C I L
BEDA MEMANG RASANYA antara
tulisan catatan perjalanan yang ditu-lis oleh wartawan dengan yang bu-kan wartawan. Ahmad Yunus adalah
seorang wartawan freelance yang membuat buku catatan perjalanan setelah ia mengelilingi nusantara.
Oleh : Ayu N Surya| Foto: Istimewa
B A C K P A C K I N I J U L I - A G U S T U S 2 0 1 1
JUDUL BUKUMeraba Indonesia
PENERBITSerambi PENULISAhmad Yunus
Selama hampir setahun bersama wartawan senior Farid Gaban, ia menjela-jah pulau-pulau terluar nusantara hanya dengan mengendarai sepeda motor Honda Win 100cc, bekas pula! Mereka menyebut perjalanan ini sebagai “Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa”.
Dengan motor bekas yang dimodi-fikasi itu, mereka melahap perjalanan darat dan laut dari Sabang hingga Merauke. Me-reka berhasil mendokumentasikan kehidu-pan alam dan manusia di sejumlah gugus pulau terpencil dan terluar, mengunjungi 80 pulau, mengumpulkan 10 ribu foto, dan 70 jam video.
Realitas ditelanjangi. Tergambar bagaimana begitu banyak wilayah di Indo-nesia masih terisolasi, penduduknya masih jauh dari hidup layak, padahal kekayaan alam, terutama laut, terbentang melimpah ruah.
Membaca buku ini kita semakin yakin, negara yang bernama Republik In-donesia sebenarnya kaya raya. Sayangnya potensinya belum tergali karena salah urus, atau bahkan tidak diurus sama sekali.
Meraba Indonesia mengajak kita un-tuk menjelajahi nusantara dan mengenalnya lebih dalam, seperti semangat Soe Hok Gie, “Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya, dari dekat.”
MENGAJAK KITA
UN-TUK MENJELAJAHI
NU-SANTARA DAN
MENGE-NALNYA LEBIH DALAM,
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
45 46
TIPS
J A G A = J A G A P E N Y A K I T A T A U K E C E L A K A A N
S a f e t y Tr a v e l K i t
Skenario terburuknya, saat itu ter-jadi, kita berada di antah berantah yang jauh dari bantuan medis. Jadi, tidak ada salahnya menjejalkan sedikit perlengkapan P3K ke dalam backpack. Namanya juga jaga-jaga. Secara umum yang perlu dibawa:
1. Obat-obatan pribadi.Tergantung
bi-asanya kenapa. Kalau sering asma ya bawa obat asma.
2. Anti-diare, misalnya yang mengandung
attapulgite, loperamide, atau karbon aktif.
3. Obat gejala flu (batuk, pilek, demam).
4. Obat sakit kepala atau anti-nyeri.
Contohnya yang mengandung paracetamol, asam mefenamat, atau ibuprofen.
5. Anti-alergi. Misalnya CTM
(chlorphe-niramine maleate), tapi yang satu ini sering bikin ngantuk. Anti-alergi lain yang efek kantuknya lebih kecil misalnya loratadin atau cetirizine.
6. Obat mabuk perjalanan. Contohnya
yang mengandung dimenydrinate.
7. Salep kulit untuk mengatasi gangguan
kulit akibat gigitan serangga. Misalnya yang mengandung hidrokortison.
8. Obat untuk luka-luka. Minimal perban,
plester, dan cairan antiseptik yang mengan-dung povidon iodine, atau rivanol.
9. Tabir surya, repellant serangga, hand sanitizer, cuka (untuk antisipasi sengatan ubur-ubur).
Daftar di atas nggak perlu dibawa semua, cukup bawa yang perlu-perlu saja. Kalau gak biasa mabuk perjalanan ya gak perlu bawa obat mabuk. Kalau jalan-jalan ke tempat dingin, ya gak usah bawa penolak serangga. Yang jelas, jaga-jaga itu penting.
SEPERTI KATA BANG Napi,
”Waspadalah... Waspadalah!!!” Penyakit atau kecelakaan suka datang tanpa permisi.
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
FACEBOOK.TWITTER.ISSUU
B A C K P A C K I N M A G Z
B A C K P A C K I N ’ E - M A G A Z I N E J O I N W I T H U S .
L E T ’ S C L I C K T H E
B U T TO N
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
49 50
AKSESORIS
P E N J A G A D A R I C U A C A D I N G I N D A N P A N A S
S a r u n g Ta n g a n
DALAM CUACA YANG dingin,
se-lain butuh jaket, sarung tangan juga sangat diperlukan. Terutama karena dingin justru lebih terasa di ujung-ujung jari, juga telinga dan hidung.
Biar lebih hangat, tangan harus dibungkus. Berikut ini beberapa model yang bisa jadi pilihan.
Foto: Istimewa |
Ini sarung paling canggih. Biasanya bahan bagian dalemnya polar, bagian luarnya waterproof. Jadi paling aman dipakai dalam kondisi apapun. Tentu karena fungsinya yang lebih, harganya pun juga lebih.
S A R U N G T A N G A N T A H A N A I R
Umumnya berbahan kulit, atau kom-binasi dengan kulit. Biasanya dipakai buat naik motor. tapi kalau kepepet dan gak ada sarung tangan lain, bisa lah sedikit meng-hangatkan saat dipakai di dataran dinggi.
S A R U N G T A N G A N S T A N D A R
Bahan polar dikenal dapat memberi kehangatan dengan sangat baik. Jadi ini pilihan yang paling tepat kalau sekedar mau menghangatkan tangan.
S A R U N G T A N G A N P O L A R
Kalau yang ini khusus buat motor. Percuma dibawa ketika bepergian ke data-ran tinggi. Gak ngaruh karena tidak menu-tupi jari-jari tangan.
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
51 52
PENGANAN PENGANAN
DI DAERAH DINGIN, termasuk Bromo, orang
bakal cepat lapar. Tubuh perlu karbohidrat lebih buat energi menghangatkan tubuh. Nah, Nasi Aron tepat banget buat keadaan begini.
Nasi Aron terbilang kuliner khas Bromo. Namanya memang nasi, tapi bahan dasarnya bukan nasi, melainkan jagung putih yang hanya dapat ditemui di lereng Gunung Bromo. Dibanding nasi biasa, Nasi Aron lebih tahan kenyang dan lebih gurih.
Untuk membuat makanan kaya akan khasiat ini gampang-gampang susah. Jagung harus dipipil terlebih dahulu, ditumbuk, lalu direndam dengan air selama kurang lebih empat hari, lalu dijemur hingga kering. Se-lanjutnya, jagung olahan tersebut ditumbuk, disaring, lalu direbus sekitar 30 menit. Kalau tahu cara menyimpannya, Nasi Aron bisa tahan sampai satu minggu.
Biasanya, penyajian Nasi Aron ber-sama dengan makanan pendamping lain, yaitu sayur daun ranti, tahu, campuran kentang dengan tahu, tempe, dan ikan laut. Tak lupa tambahan sambal terasi yang akan memberikan sensasi ekstra di lidah dan juga menghangatkan badan di tengah udara din-gin Bromo.
Nasi Aron juga diburu karena me-mang banyak khasiatnya. Campuran Nasi Aron yang gurih dan sayur daun ranti yang pahit mampu menurunkan kolestrol dan mengobati diabetes. Selain itu, paduan Nasi Aron dengan sambal pedas ini bisa menahan lapar hingga berjam-jam. Pas banget buat di Bromo yang berhawa super dingin.
Kini jagung putih sebagai bahan baku Nasi Aron sudah sulit ditemui di lereng Gunung Bromo karena masyarakat enggan menanam jagung putih. Mereka lebih me-milih menanam sayur-sayuran, seperti kubis, kentang, dan wortel. Sayur-sayuran lebih menjanjikan karena bisa lebih cepat panen,
berbeda dengan jagung putih yang panennya enam bulan sekali.
Jagung putih memang sebetulnya kurang cocok jika ditanam di dataran tinggi. Pertumbuhannya akan lebih lambat diband-ingkan jika ditanam di dataran rendah. Tak heran jika kini Nasi Aron telah dimodifikasi menjadi campuran antara nasi dari beras dan jagung putih.
Memang sih, agak sulit buat cari Nasi Aron. Mayoritas warung-warung kecil di Cemoro Lawang (pusat kehidupan wisa-tawan Bromo) cuma menjual menu standar: nasi goreng, nasi pecel, mi kuah, mi goreng, dan yang simple-simple begitu lah.
Kalau mau hunting, Nasi Aron bisa ditemui di Desa Seruni, sebuah desa di seputaran lereng Bromo. Biasanya, kita perlu merogoh kocek sebesar Rp 100 ribu untuk harga satu porsi Nasi Aron yang cukup buat empat orang.
Makan Nasi Aron hangat dengan pedasnya sambal terasi ditemani pemanda-ngan Pegunupemanda-ngan Tengger, asik banget tuh….
K
A
N
D
U
N
G
A
N
D
I
B
A
L
I
K
N
A
S
I
A
R
O
N
Makanan Gunung Menyehatkan
Oleh : Dewi Ratnasari| Foto: Istimewa
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
6. 7.
KONTRIBUTOR
1.MIRANDA RACHELLINA
Gadis ini selalu diandalkan untuk urusan
P3K. Maklum, lulusan kedokteran.
2.
AYU N SURYA
kembali sumbang
tulisan di rubrik resensi. Denger-denger dia mau pensiun naik
gu-nung! Tapi, minggu kemarin baru turun dari Gede.
3.
NIKO WAZIR
Baru
turun Bromo, langsung kami todong fotonya. Foto cover dari dia lho.
4.ERLANGGA MAHARDIKA
Sebagian foto edisi sekarang
dipersem-bahkan oleh bocah dari Bandung yang jarang pulang ini. Sepertinya
edisi kedepan, kita masih akan melihat hasil jepretannya
. 5.
DEWI
RATNASARI
Biasa dipanggil Jawir, karena dia Jawa dan suka nyengir.
Suka makan pula. Makanya dia kontribusi di rubrik penganan.
6.
IKA
SOEWADJI
Jepretan cewek yang suka bikin api unggun ini
kem-bali muncul di edisi kali ini
7.
GHAMAL SATYA
Cowok ini
ma-sih berjuang dengan skripsinya, tapi menyempatkan waktu
me-nyumbang foto perjalanannya ke Bromo. Sukses ya, Ghamal!
VISIT
OUR SITE
.COM
WWW.
BACKPACKINMAGAZINE
.COM
FIND THE BEAUTY OF INDONESIA
“THE LOST ATLANTIS”
ON OUR SITE
1. 2.
4. 5.
53
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N 56
EDUKASI
d o n ’ t b e s h y
PUT
YOUR
ADS
HERE
SALAH SATU YANG membedakan para
backpacker dengan turis kebanyakan adalah nilai saling berbagi.
Turis pada umumnya mengutamakan kenyamanan, sehingga untuk mendapatkan-nya, mereka rela membayar lebih mahal agar bisa naik kendaraan ber-AC, penginapan mewah, dan pelayanan maksimal.
Tidak salah, barangkali bagi mereka itulah cara untuk mengusir penat dari kesibukan sehari-hari.
Namun bagi backpacker, yang utama bukanlah kenyamanan, melainkan pengala-man saling berbagi, terutama dengan pen-duduk setempat.
Karenanya tidak masalah makan di pinggir jalan, tidur di warung atau rumah penduduk, bahkan lebih seru lagi kalau bisa
mengikuti keseharian mereka.
Ikut melaut kalau sedang ke pantai, ikut bersawah kalau sedang ke desa. Semua itu lebih menyenangkan, bukan? Ketimbang penginapan ber-AC, atau pelayanan hotel bintang lima sekalipun.
Semakin sering melakukan perjala-nan, maka kita akan semakin menyadari,
bahwa backpacking tidak hanya tentang alam indah yang akan kita su-suri, tidak hanya tentang kota-kota menawan yang akan kita lewati, ti-dak hanya tentang sunset dan sunrise yang selalu diburu, tidak hanya itu!
Backpacking merupakan peluang bagi kita untuk dapat mengenal masyarakat yang tinggal bersama alam mereka, kota mereka, dan matahari dari sudut pandang mereka. Peluang yang jika tidak diambil, maka kita telah kehilangan separuh jiwa para pelan-cong, yaitu saling berbagi!
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I B A C K P A C K I N
Foto : Taman Bawah Laut
BM
EDISI
DEP
AN!
K E P U L A U A N S E R I B U
BACKPACKIN MAGAZINE
SIMAK!
B A C K P A C K I N I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1
OTE KOMODO ISLAND
f o r S e v e n W o n d e r s