• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN ANAK PUTUS SEKOLAH DI DESA UJUMBOU KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN ANAK PUTUS SEKOLAH DI DESA UJUMBOU KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN ANAK

PUTUS SEKOLAH DI DESA UJUMBOU KECAMATAN SIRENJA

KABUPATEN DONGGALA

Nirmawati1, Nurvita2, dan Ika Listiqowati2

Hastianiharuna@yahoo.co.id; vitamombine@gmail.com; ikalistiqowati@ymail.com

Mahasiswa Pendidikan Geografi1 Dosen Pendidikan Geografi2

Program Studi Penddikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) apakah ada hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan anak putus sekolah di Desa Ujumbou Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala, (2) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi anak putus sekolah di Desa Ujumbou Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penenlitian ini adalah seluruh orang tua yang memiliki anak putus sekolah sebanyak 64 responden. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Hasil penelitian: Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan tidak adanya hubungan antara hubungan orang tua dengan anak putus sekolah di Desa Ujumbou. Hasil perhitungan diperoleh nilai korelasi antara variabel X dan variabel Y sebesar -0,294. Tingkat hubungan antara tingkat pendidikan orang tua variabel X dan variabel Y sesuai dengan ketentuan interpretasi besarnya korelasi yakni korelasi sangat rendah (0,00-0,199). Selanjutnya, nilai hasil thitung sebesar -2,420 nilai ini jika dibandingkan dengan nilai tabel ttabel sebesar 1,66901 pada tingkat kepercayaan 5 % atau (-2,420 < 1,66901). Hal ini dinyatakan bahwa jika nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel maka hubungan variabel X dengan variabel Y, tidak sesuai dengan hipotesis Ha ditolak dan Ho diterima. Jika tidak ada hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan anak putus sekolah maka ada faktor lain yang mempengaruhi anak putus sekolah. Faktor yang mempengaruhi anak putus sekolah di Desa Ujumbou yaitu kurangnya minat anak untuk bersekolah, faktor lingkungan tempat tinggal anak, faktor pekerjaan dan faktor ekonomi.

(2)

ABSTRACT

The problems in this study are (1) whether there is a relationship between the level of education of parents and school dropouts in Ujumbou Village, Sirenja District, Donggala Regency, (2) What are the factors that affect school dropouts in Ujumbou Village, Sirenja Subdistrict, Donggala Regency. This study uses a quantitative method using a descriptive approach. The population in this study were all parents who had school dropouts as many as 64 respondents. Data collection techniques are carried out through observation, interviews, questionnaires, and documentation. Results: Based on the results of the hypothesis test, there was no relationship between parent relations and school dropouts in Ujumbou Village. The calculation results obtained by the correlation value between variables X and Y variables amounted to -0.294. The level of the relationship between the level of education of parents of variables X and Y according to the provisions of the interpretation of the magnitude of the correlation is very low correlation (0.000.199). Furthermore, the value of the tcount is -2.420 this value when compared with the table t table value of 1.66901 at the confidence level of 5% or (--2.420 <1.66901). It is stated that if the value of tcount is smaller than the value of ttable then the relationship of variable X with the variable Y, is not in accordance with the hypothesis Ha is rejected and Ho is accepted. If there is no relationship between the level of education of parents and school dropouts, there are other factors that affect dropouts. Factors affecting school dropouts in Ujumbou Village are lack of interest in children in school, environmental factors for children living, employment factors and economic factors.

Keywords: Parent's Education Level, Drop Out Children

PENDAHULUAN

Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 disebutkan bahwa “Pendidikan Nasional

berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu pendidikan dan martabat

bangsa Indonesia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya”. Pasal 7 ayat (2) undang-undang nomor 20 tahun (2003:1) tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa “orang tua dari anak usia wajib belajar, wajib memberikan pendidikan dasar kepada lingkungan keluarga ini sebagai tempat pertama pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya”. Tentu orang tua tidak cukup hanya memenuhi kebutuhan hidup yang berupa material, tetapi orang tua juga harus memberikan pendidikan. Mengacu kepada rumusan dalam undang-undang

sisdiknas tersebut, maka proses pendidikan tidak mutlak harus dibebankan kepada guru, akan tetapi

orang tua mempunyai tanggung jawab penuh atas anak-anaknya dan membantu anaknya saat-saat

mengalami kesulitan dalam proses belajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pendidikan yaitu faktor lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dari beberapa faktor tersebut, salah satu

kunci dalam pendidikan ialah peranan orang tua dalam lingkungan keluarga sebagaipendorong

pemberi semangat, penasehat teman serta menjadi contoh bagi anaknya selain sebagai orang yang

mencintai, memberi kasih sayang dan tempat bertanya anaknya.

Pendidikan yang berlangsung di dalam lingkungan keluarga adalah pendidikan informal,

dengan orang tua sebagai pendidik. Kasih sayang dan pengertian keluarga khususnya orang tua akan

meninggalkan yang positif dalam perkembangan jiwa anak. Untuk itu sudah sepantasnya orang tua

(3)

Di dalam lingkungan keluarga yang berperan menjadi pendidik adalah orang tua. Cara orang

tua dalam membimbing anak belajar di rumah berbeda satu sama lain, karena tingkat pendidikan

orang tua yang berbeda, kemungkinan ilmu pengetahuan cara membimbing anak dalam belajar belum

dikuasai oleh semua orang tua, disebabkan tidak semua orang tua mempunyai tingkat pendidikan

tinggi. Cara membimbing anak dalam belajar di rumah akan berpengaruh terhadap prestasi belajar

anak, sehingga anak di sekolah akan mempunyai prestasi belajar yang berbeda sesuai dengan

bimbingan yang diperoleh anak dari orang tuanya.

Orang tua merupakan pusat pendidikan pertama dan utama bagi seorang anak.

Keluargamerupakan salah satu proses penentu dalam keberhasilan belajar. Orang tua sebagai pendidik

pertama karena orang tua yang pertama mendidik anaknya sejak dan sebagai pendidik utama karena

pendidikan yang diberikan orang tua merupakan dasar dan sangat menentukan perkembangan anak

selanjutnya.

Peranan orang tua bagi pendidikan anak adalah memberikan dasar pendidikan, sikap dan

ketrampilan dasar seperti pendidikan agama, budi pekerti, sopan santun, estetika, kasih sayang, dan

rasa aman merupakan dasar-dasar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan menanamkan

kebiasaan-kebiasaan.

Sebelum anak menjadi dewasa, orang tua berkewajiban untuk mendidik anaknya dengan

berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan seperti berbicara, sikap, tata krama, berhitung,

membaca, menulis, dan sebagainya. Ketika anak mencapai usia belajar, maka orang tua harus

bertanggung jawab memasukkan anaknya ke sekolah dan membiayai pendidikannya. Orang tua

bertanggung jawab untuk membina anak-anaknya dan mensejahterakan kehidupan mereka. Adapun

kesejahteraan anak itu meliputi segi fisik (jasmani) dan mental (rohani). Melihat dari kenyataan

bahwa keluarga yang orang tuanya berpendidikan rendah atau tidak berpendidikan kurang bisa

memberikan dukungan dalam melanjutkan pendidikan anaknya. Sebaliknya keluarga yang orang

tuanya berpendidikan tinggi lebih bisa memberikan dukungan untuk melanjutkan pendidikan anaknya.

Desa Ujumbou merupakan salah satu dari 13 Desa yang berada di Kecamatan Sirenja dengan

luas wilayah 828 Ha, dengan jumlah penduduk sebanyak 2.229 jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga

sebanyak 448 KK. Masyarakat Desa Ujumbou mayoritas bermata pencaharian sebagai Petani.

Berdasarkan hasil observasi dilapangan, terdapat 524 anak usia sekolah. Dari 524 anak usia

sekolah terdapat 64 anak putus sekolah. Anak putus sekolah ini berdampak dalam kehidupan

bermasyarakat, dimana yang terjadi dalam masyarakat ialah semakin banyaknya jumlah

pengangguran sehingga anak dengan kegiatan yang bersifat negatif seperti mabuk, memakai

obat-obatan terlarang. Akibat lainnya juga adalah sang anak sulit mendapatkan pekerjaan karena anak yang

tidak mempunyai ijazah maupun tidak adanya pembekalan kemampuan bagi mereka yang putus

sekolah. Akan tetapi, anak putus sekolah tidak selamanya berdampak demikian ada juga anak yang

(4)

aktivitas anak yang putus sekolah di Desa ini yaitu membantu orang tua bertani, ada juga yang bekerja

sebagai buruh.

Rendahnya tingkat pendidikan anak di Desa Ujumbou dipengaruhi oleh rendahnya tingkat

pendidikan orang tua, tingkat pendidikan orang tua di Desa Ujumbou masih tergolong rendah, hal itu

dapat lihat dari jumlah 448 KK dengan tingkat pendidikanyang tidak sekolah sebanyak 5% (22

orang), SD sebanyak 50% (224 orang), SLTP sebanyak 19% (85 orang), SLTA sebanyak 22% (99

orang), D3 sebesar 1% (4 orang) dan Strata 1 sebanyak 3% (13 orang).Anak yang tingkat

pendidikannya rendah atau bahkan tidak melanjutkan pendidikannya tergantung dari orang tua. Pola

pikir orang tua yang menganggap bahwa anak diwajibkan untuk membantu meringankan beban orang

tua, sehingga sekolah bukan lagi menjadi kewajiban anak. Tujuan dalam penelitian ini adalah: (1)

Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan orang tua dengananak putus sekolahh di Desa

Ujumbou Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala. (2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi anak putus sekolah di Desa Ujumbou Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.

Menurut Sugiyono (2012:8) penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.

Dalam hal ini data tersebut diperoleh melalui penyebaran angket kepada responden. Populasi

penelitian yaitu jumlah KK orang tua yang memiliki anak putus sekolah. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh orang tua yang memiliki anak putus sekolah dengan jumlah 64 orang.

Teknik pengumpulan data (1) Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti yaitu untuk

mendapatkan gambaran umum daerah penelitian. (2) Wawancara dilakukan untuk mendapat data-data

atau informasi tentang faktor penyebab anak putus sekolah, dampak dan perilaku anak putus sekolah

di Desa Ujumbou. (3) Angket digunakan untuk mendapatkan data tentang pendidikan orang tua,

pandangan orang tua terhadap pentingnya pendidikan, pendidikan anak serta hubungan tingkat

pendidikan orang tua terhadap anak putus sekolah dari responden. (4) Dokumentasi yaitu mencari dan

mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Data dalam penelitian kuantitatif kebanyakan

diperoleh dari sumber manusia, melalui observasi dan angket. Sumber lain yang bukan dari manusia

di antaranya dokumen, foto dan bahan statistik.

a. Teknik analisis data

1) Analisis Deskriptif Persentase

Teknik analisis ini digunakan untuk menjabarkan hasil perhitungan jawaban

responden mengenai variabel tingkat pendidikan orang tua di Desa Ujumbou Kecamatan

(5)

terhadap variabel tingkat pendidikan orang tua dan anak putus sekolah peneliti menggunakan

rumus:

P = (Sugiyono, 2009:95)

2) Analisis Inferensial

Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah korelasi product

moment dengan rumus :

√ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ (Sugiyono, 2009:183)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini adalah rincian hasil pengolahan data angket Tingkat Pendidikan Orang Tua

dengan Anak Putus Sekolah di Desa Ujumbou yaitu sebagai berikut:

Tabel 1 Tingkat Pendidikan Orang Tua

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 “SMA/MA/SMK/SMEA” dan tidak ada yang menjawab “Perguruan Tinggi”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat pendidikan orang tua yang memiliki anak putus sekolah di Desa Ujumbou lebih banyak yang hanya sampai “SD/MI” hal ini dapat dilihat dari frekuensi jawaban tidak ada orang tua yang menjawab perguruan tinggi dari total persentase 100 %. Jadi, tingkat pendidikan orang tua

yang memiliki anak putus sekolah masih tergolong rendah.

Tabel 2 Pendidikan Anak Sangat Penting Bagi Keluarga dan Masa Depan Anak

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat tidak setuju

25

Sumber : Pengolahan Angket

(6)

tua “Setuju” pendidikan anak sangat penting bagi keluarga dan masa depan anakdilihat dari frekuensi jawaban orang tua sebagian besar orang tua menjawab setuju yaitu (49%) dari total persentase 100%.

Tabel 3 Pendidikan Anak Merupakan Hal Utama dan Selalu diPerhatiakan Perkembangannya

Oleh Orang Tua

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat tidak setuju

22

Sumber : Pengolahan Angket

Dari 64 orang yang dijadikan sampel, 22 orang (35%) menjawab “Sangat Setuju”, 39 orang (61%) menjawab “Setuju”, 3 orang (4%) menjawab “Ragu-ragu". Dapat ditarik kesimpulan bahwa orang tua “Setuju” pendidikan anak merupakan hal utama dan selalu diperhatikan perkembangannya oleh orang tua dilihat dari frekuensi jawaban orang tua sebagian besar orang tua menjawab setuju

yaitu (61%) dari total persentase 100%.

Tabel 4 Pendidikan Anak Merupakan Hal yang Wajib Untuk diupayakan

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat tidak setuju

18

Sumber : Pengolahan Angket

Dari 64 orang yang dijadikan sampel, 18 orang (28%) menjawab “Sangat Setuju”, 31 orang (48%) menjawab “Setuju”, 15 orang (24%) menjawab “Ragu-ragu”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa orang tua “Setuju” pendidikan anak merupakan hal yang wajib diupayakan dilihat dari frekuensi jawaban orang tua sebagian besar orang tua menjawab setuju yaitu (48%) dari total persentase 100%.

Tabel 5 Tanpa Pendidikan Anak Tidak Dapat Mencapai Cita-Citanya

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat tidak setuju

2

Sumber : Pengolahan Angket

(7)

tua “Setuju” tanpa pendidikan anak tidak dapat mecapai cita-citanya dilihat dari frekuensi jawaban orang tua sebagian besar orang tua menjawab setuju yaitu (41%) dari total persentase 100%.

Tabel 6 Semakin Tinggi Pendidikan Anak Semakin Cerah Masa Depannya

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat tidak setuju

12

Sumber : Pengolahan Angket

Dari 64 orang yang dijadikan sampel, 12 orang (19%) menjawab “Sangat Setuju”, 26 orang (41%) menjawab “Setuju”, 22 orang (34%) menjawab “Ragu-ragu”, 4 orang (6%) menjawab “Tidak Setuju". Dapat ditarik kesimpulan bahwa orang tua “Setuju” semakin tinggi pendidikan anak semakin cerah masa depannya dilihat dari frekuensi jawaban orang tua sebagian besar orang tua menjawab

setuju yaitu (41%) dari total persentase 100%.

Tabel 7 Orang Tua Memberi Arahan Anak Untuk Melanjutkan Pendidikan ke Jenjang yang

Lebih Tinggi

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1

Sumber : Pengolahan Angket

Dari 64 orang yang dijadikan sampel, 32 orang (50%) menjawab “Selalu”, 15 orang (23%) menjawab “Sering”, 16 orang (25%) menjawab “Kadang-kadang”, 1 orang (2%)menjawab “Hampir Tidak Pernah". Dapat ditarik kesimpulan bahwa orang tua “Selalu” memberi arahan anak untuk

melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dilihat dari frekuensi jawaban orang tua sebagian

besar orang tua menjawab selalu yaitu (50%) dari total persentase 100%.

Tabel 8 Orang Tua Memenuhi Segala Kebutuhan Anak

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1

Sumber : Pengolahan Angket

(8)

orang tua “Selalu” memenuhi segala kebutuhan pendidikan anak dilihat dari frekuensi jawaban orang tua sebagian besar orang tua menjawab selalu yaitu (41%) dari total persentase 100%.

Tabel 9 Orang Tua Mendukung Anak Untuk Melanjutkan Pendidikan kejenjang

yang Lebih Tinggi

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1

Sumber : Pengolahan Angket

Dari 64 orang yang dijadikan sampel, 24 orang (37%) menjawab “Sangat Setuju”, 35 orang (55%) menjawab “Setuju”, 5 orang (8%) menjawab “Ragu-ragu”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa orang tua “Setuju” mendukung anak untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dilihat dari frekuensi jawaban orang tua sebagian besar orang tua menjawab setuju yaitu (55%) dari total

persentase 100%.

Tabel 10 Kurangnya Dukungan Orang Tua Membuat Anak Putus Sekolah

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1

Sumber : Pengolahan Angket

Dari 64 orang yang dijadikan sampel, tidak ada orang menjawab “Sangat Setuju”, 1 orang (2%) menjawab “Setuju”, 19 orang (30%) menjawab “Ragu-ragu”, 31 orang menjawab “Tidak Setuju" dan 13 orang menjawab “Sangat Tidak Setuju”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa orang tua “Tidak Setuju” kurangnya dukungan orang tua membuat anak putus sekolah dilihat dari frekuensi jawaban orang tua

sebagian besar orang tua menjawab tidak setuju yaitu (48%) dari total persentase 100%.

Tabel 11 Orang Tua Memotivasi Anak untuk Melanjutkan Pendidikan

Kejenjang yang Lebih Tinggi

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1

(9)

Dari 64 orang yang dijadikan sampel, 33 orang (51%) menjawab “Selalu”, 19 orang (30%) menjawab “Sering”, 12 orang (19%) menjawab “Kadang-kadang”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa orang tua “Selalu” memotivasi anak untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dilihat dari frekuensi jawaban orang tua sebagian besar orang tua menjawab selalu yaitu (51%) dari total

persentase 100%.

Tabel 12 Orang Tua Mengharapkan Agar Anak Dapat Melanjutkan Pendidikan

Kejenjang yang Lebih Tinggi

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1

Sumber : Pengolahan Angket

Dari 64 orang yang dijadikan sampel, 31 orang (51%) menjawab “Sangat Setuju”, 26 orang (41%) menjawab “Setuju”, 5 orang (8%) menjawab “Ragu-ragu”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa orang tua “Sangat Setuju” mengharapakan agar anak dapat melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dilihat dari frekuensi jawaban orang tua sebagian besar orang tua menjawab tidak setuju

yaitu (48%) dari total persentase 100%.

Tabel 13 Tingkat Pendidikan Anak

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1

2 3 4

Tidak Menempuh pendidikan formal Tidak tamat SD

Sumber : Pengolahan Angket

Dari 64 orang yang dijadikan sampel, tidak ada orang menjawab “Tidak Menempuh Pendidikan Formal”, 6 orang (9%) menjawab “Tidak Tamat SD”, 33 orang (52 %) menjawab “Tidak Tamat SMP”, 25 orang (39%) menjawab “Tidak Tamat SMA”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat pendidikan anak putus sekolah di Desa Ujumbou lebih banyak yang “Tidak Tamat SMP” hal ini dapat dilihat dari frekuensi jawaban (52%) dari total persentase 100 %.

Tabel 14 Anak Memiliki Keinginan Untuk Melanjutkan Sekolah Lagi

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

(10)

Dari 64 orang yang dijadikan sampel, 15 orang (23%) menjawab “Selalu”, 9 orang (14%) menjawab “Sering”, 21 orang 339%) menjawab “Kadang-kadang”, 5 orang (8) menjawab “Hampir tidak pernah” dan 14 orang (22%) menjawab “Tidak Pernah”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa anak “Kadang-kadang” memiliki keinginan untuk melanjutkan sekolah lagi dilihat dari frekuensi jawaban orang tua sebagian besar orang tua menjawab selalu yaitu (33%) dari total persentase 100%.

Tabel 15 Kurangnya Minat Anak Untuk Bersekolah Menjadi

Penyebab Anak Tidak Sekolah Lagi

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1

Sumber : Pengolahan Angket

Dari 64 orang yang dijadikan sampel, 20 orang (31%) menjawab “Sangat Setuju”, 28 orang (44%) menjawab “Setuju”, 9 orang (14%) menjawab “Ragu-ragu”, 7 orang (11%) menjawab “Tidak Setuju". Dapat ditarik kesimpulan bahwa anak “Setuju” kurangnya minat anak untuk bersekolah lagi

menjadi penyebab anak tidak ingin melanjutkan sekolah lagi dilihat dari frekuensi jawaban orang tua

sebagian besar orang tua menjawab tidak setuju yaitu (44%) dari total persentase 100%.

Tabel 16 Latar Belakang Pendidikan Orang Tua yang Rendah Menjadi Faktor

Penyebab Anak Tidak Ingin Melanjutkan Pendidikan

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1

Sumber : Pengolahan Angket

Dari 64 orang yang dijadikan sampel, 5 orang (8%) menjawab “Sangat Setuju”, 10 orang (16%) menjawab “Setuju”, 24 orang (37%) menjawab “Ragu-ragu”, 22 orang (34%) menjawab “Tidak Setuju" dan 3 orang (5%) menjawab “Sangat Tidak Setuju”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian anak“Tidak Setuju” latar belakang pendidikan orang tua yang rendah menjadi salah satu faktor penyebab anak tidak ingin melanjutkan sekolah lagi dilihat dari frekuensi jawaban orang tua sebagian

(11)

Tabel 17. Faktor Lingkungan Keluarga Menjadi Penyebab Anak Tidak Melanjutkan Sekolah

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1

Sumber : Pengolahan Angket

Dari 64 orang yang dijadikan sampel, 3 orang (4%) menjawab “Sangat Setuju”, 21 orang (33%) menjawab “Setuju”, 19 orang (30%) menjawab “Ragu-ragu”, 19 orang (30%) menjawab “Tidak Setuju" dan 2 orang (3%) menjawab “Sangat Tidak Setuju”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa anak “Setuju” lingkungan keluarga menjadi penyebab anak tidak ingin melanjutkan sekolah lagi dilihat dari frekuensi jawaban orang tua sebagian besar orang tua menjawab tidak setuju yaitu (21%) dari total

persentase 100%.

Tabel 18 Teman-Teman Anak Banyak yang Bekerja Menjadi

Penyebab Anak Tidak Melanjutkan Sekolah

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1

Sumber : Pengolahan Angket

Dari 64 orang yang dijadikan sampel, 18 orang (28%) menjawab “Sangat Setuju”, 21 orang (33%) menjawab “Setuju”, 12 orang (19%) menjawab “Ragu-ragu”, 13 orang (20%) menjawab “Tidak Setuju" dan tidak ada orang yang menjawab “Sangat Tidak Setuju”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa anak “Setuju” teman-teman anak banyak yang bekerja dibandingkan yang sekolah menjadi penyebab anak tidak ingin melanjutkan sekolah lagi dilihat dari frekuensi jawaban orang tua sebagian

besar orang tua menjawab tidak setuju yaitu (33%) dari total persentase 100%.

Tabel 19 Lingkungan Masyarakat Cenderung berfikir Melanjutkan Pendidikan Tidak Penting

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1

Sumber : Pengolahan Angket

(12)

“Tidak Setuju” tempat tinggal anak mayarakatnya berfikir bahwa melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih penting tidak penting menjadi penyebab anak tidak ingin melanjutkan sekolah lagi dilihat

dari frekuensi jawaban orang tua sebagian besar orang tua menjawab tidak setuju yaitu (36%) dari

total persentase 100%.

Tabel 20 Tingkat Ekonomi Orang Tua Menjadi Penyebab Anak Tidak Melanjutkan Sekolah

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4 5

Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju

11 32 12 9 0

17 50 19 14 0

Jumlah 64 100

Sumber : Pengolahan Angket

Dari 64 orang yang dijadikan sampel, 11 orang (17%) menjawab “Sangat Setuju”, 32 orang (50%) menjawab “Setuju”, 12 orang (19%) menjawab “Ragu-ragu”, 9 orang (14%) menjawab “Tidak Setuju". Dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian anak “Setuju” tingkat ekonomi orang tua yang

rendah menjadi salah satu faktor penyebab anak tidak ingin melanjutkan sekolah lagi dilihat dari

frekuensi jawaban orang tua sebagian besar orang tua menjawab tidak setuju yaitu (50%) dari total

persentase 100%.

Analisis Statistik Inferensial

Pada bagian ini data digunakan dalam penelitian untuk menguji hipotesis yang diajukan

dalam penelitian untuk mengetahui hubungan antara (variabel bebas) tingkat pendidikan orang tua

dan (variabel terikat) anak putus sekolah.

a. Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Anak Putus Sekolah

Berdasarkan hasil perhitungan, koefisien korelasi (r) adalah sebesar -0,294, apabila

mengacu pada pedoman interpretasi koefisien korelasi menurut Sugiyono, maka dapat

disimpulkan bahwa pengaruh tingkat pendidikan orang tua dengan anak putus sekolah di

Desa Ujumbou termasuk kategori sangat rendah.

Berdasarkan taraf signifikasi 5% dan t

tabel

sebesar 1,66901 maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah t

hitung

sebesar -2,420 < t

tabel

sebesar 1,69901, maka diperoleh jawaban

bahwa H

a

ditolak dan H

0

diterima dan dapat ditarik satu kesimpulan bahwa tidakada

hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan anak putus sekolah di Desa Ujumbou.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anak Putus Sekolah

1.

Faktor minat

Faktor minat adalah salah satu faktor yang mempengaruhi anak putus sekolah di Desa

(13)

faktor minat anak. Anak sudah tidak ingin melanjutkan sekolah lagi walapun sudah diberi

arahan dan dukungan untuk tetap melanjutkan sekolah tetapi anak ini sudah tidak punya

keinginan untuk melanjutkan sekolah.

2.

Faktor lingkungan

Berdasarkan wawancara dapat diketahui bahwa faktor yang membuat anak putus

sekolah karena faktor lingkungan sekolah yang merasa tertekan oleh teman-teman sekolahnya

ketika tidak memberikan contekan sehingga anak tidak ingin bersekolah lagi, kemudian ada

pula faktor yang membuat anak putus sekolah yaitu faktor lingkungan tempat tinggal anak.

Anak berhenti sekolah karena banyak teman-teman yang sudah tidak sekolah lagi sehingga

anak memutuskan untuk berhenti sekolah juga.

3.

Faktor pekerjaan

Hasil wawancara menunjukkan bahwa faktor penyebab anak putus sekolah yaitu karena

faktor pekerjaan. Anak lebih cenderung memilih bekerja dibandingkan sekolah karena dia

bisa menghasilkan uang sendiri tanpa mengharapkan pemberian orang tua lagi, kemudian dia

tidak yakin bahwa dengan pendidikan bisa menjamin kesuksesan seseorang.

4.

Faktor ekonomi

Ekonomi adalah faktor penunjang ataupun pendukung dilaksanakan pendidikan. Hasil

wawancara menunjukan bahwa anak putus sekolah karena faktor lingkungan dan faktor

ekonomi orang tua. Faktor lingkungan yang dimaksud disini merupakan faktor lingkungan

teman sebaya yang terrpengaruh oleh teman-temannya sehingga memutuskan untuk berhenti

sekolah dan faktor ekonomi orang tua menjadi salah satu penyebab anak putus sekolah.

PENUTUP

Kesimpulan

Hasil perhitungan korelasi tidak ada hubungan tingkat pendidikan orang tuaterhadap

anak putus sekolah di Desa Ujumbou Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala. Hal ini

ditunjukan, bahwa harga t

hitung

= -2,420 dibandingkan dengan t

abel

sebesar 1,66901pada

tingkat kepercayaan 5 % atau (-2,114

1,66901) Sehingga t

hitung

lebih kecil dari nilai t

tabel

maka antara variabel X tidak ada hubungan signifikan dengan variabel Y, dari perhitungan uji

hubungan ini tidak sesuai dengan hipotesis Ha ditolak dan Ho diterima. Jadi kedua variabel

tersebut tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua orang tua

(14)

Faktor-faktor yang mempengaruhi anak putus sekolah di Desa Ujumbou yaitu faktor

kurangnya minat anak untuk bersekolah, faktor lingkungan tempat tinggal anak, faktor

pekerjaan dan faktor ekonomi.

Saran

Bagi orang tua, hendaknya lebih tegas dalam mendidik dan mengarahkan anak dalam

melanjutkan pendidikan serta memperhatikan lingkungan bermain anak yaitu

teman-temannya yang dapat mempengaruhi keinginannya untuk bersekolah. Bagi anak, anak

hendaknya berusaha melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, serta selalu

mendengarkan arahan atau bimbingan serta motivasi yang diberikan oleh orang tua.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. (2006).

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Sugiyono. (2009).

Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D

. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2012).

Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D

. Bandung:

Alfabeta.

Gambar

Tabel 1 Tingkat Pendidikan Orang  Tua
Tabel 5 Tanpa Pendidikan Anak Tidak Dapat Mencapai Cita-Citanya
Tabel 6 Semakin Tinggi Pendidikan Anak Semakin Cerah Masa Depannya
Tabel 9 Orang Tua Mendukung Anak Untuk Melanjutkan Pendidikan kejenjang
+5

Referensi

Dokumen terkait

Keterbatasan pada anak retardasi mental menjadikan orang tua lebih membantu dalam personal hygine, perbedaan antara anak retardasi mental yang mandiri dengan

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul “Hubungan Pendapatan Orang Tua Dengan Tingkat Pendidikan Anak” (Studi Deskriptif di Desa

Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu: (1) mengetahui hubungan antara Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi pada Siswa Kelas XI

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Faktor penyebab anak putus sekolah adalah 1) Factor Internaltidak

Problematika Orang Tua dalam melanjutkan pendidikan anak ke perguruan tinggi pada Masyarakat Desa Angkasa Kecamatan Bandar Petalangan ditinjau dari hasil

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa peran orang tua dalam mengembangkan kecerdasan emosional anak di Desa Tibo Kecamatan Sintora Kabupaten Donggala

Berdasarkan hasil pengelolan data, dapat dilihat dari 64 responden, yang terdiri dari orang tua anak putus sekolah di lingkungan I, II, dan III menyatakan bahwa

Perilaku merokok pada remaja saat ini sudah tidak tabu lagi, dimanapun tempat tidak sulit menjumpai anak remaja dengan kebiasaaan merokok.Orang tua mempunyai pengaruh