• Tidak ada hasil yang ditemukan

Malformasi fossa posterior otak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Malformasi fossa posterior otak"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SINDROM PHACE(S)

Maharani Shalima, Soenarto K, Fitriani

Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

FK Universitas Sriwijaya/RSUP Moch Hoesin Palembang

ABSTRAK

Sindom PHACE(S) merupakan kelainan neurokutaneus dengan karakteristik malformasi fossa posterior otak, hemangioma servikofasial segmental, anomali arteri, defek jantung, koarktasio aorta, anomali mata, dan defek sternal, seperti sternal clefting atau supraumbilical raphe. Hampir sepertiga pasien hemangioma infantil segmental pada kepala atau leher mengalami sindrom PHACE(S). Sindrom PHACE(S) diduga terjadi akibat gangguan perkembangan neural crest saat usia gestasi 4-8 minggu. Walaupun belum terdapat pedoman penatalaksanaan, bayi dengan hemangioma besar pada wajah atau skalp yang berisiko mengalami sindrom PHACE(S) harus menjalani pemeriksaan pencitraan kepala, leher, dada, mata serta pemeriksaan kulit. Metode pengobatan terkini sindrom PHACE(S) meliputi terapi medikematosa, laser, pembedahan, dan embolisasi. Terapi medikematosa meliputi obat golongan kortikosteroid, beta blocker, vincristine, interferon-alfa, dan pingyangmycin. Untuk hemangioma besar, perlu dipertimbangkan pendekatan komprehensif seperti terapi obat yang dikombinasi dengan terapi laser. Sekuele akibat sindrom PHACE(S) dapat sangat bermakna, sehingga setiap bayi dengan hemangioma segmental pada wajah yang luas harus dipantau secara ketat. Belum terdapat baku emas pengobatan yang tersedia untuk pasien, dan penatalaksanaan multidisiplin diperlukan untuk mendapatkan hasil terbaik.

Kata kunci: sindrom PHACE(S), hemangioma infantil, kriteria diagnostik, penatalaksanan

ABSTRACT

PHACE(S) syndrome is a neurocutaneous disorder characterized by posterior fossa brain malformations, segmental cervicofacial hemangioma, arterial anomalies, cardiac defects or coarctation of the aorta, anomali mata, and sternal defects such as sternal clefting or supraumbilical raphe. Approximately one-third of infants with segmental infantile hemangioma of the head and neck have PHACE(S) syndrome. PHACE(S) syndrome is considered to be an error during neural crest development in 4-8 weeks gestation. Although there is no standard guidelines for management, it is recommended that infants who have large hemangiomas of the face or scalp being at risk for PHACE)S) syndrome should undergo imaging of the head, neck, chest, ophtalmologic, and skin examinations. Current treatment includes drug therapy, laser, surgery, and embolization. Drug therapy includes corticosteroid, beta blocker, vincristine, alpha interferon, and pingyangmycin. For large hemangiomas, a comprehensive approach must be taken into consideration, e.g drug therapy combined with laser therapy. Sequelae to PHACE(S) syndrome could be significant, so than every baby with large segmental hemangioma on the face should be closely monitored. There is no gold standard treatment applicable to all patients, and multidisciplinary approach is needed for the best result.

Key words: PHACE(S) syndrome,infantile hemangioma, diagnostic criteria, management

Korespondensi:

Jl. Jenderal Sudirman KM 3,5 - Palembang

Telp. 0711-314172

(2)

187

PENDAHULUAN

Hemangioma infantil (HI) merupakan tumor jinak yang paling sering ditemukan pada bayi. Sebagian pasien HI menunjukkan anomali struktur otak, pembuluh darah serebral, mata, aorta, dan dinding dada yang dikenal sebagai sindrom PHACE(S). Hubungan antara HI dengan anomali otak pertama kali digambarkan oleh Pascual-Castroviejo pada tahun 1978. Selanjutnya Frieden dkk. pada tahun 1996 membuat istilah sindrom PHACE(S) berupa sindrom neurokutaneus yang terdiri atas malformasi fosa posterior otak, hemangioma servikofasial segmental, anomali arteri, defek jantung atau koarktasio aorta, anomali mata, dan defek sternal.1-4 Sindrom PHACE(S) diduga terjadi akibat

kesalahan saat perkembangan krista neural pada usia gestasional 4-8 pekan.4

Risiko sindrom PHACE(S) meningkat pada bayi dengan ukuran hemangioma besar dan hemangioma yang melibatkan lebih dari satu segmen wajah.5 Hampir 90%

pasien sindrom PHACE(S) adalah perempuan, dengan rasio terhadap laki-laki 3-5:1.6 Studi kohort oleh Metry dkk.

(2009) terhadap 1096 pasien hemangioma mendapatkan 25 orang dengan sindrom PHACE(S).2Terdapat lebih dari 300

kasus sindrom PHACE(S) yang pernah dilaporkan, sebagian besar merupakan laporan kasus dan serial kasus kecil.2

Anomali serebrovaskular dan kardiovaskular merupakan manifestasi ekstrakutan yang paling sering terjadi serta merupakan potensi terbesar penyebab morbiditas pada sindrom PHACE(S).7-9 Diagnosis akurat dan

penatalaksanaan pasien memerlukan koordinasi multidisiplin, termasuk dermatologi, neurologi, kardiologi, mata, radiologi, dan bedah anak.3

Walaupun belum terdapat pedoman baku tatalaksana sindrom PHACE(S), pemeriksaan pencitraan kepala, leher, dada, mata, serta pemeriksaan kulit disarankan pada setiap bayi dengan hemangioma besar pada wajah atau skalp. Sekuele akibat sindrom PHACE(S) dapat nyata sehingga bayi dengan hemangioma segmental pada wajah yang luas harus dipantau secara ketat.2 Tinjauan pustaka ini

dibuat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai sindrom PHACE(S) dan bertindak lebih cepat jika menemukan kasus hemangioma segmental besar terutama pada wajah, untuk mencegah komplikasi terkait hemangioma dan anomali lainnya.

PATOGENESIS

Patogenesis HI belum diketahui secara pasti.10,11

Bukti terkini menyatakan setidaknya terdapat dua jalur utama perkembangan hemangioma, yaitu hipoksia generalisata selama kehamilan sebagai faktor risiko untuk hemangioma kecil atau terlokalisasi, dan hipoksia regional akibat anomali pembuluh darah arteri sebagai faktor risiko hemangioma segmental.12 Sebelumnya, beberapa teori

mekanisme patologik yang menjelaskan koeksistensi

hemangioma segmental dengan defek struktur yang ditemukan pada sindrom PHACE(S) telah diajukan, seperti defek sel endotelial intrinsik, abnormalitas signaling antar sel, disfungsi sel krista neural, atau defek unit perkembangan.13 Selanjutnya, penelitian kohort oleh Hess

dkk. terhadap 70 bayi dengan sindrom PHACE(S) dan anomali serebrovaskular menunjukkan anomali struktur otak atau anomali serebelum unilateral bersifat ipsilateral atau segmen arterial displastik pada 69 di antaranya. Temuan ini mendukung dugaan bahwa abnormalitas perkembangan arteri dapat merupakan kunci terjadinya defek pada sindrom PHACE(S), serta malformasi struktur otak, mata, sternum, dan area lain merupakan akibat perubahan aliran darah yang menyebabkan insufisensi vaskular dan kerusakan jaringan selama embriogenesis. Pengamatan ini juga menunjukkan bahwa hemangioma segmental dipicu oleh area hipoksia regional sekunder akibat abnormalitas perkembangan vaskular. 11,12

MANIFESTASI KLINIS

Malformasi fossa posterior otak

Malformasi struktur otak terlihat pada sekitar 45% kasus sindrom PHACE(S) dan merupakan risiko terjadinya hambatan pertumbuhan.7 Dandy-Walker malformation

merupakan abnormalitas struktur otak yang paling sering terjadi dengan gambaran klinis berupa kista fossa posterior,

hipoplasia vermis serebelum, pelebaran kistik ventrikel keempat yang sering menyebabkan hidrosefalus dengan peningkatan ukuran lingkar kepala.6 Selain itu, dapat terlihat

displasia fokal serebelum serta lesi serebral multipel.2

Segmental cervicofacial hemangioma

Secara klinis, hemangioma segmental terlihat sebagai plak konfluen soliter atau papul kecil berkelompok dengan distribusi terpola. Saat lahir, hemangioma segmental terlihat unik dengan gambaran patch atau telangiektatik eritematosa. Penting untuk mengenal pola ini, karena sering disalahartikan dengan malformasi kapiler atau port wine stains. Jika telangiektatik, area kulit terlibat dapat menjadi pucat akibat vasokonstriksi dengan pola kapiler yang jelas. Istilah hemangioma segmental didefinisikan sebagai gambaran morfologi hemangioma yang menutupi area tertentu dibandingkan hanya timbul dari satu fokus sentral. Hemangioma segmental mengacu pada batasan anatomi tertentu, sesuai dengan asal perkembangan. Lebih dari 98% kasus HI pada sindrom PHACE(S) terdapat pada wajah dan skalp.2,3

(3)

pipi bagian medial dan lateral, tanpa area preaurikular, dan mengenai sulkus nasolabialis serta philtrum; segmen mandibularis (S3) termasuk area preaurikular, mandibula, dagu, bibir, kulit di bawah bibir, dan parotis; segmen frontonasal (S4) termasuk skalp frontal medial, dahi bagian medial, glabella, nasal bridge, puncak hidung, ala nasi,

columella, dan philtrum.2,12

Gambar 1. Pola hemangioma segmental pada wajah: (1)

frontotemporal (2) maksilaris (3) mandibularis (4) frontonasal2

Studi selanjutnya mengkonfirmasi bahwa hemangioma segmental pada wajah memiliki pola yang berhubungan dengan segmen perkembangan, berasal dari defek pada perkembangan neuroektoderm, dan selanjutnya berhubungan dengan area spesifik kulit dan jaringan lunak.2,12 Segmen

berbeda berhubungan dengan struktur anomali berbeda. Sebagai contoh, segmen 1 dan 4 (frontotemporal dan frontonasal) memiliki korelasi yang tinggi dengan struktur serebral dan anomali serebrovaskular, serta segmen 3 (mandibular) dan anomali trunkus memiliki korelasi lebih tinggi dengan defek perkembangan ventral, defek jantung, dan koarktasio aorta.12,14

Anomali arteri

Keterlibatan anomali arteri servikal dan serebral terlihat pada 91% kasus sindrom PHACE(S).8 Anomali multipel

pembuluh darah serebral dapat terjadi, dan secara umum bermanifestasi sebagai displasia berupa ectasia, kekakuan, dan/atau pelebaran fusiformis; penyempitan, termasuk perkembangan hipoplasia atau agenesis serta stenosis atau oklusi bersifat didapat; asal perjalanan arteri yang menyimpang; dan persistensi anastomosis embrionik. 2,3,5

Anomali arteri ipsilateral atau bilateral pada HI kutaneus lebih sering ditemukan, terutama melibatkan arteri karotis internal, serebral posterior, basilar dan vertebral. Abnormalitas multipel ini dapat menyebabkan kejang, pertumbuhan terhambat, dan migrain yang timbul dikemudian hari.3

Defek jantung atau koarktasio aorta

Abnormalitas kardiovaskular dilaporkan terjadi pada kisaran 21-67% kasus sindrom PHACE(S), dan paling sering berupa koarktasio aorta. Koarktasio atau interrupted aortic arch pada sindrom PHACE(S) bersifat unik dan kompleks berdasarkan lokasi dan karakteristiknya dibandingkan anatomi koarktasio yang umum terjadi. Koarktasio paling sering terdapat pada arkus aortatransversa dibanding isthmus aorta, dan terdapat aneurisma serta pembuluh brakiosefalik abnormal.3,7,8 Sebagai tambahan,

abnormalitas jantung termasuk defek jantung kongenital seperti defek sekat ventrikel dan duktus arteriosus persisten merupakan kriteria minor untuk diagnosis.3,6 Anomali ini

bersifat simtomatik selama beberapa hari pertama

kehidupan, hingga duktus arteriosus menutup, yang

selanjutnya menyebabkan gangguan hemodinamik berat.9

Anomali mata

Anomali mata lebih jarang terjadi, terdapat pada 12,5-17% kasus sindrom PHACE(S) dan harus dicatat bahwa astigmatisma terkait HI bukan merupakan kriteria diagnosis.3,7 Keterlibatan spesifik terlihat jika terdapat

anomali segmental posterior yang berhubungan dengan hemangioma segmental ipsilateral. Anomali mata dapat berupa peningkatan vaskularitas, koloboma lensa, mikroftalmia, katarak kongenital, hipoplasia nervus opticus,dan morning glory disc anomaly.2

Defek sternum

Sejumlah laporan mengenai defek perkembangan ventral berupa sternal clefting dan atau supraumbilical abdominal raphe menyebutkan hubungan dengan sindrom PHACE(S). Malformasi ini dapat bermanifestasi terpisah dengan hanya melibatkan manubrium atau meluas ke sepanjang lempeng sternal dan ke abdomen. Perubahan kulit yang tidak jelas, seperti defek, lekuk sternal, atau papul juga sering terlihat. Abnormalitas endokrin juga ditemukan pada populasi pasien ini melibatkan tiroid dan kelenjar pituitari.2

DIAGNOSIS

(4)

189

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Secara khusus, anjuran pemeriksaan pada bayi yang dicurigai mengalami sindrom PHACE(S) dirangkum pada Tabel 2.13 Terdapat konsensus mengenai pertimbangan

evaluasi skrining terhadap hemangioma besar pada wajah, yaitu:12 1). Magnetic resonance imaging (MRI) dan/atau

magnetic resonance angiography (MRA) pada kepala dan leher saat usia 3 bulan atau saat timbul jika usia lebih dari 3 bulan. 2). Pertimbangkan MRA pada dada untuk

mengevaluasi anomali aortic arch; tetapi pelaksanaannya bervariasi, bergantung kebijakan institusional (3). Skrining

echocardiogram jika MRA pada dada tidak dilakukan. 4). Pemeriksaan mata. 5). MRI harus dilakukan pada setiap bayi dengan tanda atau gejala neurologik dan MRA dapat diulang setiap 3 sampai 18 bulan, kemudian setiap tahun sampai usia 5 tahun.

Tabel 1.Kriteria diagnostik sindrom PHACE(S)1-3 Sindrom PHACE(S)

Hemangioma wajah dengan diameter >5 cm DITAMBAH

1 kriteria mayor atau 2 kriteria minor Kemungkinan sindrom PHACE(S)

Hemangioma wajah Hemangioma pada leher atau trunkus atas Tanpa hemangioma dengan diameter >5cm DITAMBAH DITAMBAH DITAMBAH 1kriteria mayor atau 2 kriteria minor 2 kriteria mayor 1 kriteria minor

Sistem organ Kriteria mayor Kriteria minor

Serebrovaskular Anomali arteri serebral mayor Displasia arteri serebral besar

Stenosis arterial dengan atau tanpa moyamoya collateral

Tanpa hipoplasia atau hipoplasiasedang sampai berat pada large cerebral arteries

Aberrant origin or course of the large cerebral arteries

Arteri trigeminal persisten

Aneurisma sakular berbagai arteri serebral

Persistent embryonic artery other than trigeminal artery

Pro atlantal intersegmental artery (tipe 1 dan 2)

Primitive hypoglossal artery Primitive otic artery

Strukturotak Anomali fossa posterior

Dandy-Walker complex atau hipoplasia/dysplasia serebelum unilateral/bilateral

Peningkatan lesi extra-axial dengan gambaran sesuai hemangioma intrakranial Anomali midline

Neuronal migration disorder Kardiovaskular Anomali aortic arch

Coarctation of aorta dysplasia Aneurisma

Ventricular septal defect

Right aortic arch (double aortic arch) Aberrant origin of the subclavian

artery with or without a vascular ring

Okular Abnormalitas segmen posterior

Persistent fetal vasculature (persistent hyperplastic primary

vitreous)

Anomali vaskular retina

Morning glory disc anomaly optic nerve hypoplasia

Peripapillary staphyloma Coloboma

Abnormalitas segmen anterior Sklerokornea

Katarak Coloboma Mikroftalmia

Ventral atau midline

Defek sternal Sternal cleft

Supraumbilical raphe Defek sternal

(5)

DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding sindrom PHACE(S) termasuk sindrom neurokutaneus vaskular, seperti macrocephaly-capillary malformation (M-CM) dan sindrom Sturge-Weber. Pada M-CM, terdapat makrosefali dengan lingkar kepala lebih besar dari 95 persentil dan malformasi kapiler yang biasanya berupa port wine stains atau salmon patches

berlokasi pada sentral wajah, ekstermitas dan trunkus. Serupa dengan sindrom PHACE(S), M-CM memiliki anomali struktrur serebral dan penyakit neurologis progresif fungsional. Abnormalitas struktur otak pada M-CM termasuk ventrikulomegali progresif (obstruktif atau nonobstruktif) yang dilaporkan pada sebagian besar kasus. Asimetri serebral, abnormalitas white matter progresif, dan

cerebellar tonsillar herniation (CTH) atau malformasi Chiari tipe 1 merupakan temuan neuroradiologi yang paling sering dilaporkan. Selubung nervus opticus yang tebal juga dapat terjadi. Abnormalitas jantung jarang, tetapi pernah dilaporkan dan termasuk aritmia seperti arterial flutter dan penyakit jatung kongenital kompleks.3

Sindrom Sturge-Weber atau disebut juga angiomatosis ensefalotrigeminal, merupakan kelainan neurokutaneus kongenital yang langka, terjadi pada 1 dari 40.000-50.000 kelahiran hidup. Ciri sindrom ini adalah malformasi vaskular angiomatosa pada wajah, mata, dan sistem saraf pusat, Malformasi kapiler wajah timbul saat lahir, dan dapat merupakan tanda pertama sindrom Sturge-Weber. Jika malformasi kapiler melibatkan satu sisi dahi atau kelopak mata, risiko keterlibatan otak dan mata menjadi lebih tinggi, yaitu antara 10-35%. Pasien dengan keterlibatan sistem saraf pusat biasanya mengalami kejang pada tahun pertama kehidupan. Gejala neurologik lain termasuk retardasi mental, sakit kepala, gejala seperti stroke dengan hemiparesis, dan defek lapangan pandang. Glaukoma merupakan komplikasi okuler yang paling sering pada sindrom Sturge-Weber.3,9

PENATALAKSANAAN

Tujuan utama penatalaksanaan yaitu mencegah atau menghindari komplikasi yang mengancam jiwa atau fungsi organ, mencegah kecacatan permanen, mengurangi beban psikososial pasien dan keluarga, mencegah lesi berkembang menjadi agresif yang dapat berpotensi menimbulkan skar, serta perawatan luka.12 Bayi dengan hemangioma segmental

pada wajah yang luas harus dipantau ketat. Sangat penting memberi perhatian khusus pada status neurologik dan lingkar kepala. Bayi yang mengalami sindrom PHACE(S) dengan hemangioma melibatkan kulit yang menutupi mandibula dan leher juga memiliki risiko gangguan jalan napas sehingga harus dipantau terjadinya stridor atau

respiratory distres. Pemeriksaan jantung secara berhati-hati dilakukan dengan pengukuran tekanan darah pada empat ekstremitas untuk mendeteksi koarktasio aorta. Bayi dengan kecurigaan keterlibatan gangguan pada mata harus dirujuk ke dokter spesialis mata.6

Jika terjadi komplikasi hemangioma berupa ulserasi, penatalaksanannya terdiri atas tiga kategori, yaitu menghambat proliferasi dengan pemberian terapi, misalnya kortikosteroid, pulsed dye laser (PDL); perawatan area lesi dan infeksi dengan perawatan luka, agen antimikroba sistemik atau topikal; serta manajemen nyeri dengan pemberian asetaminofen, aplikasi terbatas salep lidokain topikal, dan kompres oklusif. Penatalaksanaan terpenting pada sindrom PHACE(S) adalah pendekatan multidisiplin untuk mendapatkan hasil terbaik.12 Tidak terdapat baku emas

untuk pengobatan pasien sindrom PHACE(S). Rencana pengobatan pasien harus bersifat individual tergantung lokasi, perluasan, fase pertumbuhan lesi, serta ketersediaan teknis.1,13,15

Kortikosteroid

Kortikosteroid merupakan pengobatan lini pertama untuk HI yang mengancam jiwa atau fungsi organ, terutama Tabel 2. Rekomendasi pemeriksaan pada bayi yang dicurigai mengalami sindrom PHACE(S)13

Baseline

Melalui pemeriksaan fisik, termasuk:

Kutaneus (termasuk penilaian defek perkembangan ventral)

Kardiak (termasuk pengukuran tekanan darah pada keempat ekstremitas) Respiratorius (contoh: untuk stridor, tangisan yang serak, takipneu) Neurologi (contoh: untuk hipotonia, pertumbuhan terhambat) Abdominal (contoh: untuk hepatomegali, abdominal bruit) MRI/MRA otak dan leher

Echocardiography Evaluasi oftalmologik Jika diindikasikan: MRI/MRA pada dada

Tes fungsi tiroid (jika hemangiomatosis liver ekstensif)

Evaluasi endokrin lain (contoh: defisiensi hormon pertumbuhan, hipopituitarisme, diabetes insipidus) Evaluasi jalan napas/laringoskopi

(6)

191

yang melibatkan penglihatan atau jalan napas, menyebabkan gagal jantung kongestif, perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia, serta pada lokasi anatomik yang memiliki risiko tinggi terjadi deformitas permanen, seperti hidung atau bibir. Kortikosteroid sistemik juga diindikasikan pada hemangioma besar atau mengalami ulserasi.12,15,16

Rekomendasi mengenai dosis, durasi terapi, jadwal dosis, dan monitor panduan pemberian kortikosteroid bervariasi secara luas dan tidak terdapat standar baku.13

Secara umum, kortikosteroid oral diberikan dengan dosis 3-5 mg/kgBB/hari selama 7 hari.17 Jika tumor berhenti tumbuh

atau mengecil, dosis yang sama dilanjutkan selama 3 minggu. Jika sebaliknya, dosis ditingkatkan menjadi 5 mg/kgBB/hari selama 7 hari, kemudian diturunkan bertahap dan dihentikan setelah 4 sampai 8 minggu.15

Beta blocker

Adanya anomali arterial berat pada sistem saraf pusat atau kardiovaskular menyebabkan penggunaan beta blocker dibatasi bagi pasien sindrom PHACE(S). Hal ini disebabkan karena risiko terjadinya hipotensi dan penurunan perfusi melalui pembuluh darah yang sudah mengalami stenosis.5 Terdapat risiko stroke atau vascular 'steal'

syndrome pada bayi dengan sindrom PHACE(S) yang

memiliki malformasi vaskular internal terutama saat memulai propranolol. Oleh karena itu, pencitraan otak diperlukan sebelum memulai terapi propranolol. Walaupun sindrom PHACE(S) bukan merupakan kontraindikasi absolut untuk penggunaan beta blocker, pemakaiannya harus berhati-hati serta diperlukan penilaian terhadap anomali vaskular internal dan konsultasi dengan ahli neurologi serta kardiologi anak. Selain itu, direkomendasikan penggunaan dosis terendah yang efektif, kenaikan titrasi dosis secara lambat, serta pemberian dosis harian terbagi menjadi tiga kali sehari untuk meminimalisasi perubahan tekanan darah sistolik mendadak.5,18,19

Agen sistemik lain

Untuk hemangioma yang tidak berespons terhadap steroid atau mengalami rebound setelah penghentian steroid,

vincristine merupakan pilihan efektif.9,16 Pingyangmycin atau

bleomycin A5 dianggap sebagai modalitas terapi yang mudah, aman, dan efektif pada hemangioma segmental atau multipel serta hemangioma proliferatif yang tidak berespons terhadap steroid dan atau terapi laser.16 Interferon alfa juga

digunakan pada kasus hemangioma yang tumbuh secara cepat, mengancam jiwa, serta gagal berespon dengan pemberian steroid. Interferon alfa dikatakan efektif tetapi memiliki efek samping berupa spastik diplegia yang menyebabkan kecacatan dan bersifat permanen. Obat ini tidak direkomendasikan kecuali jika pemberian dengan obat lain tidak efektif.15,16

Terapi laser

Terdapat beberapa tipe laser yang tersedia untuk penatalaksanaan hemangioma, termasuk pulsed dye laser

(PDL), laser argon, dan Neodymium: yttrium-aluminium-garnet (Nd:YAG). Untuk HI segmental pada wajah, terapi kombinasi propranolol dan PDL menunjukkan respons yang lebih cepat dan baik, serta memerlukan dosis kumulatif propranolol lebih rendah untuk mencapai hasil yang hampir sempurna.15

Pembedahan

Secara umum, indikasi pembedahan untuk hemangioma yaitu hemangioma yang berlokasi pada hidung dan bibir yang tidak berespon baik terhadap pengobatan lain, hemangioma pada kelopak mata yang mengganggu penglihatan dan estetika, hemangioma pada dahi dan skalp, serta perdarahan berulang pada hemangioma.16 Kerjasama

antar bagian dermatologi, anak dan ahli bedah anak yang kompeten sangat diperlukan.1,12,16

Terapi embolisasi

Embolisasi merupakan teknik memposisikan bahan yang bersifat trombus ke dalam lumen pembuluh darah melalui kateter arteri dengan panduan fluoroskopi. Teknik embolisasi digunakan untuk mengobati hemangioma mengancam jiwa yang menyebabkan gagal jantung kongestif

high output.13 Embolisasi dilakukan pada HI yang tidak

berespons terhadap steroid atau propranolol, atau upaya pembedahan tidak mungkin dilakukan karena lokasi lesi sulit dicapai dan jika dieksisi dapat terjadi deformitas.20

PROGNOSIS

Hemangioma segmental besar yang biasanya terjadi pada sindrom PHACE(S) cenderung mengalami komplikasi, kebutuhan pengobatan lebih banyak, outcome kosmetik lebih buruk, serta lebih banyak terkait dengan anomali struktur organ. Perjalanan klinis dan konsekuensi manifestasi ekstrakutan jangka panjang pada sindrom PHACE(S) belum banyak diketahui; dibutuhkan penelitian jangka panjang untuk menilai outcome fisiologik dan perkembangan neurologi pasien sindrom PHACE(S).5

KESIMPULAN

Setiap bayi yang memiliki hemangioma besar pada wajah atau skalp direkomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan pencitraan pada kepala, leher, dada, mata, serta pemeriksaan kulit. Pemeriksaan dapat berupa MRI, MRA,

ultrasound, echocardiogram, dan pemeriksaan mata. Belum terdapat baku emas pengobatan, dan penatalaksanaan multidisiplin diperlukan untuk mendapatkan efikasi terbaik.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

1. Mathes EF, Frieden IJ. Vascular tumors. Dalam: Goldsmith

LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Wolff K, penyunting. Fitzpatrick's dermatology in general medicine. Edisi ke-8. New York: Mc Graw HIll Company;2012. h.1456-69.

2. Metry D, Heyer G, Haggstrom A, Frommelt P, Adams D,

Siegel D, dkk. Consensus statement on diagnostic criteria for PHACE syndrome. Pediatrics. 2009;124(5):1447-56.

3. Puttgen KB, Lin DD. Neurocutaneous vascular syndromes.

Childs Nerv Syst. 2010; 26:1407–15.

4. Sindgikar SP, Raghuraj U, Alva K, Maveli TM. PHACE

syndrome in antenatally diagnosed posterior fossa anomaly. Indian Dermatol Online J. 2014;5(3):312-3.

5. Haggstrom AN, Garzon MC, Baselga E, Chamlin SL, Frieden IJ, Holland K. Risk for PHACE syndrome in infants with large facial hemangiomas. Pediatrics. 2010; 126 (2): 418-26.

6. Bruckener AL, Frieden IJ. Hemangiomas of infancy. J Am

Acad Dermatol 2003;48(4): 477-96.

7. Pattil SJ, Moray AA, Kiran VS, Battu RR. PHACE/S syndrome: A syndromic infantile segmental hemangioma. Indian J Pediatr 2010; 77(8):911-3.

8. Bayer ML, Frommelt PC, Blei F, Breur J, Cordisco MR, Frieden IJ, dkk. Congenital cardiac, aortic arch, and vascular bed anomalies in PHACE Syndrome. Am J Cardiol. 2013;112:1948-52.

9. Paller AS, Mancini AJ. Vascular disorder of infancy and childhood. Dalam: Hurwitz clinical pediatric dermatology. Edisi ke-3. Elsevier: USA; 2006.h.307-19.

10. Hoeger PH. Infantile hemangioma: New aspects on the

pathogenesis of the most skin tumour in children. BJD. 2011; 164(2): 234-5.

11. Drolet BA, Frieden IJ. Characteristics of infantile

hemangiomas as clues to pathogenesis. Arch Dermatol. 2010; 146(11):1295-9.

12. Frieden IJ, Haggstrom AN, Drolet BA, Mancini AJ,

Friedlander SF, Boon L, dkk. Infantile hemangiomas: Current knowledge, future directions. Proceedings of a research workshop on infantile hemangiomas. Pediatr Dermatol. 2005; 22(5): 383-406.

13. Hoggstorm AN, Garzon MC. Infantile hemangioma. Dalam:

Bolognia JL, Jorizzo JL, Schaffer JV, penyunting. Dermatology. Edisi ke-3. Edinburg: Mosby;2012. h. 1691-710.

14. Haggstrom AN, Lammer EJ, Schneider RA, Marcucio R,

Frieden IJ. Patterns of infantile hemangiomas: New clues to

hemangioma pathogenesis and embryonic facial development. Pediatrics. 2006; 117(3): 698-703.

15. Zheng JW, Zhang L, Mai HM, Wang YA, Fan XD, Qin ZP, dkk. A practical guide to treatment of infantile hemangiomas of the head and neck. Int J Clin Exp Med. 2013;6(10):851-60. 16. Heng JW, Zhou Q, Yang XJ, Wang YA, Fan XD, Zhou GY,

dkk. Treatment guidelines for hemangiomas and vascular malformations of the head and neck. Head & Neck. 2010; 32(8): 1088-98.

17.Dourmishev LA, Dourmishev AL. Craniofacial cavernous

hemangioma: Successful treatment with methylprednisolone. Acta Dermatoven APA. 2005:14(2):49-52.

18.Metry D, Frieden IJ, Hess C, Siegel D, Maheswari M, Baselga

E, dkk. Propranolol use in PHACE syndrome with cervical and intracranial arterial anomalies: Collective experience in

32 infants. Pediatr Dermatol 2013; 30(1):71–89.

Gambar

Gambar 1. Pola hemangioma segmental pada wajah: (1)
Tabel 1.Kriteria diagnostik sindrom PHACE(S)1-3

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah penerapan metode pembelajaran dengan Media Balok Tangram dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang

Hasil penelitian yang didapat menunjukan adanya perubahan pada tingkat penegetahuan ibu sebelum ( pre) dan sesudah ( post) hasil uji statistik wilcoxon signed rank

Pada pasien dengan tumor otak seperti pada pasien keganasan lainnya, terapi yang diberikan (kemoterapi, pembedahan, radioterapi, dan terapi biologis) dapat meningkatkan kadar

Penerjemahan bebas berupaya mereproduksi materi tertentu tanpa menggunakan cara tertentu. Dalam hal ini, penerjemahan mereproduksi isi semata tanpa mengindahkan

Setiap kelas dalam bahasa pemrograman Java ini kemudian menghasilkan sebuah prototipe sistem informasi bisnis koperasi susu yang dapat digunakan untuk menyimpan data

Pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi atau ayam merupakan pupuk organik yang umum digunakan dan merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dibanding bahan

Sebelum responden memutuskan untuk menggunakan obat tradisional, responden akan melakukan evaluasi terhadap alternatif produk jamu saintifik dengan menggunakan

Maraming iskolar ang nagkakaroon ng mataas na interes sa pag-aaral ng mga panitikan ng Mindanao. Ito ay dahil sa tila kakaunting impluwensiya ng maka-Kanlurang kultura dito. Dahil