• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH PENERAPAN METODE BRAINSTORMING TERHADAP KEAKTIFAN ... 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH PENERAPAN METODE BRAINSTORMING TERHADAP KEAKTIFAN ... 1 PB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PENERAPAN METODE BRAINSTORMING TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DI KELAS V MATA PELAJARAN IPA TENTANG

GAYA SD NEGERI NAYU BARAT II NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh : Devi Lidiawati

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penerapan metode brainstorming terhadap keaktifan belajar siswa di kelas V mata pelajaran IPA tentang Gaya SD Negeri Nayu Barat II Nusukan Surkarta Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Populasinya adalah kelas V SD Negeri Nayu Barat II Nusukan Surakarta yang berjumlah 28 siswa. Sampel dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Nayu Barat II Nusukan Surakarta yang berjumlah 28 siswa dengan teknik sampling jenuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu angket dan dokumentasi. Angket dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang keaktifan belajar siswa sedangkan dokumentasi dipergunakan untuk memperoleh data tentang nama responden serta RPP yang digunakan oleh guru mengajar. Teknik analisis data dengan paired sample t-test. Berdasarkan dari analisis data, dapat diperoleh hasil thitung = - 10, 211 dibandingkan dengan t tabel dengan db (N-1) = (28-1) = 27 yaitu – 2,052 dalam taraf signifikansi 5%. Berarti - t hitung < - t tabel atau -10,211 < -2,052. Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Disimpulkan bahwa ada pengaruh penerapan metode brainstorming terhadap keaktifan belajar siswa di kelas V mata pelajaran IPA tentang Gaya SD Negeri Nayu Barat II Nusukan Surakarta tahun pelajaran 2015/2016 terbukti kebenarannya pada taraf signifikansi 5%.

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran juga menunjukkan bahwa siswa merasa memiliki ikatan dengan sesuatu yang sedang dipelajari. Ikatan yang dimiliki siswa pada materi yang dipelajari ditunjukkan juga dengan siswa tertarik terhadap semua hal yang berhubungan dengan materi tersebut. Siswa tidak hanya mempelajari materi pada saat pembelajaran di kelas tetapi juga di luar kelas. Minat yang tinggi terhadap pembelajaran yang dimiliki siswa akan menjadi langkah awal guru untuk lebih mudah dalam mengarahkan segala potensi yang dimiliki siswanya. Potensi yang dikembangkan secara maksimal akan membuat siswa mampu berprestasi secara maksimal pula. Prestasi yang baik dapat ditunjukkan dengan siswa mampu meraih nilai yang tinggi atau setidaknya melampaui Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dalam setiap evaluasi yang diberikan oleh guru. Hasil belajar yang ditunjukkan oleh siswa dengan memperoleh nilai yang tinggi dapat menggambar bahwa siswa sudah bisa memahami dan menguasai materi.

Kurang aktifnya siswa seperti yang dijelaskan diatas ditunjukkan dengan hasil belajar siswa yang tergolong rendah. Menghadapi masalah tersebut perlu adanya tindakan yang dapat mengubah pola pembelajaran sehingga dapat melibatkan siswa lebih aktif. Salah satu solusi yang dapat ditempuh adalah menerapkan suatu metode yang memungkinkan anak dapat menemukan suatu kondisi yang dapat meningkatkan kepercayaan dan keaktifan dalam belajar yang digunakan

guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran yang sangat menentukan hasil belajar siswa. Berdasarkan kondisi yang ada, solusi yang ditempuh yaitu mencari metode pembelajaran yang efektif yang dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dan menghasilkan proses pembelajaran yang bermakna.

Menurut penelitian dari Novia Setia Nurafriani dengan judul Penerapan Metode Pembelajaran Brainstorming Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Ciniru Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2011/2012 yang mengemukakan bahwa kegiatan belajar mengajar guru dan peserta didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai objeknya, peserta didik yang seharusnya lebih aktif sedangkan guru menjadi motivator dan fasilitator bagi peserta didik.

(3)

3 Identifikasi Masalah

1. Keterlibatan atau keaktifan sebagian besar siswa dalam pembelajaran masih kurang.

2. Guru belum menggunakan metode yang bervariasi dalam menyampaikan meteri pembelajaran.

Pembatasan Masalah

Agar pembahasan masalah dalam penulisan ini tidak meluas dan menyimpang dari pokok permasalahan, maka perlu dibatasi masalahnya pada Pengaruh Penerapan Metode Brainstorming Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Dalam Melaksanakan Tugas Belajarnya, Bertanya Kepada Siswa Lain atau Guru, Melaksanakan Diskusi Kelompok dan Menerapkan Apa Yang Telah Diperoleh Dalam Menyelesaikan Tugas Yang Dihadapinya di Kelas V Mata Pelajaran IPA Tentang Gaya SD Negeri Nayu Barat II Nusukan Surakarta Tahun

Pelajaran 2015/2016”.

Perumusan Masalah

Apakah ada atau tidaknya penerapan metode brainstorming terhadap keaktifan belajar siswa di kelas V mata pelajaran IPA tentang gaya SD Negeri Nayu Barat II Nusukan Surakarta tahun pelajaran 2015/2016? Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penerapan metode brainstorming terhadap keaktifan belajar siswa di kelas V mata pelajaran IPA tentang gaya SD Negeri Nayu Barat II Nusukan Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang penerapan metode brainstorming dalam

meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan keaktifan dan keberanian berpendapat dalam proses pembelajaran. b. Bagi Guru

Dapat memberikan inovasi dan mengembangkan kreativitas baru dalam praktik pembelajaran melalui metode brainstorming sehingga pembelajaran menarik bagi siswa.

c. Bagi Sekolah

Dapat memberikan konstribusi kepada sekolah dan kepada guru lain, baik wali kelas maupun guru mata pelajaran untuk mengembangkan metode brainstorming

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Nayu Barat II Nusukan, Kabupaten Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Februari 2016. Bentuk dan Strategi Penelitian

(4)

Populasi Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pupolasi adalah sasaran penelitian yang mempunyai sifat yang sama. Penelitian ini yang menjadi anggota populasinya adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Nayu Barat II Nusukan Surakarta.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006:131). Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas V SD Negeri Nayu Barat II Nusukan Banjarsari Surakarta.

3. Teknik Sampling

Teknik Sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2012:81). Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

Variabel Independen adalah variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas

dapat didefinisikan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) Darmawan (2013:109). Variabel independen dalam penelitian ini adalah adalah Metode Brainstorming.

2. Variabel Dependen

Adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Menurut Sugiyono (2012:39) menyatakan bahwa variabel dependen sering disebut sebagai output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Keaktifan Belajar Siswa.

Teknik Pengumpulan Data 1. Angket

Angkat adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden. Penelitian ini menggunakan metode angket tertutup dimana orang yang menjadi sasaran atau responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan dalam angket tersebut. 2. Dokumentasi

(5)

5 Uji Coba Instrumen/ Validitas Data 1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen, sehingga sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang diinginkan (Suharsimi Arikunto, 2010:211). Menurut (Sugiyono, 2006:168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Berkenaan dengan isi dan format dari instrumen sehingga instrumen telah mengukur hal yang ingin diukur, dan butir-butir pertanyaan telah mewakili aspek-aspek yang akan diukur.

Untuk mengukur valid tidaknya item angket dalam penelitian ini digunakan rumus product moment sebagai berikut:

�� = �∑ − ∑ ∑

√{� ∑ 2− ∑ 2}{� ∑ 2− ∑ 2}

Suharsimi Arikunto (2010: 213) Keterangan :

Selain menggunakan rumus di atas, peneliti juga menggunakan bantuan software SPSS seri 16. Tujuannya adalah untuk mengetahui uji validitas, apakah ada perbedaan jika dihitung secara manual dengan data yang dihitung

menggunakan bantuan software SPSS seri 16. Adapun kriteria yang dijadikan patokan untuk menentukan apakah item itu valid atau tidak adalah sebagai berikut: apabila rhitung > r tabel maka item instumen dinyatan valid, sedangkan apabila r hitung < r tabel maka dikatakan bahwa item instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. 2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik dan yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:221) reliabilitas menunjuk pada tingkat keteradalan sesuatu. Reliabilitas artinya dapat dipercaya jadi dapat diandalkan. Uji reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal.

Reliabilitas dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2010:354). Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus belah dua dan Spearman-Brown sebagai berikut:

(Suharsimi Arikunto, 2007:93) Keterangan :

= Korelasi antara skor –

(6)

interpretasi koefisien korelasi dari Sugiyono (2009:257) sebagai berikut:

Tabel Intepretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas.

BESARNYA NILAI INTEPRETASI

Antara 0,800 sampai dengan 1,000

Antara 0,600 sampai dengan 0,800

Antara 0,400 sampai dengan 0,600

Antara 0,200 sampai dengan 0,400

Antara 0,000 sampai dengan 0,200

: Sangat tinggi

: Tinggi

: Cukup

: Rendah

: Sangat rendah

3. Hasil Uji Coba Instrumen a. Hasil Uji Validitas

Dari 40 item pertanyataan tentang uji coba angket tentang keaktifan belajar siswa ternyata terdapat 9 item yang tidak valid, dan 1 item tidak digunakan, sehingga 10 item tersebut dibuang atau tidak dapat digunakan.

Diketahui bahwa dari 40 item pernyataan mengenai keaktifan belajar siswa, yang valid sebanyak 31 item, dan yang tidak valid 9 yaitu item nomor 1, 5, 9, 11, 12, 19, 25, 34, 37, dan item nomor 30 tidak digunakan. Item pernyataan yang bisa digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keaktifan belajar siswa sebanyak 30 item pernyataan. Untuk mengetahui hasil keseluruhan item pernyataan

yang diuji cobakan penelitian (lihat lampiran halaman 66). b. Hasil Uji Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas variabel keaktifan belajar siswa dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Selanjutnya dicari dengan menggunakan rumus Spermn Brown. Dari hasil analisis diperoleh koefisiean reliabilitas= 0, 918. Sehingga angket tersebut masuk dalam kategori antara 0,800 sampai dengan 1,000 atau mempunyai reliabilitas sangat tinggi. Dapat dilihat pada lampiran halaman 73.

Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data bedasarkan variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2014:199).

Setelah data terkumpul terutama data yang diperlukan dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan analisis data rumus paired sample t-test:

� =

MD

N N−1∑ d² ( Fadjri , 2012:47 )

(7)

7

∑d2 = Deviasi individual dari MD d.b = derajat kebebasan

MD = Mean defferences atau perbedaan dua mean

N = Jumlah subyek

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Hipotesis

Dari hasil analisis data yang dianalisis dengan menggunakan t-tes diperoleh hasil nilai t hitung sebesar - 10,211. Selanjutnya nilai t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel dengan d.b = (N-1) = (28-1) =27 pada taraf signifikansi 5% = - 2,052 , atau diperoleh hasil t hitung = - 10, 211 < - t tabel - 2,052 pada taraf signifikanis 5%. Hal tersebut didasarkan pada pengambilan keputusan berdasarkan taraf signifikansi – t hitung < - t tabel jadi H0 ditolak dan Ha diterima (Dwi Prayito, 2010:108). Serta penentuan pengambilan keputusannya jika Sig < 0,05 maka H0 ditolak (Wiratna Sujarweni, 2014:103). Signifikansi perhitungan t test yang diperoleh 0,000. Jadi dapat dibandingan bahwa 0,000 < 0,05, adapun hipotesis nihil dan hipotesis alternatif sebagai berikut: Ho : Tidak ada pengaruh

keaktifan belajar siswa antara sebelum dan sesudah penerapan metode brainstorming.

Ha : Ada pengaruh keaktifan belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan metode brainstorming.

Dengan demikian H0 ditolak, karena signifikansi perhitungan t test 0,000 < 0,05 maka hipotesis yang

menyatakan bahwa “adanya pengaruh

penerapan metode brainstorming

terhadap keaktifan belajar siswa di kelas V SD Negeri Nayu Barat II Nusukan Surakarta mata pelajaran IPA tentang

gaya tahun pelajaran 2015/2016”

diterima kebenarannya pada taraf signifikansi 5%.

Pembahasan Hasil Analisis Data Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas dapat diterima dengan baik, pada

taraf signifikansi 5% bahwa ”Adanya

Pengaruh Penerapan Metode Brainstorming Terhadap Keaktifan Belajar Siswa di Kelas V Mata Pelajaran IPA Tentang Gaya SD Negeri Nayu Barat II Nusukan Surakarta Tahun

Pelajaran 2015/2016”. Hasil analisis

data penelitian ini dapat dijelaskan bahwa metode brainstorming memberikan peranan penting dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa di kelas V mata pelajaran IPA tentang gaya SD Negeri Nayu Barat II Nusukan Surakarta. Hal ini diperkuat dengan penelitian dari Wulandari, Endah dan Priyantini dalam Unnes Journal of Biology Education yang menyimpulkan bahwa metode brainstorming berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi hama dan penyakit pada tumbuhan di kelas VIII SMPN 1 Tahun Pelajaran 2013/2014 Ungaran. Aktivitas siswa menunjukkan skor sebesar 88,90% (sangat aktif) dan hasil belajar siswa menunjukkan nilai rata-rata sebesar 8,0.

(8)

interaksi pembelajaran berjalan dengan lancar dengan bimbingan kelas oleh guru. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Warsono dan Hariyanto (2012:10). Peran siswa dalam pembelajaran aktif yaitu dapat belajar secara individual maupun kelompok, berani bertanya, serta berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Setelah diterapkan metode brainstorming dari guru mata pelajaran IPA tetang Gaya, siswa merasa terdorong untuk belajar, berani mengajukan dan menjawab peratanyaan meskipun awalnya siswa merasa takut dan malu. Setelah adanya pendampingan dari guru kepercayaan siswa mulai terlihat, dengan demikian muncul suasana belajar yang baik antara guru dan siswa.

Suasana brainstorming mata pelajaran IPA materi gaya menjadikan anak merasa bebas berpendapat, melatih siswa berfikir cepat dan logis, adanya stimulus untuk siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan materi gaya yang telah diberikan oleh guru. Kemudian siswa yang kuraang aktif mendapat bantuan bantuan dari teman dan guru, serta meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran. Pembelajaran dengan brainstorming dapat dijadikan sebagai tanya jawab disertai diskusi terbimbing untuk merangkum pendapat mengenai pemecahan masalah dengan menyenangkan. Anak – anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat, merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat, siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari guru dan temannya, dan terlihat anak merasa bebas dan gembira. Berdasarkan uraian tadi sesuai dengan kelebihan-kelebihan

metode brainstorming menurut Rosetiyah (2008:75).

Proses pembelajaran brainstorming menekankan kepada transfer of values atau transfer nilai. Nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai karakter secara luas, salah satunya adalah rasa ingin tahu. Pembelajaan aktif merupakan upaya penanaman nilai-nilai tannggung jawab, membentuk karakter siswa menghargai pendapat, terbuka dan mengeksplorasi nilai-nilai dan sikap yang berkenaan dengan materi pembelajaran, hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bonwell (1995) dalam Suyadi (2013:36).

Melalui penerapan metode brainstorming keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: 1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, 2) bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi, 3) melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru, 5) kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas yang dihadapi dalam kehidupan sehari- hari.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan t-tes diperoleh hasil nilai t hitung sebesar - 10, 211. Selanjutnya nilai t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel dengan db = (N-1) = (28-1) = 27 pada taraf signifikansi 5% = - 2,052.

(9)

9 brainstorming terhadap keaktifan belajar siswa di kelas V mata pelajaran IPA tentang Gaya SD Negeri Nayu Barat II Nusukan Surakarta tahun

pelajaran 2015/2016” diterima

kebenarannya pada taraf signifiknsi 5%.

Saran

1. Kepada Guru

Hendaknya guru menerapkan metode yang bervariasi khusunya metode brainstorming untuk dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dikelas. Dengan bimbingan dan arahan dari guru, siswa menjadi percaya dan berani mengeluarkan pendapat dalam menjawab soal dan berdiskusi. Guru sebaiknya juga mengeksplorasi bakat dan minta siswa sesuai dengan kebiasaan positif siswa di kelas.

2. Kepada Siswa

Diharapkan siswa mampu belajar dengan metode brainstorming melalui diskusi kelompok ataupun secara individu. Metode brainstorming dapat melatih mental siswa dalam berpendapat dan menjawab pertanyaan guru dengan logis sesuai konteks mata pelajaran yang disampaikan guru. Keaktifan belajar siswa sehingga akan memotivasi diri sendiri untuk selalu merasa optimis dan dapat bersaing dengan teman – teman guna mendapatkan nilai terbaik serta meningkatkan partisipasi kelas yang menyenagkan.

3. Kepada Orang Tua Siswa

Hendaknya orang tua siswa dapat memberikan dukungan dan nasehat-nasehat untuk membantu anaknya dalam meningkatkan keaktifan belajar sehingga dapat termotivasi dan mendapatkan hasil atau nilai yang terbaik di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Banung: PT Remaja Rosdakarya Offest.

Dwi Prayitno, 2010. Teknik Mudah Dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian Dengan SPSS Dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Yogyakarta: Gava Media

Fadjeri. 2011. Statistik I. Surakarta:FKIP UNISRI.

Novia Setia Nurafriani. 2012.

Pengaruh Metode

Pembelajaran

Brainstorming Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Matematika. Cirebon: FKIP IAIN

Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan.

Bandung:Alfabeta.

________, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung:Alfabeta.

________, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R & D. Bandung:Alfabeta.

________, 2014. Metode Penelitian Kombimasi . Bandung: Alfabeta.

(10)

Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

________ ,2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

________ ,2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Rosdakarya.

Warsono dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif. Bandung: Rosdakarya.

Wiratna Sujarweni, 2014. SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Referensi

Dokumen terkait

membagi daerah penelitian menjadi dua dome dapat terlihat pada hasil inversi yang menunjukan nilai impedansi akustik yang lebih rendah di sisi utara

Selaras dengan tema hari pendidikan nasional yang telah diperingati pada Mei 2011 yakni “Pendidikan Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa”, Buletin Khazanah kali

Studi ini bertujuan untuk mendapatkan nilai kuat tekan beton mutu tinggi dengan menggunakan agregat ringan ALWA – Cilacap sebagai substitusi parsial terhadap agregat kasar

Penciptaan suasana keagamaan dapat dilakukan dengan mengenalkan perangkat nilai kepada siswa dan membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari; mengupayakan agar setiap

kemampuan menggunakan huruf kapital dalam menulis teks berita dengan metode inquiry melalui perbaikan wacana, disajikan dalam tabel berikut. Berdasarkan tabel

Penerapan halal lifestyleI sudah banyak dilakukan pada berbagai bidang tersebut, jika dalam pasar modal syariah penerapan halal lifestyle dengan mengubah investasi dalam

Diantaranya adalah terapi perilaku yang menggunakan metode ABA ( Applied Behavior Analysis ) untuk membantu pembentukan perilaku dari anak autis agar lebih adaptif terhadap

Sedangkan, menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip