• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MATA KULIAH SEMINAR AKUNTANSI MANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS MATA KULIAH SEMINAR AKUNTANSI MANA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MATA KULIAH

SEMINAR AKUNTANSI MANAJEMEN

Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Tugas Pengganti Ujian Tengah Semester dalam Mata Kuliah Seminar Akuntansi Manajemen - Universitas Batam (UNIBA)

Oleh

Muhammad Isa Alamsyahbana NPM: 84117001

Lecturer : Dr. Yurniwati, SE. M.Si. Ak.CA

(2)

#Studi Kasus Penerapan

Activity Based Management

dan Konsep TOWS

Dalam Lini Bisnis Budi Daya Jamur Tiram di Kijang – Kab. Bintan

Kerangka Teori:

1. Definisi Manajemen Berdasarkan Aktivitas (Activity-Based Management)

Hansen dan Mowen (2009:224) mendefinisikan Activity-Based Management adalah sebagai pendekatan untuk keseluruhan sistem yang terintegrasi dan berfokus pada perhatian manajemen atas berbagai aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba yang dicapai dengan mewujudkan nilai ini tersebut. Hilton et al (2006:180) mendefinisikan manajemen berdasarkan aktivitas digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi biaya dan nilai-nilai dari kegiatan proses untuk mengidentifikasi peluang untuk peningkatan efisiensi. Sedangkan Samryn (2002:150) berpendapat bahwa Activity Based Manajement adalah suatu pendekatan sistem terpadu yang memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba yang dicapai dengan menyediakan nilai tersebut. Mulyadi dan Setyawan (2002:614) menyatakan bahwa ABM adalah pendekatan pengelolaan terpadu dan bersistem terhadap aktivitas dengan tujuan untuk meningkatkan costomer value dan laba yang dicapai dari penyediaan value tersebut.

Activity Based Management merupakan suatu konsep yang mengarahkan perhatian pada konsumsi sumber daya terhadap aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan sehingga untuk dapat mengetahui bagaimana suatu perusahaan menggunakan sumber dayanya, maka terlebih dahulu haruslah dipahami mengenai aktivitas-aktivitas apa sajakah yang telah terjadi didalam perusahaan tersebut.

(3)

Activity Based Management memperbaiki fokus manajemen atas faktor-faktor kunci keberhasilan perusahaan dan meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Setelah Stckham valve and fitting menerapkan Activity Based Management, mendesain ulang komponen-komponen untuk meminimalisasikan biaya produksi dan memodifikasi peralatan untuk menurunkan biaya.

Cooper dan Kaplan mengelompokkan penerapan Activity Based Management kedalam dua kategori, Activity Based Management operasional dan Activity Based Management strategis. Activity Based Management operasional meningkatkan efisiensi operasi dan tingkat penggunaan asset serta menurunkan biaya. Fokusnya adalah melakukan sesuatu dengan benar dan melakukan aktivitas dengan lebih efisien. Penerapan Activity Based Management operasional menggunakan teknik manajemen seperti aktivitas manajemen, proses rekayasa ulang bisnis, manajemen mutu total, pengukuran kinerja.

Activity Based Management strategis berusaha meningkatkan permintaan akan aktivitas dan profabilitas pada efisiensi aktivitas saat ini atau efisiensi aktivitas yang telah ditingkatkan. Activity Based Management strategis berfokus pada pemilihan aktivitas yang tepat untuk operasi. Dengan menggunakan Activity Based Management strategis, perusahaan meningkatkan profatibilitas melalui pengurangan aktivitas yang tidak menguntungkan penghilangan aktivitas yang tidak penting dan pemilihan pelanggan yang paling menguntungkan. Penerapan Activity Based Management strategis menggunakan teknik manajemen seperti perancangan proses, bauran lini produk pelanggan, hubungan dengan pemasok, hubungan dengan pelanggan. Activity Based Management menggunakan analisis penggerak biaya, analisis aktivitas dan pengukuran kinerja untuk memperbaiki operasi.

2. Keunggulan dan Manfaat Activity-Based Management

Blocher et al (2011:132) menjelaskan 2 keunggulan Activity Based Management yaitu,

(4)

2. Activity-Based Management memperbaiki fokus manajemen dengan cara mengalokasikan sumber daya untuk menambah nilai aktivitas kunci, pelanggan, dan metode untuk mempertahankan keunggulan bersaing perusahaan.

Supriyono (2008:343) menjelaskan Activity Based Management dapat menyediakan alat bagi manajemen untuk meningkatkan profitabilitas dan kinerja pada berbagai level organisasi. Tunggal (2010:73), menjelaskan beberapa manfaat dari Activity Based Management adalah:

1. Menyediakan suatu cara untuk proses berkesinambungan. 2. Memfokuskan pada biaya-biaya penting.

3. Menciptakan suatu hubungan antara biaya-biaya bisnis dan menciptakan nilai. 4. Menyediakan ukuran-ukuran non keuangan.

5. Menyertakan semua fungsi bisnis dalam suatu organisasi. 6. Mengakui peran perubahan perilaku dalam sistem pelaporan.

3. Langkah-langkah Penerapan Activity Based Manajemen

Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk penerapan Activity Based Manajement menurut Muji (2009: 357) adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas.

2. Membedakan antara aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah untuk produk atau jasa tertentu.

3. Menelusuri arus produk atau jasa melalui aktivitas.

4. Membedakan nilai-nilai waktu dan biaya pada setiap aktivitas.

5. Menentukan keterkaitan antara aktivitas-aktivitas dengan fungsi-fungsi dan lintas fungsi, membuat arus produk dan jasa lebih efisien.

6. Mengurangi atau meniadakan aktivitas yang tidak bernilai tambah.

7. Menganalisis dua atau lebih aktivitas yang saling berhubungan untuk menentukan Trade off diantara aktivitas tersebut agar mengarah pada pengurangan biaya. 8. Penyempurnaan berkesinambungan

4. Faktor-faktor yang Mendukung Keberhasilan Penerapan Activity Based Manajemen

(5)

2. Dukungan dan komitmen manajemen puncak; Penerapan ABM membutuhan waktu dan sumber daya sehingga dukungan dan peran dari manajemen puncak sangat diperlukan untuk keberhasilan penerapannya.

3. Perubahan proses; Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang sudah dirancang untuk menghasilkan perubahan tersebut. Perbaikan dari proses yang sudah ada sangat mendukung keberhasilan penerapannya.

4. Pelatihan berkelanjutan; Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pelatihan serta meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan kerja mereka yang cepat berubah sangatlah penting

5. Aktivitas

Hansen dan Mowen (2009:41) menyatakan aktivitas adalah unit dasar kerja yang dilakukan dalam sebuah organisasi dan dapat juga digambarkan sebagai suatu pengumpulan tindakan dalam suatu organisasi yang berguna bagi para manajer untuk melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Blocher et al (2011:205) menjelaskan aktivitas merupakan tugas atau tindakan spesifik dari pekerjaan yang dilakukan. Aktivitas dapat berupa satu tindakan atau batch dari beberapa tindakan. Brimson dan Antos (2008:49-53) menjelaskan elemen-elemen aktivitas adalah : kejadian, transaksi, sumber daya, pemicu biaya, proses aktrivitas, aturan-aturan bisnis, keluaran.

6. Analisis Aktivitas

Horngren et al (2008:89) mengemukakan analisis aktivitas adalah proses mengidentifikasi biaya yang tepat dan pengaruhnya terhadap biaya pembuatan produk atau penyediaan layanan. Atkinson (2006:53) menjelaskan secara spesifik analisis aktivitas dapat dilaksanakan melalui 4 tahap, yaitu:

1. Identifikasi tujuan proses. 2. Pencatatan aktivitas. 3. Klasifikasi.

4. Perbaikan berkelanjutan.

(6)

Hansen dan Mowen (2009:383) mengemukakan aktivitas bernilai tambah adalah yang diperlukan untuk tetap dalam bisnis. Miller (2008:7) menjelaskan aktivitas bernilai tambah adalah kegiatan yang dinilai berkontribusi terhadap nilai pelanggan atau memuaskan kebutuhan organisasi. Hansen dan Mowen (2009:384) mengemukakan aktivitas tak bernilai tambah adalah semua kegiatan lain diluar kegiatan-kegiatan bisnis yang tidak penting dan karena itu tidak diperlukan. Miller (2008:7) menjelaskan aktivitas tak bernilai tambah merupakan kegiatan yang dianggap tidak memberikan kontribusi terhadap nilai pelanggan atau kebutuhan organisasi itu.

Aktivitas dikatakan mempunyai nilai tambah apabila berupa aktivitas kebijakan yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Aktivitas tersebut menyebabkan perubahan keadaan

2. Perubahan keadaan tidak dapat dicapai dengan aktivitas sebelumnya

3. Aktivitas tersebut memungkinkan aktivitas lain dilaksanaan (Hansen dan Mowen, 2012:238).

Aktivitas dapat dikatakan aktivitas tidak bernilai tambah apabila tidak memenuhi salah satu kriteria aktivitas bernilai tambah diatas. Contoh-contoh aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah sebagai berikut:

1. Membuat penjadwalan: suatu aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk menentukan kapan produk yang berbeda memiliki akses ke prosesproses (kapan dan berapa jumlah persiapan uang yang harus dilakukan) dan bagaimana cara memproduksinya.

2. Memindahkan: suatu aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk memindahkan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi dari satu departemen ke departemen lainnya.

3. Waktu Menunggu: suatu aktivitas dimana bahan baku atau barang dalam proses menggunakan waktu dan sumber daya untuk proses selanjutnya.

4. Melakukan inspeksi: suatu aktivitas dimana waktu dan sumber daya yang digunakan untuk memastikan bahwa produk memenuhi spesifikasi.

5. Menyimpan suatu aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya dimana bahan baku mentah atau yang dalam kondisi baik disimpan dalam persediaan. (Hansen dan Mowen, 2012:239).

(7)

Penerapan teori Activity Based Management diarahkan untuk mengendalikan aktivitas-aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan melalui analisis aktivitas, sehingga dapat diidentifikasi mana yang merupakan aktivitas yang bernilai tambah dan mana yang merupakan aktivitas yang tidak bernilai tambah. Karena meningkatnya persaingan banyak perusahaan berusaha menghapus aktivitasaktivitas yang tidak menambah nilai karena mereka menambah biaya yang tidak perlu. Sistem akuntansi suatu perusahaan harus membedakan antara biaya yang menambah nilai dan biaya yang tidak menambah nilai. Pelaporan biaya yang tidak menambah nilai secara terpisah memotivasi para manajer untuk menempatkan lebih banyak tekanan pada pengkontrolan biaya yang tidak menambah nilai. Dengan dikontrolnya biaya-biaya yang tidak menambah nilai akan menyebabkan hilangnya pemborosan-pemborosan biaya, sehingga pada akhirnya akan tercapai efisiensi biaya produksi (Hansen dan Mowen, 2000:918). Mulyadi (2005 : 378) mengemukakan bahwa efisiensi merupakan rasio antara keluaran dan masukan suatu proses, dengan fokus perhatian pada konsumsi masukan.

Deskripsi Objek Studi 1. Gambaran Usaha

Pembudi dayaan jamur tiram di Kampung Pisang - Kijang, Kabupaten Bintan ini dimulai sekitar tahun 2014. Diinisiasi oleh beberapa orang pemuda tempatan, yang salah satunya bernama Zainal Abidin, seorang alumni Mahasiswa STIE Pembangunan Tanjungpinang. Ia dan beberapa orang teman mulai mencari bibit dan membuat bibit unggul jamur tiramnya dengan melakukan riset dan percobaan penggabungan bibit lintas daerah. Adapun output bibit unggul yang mereka gunakan adalah kombinasi antara jamur di daerah Jawa Barat dan daerah Papua, dan kini dengan bibit yang telah mereka peroleh dan telah di budi dayakan, menjadikan jamur yang diproduksi memiliki ketahanan yang lebih baik.

Adapun permodalan yang mereka miliki masih menggunakan modal pribadi dari para pendiri usaha. Walaupun dengan modal yang terbatas, Zainal dan teman-teman mampu menghasilkan jamur dengan kualitas yang baik.

2. Aktivitas Usaha

Aktivitas usaha yang dilakukan meliputi:

(8)

3. Aktivitas Pengolahan Jamur 4. Aktivitas Distribusi Jamur 5. Aktivitas Promosi Jamur 6. Aktivitas Evaluasi dan Innovasi

7. Aktivitas Pembinaan dan Pemberdayaan Masyarakat Pembahasan

1. Aktivitas dan biayanya

No Aktitivas Biaya Aktivitas

1 Aktivitas Penyiapan Media, Alat dan Bahan Produksi Jamur

Rp.

9.000.000,-2 Produksi Jamur Rp.

500.000,-3 Pengolahan Jamur Rp.

700.000,-4 Distribusi Jamur Rp.

800.000,-5 Promosi Jamur Rp.

600.000,-6 Evaluasi dan Innovasi Rp.

1.000.000,-7 Pembinaan dan Pemberdayaan Masyarakat Rp. 2.000.000,-Note: Nilai hanya sebagai perkiraan

2.

Analisis Cost Driver

Untuk menelusuri biaya ke masing-masing unit aktivitas, diperlukan suatu penentuan cost driver. Dengan adanya suatu cost driver yang tepat maka biaya tersebut dapat dialokasikan secara tepat ke masing-masing unit aktivitas. Karena itu sebelum membebankan biaya-biaya divisi room ke unit aktivitas yang ada, perlu ditentukan terlebih dahulu cost driver tersebut.

N o

Aktivitas Tahap 1 Tahap 2 Total biaya

Aktivitas

2 Produksi Jamur Masa tunggu

(9)

(operasional) Rp. 500.000,-3 Pengolahan Jamur Panen Jamur,

membersihkan

5 Promosi Jamur Dengan Offline, membuat

6 Evaluasi dan Innovasi Evaluasi berkala Rp.

300.000,-Note: Nilai hanya sebagai perkiraan

3. Aktivitas Bernilai Tambah dan Tidak Bernilai Tambah

(10)

1. Aktivitas evaluasi dan innovasi

2. Aktivitas pembinaan dan pemberdayaan masyarakat 3. Aktivitas promosi dengan media online

4. Aktivitas packaging yang memiliki standart tertentu 5. Adanya branding dan merek usaha

6. Aktivitas marketing hingga pasar Lagoi (Inernational)

Adapun aktivitas yang tergolong non value added activity (NVA) yaitu: 1. Aktivitas membangun tempat produksi baru dengan modal sendiri

4. Pengurangan Biaya (Cost Reductions)

Pengurangan biaya ini perlu dilakukan seiring dengan munculnya beberapa aktivitas tidak bernilai tambah karena aktivitas tersebut nantinya hanya berdampak pada munculnya biaya yang tidak bernilai tambah yang tentu saja merugikan. Adapun biaya yang dapat dikurangi dalam kegiatan usaha ini adalah dengan membangun media jamur dengan menggunakan modal sendiri. Hal inilah yang telah dilakukan oleh Zainal dan teman-teman, dengan memberdayakan masyakat sekitar, mereka mampu mereduksi biaya karyawan, biaya pembuatan media dan biaya produksi, sebab dengan membangun kerja sama bersama warga, maka hasil produksi akan meningkat tanpa harus mengeluarkan biaya lebih.

5. Konsep TOWS Threats

1. Mulai bermunculan usaha sejenis di sekitar Kijang dengan harga yang lebih murah

2. Harga jual jamur cukup tinggi, sehingga belum bisa menyentuh kepada semua masyarakat

Opportunities

1. Besarnya pasar dan permintaan jamur

2. Mulai diperhatikan oleh pemerintah setempat, sehingga sering diundang dalam berbagai event daerah

Weaknesses

1. Belum mampu memasok seluruh permintaan

(11)

3. Belum adanya teknologi yang lebih muthahir (alat produksi) dalam pengolahan jamur

4. Biaya delivery yang cukup tinggi Strenghts

1. Memiliki bibit unggul dan standart produksi

2. Bekerja sama dengan warga sekitar dalam memproduksi jamur 3. Bekerja sama dengan agen-agen pengolah jamur

4. Memiliki branding yang bagus

Kesimpulan dan Saran

Adapun kesimpulan dari studi kasus ini yaitu usaha yang dijalankan oleh Zainal dan teman-teman merupakan suatu langkah yang baik dan patut untuk diapresiasi karena dengan adanya usaha ini, sedikit banyak akan memberikan kemanfaatan di lingkungan sekitar serta mampu untuk menggerakkan roda perekonomian di kota Kijang. Dalam penerapan Activity Based Manajement, terlihat berbagai aktivitas yang dilakukan oleh usaha ini, ada yang dapat di efisiebsikan seperti pembuatan media yang baru dengan modal sendiri, dapat dialihkan dengan bekerja sama dengan warga setempat. Adapun aktivitas yang harus dipertahankan karena memiliki nilai tambah seperti kerja sama, juga standar oprasional usaha, perluasan market, pembentukan agen baru dan innovasi dalam membuat suatu produk.

(12)

Daftar Pustaka:

Atkinson, Anthony. 2006. Management Accounting. Fourth Edition. International Edition.Prentice-Hall Inc. New Jersey.

Blocher., Stout., Cokins. 2011. Manajemen Biaya. Edisi 5.Terjemahan. Salemba Empat. Jakarta. Brimson, James A., Antos, John 2008. An Activity-Based Costing Approach. John Wiley &Sons, Inc.

New York.

Hansen, Don R.,Mowen, Maryane M. 2009. Management Accounting.Edisi 8.Terjemahan. Salemba Empat. Jakarta.

Hilton, Ronald W., Maher., Selto, F.H. 2006 Cost Managerial: A Strategic for Busines Decision. Third Edition. McGraw-Hill, Inc. New York.

Horngren, Charles T., Datar, Srikant,M., Foster, George. 2008. Cost Accounting, A Managerial Emphasis. Twelfth Edition.International Edition.Prentice Hall Inc.New Jersey

Miller, Michael. 2008. Implementing Activity-Based Management in Daily Operations. John Wiley dan Sons Inc. New York.

Mulyadi. 2005. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.

Supriyono. 2008. Manajem en Biaya: Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis. Cetakan Keempat. Rajagravindo Persada.Yogyakarta.

(13)

Lampiran Foto

Aneka Variasi Olahan Jamur

Jamur Produksi Bintan Cendawan

Referensi

Dokumen terkait

Manajemen berdasarkan aktivitas (Activity-Based Management) merupakan suatu konsep yang mengarahkan perhatian pada konsumsi sumber daya terhadap aktivitas yang

Hal ini di karenakan kepuasan yang diberikan kepada karyawan cenderung kurang dan karyawan tidak memiliki kepuasan kerja, bahkan terkadang karyawan harus lembur

(3) Dalam hal Kepala Desa sedang dalam pemberhentian sementara, maka pelaksana harian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Sekretaris Desa dengan

D 23 April 2015 14:00 wib Yohanes Widodo - Yohanes Widodo LUKAS Nobertus Ribut Catherine Dianti 080903594 3. PENGARUH TINGKAT KEPERCAYAAN ENDOSER IKLAN TERHADAP MINAT BELI

Melihat latar belakang tersebut, semakin menariknya topik manajemen laba bagi para peneliti akuntansi, khususnya para investor dan pemerhati manajemen, maka penulis

Dari sekian banyak algoritma yang ada tersebut, maka pada tugas akhir ini akan dicoba mengkomparasi performa sistem cluster saat menggunakan algoritma penjadwalan yang

Melaksanakan  Algoritma  berarti  mengerjakan  langkah‐langkah  di  dalam  Algoritma  tersebut.  Pemroses  mengerjakan  proses  sesuai  dengan  algoritma  yang 

Maka dari itu, untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai pengaruh profitabilitas yang diukur dengan Return on Equity Ratio terhadap underpricing