• Tidak ada hasil yang ditemukan

: Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana J01830

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan ": Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana J01830"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Indah Fitriani Eka Wardani 1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN (CLIS CHILDREN LEARNING IN

SCIENCE) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS VIII SMP N 3 GETASAN KABUPATEN SEMARANG

Indah Fitriani Eka Wardani 1), Kris wandani2), Tri Nova Hasti Yunianta3)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

URL : http://e-jurnalmit rapendidikan.co m

Vol 2, No. 1, 1-10. © 2018 Kresna BIP. ISSN 2550-0481

Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)

Dikirim : 30 Dese mber 2017 Revisi perta ma :02 J a nua ri 2018 Diterima : 03 J a nua ri 2018 Tersedia online : 20 J a nua ri 2018

Ma tema tika merupaka n pengeta hua n ya ng memiliki pera n sa nga t penting da la m membentuk ma nusia ya ng berkua lita s tinggi. Kema mpua n ya ng ha rus dimiliki siswa da la m mempela ja ri ma tema tika sa lah sa tunya a dalah kema mpuan pemeca han ma sa la h ma tema tika . Sa lah sa tu model ya ng da pa t mempenga ruhi kema mpua n pemeca han ma sa la h ma tema tika siswa , ya itu model pembela ja ran Children Lea rning In Science (CLIS). Penelitia n ini bertujuan untuk mengeta hui ada a tau tidak penga ruh model pembela ja ra n CLIS terha da p kema mpua n pemeca ha n ma sa lah ma tema tika siswa kela s VIII SMP Negeri 3 Geta sa n. J enis penelitian ya ng digunaka n a da lah Qua si Experimenta l Design da n desa in penelitian two group ra ndomized subject posttest only. Popula si da ri penelitia n ini a dala h siswa kela s VIII SMP 3 Geta sa n Ka bupa ten Sema rang Semester I Ta hun Aja ra n 2017/2018 ya ng terdiri da ri 4 kela s. Penga mbila n sa mpel da la m penelitia n ini menggunaka n simple ra ndom sa mpling da n di peroleh kela s VIII A seba ga i kela s kontrolya ng diberi perlakua n berupa pemebela ja ra n ta npa meng gunaka n model pemebela ja ra n CLIS da n kela s VIII B seba ga i kela s eksperimen ya ng diberi perlakuan berupa pembela ja ra n ya ng menggunaka n model pembela ja ra n CLIS. Penelitia n ini dilaksanaka n da la m pembela ja ra n ma tema tika pa da ma teri Rela si dan Fungsi. Uji hipo tesis menggunaka n uji Ma nn-Whitney U test. Keseluruha n uji menggunakan SPSS 16dengan ta ra f signifika n sebesa r 5%. Ha sil pengujia n hipotesis menyimpulka n bahwa terdapa t penga ruh model pembela ja ran CLIS terha da p ha sil kema mpua n pemeca ha n ma sa lah ma tema tika siswa

Ka ta Kunci : Model pembela ja ra n Children Lea rning In Science (CLIS), Kema mpua n pemeca ha n ma sa la h ma tema tika , Rela si da n Fungsi

Ema il : 202014057@student.uksw.edu1, kriswandani@sta ff.uksw.edu2,

(2)

Indah Fitriani Eka Wardani 2

PENDAHULUAN Latar Belakang

Matematika merupakan pengetahuan yang memiliki peran sangat penting dalam membentuk manusia yang berkualitas tinggi. Pada Permendiknas No 22 tahun 2006 mengenai Standar Kompetensi untuk SMP/MTS, tujuan yang ingin dicapai melalui pembelajaran matematika terdiri dari 1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; 2) menggunakan penalaran pada pola sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; dan 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam mempelajari matematika salah satunya yaitu kemampuan pemecahan masalah. Sejalan dengan hal tersebut, kemampuan pemecahan masalah matematika sangat penting bagi siswa.

NCTM (National Council of Teachers of Mathematics) sebagaimana dikutip oleh Khasanah (2016:2) menempatkan kemampuan pemecahan masalah sebagai tujuan utama dari pendidikan matematika. Hal ini dipertegas Polya sebagaimana dikutip oleh Sinambela (2005) yang dijelaskan tentang tugas utama guru matematika adalah mengarahkan segala kemampuan yang ada pada guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, sebab inti pembelajaran matematika adalah pemecahan masalah. Selanjutnya indikator- indikator untuk mengukur kemampuan masalah matematika siswa meliputi: 1) siswa dapat mengindentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan, 2) siswa dapat merumuskan masalah matetika atau menyusun model matematika, 3) siswa dapat menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (sejenis dan masalah baru) dalam atau diluar matematika, 4) siswa dapat menjelaskan hasil sesuai permasalahan asal, dan 5) siswa dapat menggunakan matematika secara bermakna.

(3)

Indah Fitriani Eka Wardani 3 Menurut Wijayanti dalam Suadnyana (2012:9), model pembelajaran CLIS merupakan model pembelajaran yang mempunyai karakteristik yang dilandasi paradigma kontruktivisme dengan memperhatikan pengetahuan awal siswa. Selain itu, Driver dalam Widiyarti (2012:3) menyatakan bahwa model pembelajaran CLIS merupakan model pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau gagasan siswa tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran serta merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran CLIS (Children Lea rning In Science) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Getasan Kabupaten Semarang.

Rumusan Masalah

Apakah penggunaan model pembelajaran CLIS (Children Learning In Science) berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematka bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Getasan Kabupaten Semarang ?.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh model pembelajaran CLIS (Children Learning In Science) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Getasan Kabupaten Semarang.

KAJIAN PUSTAKA

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

(4)

Indah Fitriani Eka Wardani 4 pemecahan yang telah diperoleh atau metode yang sudah digunakan untuk masalah lain yag sama.

Sedangkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, ditentukan pada berfikir tentang cara menyelesaikan masalah dan memproses informasi matematika. Menurut Suprika (2014:13) kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan kemampuan siswa untuk me nyelsaikan atau menemukan jawaban dari suatu pertanyaan yang terdapat pada suatu cerita, teks dan tugas-tugas dalam pelajaran matematika.

Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)

CLIS merupakan model pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau gagasan siswa serta memperhatikan pengalaman dan konsep awal siswa. Tahap model pembelajaran CLIS menurut Driver dalam Pramita Novi Dewi (2011) terdiri dari 5 tahap yaitu: 1) tahap orientasi (orientation) merupakan tahap yang dilakukan guru dengan tujuan untuk memusatkan perhatian siswa; 2) tahap pemunculan gagasan (Elicitation of Ideas) merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk memunculkan gagasan siswa tentang topik yang akan dibahas dalam pembelajaran; 3) tahap penyusunan ulang gagasan (Restrukturing of Ideas) tahap ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu: pengungkapan dan pertukaran gagasan (Clar ification and Exchange), pembukaan pada situasi konflik (Eksporsure to Conflict Situation), serta konstruksi gagasan baru dan evaluasi (Construktion of New Ideas and Evaluation); 4) tahap penerapan gagasan (Application Of Ideas) pada tahap ini siswa dibimbing untuk menerapkan gagasan baru yang dikembangkan melalui percobaan atau observasi kedalam situasi baru; 5) tahap pemantapan gagasan (Review Change in Ideas) Konsep yang telah diperoleh siswa perlu diberi umpan balik oleh guru untuk memperkuat konsep ilmiah tersebut. Menurut Wijaya (1997:21-22) menyebutkan bahwa kelebihan model pembelajaran CLIS sebagai berikut:

a. Membiasakan siswa belajar mandiri dalam memecahkan suatu masalah.

b. Menciptakan kreativitas siswa untuk belajar sehingga tercipta suasana kelas yang lebih nyaman dan kreatif, terjalinnya kerja sama sesama siswa dan siswa terlibat secara langsung dalam melakukan kegiatan.

c. Menciptakan lebih bermakna, arena timbulnya kebanggaan siswa menentukan sendiri konsep ilmiah yang sedang dipelajari dan siswa akan bangga dengan hasil temuannya.

d. Guru dalam mengajar lebih akan lebih mudah, karena dapat menciptakn suasana belajar yang lebih aktif, sehingga guru hanya menyediakan berbagai masalah yang berhubungan dengan konsep yang diajarkan, sedangkan siswa bisa mencari sendir i jawabannya.

e. Guru dapat menciptakan alat-alat atau media pembelajaran yang sederhana yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari- hari.

(5)

Indah Fitriani Eka Wardani 5

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (qua si experiment) yaitu penelitian eksperimental yang penyamaan kelompok kontrol dengan kelompok eksperimental hanya dalam satu karakter saja, dan minimal dilakukan dengan cara menjodohkan atau matching anggota kelompok (Sukmadinata, 2011). Pelaksanaan penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan 2 model untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kelompok yang diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan model pembelajaran CLIS, dan yang diberikan perlakuan berupa pembelajaran konvensional. Variabel bebas dari penelitian ini adalah model pembelajaran CLIS (children learning in science). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematika.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Getasan pada semester I tahun ajaran 2017/2018. Kegiatan ini dimulai pada bulan Februari sampai dengan bulan Agustus 2017 pada mata pelajaran matematika materi relasi dan fungsi di kelas VIII SMP Negeri 3 Getasan.

Subjek Penelitian

Sugiyono (2009:75) berpendapat bahwa ciri utama dari penelitian eksperimen adalah sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Populasi penilitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Getasan Kabupaten Semarang pada tahun ajaran 2017/2018 yang terdiri dari 4 kelas. Teknik pengambilan sempel pada penelitian ini adalah simple random sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak. Adapun sempel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua kelas yaitu kelas VIII A dan kelas VIII B Negeri 3 Getasan, dimana kelas VIII A jumlahnya 25 siswa sebagai kelas kontrol dan kelas VIII B jumlahnya 26 siswa sebagai kelas eksperimen.

Teknik Pengumpulan Data

(6)

Indah Fitriani Eka Wardani 6

Instrumen Pengumpulan Data

Tes tetulis yaitu sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis tentang aspek-aspek yang inging diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara tertulis juga (Margono, 2004:170). Jenis tes tertulis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian. Tes uraian ini digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Test diberikan pada akhir pemebelajran sedangkan pretest diambil dari ulangan terakhir siswa. Sedangkan instrumen non tes berupa lembar observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan peneliti dalam penerapan dan pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pe mbahasan

Lembar penilaian kemampuan pemecahan masalah matematika ini dibuat oleh peneliti yang diadaptasi dari Mufarida (2008:17), dimana lembar penilaian tersebut mengacu pada empat langkah pemecahan masalah Polya. Adapun lebar penilaian kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dibuat peneliti adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Lembar Penilaian Kemampuan Pemecahan Masalah

Skor atau macet di sebagian

(7)

Indah Fitriani Eka Wardani 7

Lanjutan Tabel 1. Lembar Penilaian Kemampuan Pe mecahan Masalah

Sumber : Mufarida (2008:17)

Setelah posttest selesai dilaksanakan, hasil jawaban tertulis siswa terhadap soal pemecahan masalah sebanyak 5 buah soal dianalisis berdasarkan lembar penilaian kemampuan pemecahan masalah. Dari hasil tersebut akan dikategorikan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan ketentuan skor yang diperoleh siswa pada rentang

skor . Pengkategorian siswa dibagi menjadi enam kategori berdasarkan skor yang diperoleh. Adapun pengkategoriannya adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Interpetasi Skor Ke mampuan Pe mecahan Masalah Sis wa No Rentang Skor Kategori

1 Istimewa

Sumber : Data Primer, (2017)

Tabel 3. Hasil Pengkategorian Skor Posttest Analisis Inferensial Data Kemampuan Akhir

No Rentang

Skor Kategori

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah

Sumber : Data Primer, (2017)

(8)

Indah Fitriani Eka Wardani 8 apakah dua mean populasi sama atau tidak. Hasil uji beda mean dua sample posttest

dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut.

Tabel 4. Hasil Uji Beda Mean Dua Sampel Posttest

Ranks

POSTTEST KELAS N Mean Rank Sum of Ranks

Eksperimen 26 37.23 968.00

Control 25 14.32 358.00

Total 51

Test Statisticsa

POSTTEST

Mann-Whitney U 33.000

Wilco xon W 358.000

Z -5.584

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 Sumber : Data Primer, (2017)

Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa sampel kelas eksperimen sebanyak 26, dan sampel kelas kontrol sebanyak 25. Hasil pada tabel Test Statistic telihat bahwa Z sebesar −5.584 dengan nilai Asym.Sig.(2-tailed) sebesar 0.000. oleh karena itu, karena nilai Sig. 0.000<0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemempuan pemecahan masalah matematika antara kelas eksperimen (pembelajaran dengan model pembelajajaran CLIS) dan kelas kontrol (pembelajaran konvensional). Jadi penerapan model pembelajaran CLIS berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data akhir diperoleh uji Mann – Whitney menunjukkan bahwa nilai Asym. Sig. (2-tailed) sebesar 0.000 < 0.05 yang berarti terdapat perbedaan nilai rerata kelas eksperimen dan kelas kontrol atau dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran CLIS terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Hal ini ditunjukan dengan skor rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika kedua kelas dimana kelas eksperimen skor rata-ratanya lebih tinggi yaitu 37.9231 sedangkan kelas kontrol skor rata-rata-ratanya 27.3200, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran CLIS dan pembelajaran konvensional.

Saran

(9)

Indah Fitriani Eka Wardani 9 CLIS dapat diberikan tes kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan. Hal itu dapat dilakukan untuk mengetahui apakah model pembelajaran CLIS dapat berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2006). P ermendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan P endidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Khasanah, Nestiyani. (2016). P eningkatan Kemampuan P emecahan Masalah Matematika Melalui Strategi Realistic Mathematics Education Berbasis Grup Investigation. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Margono. (2004). Metodologi P enelitian P endidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Mufarida, Ana. (2008). Kemampua Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika Berbentuk Soal Terbuka P ada Materi Jajargenjang Di Kelas VII C SMP Negeri 1 Bangsal Mojokerto, Skripsi, Surabaya: Unesa.

Polya. (1973). How to Solve It A New Aspect Mathematical Method. New Jersey: Priceton University Press.

Pramita, Novi, Dewi. (2011) P engaruh Children Learning In Science(CLIS) terhadap hasil belajar IP A siswa kelas IV SDN Blotongan 01 Salatiga Kecamatan Sidorejo kota Salatiga semester II Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi: UKSW. Ratnasari, Gustia. (2012). P engaruh Model P embelajaran Matematika menggunakan

model Children Learning In Science (CLIS) terhadap kemempuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII SMP N 2 Ciasem.

Sinambela. (2005). Keefektifan Model P embelajaran Berdasarkan Masa lah (P roblem Based Intruction) da lam P embelajaran Matematika.

Suadnyana, I Made Putra. (2012). P engaruh Model P embelajaran Childr en Learning In Science (CLIS) Dan Yang Konvensional Terhadap Hasil Belajar IP A P ada Siswa Kelas V Sekolah Dasa r Di Gugus V Kecammatan Abang Kabupaten Karangasem Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi: Undiksha.

Sugiyono. (2005). Metode P enelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2006). Metode P enelitian P endidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2011). Metode P enelitian P endidikan. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.

Sumarmo, U. (2000). P engembangan Model P embelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan inteleqtual Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Da sar. Laporan Penilitan: IKIP Bandung.

Suprika, Gustia. (2014). P engaruh Model P embelajaran Kooperatif Co-Op Co-Op Dengan Strategi Belajar Aktif Index Card match (1cm) Terhadap Kemampuan P emecahan Masalah Matematika Siswa SMP Negeri 23 P ekanbaru. Skripsi: Universitas Islam NegeriSultan Syarif Kasim Riau.

(10)

Indah Fitriani Eka Wardani 10 Widiyarti, Aktris, dkk. (2012). P engertian Model P embelajaran CLIS (Children Learning In Science) Dalam Meningkatkan Kreatifitas dan P restasi Siswa P ada Mata P elajaran IP A.

Wijaya, Nuriman. (1997). Tesis Penerapan Model CLIS (Children’s Learning In

Science) untuk meningkatkan Konsepsi Siswa tentang Sumber Makanan dalam P embelajaran IP A-SD.

Gambar

Tabel 1. Lembar Penilaian Kemampuan Pemecahan Masalah 1 2 3 4
Tabel 3.  Hasil Pengkategorian Skor  Posttest Analisis Inferensial Data Kemampuan Akhir

Referensi

Dokumen terkait

dan menulis, berapa waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan pada garis waktu. 2) Menulis: Membantu peserta didik menulis informasi tentang waktu, kegiatan, dan

Masalahnya adalah yang paling mencolok di negara-negara dalam masa transisi , dan tampaknya menjadi akut di Serbia , yang diwujudkan dalam : a) memberikan dominasi

Pada teks tersebut, bisa dilihat dengan gamblang bagaimana proses pergeseran struktur yang mengacu kepada bahasa sasaran. Faktor komunikasi yang efektif terhadap bahasa

bermacam bentuk, seperti gerakan separatis dan lain-lain, antara lain: Gerakan Separatis dengan lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang dimulai dengan

Orang Kelantan, walau pun yang berkelulusan PhD dari universiti di Eropah (dengan biasiswa Kerajaan Persekutuan) dan menjawat jawatan tinggi di Kementerian atau di Institusi

Adapun konsep diri dari aspek fisik yang dirasakan oleh responden 2 sesuai dengan hasil wawancara adalah :Bahwa Septi merasa kalau ia berjilbab mode, ia akan terlihat

Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Kelloway, Turner, Barling dan Loughlin (2012) yang membuat penyelidikan tentang hubungan antara persepsi pekerja terhadap gaya

dan hapus data dimana fungsi ini akan digunakan juga pada master karyawan level, bagian, jabatan, periode penilaian, faktor, indikator, skala indikator, serta