Pemerintah Kota Mojokerto
BAB VII
RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
CIPTA KARYA
Pada bab 7 (tujuh) tentang rencana pembangunan infrastruktur cipta karya di Kota Mojokerto akan menjelaskan per sektor (sektor pengembangan kawasan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan sistem penyediaan air minum, serta pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang terdiri dari air limbah, persampahan, dan drainase) tentang kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan selanjutnya adalah melakukan analisis terkait sasaran program dan usulan kebutuhan program.
7.1. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.
Kegiatan pengembangan kawasan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.
Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam pengembangan kawasan permukiman, khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100.
7.1.1. Kondisi Eksisting
Pemerintah Kota Mojokerto
permukiman terbagi atas permukiman yang sengaja dikembangkan oleh developer, permukiman yang dibangun oleh masyarakat.
Luas keseluruhan kawasan permukiman di Kota Mojokerto mencapai 512,31 Ha dimana Kelurahan Wates memiliki luas kawasan pemukiman paling tinggi. Jika dibandingkan dengan luas wilayah Kota Mojokerto, kawasan permukiman mencapai 31,11%. Dimana perkembangan kawasan tersebut terdiri atas fungsi perumahan kepadatan tinggi, kepadatan sedang, dan kepadatan rendah.
1. Permukiman Kepadatan Tinggi
Permukiman kepadatan tinggi di Kota Mojokerto diantaranya terletak di Kelurahan Kranggan, Kelurahan Miji, Kelurahan Prajuritkulon, Kelurahan Mentikan, Kelurahan Kauman, Kelurahan Pulorejo, Kelurahan Balongsari, Kelurahan Jagalan, Kelurahan Sentanan, Kelurahan Purwotengah, Kelurahan Sentanan, Kelurahan Gedongan, dan Kelurahan Magersari. Permukiman dengan kepadatan tinggi ini memiliki luas 6,71% dari luas wilayah Kota Mojokerto.
2. Permukiman Kepadatan Sedang
Permukiman kepadatan sedang adalah seluas 12,89% dari luas total wilayah kota. Untuk permukiman kepadatan sedang berada di wilayah : Kelurahan Surodinawan, Kelurahan Kranggan, Kelurahan Miji, Kelurahan Prajuritkulon, Kelurahan Blooto, Kelurahan Meri, Kelurahan Gunung Gedangan, Kelurahan Kedundung, Kelurahan Balongsari, Kelurahan Gedongan, Kelurahan Magersari, dan Kelurahan Wates.
3. Permukiman Kepadatan Rendah
Permukiman kepadatan rendah terlatek di Kelurahan Surodinawan, Kelurahan Blooto, Kelurahan Kauman, Kelurahan Pulorejo, Kelurahan Gedongan, Kelurahan Magersari, dan Kelurahan Wates seluas 6,57% dari luas wilayah Kota Mojokerto.
Tabel 7.1. Luas Kawasan Permukiman Kota Mojokerto
NO KECAMATAN/KELURAHAN LUAS PERMUKIMAN
(HA) LUAS WILAYAH (HA)
PROSENTASE PERMUKIMAN
(%)
Kecamatan Prajurit Kulon
1. Surodinawan 47,05 145,9 32,25
2. Prajurit Kulon 38,83 119,5 32,49
3. Blooto 32,1 178,1 18,02
4. Mentikan 8,52 18,9 45,08
5. Kauman 10,55 18,6 56,72
6. Pulorejo 36,16 142,4 25,39
JUMLAH 173,21 623,4 27,78
Kecamatan Magersari
1. Gunung Gedangan 41,34 170,5 24,25
2. Kedundung 58,45 228,6 25,57
3. Balongsari 20,92 82,9 25,24
Pemerintah Kota Mojokerto
NO KECAMATAN/KELURAHAN LUAS PERMUKIMAN
(HA) LUAS WILAYAH (HA)
PROSENTASE PERMUKIMAN
(%)
5. Magersari 16,44 32,9 49,97
6. Wates 59,01 132,1 44,67
JUMLAH 206,41 661,7 31,19
Kecamatan Kranggan
1. Kranggan 51,84 113,3 45,75
2. Miji 18,75 39,6 47,35
3. Meri 41,13 164,8 24,96
4. Jagalan 8,31 16,6 50,06
5. Sentanan 4,97 13,9 35,76
6. Purwotengah 7,69 13,5 56,96
JUMLAH 132,69 361,7 36,69
KOTA MOJOKERTO 512,31 1646,8 31,11
Sumber : RTRW Kota Mojokerto 2012 – 2032, diolah
Untuk menuju 100-0-100 terkait 0% permukiman kumuh, Pemerintah Kota Mojokerto telah melakukan identifikasi kawasan perumahan kumuh yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Walikota Mojokerto Nomor : 188.45/646/417.111/2015 tentang Penetapan Kawasan Pembangunan dan Pengembangan Permukiman Prioritas di Kota Mojokerto. Dalam SK Walikota tersebut jumlah kawasan yang masuk permukiman prioritas adalah sebanyak 7 (tujuh) kelurahan dan 21 (dua puluh satu) lingkungan, untuk lebih jelas mengenai kawasan permukiman prioritas tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 7.2. Kawasan Permukiman Prioritas di Kota Mojokerto
No Kawasan Permukiman Prioritas Lokasi Kawasan Lingkungan
1 Permukiman Kumuh Sentanan Sentanan Lor
Sentanan Kidul
Kawasan Prioritas
Sentanan
Balongsari Sumolepen
Balongcok
Mangunrejo
Gembongsari
Kawasan Prioritas Balongsari
Kedundung Balongrawe
Kawasan Prioritas Kedundung
Kranggan Ngaglik
Kawasan Prioritas
Kranggan
Mentikan Mentikan
Cakar Ayam-1
Cakar Ayam-2
Pemerintah Kota Mojokerto
No Kawasan Permukiman Prioritas Lokasi Kawasan Lingkungan Kawasan Prioritas
Mentikan
Kauman Kradenan
Kawasan Prioritas
Kauman
Pulorejo Balongkrai
Kawasan Prioritas
Pulorejo
2 Permukiman Sekitar Makam China dan
TPA Kedundung Kedundung
Sekarputih
Randegan
Kawasan Prioritas
Kedundung
3 Permukiman disekitar perdagangan
dan jasa serta industri Kranggan Kranggan
Panggreman makam china dan TPA; serta permukiman disekitar perdagangan dan jasa serta industri. Untuk permukiman kumuh berdasarkan SK Walikota memiliki luas 226,2 Ha; permukiman sekitar makam china dan TPA memiliki luas 166,8 Ha; sedangkan permukiman disekitar perdagangan dan jasa serta industri memiliki luas 74,4 Ha.
Adapun potensi dan tantangan pengembangan kawasan permukiman di Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 7.3. Potensi, Permasalahan, Tantangan dan Hambatan Kawasan Permukiman
Potensi Permasalahan Tantangan Hambatan
(1) (2) (3) (4)
1. Kota Mojokerto
merupakan kawasan penyangga bagi Kota Surabaya dan lokasinya berada di tengah-tengah Kabupaten Mojokerto, sehingga memberikan peluang untuk menjadi salah satu kawasan
1. Perkembangan
permukiman
1. Memenuhi kebutuhan
permukiman terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Kota Mojokerto.
2. Mengurangi
kesenjangan pelayanan prasarana dan sarana antar tingkat golongan
Pemerintah Kota Mojokerto
Potensi Permasalahan Tantangan Hambatan
(1) (2) (3) (4)
2. Masih terdapat
ketersediaan lahan yang memadai
3. Adanya perkembangan
industri sepatu dan Rokok Bokor Mas yang mengakibatkan perlunya perumahan bagi karyawannya.
4. Perkembangan
pemukiman oleh pihak swasta atau developer cukup berkembang.
5. Kawasan permukiman
cenderung mengikuti jaringan jalan yang sudah ada dan menyebar mengikuti jalan lingkungan.
6. Untuk permukiman yang berkembang pada sepanjang jalan utama kota cenderung berkembang secara memusat karena pada lokasi ini memiliki akses jalan yang baik dengan kelengkapan fasilitas, didukung juga dengan adanya pusat
perdagangan dan jasa.
7. Masih banyaknya lahan
pada daerah pinggiran kota yang akan dikembangkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa yang mendorong perkembangan
permukiman.
8. Masih banyak
permukiman peninggalan Belanda dan kampung lama yang dapat di konservasi untuk cagar budaya
9. Perbaikan lingkungan terutama permukiman di pusat kota dan wilayah pinggiran
tertinggi di pusat kota. Kepadatan
2. Masih terdapatnya
rumah tidak layak huni di beberapa kelurahan.
5. Terdapat kawasan pemukiman yang berada di sempadan sungai, dan sempadan kereta api.
6. Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi di beberapa kawasan.
Mojokerto.
3. Menyediakan prasarana dan sarana perumahan dan permukiman yang
serasi dan
berkelanjutan.
4. Mengelola pembangunan
permukiman secara efektif dan efisien di Kota Mojokerto.
kualitas fisik
hunian dan
lingkungan tidak penting sejauh mereka bisa semakin tinggi sehingga sangat sulit dijangkau oleh masyarakat.
4. Saling tumpang tindih kebijakan antar sektor, sehingga
pembangunan permukiman tidak terintegrasi.
Pemerintah Kota Mojokerto
Tabel 7.4. Potensi, Permasalahan, Tantangan dan Hambatan Infrastruktur Permukiman
Infrastruktur Potensi Permasalahan Tantangan Hambatan
(1) (2) (3) (4) (5)
Jaringan Jalan Jalan di lingkungan permukiman mayoritas berkondisi baik sehingga memudahkan pergerakan masyarakat setempat.
Prasarana transportasi di Kota Mojokerto relatif lengkap dan memadai, secara keseluruhan setiap Kecamatan dan Kelurahan telah dihubungkan oleh jalan dengan akses ke pusat pelayanan/pusat kota.
Timbulnya titik-titik simpul kemacetan seperti di sekitar terminal Kota Mojokerto.
Penggunaan bahu jalan untuk area parkir.
Masih terdapat beberapa ruas jalan lingkungan permukiman berupa jalan makadam atau dalam kondisi rusak. .
Jalan raya di Kota Mojokerto memiliki hubungan dengan sistem Provinsi melalui jalan arteri dan secara internal secara keseluruhan telah mencapai ke semua wilayah Kota Mojokerto
Kota Mojokerto berada di dalam Kabupaten
Mojokerto, sehingga pembangunan jaringan jalan harus terintegrasi dengan kabupaten.
Air Bersih Terdapat sungai Brantas yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih
Jumlah rumah tangga yang menggunakan air bersih di Kota Mojokerto cenderung menurun
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa kandungan logam khususnya Fe di air tanah cukup tinggi, termasuk diantaranya adalah kandungan bakteri e-colli yang tinggi akibat sanitasi yang kurang sehat khususnya di permukiman padat penduduk di tengah kota.
Pelayanan PDAM juga belum memuaskan.
Kondisi air tanah yang ada di Kota menurut masyarakat masih layak dipakai
termasuk dikonsumsi.
Sosialisasi tentang pentingnya
penggunaan air bersih yang di sisi lain dilakukan revitalisasi pelayanan PDAM bagi masyarakat
Debit air dari pelayanan air bersih masih kurang untuk melayani seluruh wilayah Kota Mojokerto secara merata.
Persampahan Terdapatnya unit-unit komposting yang berfungsi sebagai pengolahan sampah organik.
Dengan bertambahnya penduduk, pertumbuhan industri dan peningkatan konsumsi masyarakat akan diikuti oleh
peningkatan laju timbulan sampah.
Terbatasnya sarana prasarana pengelolaan sampah.
Rendahnya kualitas pengelolaan persampahan terutama pengelolaan TPA.
Keterbatasan lahan TPA.
Masih rendahnya kesadaran, kepedulian dan pengetahuan masyarakat dalam mengelola sampah.
Sosialisasi program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) serta memaksimalkan UDPK/Transfer Depo dalam mengelola sampah.
Terdapat peluang untuk
mengembangkan pengelolaan sampah organik secara modern dalam skala besar yaitu salah satunya dalam bentuk industri pupuk.
Keterbatasan dana mengakibatkan pengelolaan sampah di TPA kurang maksimal dan tidak sesuai dengan desain operasional yang direncanakan.
Pemerintah Kota Mojokerto
Infrastruktur Potensi Permasalahan Tantangan Hambatan
(1) (2) (3) (4) (5)
Sanitasi Terdapat MCK Umum bagi masyarakat yang belum mampu memiliki sarana prasarana penanganan air limbah sendiri.
Sebagian besar masyarakat Kota Mojokerto sudah memanfaatkan tangki septic untuk saluran pembuangan limbah cair domestik.
Beberapa industri telah dilengkapi oleh IPAL
Limbah rumah tangga berpotensi untuk mencemari tanah permukaan ataupun air tanah.
Masih banyak penduduk yang belum punya jamban pribadi.
Di beberapa titik di Kota Mojokerto, banyak masyarakat yang masih membuang limbah cair domestik ke dalam saluran drainase/sungai.
Peningkatan
kesadaran masyarakat dalam
penyelenggaraan air limbah permukiman
Keterbatasan lahan baik untuk
pembangunan MCK umum ataupun IPAL Komunal.
Drainase Terdapatnya jaringan saluran drainase primer, sekunder dan tersier akan sangat membantu pengaliran air hujan.
Sebagian besar jalan-jalan utama Kota Mojokerto memiliki saluran drainase dengan kondisi baik.
Kondisi topografi Kota Mojokerto relatif datar bahkan dibagian tengah relatif rendah sehingga membentuk cekungan yang rawan terjadi genangan banjir.
Kondisi topografi yang datar menyebabkan pengaliran air dipermukaan tidak dapat mengalir dengan cepat.
Kota Mojokerto dikelilingi oleh Sungai Brantas, Kali Brangkal, dan Kali Ngotok. Pada saat terjadi hujan deras elevasi permukaan banjir di Sungai Brantas, Kali Brangkal, dan Kali Ngotok lebih tinggi dari pada elevasi saluran drainase sehingga air dari saluran drainase kota tidak bisa dibuang menuju ketiga sungai tersebut secara gravitasi.
Perubahan fungsi tata guna lahan, sehingga berkurangnya daerah resapan.
Masih ada ruas jalan yang
Terdapat sungai besar skala primer yang melintasi Kota Mojokerto yaitu Sungai Brantas, Sungai Ngotok/Gunting, jaringan irigasi dan drainase
Pemerintah Kota Mojokerto
Infrastruktur Potensi Permasalahan Tantangan Hambatan
(1) (2) (3) (4) (5)
belum memiliki drainase.
Sistem drainase belum sepenuhnya berfungsi dengan baik sebagai sarana
pembuang air hujan karena sebagian besar salurannya masih menjadi satu dengan saluran pembuangan limbah.
memberikan dampak terhadap drainase pada saat musim hujan.
Sumber : RP2KP/SPPIP Kota Mojokerto
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan di Kota Mojokerto terdiri dari :
1) Pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan Rusunawa Pondok Pesantren di Kelurahan Wates dengan sasaran santri, serta
2) Peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH, berupa bedah kampung.
Selain kegiatan fisik di atas, program/kegiatan pengembangan permukiman di Kota Mojokerto dapat berupa kegiatan non-fisik seperti penyusunan RP2KP/SPPIP, penyusunan profil kawasan kumuh dan RTBL KSK ataupun review bilamana diperlukan.
7.1.2. Sasaran Program
Dalam sasaran program ini akan mengaitkan kondisi eksisting yang ada di Kota Mojokerto dengan target yang harus dicapai. Sasaran program juga terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan kawasan permukiman baik di tingkat pusat maupun di tingkat Kabupaten/Kota. Untuk lebih jelasnya mengenai sasaran program sektor pengembangan kawasan permukiman di Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.5. Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
No
Uraian Sasaran Program
Total Luas Kawasan
(Ha)
Sasaran Program
Keterangan Tahun I
(Ha)
Tahun II (Ha)
Tahun III (Ha)
Tahun IV (Ha)
Tahun V (Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Kawasan Permukiman Kumuh
226,2 - 226,2 - - 40,2
2. Kawasan Permukiman Sekitar Makam China dan TPA
166,8 - - 62 65,6 39,2 19,1
Pemerintah Kota Mojokerto dan Jasa serta Industri
TOTAL 467,4 - 226,2 102,2 84,7 54,3
7.1.3. Usulan Kebutuhan Program
Dalam usulan kebutuhan program ini beisikan mengenai rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program di Kota Mojokerto untuk pencapaian sasaran program sektor pengembangan kawasan permukiman yang akan dijabarkan setiap tahunnya. Untuk lebih jelasnya mengenai matriks usulan kebutuhan program sektor pengembangan kawasan permukiman di Kota Mojokerto dan matriks usulan kebutuhan pembiayaan sektor pengembangan kawasan permukiman di Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.6. Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
No Kawasan
Permukiman Volume
Rencana Program
I Penyusunan RKP-KP
1) Pendampingan
1) DED Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh Kws. Magersari
1 1 NSPK
2) DED Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh Kws. Prajurit Kulon
1 1NSPK
3) DED Peningkatan
Pemerintah Kota Mojokerto
No Kawasan
Permukiman Volume
Rencana Program
Keterangan Tahun I
(Ha)
Tahun II (Ha)
Tahun III (Ha)
Tahun IV (Ha)
Tahun V (Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
6) Permukiman
Kumuh Kawasan Kranggan
24,2 24,2 Ha
III. Kawasan
Permukiman Sekitar Makam China dan TPA
1) DED Penataan
kawasan Permukiman Sekitar Makam China dan TPA
1 1 NSPK
2) Permukiman
Sekitar Makam China dan TPA di Kecamatan Magersari Kelurahan Kedundung
166,8 62,0 Ha 65,6 Ha 39,2 Ha
IV. Kawasan Permukiman Disekitar Perdagangan dan Jasa serta Industri
1) DED Permukiman
Disekitar Perdagangan dan Jasa serta Industri di Kecamatan Kranggan Kelurahan Kranggan
1 1 NSPK
2) Permukiman
Disekitar Perdagangan dan Jasa serta Industri di Kecamatan Kranggan Kelurahan Kranggan
Pemerintah Kota Mojokerto
Tabel 7.7. Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
No Sektor/Program Rincian Kegiatan Lokasi Vol. Satuan Tahun
Sumber Pembiayaan (Rp) READINESS CRITERIA DUKUNGAN
TERHADAP KEBIJAKAN STRATEGIS APBN DAK APBD Prov APBD Kota BUMD KPS /
Swasta Masyarakat CSR
DED /
1 Penyusunan RKP-KP Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas 2 DED Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh Kws. Prajurit Kulon
DED Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kws. Prajurit Kulon
3 DED Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kws. Kranggan
DED Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kws. Kranggan
4 DED Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kws. Magersari
DED Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kws. Magersari Permukiman Kumuh Kws. Magersari
Permukiman Kumuh Kws. Prajurit Kulon
Permukiman Kumuh Kws. Kranggan 6 Rencana Pembangunan
dan Pengembangan Kawasan Permukiman
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan 7 DED Penataan kawasan
Permukiman Sekitar Makam China dan TPA
DED Penataan kawasan Permukiman Sekitar Makam China dan TPA dan Jasa serta Industri
DED Penataan Kawasan Permukiman Disekitar Perdagangan dan Jasa serta Industri
9 Kawasan Permukiman Sekitar Makam China dan TPA
Penataan Permukiman Sekitar Makam China dan TPA
10 Kawasan Permukiman Disekitar Perdagangan dan Jasa serta Industri
Penataan Permukiman Disekitar Perdagangan dan Jasa serta Industri
Pemerintah Kota Mojokerto
7.2. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
7.2.1. Kondisi Eksisting
Tata letak perkotaan Kota Mojokerto sesuai dengan RTRW Kota Mojokerto, dimana pusat kota berada di Kantor Walikota Mojokerto yang disekitarnya terdapat fasilitas-fasilitas perkantoran Pemerintah Daerah dan fasilitas umum peribadatan, pendidikan serta fasilitas umum kesehatan. Namun demikian, pada bangunan-bangunan tersebut sebagian telah ada yang direnovasi, sehingga bentuk peninggalan jaman dahulu telah tertutup oleh bangunan modern.
Selain bangunan-bangunan tersebut di atas, bangunan perumahan-perumahan penduduk masih ada yang menggunakan bangunan lama. Hal tersebut dapat dilihat di Jalan Gajah Mada maupun di sekitar alun-alun. Ciri khas bangunan lama masih terlihat dengan jelas. Di wilayah perkotaan dominasi bangunan modern sangat jelas terlihat. Bangunan-bangunan pertokoan dengan segala fasilitasnya berdiri disekitar jalan utama kota dan sekitar pusat kota, sehingga mengurangi estetika dari bangunan kuno. Saat ini konservasi bangunan kuno belum diterapkan di Kota Mojokerto, sehingga apabila bangunan tersebut tidak dipelihara, akan hilang peninggalan-peninggalan tersebut.
Bangunan-bangunan di wilayah Kota Mojokerto secara umum saat ini diarahkan kepada penataan sesuai dengan fungsi kawasan yang telah direncanakan yaitu perdagangan dan jasa, industri, permukiman, perkantoran, pertanian, pariwisata, kesehatan dan pendidikan.
1) Kondisi Aturan Keselamatan, Keamanan, dan Kenyamanan
Secara umum bangunan-bangunan yang berada di semua kota di wilayah Kota Mojokerto disyaratkan untuk mengikuti aturan standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan baik bagi pengguna bangunan maupun lingkungan sekitarnya. Aturan-aturan ini antara lain terdapat pada Aturan-aturan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan aturan bangunan yang lain. Sedangkan untuk daerah-daerah rawan bencana misalnya kebakaran dan banjir, maka disyaratkan bangunan-bangunan tersebut harus tahan dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi tehadap ancaman bencana tersebut.
2) Kondisi Prasarana dan Sarana Hidran
Pemerintah Kota Mojokerto
Namun sampai saat ini belum semua gedung yang disebutkan di atas memiliki sarana hidran, atau kalau pun ada kondisinya belum sesuai dengan standar yang telah ditentukan bahkan ada yang dalam kondisi rusak/tidak berfungsi. Keberadaan hidran ini sangat penting untuk menjadi sarana pertolongan pertama pada bencana kebakaran yang tentu saja bila tidak ditangani secara serius akan mengakibatkan kerugian baik materi maupun korban jiwa. Oleh karena itu perlu ada penataan sarana hidran, dengan membuat rencana induk sistem proteksi kebakaran yang sampai saat ini belum dimiliki oleh pemerintah daerah ataupun dinas terkait.
3) Kondisi Kualitas Pelayanan Publik dan Perijinan Bangunan
Beberapa daerah kawasan di Kota Mojokerto memang telah memiliki rencana tata bangunan dan lingkungan, namun belum terdapat penegakan aturan tata bangunan dan lingkungan tersebut dikarenakan RTBL yang ada belum disahkan yang berarti belum memiliki landasan hukum untuk ditegakkan. Keadaan demikian tentu saja sangat mengganggu proses perijinan pendirian bangunan yang sesuai dengan fungsi kawasan. Akibat pelayanan publik terhadap perijinan mendirikan bangunan gedung ini tidak terlaksanakan secara baik, maka bermunculan bangunan gedung yang tidak sesuai dengan fungsi lahan/ kawasan. Akhirnya ini berdampak pada tidak tertibnya kawasan yang telah direncanakan dan akan menurunkannya citra kawasan itu sendiri. Tingkat keselamatan, keamanan serta kenyamanan bangunan dan lingkungan tidak bisa terwujud dengan baik.
4) Kondisi Sumber Mata Air
Parameter kunci untuk estimasi atau prediksi kuantitas dari sumber air adalah debit dan kecepatan arus yang dihasilkan overflownya. Arus dan debit adalah parameter fisika air yang dapat dijadikan pembeda beberapa ekosistem perairan tawar. Secara kasat mata adalah pembeda untuk ekosistem perairan air tawar menggenang (kolam, waduk, dan sumber air) atau mengalir (sungai dan saluran air). Selain itu, sebagai pelengkap kedua parameter fisika ini juga dapat mempengaruhi kualitas fisik kimia dari sumber air.
Pemerintah Kota Mojokerto
tanpa endapan maka kapasitas yang dihasilkan mencapai 270 liter/detik. Kemudian untuk kebutuhan air rata-rata harian untuk memenuhi target sebesar 60% penduduk di area pelayanan diperkirakan sebesar 179,8 liter/detik dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan mengantisipasi fluktuasi pemakaian air oleh masyarakat, maka kapasitas sistem distribusi harus diperhitungkan terhadap debit jam puncak yang besarnya 323,62 liter/detik dan kapasitas terpasang IPA dan transmisi sebesar 217,75 liter/detik.
5) Kondisi Ruang Terbuka Hijau
Untuk memenuhi kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Mojokerto, perlu dilakukan inventarisasi dan alokasi terhadap lahan-lahan yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau.
Data kondisi eksisting terkait dengan Peraturan Daerah yang telah disusun mengenai sektor PBL di Kota Mojokerto masih belum ada (Perda Bangunan Gedung tahun 2016 ini masih dalam proses pengajuan ke dewan).
Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa potensi dan tantangan yang dihadapi di Kota Mojokerto, antara lain :
Penataan Lingkungan Permukiman :
Masih terdapatnya permukiman penduduk yang tergolong kumuh dapat menyebabkan penurunan citra kawasan daerah sebagai kawasan wisata dan budaya. Permukiman kumuh tersebut memiliki keterbatasan sarana prasarana untuk berkembang menjadi permukiman sehat.
Belum terkelolanya sarana parkir, dan bus transmition system (BTS) menjadikan sarana-sarana tersebut memiliki dampak negatif terhadap sosial dan lingkungan di wilayah perkotaan.
Keberadaan usaha Pedagang Kaki Lima di ruang-ruang publik yang tidak tertib ikut memberikan dampak negatif terhadap citra lingkungan yang serasi dan selaras.
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara :
Masih banyaknya bangunan tradisional bersejarah yang tidak terpelihara, rusak bahkan hilang karena pembangunan fasilitas perkotaan yang tidak terencana, tertata dan terkendali.
Saat ini belum ada penataan terhadap bangunan gedung dan rumah negara. Hal ini berdampak pada tidak tertibnya dan ketidaksesuaian antara fungsi bangunan dan fungsi lahan pada masa-masa mendatang.
Pemerintah Kota Mojokerto
ada sanksi yang tegas terhadap pelanggaran ketentuan bangunan gedung misalnya pembangunan gedung yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan.
Letak bangunan yang semakin padat dan bentuk bangunan yang semakin bervariatif seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan kawasan aglomerasi perkotaan Kota Mojokerto sering menyulitkan penanggulangan terhadap bencana kebakaran di Kota Mojokerto.
Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau :
Sarana lingkungan hijau berupa ruang terbuka hijau, taman jalan dan sarana olah raga belum tersedia dengan baik sehingga belum dilakukan penataan dan pemeliharaan terhadap ruang terbuka hijau, taman jalan serta sarana olah raga.
Kapasitas Kelembagaan Daerah :
Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan.
Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi.
Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.
Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa potensi dan tantangan yang dihadapi di Kota Mojokerto, antara lain :
Penataan Lingkungan Permukiman :
Masih terdapatnya permukiman penduduk yang tergolong kumuh dapat menyebabkan penurunan citra kawasan daerah sebagai kawasan wisata dan budaya. Permukiman kumuh tersebut memiliki keterbatasan sarana prasarana untuk berkembang menjadi permukiman sehat.
Belum terkelolanya sarana parkir, dan bus transmition system (BTS) menjadikan sarana-sarana tersebut memiliki dampak negatif terhadap sosial dan lingkungan di wilayah perkotaan.
Keberadaan usaha Pedagang Kaki Lima di ruang-ruang publik yang tidak tertib ikut memberikan dampak negatif terhadap citra lingkungan yang serasi dan selaras.
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara :
Pemerintah Kota Mojokerto
Saat ini belum ada penataan terhadap bangunan gedung dan rumah negara. Hal ini berdampak pada tidak tertibnya dan ketidaksesuaian antara fungsi bangunan dan fungsi lahan pada masa-masa mendatang.
Saat ini belum ada penegakan hukum yang dilakukan oleh lembaga yang berwenang terhadap penataan bangunan gedung dan rumah negara, hal ini mengakibatkan tidak ada sanksi yang tegas terhadap pelanggaran ketentuan bangunan gedung misalnya pembangunan gedung yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan.
Letak bangunan yang semakin padat dan bentuk bangunan yang semakin bervariatif seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan kawasan aglomerasi perkotaan Kota Mojokerto sering menyulitkan penanggulangan terhadap bencana kebakaran di Kota Mojokerto.
Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau :
Sarana lingkungan hijau berupa ruang terbuka hijau, taman jalan dan sarana olah raga belum tersedia dengan baik sehingga belum dilakukan penataan dan pemeliharaan terhadap ruang terbuka hijau, taman jalan serta sarana olah raga.
Kapasitas Kelembagaan Daerah :
Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan.
Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi.
Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.
7.2.2. Sasaran Program
Dalam sasaran program ini akan mengaitkan kondisi eksisting yang ada di Kota Mojokerto dengan target yang harus dicapai. Sasaran program juga terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor penataan bangunan dan lingkungan baik di tingkat pusat maupun di tingkat Kabupaten/Kota. Untuk lebih jelasnya mengenai sasaran program sektor penataan bangunan dan lingkungan di Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.8. Matriks Sasaran Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
No
Uraian Sasaran Program
Sasaran Penanga nan
Sasaran Program
Keterangan Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Pemerintah Kota Mojokerto
2. Pembangunan RTH
Kota Mojokerto
1 NSPK 1.646 Ha 3. Pendampingan
penyusunan
7.2.3. Usulan Kebutuhan Program
Pemerintah Kota Mojokerto
lebih jelasnya mengenai matriks usulan kebutuhan program sektor penataan bangunan dan lingkungan di Kota Mojokerto dan matriks usulan kebutuhan pembiayaan sektor penataan bangunan dan lingkungan di Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.9. Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
No
II. Pembangunan RTH
III. Pendampingan penyusunan NSPK
Pemerintah Kota Mojokerto
No
Kegiatan Penataan Bangunan dan
Lingkungan
Satuan
Rencana Program
Keterangan
Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Pancasila)
VIII.. Penyusunan RTBL Kawasan Jalan Lingkar Barat
1.Penyusunan
RTBL Kawasan Jalan Nusantara (Jalan Lingkar Barat)
Ha 622,9 Ha
IX. Program
Perencanaan Tata Ruang
1.Penetapan
kebijakan tentang RTBL (Penyusunan Perwali RTBL Kaw. Jalan Lingkar Barat)
NSPK 1
X. Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi Kawasan
1.Rencana Tindak
Penataan dan Revitalisasi Kawasan
Pemerintah Kota Mojokerto
Tabel 7.10. Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
No Sektor/Program Rincian Kegiatan Lokasi Vol. Satuan Tahun
Sumber Pembiayaan (Rp) READINESS CRITERIA DUKUNGAN
TERHADAP KEBIJAKAN STRATEGIS APBN DAK APBD Prov APBD Kota BUMD KPS /
Swasta Masyarakat CSR
DED /
1 Dukungan Prasarana dan Sarana Ruang Terbuka Hijau
Dukungan
3 Pembangunan RTH Pembangunan RTH Kota
Mojokerto
1.646 Ha 2019 1.500.000.000
√ √
4 Pendampingan penyusunan
NSPK PBL
5 Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH)
6 Program Pengembangan Kebijakan dan Kinerja Penataan RTH
7 Penyusunan RTBL Kawasan Jalan Benteng Pancasila
Penyusunan RTBL
8 Program Perencanaan Tata Ruang
Penetapan kebijakan tentang RTBL (Penyusunan Perwali RTBL Kaw. Jalan Benteng
9 Penyusunan RTBL Kawasan Jalan Lingkar Barat
Penyusunan RTBL
10 Program Perencanaan Tata Ruang
Penetapan kebijakan tentang RTBL Penyusunan Perwali RTBL Kaw. Jalan Lingkar Barat
Kota
Pemerintah Kota Mojokerto
7.3. Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
7.3.1. Kondisi Eksisting
Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum. Penyelenggara pengembangan SPAM adalah badan usaha milik negara (BUMN)/badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum. Penyelenggaraan SPAM dapat melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa pemeliharaan, perlindungan sumber air baku, penertiban sambungan liar, dan sosialisasi dalam penyelenggaraan SPAM.
SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air. Pengembangan SPAM menjadi kewenangan/tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan air minum bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif sesuai dengan peraturan perundang-undangan, seperti yang diamanatkan dalam PP No. 16 Tahun 2005.
Terkait penanganan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kota Mojokerto dilaksanakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Mojokerto yang sepenuhnya milik Pemerintah Kota Mojokerto, ditetapkan dalam SK Walikota Mojokerto Nomor 44 Tahun 1996 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Mojokerto.
Terdapat isu-isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya Kota Mojokerto untuk mencapai target pembangunan di bidang air minum. Isu tersebut didapat melalui serangkaian koordinasi dalam lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto, khususnya Dinas Pekerjaan Umum bidang Cipta Karya dengan PDAM Kota Mojokerto. Isu-isu strategis tersebut antara lain :
Pengembangan pendanaan
Peningkatan sarana prasarana air minum
Peningkatan akses aman air minum
Pemerintah Kota Mojokerto
Pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum
Peningkatan peran dan kemitraan badan usaha dan masyarakat
Salah satu cara untuk melihat tingkat kesejahteraan suatu wilayah adalah dengan melihat sampai seberapa besar prosentase masyarakat yang menggunakan air bersih. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut dapat dicerminkan dari rata-rata konsumsi air bersih. Kebutuhan Air bersih Kota Mojokerto terlayani oleh jaringan PDAM. Wilayah pelayanan PDAM Kota Mojokerto meliputi 18 desa/kelurahan yang memiliki total luas sebesar 1.646,54 ha.
1) Aspek Teknis Fisik Sistem Penyediaan Air Minum
Sumber Air Baku
Pada tahun 2006 PDAM Kota Mojokerto hanya memanfaatkan Kali Brantas sebagai sumber air baku sistem penyediaan air minum untuk Kota Mojokerto, sebelum dikonsumsi air baku terlebih dahulu diolah di instalasi pengolahan air bersih yang terdapat di Desa Wates dengan kapasitas desain 110 lt/dt. PDAM Kota Mojokerto memiliki potensi sumber air baku yang dapat dikembangkan. Pada awalnya air baku yang digunakan PDAM Kota Mojokerto berasal dari Mata Air Jubel yang terletak di Kabupaten Mojokerto yang sekarang pengelolaannya diserahkan kepada PDAM Kabupaten Mojokerto. Sumber air yang potensial dikembangkan lainnya adalah penggunaan air tanah dalam. Terdapat 8 sumur bor yang pernah digunakan Kota Mojokerto. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7.11. Sumur Bor Yang Pernah Digunakan PDAM Kota Mojokerto
Uraian Balongsari Gunung
Gedangan Panggreman Raung Welirang Arjuna Meri
Benteng Pancasila
Pembuatan 1990 1981 1982 1993 1982 1989 1990 1993
Dimatikan 1997 1997 1997 1997 1997 1997 1997 1997
Kapasitas 15 lt/dt 20 lt/dt 10 lt/dt 10 lt/dt 10 lt/dt 10 lt/dt
10 lt/dt 10 lt/dt
Kedalaman 125 m 125 m 125 m 125 m 125 m 125 m 125 m 125 m
Penampungan air
Menara air 250 m3
- - - - G Res.
750 m3
G Res. 750 m3
-
Bangunan lain Bak aerasi 200 m3
- - - -
Pemerintah Kota Mojokerto
Pipa pembawa intake ke IPA Wates terdiri dari pipa berdiameter 500 mm sepanjang kurang lebih 100 m dari bahan steel pipa berdiameter ini dipasok oleh 7 unit pompa dimana untuk pengamanan terhadap arus balik dipasang check valve pada masing masing pipa discharge guna pengamanan.
Dari Sungai Brantas aliran air baku melalui 2 unit pipa saluran diamater 20” yang tertanam dan dilengkapi oleh 2 bak kontrol untuk pemeliharaan. Diperkirakan dengan asumsi kecepatan aliran lebih dari 0,3 m/dt dan kemiringan garis hidraulik 2 cm/10 meter atau 0,2% maka kapasitas aliran yang diperoleh sekitar 87 lt/dt sedangkan untuk garis hidraulik 0,5 dengan aliran penuh 20” dalam keadaan bersih tanpa endapan maka kapasitas yang dihasilkan mencapai 270 lt/dt. Untuk mengetahui panjang pipa yang digunakan oleh PDAM Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7.12. Panjang Pipa Distribusi PDAM Kota Mojokerto
Jenis pipa Diameter (mili meter)
Panjang (meter)
1 PVC 12 6.500
2 PVC 10 2.300
3 ACP 8 9.000
4 PVC 6 12.000
5 GI 5 2.000
6 PVC 4 9.500
7 PVC 3 19.300
8 PVC 2 157.800
Pipa Primer ( 8" - 12") 17.800 Pipa Sekunder (4" - 6") 23.500 Pipa Tersier (2" - 3") 177.100
Jumlah Panjang Pipa 218.400
Pemerintah Kota Mojokerto
Gambar 7.1. Jaringan Pipa Belanda di Kota Mojokerto
Unit pengolahan dan produksi air minum
Instalasi Pengolahan Air IPA wates terdiri dari Bangunan Intake, Bangunan Bak flokulator, Bak Sedimentasi dan Bak Filtrasi.
- Intake
Intake terletak di Sungai Brantas terbuat dari bangunan beton berupa kanal intake dengan dimensi panjang 8,9 m lebar 6,4 m dan tinggi 8 m. Air baku intake disalurkan menggunakan pompa untuk diolah di IPA yang terletak di seberang jalan terdapat dua pompa yang dipakai yaitu pompa submersible dan pompa centrifugal. Pada mula operasional sistem terpasang 4 buah pompa submersible yang masing masing berkapasitas 50 lt/dt sedangkan yang
RUKO REGENCY
JL. PRAJURIT KULON VII
JL.
JL. TRIBUANA TUNGGA DEWI
JL
JL. BENTENG PANCASILA JL. BHAYANGKARA
JL. KH.DAHLAN JL. HOS COKROAMINOTO
JL
JL. RA.KARTINI JL. WR SUPRATMAN JL. TAMAN SISWA
JL
Pemerintah Kota Mojokerto
beroperasi saat ini hanya 2 unit. Pada tahun 2004 dipasang 1 unit pompa
submersible berkapasitas 40 lt/dt yang diletakkan pada kompartemen yang
baru dibangun. Pada pertengahan tahun 2006 di pasang 2 unit pompa turbin untuk masing masing berkapasitas 25 lt/dt.
- Bak Flokulator
Terdiri dari 2 unit dengan kapasitas desain masing masing bak sebesar 50 lt/dt. Pencampuran bahan kimia dilakukan pada bak pencampur yang dilengkapi alat ukur V-notch dan dilengkapi oleh gate valve sebanyak 10 buah yang berfungsi untuk pengurasan bak flokulator namun untuk saat ini dalam keadaan rusak dan tidak bisa dioperasikan.
- Bak Sedimentasi
Bak sedimentasi mempunyai penampang persegi panjang, terdiri dari 2 unit dengan dimensi panjang 12 m, lebar 7,5 m dan tinggi 7,3 m, ruang koagulasi menggunakan tube settler.
- Bak Filtrasi
Bak filtarasi terdiri dari 6 unit, penampang bak filtrasi berbentuk empat persegi panjang dengan dimensi panjang 6 meter, lebar 2 meter dan tinggi 5,6 meter untuk setiap bak.
2) Reservoir Dan Sistem Penampungan
Air yang telah diolah di alirkan ke Ground reservoir dengan kapasitas sebesar 2000 m3. Ground reservoir ini berfungsi untuk menampung air dan memberi waktu yang cukup untuk proses desinfeksi guna mencegah pertumbuhan bakteri dalam pompa distribusi sebelum dipompa ke konsumen dengan 5 unit pompa centrifugal yang masing masing berkapasitas 50 lt/dt. Pada sistem distribusi terdapat menara air Balongsari yang terletak di tengah kota berkapasitas 250 m3 yang saat ini tidak lagi difungsikan.
3) Sambungan Pelanggan Air PDAM
Pemerintah Kota Mojokerto
Tabel 7.13. Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kota Mojokerto Tahun 2016
No Uraian Satuan Sistem Perpipaan Keterangan
1 Pengelola PDAM -
2 Tingkat Pelayanan % 21,37% -
3 Kapasitas Produksi Lt/detik 95 -
4 Kapasitas Terpasang Lt/detik 110 -
5 Jumlah Sambungan Rumah (Total) Unit 4,748 -
6 Jumlah Kran Air Unit 4,748 -
7 Kehilangan Air (UFW) % 53,72 -
8 Retribusi/Tarif (rumah tangga) M3 1,115 -
9 Jumlah pelanggan 4,748 -
Sumber : Statistik Kota Mojokerto 2017
4) Kapasitas produksi dan Distribusi
Perhitungan kapasitas produksi dan distribusi di PDAM Kota Mojokerto dilakukan dengan mengukur debit pada dua titik yaitu sebelum masuk IPA dan setelah keluar dari rumah pompa. Pada kenyataannya dilapangan kondisi meter induk di dua titik dalam keadaan rusak maka PDAM Kota Mojokerto. Mengasumsikan perhitungan kapasitas produksi berdasarkan lamanya operasi pompa yang dioperasikan.
5) Sistem non perpipaan
Aspek Teknis
Masyarakat Kota Mojokerto yang tidak terlayani oleh PDAM, sebagian besar masih menggunakan sumur gali serta sumur pompa. Masyarakat yang belum mendapatkan pelayanan air minum dari PDAM dominan merata di kawasan Kota Mojokerto, diantaranya Kecamatan Prajurit Kulon dan Kecamatan Magersari dengan jumlah kelurahan yang belum terlayani sebanyak 3 (tiga) kelurahan yaitu untuk Kecamatan Prajurit Kulon di Kelurahan Pulorejo dan Kelurahan Blooto sedangkan Kecamatan Magersari berada di Kelurahan Gunung Gedangan. PDAM Kota Mojokerto memiliki kendala untuk memberi pelayanan terutama di kawasan barat mengingat lokasinya terpisah oleh Sungai Brangkal. Ketiga lokasi ini dimungkinkan untuk dikembangkan secara mandiri sistem air minumnya dengan mengembangkan peran serta masyarakat.
Aspek Kelembagaan dan Peraturan
Pemerintah Kota Mojokerto
Adapun beberapa permasalahan pengembangan SPAM di Kota Mojokerto antara lain :
a) Peningkatan cakupan dan kualitas
- Tingkat kehilangan air pada sistem perpipaan yang cukup besar serta tekanan air pada jaringan distribusi yang masih rendah ;
- Pelayanan air minum melalui perpipaan yang masih terbatas waktunya dan harus membayar lebih mahal ;
- Tingkat pertumbuhan cakupan pelayanan air minum sistem perpipaan belum seimbang dengan tingkat perkembangan penduduk ;
- Perkembangan pesat SPAM non-perpipaan terlindungi masih memerlukan pembinaan (pada pembangunan sumur dan tandon sering berdekatan atau masuk pada area pelayanan PDAM).
b) Pendanaan
- Penyelenggaraan SPAM di Kota Mojokerto mengalami kesulitan dalam masalah pendanaan untuk pengembangan, maupun operasional dan pemeliharaan ;
- Investasi untuk pengembangan SPAM di Kota Mojokerto selama ini masih tergantung dari APBD Kota ;
- Komitmen dan prioritas pendanaan dari Pemerintah Kota Mojokerto dalam pengembangan SPAM yang masih rendah.
c) Kelembagaan dan perundang-undangan
- Lemahnya fungsi PDAM Kota Mojokerto terkait penyelanggaraan SPAM ;
- Prinsip pengusahaan belum sepenuhnya diterapkan oleh penyelenggara SPAM (PDAM Kota Mojokerto).
d)Air baku
- Kontinuitas sumber air baku (sungai Brantas) kurang yaitu ketika pada musim kemarau ;
- Kualitas sumber air baku yang semakin menurun. e) Peran masyarakat
- Air masih dipandang sebagai benda sosial meskipun pengolahan air baku menjadi air minum memerlukan biaya relatif besar dan masih dianggap sebagai urusan pemerintah ;
- Potensi yang ada pada masyarakat dan dunia usaha belum sepenuhnya diberdayakan oleh Pemerintah Kota Mojokerto ;
Pemerintah Kota Mojokerto
Sedangkan tantangan dalam pengembangan SPAM di Kota Mojokerto, antara lain : a) Tantangan Internal
- Tantangan dalam peningkatan cakupan kualitas air minum di Kota Mojokerto saat ini adalah mempertimbangkan masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki akses air minum yang aman ;
- Adanya tuntutan kebutuhan air minum yang secara kuantitas dan kontinuitasnya diharapkan mengalir selama 24 jam serta untuk penerapan tarif dengan prinsip full cost recovery ;
- Adanya potensi masyarakat dan swasta dalam pengembangan SPAM yang belum diberdayakan ;
- Adanya tuntutan penjaminan kualitas air baku untuk memenuhi standart yang diperlukan ;
- Adanya tuntutan di masa depan untuk penyelanggaraan SPAM yang profesional di Kota Mojokerto.
b) Tantangan Eksternal
- Adanya tuntutan pembangunan yang berkelanjutan dengan pilar pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup serta pelibatan masyarakat Kota Mojokerto dalam proses pembangunan ;
- Tuntutan peningkatan ekonomi di Kota Mojokerto dengan pemberdayaan potensi lokal dan masyarakat, serta peningkatan peran serta dunia usaha, swasta ;
- Belum adanya aturan atau peraturan daerah Kota Mojokerto yang mendukung iklim investasi yang kompetitif.
Wilayah PDAM saat ini meliputi wilayah administrasi Kota Mojokerto bahkan telah menjangkau wilayah Kabupaten Mojokerto yaitu di Perumahan Wikarsa. Pelanggan PDAM di wilayah administrasi Kota Mojokerto terus mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebanyak 4.399 SR (sambungan rumah), kemudian sampai dengan tahun 2015 meningkat menjadi 4.748 SR, sedangkan jumlah pelanggan di wilayah Kabupaten Mojokerto di Perumahan Wikarsa sebanyak 61 SR.
Luas wilayah terbangun di Kota Mojokerto mencapai 647,79 Ha, dengan mengambil asumsi 1 pelanggan membutuhkan 18 meter pipa servis dan 1 pelanggan luas cakupan SPAM membutuhkan 250 m2, maka dengan kondisi eksisting pipa servis yang terpasang diprediksikan wilayah cakupan SPAM Kota Mojokerto telah mencapai 40 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Pemerintah Kota Mojokerto
Tabel 7.14. Wilayah Cakupan Pelayanan SPAM PDAM Kota Mojokerto
Panjang Pipa Servis PDAM Mojokerto
Kemampuan Penyerapan Pelanggan (1 pelanggan = 18 m)
Luas Cakupan SPAM (1 pelanggan = 250 m2)
Diamater (m) Unit Ha
4 9.500 528 13
3 19.300 1.072 27
2 157.800 8.767 219
186.600 10.367 259
Luas Terbangun (Ha) 647,79 40%
Sumber : PDAM Kota Mojokerto
Kemudian jumlah air bersih pada tahun 2015 yang disalurkan PDAM Kota Mojokerto pada pelanggan sebanyak 852.359 m3. Lebih jelasnya dapat dilihat berikut ini.
-Tabel 7.15. Pelanggan, Air yang Disalurkan dan Nilai Produksi Menurut Jenis Pelanggan
No Jenis Pelanggan Pelanggan (SR) Air Disalurkan (m3)
1. Sosial Umum 4 1.712
2. Sosial Khusus 8 1.604
3. Rumah Tangga A 4.373 777.075
4. Rumah Tangga B 200 29.085
5. Instansi Pemerintah 32 10.607
6. Niaga Kecil 99 13.064
7. Niaga Besar 21 13.097
8. Industri Kecil - -
9. Industri Besar 2 840
10. Tangki dan Lain sebagainya 8 5.275
Jumlah 4.748 852.359
Nilai Produksi Rp 1.786.399.110
Sumber : PDAM Kota Mojokerto
7.3.2. Sasaran Program
Pemerintah Kota Mojokerto
Tabel 7.16. Matriks Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan SPAM
No
1. Pembangunan SPAM Regional
2. Pembangunan SPAM Regional
3. Pembangunan SPAM Regional
3. Pembangunan SPAM Regional
5. Optimalisasi dan
6 Optimalisasi dan
7 Pembangunan SPAM Regional
8. Pembangunan SPAM Regional
9. Optimalisasi dan
10. Optimalisasi dan
11. Optimalisasi dan
Pemerintah Kota Mojokerto
13. Pembangunan SPAM Regional
14. Optimalisasi dan
15. Optimalisasi dan
16. Optimalisasi dan
17. Optimalisasi dan
18. Optimalisasi dan
19. Optimalisasi dan
20. Optimalisasi dan
21. Optimalisasi dan
22. Optimalisasi dan
Pemerintah Kota Mojokerto
25. Optimalisasi dan
26. Optimalisasi dan
7.3.3. Usulan Kebutuhan Program
Dalam usulan kebutuhan program ini beisikan mengenai rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program di Kota Mojokerto untuk pencapaian sasaran program sektor pengembangan SPAM yang akan dijabarkan setiap tahunnya. Untuk lebih jelasnya mengenai matriks usulan kebutuhan program sektor pengembangan SPAM di Kota Mojokerto dan matriks usulan kebutuhan pembiayaan sektor pengembangan SPAM di Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.17. Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan SPAM
No
I. Pembangunan SPAM Regional Kabupaten - Kota Mojokerto
1.Pengadaan
Lahan
2 Kaw 1 Kaw 1 Kaw
2.Feasibility Study 1 Laporan 1 Laporan
3.DED 1 Laporan 1 Laporan
4.AMDAL 1 Laporan 1 Laporan
5.Pembangunan
SPAM Regional
100 L/Det 100 L/Det
II. Optimalisasi dan Peningkatan Unit
2.Pengadaan dan
pemasangan pompa submersible non clogging
10 L/Det 10 L/Det
III. Optimalisasi dan pengembangan unit distribusi
1.Pengadaan dan
pemasangan
Pemerintah Kota Mojokerto
2.Pengadaan dan
pemasangan
IV. Optimalisasi dan pengembangan unit pelayanan
1.Peningkatan SR 1323 KK 1323 KK
2.Pengadaan dan
pemasangan sambungan rumah murah
1 Kaw 1 Kaw
V. Optimalisasi dan Peningkatan Unit
3.Pengadaan dan
pemasangan pompa submersible non clogging
10 L/Det 10 L/Det
VI. Optimalisasi dan pengembangan unit distribusi
1.Pengadaan dan
pemasangan pompa (perkotaan)
1 Kaw 1 Kaw
2.Pengadaan dan
pemasangan
VII. Optimalisasi dan pengembangan unit pelayanan
1.Peningkatan SR 1323 KK 1323 KK
2.Pengadaan dan
pemasangan sambungan rumah murah
1 Kaw 1 Kaw
VIII.. Optimalisasi dan Peningkatan Unit Air Baku
1.Pembangunan
Sumur Bor
20 L/Det 20 L/Det
2.Pengadaan dan
pemasangan pompa submersible non clogging
10 L/Det 10 L/Det
Pemerintah Kota Mojokerto
3.Perawatan dan
Pemeliharaan Sarana IPA
1 Kaw 1 Kaw
X. Optimalisasi dan pengembangan unit distribusi
1.Pengadaan dan
pemasangan pompa (perkotaan)
1 Kaw 1 Kaw
2.Pengadaan dan
pemasangan
XI. Optimalisasi dan pengembangan unit pelayanan
1.Peningkatan SR 1323 KK 1323 KK
2.Pengadaan dan
pemasangan sambungan rumah murah
1 Kaw 1 Kaw
XII. Optimalisasi dan Peningkatan Unit Air Baku
1.Pengadaan dan
pemasangan
XIII. Optimalisasi dan pengembangan unit distribusi
1.Pengadaan dan
pemasangan pompa (perkotaan)
1 Kaw 1 Kaw
2.Pengadaan dan
pemasangan
XIV. Optimalisasi dan pengembangan unit pelayanan
1.Peningkatan SR 1323 KK 1323 KK
2.Pengadaan dan
pemasangan sambungan rumah murah
Pemerintah Kota Mojokerto
No
Kegiatan Pengembangan
SPAM
Satuan
Rencana Program
Keterangan
Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
3.Perbaikan
gedung kantor PDAM
Pemerintah Kota Mojokerto
Tabel 7.18. Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan SPAM
No Sektor/Program Rincian Kegiatan Lokasi Vol. Satuan Tahun
Sumber Pembiayaan (Rp) READINESS CRITERIA DUKUNGAN
TERHADAP
LAHAN PENGELOLA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Pengembangan Air Minum
1 Pembangunan SPAM Regional Kabupaten - Kota Mojokerto :
- Pengadaan Lahan Kabupaten/Kota
Mojokerto
2 Pembangunan jembatan pipa GI 150 mm
Pembangunan jembatan pipa GI 150 mm 3 Optimalisasi dan Pengembangan
Unit Air Baku :
- Optimalisasi sumur bor eksisting
pompa submersible non clogging
pompa submersible non clogging
sumuran Sumur bor
Kecamatan
pelindung sumber air
Kecamatan
IPA - unit / bak prasedimentasi
Kecamatan 4 Optimalisasi dan pengembangan
unit produksi :
- Penambahan sarana instalasi IPA - unit/bak pra sedimentasi
Pemerintah Kota Mojokerto
No Sektor/Program Rincian Kegiatan Lokasi Vol. Satuan Tahun
Sumber Pembiayaan (Rp) READINESS CRITERIA DUKUNGAN
TERHADAP
LAHAN PENGELOLA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 5 Optimalisasi dan pengembangan
unit distribusi :
- Pengadaan dan pemasangan pompa (perkotaan)
- Percepatan perbaikan kebocoran pipa
- Perbaikan sumur bor Kecamatan Magersari
pipa lengkap dengan asesoris (perkotaan)
- Pengadaan dan pemasangan pipa lengkap dengan asesoris (perkotaan)
Kota Mojokerto 3 Kaw 2020 - 2022 800.000.000
√ √
6 Optimalisasi dan pengembangan
unit pelayanan :
- Peningkatan SR Kota Mojokerto 1.323 KK 2019 250.000.000
sambungan rumah murah
Kota Mojokerto 1 Kaw 2018
sambungan rumah murah
Pemerintah Kota Mojokerto
7.4. Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP)
7.4.1. Kondisi Eksisting
A. Air Limbah
Pengelolaan bidang air limbah di Kota Mojokerto dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup (KLH) yang juga dibantu Bidang Cipta Karya yang ada di bawah Dinas Pekerjaan Umum Kota Mojokerto. Limbah cair grey water di Kota Mojokerto sesuai data study EHRA 2016 dengan kepemilikan sanitasi dasar SPAL menunjukkan jumlah keluarga memiliki SPAL 86,30%, sehingga masih ada 13,70% belum memiliki SPAL. 99,40%. SPAL dimaksud adalah saluran drainase kedap air, dan sisanya dibuang di saluran tidak kedap air/halaman rumah.
Produksi limbah cair rumah tangga secara keseluruhan mencapai 70% - 80 % dari pemakaian air bersih dimana rata-rata penggunaan air 100 L/orang/hari. Dengan jumlah penduduk Kota Mojokerto tahun 2016 sebesar 151.091 jiwa maka produksi limbah cair sebesar 10.576.400 L/hari atau 10.576 m3/hari.
Berdasarkan hasil study EHRA 2016 dapat diketahui persentase pembuangan air kotor/limbah tinja manusia dan lumpur tinja di Kota Mojokerto sesuai dengan grafik 7.1.
Grafik 7.1. Prosentase Tempat Buang Air Besar
Sumber : Studi EHRA Kota Mojokerto tahun 2016
Responden yang buang air besar ke jamban pribadi sesuai grafik 2.1 sebesar 93,3%, di MCK/WC umum sebanyak 2,9%, dan responden yang masih buang air besar sembarangan (BABS) sebesar 3,8% (WC helikopter, sungai, kebun, selokan).
Tempat penyaluran akhir tinja responden pada studi EHRA di Kota Mojokerto disalurkan pada 6 (enam) tempat seperti yang tertera pada grafik 7.2, antara lain sebanyak 86% telah dibuang ke tangki septik, sebanyak 3,8% dibuang ke sungai,
93,3% 2,9%
0% 1,7% 0,1% 0,1% 0,1% 1,7% 0,0%
Pemerintah Kota Mojokerto
sebanyak 0,1% disalurkan ke cubluk/ lubang tanah, dan sebanyak 7,4% menjawab tidak tahu.
Grafik 7.2. Tempat Penyaluran Akhir Tinja
Sumber : Studi EHRA Kota Mojokerto tahun 2016 86,0% 0,4%
0,1%
2,4% 3,8%
7,4% Tangki septik
Pipa sewer
Pemerintah Kota Mojokerto
Grafik 7.3. Praktik Pengurasan Tangki Septic
Pemerintah Kota Mojokerto
Grafik 7.4. Prosentase Tangki Septic Suspek Aman dan Tidak Aman
Sumber : Studi EHRA Kota Mojokerto tahun 2016 0%
10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
40,0%
50,0% 55,0%
77,5% 75,0%
40,0% 60,0%
52,5% 50,0% 80,0%
50,0% 45,0%
77,5% 70,0%
52,5% 50,0% 72,5%
55,0% 58,5% 60,0%
50,0% 45,0%
22,5% 25,0%
60,0% 40,0%
47,5% 50,0% 20,0%
50,0% 55,0%
22,5% 30,0%
47,5% 50,0% 27,5%
45,0% 41,5%
Pemerintah Kota Mojokerto
Pada grafik 7.3, responden yang melakukan pengurasan tangki septik di Kota Mojokerto sebanyak 54,8% dikuras dengan layanan sedot tinja, sisanya dilakukan pengurasan dengan membayar tukang dan dikosongkan sendiri. Sementara itu di Kelurahan Mentikan sebanyak 72,7% responden mengakui bahwa tangki septik dikuras dengan layanan sedot tinja.
Berdasarkan Grafik 7.4 di Kota Mojokerto persentase tangki septik yang aman adalah 41,5% sedangkan sisanya tangki septik tidak aman sebesar 58,5%. Sedangkan tingkat kelurahan, yang mempunyai tangki septik aman tertinggi ada di kelurahan Mentikan dan Prajurit Kulon sebesar 60%.
Pemerintah Kota Mojokerto
Tabel 7.19. Cakupan layanan air limbah domestik saat ini di Kota Mojokerto
No Kecamatan
Jumlah Penduduk
(KK)
Akses Layak (KK)
Akses Dasar (KK)
BABS (KK)*
On-Site Off-Site
Tangki septik individual
Tangki septik komunal (≤10 KK)
MCK***
Tangki septik komunal (>10 KK)
IPAL Komunal
IPAL Kawasan
IPAL Kota
Tangki septik individual
Belum aman**
Cubluk
1 Prajurit Kulon 11.096 8.970 - 950 - 180 - - 168 676
2 Magersari 16.172 14.156 - 570 - 160 - - - 1.154
3 Kranggan 10.505 8.985 - 857 - - - 508
Sumber : Dinkes, Dinas Pu Kota Mojokerto dan Analisa Pokja Sanitasi Kota Mojokerto 2016
* Yang termasuk BABS : BAB langsung di kebun, kolam, laut, sungai, sawah/ladang, dsb.
** Belum Aman: jamban tidak dilengkapi tangki sesuai kriteria SNI atau tidak mempunyai tangki septik sama sekali. Cubluk dikategorikan tidak aman bila dibangun di area dengan kepadatan > 50 orang/Ha dan jarak terhadap sumber air bersih yg bukan perpipaan < 10 m.
Pemerintah Kota Mojokerto
Kondisi sarana dan prasarana air limbah domestik dapat dilihat pada Tabel 7.20. Berdasarkan Tabel 7.20 dapat diketahui bahwa sebagian besar kondisi prasarana dan sarana pengelolaan air limbah domestik berfungsi dengan baik. Jumlah MCK Umum ada 27, dimana 27 berfungsi dengan baik. Jumlah IPAL komunal baru ada 9 unit dan semuanya berfungsi dengan baik, belum mempunyai IPAL kawasan dan belum mempunyai IPLT.
Tabel 7.20. Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik
No Jenis Satuan Jumlah/
Kapasitas
Kondisi
Keterangan
Berfungsi Tdk
berfungsi
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)
SPAL Setempat (Sistem On-site)
1 Tangki septik komunal < 10
KK Unit - - -
2 MCK Umum unit 27 27 - KSM (DPU)
3 Truk Tinja unit - - -
4 IPLT : kapasitas m3/hari - - -
SPAL Terpusat (Sistem Off-site)
1 Tangki septik komunal >10
KK unit - - -
2 IPAL Komunal unit 9 9 - KSM (DPU)
3 IPAL Kawasan Unit - - -
4 IPAL Terpusat unit - - -
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, Dinkes dan hasil analisa Pokja Kota Mojokerto 2016
B. Persampahan
Secara umum pengelolaan persampahan di Kota Mojokerto sudah berjalan dengan baik, hal ini dibuktikan dengan teraihnya penghargaan Adipura, sebagai bukti atas terjaganya kebersihan lingkungan. Namun demikian seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dan semakin meningkatnya pembangunan di Kota Mojokerto, maka tempat pembuangan akhir sampah (TPA) eksisting Kota Mojokerto yang terletak di kawasan Randegan sudah kurang mampu lagi untuk menampung sampah yang dihasilkan.
Selama ini sistem persampahan di Kota Mojokerto dikelola dengan menggunakan cara granule, yaitu dengan cara memisahkan antara sampah organik dan non organik yang kemudian dicampur dengan berbagai bahan kimia, sehingga sampah-sampah tersebut bisa diganakan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman lagi. Adapun dari hasil pengolahan sampah tersebut sudah dipasarkan dalam bentuk kemasan yang dijual melalui KUD.
Pemerintah Kota Mojokerto
TPA adalah bertekstur lempung. Jarak untuk menuju ke TPA dari perumahan dan sungai yang terdekat adalah 0,5 Km. Pengelolaan TPA yang digunakan adalah dengan menggunakan kombinasi dengan open dumping dan control landfill, dengan pelapis tanah yang digunakan yaitu berasal dari tanah liat. Pengelolaan sampah di Kota Mojokerto dilakukan sepenuhnya oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Perkembangan volume sampah di Kota Mojokerto tiap tahunnya mengalami kenaikan seiring dengan tingkat komsumtif masyarakat yang semakin meningkat. Jumlah timbulan sampah yang dihasilkan oleh kegiatan perkotaan yang paling banyak yaitu terdapat pada lokasi perumahan yaitu 120,5 m³/ hari, yang disusul oleh sarana kota lainnya yaitu pasar 82 m³/ hari, jalan arteri dan kolektor 32 m³/ hari, sekolah 22 m³/ hari.
Menurut hasil studi EHRA 2016 pengelolaan sampah rumah tangga di Kota Mojokerto disajikan pada Grafik 7.5. Berdasarkan grafik tersebut cara pengelolaan sampah yang lebih banyak dilakukan di Kota Mojokerto secara berurutan adalah :
a. Dikumpulkan dan dibuang ke TPS sebanyak 81,9% b. Dibakar sebanyak 7,5%
c. Dikumpulkan kolektor informal yang mendaur ulang sebanyak 7,4% d. Lain-Lain sebanyak 1,0%
e. Dibuang ke sungai atau kali sebanyak 0,7%
f. Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup tanah sebanyak 0,7% g. Dibuang ke lahan kosong dan dibiarkan membusuk sebanyak 0,6% h. Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah 0,3%
Pemerintah Kota Mojokerto
Grafik 7.5. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Sumber : Studi EHRA Kota Mojokerto tahun 2016
0,0% 20,0% 40,0% 60,0% 80,0% 100,0%
5,0% 0,0%
37,5%
7,5%
2,5% 0,0% 0,0% 5,0%
10,0% 5,0%
0,0% 0,0% 10,0%
42,5%
2,5% 2,5% 0,0% 2,5% 7,4%
67,5% 77,5% 57,5%
62,5% 72,5% 80,0%
100,0% 87,5% 82,5% 95,0% 97,5%
80,0% 85,0%
55,0%
82,5%
97,5% 100,0% 95,0% 81,9%
5,0% 22,5%
0,0%
25,0% 25,0%
10,0% 0,0%
5,0% 7,5%
0,0% 2,5%
20,0%
2,5% 0,0%
10,0%
0,0% 0,0% 0,0%
7,5% 10,0%
0,0%
5,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 2,5% 1,0%
Lain-lain
Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk
Dibuang ke
sungai/kali/laut/danau
Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah
Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah
Dibakar
Dikumpulkan dan dibuang ke TPS