PENGARUH DEBT DEFAULT, FIRM SIZE, DAN PRIOR OPINION TERHADAP PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN
(Studi Empiris pada Perusahaan yang listing di BEI)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi
OLEH :
LUKYANTO DWI SANDI 201110170311171
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:
“Pengaruh Debt Default, Firm Size, dan Prior Opinion terhadap Penerimaan
Opini Going Concern”. Penyusunan skripsi ini tak luput dari bantuan, bimbingan, dukungan, dan motivasi dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Nazaruddin Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Siti Zubaidah., Dra., M.M., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Ibu Endang D.W., Dra., M.Si., Ak., CA dan Ibu Sri Wibawani W.A., Dra.,
M.Si., Ak., CA selaku Pembimbing Skripsi.
4. Bapak Setu Setyawan., Drs., M.M., Ak., CA selaku Dosen Wali kelas D
angkatan 2011.
5. Bapak Imam Romli dan Ibu Andayaningsih selaku kedua orang tua penulis,
serta Mas Ferryanto Eka Sandi dan Adek Arinda Yuniar S. yang selalu
memberikan doa, dan dukungannya dalam penulisan skripsi ini.
6. Bu Sri Wahjuni Latifah, Dra., MM., Ak., CA., selaku kepala Laboratorium
iv
Laboratorium Akuntansi yang selalu memberikan motivasi kepada peneliti
dalam menyelesaikan penulisan skripsi.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen, Bu Gina Harventy, Bapak Syaiful Hidayat,
yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah memberikan
dorongan semangat, ilmu yang bermanfaat dan bantuannya.
8. Teman-teman D’Accounting 2011 yang telah banyak membantu dan memotovasi peneliti dalam penulisan skripsi ini.
9. Keluarga besar HMJ-Akuntansi UMM (Firman, Ree, Randi, Boby, Citra,
Anggra, Fadel, Santi, Eko, dkk).
10. Asisten Laboratorium Akuntansi 2011 (Uni, Eya, Panca, Rafi, Easti, Joko,
Rian, Gobel, Azizah, Nurina, Hans dan Anis), adek-adek Asisten
Laboratorium Akuntansi (Erwin, Fani, Agustin, Tamtsil, Rifzita, Aan, Riza,
Ifa, Dila, Ocha, Erdha, Arifa, Sholihin dan Yeti).
11. Teman-teman KKN 02 Desa Sumbersari Kab. Lamongan (Aying, Sobirin,
Juan, dkk) yang telah banyak membantu dan saling memberikan dukungan
untuk terselesainya skripsi ini.
12. Semua pihak yang turut membantu terselesainya skripsi ini yang tidak dapat
v
Disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki
peneliti, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar
tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Malang, 24 April 2015
vi DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6
II. TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA ... 7
A. Review Penelitian Terdahulu ... 7
B. Landasan Teori ... 10
1. Teori Agensi ... 10
2. Auditing ... 12
3. Opini Auditing ... 13
4. Opini Audit Going Concern ... 14
5. Self Fulfilling Prophecy ... 17
6. Pertimbangan untuk Menetapkan Opini Going Concern .... 18
C. Rerangka Pikir ... 20
D. Pengembangan Hipotesis ... 22
1. Debt Default terhadap Penerimaan Opini Going Concern 22
2. Firm Size terhadap Penerimaan Opini Going Concern ... 23
vii
III METODE PENELITIAN ... 25
A. Jenis Penelitian ... 25
B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel... 25
1. Variabel Dependen ... 25
2. Variabel Independen ... 26
C. Populasi dan Sampel... 28
D. Jenis dan Sumber Data ... 29
E. Teknik Pengumpulan Data ... 29
F. Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 29
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
A. Gambaran Umum Penelitian ... 34
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 37
1. Analisis Deskriptif ... 37
C. Pengujian Hipotesis ... 38
1. Uji Kelayakan Model Regresi ... 39
2. Uji Keseluruhan Model (Overall model fit) ... 40
3. Uji Koefisien Determinasi ... 40
4. Uji Multikolenieritas ... 41
5. Matrik Klasifikasi ... 41
6. Uji Koefisien Regresi Logistik ... 42
D. Pembahasan ... 43
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 48
1. Kesimpulan ... 48
2. Keterbatasan Penelitian ... 48
3. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 51
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Sampel Perusahaan
Lampiran 2 Tabel Debt Default
Lampiran 3 Tabel Firm Size
Lampiran 4 Tabel Prior Opinion
Lampiran 5 Tabel Opini Going Concern
51
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., Randal J. Elder dan Mark S. Beasley (2008). Auditing Dan Jasa Assurance. Jakarta, Erlangga.
Arsianto, Maydica Rossa dan Shiddiq Nur Rahardjo (2013). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern. Diponegoro Journal of Accounting 2(3).
Augustine, Yvone dan Robert Kristaung (2013). Metodologi Penelitian Bisnis Dan Akuntansi. Jakarta, Dian Rakyat.
Chen, K.C.W dan B.K. Church (1992). Default on Debt Obligations and Auditor Report. Auditing : A Journal of Practice & Theory.
Dewayanto, Totok (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Fokus Ekonomi 6(1).
Eisenhardt, Kathleen M. (1989). Agency Theory: An Assessment and Review. Academy of Management 14(1).
Elmawati, Dian (2014). Pengaruh Reputasi Kantor Akuntan Publik (Kap), Audit Tenure, Dan Disclosure Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Akuntansi. Semarang, Universitas Diponegoro. Skripsi.
Ghazali, Imam (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Spss. Semarang, BP.
Hangoluan, Brilliant (2014). Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Opinion Shopping, Dan Audit Client Tenure Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Akuntansi. Semarang, Universitas Diponegoro. Skripsi.
IAPI (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta, Salemba Empat.
Ibrahim, Safira Pramestri (2014). Pengaruh Audit Lag, Rasio Leverage, Rasio Arus Kas, Opini Audit Tahun Sebelumnya Dan Financial Distress Terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Akunatansi. Semarang, Universitas Diponegoro. Skripsi.
Januarti, Indira (2009). Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Prusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi Palembang, IAI.
52
Jhoana, L. Ho. (1994). The Effect of Experience on Consensus of Going-Concern Judgments. Behavioral Research in Accounting 6.
Junaidi dan Jogiyanto Hartono (2010). Faktor Non Keuangan Pada Opini Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi 13, Purwokerto, IAI.
Koh, Hian Chye dan Suan Tan Sen (1999). A Neural Network Approach to the Prediction of Going Concern Status. Accounting and Business Research 29(3): 211-216.
Lestari, Wahyu Puji (2009). Pengaruh Financial Distress, Debt Default Auditor Changes Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern. Akuntansi. Surakarta, Universitas Sebelas Maret. Skripsi.
Mufid, Muhammad Abdullah (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern. Akuntansi. Semarang, Universitas Diponegoro. Skripsi.
Mulia, Teodora Winda, Jogiyanto Hartono, Supriyadi dan Ertambang Nahartyo (2014). Pengaruh Bias Self Fulfilling Prophecy Dan Inisiatif Perubahan Manajemen Sebagai Upaya Pengurangbiasan Going Concern Judgment. Simposium Nasional Akuntansi 17, Mataram, IAI.
Mulyadi (1992). Pemeriksaan Akuntansi. Yogyakarta, BPSTIE YKPN.
Mutchler, Jane F. (1985). A Multivariate Analysis of the Auditor's Going Concern Opinion Decision. Journal of Accounting Research 23(2).
Nurpratiwi, Vidya (2014). Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Kepemilikan, Faktor Komite Audit, Rasio Profitabilitas, Dan Rasio Aktivitas Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Akuntansi. Semarang, Universitas Diponegoro. Skripsi.
Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti (2007). Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default Dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi 10, Makasar, IAI.
Putrady, Gea Cherlita (2014). Analisis Faktor Keuangan Dan Non Keuangan Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern. Akuntansi. Semarang, Universitas Diponegoro. Skripsi.
Rahayu, Puji (2007). Assessing Going Concern Opinion: A Study Based on Financial and Non-Financial Informations. Simposium Nasional Akuntansi 10, Makasar, IAI.
53
Ramadhany, Alexander (2004). Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penerimaan Opini Going Concern. Akuntansi. Semarang, Universitas Diponegoro. Tesis.
Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti dan Faisal (2006). Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang, IAI.
Sudarmadji, Ardi Murdoko dan Lana Sularto (2007). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. Proceeding PESAT 2.
Sugiyono (2003). Metode Penelitian Bisnis. Bandung, Pusat Bahasa Depdiknas.
Susanto, Yulius Kurnia (2009). Faktor Faktor Yang Memengaruhi Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi 11(3).
Tuanakotta, Theodorus M (2013). Audit Berbasis Isa (International Standart on Auditing). Jakarta, Salemba Empat.
Tucker, Robert R. et al (2003) Going Concern Judgements: An Experimental Test of the Self-Fulfilling Prophecy and Forecast Accuracy.
Ully, Mirelda Hana (2013). Pengaruh Prediksi Kebangkrutan, Debt Default, Dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Jurnal Ilmiah Universitas Bakrie 1(2).
Ulya, Alfaizatul (2012). Opini Audit Going Concern: Analisis Berdasarkan Faktor Keuangan Dan Non Keuangan. Accounting Analysis Journal 1(1).
Venuti, Elizabeth K (2007). The Going Concern Assumption Revisited : Assessing a Company’s Future Viability. The CPA Journal Online.
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen merupakan pihak yang berperan penting dalam membawa satuan
usaha untuk bertahan selama mungkin, karena manajemen merupakan pihak yang
diamanati oleh pemilik modal (shareholder) untuk mengelola perusahaan dengan
harapan memeroleh keuntungan dalam jangka waktu tidak terbatas (Praptitorini
dan Januarti, 2007). Sehingga, apabila kelangsungan usaha (going concern)
perusahaan dinilai bermasalah, maka manajer merupakan pihak pertama yang
akan dituding sebagai penyebab dalam masalah tersebut. Hal tersebut
menunjukkan bahwa going concern merupakan tanggungjawab manajemen
perusahaan (Ramadhany, 2004).
Semenjak Enron, Xerox dan 228 perusahaan publik lainnya gagal dalam
memertahankan kelangsungan usahanya, auditor juga dituding harus
bertanggungjawab. Sebab publik menilai bahwa auditor tidak memberikan
informasi yang sebenarnya dalam opini audit. Hal tersebut mengakibatkan
shareholder mengalami kerugian yang besar karena “terjebak” pada saat
menggunakan laporan keuangan auditan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan (Tucker, 2003). Kondisi tersebut mendorong American Institute of
Certified Public Accountants memberlakukan aturan yang mewajibkan Auditor
mengevaluasi kelangsungan usaha perusahaan, serta memberikan opini modifikasi
(opini going concern) apabila ada indikasi bahwa perusahaan yang diaudit
2
Standar tersebut juga mulai diadopsi oleh beberapa negara, salah satunya adalah
Indonesia dalam PSA No. 30 Seksi 341.
Setelah diberlakukannya PSA No.30 Seksi 341, terjadi masalah yang
menyebabkan kegagalan audit (audit failure). Kegagalan audit terjadi karena
faktor self fulfilling prophecy, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan auditor
mengalami dilema dalam memberikan opini going concern (Mulia et al., 2014).
Auditor menilai bahwa opini going concern cenderung berdampak buruk bagi
auditee, pasalnya opini tersebut merupakan early warning (peringatan dini) dan
bad news (kabar buruk) bagi berbagai pihak terutama shareholder (Venuti, 2007).
Kabar tersebut menyebabkan shareholder bertindak irasional, yaitu membatalkan
rencana investasi, bahkan hingga menarik dananya dari perusahaan tanpa
memerhatikan indikator-indikator lain. Jika kondisi tersebut terjadi, maka kondisi
keuangan perusahaan akan semakin memburuk bahkan memercepat kebangkrutan
perusahaan (Mulia et al., 2014).
Dilema yang dialami auditor menunjukkan bahwa penetapan opini going
concern bukanlah tugas yang mudah (Koh dan Sen, 1999). Selain itu, belum
adanya prosedur penetapan opini going concern menyebabkan auditor kesulitan
dalam memberikan opini tersebut (Jhoana, 1994). Walaupun demikian, auditor
harus tetap menyatakan opini going concern jika memang kondisi auditee
kemungkinan besar akan gagal dalam memertahankan eksistensinya. Hal tersebut
perlu dilakukan mengingat auditor berkewajiban memberi dan meyakinkan bahwa
informasi yang tersaji pada laporan keuangan telah sesuai dengan kondisi
3
Umumnya auditor menilai going concern dengan melihat kondisi keuangan
perusahaan. Utang merupakan salah satu indikator untuk menilai sehat atau
tidaknya kondisi keuangan perusahaan. Jika jumlah utang perusahaan sudah
sangat besar, maka aliran kas perusahaan tentu banyak yang dialokasikan untuk
menutupi utangnya, sehingga akan mengganggu kelangsungan operasi perusahaan
(Januarti, 2009). Chen dan Church (1992) menjelaskan bahwa kegagalan usaha
lebih mungkin terjadi apabila perusahaan gagal dalam melunasi utang jatuh tempo
(debt default). Kondisi tersebut menyebabkan auditor memberikan opini going
concern (Ramadhany, 2004, Praptitorini dan Januarti, 2007, Ulya, 2012, Putrady,
2014). Faktanya, utang bukanlah hal yang memengaruhi penerimaan opini going
concern. Sebab akhir-akhir ini auditor akan memertimbangkan kondisi keuangan
secara keseluruhan sebelum menetapkan opini going concern, karena dampak
negatif yang akan dialami auditee setelah opini going concern diberikan (Susanto,
2009, Ully, 2013).
Selain utang, auditor akan memertimbangkan ukuran perusahaan pada saat
kondisi keuangan dinilai tidak sehat. Karena salah satu strategi untuk
menyehatkan kondisi keuangan perusahaan adalah dengan memeroleh modal
tambahan. Untuk memeroleh tambahan modal, perusahaan harus memiliki
jaminan bahwa perusahaan mampu mengembalikan modal tambahan beserta
bunga pinjaman. Salah satu jenis jaminan tersebut adalah aset perusahaan.
Perusahaan dengan aset yang besar dinilai lebih mudah memeroleh pinjaman
modal dari pihak eksternal dibandingkan dengan perusahaan dengan aset yang
4
dapat menjamin secara penuh pinjaman beserta bunga. Sehingga pada saat
mengalami kondisi keuangan yang buruk, perusahaan besar lebih mudah bertahan
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal tersebut menjadi dasar bagi auditor
untuk tidak memberikan opini going concern pada perusahaan dengan total aset
yang besar (Mutchler, 1985, Januarti, 2009, Nurpratiwi, 2014).
Ketika manajemen telah melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan
perusahaan akan tetapi kondisi keuangan tidak mengalami perbaikan, maka
kelangsungan hidup perusahaan menjadi hal yang tidak pasti. Auditor wajib
menyatakan keraguannya atas going concern perusahaan pada paragraf opini
auditor dalam laporan keuangan. Hal ini dinilai perlu agar pengguna laporan
keuangan tidak terjebak dengan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan. Namun kondisi tersebut menyebabkan shareholder bertindak irasional
dan berdampak pada kondisi keuangan perusahaan yang semakin buruk, atau
bahkan mempercepat kebangkrutan pada periode setelah opini diterbitkan
(Susanto, 2009). Dengan kata lain, ketika auditee telah memeroleh opini going
concern tahun sebelumnya (prior opinion) maka kondisi keuangan perusahaan
menjadi semakin sulit dan berpeluang untuk memeroleh opini going concern
kembali pada periode selanjutnya (Setyarno et al., 2006, Rahman dan Siregar,
2012, Ulya, 2012, Mufid, 2014).
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk menemukan bukti
empiris pengaruh debt default, firm size, dan, prior opinion terhadap penerimaan
opini going concern pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia selama
5
concern memiliki dampak yang signifikan terhadap kelangsungan hidup
perusahaan setelah opini tersebut diterbitkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat ditarik beberapa rumusan masalah
yang akan dijawab peneliti dalam penelitian sebagai berikut :
1. Apakah debt default berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
concern pada perusahaan yang listing di BEI?
2. Apakah firm size berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern
pada perusahaan yang listing di BEI?
3. Apakah prior opinion berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
concern pada perusahaan yang listing di BEI?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini meneliti seluruh perusahaan yang listing di BEI tahun 2011-2013. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang mengalami keraguan
dalam mempertahankan kelangsungan usaha, yaitu perusahaan yang mengalami
salah satu kondisi berikut : kerugian neto berturut-turut selama dua tahun,
menerima opini going concern, mengalami debt default serta defisiensi ekuitas.
Debt default diproksikan dengan status kegagalan pembayaran utang jatuh tempo
yang tersaji pada Opini Auditor. Firm Size diukur dengan total aset. Dan prior
opinion diukur dengan melihat opini going concern pada tahun sebelum
6
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menguji pengaruh debt default terhadap penerimaan opini audit going
concern pada perusahaan yang listing di BEI.
2. Menguji pengaruh firm size terhadap penerimaan opini audit going
concern pada perusahaan yang listing di BEI.
3. Menguji pengaruh prior opinion terhadap penerimaan opini audit going
concern pada perusahaan yang listing di BEI.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Memberikan kontribusi bagi pengembangan teori dan pengetahuan di bidang
akuntansi, terutama yang berkaitan dengan opini audit khususnya opini going
concern.
2. Bagi auditee agar mampu mengetahui hal-hal yang memengaruhi perolehan
opini going concern, sehingga auditee mampu memertahankan kelangsungan
usaha dengan strategi tertentu yang mengacu pada penelitian ini.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang dapat menggunakan penelitian ini sebagai acuan