• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI AREA INDUSTRI TEPUNG AREN DESA DALEMAN KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI AREA INDUSTRI TEPUNG AREN DESA DALEMAN KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN TAHUN 2012"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI AREA

INDUSTRI TEPUNG AREN DESA DALEMAN

KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN

TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh :

RINA WIDYANINGSIH

K5408046

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI AREA

INDUSTRI TEPUNG AREN DESA DALEMAN

KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN

TAHUN 2012

Oleh :

RINA WIDYANINGSIH

K5408046

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi,

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user

iii

(4)

commit to user

(5)

commit to user

v

ABSTRAK

Rina Widyaningsih. KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI

AREA INDUSTRI TEPUNG AREN DESA DALEMAN KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN TAHUN 2012.

Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2012.

Tujuan penelitian adalah : (1) mengetahui arah aliran air tanah dangkal di area Industri Tepung Aren Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten Tahun 2012. (2) mengetahui kualitas air tanah dangkal untuk air minum di area Industri Tepung Aren Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten Tahun 2012. (3) mengetahui kelayakan air tanah dangkal untuk air minum di area Industri Tepung Aren Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten Tahun 2012.

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan strategi penelitian deskriptif kualitatif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh air tanah dangkal di area Industri Tepung Aren di Desa Daleman. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan memperhatikan kondisi serta keadaan daerah penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah analisis dokumentasi, observasi lapangan, wawancara, analisis data sekunder, dan analisis laboratorium. Teknik analisis data yang digunakan meliputi (1) analisis arah aliran air tanah dangkal dengan metode Three Point Problem, (2) Analisis kualitas air tanah dangkal dengan metode STORET, (3) Analisis kelayakan airtanah dangkal untuk air minum dengan mencocokkan hasil

laboratorium dengan PERMENKES RI NO:492/MENKES/PER/IV/2010 dan PP

RI NO. 82 Tahun 2001 kelas I.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) arah aliran air tanah dangkal di area industri tepung aren Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten Tahun 2012 mengarah ke Kali Bendo. (2) kualitas air tanah dangkal di area industri tepung aren Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten Tahun 2012 diklasifikasikan menjadi 2 kelas kualitas air diantaranya kualitas air Kelas C (sedang) dengan tingkat tercemar sedang meliputi air tanah Sampel 9, Sampel 6 dan Sampel 7; serta kualitas air Kelas D (buruk) dengan tingkat tercemar berat, meliputi air tanah Sampel 1, Sampel 2 Sampel 3, Sampel 4, Sampel 5, Sampel 8. (3) Berdasarkan kelayakan kualitas air tanah dangkal untuk air minum di area industri tepung aren Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten Tahun 2012 berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 dan Peraturan Pemerintah Nomer 82 Tahun 2001 Kelas I menunjukkan bahwa air tanah yang diambil sampelnya tidak layak dikonsumsi sebagai air minum.

(6)

commit to user

vi ABSTRACT

Rina Widyaningsih. THE ANALYSIS OF THE QUALITY OF THE SHALLOW

GROUND WATER IN THE AREA OF SUGAR PALM FLOUR INDUSTRY AT DALEMAN, TULUNG, KLATEN IN 2012.

Thesis, Surakarta : Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, December 2012.

The purpose of the study are: (1) To know the stream direction of shallow ground water in the area of sugar palm flour industry at Daleman, Tulung, Klaten in 2012. (2) To know the quality of shallow ground water to drink in the area of sugar palm flour in Daleman, Tulung, Klaten in 2012. (3) To know the appropriatness of the shallow ground water to drink in the area of sugar palm flour in Daleman, Tulung, Klaten in 2012.

Based on the objectives of the study, this research use the strategy of qualitative descriptive. The population of the study is the entire ground water in the area of sugar palm flour industry in Daleman. The sampling technique used in this study is purposive sampling by observing the condition of the place for study. The sampling technique used are documentation analysis, field observation, interview, secondary data analysis, and laboratory analiysis. The technique of data analysis used are: (1) The analysis of the stream direction of shallow ground water using Three Point Problem Methode , (2) The analysis of shallow ground water quality using STORET method, (3) The appropreatness analysis of the shallow ground water to drink by matching the result of laboratory with PERMENKES RI NO: 492/MENKES/PER/IV/2010 and PP RI NO: 82 in 2001 Class I.

Based on the result of the study, it can be concluded that: (1) the stream direction of shallow the ground water in the area of sugar palam flour industry at Daleman,Tulung, Klaten 2012 goes to Bendo river (2) The quality of shallow ground water from the well in the area of sugar palam flour industry at Daleman,Tulung, Klaten 2012is classified into 2 classes of water quality, those are water quality of C class (medium) which is contaminated in middle level consists of ground water sample 9, samle 6, and sample 7; as well as the water quality of D class (bad) which is contaminated in high level, consists of ground water sample 1, sample 2, sample 3, sample 4, sample 5,and sample 8. (3) based on the appropriatness of ground water quality to drink in the area of sugar palam flour industry at Daleman,Tulung, Klaten 2012 based on PERMENKES RI NO: 492/MENKES/PER/IV/2010 and PP RI NO: 82 in 2001 Class I, show that the ground water taken as sample is not appropriate to drink.

(7)

commit to user

vii

MOTTO

sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain, dan hanya kepada Tuhanmu-lah hendaknya kamu berharap (Q.S. Insyirah : 6-8)

Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu dapat menjaga pemiliknya, sedangkan harta memerlukan penjagaan dari pemiliknya. Harta akan habis jika dibelanjakan,

sedangkan ilmu akan bertambah jika diberikan kepada orang lain. (Ali Bin Abu Tholib)

Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat serta keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan. Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia tidak disertai

cinta (Kahlil Gibran)

Setitik noda akan mempengaruhi alam, alam tidak akan bergejolak tanpa ada yang mendahuluinya, alam akan lestari jika kita merawatnya dengan baik

(8)

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada: Bapak Triwaluyo & Ibu Nani G tercinta yang telah mendidikku dengan kasih sayang, kerja keras dan agama.

(Rita & Reza)

Mas Rohmad Dwi Kristanto, terimakasih dengan cinta yang tulus telah membantuku dan selalu memotivasi aku untuk terus maju dan berani mengahadapi kenyataan. Sahabatku RANDELA (Ambar, Nurul, Dewi, Ernika, Lintang, Aisa), Dian M, Yoga W, terimakasih atas dukungan dan bantuannya.

(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullohi Wabarakaatuh,

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Selama penyusunan skripsi ini penulis senantiasa mendapat bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin melaksanakan penelitian.

2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin melaksanakan penelitian.

3. Bapak Dr. Gamal Rindarjono, MSi, Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin melaksanakan penelitian.

4. Ibu Dr. Ch. Muryani, M.Si, selaku pembimbing I yang telah bersabar untuk memberikan waktunya dalam membimbing dan mengarahkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Danang Endarto ST, M.Si, selaku pembimbing II yang juga telah memberikan waktunya dalam membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran serta bijaksana sehingga memperlancar penyusunan skripsi ini.

(10)

commit to user

x

7. Bapak, Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah

memberikan bekal ilmu selama penulis menempuh studi

8. Kepala BAPPEDA Kabupaten Klaten, Kepala KESBANGPOLINMAS

Kabupaten Klaten, Kepala Dinas Pengairan Kabupaten Klaten yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

9. Kepala Desa Daleman yang telah membantu memberikan informasi dan data

kepada penulis dalam melaksanakan penelitian ini.

10. Sahabat Geografi 2008, terimakasih atas kebersamaan selama ini, semoga persahabatan kita tetap terjalin.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah dengan ikhlas membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga amal kebaikan beliau mendapatkan balasan dari Allah yang Maha Kuasa. Masih kurangnya penyajian dalam tulisan ini karena sedikitnya pengalaman dan kurangnya latihan, namun penulis mengharapkan skripsi ini bermanfaat dalam penambahan wawasan ilmu pengetahuan.

Surakarta, 27 Oktober 2012 Penulis

(11)

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL. ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

ABSTRACT ...v

ABSTRAK ... vi

MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C.Pembatasan Masalah ... 6

D.Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian... .. 6

F. Manfaat Penelitian... .. 7

(12)

commit to user

5. Industri Tepung Aren ... 32

H.Penelitian yang Relevan ... 35

I. Kerangka Berpikir. ... ...40

BAB III METODE PENELITIAN...44

A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bentuk dan Strategi C. Sumber Data Pen D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling E. Teknik Pengump F. Validitas G. Teknik Anal H. Prosedur Pene BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...68

(13)

commit to user

xiii B. Hasil Pene

1. 90

2. Limbah Indust

a. Kondisi Pembuangan Limbah Industri Tepung Aren di

Ka

b. Kondisi Saluran/ Selokan Air Pembuangan Limbah Cair

C. Pembah

1. Mengetahui Arah Aliran A

a. Pengukuran Kedalaman dan Elevasi Muka Arah Aliran Air

Tanah Dangkal b. Analisis Arah Aliran

2. Analisis Kualitas Air Tanah Dangkal di Area Industri Tepung Aren .106 3. Analisis Kelayakan Air Minum di Area Industri Tepung Aren

Desa Dale

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN...144

A. Kesimpulan...144

B. Implikasi...144

C. Saran...145

DAFTAR PUSTAKA...146

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Limbah Industri Tepung Aren... 4

Gambar 2. Aktifitas Industri tepung aren dan kondisi air sumur penduduk... 5 Gambar 3. Diagram Alir Proses Pembuatan Tepung Aren... 11

Gambar 4. Siklus Hidrologi... 18

Gambar 5. Pembagian Air Dekat Permukaan... 21

Gambar 6. Akuifer Bebas... 22

Gambar 7. Akuifer Setengah Bebas... 23

Gambar 8. Akuifer Tertekan... 23

Gambar 9. Akuifer Setengah Tertekan... 24

Gambar 10. Pergerakan Air Tanah... 24

Gambar 11. Akuifer Air Tanah... 25

Gambar 12. Skema Kerangka Berpikir... 43

Gambar 13. Pengukuran Ketinggian Muka Air Tanah Dangkal pada Sampel Sumur Gali... 54

Gambar 14. Penentuan Arah Aliran dengan Metode Three Point Problem ... 55

Gambar 15. Diagram Alir Penelitian... 59

Gambar 16. Grafik Rata-rata Curah Hujan Bulanan di Kecamatan Tulung Tahun 2002- 64 Gambar 17. Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt dan Ferguson di Kecamatan Tulung Tahun 2002- 66 Gambar 18. Diagram Penggunaan Lahan di Desa Daleman Tahun 2011... 73

Gambar 19. Diagram Jumlah Penduduk Menurut Usia Kelompok

76

Gambar 20. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa

(15)

commit to user

xv

Gambar 21. Jumlah Penduduk Menurut Usia Kelompok Tenaga Kerja

Desa Daleman Tahun 2011 78

Gambar 22. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Daleman

Tahun 80

Gambar 23. Potongan Batang Aren... 83

Gambar 24. 83

Gambar 25. Bak untuk penyaringan Tepung Aren... 84

Gambar 26. 85

Gambar 27. Proses Pemutihan Tepung Aren dengan Kaporit dan Proses 86

Gambar 28. Limbah Industri Tepung Aren di Kali Bendo ... 89

Gambar 29. Konstruksi Saluran/ Selokan Air Tidak Permanen dan

90 Gambar 30. Sumur Gali yang Tercemar di Lokasi Penelitian... 97 Gambar 31. Sumur Sampel 1 dan Saluran Pembuangan Limbah Cair

Industri Tepung Aren Dukuh Margoluwih 98

Gambar 32. 108

Gambar 33. 110

Gambar 34. Grafik Nilai Parameter Besi (Fe) pada 112

Gambar 35. Grafik Nilai Parameter Nitrit (NO2-) 114

Gambar 36. 116

Gambar 37. Grafik Nilai Parameter Kesadahan (CaCO3) pada Air Sumur. 118

Gambar 38. Grafik Nilai Parameter Sulfat 122

Gambar 39. Grafik 123

Gambar 40. Grafik Nilai Parameter Zat Organik (KMnO4) pada Air

125

Gambar 41. Grafik Nilai Parameter BOD5 126

Gambar 42. 127

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jenis Penyakit Menular dan penyakit Tidak Menular

Dampak Dari Pencemaran Air... 16

Tabel 2. Klasifikasi dan Kriteria Mutu Air... 27

Tabel 3. Warna Endapan Bahan Pencemar yang Mempengaruhi Kesehatan Manusia... 28

Tabel 4. Penelitian yang Relevan... 39

Tabel 5. Alokasi Waktu Kegiatan Penelitian... 45

Tabel 6. Jenis dan Sumber Data Primer... 46

Tabel 7. Jenis dan Sumber Data Sekunder... 47

Tabel 8. Data curah hujan di stasiun Cokro Tulung, UPTD Jatinom, Kecamatan Tulung Periode Tahun 2002-2011... 63

Tabel 9. Kriteria Curah Hujan menurut Schmidt- 65 Tabel 10. 73

Tabel 11. Jumlah Penduduk Menurut Usia Kelompok Pendidikan Desa 76 Tabel 12. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa 77 Tabel 13. Jumlah Penduduk Menurut Usia Kelompok Tenaga Kerja 78 Tabel 14. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Daleman 79 Tabel 15. Data Jenis Penyakit Penduduk Kecamatan Tulung Tahun 2011 81 Tabel 16. Arah Aliran Air Tanah Dangkal di Area Industri Tepung 96 Tabel 17. 103

(17)

commit to user

xvii

Tabel 19. 105

Tabel 20. 106

Tabel 21. 107

Tabel 22. Nilai Parameter Zat Padat Terlarut (TDS/Total Disolved

Solid 108

Tabel 23. Nilai Parameter pH pada Air Sumur 110

Tabel 24. Nilai Parameter Besi pada Air Sumur 112

Tabel 25. Nilai Parameter Mangan pada Air Sumur 113

Tabel 26. Nilai Parameter Nilai Parameter 114

Tabel 27. Nilai Parameter Khlorida (Cl) pada Air Sumur 115

Tabel 28. Nilai Parameter Fluorida pada Air Sumur 116

Tabel 29. Nilai Parameter Kesadahan (CaCO3) pada Air Sumur 118

Tabel 30. Nilai Parameter Tembaga pada Air Sumur 120

Tabel 31. Nilai Parameter Sianida pada Air Sumur 121

Tabel 32. Nilai Parameter Sulfat pada Air Sumur 122

Tabel 33. Nilai Parameter Kadmium pada Air 123

Tabel 34. Nilai Parameter Zat Organik (KMnO4 124

Tabel 35. Nilai Parameter BOD5pada Air Sumur 126

Tabel 36. Nilai Parameter CODpada Air Sumur 127

Tabel 37. Nilai Parameter Minyak dan Lemak 128

(18)

commit to user

xviii

DAFTAR PETA

Peta 1. Peta Sampel Air Tanah Dangkal Desa Daleman Kecamatan

Tulung Kabupaten Klaten Tahun 2012... 49

Peta 2. Peta Sampel Kualitas Air Tanah Dangkal Desa Daleman

Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten 2012... 50

Peta 3. Peta Administrasi Desa Daleman Kecamatan Tulung

Kabupaten Klaten 2012... 61

Peta 4 Peta Tanah Desa Daleman Kecamatan Tulung Kabupaten

Klaten 2012... 68

Peta 5. Peta Geologi Desa Daleman Kecamatan Tulung Kabupaten

Klaten 2012... 72

Peta 6. Peta Penggunaan Lahan Desa Daleman Kecamatan Tulung

Kabupaten Klaten 2012... 74

Peta 7. Peta Sebaran Industri Tepung Aren Desa Daleman

Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten 2012... 87

Peta 8. Peta Elevasi muka Air Tanah Dangkal Desa Daleman

Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten 2012 ... 93

Peta 9. Peta Kontur Arah Aliran Air Tanah Dangkal Desa Daleman

Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten 2012... 95

Peta 10. Peta Kualitas Air Tanah Dangkal Desa Daleman Kecamatan

(19)

commit to user

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Permohonan Analisis Air Kepada Kepala Laboratorium Pusat MIPA Universitas Sebelas Maret Dan Laboratorium Dinas Kesehatan Surakarta

145

2. Hasil Analisis Sampel Air Tanah 146

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 Tahun 2001

Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian

Pencemaran Air, serta Peraturan Menteri Kesehatan

No.492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

147

4. Perhitungan Kedalaman dan Elevasi Muka Air Tanah; Tabel Kedalaman dan Elevasi Muka Air Tanah; Perhitungan Arah Aliran Air Tanah

148

5. Daftar Isian Data Penelitian 149

6. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi; Surat Permohonan Ijin Penelitian

(20)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia jumlah air yang tersedia cukup tinggi, yakni sekitar 15.500 m2 per kapita per tahun, jumlah ini cukup tinggi dibandingkan ketersediaan secara global yang kira-kira kurang dari setengahnya (Mil dalam Kompas, 2012: 34). Hal tersebut bukan berarti Indonesia akan terbebas dari permasalahan air. Terlebih apabila mengingat jumlah penduduk dari tahun ke tahun semakin meningkat, terutama di Pulau Jawa dan Bali. Di sisi lain, masyarakat kurang menyadari betapa pentingnya kebutuhan air bersih. Berbagai aliran air seperti sungai, laut, dan danau justru menjadi lokasi pembuangan sampah atau limbah rumah tangga, maupun limbah industri.

Air yang merupakan salah satu sumber daya alam bagi makhluk hidup perlu dijaga kualitasnya agar tetap bermanfaat bagi makhluk hidup lainnya. Air tidak dapat dipisahkan dari kehidupan makhluk hidup karena air termasuk salah satu kekayaan alam yang mempunyai pengaruh penting bagi kehidupan makhluk hidup, dengan kata lain bahwa tanpa air tidaklah mungkin ada kehidupan.

(21)

commit to user

Air tanah dangkal merupakan pilihan yang paling disukai penduduk sebagai sumber kebutuhan air, salah satunya di Desa Daleman. Hal ini di karenakan mudahnya mendapatkan air, serta biayanya yang murah dalam pembuatan sumur gali, maka tidak heran air sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Sebagaian besar tubuh manusia terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60 % berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65 %, dan untuk bayi sekitar 80 % (Notoatmodjo, 2003: 152).

Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Hal ini terbukti dengan adanya industri dan teknologi yang semakin modern dan maju berdampak pada kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari kemajuan industri dan teknologi terhadap lingkungan hidup adalah meningkatkan kualitas hidup manusia. Akan tetapi pada satu sisi yang lain, manusia juga mulai mencemaskan akan adanya pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh kemajuan industri dan teknologi yang ada. Hal tersebut merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh kemajuan industri dan teknologi.

Salah satu contoh dampak negatif kemajuan industri adalah ancaman bagi eksistensi air sebagai sumber kehidupan seluruh makhluk hidup, dapat berupa timbulnya pencemaran pada sumur-sumur penduduk di sekitar aliran sungai yang menjadi sarana pembuangan limbah industri. Hal ini mudah dipahami karena apabila lingkungan telah tercemar maka daya dukung alam bagi kelangsungan hidup manusia akan terganggu. Dampak pencemaran lingkungan dapat mempengaruhi keadaan lingkungan baik kehidupan tanaman, hewan maupun manusia. Apabila lingkungan alam telah tercemar sudah tentu tanaman yang tumbuh di lingkungan ikut tercemar, demikian pula dengan hewan yang masih hidup di situ. Pada akhirnya manusia sebagai makhluk hidup omnivora akan ikut pula merasakan dampak pencemaran tersebut.

(22)

commit to user

yaitu Pasar Cokro, Industri Mie Soun dan Industri Tepung Aren. Industri tepung aren masih berproduksi sampai sekarang, adapun hasil produksinya adalah tepung aren maupun mie soun yang diolah dari tepung aren. Industri tepung aren mendapatkan pasokan bahan baku batang aren dari Temanggung, Wonosobo, Banjarnegara dan Purwokerto (Bud. Joglo Pos. 30 Januari 2012: 5). Industri tepung aren banyak tersebar di Dukuh Bendo, Dukuh Margoluwih, dan Dukuh Tuban, hal ini mempunyai dampak positif dan dampak negatif bagi penduduk. Salah satu dampak positif antara lain: 1). Terbukanya lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar sehingga mengurangi tingkat pengangguran dan menambah pendapatan penduduk; 2). Tercukupinya kebutuhan tepung aren bagi masyarakat yang memanfaatkan tepung aren dalam pembuatan bakso, cendol dan makanan yang lainnya.

Adapun dampak negatifnya adalah pencemaran lingkungan. Selama proses produksi berlangsung, Industri Tepung Aren menghasilkan tiga limbah, yaitu limbah cair (air sisa dari proses pemarutan atau pelepasan pati dari serat dan pengendapan tepung aren dalam wujud cair dan berminyak), limbah padat (lindi atau ampas sisa dari pemarutan atau pelepasan pati dari serat), limbah gas (bau yang berasal dari limbah padat maupun cair). Banyak limbah padat maupun cair ditemukan di Kali Bendo maupun di pinggir jalan lingkungan. Tidak adanya IPAL

Limbah Padat

Limbah Cair

(23)

commit to user

(Instalasi Pengolahan Air Limbah) membuat para industri tepung aren membuang limbah cair ke lingkungan sekitar yang melalui selokan/ saluran air dan berakhir di Kali Bendo. Hal ini mengakibatkan kenampakan fisik dari Kali Bendo berwarna hitam dan kotor serta tercium bau yang sangat menyengat.

Pencemaran terhadap air tanah dangkal yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pencemaran yang berasal dari limbah cair industri tepung aren. Hal ini diasumsikan bahwa limbah cair akan lebih berpengaruh terhadap pencemaran air tanah daripada limbah padat. Banyak sumur yang sudah tercemar oleh aktifitas industri tepung aren yaitu warna air sumur kekuning-kuningan dan bau anyir, namun ada juga sumur yang belum tercemar dan masih di konsumsi untuk air minum. Berikut salah satu kondisi air sumur penduduk yang sudah mengalami pencemaran dari aktifitas industri tepung aren tersaji pada Gambar 2.

Batasan daerah penelitian di konsentrasikan pada area industri tepung aren, hal ini dikarenakan ± 80% penduduk masih menggunakan air sumur gali untuk kebutuhan domestik termasuk sebagai air minum. Selain itu juga jumlah industri tepung aren terbanyak yang ada di Kecamatan Tulung terdapat di Desa Daleman yang meliputi Dukuh Bendo, Dukuh Tuban, Dukuh Margaluwih. Area industri tepung aren di batasi oleh area persawahan, karena mayoritas penggunaan lahan Desa Daleman adalah sawah. Sebagai akibat dari aktifitas industri tepung aren, diduga telah berdampak terhadap penurunan kualitas air tanah di wilayah ini.

(24)

commit to user

Dari hasil tinjauan dilapangan, terdapat bak penampungan air bersih tetapi tidak berfungsi dengan baik, hal ini memaksa penduduk untuk tetap menggunakan air tanah yang berupa air sumur untuk memenuhi kebutuhan domestiknya baik untuk air minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya. Sebagian besar penduduk di daerah penelitian hanya mengetahui air sumur terlihat jernih dan berasumsi layak untuk dikonsumsi, namun dalam dunia kesehatan untuk pengujian kualitas air tanah harus di sesuaikan dengan baku mutu air, baik pengujian fisik, kimia maupun bakteriologi. Penduduk belum mengetahui kualitas air sumur dan masih mengkonsumsinya setiap hari, sehingga tidak memperhatikan efek samping dengan mengkonsumsi air tanah tersebut, yang terlintas dalam benaknya hanyalah penggunaan dan kuantitas air saja.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk mengkaji kualitas air tanah dangkal di area Industri Tepung Aren Desa Daleman apakah ada dampak negatif terhadap kualitas air tanah dangkal milik penduduk. Maka dari itu penulis melakukan penelitian dengan judul:

KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI AREA INDUSTRI

TEPUNG AREN DESA DALEMAN, KECAMATAN TULUNG,

KABUPATEN KLATEN TAHUN 2012

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dapat diidentifikasi permasalahan antara lain :

1. Mayoritas penduduk di area industri tepung aren dalam mengkonsumsi air sumur untuk air minum hanya melihat kejernihan airnya saja.

2. Tidak adanya IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) di area Industri Tepung Aren, sehingga limbah cair dari industri tepung aren di buang langsung ke lingkungan sekitar baik melalui saluran/ selokan air dan berakhir di Kali Bendo.

(25)

commit to user

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan yang diteliti oleh peneliti adalah air tanah yang ada di area Industri Tepung Aren Desa Daleman dengan fokus masalah:

1. Ruang lingkup yang akan diteliti adalah kualitas air tanah dangkal di Area Industri Tepung Aren Desa Daleman.

2. Kelayakan air tanah untuk air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI NO : 492/MENKES/PER/IV/2010 dan Peraturan Pemerintah RI NO. 82 Tahun 2001.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana arah aliran air tanah dangkal di Area Industri Tepung Aren Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten Tahun 2012?

2. Bagaimana kualitas air tanah dangkal di Area Industri Tepung Aren Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten Tahun 2012?

3. Bagaimana kelayakan air tanah dangkal untuk air minum di Area Industri Tepung Aren Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten Tahun 2012?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian sangat penting karena dengan ini dapat diketahui tingkat keberhasilan dalam penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui arah aliran air tanah dangkal di area Industri Tepung Aren

Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten Tahun 2012.

2. Untuk mengetahui kualitas air tanah dangkal di Area Industri Tepung Aren Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten Tahun 2012.

(26)

commit to user

F. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian tentunya diharapkan adanya manfaat dan kegunaan yang dapat diambil. Adapun manfaat dalam penulisan ini dapat dikelompokkan menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini sebagai langkah penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah berupa teori teori yang kemudian diaplikasikan dengan kenyataan yang sesungguhnya di lapangan. Bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai geografi fisik khususnya hidrologi tentang kualitas air tanah dangkal, ekologi maupun kelestarian lingkungan. Untuk lebih lanjut penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi pengembangan penelitian yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Masyarakat Desa Daleman

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kualitas air tanah dangkal di Desa Daleman Kecamatan Tulung yang telah di sesuaikan dengan peraturan baku mutu air minum.

b. Bagi Pengelola Industri Tepung Aren Desa Daleman

Memberikan masukan kepada pengelola pabrik tentang pengaruh air limbah buangan terhadap kualitas air tanah dangkal penduduk di sekitarnya.

c. Bagi Pemerintah Desa Daleman/ Kabupaten Klaten

Memberikan manfaat kepada Pemerintah Desa Daleman/ Kabupaten Klaten untuk membuat kebijakan penanganan operasional Industri Tepung Aren mengenai kinerja pengolahan dan perencanaan sistem pembuangan limbah cair maupun padat bagi industri-industri.

d. Bagi Akademisi

(27)

commit to user

menganalisis unsur-unsur geosfer dan kompentensi dasar menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.

e. Bagi peneliti

(28)

commit to user

Air yang berada di wilayah jenuh di bawah permukaan tanah disebut air tanah (Asdak, 2004: 228). Wilayah jenuh ini merupakan lapisan batuan yang memiliki rongga-rongga atau celah, dan celah tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya sehingga air di dalamnya dapat bergerak mengalir. air tanah adalah curah hujan yang masuk ke dalam tanah dan meresap kelapisan yang

Air merupakan kebutuhan utama manusia, sehingga banyak ilmu pengetahuan yang dikembangkan untuk mempelajari keberadaan air, menjaga keberlangsungan suatu aquifer air. Apabila air terlalu banyak diambil dari suatu

aquifer maka akan terjadi penurunan muka air tanah, dalam waktu yang lama keberadaan air dalam aquifer tersebut bisa habis dan tidak dapat di konsumsi langsung. Air akan masuk ke aquifer berdasarkan imbuhan yang ada di muka bumi, semakin sulit masuknya air masuk ke dalam tanah, maka imbuhan air yang masuk juga semakin kecil.

Air tanah merupakan sumber air tawar terbesar di planet bumi, mencakup kira-kira 30% dari total air tawar atau 10,5 juta km3 (Suripin, 2004: 141). Pemanfaatan air tanah pada akhir-akhir ini meningkat dengan cepat, bahkan di beberapa tempat tingkat eksploitasinya sudah mencapai tingkat yang membahayakan. Berdasarkan hal tersebut, maka ketergantungan aktivitas manusia pada air tanah semakin terasakan. Menurut Suripin (2004: 141), kecenderungan memilih air tanah sebagai sumber air bersih, dibanding air permukaan, mempunyai keuntungan sebagai berikut:

1) Tersedia dekat dengan tempat yang memerlukan, sehingga kebutuhan

(29)

commit to user

2) Debit (produksi) sumur biasanya relatif stabil.

3) Lebih bersih dari bahan cemaran (polutan) permukaan. 4) Kualitasnya lebih seragam.

5) Bersih dari kekeruhan, bakteri, lumut, atau tumbuhan dan binatang air. Seiring bertambahnya pemenuhan kebutuhan akan air tanah, banyak menuai permasalahan, sebagai contohnya cara pengambilan air tanah seringkali tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hidrologi yang baik, sehingga menimbulkan dampak negatif yang serius terhadap kelangsungan dan kualitas sumberdaya air tanah. Dampak negatif pemanfaatan air tanah (yang berlebihan) dapat dibedakan menjadi 2 (Asdak, 2004: 229) yaitu:

a. Dampak yang bersifat kualitatif

Dampak ini mulai dirasakan dengan ditemuinya kasus-kasus pencemaran sumur-sumur penduduk, terutama yang berdekatan dengan aliran sungai yang menjadi sarana pembuangan limbah pabrik.

b. Dampak yang bersifat kuantitatif (pasokan air tanah)

Dampak yang berkaitan dengan dengan kuantitas air tanah yaitu tinggi permukaan air yang semakin menjauh dari permukaan sumur. Amblasan-amblasan (subsidences) yang terjadi di sepanjang ruas jalan atau bangunan juga dapat dijadikan indikator semakin berkurangnya jumlah airtanah.

b. Asal Air Tanah

Jumlah air tanah yang besar memerankan peranan penting dalam sirkulasi air alami.

yang ada di bumi, sekitar 95 persen merupakan air laut yang rasanya asin dan kurang layak dikonsumsi. Jumlah air tawar di seluruh permukaan bumi adalah sekitar persen saja. Dari jumlah ini, lebih dari 60 persen air telah membeku dan menjadi gunung es dan gletser di daerah kutub. Sekitar 30 persen air di antaranya berada di dalam perut bumi. Barulah sisanya, yaitu sekitar 0,3 persen adalah

(30)

commit to user

secara berangsur-angsur. Matahari mengeluarkan energi panas yang akan menyebabkan terjadinya evaporasi di laut. Evaporasi akan menyebabkan terjadinya uap air tersebut terbawa angin melintasi daratan yang bergunung atau datar, apabila keadaan atmosfer memungkinkan sebagian dari uap air akan turun menjadi hujan. Dalam daur hidrologi komponen masukan utama berupa air hujan, air hujan yang jatuh di permukaan akan tertahan sementara di sungai, danau, dalam tanah sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia (Asdak, 2004: 7). Lebih jelasnya siklus hidrologi dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Siklus Hidrologi (Sumber: Asdak, 2004: 8)

Evaporasi dan evapotranspirasi akibat adanya energi panas matahari dapat menyebabkan air yang ada di permukaan, dalam vegetasi, dalam lengas tanah serta laut mengalami penguapan dan menjadi uap air di atmosfer yang akan menyebabkan terjadinya hujan. Uap air yang jatuh sebagai hujan akan menempati ruang-ruang dipermukaan. Air hujan sebagian akan menjadi aliran permukaan (runoff), meresap kedalam tanah (infiltrasi), tertahan pada vegetasi, dan langsung pada tubuh air (sungai/laut).

(31)

commit to user

air akan tertampung sementara untuk kemudian mengalir pada sistem sungai menuju ke hilir/laut. Air permukaan yang melalui peresapan ke dalam tanah (infiltrasi) sebagian akan menjadi aliran antara dan sebagian yang ter-perkolasi (pergerakan air dari lengas tak jenus ke mintakat jenuh) akan menjadi air tanah. Sedangkan air hujan yang jatuh pada vegetasi terdapat beberapa proses, jatuh melalui sela-sela daun/ tajuk (througfall), mengalir ke bawah melalui batang pohon (streamflow), serta ada yang tidak sampai ke permukaan karena telah mengalami penguapan dari tajuk pohon (intersepsi).

Menurut Seyhan (1990: 256), asal air tanah juga digunakan sebagai konsep dalam menggolongkan air tanah ke dalam empat tipe yaitu:

1) Air meteorik yaitu air tanah yang berasal dari atmosfer dan mencapai mintakat kejenuhan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung oleh infiltrasi pada permukaan tanah yaitu air hujan yang jatuh ke permukaan tanah, sedangkan secara tidak langsung oleh perembesan influen (dimana kemiringan muka air tanah menyusup di bawah air permukaan kebalikan dari influen) dari danau, sungai, saluran buatan dan lautan.

2) Air juvenile yaitu air tanah yang baru ditambahkan pada mintakat kejenuhan dari kerak bumi yang dalam. Selanjutnya air ini dibagi lagi menjadi air magmatik, air gunung api, dan air kosmik yaitu air yang dibawa oleh meteor. 3) Air diremajakan (rejuvenated) adalah air tanah yang untuk sementara

dikeluarkan dari daur hidrologi oleh pelapukan, maupun oleh sebab-sebab lain, kemudian kembali ke daur hidrologi dengan proses-proses metamorfisme, pemadatan atau proses yang serupa.

4) Air konat yaitu air tanah yang dijebak pada beberapa batuan sedimen atau gunung pada asal mulanya. Air tersebut biasanya sangat bermineralisasi dan mempunyai salinitas yang lebih tinggi dari air laut.

c. Keterdapatan Air Tanah

(32)

commit to user

tanah dalam jumlah yang besar. Dalam proses pembentukan air tanah, formasi geologi itu sering disebut aquifer. Pada dasarnya aquifer merupakan kantong atau wadah air yang berada di dalam tanah.

Hal serupa dikemukakan oleh Seyhan, (1990: 256) bahwa air tanah ditemukan pada formasi geologi permeable (tembus air) yang disebut dengan

aquifer yang merupakan formasi pengikat air yang memungkinkan jumlah air yang cukup besar untuk bergerak melaluinya pada kondisi lapisan yang biasa.

Pendapat lain dikemukakan oleh Martha dan Wenny (1994: 252), bahwa sifat-sifat geologi yang mempengaruhi keberadaan air tanah, dibagi menjadi 3, yaitu:

1) Aquifer

Merupakan formasi batuan yang dapat mengandung serta melepaskan air dalam jumlah yang cukup, atau formasi geologi yang dapat ditembus oleh air (permeabel).

2) Aquiclude

Merupakan formasi geologi yang dapat menampung air tetapi tidak dapat melepaskan air dalam jumlah yang cukup, atau formasi geologi yang sama sekali tidak dapat ditembus air (impermeabel). Formasi ini mengandung air tetapi tidak dimungkinkan adanya gerakan air yang melaluinya misalnya tanah liat, shale, tuf halus, silt, batu ukuran lempung.

3) Aquifuge

Merupakan formasi geologi yang tidak dapat menampung maupun melepaskan air dalam jumlah yang cukup atau formasi kedap air yang tidak mengandung atau mengalirkan air, misalnya granit yang keras, padat, kompak.

Todd (1989: 35) membagi keberadaan air tanah dalam zone aerasi menjadi tiga bagian, yaitu :

1) Zona kelengasan tanah, merupakan zona yang berupa tanah atau berbagai material yang di dekat permukaan bumi, dan dapat memberikan air ke atmosfer melalui evapotranspirasi.

(33)

commit to user

zona kapiler. Zona antara tebalnya tidak tetap, dan air yang terkandung di dalamnya mempunyai daya serap ke bawah atau disebut air grafitasi dan air pellikuler.

3) Zona kapiler, merupakan zona yang terjadi di atas lapisan jenuh air yang tebalnya terbatas setinggi naiknya air secara kapiler.

Gambar 4. Pembagian Air Dekat Permukaan (Sumber: Tood, 1985: 35 dengan modifikasi)

Seyhan (1990: 256 260) membagi akuifer menjadi empat tipe utama, yaitu:

1) Akuifer tidak tertekan disebut juga akuifer bebas, freatik, atau non artesis yang batas atasnya adalah muka air tanah. Kedalaman muka air tanah bebas beragam bergantung pada kondisi permukaan, luas pengisian kembali, debit pemompaan dari sumur, dan permeabilitas.

2) Akuifer tertekan disebut juga akuifer artesis. Air tanah ini tertutup antara dua strata yang relative kedap air. Kawasan yang memasok air ke akifer tertekan adalah pengisian kembali (recharge).

3) Akuifer melayang merupakan akuifer dalam hal khusus, karena tubuh air tanah dipisahkan dari tubuh utama air tanah oleh stratum yang relative kedap air dengan luasan kecil.

(34)

commit to user

Hal serupa dikemukakan oleh Tood (1989: 15). Akuifer dibagi menjadi 4 macam, yaitu :

1) Akuifer bebas (Unconfined Aquifer/ Phretic Aquifer/ Water Table Aquifer) merupakan akuifer yang berada di bagian atas dibatasi oleh muka air tanah, sedang di bagian bawah dibatasi oleh lapisan batuan yang mempunyai sifat impermeabel atau kedap air. Akuifer ini hanya sebagian yang terisi oleh air dan terletak pada suatu dasar yang kedap. Pada akifer demikian, permukaan air didalam sumur merupakan bebas atau permukaan phreativ. Untuk mudahnya tubuh batuan ini tidak mempunyai rumbai-rumbai kapiler dimana sebenarnya tebal tubuh air tanah bervariasi dari sati titik ke titik lainnya.

Gambar 5. Akuifer Bebas

(Sumber:http://pondokfebri.blogspot.com/air-bawah-tanah//)

2) Akuifer Setengah Bebas (Semi Unconfined Aquifer) merupakan akuifer yang dibagian atas dilapisi oleh batuan yang permeabelitasnya antara semi confined

dan confined, sedang dibagian bawah dibatasi oleh lapisan impermeabel/ kedap air.

Gambar 6. Akuifer Setengah Bebas

(35)

commit to user

(Sumber:http://pondokfebri.blogspot.com/air-bawah-tanah//)

3) Akuifer Tertekan (Confined Aquifer) merupakan akuifer yang dibagikan atas dan bawah dibatasi oleh lapisan batuan yang mempunyai sifat impermeabel kedap air.

Gambar 7. Akuifer Tertekan

(Sumber:http://pondokfebri.blogspot.com/air-bawah-tanah//)

4) Akuifer Setengah Tertekan (Semi Confined Aquifer) merupakan akuifer yang dibagian atas dilapisi oleh batuan yang semi impermeabel, sedang dibagian bawah dilapisi oleh lapisan batuan yang impermeabel/kedap air.

Gambar 8. Akuifer Setengah Tertekan

d. Pergerakan Air Tanah

(36)

commit to user

dalam keadaan seimbang (Equilibrium Conditional), oleh sebab itu air tanah selalu bergerak ketempat yang lebih rendah (Linsley, 1989: 85).

Gambar 9. Pergerakan Air Tanah

(Sumber:http://pondokfebri.blogspot.com/air-bawah-tanah//)

(37)

commit to user

Gambar 10. Akuifer Air Tanah

(Sumber: Asdak, 2004: 247)

Aliran air tanah yang seringkali melewati suatu lapisan akifer yang berada di atasnya, memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap air (impermeabel) . Hal ini mengakibatkan perubahan tekanan antara air tanah yang berada di bawah lapisan penutup dan air tanah yang berada di atasnya. Perubahan tekanan inilah yang didefinisikan sebagai air tanah terkekang (confined aquifer) dan air tanah bebas (unconfined aquifer) seperti terlihat pada Gambar 9. Dalam kehidupan sehari-hari pola pemanfaatan air tanah bebas sering dijumpai dalam penggunaan sumur gali oleh penduduk, seperti halnya di area industri tepung aren, sedangkan air tanah terkekang dalam hal ini adalah sumur bor.

2. Kualitas Air

a. Pengertian Kualitas Air

Air merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan, dimana kualitas air dapat berubah-ubah, dipengaruhi baik oleh kegiatan manusia maupun proses alam (Marganingrum Dyah, Robert M. Delinom, 2007: 146). Air dipakai untuk berbagai keperluan dan harus memenuhi beberapa persyaratan baik dari sisi kuantitas dan kualitasnya.

(38)

commit to user

sehingga perlu diketaui mutu air yang ada, khususnya airtanah yang pemanfaatannya tergantung pada tujuannya. Karena setiap pemanfaatan akan berbeda bila ditinjau dari parameter yang dinilai. Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau penggunaan tertentu. Dengan demikian kualitas air untuk suatu kegiatan akan berbeda dengan kualitas air untuk kegiatan yang lain.

b. Mutu Air

Air yang jernih bukan berarti air yang baik untuk suatu penggunaan karena kejernihan hanyalah salah satu parameter dari kualitas air tersebut. Jadi kualitas menunjukkan mutu air tersebut. Mutu air dinilai dalam pengertian ciri-ciri fisik, kimiawi dan biologisnya serta tujuan penggunaannya. Bila air dinilai berdasarkan kandungan pencemar fisik, kimiawi dan biologisnya maka mutu tersebut akan tergantung pada sejarah.

Mutu air ini digunakan untuk mengukur kualitas air berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan undang-undang yang berlaku. Secara umum untuk berbagai pemanfaatan ditetapkan adanya Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 Bab 2 Pasal 8 ayat 1 tentang Klasifikasi dan Kriteria Mutu Air dibagi menjadi 4 kelas seperti yang tertera di dalam Tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi dan Kriteria Mutu Air

Mutu Air Keterangan

Kelas I Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Kelas II Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Kelas III Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan tawar pembudidayaan ikan tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Kelas IV Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

(39)

commit to user

Pada umumnya air tanah tergolong bersih di lihat dari segi mikrobiologis, karena ketika proses pengaliran mengalami penyaringan alamiah dan kebanyakan mikrobia sudah tidak lagi terdapat di dalamnya. Air tanah banyak mengandung garam dan mineral yang terlarut pada waktu air melalui lapisan-lapisan tanah secara praktis air tanah terbebas dari pencemaran karena berada dipermukaan tanah. Penggunaan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga meliputi masak, minum, mandi, mencuci dan lain-lain. Air harus memenuhi kualitas artinya air tersebut sehat yaitu sesuai dengan baku mutu air bersih.

Kualitas air dibedakan peruntukkannya, untuk menentukan tingkat pencemaran air yang disyaratkan dengan syarat baku mutu air. Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air (PP RI No 82 Th 2001 Bab 1 Pasal 1 ayat 1).

c. Parameter Kualitas Air

Parameter kualitas air meliputi fisik, kimia dan biologis. Dalam penelitian ini hanya sifat fisik dan kimia yang akan dianalisis di laboratorium. 1) Sifat Fisik Air

a) Warna

Warna air sebenarnya terdiri dari warna asli dan tampak warna. Warna asli atau true color adalah warna yang hanya disebabkan oleh substansi terlarut. Warna tampak atau apparent color adalah mancakup warna substansi yang terlarut termasuk zat tersuspensi di dalam air tersebut. Warna air dapat ditimbulkan oleh ion besi, mangan, humus, biota air, plankton, dan limbah industry. Air minum sering diisyaratkan tidak berwarna, sehingga berupa air bening dan jernih. Air kadang-kadang mengandung warna yang diakibatkan oleh bahan organik yang terlarut. Apabila bahan buangan dan air limbah industri dapat larut dalam air maka akan terjadi perubahan warna air.

Wardhan Degradasi bahan buangan industri

(40)

commit to user

beracun justru terdapat di dalam bahan buangan industri yang tidak mengakibatkan perubahan warna pada air sehingga air tetap tampak jernih. Adapun kadar yang diperbolehkan untuk persyaratan air minum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk warna adalah 15 TCU. Menurut Darkarchon dalam artikel kesehatan (2012: 1) menyatakan bahwa warna endapan bahan pencemar dapat berpengaruh terhadap kesehatan (Tabel 2.).

Tabel 2. Warna Endapan Bahan Pencemar yang Mempengaruhi Kesehatan Manusia

Warna Kimia Anorganik Penyakit

Hijau Cuprum, Oksida, Chlorin

Ginjal, Sistem Syaraf Pusat, Kanker

Hitam Kalsium, magnesium Batu Ginjal, Kencing Batu Putih Alumunium, Arsen,

Asbestos

Penyakit Hati, Sistem Syaraf Pusat, Kanker

Biru Alumunium, Sulfur, Phospat, Pestisida

Penyakit Hati, Ginjal dan Kencing Batu, Sistem Syaraf

Jingga Besi oksida Gangguan Air Seni, Gangguan Keseimbangan Metabolisma

(Sumber: Darkarchon. 2012: 1.dalam http://www.mindtalk.com//) b) Rasa dan Bau busuk, karena kadar sulfide dalam air minum nol.

(3) Garam-garam

(41)

commit to user

lingkungan secara mutlak dapat dipakai sebagai salah satu tanda terjadinya

laut) maka hal itu berarti telah terjadi pelarutan jenis garam-garaman. Air yang mempunyai rasa biasanya berasal dari garam-garam yang terlarut. Bila hal ini terjadi maka berarti juga telah ada pelarutan ion-ion logam yang dapat mengubah konsentrasi ion Hidrogen dalam air. Adanya rasa pada air pada umumnya diikuti pula dengan perubahan pH air. Adapun kadar yang maksimum untuk persyaratan air minum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk rasa dan bau adalah tidak berasa dan tidak berbau.

c) Suhu atau Temperatur

Suhu air merupakan derajat panas air yang dinyatakan dalam satuan panas derajat celcius. Suhu air akan mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahan dan penerimaan masyarakat akan air tersebut, terutama jika suhunya sangat tinggi. Temperatur air yang baik bagi air bersih adalah yang tidak panas dan tidak dingin, suhu yang sejuk dimaksudkan agar tidak terjadi pelarutan zat kimia, serta menghambat reaksi kimia yang terjadi pada saluran atau penampungan air. Makin tinggi kenaikan suhu air makin sedikit oksigen yang terlarut di dalamnya (Wardhana, 2004: 75). Adapun kadar yang maksimum untuk persyaratan air minum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk suhu/temperatur adalah suhu udara ± 3 °C. d) Zat Padat Terlarut (TDS)

Padatan terlarut adalah padatan-padatan yang mempunyai ukuran lebih kecil dibandingkan padatan tersuspensi. Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik yang larut dalam air, mineral dan garam-garamnya (Fardiaz, 1992: 77). Semakin tinggi nilai TDS, semakin banyak jumlah kandungan logam yang terlarut didalam air yang ikut terminum tubuh. Penyimpangan standar kualitas air minum dalam TDS dapat berpengaruh terhadap kesehatan, yaitu air akan member rasa yang tidak enak pada lidah, rasa mual terutama yang disebabkan karena natrium sulfat dan terjadi cardiac disease serta taxomia

(42)

commit to user

air minum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk Zat Padat Terlarut (TDS) adalah 500 mg/l.

2) Sifat Kimia Anorganik Air

Bila terlalu banyak mineral anorganik di dalam tubuh dan tidak dikeluarkan, maka seiring berjalannya waktu akan mengendap di dalam tubuh yang berakibat tersumbatnya bagian tubuh. Apabila mengendap di mata mengakibatkan katarak, pada ginjal/empedu mengakibatkan batu ginjal/batu

empedu, pada pembuluh darah mengakibatkan pengerasan pembuluh

darah, tekanan darah tinggi, stroke, pada otak mengakibatkan Parkinson, pada persendian tulang mengakibatkan pengapuran, dll. Adapun sifat kimia anorganik air sebagai berikut:

a) pH(Derajat Keasaman)

Parameter pH merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan basa sesuatu larutan. pH adalah salah satu parameter yang sangat penting dalam analisa kualitas kimia air karena penyimpangan pH terhadap standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang dapat mengganggu kesehatan. Adapun kadar yang diperbolehkan untuk persyaratan air minum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk pH adalah 6,5-8,5 mg/l. b) Kesadahan (CaCO3)

(43)

commit to user

c) Besi (Fe)

Banyaknya kandungan unsure logam besi (Fe) yang terlarut dalam air, tingkat kelarutan ini dipengaruhi oleh tingkat keasaman air tersebut. Air tanah dapat mengandung besi dalam jumlah yang cukup besar akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal, membuat kerja ginjal menjadi berat (Slamet, 1996: 114). Besi (Fe) merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan diperairan umum. Adapun kadar yang diperbolehkan untuk persyaratan air minum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk besi adalah 0,3 mg/l. d) Khlorida (Cl)

a khlorida dalam air minum

disinfektan dalam penyediaan air minum. Dalam jumlah besar, Khlorida akan menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sistem penyediaan air panas. Adapun kadar yang diperbolehkan untuk persyaratan air minum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk Khlorida adalah 250 mg/l.

e) Mangan (Mn)

Air minum yang mengandung mangan akan terlihat keruh, dan berwarna. Mangan adalah metal kelabu kemerahan, keracunan seringkali bersifat khorus sebagai akibat inhalasi debu dan uap logam (Slamet, 1996: 115-116). Gejala yang timbul berupa gejala susunan syaraf : insomania, kemudian lemah pada kaki, dan otot muka beku, sehingga muka Nampak seperti topeng. Adapun kadar yang diperbolehkan untuk persyaratan air minum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk Mangan adalah 0,4 mg/l.

f) Nitrit (NO2)

Nitrit (NO2) adalah zat yang bersifat racun. Nitrit dalam air dapat berasal dari

(44)

commit to user

dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk nitrit adalah 3 mg/l.

g) Tembaga (Cu)

Tembaga di dalam air akan memberikan warna tersendiri dan kurang disenangi. Slamet (1996: 117) menyebutkan

diperlukan bagi perkembangan tubuh manusia tetapi dalam dosis besar dapat menyebabkan gejala ginjal, hati, muntaber, pusing kepala, lemah, anemia dan

minum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk Tembaga adalah 2 mg/l.

h) Sianida (CN)

Sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan. Sianida dalam dosis rendah dapat ditemukan di alam dan ada pada setiap produk yang biasa kita makan atau gunakan. Sianida dapat diproduksi oleh bakteri, jamur dan ganggan. Sianida juga ditemukan pada rokok, asap kendaraan bermotor, dan makanan seperti bayam, bambu, kacang, tepung tapioka dan singkong. Selain itu juga dapat ditemukan pada beberapa produk sintetik. Sianida banyak digunakan pada industri terutama dalam pembuatan garam seperti natrium, kalium atau kalsium sianida (Slamet 1992: 128). Adapun kadar yang diperbolehkan untuk persyaratan air minum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk Sianida adalah 0,07 mg/l. i) Sulfat (SO4)

(45)

commit to user

j) Kadmium (Cd)

Kadmium bersifat sangat kumulatif. Pengulangan atau pemaparan jangka panjang menyebabkan kerusakan paru yang ireversibel dengan disertai batuk, dan nafas pendek, dan fungsi paru yang tidak normal, penyumbatan jalan nafas kemungkinan adanya fibrosis paru. Dapat terjadi pemborokan septum hidung dan perubahan warna gigi. Menginduksi kerusakan ginjal yang bersifat ireversibel (Slamet 1992: 126). Adapun kadar yang diperbolehkan untuk persyaratan air minum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk Kadmium adalah 0,003 mg/l.

k) Fluorida (F)

Fluorida adalah suatu zat yang dapat memberikan kekerasan dan daya tahan pada enamel gigi dan mencegah terjadinya karies gigi. Fluorida yang diperekaya berguna mencegah karies gigi ini dapat juga membahayakan kesehatan jika digunakan dalam jumlah melebihi dosis normal yang telah ditetapkan (Slamet 1992: 127). Adapun kadar yang diperbolehkan untuk persyaratan air minum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk Fluorida adalah 1,5 mg/l.

3) Sifat Kimia Organik a) Zat organik (KMnO4)

Limbah organik pada umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau

terdegradasi oleh mikroorganisme. Dengan bertambahnya populasi

mikroorganisme di dalam air, maka tidak menutupi kemungkinan berkembangnya bakteri pathogen yang berbahaya bagi manusia. Adapun kadar yang diperbolehkan untuk persyaratan air minum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk Zat organik adalah 10 mg/l.

b) COD (Chemical Oxygen Demand)

COD (Chemical Oxygen Demand) merupakan kebutuhan oksigen kimia

(46)

commit to user

menurut PPRI No. 82 Tahun 2001 mengenai kriteria mutu air minum Kelas I maksimum yang dianjurkan adalah 10 mg/l. Apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk.

c) Minyak dan Lemak

Minyak dan lemak merupakan komponen penting dalam makanan dan biasanya terdapat dalam air limbah. Lemak merupakan senyawa organik yang stabil dalam air dan tidak mudah diuraikan oleh mikroba (Sihaloho, 2008:33). Lapisan minyak dan lemak tidak larut dalam air, melainkan akan mengapung di atas permukaan air. Biasanya buangan limbah yang mengandung cairan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air. Lapisan minyak yang menutupi permukaan air dapat juga terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, namun memerlukan waktu yang cukup lama (Wardhana, 2004: 82). Lapisan minyak pada permukaan air nantinya dapat menghalangi difusi oksigen dari udara ke dalam air, menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam air sehingga mengganggu ekosistem yang ada di sekitarnya. Kandungan minyak dan lemak dalam air minum berdasarkan batas maksimal yang terkandung didalam air menurut PPRI No. 82 Tahun 2001 mengenai kriteria mutu air minum Kelas I maksimum yang dianjurkan adalah 1000 mg/l.

d) BOD (BiochemicalOxygen Demand)

(47)

commit to user

Wardana

(2004:76-didegradasi cukup banyak, mikroorganisme yang berperan akan ikut berkembang biak. Pada perkembangbiakan mikroorganisme ini tidak tertutup kemungkinan u dapat menyebabkan terjadinya kerusakan keseimbangan dalam ekosistem perairan, timbulnya berbagai macam penyakit, dan jika ditumpuk di tanah lapang akan menyebarkan bau yang tidak sedap.

3. Limbah

Kristanto (2002: 169)

kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu dan tidak dikehendaki

bahan polutan yang memiliki sifat racun dan berbahaya dikenal dengan limbah B-3, yang dinyatakan sebagai bahan yang dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan hidup dan sumber daya. Bila ditinjau secara kimiawi, bahan-bahan ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik sifat beracun dan berbahaya dari limbah ditunjukkan oleh sifat kimia dan sifat fisik bahan itu baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas air limbah (Kristanto, 2002: 170): 1) volume limbah, 2) kandungan bahan pencemar, 3) frekuensi pembuangan limbah. Salah satu contoh limbah industri adalah limbah cair. Limbah cair banyak digunakan oleh industri dalam proses produksinya. Limbah cair ini dihasilkan dari sisa proses pengolahan, misalnya ketika digunakan untuk mencuci suatu bahan sebelum proses lanjut, pada air tersebut ditambahkan bahan kimia tertentu, kemudian diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan adanya air buangan atau limbah cair.

4. Pencemaran Air

a. Pengertian Pencemaran Air

(48)

commit to user

(Kannan. 2009: Vol. 52: 475). Penetapan standar yang bersih tidaklah mudah, karena air yang bersih tidak ditetapkan pada kemurnian air, melainkan di dasarkan pada keadaan normalnya. Apabila terjadi penyimpangan dari keadaan normal, berarti air tersebut telah mengalami pencemaran. Untuk mendapatkan air yang sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal. Apabila air yang telah tercemar maka kehidupan manusia akan terganggu. Menurut Wardhana (2004: 72), faktor penentu tersebut antara lain:

1) Kegunaan Air

a) Air untuk air minum

b)Air untuk keperluan rumah tangga c) Air untuk industri

d)Air untuk mengairi sawah e) Air untuk kolam perikanan 2) Asal Sumber Air

a) Air dari mata air pegunungan b)Air danau

c) Air sungai d)Air sumur e) Air hujan

Seperti halnya Wardhana (2004 : 74) berpendapat bahwa pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal atau dapat dikatakan air yang mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah yang melebihi batas yang ditetapkan sehingga air tersebut tidak dapat digunakan secara normal untuk keperluan tertentu .

Lebih lanjut, pencemaran air secara spesifik telah didefinisikan sebagai :

(49)

commit to user

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan mengenai aspek terjadinya suatu pencemaran, yakni adanya pelaku yang menyebabkan pencemaran, serta dampak yang ditimbulkan setelah terjadi suatu pencemaran. Begitu juga dengan air tanah, dimana air tanah yang sudah tercemar dapat diketahui dari mana sumber-sumber utama yang menyebabkan air tanah menjadi tercemar, berikut sumber-sumber utama pencemaran air tanah adalah :

a) Air hujan yang merembes ke dalam tanah untuk akhirnya sebagai air tanah mengalir ke perairan umum dengan membawa bahan-bahan padat, cair dan gas.

b) Air limbah dari daerah permukiman

c) Air limbah dari industri.

Lain halnya dengan Susanto, J.P. (2005: Vol 6 (2): 402), bahwa secara umum proses terjadinya pencemaran air tanah dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu:

Kategori pertama adalah pencemaran yang berasal dari sumber-sumber langsung (direct contaminant sources), yaitu buangan (effluent) yang berasal dari sumber pencemar limbah hasil pabrik atau suatu kegiatan dan limbah seperti limbah cair domestik dan tinja serta sampah. Penceamaran terjadi karena buangan ini langsung mengalir ke dalam sistem pasokan air (urban water supplies system), seperti sungai, kanal, parit/ selokan). Kategori kedua adalah pencemaran yang berasal dari sumber-sumber tak langsung (indirect contaminant sources), yaitu kontaminan yang masuk dan bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan akibat adanya pencemaran pada air permukaan baik dari limbah industri maupun limbah domestik.

b. Komponen Pencemaran Air

(50)

commit to user

Secara umum Wardhana (2004 : 75-82) mengelompokkan komponen pencemaran air, yaitu :

1) Bahan Buangan Padat

Adalah bahan buangan yang terbentuk padat, baik yang kasar (butiran besar) maupun yang halus (butiran kecil). Apabila bahan buangan ini dibuang ke air lingkungan (sungai), kemungkinan yang terjadi :

a) Pelarutan bahan buangan padat oleh air

Pelarutan ini berakibat kepekatan air atau berat jenis cairan akan naik dengan disertai perubahan warna air menjadi gelap yang akan mengurangi penetrasi sinar matahari masuk ke dalam air, sehingga proses fotosintesis tanaman didalamnya terganggu dan oksigen yang terlarut didalam air juga berkurang yang pada akhirnya menggangu kehidupan organisme yang hidup di dalam air.

b) Pengendapan bahan buangan padat di dasar air

Pengendapan di dasar sungai akan menutup permukaan dasar air yang menghalangi sumber makanan yang ada, sehingga menggangu kehidupan organisme di dalamnya.

c) Pembentukan koloidal yang melayang didalam air

Koloidal ini menyebabkan air menjadi keruh dan menghalangi penetrasi sinar matahari ke dalam air, sehingga menggangu kehidupan organism di dalamnya.

2) Bahan Buangan Organik

(51)

commit to user

3) Bahan Buangan Anorganik

Pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme. Apabila bahan buangan ini masuk ke air lingkungan, maka jumlah ion logam didalam air juga ikut meningkat.

4) Bahan buangan cairan berminyak

Bahan buangan cairan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air. Cairan berminyak tersebut mengandung zat

zat beracun dan airnya tidak dapat dikonsumsi manusia.

5) Bahan buangan zat kimia

Keberadaan bahan buangan zat kimia di dalam air lingkungan merupakan racun yang menggangu dan bahkan dapat mematikan hewan air, tanaman air, dan mungkin juga manusia.

Air yang telah tercemar dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi manusia. Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air dapat berupa:

Air menjadi tidak bermanfaat lagi untuk keperluan rumah tangga, pertanian, industri.

Air menjadi penyebab timbulnya penyakit.

Tabel 3. Jenis Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Dampak Dari Pencemaran Air

Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular

Hepatitis A Keracunan Kadmium

Polliomyelitis Keracunan Kobalt

Cholera Keracunan Air Raksa

Typus Abdominalis Keracunan Insektisida

Dysenteri Amoeba

(52)

commit to user

perekayasaan industri (Undang Undang No. 5 Tahun 1984, Pasal 1:2). Jadi Industri Tepung aren adalah salah satu kegiatan ekonomi yang mengolah batang aren menjadi barang setengah jadi yaitu tepung aren yang nantinya memiliki nilai jual yang lebih tinggi sesuai peruntukkannya.

Aren (Arenga pinnata) yang termasuk suku Arecaceae merupakan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) yaitu biji buahnya terbungkus daging buah. Tanaman ini hidup pada daerah yang memiliki tanah yang subur pada ketinggian 500-800 meter di atas permukaan laut, selain itu tanaman aren juga dapat tumbuh pada ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan laut dan lebih dari 800 meter di atas permukaan laut akan tetapi produksi buahnya tidak memuaskan. Perakaran pohon aren menyebar dan cukup dalam sehingga dapat diandalkan sebagai vegetasi pencegah erosi, terutama untuk daerah yang tanahnya mempunyai kemiringan lebih dari 20% (Sutanto, 2002:12).

Tinggi pohon aren mencapai 15 m dan garis tengahnya 65 cm. jika diukur bersama tajuk daun yang menjulang diatas batang, tinggi keseluruhan pohon mencapai 20 m. Waktu pohon masih muda, batangnya belum begitu terlihat karena tertutup oleh pangkal-pangkal pelepah daun. Batangnya mulai nampak ketika daun yang paling bawah sudah gugur. Hal itu terjadi sesudah berumur 3 tahun, bahkan kadang-kadang pada umur 3,5 tahun daun yang tertua baru gugur dari ruas paling bawah Batang Arenga pinnata tidak mempunyai lapisan kambium sehingga tidak dapat tumbuh membesar (Sutanto, 2002: 12).

Empulur batang mengandung zat pati yang cukup tinggi sebagai persediaan makanan cadangan. Zat inilah yang diubah menjadi gula dan sering disadap sebagai nira. Selain itu, pati juga dibutuhkan oleh para pembuat aci/tepung aren (aci: jawa). Tepung aren dapat dihasilkan dengan memanfaatkan batang pohon aren dengan beberapa proses (Sutanto, 2002:14) sebagai berikut : a) Memiliki batang pohon aren yang banyak mengandung pati/tepungnya dengan

cara :

Umur pohon relative muda (15 25 tahun)

Gambar

Gambar 1. Limbah Industri Tepung Aren  (Sumber: Data Pribadi April 2012)
Gambar 2. Aktifitas Industri Tepung Aren dan Kondisi Sumur Gali Penduduk   (Sumber: Data Pribadi April 2012)
Gambar 3. Siklus Hidrologi (Sumber: Asdak, 2004: 8)
Gambar 4. Pembagian Air Dekat Permukaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah swt pencipta semesta alam yang telah memberikan limpahan rahmat serta hidayah sehingga peneliti dapat

This finding answers the second research question What are the levels of Bloom’s Revised Taxonomy indicated in the ability of the second year students of SMAN

Pada hari Minggu, 06 Agustus 2015, dalam Kebaktian Umum I dan II, akan diadakan Perjamuan Tuhan.. Bagi Saudara/i yang sudah dibaptis/sidi agar

Negri 6 yang merupakan peluang baik sebagai faktor pendukung yang memiliki kaitan langsung dengan Pusat Pengembangan Batik. Threath Diperlukan batas yang jelas antara tapak

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian tindakan kelas, simpulan penelitian ini sebagai berikut ini. 1) Proses yang terjadi pada pembelajaran

Karena itu, untuk melakukan pengenalan, nilai vektor input yang mengandung data citra, akan diproses dengan menggunakan langkah yang sama, tetapi pada pengenalan ini tidak

individu yang memilki locus of control internal memiliki keinginan yang rendah untuk meninggalkan pekerjaan maka kecenderungan untuk menerima dysfunctional audit

Tekonindo, antara lain: pihak pemrakarsa selaku penanggungjawab kegiatan melakukan kegiatan sosialisasi tentang maksud, tujuan dan mendeskripsikan rencana kegiatan, perlu