• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUKURAN WAKTU perbudakan dalam lintasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGUKURAN WAKTU perbudakan dalam lintasan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUKURAN WAKTU

™ Pengukuran Waktu

Pengukuran waktu (time study) ialah suatu usaha untuk menentukan lama kerja yg dibutuhkan seorang operator (terlatih dan”qualified”) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang NORMAL dalam lingkungan kerja yang TERBAIK pada saat itu.

Teknik Pengukuran Waktu Kerja Terbagi 2:

™ SECARA LANGSUNG

9 Pengukuran jam henti (stopwatch time study)

9 Sampling pekerjaan (work sampling)

™ SECARA TAK LANGSUNG

9 Data waktu baku (standard data)

9 Data waktu gerakan (predetermined time system)

Langkah - Langkah SEBELUM pengukuran

1. Menetapkan Tujuan Pengukuran

¾ Untuk apa ?

¾ Berapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan 2. Melakukan Penelitian Pendahuluan

¾ Mempelajari Kondisi Kerja dan Cara Kerja shg diperoleh usaha PERBAIKAN!!!

¾ Membakukan secara tertulis SISTEM KERJA yang telah dianggap BAIK!!

¾ Operator perlu pegangan BAKU

3. Memilih Operator

(2)

4. Melatih Operator

¾ Kurva Belajar (Learning Curve)

5. Menguraikan Pekerjaan atas Elemen-Elemen Pekerjaan

Elemen-elemen kerja dibuat sedetail dan sependek mungkin tapi masih mudah untuk diukur waktunya dengan teliti.

6. Menyiapkan Alat-Alat Pengukuran

¾ Stopwatch, papan dan lembar pengamatan, kalkulator, alat tulis. 7. Melakukan Pengukuran

Metode pengukuran waktu kerja dengan jam henti (stop watch)

Karakteristik sistem kerja yang sesuai:

• Jenis aktifitas pekerjaan bersifat homogeny

• Aktifitas dilakukan secara berulang-ulang dan sejenis

• Terdapat output yang riil, berupa produk yang dinyatakan secara kuantitatif

Tingkat penguasaan maksimum Tingkat Penguasaan Lengkungan

(3)

TINGKAT KETELITIAN & TINGKAT KEYAKINAN

Tingkat Ketelitian Tingkat Keyakinan

™ Penyimpangan maksimum hasil Besarnya keyakinan pengukur pengukuran dari waktu penyelesaian bahwa hasil yang didapat

sebenarnya. memenuhi syarat ketelitian

“Tingkat ketelitian 10% tingkat keyakinan 99% Artinya:

Pengukur membolehkan rata-rata hasil pengukurannya MENYIMPANG sejauh 10% dari rata-rata sebenarnya dan kemungkinan berhasil memperolehnya adalah 99%.

9 Semakin tinggi tingkat ketelitian dan semakin besar tingkat keyakinan, semakin banyak PENGUKURAN diperlukan!!!

Cara Menentukan Faktor Penyesuaian

1. Persentase

ƒ Cara paling awal, sederhana, dan mudah!

ƒ ‘p’ ditentukan oleh pengukur melalui pengamatan selama pengukuran, misal:

Ditentukan p = 110% jika Ws = 14,6 menit, Maka Wn = 14,6 x 1,1 = 16,6 menit

(4)

2. Cara SCHUMARD

ƒ Patokan penilaian berdasarkan ‘kelas-kelas performance kerja” – tiap kelas punya nilai sendiri-sendiri.

Kelas p Kelas p

Bila performansi operator dinilai EXCELENT, maka mendapat nilai 80, maka: p = 80 / 60 = 1,33

Jika Ws = 276,4 detik maka: WN = 276,4 x 1,33

= 367, 6 detik 3. Cara WESTINGHOUSE

ƒ Penilaian berdasarkan 4 faktor:

SKILL (ketrampilan): kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. EFFORT (Usaha): kesungguhan yang ditunjukkan operator ketika bekerja.

CONDITION (kondisi kerja): kondisi lingkungan fisik (pencahayaan, temperatur, dan kebisingan ruangan)

CONSISTENCY (Konsistensi): kenyataan bahwa setiap hasil pengukuran waktu menunjukkan hasil yang berbeda-beda.

CONTOH:

Jika diketahui Ws = 124,6 detik, dicapai dengan: Ketrampilan = Fair (E1) = -0,05

Usaha = Good ( C 2 ) = 0,02 Kondisi = Excelent (B)= +0,04 Konsistensi = Poor ( F ) = - 0,04

(5)

Jadi p = (1 – 0,03) WN = 124,6 x 0,97

ƒ Memperhatikan 2 faktor:

9 Kecepatan kerja: WAJAR P = 1 LAMBAT P 1 CEPAT P 1

(6)

Cara objektif (lanjutan)

z Misalnya evaluasi terhadap suatu tingkat kesulitan kerja terhadap anggota badan yang terpakai :

z Bagian badan yang dipakai : C = 2

Jika P1 = 0,9 ⇒ faktor kecepatan kerja (yang ditentukan berdasarkan

pengamatan terhadap pekerja), maka: P = P1 x P2 P = 0,9 x 1,23 = 1,11

5. Cara Bedaux dan Sintesa

Waktu penyelesaian setiap elemen gerakan dibandingkan dengan harga yang diperoleh dari tabel data waktu gerakan (Tabel 12 Sutalaksana [1979]), untuk kemudian dihitung harga rata-ratanya.

Harga rata-rata ini dinilai sebagai faktor penyesuaian bagi satu siklus yang bersangkutan.

Contoh:

Waktu siklus elemen kerja 1,2,3 adalah 17, 10 dan 32 detik. Berdasarkan tabel data waktu gerakan, waktu siklus untuk elemen yang sama adalah 17, 12 dan 29 detik. Perbedaan pada elemen 2 dan 3. Maka perbandingannya 12/10 dan 29/32.

Faktor penyesuaian:

(7)

6. Synthetic Rating

Synthetic rating adalah metode untuk mengevaluasi tempo kerja operator

berdasarkan nilai waktu yang telah ditetapkan terlebih dahulu

(predetermined time value). Prosedur yang dilakukan adalah dengan

melaksanakan pengukuran kerja seperti biasanya dan kemudian membandingkan waktu yang diukur ini dengan waktu penyelesaian elemen kerja yang sebelumnya sudah diketahui data waktunya. Rasio untuk menghitung indeks performance atau rating faktor ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan : R = indeks performans

P = waktu terdahulu untuk elemen kerja yang diamati

(8)

Contoh: Dari data waktu pengukuran untuk beberapa elemen kerja seperti terlihat dalam tabel berikut ini, diperoleh predetermined time data untuk elemen kerja nomor 1 dan 2. Secara lengkap data waktu tersebut adalah sebagai berikut:

Elemen kerja

• Waktu penyelesaian satu satuan produksi mulai dari bahan baku mulai di proses di tempat kerja yang bersangkutan.

• Merupakan jumlah waktu tiap-tiap elemen job • Ws = ∑

Xi = jumlah waktu penyelesaian yang teramati

N = jumlah pengamatan yang dilakukan

¾ WAKTU NORMAL

• Waktu penyelesaian pekerjaan yang diselesaikan oleh pekerja dalam kondisi WAJAR dan kemampuan RATA-RATA.

(9)

¾ WAKTU BAKU

• Waktu yang dibutuhkan secara WAJAR oleh pekerja NORMAL untuk menyelesikan pekerjaannya yang diselesaikan dalam sistem kerja TERBAIK SAAT ITU.

• Wb = Wn (1 + l )

l = kelonggaran (allowance)

Menurut Sritomo, manfaat (kegunaan) waktu baku adalah:

1, Man power planning (perencanaan kebutuhan tenaga kerja)

2. Estimasi biaya-biaya untuk upah karyawan/pekerja

3. Penjadwalan produksi dan penganggaran

4. Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi karyawan/pekerja yang berprestasi

5. Indikasi keluaran (output) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja

(10)

Kelonggaran

Kelonggaran-kelonggaran yang digunakan sebagai tambahan untuk mendapatkan waktu normal adalah :

1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.

2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatigue.

3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tak terhindarkan

(

lihat tabel besarnya kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh;

Sutalaksana hal 151

)

Contoh:

Suatu pekerjaan yang sangat ringan yang dilakukan sambil duduk dengan gerakan-gerakan yang terbatas, membutuhkan pengawasan mata terputus-putus dengan pencahayaan yang kurang memadai, temperatur dan kelembaban ruangan normal, siklus udara baik, tidak bising. Kelambatan yang tak terhindarkan adalah 5% dan waktu normal sama dengan 5,5 menit. Hitunglah waktu bakunya !

1. Tenaga yang dikeluarkan 7,5% 7. Keadaan lingkungan yang baik 2%

(11)

Skema Penentuan Waktu Baku

PENYESUAIAN WAKTU DENGAN RATING PERFORMANCE KERJA

¾ Kegiatan EVALUASI kecepatan dan performance kerja operator pada saat pengukuran kerja berlangsung merupakan bagian yang paling SULIT dan PENTING dalam PENGUKURAN KERJA.

¾ Aktivitas untuk MENILAI atau MENGEVALUASI kecepatan kerja operator dikenal sebagai: “RATING PERFORMANCE”

¾ Tujuannya untuk meNORMALkan waktu kerja yang disebabkan oleh keTIDAKWAJARAN operator dalam bekerja.

Sistem Kerja

Pengukuran Kerja dengan Sampling Pekerjaan Pengukuran Kerja

dengan Stop Watch

Waktu Siklus

Waktu Normal

Waktu Baku Faktor Penyesuaian

(12)

™ Rating Performance

™ Cara paling sederhana dan mudah, ‘p’ ditentukan melalui pengamatan selama pengukuran

™ Rating factor dinyatakan dalam persentase % (Performansi Kerja Normal) =

100% atau 1)

™ Dibutuhkan PENGALAMAN yang cukup bagi seorang Time Study Analyst

dalam mengevaluasi dan menilai performansi kerja secara TEPAT.

™ Untuk melatih Time Study Analyst menggunakan TSRF (Time Study Rating Film) yang menggambarkan suasana kantor, laboratorium, dan pabrik seorang operator dengan berbagai kegiatan.

™ Bila penyimpanan penilaian tidak melebihi 5% dari performance sebenarnya (sudah diketahui / ditetapkan sebelumnya) maka diartikan Time Study

Analyst dianggap mampu melaksanakan penilaian kerja secara langsung.

Penetapan Jumlah Siklus Kerja Yang Diamati

Rumus untuk mencari kecukupan data dengan tingkat ketelitian sebesar 5% dan tingkat keyakinan sebesar 95% adalah sebagai berikut:

N’ =

.∑

N’ = Jumlah pengukuran yang diperlukan

N = Jumlah pengukuran yang telah dilakukan

Contoh:

Data waktu elemen kegiatan A (XA) adalah:

XA : 15 13 16 14 16 15 14 13 14 ∑ 130

(13)

N’ = .∑

= .

= 8,71 9

N N’ Æ pengamatan yg telah mencukupi (bisa diandalkan secara statistik) (9 9 )

Uji Keseragaman Data

BKA = 3 dan BKB = 3

dimana:

BKA = Batas Kontrol Atas

BKB = Batas Kontrol Bawah

REVIEW:

¾ Wb = Wn ( 1 + l )

l = kelonggaran (allowance)

¾ Wn = Ws x p

P = faktor penyesuaian jika: P = 1 bekerja WAJAR

P 1 bekerja terlalu LAMBAT P 1 bekerja terlalu CEPAT

(14)

¾ Output Standard = 1 / Wb

Sub grup ke Waktu penyelesaian berturut-turut

™ Hitung rata-rata dari harga rata-rata subgroup dengan: = ∑ = = 14

xi = harga rata-rata dari subgrup ke –i

k = banyaknya subgroup

™ Hitung standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian dengan rumus:

= = √8,13 = 2,9

™ Hitung standar deviasi dari distribusi harga rata-rata subgrup dengan rumus: √⁄ 2,9 / √4 = 1,45

n adalah besarnya subgroup

(15)

BKA = 3 = 14 + 3 (1,45) = 18,35 BKB = 3 14 - 3 (1,45) = 9,65

(16)

™Sampling pekerjaan adalah salah satu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator.

™ Sampling pekerjaan mempunyai beberapa kegunaan yaitu:

1. Mengetahui distribusi pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerja atau kelompok kerja.

2. Mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin atau alat-alat di pabrik. 3. Menentukan waktu baku dari pekerja-pekerja tidak langsung.

4. Memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan.

™Perbandingan/Perbedaan Cara Stopwatch dengan cara Work sampling

Cara Stopwatch Cara Work sampling

Untuk job rutin dan monoton Untuk job bervariasi dan tidak rutin

Umumnya mengamati 1 orang Mengamati beberapa orang Perhitungan berdasarkan

waktu

Perhitungan berdasarkan proporsi

(17)

™ Prosedur pelaksanaan sampling kerja

LANGKAH PERSIAPAN AWAL

• Catat segala informasi dari semua fasilitas yang ingin diamati

• Rencanakan jadwal waktu pengamatan berdasarkan prinsip randomisasi (aplikasi tabel angka random)

PENGAMATAN AWAL

• Laksanakan pengamatan awal sejumlah pengamatan tertentu secara acak ( N pengamatan)

• Hitung pengamatan awal ( % ) untuk pengamatan tersebut

1

CEK KECUKUPAN & KESERAGAMAN DATA

• Kecukupan data:

• Keseragaman data:

Batas kontrol= 3

HITUNG DERAJAT KETELITIAN

DARI DATA PENGAMATAN YANG DIPEROLEH

Rumus :

S =

ANALISA & KESIMPULAN

• Buat analisa terhadap hasil akhir yang berkaitan dengan % delay (p)

• Tarik kesimpulan & saran perbaikan untuk mengeliminir % delay yang dianggap terlalu besar

= N + n

Ya

(18)

™ Penentuan jumlah sampel pengamatan yang dibutuhkan

Banyaknya pengamatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan sampling kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:

1. Tingkat kepercayaan (Confidence Level).

2. Tingkat ketelitian (Degree of Accuracy)

Dengan asumsi bahwa terjadinya keadaan operator atau sebuah fasilitas yang akan menganggur (idle) atau produktif mengikuti pola distribusi normal, maka jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan dapat dicari didasarkan formulasi sebagai berikut

N’ =

.

Keterangan:

p = Prosentase idle dinyatakan dalam angka desimal.

S = Tingkat ketelitian yang dikehendaki dalam angka desimal

k = Konstanta yang besarnya tergantung tingkat kepercayaan yang diambil

Untuk tingkat kepercayaan 68 % harga k =1

Untuk tingkat kepercayaan 95 % harga k =2

(19)

CONTOH SOAL:

Suatu penelitian dengan cara sampling kerja ingin menetapkan presentase waktu menganggur (idle) dari sebuah mesin. Penelitian menghasilkan bahwa dari 80 kali pengamatan, maka 20 pengamatan diantaranya menunjukkan bahwa mesin dalam kondisi menganggur. Diasumsikan keputusan didasarkan pada tingkat kepercayaan 95% dan derajat ketelitian 5%. Berapakah jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan berdasarkan data tersebut?

P = persentase waktu menganggur = = 0,25 S = tingkat ketelitian = 5 % = 0,05

N’ =

.

=

,

,

. ,

=

,

=

4800 pengamatan

™ Pemakaian Peta Kontrol

™

BKA =

3

™

BKB =

3

Dimana: = prosentase idle rata-rata dinyatakan dalam bentuk angka desimal

(20)

CONTOH SOAL:

Berdasarkan data pengamatan terhadap 1 orang OP di bawah ini, tentukanlah nilai BKA dan BKBnya !

Persentase idle (non produktif) = x 100%

Persentase idel hari ke -1 = x 100% = 25 % atau 0,25

= Rata-rata persentase idle = = 0,22 atau 22%

™

BKA =

3

= 0,22 + 3

, ,

= 022 + 0,20 = 0,42

(21)

™ Perhitungan derajat ketelitian

S =

Dimana:

S = derajat ketelitian

(22)

CONTOH SOAL:

Diketahui jumlah pengamatan kondisi kerja dan menganggur dari seorang operator adalah sbb:

• Pengamatan kondisi kerja OP : 2600 • Pengamatan kondisi menganggur OP : 1400 • Total pengamatan acak yang telah dilakukan : 4000

Hitung derajat ketelitian jika tingakat kepercayaan 95% ?

PENYELESAIAN:

Persentase idle = 1400 / 4000 = 0,35

S =

=

,,

=

,

= =

√0,002

= 0,044 atau 4,4 %

S =

4,4 %

adalah lebih kecil dari 5%, maka jumlah pengamatan acak yang

telah dilaksanakan akan cukup memenuhi syarat ketelitian yang ditetapkan.

™ Aplikasi Metode Sampling Kerja dalam Penentapan Waktu Baku

Standard Time = T T % %

T x

% % % A

(23)

CONTOH SOAL:

Berikut adalah hasil pengukuran aktivitas kerja dengan metode sampling kerja untuk poses perakitan PT. UNTUNG TERUS. Kegiatan pengukuran dilaksanakan selama 8 minggu kerja (8 jam/hari atau 40 jam/minggu) dengan hasil sebagai berikut:

• Total produk rakitan yang dihasilkan pada akhir periode kegiatan pengukuran sebanyak 5.000 produk rakitan

• Jumlah pengamatan yang dihasilkan selama 8 minggu kerja adalah sebanyak 2.000 kali pengamatan (rata-rata 50 kali perhari), dimana perincian aktifitasnya adalah:

o Aktifitas perakitan (kegiatan produktif) = 1.475 o Delay, idle , dll (kegiatan tidak produktif) = 525

• Performansi kerja operator selama pengukuran terlihat 10% berada di bawah normal rata-rata operator yang ada; sedangkan allowance time dalam hal ini diestimasikan sekitar 12,5%

Berdasarkan informasi tersebut di atas, hitunglah waktu normal dan waktu standard (waktu baku) ?

PENYELESAIAN:

Waktu standard = Waktu Normal x %

% %

= (0,04248) x %

% , %

Referensi

Dokumen terkait

coli semakin meningkat seiring waktu, sehingga perlu dicari alternatif antibakteri yang sensitif pada E.coli Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

PENGARUH KOMPLEKSITAS PERUSAHAAN, SPESIALISASI INDUSTRI KAP, DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AUDIT FEE (Studi Empiris pada Seluruh Perusahaan yang Terdaftar di BEI

Pada hari ini, Senin tanggal Sebelas bulan Juli tahun Dua Ribu Sebelas, kami selaku Panitia Pengadaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak telah

Dengan standar ganda inilah biasanya dipakai untuk menghakimi agama lain dalam derajat keabsahan teologis di bawah agama kita sendiri, kita menyaksikan bermunculannya perang

1 tahun 1974 pasal 6 mengatur batas minimal usia untuk menikah di mana pernikahan hanya diizinkan jika pria sudah mencapai usia 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai usia

Namun untuk lebih meningkatkan efektifitasnya perusahaan harus lebih mampu melakukan diferensiasi terhadap proses produksinya dengan menghasilkan produk yang tetap ramah

Sedangkan Wayan Ardha (1993) menyebutkan paradigma penelitian TEP adalah historis, diskriptip, eksperiment, penomenologis (penampakan gejala), etno metodologis dan

Tujuan utama mengembangkan strategi komunikasi dalam manajemen perubahan adalah untuk meningkatkan komitmen pimpinan dan pegawai di lingkungan Kementerian Perhubungan dan