• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAMBAK KEHIDUPAN DI KOLONG PANTURA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TAMBAK KEHIDUPAN DI KOLONG PANTURA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TAMBAK KEHIDUPAN DI KOLONG PANTURA

Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi Pangan dan Gizi Dosen Pengampu: Irwan Budiono, S.KM., M.Kes.

Oleh:

Maskuniawan 6411413161 Dian Ristia Kuntari 6411413162 Nabila Rona Arfianti 6411413174 Devi Triandari 6411413181 Harizatul Qudsiah 6411413182

Rombel 6

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan. Komponen ini merupakan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu berperan secara optimal, baik, dan bermutu. Mencari bahan makanan yang lebih berkualitas, sangat baik dalam usaha untuk meningkatkan pembangunan sumber daya alam manusia.

Masalah gizi memiliki dimensi luas, tidak hanya masalah kesehatan tetapi juga masalah sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, dan lingkungan. Faktor pencetus munculnya masalah gizi dapat berbeda antar wilayah ataupun antar kelompok masyarakat.

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Pangan dan Gizi.

1.2 Masalah Penelitian

Lokasi Desa Tambakrejo yang terletak jauh dari pusat Kota Semarang merupakan salah satu daerah kumuh di kawasan Semarang. Desa yang terletak di pinggiran Kota Semarang ini luput dari perhatian pemerintah kota. Tatanan bangunan dan lingkungan yang seadanya memberikan kesan kumuh pada daerah tersebut. Profesi dan tingkat pendidikan masyarakat di daerah tersebut rata-rata rendah sehingga sulit bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga sehari-hari.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian studi ekologi pangan dan gizi adalah untuk mengetahui masalah gizi yang ada dan bagaimana masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan. Pemenuhan berupa cara mendapatkan pangan, akses untuk makanan, masalah gizi serta penanganannya oleh daerah tersebut, hal ini termasuk dengan lembaga pelayanan kesehatan.

1.4 Pertanyaan Penelitian

1.4.1 Bagaimana pola makan masyarakat Desa Tambak Rejo sehari-hari?

1.4.2 Bagaimana cara masyarakat Desa Tambak Rejo memperoleh makanannya? 1.4.3 Bagaimana kondisi lingkungan di Desa Tambak Rejo?

1.4.4 Bagaimana pola hidup masyarakat Desa Tambak Rejo?

1.5 Desain Studi

(3)

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tambak Rejo RT 05 RW 16 Kelurahan

Responden dalam penelitian ini adalah 10 warga yang tinggal di RW 05 RT 16 Kelurahan Tanjung Mas, Semarang

1.5.2 Wilayah studi

Lokasi kampung Tambak Rejo berada sekitar satu kilometer dari titik pelabuhan, tepatnya di sebelah kampung Tambak Lorok. Dapat ditempuh sekitar 15 menit dari pelabuhan jika menggunakan sepeda motor. Kampung Tambak Rejo, Kelurahan Tanjung Mas, Kota Semarang, secara geografis dikelilingi oleh perairan. Bagian utara berbatasan langsung dengan laut Jawa. Pada sisi timur dibatasi dengan Banjir Kanal Timur dan Sungai Banger. Sedangkan di sisi barat dibatasi oleh Sungai Mati (buntu). Data topografi desa memperlihatkan dari 52,8 Ha luas wilayah Tambak Rejo, sekitar 20 Ha adalah kawasan permukiman dan sisanya merupakan kawasan perairan seperti sungai dan tambak.

1.5.3 Subjek penelitian

Subjek penelitian atau yang disebut juga dengan responden dalam penelitian ini adalah 10 warga yang tinggal di RT 05 RW 16 Kelurahan Tanjung Mas, Semarang

1.5.4 Instrument penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

1.5.5 Analisis data 1.5.6 Kajian terdahulu

1.6 Manfaat

1.6.1 Manfaat Umum

- Untuk bahan kajian lanjutan dari penelitian sebelumnya

- Menambah wawasan mengenai ekologi pangan dan gizi di bantaran laut - Memberikan informasi mengenai

(4)

BAB II

GAMBARAN UMUM KAMPUNG TAMBAK REJO

Kelurahan Tanjung Mas merupakan suatu kelurahan yang terdapat di sepanjang pantai utara atau Pantura. Nama kelurahan tersebut sama persis dengan pelabuhan yang ada di Semarang, karena memang lokasinya yang sangat dekat dengan Pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Kelurahan Tanjung Mas terbagi lagi menjadi empat kampung. Masing-masing kampung tersebut dibatasi oleh sebuah sungai yang mengalir ke laut. Jumlah penduduk yang ada di wilayah Tanjung Mas ini kurang lebih sebanyak 2.100 jiwa.

Salah satu kampung yang terdapat di Kelurahan Tanjung Mas ialah Kampung Tambak Rejo. Lokasi kampung Tambak Rejo berada sekitar satu kilometer dari titik pelabuhan, tepatnya di sebelah kampung Tambak Lorok. Dapat ditempuh sekitar 15 menit dari pelabuhan jika menggunakan sepeda motor. Kampung Tambak Rejo, Kelurahan Tanjung Mas, Kota Semarang, secara geografis dikelilingi oleh perairan. Bagian utara berbatasan langsung dengan laut Jawa. Pada sisi timur dibatasi dengan Banjir Kanal Timur dan Sungai Banger. Sedangkan di sisi barat dibatasi oleh Sungai Mati (buntu). Data topografi desa memperlihatkan dari 52,8 Ha luas wilayah Tambak Rejo, sekitar 20 Ha adalah kawasan permukiman dan sisanya merupakan kawasan perairan seperti sungai dan tambak.

Kampung Tambak Rejo adalah RW XVI dari Kelurahan Tanjung Mas. Kampung yang langsung berbatasan dengan laut ini terdiri atas lima RT. Jumlah penduduk Kampung Tambak Rejo adalah sekitar 416 jiwa, dengan rincian sebagai berikut:

a. Jumlah penduduk RT 01 sebanyak 89 jiwa b. Jumlah penduduk RT 02 sebanyak 100 jiwa c. Jumlah penduduk RT 03 sebanyak 70 jiwa d. Jumlah penduduk RT 04 sebanyak 67 jiwa e. Jumlah penduduk RT 05 sebanyak 80 jiwa

Dahulu wilayah Kampung Tambak Rejo sangat luas, khususnya wilayah yang dijadikan tambak. Jarak antara kampung dengan pantai adalah sekitar 1,5 kilometer. Kampung yang tidak begitu luas ini diberi nama Kampung Tambak Rejo karena pada awalnya daerah ini banyak terdapat tambak yang diharapkan mampu menjadi jaya dan maju dengan hasil alam yang melimpah ruah.

(5)

lulusan SMA. Namun bagi para orang tua hanya mengenyam pendidikan hingga SD atau bahkan tidak lulus SD. Di Kampung Tambak Rejo sendiri sangat jarang dijumpai lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan berada cukup jauh dari kampung. Lembaga pendidikan yang ada di sekitar Desa Tambak Rejo hanyalah PAUD. Sedangkan untuk tingkat SD, SMP, dan SMA tidak ditemukan di kampung ini. Jarak ke SMP terdekat ialah kurang lebih satu kilometer.

Sebagian besar masyarakat Kampung Tambak Rejo berprofesi sebagai nelayan. Hal tersebut tentu karena letak wilayahnya yang berada di pesisir atau dekat laut.Akan tetapi, nelayan yang terdapat pada masyarakat Tambak Rejo ini masih bersifat kecil atau nelayan individu. Rata-rata penduduk yang ada di Kampung Tambak Rejo ini merupakan pendatang. Jikapun ada penduduk yang merupakan keturunan asli Desa Tambak Rejo, mereka sudah berusia lanjut.

Para pemuda di Kampung Tambak Rejo biasanya ikut orang tuanya pergi melaut. Namun, jika tidak melaut mereka hanya menganggur di rumah karena tidak memiliki keahlian khusus. Mereka mempelajari bagaimana tata cara menangkap ikan dan lain sebagainya. Akan tetapi, pemuda yang berpendidikan SMA rata-rata bekerja di pabrik-pabrik yang terletak di luar kampung ini. Selain itu,mereka juga bekerja di pelabuhan.

Istri-istri para nelayan di kampung Tambak Rejo rata-rata menjadi ibu rumah tangga dan usaha kecil di rumah. Ada beberapa dari mereka yang mencari kesibukan yang tentu saja dapat membantu menopang ekonomi keluarga. Biasanya mereka mengolah hasil tangkapan yang berupa udang kecil dan ikan-ikan kecil. Udang asil tangkapan tersebut akan dijadikan terasi sedangkan ikan-ikan kecil biasanya akan dijadikan ikan asin. Akan tetapi, pekerjaan ini tidak bisa dilakukan setiap hari, melainkan hanya di waktu-waktu tertentu.

(6)

Infrastruktur yang terdapat di Kampung Tambak Rejo dapat dikatakan belum cukup baik. Jalanan yang ada di Kampung Tambak Rejo masih menggunakan tanah, sehingga ketika turun hujan akan sangat susah untuk dilewati. Jalan penghubung ke wilayah lain seperti Tambak Lorok dan sekitarnya juga relatif jauh karena harus memutar jalan yang tentu saja akan memakan waktu cukup lama. Begitupula dengan pusat kegiatan ekonomi yang berupa pasar. Di Kampung Tambak Rejo tidak terdapat pasar. Jika masyarakat akan ke pasar, maka harus ke kampung sebelah yaitu Kampung Tambak Lorok. Akan tetapi, pasar yang ada di Kampung Tambak Lorok tersebut sangat kotor dan tidak beraturan.

Seperti wilayah pesisir lainnya, udara di Kampung Tambak Rejo sangat panas. Selain itu, bau yang ada di sana juga cukup membuat pusing di kepala jika belum terbiasa di wilayah yang seperti itu. Kambing-kambing yang dipelihara namun dibiarkan berkeliaran menambah aroma yang kurang sedap di wilayah ini. Kambing-kambing tersebut dibiarkan berkeliaran mencari makan, sehingga kotoran kambing pun berada di mana-mana. Akan tetapi,kambing-kambing tersebut bukan milik masyarakat Tambak Rejo, melainkan milik masyarakat di luar Kampung Tambak Rejo.

BAB III, IV Hasil dan Pembahasan Penelitian 1. Jumlah bab dalam hasil dan pembahasan

2. Judul bab dikemas dalam kalimat yang mempresentasikan sebuah kelompok yang akan dibahas

Referensi

Dokumen terkait

1. Jawaban responden tentang pernyataan saya berusaha dalam bekerja mempunyai perencanaan karir yang bagus mayoritas responden menjawab setuju sebesar 62,5 %. Jawaban

Namun, hal ini tidak meniadakan kemungkinan tumpahan sering atau besar dapat mempunyai efek yang merugikan atau merusak

Realisasi penggunaan alokasi dana desa pada Pos Infrastruktur Desa (Pembangunan Kantor Desa) dalam Pelaksanaan kebijakan penggunaan alokasi dana desa di Desa Maria

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah apakah FDR, APB, NPF, BOPO, ROA,

Faktor keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengaruh pihak-pihak yang memiliki hubungan darah secara langsung serta kerabat dekat terhadap status anak

14 Dalam hal ini berupa sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang diajukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi berdasarkanc. dari laporan tentang diri sendiri ( self

[r]