• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PEMANDU WISATA DI DESA WISATA PINGE, KECAMATAN MARGA, KABUPATEN TABANAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PEMANDU WISATA DI DESA WISATA PINGE, KECAMATAN MARGA, KABUPATEN TABANAN."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA

TERHADAPA KUALITAS PELAYANAN PEMANDU

WISATA DI DESA WISATA PINGE, KECAMATAN

MARGA, KABUPATEN TABANAN

I KADEK EDI DANA ARTA

1112025024

PROGRAM STUDI INDUSTRI PERJALANAN WISATA

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(2)

ii

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA

TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PEMANDU

WISATA DI DESA WISATA PINGE, KECAMATAN

MARGA, KABUPATEN TABANAN

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pariwisata

I KADEK EDI DANA ARTA

1112025024

FAKULTAS PARIWISATA

PROGRAM STUDI S1 INDUSTRI PERJALANAN WISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

(3)

iii ABSTRAK

Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata

Universitas Udayana Skripsi

A. Nama : I Kadek Edi Dana Arta

B. Judul :Persepsi Wisatawan Mancanegra terhadap Kualitas Pelayanan Pemandu Wisata Di Desa Wisata Pinge, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.

C. Jumlah Halaman : XII + 106 + 8 lampiran

D. Isi Ringkasan :

Kualitas pelayanan pemandu wisata di Desa Wisata Pinge akan berdampak terhadap kepuasan wisatawan yang berkunjung ke desa wisata pinge. Sehingga, kualitas pelayanan pemandu wisata menjadi tolak ukur dalam menentukan kepuasan wisatawan. Rumusan masalah yang diangkat adalah (1) bagaimana persepsi wisatawan mancanegara terhadap kualitas pelayanan pemandu wisata di Desa Wisata Pinge, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, kuesioner dan studi kepustakaan.

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa wisatawan merasa kurang puas terhadap kualitas pelayanan pemandu wisata di desa wisata pinge, dengan tingkat kesesuaian sebesar 97,04%. Faktor-faktor yang dominan dari kualitas pelayanan pemandu wisatawan mancanegara yaitu pengetahuan pemandu wisata terhadap atraksi wisata meliputi sejarah, cerita unik dan larangan yang ada di desa wisata pinge, kemampuan berbahasa pemandu wisata dalam berbahasa asing khususnya bahasa inggris, kesopanan dan keramahan pemandu wisata dalam pemanduan, kemampuan pemandu wisata dalam menimbulkan rasa percaya diri, aman dan nyaman pada diri wisatawan dan kemampuan pemandu wisata dalam menjaga keamanan barang berharga wisatawan.

(4)

iv

Undergraduate Study Program of Travel Industry Faculty of Tourism

Udayana University Undergraduate Thesis

A. Name : I Kadek Edi Dana Arta

B. Title :Perseption of Foreign Tourist over the Tour Guides’ Service Quality at the Tourism Village of Pinge, Sub-District of Marga, Regency of Tabanan. C. Number of Pages : XII + 106 + 8 appendices

D. Summary :

The quality of services of the tour guides at the Tourism Village of Pinge will affect the satisfaction of tourists who visit the village. Thus, the tour guides' service quality serves as a benchmark in determining the satisfaction of tourists. The formulation of the problems raised are (1) how the Perseption of Foreign Tourist over the Tour Guides’ Service Quality at the Tourism Village of Pinge, Sub-District of Marga, Regency of Tabanan. The data collection was conducted by observation, interview, questionnaire and library research.

The analysis of data shows that the tourists feel less satisfied with the quality of the tour guides' service in the tourism Village of Pinge, with a concordance rate of 97.04%. The dominant factors of service quality tourist guides of foreign tourists namely knowledge of the tour guides to tourist attractions, including history, unique story and restrictions that exist in the tourism Village of Pinge, the foreign language proficiency of the tour guides , especially English, courtesy and friendliness of the tour guide in guiding, the ability of tourist guides in making self-confidence, safety and convenience to the tourists and the ability of the tourist guides in maintaining the security of the tourists' valuable goods.

(5)

v

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA

TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PEMANDU

WISATA DI DESA WISATA PINGE, KECAMATAN

MARGA, KABUPATEN TABANAN

Nama : I Kadek Edi Dana Arta

Nim : 1112025024

Skripsi ini Telah LULUS dengan predikat SANGAT MEMUASKAN pada tanggal 21 April 2016 di Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata Fakultas

Pariwisata Universitas Udayana.

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Ni Putu Eka Mahadewi, SE.AK., M.Par. Luh Gede Leli Kusuma Dewi, Psi.,M.par.

Nip. 19750123 200312 2 001 Nip. 19800310 200604 002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pariwisata Ketua Program Studi S1 Industri Perjalanan

Wisata Universitas Udayana Wisata Fakultas Pariwisata Universitas

Udayana

Drs. I Made Sendra, M.Si. I Made Kusuma Negara, SE.,M.Par

(6)

vi

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA

TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PEMANDU

WISATA DI DESA WISATA PINGE, KECAMATAN

MARGA, KABUPATEN TABANAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Program Studi S1 Industri

Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana pada tanggal 21 April

2016 dan dinyatakan LULUS dengan predikat SANGAT MEMUASKAN

TIM PENGUJI

Ketua :Ni Putu Eka Mahadewi, SE.AK., M.Par. ( )

Sekretaris : Luh Gede Leli Kusuma Dewi, Psi., M.par. ( )

Anggota : 1. I Made Kususma Negara, SE.AK., M.Par. ( )

2. Ni Made Sofia Wijaya, SST. Par., M.Par., Ph.D. ( )

3. I Gst. Putu Bagus Sasrawan Mananda, SST.Par., M.M., M.Par. ( )

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Industri Perjalanan

Wisata Fakultas Pariwisata Universitas

I Made Kusuma Negara, SE.,M.Par

(7)

vii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN AKHIR/SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : I Kadek Edi Dana Arta

Nim : 1112025024

Program Studi : Industri Perjalanan Wisata

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ Persepsi Wisatawan Mancanegara Terhadap Kualitas Pelayanan Pemandu Wisata Di Desa Wisata

Pinge, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan” adalah hasil tulisan saya sendiri

dan didalamnya tidak terdapat tindakan meniru dalam bentuk rangkaian kalimat

atau symbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari

penulis yang saya akui seolah – olah sebagai tulisan saya sendiri, serta tidak

terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya

ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan yang

bertentangan dengan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini

saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya

sendiri dan berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh Universitas batal

saya terima.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Denpasar, 18 Januari 2016

Yang membuat pernyataan

I Kadek Edi Dana Arta

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas

rahmat, anugerah dan pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Persepsi Wisatawan Mancanegara Terhadap Kualitas Pelayanan

Pemandu Wisata Di Desa Wisata Pinge, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pariwisata pada Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata, Fakultas

Pariwisata, Universitas Udayana.

Skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik karena bantuan dari berbagai

pihak yang mendukung dan menyemangati penulis. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kapada:

1. Bapak Drs. I Made Sendra, M.Si., Dekan Fakultas Pariwisata Universitas

Udayana.

2. Bapak I Made Kusuma Negara, S.E.,M.Par., Ketua Program Studi S1

Industri Perjalanan Wisata

3. Ni Putu Eka Mahadewi, SE.AK., M.Par., sebagai pembimbing 1 yang

telah dengan sabar membimbing, meberikan semangat, saran dan masukan

sehingga penelitian ini bisa diselesaikan.

4. Luh Gede Leli Kusuma Dewi, Psi., M.par., sebagai pembimbing 2 yang

telah dengan sabar membimbing, memberikan semangat, saran dan

masukan sehingga penelitian ini bisa diselesaikan.

5. Ibu Yayu Indrawati, SS., M.Par sebagai Pembimbing Akademik yang

telah banyak memberikan dukungan dan masukan, agar penulisan skripsi

ini cepat selesai.

6. Bapak dan Ibu Dosen pengajar Fakultas Pariwisata Universitas Udayana,

atas segala ilmu dalam bidang pariwisata yang telah diberikan selama

berada dibangku kuliah.

7. Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Pariwisata Universitas

Udayana, yang telah dengan senang hati mebantu dan meluangkan

waktunya di dalam pengurusan administrasi penulis

(9)

ix

9. Bapak, I Nyoman Suardika dan Ibu Ni ketut Sumerti selaku orang tua

kandung saya, kakak saya I Wayan Dewi Ariasih, dan orang yang sangat

spesial dalam hati saya Ni Komang Ratna Sari, S.Pd., dan semua keluarga

besar yang telah dengan setia mendukung dan memberikan semangat

kepada penulis

10.yang selalu menemani, memberikan semangat dan saran kepada penulis.

11.Charles Bertomi, I Made Darmaja , I Gede Noviana Putra, I Gede Sucita

Dharma, dan Dewe Kiskenda Erwanda Putra, Wahyu Meno Pratama yang

telah memberikan dukungan dan bantuan baik secara langsung maupun

secara tidak langsung kepada penulis.

12.Teman – teman mahasiswa Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

angkatan 2011 khususnya teman – teman Program Studi Industri

Perjalanan Wisata yang selalu berbagi ilmu dan membantu penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

sehingga mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun guna

menyempurnakan skripsi ini ke depannya. Akhir kata, penulis berharap semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat yang berguna bagi semua pihak.

Denpasar, 18 Januari 2016

(10)

x

1.4. Manfaat Penelitian --- 07

1.5. Sistematika Penulisan --- 09

BAB II TINJAUAN PUSTAKA --- 11

2.1. Tinjauan Penelitian Sebelumnya --- 11

2.2. Tinjauan persepsi --- 15

2.3. Tinjauan Pelayanan --- 16

2.3.1. Pengertian Pelayanan --- 16

2.3.2. Klasifikasi Pelayanan --- 17

2.4.Tinjauan Kualitas Pelayanan --- 19

(11)

xi

2.4.2. Manfaat Kualitas Pelayanan --- 20

2.4.3. Dimensi Kualitas Pelayanan --- 20

2.5. Tinjauan Kepuasan Konsumen --- 21

2.5.1. Pengetian Kepuasan Konsumen--- 21

2.5.2. Manfaat Kepuasan Konsumen --- 22

2.5.3. Mengukur Kepuasan Konsumen --- 22

2.6. Tinjauan Wisatawan --- 24

2.6.1. Pengertian Wisatawan --- 24

2.7. Tinjauan Pemandu Wisata --- 25

2.7.1. Pengertian Pemandu Wisata --- 25

2.7.2. Pemandu Wisata Berdasarkan Tingkat--- 25

2.7.3. Kompetensi Pemandu Wisata --- 26

2.7.4. Pemandu Wisata Berdasarkan Peraturan Daerah Bali --- 27

2.8. Tinjauan Desa Wisata --- 28

2.8.1. Pengetian Desa Wisata --- 28

BAB III METODE PENELITIAN --- 30

3.1. Lokasi Penelitian --- 30

3.2. Definisi Oprasional Variabel --- 30

3.3. Jenis dan Sumber Data --- 33

3.4. Teknik Pengumpulan Data --- 34

3.5. Teknik Penentuan Sampel --- 35

3.5.1. Teknik Penentuan Sampel Wisatawan --- 35

3.5.2. Teknik Penentuan Informan --- 36

(12)

xii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN --- 43

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian --- 43

4.1.1. Sejarah Desa Wisata Pinge --- 43

4.1.2. Potensi Desa Wisata Pinge --- 44

4.2. Gambaran Umum Pengelola Desa Wisata Pinge --- 47

4.2.1. Tinjauan Pengelola Desa Wisata Pinge --- 46

4.3. Karakteristik Responden --- 51

4.4. Gambaran Umum Pemandu Wisata --- 53

4.4.1. Tinjauan Pemandu Wisata di Desa Wisata Pinge --- 53

4.5. Analisis Tingkat Kepentingan Kinerja --- 50

4.5.1. Analisis Indikator Bukti Langsung ( Tangible )--- 55

4.5.2. Analisis Indikator Empati ( Empathy ) --- 60

4.5.3. Analisis Indikator Keandalan ( Reability ) --- 66

4.5.4. Analisis Indikator Daya Tangkap ( Responsiveness ) --- 76

4.5.5. Analisis Indikator Jaminan ( Assurance ) --- 84

4.5.6. Tingkat Kepuasan Wisatawan Mancanegara Terhadap Kualitas Pelayanan Pemandu Wisata di Desa Wisata Pinge --- 98

4.5.7 Letak Atribut Kualitas Pelayanan Pemandu Wisata di Desa Wisata Pinge Dalam Diagram Kartesius --- 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN --- 105

5.1. Simpulan --- 105

5.2. Saran --- 106

(13)

xiii Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan Tahun 2010-2015 --- 5

Tabel 3.1 Skala Sikap Untuk Kinerja/Kepentingan --- 39

Tabel 4.1 Skor Penilaian Wisatawan Mancanegara Terhadap Kinerja Pemandu Wisata Untuk Sub Variabel Bukti Langsung --- 54

Tabel 4.2 Skor Tingkat Kepentingan Wisatawan Mancanegara Terhadap Layanan Pemandu Wisata Untuk Sub Variabel Bukti Langsung 55

Tabel 4.3 Skor Penilaian Wisatawan Mancanegara Terhadap Kinerja Pemandu Wisata Untuk Sub Variabel Empati --- 59

Tabel 4.4 Skor Tingkat Kepentingan Wisatawan Mancanegara Terhadap Layanan Pemandu Wisata Untuk Sub Variabel Empati --- 60

Tabel 4.5 Skor Penilaian Wisatawan Mancanegara Terhadap Kinerja Pemandu Wisata Untuk Sub Variabel Keandalan --- 66

Tabel 4.6 Skor Tingkat Kepentingan Wisatawan Mancanegara Terhadap Layanan Pemandu Wisata Untuk Sub Variabel Keandalan --- 67

Tabel 4.7 Skor Penilaian Wisatawan Mancanegara Terhadap Kinerja Pemandu Wisata Untuk Sub Variabel Daya Tangkap --- 76

Tabel 4.8 Skor Tingkat Kepentingan Wisatawan Mancanegara Terhadap Layanan Pemandu Wisata Untuk Sub Variabel Daya Tangkap -- 77

Tabel 4.9 Skor Penilaian Wisatawan Mancanegara Terhadap Kinerja Pemandu Wisata Untuk Sub Variabel Jaminan --- 84

Tabel 4.10 Skor Tingkat Kepentingan Wisatawan Mancanegara Terhadap Layanan Pemandu Wisata Untuk Sub Variabel Jaminan --- 85

Tabel 4.11 Rata-Rata Penilaian Kinerja Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kesesuaian Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Wisatawan di Desa Wisata Pinge --- 96

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Diagram Kartesius --- 41

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Pengelola --- 48

Gambar 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin --- 51

Gambar 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur --- 52

Gambar 4.4. Karakteristik Responden Berdasakan Status Perkawinan --- 53

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Salah satu dari 34 provinsi di Indonesia yang telah dikenal oleh dunia

sebagai daerah tujuan wisata adalah provinsi Bali bila dilihat secara geografis bali

terletak pada 25’23” lintang selatan dan bujur timur dengan jumlah

penduduk 4.200.000 jiwa, Provinsi Bali terdiri dari 8 kabupaten dan 1 kota

madya, yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian pada sektor pertanian .

Keberadaan Provinsi Bali sebagai daerah tujuan wisata didukung oleh

keunikan adat istiadat dan budaya yang ada di Pulau Bali yang bernafaskan

Agama Hindu sebagai agama mayoritas yang dianut oleh masyarakat di Pulau

Bali Serta aam di Pulau Bali yang masih asri dan indah turut serta menjadi modal

utama di dalam pengembangan kepariwisataan di Pulau Bali hingga kini. Dapat

dilihat pada tabel 1.1 tingkat pertumbuhan kunjungan wisatawan manca negara ke

(16)

Tabel 1.1

Kujungan Wisatawan Mancanegara ke Bali Tahun 2010-2014

Tahun

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali 2015

Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat kunjungan wisatawan

mancanegara ke Bali terus mengalami peningkatan tiap tahunnya, pada tahun

2011 tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali mengalami peningkatan

sebesar 10,57% dari tahun 2010, lalu pada tahun 2012 tingkat kunjungan

wisatawan mancanegara ke bali mengalami peningkatan sebesar 4,91%

dibandingkan dengan tahun 2011, lalu pada tahun 2013 kunjungan wisatawan

mancanegara ke Bali mengalami peningkatan sebesar 13,37% dari tahun 2012,

dilanjutkan pada tahun 2014 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali

kembali mengalami peningkatan sebesar 14,88 dibandingkan dengan tahun 2013.

Dari delapan kabupaten dan satu kota madya di Provinsi Bali, ada satu

yang fokus mengembangkan daya tarik wisata alam yang dimiliki, yaitu

(17)

Provinsi Bali, dengan luas wilayah sebesar 839,33 dan dengan jumlah

penduduk sebanyak 495.550 jiwa yang umumnya berprofesi sebagai petani.

Adapun jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Kabupaten Tabanan, dapat

dilihat pada tabel 1.2 tingkat pertumbuhan kunjungan wisatawan manca negara ke

Kabupaten Tabanan selama 5 tahun terakhir.

Tabel 1.2 Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Kabupatn Tabanan

Tahun 2010-2014

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali 2015

Berdasarkan data pada tabel 1.2 tingkat kunjungan wisatawan ke

Kabupaten Tabanan sudah tentu dapat dikatakan mengelami peningkatan setiap

tahunnya. Peningkatan kunjungan wisatawan paling banyak dapat dilihat dari

jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yaitu pada tahun 2014 yaitu sebanyak

1.990.762 wisatawan. Walaupun demikian jumlah kunjungan ditahun sebelumnya

(18)

Kabupaten Tabanan selain fokus mengembangkan daya tarik wisata alam

saat ini juga mengembangkan Desa wisata,menurut penuturan Wayan Adnyana

selaku kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tabanan terdapat 8

Desa Wisata yang dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Tabanan yaituDesa

Wisata Pinge Tua, Antapan, Sudimara, Kerobokan, Mekar Sari, Jatiluwih, Tegal

lingga dan Desa Wisata Belimbing, namun baru Desa Wisata Pinge yang mampu

berkembang dan menarik minat wisatawan yang berkunjung, Desa Pinge yang

merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan

yang cukup terkenal karena memiliki pemandangan yang indah dan terletak pada

jalur wisata menuju Jatiluwih. Adapun atraksi wisata yang terdapat di Desa Pinge

terdiri dari suasana alam pedesaan yang kuno dan asri, tata letak desa yang teratur,

dan persawahan serta pura beji yang menarik. Kegiatan wisata yang dapat

dinikmati wisatawan saat berkunjung ke Desa Pinge yaitu: Tracking, Cycling

pertunjukan tarian leko dan bumbung gebyog yang hanya terdapat di Desa Pinge,

tingkat kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Pinge dapat dilihat

pada tabel 1.3 tingkat pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara ke Desa

(19)

Tabel 1.3

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Desa Wisata Pinge, Kecamatan

Marga, Kabupaten Tabanan Tahun 2010-2014

Sumber : Pengelola DesaWisata Pinge, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan

Dari tabel 1.3 dapat dilihat bahwa tingkat kunjungan wisatawan

mancanegara ke Desa Wisata Pinge mengalami fluktuasi, pada tahun 2011

kunjungan wisatawan mancanegara ke Desa Wisata Pinge mengalami peningkatan

sebesar 35,25% dibandingkan dengan tahun 2010, lalu pada tahun 2012 tingkat

kunjungn wisatawan mancanegara ke Desa Wisata Pinge mengalami penurunan

yang sangat drastis sebesar 86,71% dibandingkan dengan tahun 2011, berdasarkan

penuturan bapak I Wayan Carma selaku ketua badan pengelola Desa Wisata Pinge

penurunan jumlah kunjungan pada tahun 2012 desebabkan karena menurunnya

kualitas pelayanan pemandu wisata khususnya penyampaian informasi yang

diberikan oleh pemandu wisata tidak sesuai dengan apa yang dicantumkan pada

brosur yang dijual oleh agent perjalanan wisata, selain itu menurunnya kunjungan

(20)

menuju Desa Wisata Pinge sangat rusak sehingga mengganggu kenyamanan

wisatawan menuju ke Desa Wisata Pinge, lalu pada tahun 2013 jumlah kunjungan

wisatawan mancanegara kembali mengalami peningkatan sebesar 99,41% atau

898 jiwa dibandingkan dengan tahun 2012, dilanjutkan dengan tahun 2014

kunjungan wisatawan mancanegara ke Desa Wisata Pinge kembali mengalami

peningkatan sebesar 17,60% atau meningkat sejumlah 191 jiwa dibandingkan

dengan tahun 2013, penurun kunjungan wisatawan ke Desa Wisata pada tahun

2012 yaitu sebesar 86,71% atau 1221 wisatawan di bandingkan tahun 2011.

Dalam perkembangan Desa Wisata Pinge tidak lepas dari peranan agent

pejalanan wisata yang membawa sekaligus memandu wisatawan yang melakukan

kegiatan wisata di Desa Wisata Pinge, adapun agent perjalanan wisata yang sudah

berkerja sama dengan Desa Wisata Pinge yaitu Azzimuth Tour and Travell,

Talisman, Kampung Kita, dan Awiwa Experience, kualitas pelayanan pemandu

wisata dari setiap Agent perjalanan wisata yang berkerja sama dengan Desa

Wisata Pinge sangat penting karena kualitas pelayanan dari pemandu wisata akan

berdampak langsung kepada kepuasan wisatawan, kualitas pelayanan merupakan

kunci dalam menciptakan kepuasan wisatawan banyak manfaat yang dapat

diterima oleh Desa Wisata Pinge maupun dari Agent perjalanan wisata dengan

tercapainya tingkat kepuasan dari wisatawan yang tinggi dapat meningkatkan

loyalitas wisatawan dan merekomendasikan Desa Wisata Pinge kepada sahabat

maupun keluarganya untuk dikunjungi bila berkunjung ke Bali.

Kualitas pelayanan sangat krusial dalam mempertahankan wisatawan

untuk tinggal dalam waktu yang lebih lama, Inilah yang kemudian menarik,

(21)

Desa Wisata Pinge yang menangani seluruh kegiatan wisata yang dilakukan oleh

wisatawan, dengan adanya pemandu wisata akan memberikan kontribusi positif

terhadap kepuasan wisatawan mancanegara dalam memperoleh informasi. oleh

sebab itu penting dilakukan sebuah penelitian untuk menganalisis kualitas

pelayanan pemandu wisata , dimana dalam penelitian ini adalah pemandu wisata

di Desa Wisata Pinge yang berasal dari Agent Perjalanan Wisata terhadap tingkat

kepuasan wisatawan mancanegara.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Persepsi Wisatawan

Mancanegara Terhadap kualitas pelayanan pemandu wisata di Desa Wisata

Pinge, Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan?

1.3.Tujuan Penelitian Lapangan

Berdasarkan latar belakang di atas adapun yang menjadi tujuan penelitian

adalah untuk mengetahui Persepsi Wisatawan Mancanegara Terhadap Kualitas

pelayanan pemandu wisata di Desa Wisata Pinge, Kecamatan Marga Kabupaten

Tabanan.

1.4. Manfaat Penelitian Lapangan

Dengan adanya penelitian ini besar harapan penulis dapat

(22)

1. Manfaat Akademik

Manfaat akademik ini ditujukan kepada mahasiswa, bahwasanya

penelitian merupakan hal penting bagi mahasisiwa dalam menerapkan dan

mengaplikasikan teori-teori yang dipelajari selama ini terhadap segala

isu-isu yang berkembang di lingkungan sekitar yang menjadi suatu hal yang

perlu untuk dicari kepastian dan kebenarannya. Demikan pula penelitian

ini seperti yang penulis rasakan telah menambah wawasan dalam berpikir

dan semakin peka dalam mengidentiflkasi dan menganalisis

masalah-masalah kepariwisataan terkait dengan persepsi wisatawan mancanegara

terhadap kualitas pelayanan pemandu wisata di Desa Wisata Pinge,

Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan.

2. Manfaat Praktis

Selaku penulis, hasil dari penelitian ini diharapkan nantinya

memberikan informasi yang bersifat bermanfaat bagi Dinas Pariwisata

Kabupaten Tabanan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil

keputusan dan kebijakan strategik dalam perencanaan ataupun

pengembangan produk Desa Wisata Khususnya di Kabupaten Tabanan,

serta diharapkan bermamfaat sebagai bahan evaluasi bagi para pemandu

(23)

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini akan disusun dalam 5 (lima)

bab, yang masing-masing akan diuraikan sebagai berikut

.

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menguraikan mengenai tinjauan penelitian sebelumnya dan berbagai

tinjauan konsep yang mendukung penelitian ini, yang terdiri dari tinjauan tentang

Desa Wisata, Pramuwisata, Kualitas Pelayanan.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai lokasi penelitian, definisi operasional

variabel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik penentuan

informan, teknik penentuan sampel, dan analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran mum lokasi penelitian, struktur

organisasi badan pengelola Desa Wisata Pinge, deskripsi data, analsis data

kualitas layanan pemandu wisata terhadap tingkat kepuasan wisatawan

(24)

Tabanan.menggunakan skala likert dan diuraikan dengan importance performance

analysis untuk mengetahui posisi pada masing-masing indikator.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab penutup yang menguraikan tentang kesimpulan hasil penelitian

yang telah dilakukan dan saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil dari

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Penelitian Sebalumnya

Untuk dapat memperoleh jawaban tentang perspektif sementara dari

penelitian ini, diperlukan adanya pengkajian terhadap beberapa penelitian

terdahulu yang dianggap relevan pada kajian penelitian ini. Dalam penelitian ini

menggunakan beberapa kajian pustaka, antara lain sebagi berikut:

I Wayan Pantiyasa dan Ni Putu Diah Prabawati (2014) melakukan

penelitian tentang “Servqual Pramugraha Dalam Penyiapan Kamar Di desa

Wisata” penelitian tersebut dilatar belakangi perkembangan akomodasi berupa

penginapan di Desa Pinge yang semakin bertambah dan harus dibarengi dengan

peningkatan kualitas pelayanan kepada wisatawan yang menginap di Desa Pinge.

Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian tersebut yaitu ingin mengetahui

bagaimana kualitas pelayanan prmugraha di podok wisata Pinge dalam upaya

meningkatkan kepuasan tamu. Variabel yang diteliti yaitu terkait dengan dimensi

pelayanan jasa (servQual) khususnya yang telah dikembangkan oleh Parasuraman

yaitu, dimensi wujud/bukti langsung (tangible), kehandalan (reliability), daya

tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy). Penelitian

ini menggunakan analisis kuantitatif. Hasil penelitian menggambarkan bahwa

penilaian wisatawan terhadap kualitas pelayanan pramugraha dalam menyiapkan

kamar sangat memuaskan dan melebihi harapan dari wisatawan. Hal ini terlihat

dari nilai rata-rata persepsi/kinerja lebih tinggi dari pada nilai rata-rata

(26)

Penelitian sebelumnyadiakukan oleh Vera Debora F.H pada tahun 2009

yang berjudul Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan

ke Istana Maimoon. Penelitian ini membahas mengenai cara pelayanan informasi

yang diberikan pramuwisata mengenai suatu objek daerah tujuan wisata kepada

wisatawan, sikap peramuwisata dalam melayani tamu dan layanan yang akan

diberikan peramuwisata dalam menghadapi wisatawan yang komplain di Istana

Maimoon yang menjadi model riset dalam penelitian ini adalah sekelompok

pramuwisata di Istana Maimoon. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kualitatif.

Hasil dari penelitian tersebut dapat disimpulkan pelayanan yang diberikan

oleh peramuwisata lokal kepada wisatawan belum memenuhi kreteria, pelayanan

terhadap wisatawan yang diberikan oleh peramuwisata dari segi sikap belum

menunjukkan konsep pelayanan prima ang baik, peramuwisata cenderung kurang

menanggapi complain ang datang dari wisatawan. Perbedaan penelitian yang

terdahulu dengan yang sekarag yaitu waktu penelitan, indikator yang diukur,

sedangkan persamaannya metode yang digunakan, ruanglingkup yang diukur

mengenai kualitas pelayanan dan objek yang diteliti yaitu peramuwisata lokal.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Dharmayanti pada tahun 2003

dengan judul Analisis Tingkat Kepuasan Wisatawan Terhadap Kualitas Jasa pada

Travel Nusa Dua Bali Tour di Kuta. Tujuan dari penelitian adalah untuk

mengetahui tingkat kepuasan wisatawan dilihat dari kualitas jasa pada Travel

(27)

Hasil dari peneitian ditemukan bahwa indek kepuasan rata-rata wisatawan

dari masing-masing atribut mempunyai rata-rata sebesar 2,63 dapat dikatagorikn

puas. Dari pengukuran Importance performance analysis didapat bahwa tingkat

kepuasan wisatawan pada Travel Nusa Dua Bali Tour di Kuta berada pada

kuadran B yang tingkat pelaksanaanya telah sesuai denan kepentingan dan

harapan wisatawan, kuadran C yang dinilai masih dianggap kurang penting bagi

wisatawan, sedangkan kualitas pelaksanaanya biasa atau cukup saja, dan kuadran

D yang dinilai berlebihan dalam pelaksanaannya yang dinilai tidak terlalu penting

oleh wisatawan, namun pelaksanaanya dapat memuaskan wisatawan persamaan

penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang adalah sama-sama meneliti

mengenai kualitas pelayanan sedangkan perbedaanya waktu peneitian, variabel

yang diukur, dan tempat penelitian.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Noel B. Salazar pada tahun 2005

yang berjudul Tourism and Glokalization local tour guiding. Penelitian ini

membahas mengenai proses glokalisasi berkerja pada dunia pariwisata dan

dimana pemandu wisata menjadi model dari proses glokalisasi itu sendiri.

Pemandu wisata yang dijadikan sebagai model riset dalam penelitian ini adalah

sekelompok pemandu wisata di Yogyakarta, Indonesia. Analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan etnogafi hybrid yang

dikarakterkan sebagai metode cepat dan kotor.

Hasil dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa proses glokalisasi

tentu saja tidak terbatas pada pariwisata. Namun menggunakan konsep teoritis

glokalisasi terbukti sangat instruktif dalam memahami dinamika sosial-budaya

(28)

membuktikan hal tersebut mereka berpartisipasi penuh dalam budaya global

populer dan menggunakan teknologi baru dalam kehidupan pribadi mereka

meskipun tidak semua memiliki sifat glokal.

Penelitian kedepan dalam jangka panjang juga masih dibutuhkan oleh

peneliti untuk membuktikan secara empiris, penelitian di masa depan juga akan

menentukan sejauh mana temuan dari makalah tersebut dapat digeneralisasi untuk

kontek sosial budaya lainnya perbedaan pnelitian terdahulu dengan penelitian

sekarang adalah metode penelitian yang digunakan lokasi penelitian dan ruang

lingkup yang diteliti. Adapun persamaannya adalah penelitian terdahulu dan

penelitian sekarang adalah sama-sama melakukan penelitian terhadap pemandu

wisata.

Lalu penelitian oleh Maria Pereda yang diterbitkan dalam journal of

Hospitality, Leisure, Sport and Tourism Education yang berjudul Service Quality

in Higher Education, The Experience of Overseas Students yang memahas

menganai kualitas layanan padasuatu universitas mengenai kualitas layanan yang

diharapkan oleh mahasiswa. Penelitian ini menggunakan bingkai kerja Lehtinen,

dimana faktor Q-Sort diambil mengikuti faktor analisis.

Adapun hasil dari penelitian tersebut diperoleh empat faktor kualitas

layanan yang digaris bawahi yaitu : pengakuan, kuaitas intruksi dan interaksi

dengan fakulas, kecukupan sumber daya dan aspek kualitas fisik. Perbedaan

antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah metode penelitian

(29)

persamaannya adalah sama-sama melakukan penelitian mengenai kualitas

layanan.

Lalu penelitian oleh Djurdjica Perovicyang diterbitkan International

Journal For Quality Research yang berjudul What Factor Influence Quality

Service Improvement In Montenegro : Emprical Analysismembahas kepuasan

wisatawan terhadap kualitas layanan pariwisata di Montenegro dengan

menggunakan metode penelitian Ordinary Least Square Regression (OLS) dimana

dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa elemen intangible memeberikan dampak

yang positif terhadap pariwisata di Montenegro. Perbedaan antara penelitian

tedahulu dengan penelitan sekarang adalah metode penelitian yang digunakan,

lokasi penelitian dan ruang lingkup yang diteliti. Adapun persamaannya adalah

sama-sama melakukan penelitian mengenai kualitas pelayanan.

2.2. Tinjauan Persepsi

Persepsi dalam bahasa inggris “ Perseption“ didefinisikan sebagai suatu

tanggapan terhadap sesuatu dengan jalan asosiasi dengan ingatan tertentu.

Beberapa ahli memberikan beberapa definisi mengenai persefsi antara laian: John

M. Echol mengemukakan tentang perepsi yaitu penglihatan, tanggapan, daya

memahami atau menanggapi sesuatu Echol (dalam I Gede Marheddy Eka

Saputra.10 : 2012).

Dalam hal ini yangdimaksud pesepsi adala bagaimana kita dapat

memahami atau menanggapi sesuatu dengan alat indra, agar memperoleh sesuatu

(30)

Sebenarnya ada beberapa syarat individu mengungkapkan persepsinya

yaitu :

1. Perhatian, merupakan syarat psikologis dalam individu mengadakan

persepsi yang merupakan langkah persiapan.

2. Adanya yang dipersiapkan, objek menimbulkan stimulus yang engenai alat

indra.

2.3.Tinjauan Layanan

2.3.1. Pengertian Layanan

Layanan merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan

untuk dijual. Dengan kata lain jasa merupakan suatu komoditas yang dapat dijual

kepada orang lain Tjiptono (dalam Aditya Hermawan, 2013:11). Jasa adalah

kegiatan yang dapat diidentifikasikan secara tersendiri, pada hakikatnya bersifat

tidak terlihat, untuk memenuhi kebutuhan dan tidak harus terikat pada penjualan

produk dan jasa lain (Mursid, 2013:116). Jasa adalah seseuatu yang dapat

diidentifikasi secara terpisah, tidak berwujud, ditawarkan untuk memenuhi

kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud

Buchari Alma (dalam Ayu Bismayani, 2007:14). Pelayanan atau service adalah

proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang menyangkut

segala usaha yang dilakukan orang lain dalam rangka mencapai tujuannya

Tjiptono (dalam Wulan Widiasih, 2013, 15).

Kesimpulan dari teori di atas jasa merupakan sebuah aktifitas yang

ditawarkan untuk dijual kepda orang lain yang bersifat tidak terlihat yang

(31)

2.3.3. Klasifikasi Layanan

Klasifikasi dapat diartikan sebagai penggolongan atau pengelompokan

berdasarkan standar yang ditetapkan. Dalam konteks jasa, menurut Tjiptono

(dalam Hermawan Aditya 2012 : 11) jasa dapat diklasifikasikan kedalam 8

kriteria yaitu, segmen pasar, tingkat keberwujudan, keterampilan penyedia

layanan, tujuan organisasi jasa, regulasi, tingkat intensitas karyawan, tingkat

kontak penyedia layanan dan pelanggan, serta manfaat bagi konsumen. Adapula

penjelasan terhadap masing-masing kriteria yang dirumuskan oleh Tjiptono

tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Segmen Pasar

Berdasarkan segmen pasar, jasa dapat dibedaan menjadi layanan yang

ditujukan kepada konsumen akhir dan konsumen organisasional.

2. Tingkat Keberwujudan.

Kritiria ini berhubungan dengan tingat keterlibatan produk fisik dengan

konsumen. Berdasarkan kritiria ini jasa atau layanan dapat dipilah

menjadi tiga macam yaitu : rented good service, owned good service dan

non good service. Dalam tipe rented good servicekonsumen menyewa

dan menggunakan produk tertentu berdasarkan tarif yang disepakati

dalam jangka waktu spesifik, konsumen hanya menggunakan produk

tersebut karena kepemilikannya tetap ditangan perusahaan yang

menyewakannya. Sedangkan dalam tipe owned good service

produk-produk yang dimiliki konsumen direparasi, dikembangkan kerjanya, jenis

jasa ini mencangkup perubahan bentuk pad produk yang dmiliki

(32)

jenis ini adalah layanan personal bersifat intangible ditawarkan kepada

pelanggan.

3. Keterampilan Penyedia Layanan

Berdasarka tingkat keterampilan penyedia Layanan terdapat dua tipe

pokok jasa yaitu : professional service dan non professional service.

Perbedaan antara professional service dan non professional service

terletak pada tingkat pendidikan formal yang dimiliki penyedia layanan.

4. Tujuan Organisasi Jasa

Berdasarkan tujuan ornganisasi, layanan dapat diklasifikasikan menjadi

commersial service dan non profit service

5. Tingkat Regulasi

Dari aspek regulasi jasa dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :

regulated service dan non regulated service.

6. Tingkat Intensitas Karyawan

Berdasarkan tingkat intensitas karyawan layanan dapat dibagi menjadi

dua macam yaitu : equipment based service dan people based service.

7. Tingkat Kontak Penyedia Pelayanan dan Pelanggan.

Berdasarkan tingkat kontak jasa dapat dibedakan menjadi dua macam

yaitu : high contak service dan low contak service.

8. Manfaat Bagi Konsumen.

Dalam hal ini, pelayanan bisa dibedakan menjadi dua macam yaitu : for

consumer dan to consumer. For consumer yaitu pelayanan yang

(33)

Sedangkan to consumer adalah pelayanan yang di tunjukan kepada

konsumen.

2.4. Tinjauan Kualitas Layanan

2.4.1. Pengertian Kualitas Layanan

Kualitas bagi penyedia Layanan merupakan sesuatu yang harus dikerjakan

dengan baik. Aplikasi kualitas sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja

merupakan bagian utama strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan

yang berkesinambungan. Sehigga kata lain kualitas merupakan harga mati yang

harus dimiliki oleh penyedia jasa baik individu maupun organisasi Supranto

(dalam Aditya Hermawan, 2006:15). Kualitas jasa berpusat pada upaya

pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketapatan penyampaian

untuk mengimbangi harapan pelanggan Nasutioan (dalam Ayu Bismayani,

2006:20). Kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan

pelanggan. Fandi (dalam Ayu Bismayani, 2005:20). Kualitas pelayanan

merupakan seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan konsumen atas

pelayananyang mereka terima/peroleh Parasuraman (dalam Triswandari Ucik,

1998 : 26).

Dari uraian teori diatas dapat dikatakan kualitas jasa berasal dari

kebutuhan dan keinginan pelanggan dan berakhir pada pada persepsi atau

pendapat dari pelanggan tentang kualitas jasa yang telah mereka gunakan, bagus

atau tidak bagusnya kualitas pelayanan bukan berdasarkan persepsi pihak

(34)

2.4.2. Manfaat Kualitas Layanan

Kualitas dapat dikelola dengan tepat, dapat berkontribusi positif terhadap

terwujudnya kepuasan dan loyalias pelanggan. Dengan kata lain kualitas

pelayanan merupakan atribut utama yang harus dimiliki dalam upaya memenuhi

kepuasan pelanggan sehingga dapat menciptakan loyalitas dari pelanggan

Tjiptono (dalam Aditya Hermawan, 2012:15). Manfaat dari kualitas Layanan

yaitu : loyalitas pelanggan, pangsa pasar yang lebih besar, harga saham yang lebih

tinngi, serta produktivitas yang besar. Semua manfaat diatas, pada gilirannya

berkontribusi peningkatan daya saing berkesinambungan bagi organisasi yang

mengupayakan pemenuhan kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan

Tjiptono (dalam Aditya Hermawan, 2008 : 15)

2.4.3. Dimensi Kualitas Layanan

Menurut parasuraman, Zeithaml dan Berry (dalam Hermawan Aditya,

2013 : 16) ada lima dimensi penentu yang mempengaruhi kualitas jasa meliputi :

1. Realibilitas

Berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk menyampaikan layanan

yang dijanjikan secara akurat sejak pertama kali.

2. Daya Tangkap

Berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan penyedia layanan untuk

membantu para pelanggan dan merespon permitaan mereka dengan

(35)

3. Jaminan

Berkenaan dengan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta

kemampuan mereka daam menumbuhkan rasa percaya dan keyakinan

pelanggan.

4. Empati

Berarti perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak

demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal

kepada para pelanggan dan memiliki jam operasional yang nyaman.

5. Bukti Fisik

Berkenaan dengan penampilan fisik fasilitas layanan, peralatan, sumber

daya manusia dan materi komunikasi perusahaan.

2.5. Tinjauan Kepuasan Konsumen

2.5.1. Pengertian Kepuasan Konsumen

Kepuasan pelanggan merupakan suatu hal yang menjadi harapan

perusahaankhususnya dibidang hospitaliti. Kepuasan diperoleh apabila kebutuhan

dan keinginan pelanggan terpenuhi, sedangkan keinginan dan kebutuhan manusia

selalu berubah dan tidak ada batasnya Oliver (dalam suwintari eka. 2006 :

16).Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang

dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja berada dibawah harapan maka

pelanggan akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan maka pelanggan akan

puas.Sedangkan bila kinerja melebihi harapan maka pelanggan akan merasa

sangat puas Supranto (dalam Herman Aditya. 2006. 17 ). Perasaan senang atau

(36)

yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Jika kinerja berada

di bawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan

pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang

Kotler (dalam Triswandari Uchik. 2007. 23 )

Simpulan yang dapat ditaik dari definisi diatas yaitu kepuasa pelanggan

merupakan perbandingan antara kinerja produk yang dihasilkan dengan kinerja

yang dirasakan oleh wisatawan jika kinerja dibawah harapan maka pelanggan

merasa tidak puas, jika kinerja produk memenuhi harapan pelanggan merasa puas

dan bila kinerja melebihi harapan maka pelanggan merasa sangat puas.

2.5.2. Manfaat Kepuasan Konsumen

Kepuasan pelanggan juga berpotens memberikan sejumlah manfaat

spesifik, meliputi : berdampak positif terhadap loyalitas pelanggan, berpotensi

menjadi sumber pendapatan masa depan, mnekan biaya transaksi pelanggan masa

depan, menekan votalitas dan resiko yang berkenaan dengan prediksi aliran kas

masa depan, meningkatkan toleransi harga, menumbuhkan rekomendasi gethok

tular, pelanggan akan lebih reseptif terhadap produck line perusahaan dan yang

terakhir akan meningkatkan bargaining power Tjiptono (dalam Hermawan

Aditya. 2012 : 17 ).

2.5.3. Mengukur Kepuasan Konsumen

Menurut Tjiptono dalam (Triswandari Uchik. 2012 : 27) ada empat

(37)

1. Sistem Keluhan dan Saran

Industri yang berwawasan pelanggan akan menyediakan formulir bagi

pelanggan untuk melaporkan kesukaan dan keluhannya. Selain itu dapat

berupa kotak saran dan telepon pengaduan bagi pelanggan. Alur

informasi ini memberikan banyak gagasan baik dan industri dapat

bergerak lebih cepat untuk menyelesaikan masalah.

2. Survei Kepuasan Pelanggan

Industri tidak dapat menggunakan tingkat keluhan sebagai ukuran

kepuasan pelanggan. Industri yang responsive mengukur kepuasan

pelanggan dengan mengadakan survei berkala, yaitu dengan

mengirimkan daftar pertanyaan atau menelpon secara acak dari

pelanggan untuk mengetahui perasaan mereka terhadap berbagai kinerja

industri. Selain itu ditanyakan tentang kinerja industri saingannya

3. Ghost Shopping (Pelanggan Bayangan)

Pelanggan bayangan adalah menyuruh orang berpura-pura menjadi

pelanggan dan melaporkan titik-titik kuat maupn titik-titik lemah yang

dialami waktu membeli produk dari industri sendiri maupun industri

saingannya. Selain itu pelanggan bayangan melaporkan apakah wiraniaga

tersebut menanganinya dengan baik atau tidak.

4. Analisa Pelanggan yang Beralih ( Lost Customer Analysis)

Industri dapat menghubungi pelanggan yang tidak membeli lagi atau

berganti pemasok untuk mengetahui penyebabnya (apakah harganya

tinggi, pelayanan kurang baik, produknya kurang dapat diandalkan dan

(38)

5. Sales Related Method

Kepuasan konsumen diukur dengan kreteria pertumbuhan penjualan,

pangsa pasar dan rasio pembelian utang, metode ini dapat bias di dalam

menyimpulkan kepuasan pelanggan, terutama dalam situasi struktur

pasar monopoli, kelebihan permintaan dan pada asus pelanggan yang

enggan atau sulit pindah pemasok, meskipun tidak puas.

6. Customer Panels

Perusahaan membentuk panel pelanggan yang nantinya dijadikan sampel

secara brkala untuk mengetahui apa yang mereka rasakan dari

perusahaan dan jasa perusahaan. Dalam hal ini anggota panel dapat

diambil dari sukarelawan yang dibayar untuk itu.

2.6. Tinjauan Wisatawan

2.6.1. Pengertian Wisatawan

Menurut Marpaung dalam Dewi Chandra ( 2006 : 19 ) World Tourism

Organization ( WTO ) memberikan definisi sebagai berikut :

1. Pengunjung adalah setiap orang yang berkunjung kesatuan negara lalu ia

mempunyai tempat kediaman, dengan melakukan alasan melakukan

pekerjaan yang diberikan oleh negara yang dikunjunginya.

2. Wisatawan adalah orang yang bertempat tinggal di suatu negara tanpa

memandang kenegaraannya berkunjung kesuatu tempat pada negara yang

sama untuk jangkawaktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya

(39)

1) Menanfaatkan waktu luang untuk berekrasi, liburan, kesehatan,

pendidikan dan olah raga.

2) Bisnis atau mengunjungi keluarga.

3. Darma wisata atau excursionist adalah pengunjung sementara yang

menetap kurang dari 24 jam di negara yang dikunjunginya, termasuk

orang yang berkeliling dengan kapar pesiar, namun tidak termasuk para

pesiar yang memasuki negara secara ilegal. Contohnya orang yang hanya

tinggal di transit pelabihan udara.

2.7. Tinjauan Pemandu Wisata.

2.7.1. Pengertian Pemandu Wisata

Bagi masyarkat umum, hampir setiap orang yang memimpin suatu

rombongan wisatawan, baik itu bagi suatu kunjungan wisata yang singkat maupun

beberapa hari, dapat dikatagorikan sebagai pemandu wisata. Namun dalam

industri pariwisata, istilah pemandu wisata memiliki pngertian pengertian yang

lebih tegas, yaitu seseorang yang membawa orang-orang dalam suatu perjalanan

wisata dalam waktu yang terbatas. Penegasan ini, penting untuk menghindari

percampuaran pemahaman antara pemandu wisata dalam mengatur pariwisata

(Muhajir 2005 : 12 ).

2.7.2. Pemandu Wisata Berdasarkan Tingkat.

Berdasarkan keputusan Mentri Pariwisata, Pos dan Telekomonikasi

Nomor KM 82/ 102/MPPT -88 tentang pramuwisata dan pengatur wisata.

(40)

1. Pemandu wisata muda yaitu pemandu wisata yang bertugas pada suatu

daerah tingkat II tempat sertifikat diberikan. Sertifikat tersebut diperoleh

melalui suatu kursus dan ujian dengan persyaratan-persyaratan tertentu.

2. Pemandu Wisata Madya, yaitu pemandu wisata yang bertugas pada

suatudaera tigkat I tempat sertifikat diberikan. Sertifkat tersebut

diperoleh melalui suatu kursus dan ujian dengan persyaratan-persyaratan

tertentu.

2.7.3. Kompetensi Pemandu Wisata.

Kompetensi merupakan suatu standard yang harus dimiliki oleh seorang

pemandu wisata. Adapun standardkompetensi pemandu wisata di indonesia telah

dituangkan dalam SKKNI sektor pariwisata yang dikeluarkan oleh kementrian

tenaga kerja dan transmigrasi Republik Indonesia Nomor : KEP.

57/MEN/III/2009. Dalam SKKNI pemandu wisata diklompokkan kedalam tiga

kelompok yaitu : kelompok unit kopetensi umum, kelompok unit kopetensi

fungsional dan kelompok unit kompetensi khusus, yang dijelaskan lebih lanjut

sebagai berikut :

1. Kelompok Unit Kompetensi Umum.

Pada kelompok ini terdapat lima unit kompetensi meliputi : kerjasama

dengan kolega dan wisatawan, berkerja dengan lingkungan sosial yang

berbeda, mengkuti prosedur kesehatan dan emanan di tempat kerja,

menangani situasi komplik dan terakhir mengembangkan serta

memutahirkan pengetahuan pariwisata.

(41)

Pada kelompok ini terdapat sebelas unit kompetensi yang meliputi:

berkerja sebagai pemandu wisata, melayani pada penjemputan dan

pengantaran wisatawan, mengembangkan dan memelihara pengetahuan

umum, mengoordinasi dan mengoprasikan perjalanan wisata, memimpin

dan memandu rombongan wisata, menyiapkan dan menyajikan informasi

wisata, melakukan kegiatan yang bersifat interpretasi, mengembangkan

materi penafsiran untuk kegiatan ekowisata, mengelola wisata yang

diperpanjang waktunya dan terakhir meneliti serta membagi informasi

umum tentang kebudayaan etnik indonesia.

3. Kelompok Unit Kompetensi Khusus

Pada kelompok ini unit kompetensi yang meliputi : berkomunikai dengan

telepon, melakukan prosedur administrasi, mencari dan mendapatkan

data komputer, membuat dokumen didalam komputer dan yang terakhir

adalah menyediakan pertolongan pertama.

2.7.4. Pemandu Wisata Berdasarkan Peraturan Daerah Bali.

Berdasarkan peraturan daerah bali No 5 tahun 2008 tentang pemandu

wisata, pemanduwisata dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu : pemandu

wisata umum dan pemandu wisata khusus, yang mana di jabarkan sebagai berikut

:

1. Pemandu Wisata Umum

Adalah seorang Pemandu Wisata yang bertugas dalam ruang lingkup atau

(42)

2. Pemandu Wisata Khusus

Adalah seorang Pemandu Wisata yang berkerja pada suatu daya tarik

wisata yang berlokasi dimana pramuwisata tersebut tinggal.

2.8. Tinjauan Desa Wisata

2.8.1. Pengertian Desa Wisata

Desa wisata adalah suatu bentuk inegrasi antara atraksi, akomodasi dan

fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat

yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku Wiendu (dalam Perbawa

Andika. 1993 : 28). Sedangkan Edwar (dalam Perbawa Andika. 2010 : 29)

mendefinisikan : village tourist, where small groups of tourist stay in or

environment yang artinya : wisata pedesaan dimana sekelompok kecil wisatawan

yang tinggal dalam atau dekat dengan suasana tradisional, sering di desa – desa

terpencil dan belajar tentang kehidupan pedesaan dan lingkungan setempat. Desa

Wisata merupakan pengembangan suatu wilayah (desa) dengan memanfaatkan

unsur–unsur yang ada dalam masyarakat desa yang berfungsi sebagai atribut

produk wisata, menjadi suatu rangkaian aktivitas pariwisata yang terpadu dan

memiliki tema.

Di dalam desa tersebut harus juga mampu menyediakan dan memenuhi

serangkaian kebutuhan suatu perjalanan wisata, baik dari aspek daya tarik maupun

berbagai fasilitas pendukungnya. Jika ingin mengembangkan suatu wilayah (desa)

untuk menjadi suatu Desa Wisata, perlu diteliti terlebih dahulu apakah wilayah

tersebut memenuhi unsur–unsur Desa Wisata. Unsur–unsur tersebut antara lain

(43)

daerah pengembangan pariwisata atau setidaknya berada dalam rute paket

perjalanan wisata yang sudah dijual, diutamakan telah tersedia tenaga pengelola,

pelatih dan pelaku–pelaku pariwisata, seni dan budaya, adanya aksesibilitas dan

infrastruktur yang mendukung program Desa Wisata serta terjaminnya keamanan,

(44)

Gambar

Gambar 3.1. Diagram Kartesius ------------------------------------------------------- 41
Tabel 1.1
Tabel 1.2 Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Kabupatn Tabanan
Tabel 1.3 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Desa Wisata Pinge, Kecamatan

Referensi

Dokumen terkait

Post test terhadap variabel terikat yaitu konsentrasi atlet dilakukan pada kedua kelompok setelah perlakuan diberikan pada kelompok eksperimen.. Berikut tabel skema desain

Cara membuat analisis tugas menurut Astati (2010: 44) adalah menentukan tujuan dengan menentukan kemampuan yang diharapkan dicapai anak tunagrahita pada akhir

Pelaksanaan pelatihan lesson study sebagai rangkaian kegiatan pengabdian bagi guru-guru matematika SMP Muhammadiyah se-Kabupaten Bantul dilaksanakan pada tanggal 25 Januari

Hasil penelitian yang dikemukakan oleh Pratiwi (2014) bahwa perusahaan belum sesuai dengan SAK ETAP karena belum menyajikan laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas,

perbaikan lebih lanjut untuk memperbaiki keterampilan siswa menulis cerpen. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti didapatkan kesimpulan bahwa dalam siklus I

Dalam pelaksanaannya, pada bidang ini terdapat beberapa program unggulan yaitu Memberikan bantuan dalam pelaksanaan posyandu di Kampung Mrican RW 09, Menyelenggarakan

Verifikasi secara kualitatif pada Gambar 30 menunjukkan bahwa s oyVios-2 Model dapat menduga KA benih selama periode simpan 16 minggu, yang didasarkan pada data hasil

Secara y-on-y atau dengan membandingkan angka produksi di triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, pertumbuhan IBS Sumatera Selatan pada triwulan II tahun 2017 juga