• Tidak ada hasil yang ditemukan

TTS matematika Filsafat Matematika (1) Filsafat Matematika (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TTS matematika Filsafat Matematika (1) Filsafat Matematika (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Penggunaan Teka-teki Silang (TTS) Matematika sebagai Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

saat Mempelajari Kompetensi Barisan dan Deret Penulis : Nadia Cassinie, M.M.Pd.

SMK PRAKARYA INTERNASIONAL BANDUNG ABSTRACS

This study starts from the problems many students who feel lazy to study mathematics especially material Sequences and Series because of the many terms that must be memorized to define the formulas and rules which must be used when working on so that students have difficulty in calculating the sequence and series of arithmetic and geometry , The purpose of this study was to assess the effectiveness of the use of the puzzle sequence and series in creating a learning environment that is fun and can help students to memorize the terms relating to the sequence and series of arithmetic and geometry in ways other than normal. The method used was classroom action research to be carried out in class XI TKJ (Computer Network) 2 SMK Prakarya International Bandung with the number of students 36 people. The use of the learning model "Fun with Math" is expected to be very useful for improving student activity, because with this model math will not feel stiff, difficult, and tedious.

Keywords: ability, memorization, methods, models of learning.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Terkait dengan mutu pendidikan terutama pendidikan pada jenjang SMK yang menuntut siswa lulusannya memiliki keahlian dalam bidangnya serta mempunyai wawasan luas yang dapat dijadikan sebagai modal dalam menghadapi masa depan, maka guru sebagai ujung tombak pendidikan yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar harus dapat meng-implementasikan kurikulum pendidikan melalui peningkatan

dan perbaikan dalam proses pembelajaran.

Dari sekian banyak mata pelajaran yang menjadi beban salah satunya adalah mata pelajaran Matematika yang selama ini sering dianggap sebagai pelajaran “angker” oleh sebagian besar siswa.

(2)

yang diperoleh yaitu aspek situasi pembelajaran yang lebih banyak melibatkan partisipasi siswa, sedangkan siswa hendaknya dapat me-motivasi dirinya sendiri agar aktif di dalam proses pem-belajaran. Dengan meningkatnya partisipasi siswa dalam pem-belajaran maka diharapkan prestasi belajar siswa akan semakin meningkat.

Menurut Anita Lie (2004 : 3) paradigm lama dimana guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Untuk itu guru perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan beberapa pokok pemikiran, yaitu:

1. Pengetahuan ditemukan,

dibentuk, dan

4. Pendidikan adalah interaksi pribadi diantara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa.

Kendala yang sering ditemui pada saat mengajar mata pelajaran matematika antara lain adalah :

1. Siswa pasif pada saat mengikuti pelajaran.

2. Siswa cepat merasa jenuh.

3. Setelah melewati 45 menit pertama, siswa banyak yang memperlihatkan sikap malas bahkan mengantuk.

4. Siswa tidak tertarik untuk mengerjakan soal-soal latihan.

Selama ini pembelajaran matematika lebih banyak menggunakan metode ceramah, Tanya jawab, dan tugas yang mempunyai kelemahan antara lain :

1. Siswa yang mempunyai kemampuan visual akan sulit untuk mengikuti pelajaran, sebaliknya yang auditif (mendengar), akan lebih mudah menerima pelajaran.

2. Metoda ini apabila digunakan terlalu lama akan membosankan.

4. Menyebabkan siswa menjadi pasif karena tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan atau menanggapi pertanyaan dari setiap siswa.

(3)

dalam metode pembelajaran ini menuntut anak didik untuk lebih aktif dalam berdiskusi dengan teman, membaca, dan mencari jawaban untuk menyelesaikan setiap soal yang ada. Metode ini merupakan gabungan dari metode diskusi, problem solving (metode pemecahan masalah), dan metode TGT (The Teams Games Tournament).

Melihat rendahnya minat untuk mempelajari matematika yang berdampak pada prestasi dan hasil belajar siswa, maka beberapa upaya yang ada kaitannya dengan strategi pembelajaran harus dicoba untuk diterapkan, salah satunya adalah dengan menggunakan sistem permainan otak (Brain Games) yaitu teka-teki silang matematika (TTS Matematika) yang diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami dan menguasai istilah-istilah dan aturan-aturan yang merupakan konsep matematika dasar.

B. Rumusan Masalah 1. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang saya diajukan dalam adalah :

“Apakah penggunaan mempelajari kompetensi Barisan dan Deret siswa kelas XI Jurusan Teknik Pemesinan di SMK Prakarya Internasional Kota Bandung?”

2. Usulan Pemecahan

Masalah

Dalam proses belajar mengajar penggunaan hanya satu metode saja dapat menciptakan suasana belajar yang tidak kondusif dan cenderung membosankan, untuk itu diperlukan perubahan sua-sana agar jalannya pelajaran da-pat berlangsung dengan efeltif, efisien, dan menyenangkan. Penggunaan media, alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan siswa yang bervariasi akan mening-katkan perhatian siswa didik terhadap materi yang sedang dipelajari, dan permainan Matematika dalam hal ini berupa teka-teki silang dapat dijadikan sebagai metode dalam men-ciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

(4)

2. Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

 Meningkatkan pemaha-man siswa mengenai istilah-istilah dan aturan-aturan pada kompetensi Barisan dan Deret.

 Membiasakan siswa untuk berdiskusi memecahkan masalah.

 Membiasakan siswa aktif

 Meningkatkan pestasi belajar siswa

D. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat metode pembelajaran yang bervariasi dalam rangka meningkatkan prestasi belajarnya.

2. Guru

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu

pendidikan di kelas yang dikelolanya.

3. Sekolah

Hasil penelitian ini di-harapkan dapat lebih me-ningkatkan kualitas guru dan siswa lulusan SMK Prakarya Internasional.

II. LANDASAN TEORI

Dalam proses belajar sehari-hari kebanyakan orang hanya menggunakan setengah dari kemampuannya saja yaitu otak kiri. Misalnya pada saat belajar, kita dituntut untuk berpikir urut dan logis saja, padahal kita juga perlu menggunakan setengah kemampuan otak yang lainnya yaitu otak kanan. Kita memang membutuhkan keberanian un-tuk mencoba menggunakan otak kanan yang berpikir secara acak, menyeluruh, dan kreatif. Pada situasi yang membosankan dan jenuh, otak seseorang akan bekerja secara negatif. Se-baliknya apabila otak seseorang dibuat tergugah, termotivasi, terpancing, dan bersemangat, maka kita akan mampu me-nyelesaikan beragam persoalan dengan lebih baik dan kita dapat mengoptimalkan kerja otak kiri dan otak kanan. Untuk itu semua seorang guru dituntut untuk lebih cermat dalam menerapkan metode pembe-lajaran pada kelas yang dike-lolanya karena pengelolaan kelas yang baik akan melahirkan interaksi belajar mengajar yang baik pula.

(5)

Menurut Dikmenum (2005 : 2) matematika berfungsi mengem-bangkan kemampuan menghi-tung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus mate-matika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran dan

geo-mengkomunikasikan gaga-san melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, dia-gram, grafik, atau tabel.

2. Standar Kompetensi Bahan Kajian Matematika Menurut Dikmenum (2005 : 3) kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapat dalam belajar matematika adalah :

a. Menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari,

menjelaskanketerkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara

c. Menggunakan penalaran pa-da pola, sifat, atau melaku-kan manipulasi matematika

dalam membuat

generalisasi, menyusun bukti, atau men-jelaskan

gagasan dan per-nyataan matematika.

d. Menunjukkan kemampuan strategic dalam membuat (merumuskan),

menafsirkan, dan menyelesaikan model matematika dalam pemeca-han masalah.

e. Memiliki sikap menghargai keguanaan matematika da-lam kehidupan.

3. Teka-teki sebagai Media Pembelajaran

Teka-teki silang merupakan sebuah permainan yang cara memainkannya adalah dengan mengisi ruang-ruang kosong yang berbentuk kotak-kotak dengan huruf-huruf sehingga membentuk sebuah kata sesuai dengan petunjuk. Selain sangat mengasyikan, mengisi TTS juga berguna untuk mengingat kosakata yang popular.

Melihat karakteristik TTS yang

santai dan lebih

mengedepankan persamaan dan perbedaan kata, maka sangat sesuai apabila dipergunakan sebagai sarana bagi peserta didik untuk latihan di kelas agar suasana belajar tidak monoton karena hanya berupa pertanyaan-pertanyaan

baku saja.

(erlina.wordpress.com/2011/05/ 20/teka-teki-sebagai-media-pembelajaran/).

(6)

memberikan efek menyegarkan dikatakan sebagai me-dia rekreasi otak karena selain mengasah kemampuan kognitif, meningkatkan daya ingat, mem-perkaya pengetahuan, TTS juga menyenangkan. kita “fun” dan penasaran untuk mencari jawaban. Maka mengisi TTS adalah cara sederhana yang berdampak luar biasa. (http://niahidayati.net/teka-teki-

silang-cegah-otak-dari-kepikunan.html).

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Eksperimental, karena melalui penelitian ini diharapkan dapat menemu-kan pengaruh dari satu vari-abel terhadap varivari-abel yang lainnya, dalam hal ini pengaruh teka-teki silang

sebagai media

pembelajaran terhadap prestasi belajar.

B. Tempat Penelitian

Penelitian diadakan di SMK Prakarya Internasional, Jl. Inhoftank No. 46 Bandung.

C. Sumber Data

Yang menjadi sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas XI jurusan Teknik Komputer Jaringan 2 SMK Prakarya Internasional Bandung.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik observasi dengan menggu-nakan instrumen berupa kuis untuk mengetahui pres-tasi belajar matematika secara individu maupun kelompok pada setiap siklus, dan catatan lapangan yang digunakan untuk mengeta-hui partisipasi siswa dalam pembelajaran kooperatif pa-da setiap siklus.

IV. HASIL PENELITIAN

A. Rekapitulasi rata-rata skor partisipasi siswa

dalam mengikuti

pembelajaran Tes

awal SiklusI SiklusII SiklusIII

Rata-62,13 71,58 73,28 78,67

(7)

Ba-risan dan Deret. Partisipasi tersebut dalam hal :

1) memberikan pendapat untuk pemecahan masalah. 2) memberikan tanggapan

ter-hadap pendapat orang lain. 3) mengerjakan tugas yang

di-berikan oleh guru.

4) motivasi dalam mengerjakan tugas.

5) toleransi dan mau menerima pendapat orang lain.

6) mempunyai tanggung jawab sebagai anggota kelompok. B. Rekapitulasi hasil angket

respon siswa dalam mengikuti pembelajaran

Siklus

I SiklusII SiklusIII

Rata-rata skor respon

siswa

3,17 3,20 3,29

Berdasarkan catatan lapangan dan wawancara dengan siswa pada saat mengikuti pembe-lajaran menunjukkan bahwa : 1. Terjadi peningkatan respon

siswa pada setiap siklusnya. 2. Pembelajaran matematika

lebih menyenangkan dari-pada biasanya.

3. Membantu siswa lebih mudah dalam memahami materi.

4. Mendorong siswa belajar lebih giat.

5. Membuat berani bertanya pada guru.

6. Menciptakan suasana

belajar yang

menyenangkan.

7. Menimbulkan keberanian dalam mengemukakan pendapat.

8. Menumbuhkan rasa percaya diri.

9. Menjadi lebih tertantang dalam menyelesaikan soal. 10. Melatih kreatifitas dan

menumbuhkan sifat kritis. 11. Lebih terasa manfaatnya

dalam kehidupan sehari-hari.

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Penggunaan TTS sebagi media pembelajaran dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam hal :

 Memberikan pendapat untuk pemecahan masalah.

 Memberikan tanggapan terhadap pendapat orang lain.

 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

 Motivasi dalam mengerjakan tugas.

(8)

 Mempunyai tanggung jawab sebagai anggota kelompok.

2. Prestasi belajar matematika , yang ditunjukkan oleh skor dasar hasil tes awal, kuis I, kuis II, kuis III mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakanTTS dapat meningkatkan prestasi belajar matematika.

3. Guru matematika sebagai pelaksana tindakan menjadi lebih terampil dalam me-laksanakan pembelajaran Barisan dan Deret.

4. Selama mengerjakan TTS siswa merasa senang, aktif dalam berdiskusi, memiliki keberanian dalam menyam-paikan pendapat, dan keterampilan-keterampilan lain dalam pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas maka peneliti menyarankan :

1. Kepada pihak terkait, dalam hal ini Departemen Pen-didikan Nasional agar dapat mensosialisasikan hasil penelitian ini kepada guru-guru matematika sebagai bahan informasi dalam me-ningkatkan partisipasi dan prestasi belajar matematika. 2. Kepada guru-guru matema-tika digarapkan dapat men-coba untuk menciptakan Soal pra dan pasca penelitian

1. Dari sebuah deret hitung diketahui suku ke – 3 ngan sampai bulan ke – 4 sebesar 30 ribu rupiah dan sampai bulan ke – 8 sebesar 172 ribu rupiah, berapakah keuntungan yang didapat pedagang tersebut sampai bulan ke–18?

4. Tentukan suku ke–11 dari barisan 256, 128, 64, … 5. Sebuah mobil dibeli

de-ngan harga Rp. 80.000.000,00. Setiap ta-hun nilai jualnya menjadi

3

4

dari harga

(9)

Catatan :

Untuk dapat menyelesaikan bentuk-bentuk soal seperti diatas, siswa dituntut untuk :

1. Dapat membedakan bari-san dan deret untuk arit-matika dan geometri.

2. Hafal setiap istilah yang digunakan untuk barisan dan deret.

3. Memahami dan dapat menggunakan semua ru-mus untuk barisan dan deret

LAMPIRAN 2 :

1

2

3 4 6

7 8

5

9 1

0 11

1 2

1

3 14

1 5

MENDATAR

3.

r

dari BG 256, 64, 16, … 7. U1 pada Barisan Geometri

U

n

=

2

.

3

n

8. Suku ke-4 dari Un=2n−1 9. Suku ke-2 dari

U

n

=

2

a

+

1

10. UnUn−1 11. Hasil penjumlahan

12.

5

1

4

(ditulis dari belakang)

13. Suku ke-3 dari

U

n

=

n

2

1

14. Himpunan bilangan

{

… ,

3,

2,

1, 0, 1,2, 3,

}

15. Kumpulan bilangan yang disusun menurut suatu pola tertentu

MENURUN

1.

S

n

=

n

2

(

a

+

U

n

)

2. Suku ke-4 dari

U

n

=

2

n

+

1

3. Rasio dari barisan geometri 81, 729, 6561, …

4. Tiga bilangan yang sama yang merupakan jumlah 3 bilangan asli pertama

5.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Team Pustaka Phoenix. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007). Jakarta : Pustaka Phoenix.

Wiyoto, Drs. Matematika Teknik Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Kelompok Teknologi dan Industri Jurusan Mesin Jilid 1 (1996). Bandung : Penerbit Angkasa.

Supadi, M.Si., Rangkuman Pelajaran Lengkap Matematika SD Kelas 4, 5, dan 6 (2010). Jakarta : Penerbit Cmedia.

Cassinie Schiele, Nadia, S.Pd., M.M.Pd., Ringkasan Lengkap Matematika SMK Kelas 1, 2, dan 3 (2010). Jakarta : Penerbit Ruang Kata.

Hirji Badruzzaman, Farid. Rumus Saku Matematika SMA Kelas 1, 2, dan 3 (2009). Jakarta : Penerbit Kawan Pustaka.

Rusinoff, S.E., Mathematics for Industry (1979). USA : American Technical Society.

Setiadi, Rahmat. Pengantar Logika Matematika (2004). Bandung : Informatika.

J. Paecell, Edwin. Kalkulus dan Geometri Analitik Jilid I Edisi V (terjemahan). (1993). Jakarta : Erlangga.

Sugiyono, Prof., Dr., Statistika untuk Penelitian (2009). Bandung : Alfabeta.

Sutarman, Encu. Matematika Teknik (2010). Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Alamsyah, M.K. Memahami Matematika SMK Untuk Kelas X Bidang Keahlian Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan Teknik Bangunan (2007). Bandung : Armico.

Alamsyah, M.K. Memahami Matematika SMK Untuk Kelas XI Bidang Keahlian Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan Teknik Bangunan (2007). Bandung : Armico.

Alamsyah, M.K. Memahami Matematika SMK Untuk Kelas XII Bidang Keahlian Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan Teknik Bangunan (2007). Bandung : Armico.

(11)

Kerumahtanggaan, Pekerjaan Sosial, dan Administrasi Perkantoran (2010). Jakarta : Erlangga.

Masrihani, Tuti. Matematika Program Keahlian Akuntansi dan Penjualan untuk SMK dan MAK (2008). Jakarta : Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu usaha efektif untuk menjawab permasalahan di atas adalah dengan bisnis yang mudah dan menjanjikan bagi mahasiswa dengan inovasi terbaru jajanan klepon

URGENSI PENGAKUAN Wilayah Adat Sebagai Ruang Kehidupan Wilayah Adat Sebagai Alamat Kebudayaan Wilayah Adat Sebagai Arena Konflik Wilayah Adat Terancam...

Nilai posttest hasil belajar siswa yang belajar dengan pendekatan problem posing pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang belajar

http://longsani.blogspot.com/2014/07/makalah-permanina-tradisional.html ). Seiring berjalannya waktu, permainan tradisional semakin memudar. Semakin maju dan

Berdasarkan hasil telaah dan pembahasan bersama para pihak dalam Rakor Hutan Adat yang dilaksanakan pada tanggal 23-24 Januari 2018 lalu di Jakarta, Rapat Kerja Teknis Hutan Adat

dengan menggunakan teknik mnemonic dalam menghapal kosa kata pada Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Palangkaraya telah diterima dan hipotesis nihil (h o ) yang

Adapun keluaran yang kami harapkan dari program ini adalah menghasilkan variasi produk olahan dari ubi jalar yang sebelumnya belum terlalu diketahui masyarakat

Potensi Agama dan Adat yang terdapat dalam masyarakat yang telah diuraikan diatas, pada prinsipnya dapat digunakan dalam kegiatan pemberdayaan ekonomi orang