• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENDAHULUAN DISFUNGSIONAL UTERI DAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PENDAHULUAN DISFUNGSIONAL UTERI DAM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN

“DISFUNGSIONAL UTERI BLEEDING”

(DUB)

Disusun oleh :

Fatikhah Mei Asmi

Profesi Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Islam Sultan Agung

Semarang

(2)

A. Pengertian

Perdarahan uterus disfungsi adalah perdarahan abnormal dari uterus (lama, frekuensi, jumlah) yang terjadi di dalam dan di luar siklus haid, tanpa kelainan organ, hematologi, dan kehamilan, dan merupakan kelainan poros hipotalamus-hipofise-ovarium (Sadikin, 2005).

Perdarahan rahim disfungsional atau DUB didefinisikan sebagai perdarahan yang terjadi dari endometrium proliferatif sebagai akibat anovulasi bila tidak ada penyakit organik (Hacker, edisi 2, 2001).

B. Penyebab

Perdarahan rahim disfungsional yang terjadi selama umur reproduksi dapat diakibatkan oleh berbagai penyebab misalnya :

1. Gagalnya efek umpan balik positif dari estrogen, pengubahan perifer yang abnormal dari androgen menjadi estrogen, atau cacat endometrium yang dapat berada dalam tingkat reseptor atau dalam sekresi atau pelepasan prostaglandin. 2. Bila tidak ada sekresi progesteron (anovulasi) dan dalam perangsangan yang terus

berlanjut, endometrium akan berproliferasi , sehingga mencapai tinggi yang abnormal. Terdapat vaskularitas yang hebat dan pertumbuhan kelenjar yang tanpa dukungan stroma. Endometrium akhirnya tumbuh melebihi perangsangan yang ditimbulkan oleh estrogen dan perdarahan terjadi, dengan peluruhan endometrium secara tidak teratur.

3. Kelainan fungsi poros hipotalamus-hipofise-ovarium. Usia terjadinya :

Perdarahan rahim yang dapat terjadi tiap saat dalam siklus menstruasi. Jumlah perdarahan bisa sedikit-sedikit dan terus menerus atau banyak dan berulang.Kejadian tersering pada menarche (atau menarke: masa awal seorang wanita mengalami menstruasi) atau masa pre-menopause.

D. Adaptasi Fisiologi / Patofisiologi

(3)

1. Siklus berovulasi

Perdarahan teratur dan banyak terutama pada tiga hari pertama siklus,haid. Penyebab perdarahan adalah terganggunya mekanisme hemostasi lokal di endometrium.

2. Siklus tidak berovulasi

Perdarahan tidak teratur dan siklus haid memanjang disebabkan oleh gangguan pada poros hipothalamus-hipofisis-ovarium. Adanya siklus tidak berovulasi menyebabkan efek estrogen tidak terlawan (unopposed estrogen) terhadap endometrium. Proliferasi endometrium terjadi secara berlebihan hingga tidak mendapat aliran darah yang cukup kemudian mengalami iskemia dan dilepaskan dari stratum basal.(Manuaba edisi 2010 )

3. Efek samping penggunaan kontrasepsi

Dosis estrogen yang rendah dalam kandungan pil kontrasepsi kombinasi (PKK) menyebabkan integritas endometrium tidak mampu dipertahankan.

Progestin menyebabkan endometrium mengalami atrofi. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan bercak. Sedangkan pada pengguna alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) kebanyakan perdarahan terjadi karena endometritis (Munro M. Dysfunctional uterine bleeding. Curr Op in Obstet Gynecol 2001)

E. Penatalaksanaan

Beberapa pasien mungkin memerlukan terapi penunjang berupa zat besi atau transfusi darah. Pasien dengan pemeriksaan pelvis yang normal dan dengan endometrium proliferatif yang dipastikan dengan biopsi endometrium terbaik diterapi dengan terapi hormonal. Pasien yang tidak memberi respons terhadap terapi hormonal secara cepat atau yang lebih tua daripada 35 tahun harus menjalani kuretase untuk menyingkirkan karsinoma endometrium. Pasien yang gagal memberi respons terhdap terapi hormonal dapat juga mengalami mioma submukosa atau polip endometrium dan dapat membutuhkan histereskopi untuk diagnosis dan terapi.

Setelah menegakkan diagnosa dan setelah menyingkirkan berbagai kemungkinan kelainan organ, teryata tidak ditemukan penyakit lainnya, maka langkah selanjutnya adalah melakukan prinsip-prinsip pengobatan sebagai berikut:

1. Menghentikan perdarahan.

2. Mengatur menstruasi agar kembali normal

(4)

1. Menghentikan perdarahan

Langkah-langkah upaya menghentikan perdarahan adalah sebagai berikut:

a. Kuret (curettage)

Hanya untuk wanita yang sudah menikah. Tidak bagi gadis

b. Obat (medikamentosa)

1) Golongan estrogen.

Pada umumnya dipakai estrogen alamiah, misalnya: estradiol valerat (nama generik) yang relatif menguntungkan karena tidak membebani kinerja liver dan tidak menimbulkan gangguan pembekuan darah. Jenis lain, misalnya: etinil estradiol, tapi obat ini dapat menimbulkan gangguan fungsi liver.

2) Obat Kombinasi

Obat golongan ini diberikan secara bertahap bila perdarahannya banyak, yakni 4×1 tablet selama 7-10 hari, kemudian dilanjutkan dengan dosis 1×1 tablet selama 3 hingga 6 siklus.

3) Golongan progesterone

2. Mengatur menstruasi agar kembali normal

Setelah perdarahan berhenti, langkah selanjutnya adalah pengobatan untuk mengatur siklus menstruasi, misalnya dengan pemberian:

Golongan progesteron: 2×1 tablet diminum selama 10 hari. Minum obat dimulai pada hari ke 14-15 menstruasi.

3. Transfusi jika kadar hemoglobin kurang dari 8 gr%.

Pada keadaan ini,klien dianjurkan untuk rawat inap di Rumah Sakit atau klinik,sekantong darah (250 cc) diperkirakan dapat menaikkan kadar hemoglobin (Hb) 0,75 gr%. Ini berarti, jika kadar Hb ingin dinaikkan menjadi 10 gr% maka kira-kira perlu sekitar 4 kantong darah.

(5)

Warna kulit kemerahan, sianosis (-), pucat (-), pruritus (-), gatal (-), turgor kulit elastis, bersih, rambut distribusi merata, rontok (-), kuku pendek bersih, pucat (-), kapilary refil <2 detik.

b. Kepala dan leher

Konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-), pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), peningkatan JVP (-),

c. Telinga

Simetris, bersih, discharge (-) d. Mulut, hidung dan tenggorokan

Mukosa mulut merah muda, stomatitis (-), sianosis (-), faringitis (-), mulut dan gigi bersih, hidung bersih, tidak ada sekret

e. Thorak dan paru-paru

Simetris, pengembangan dada maksimal, ketinggalam gerak (-), retraksi (-), taktil fremitus (+), perkusi sonor, auskultasi vesikuler, ronchi (-), wheezing (-) f. Payudara

Membesar, kebersihan baik, putting menonjol, ASI keluar. g. Jantung

S1-2 murni, bising (-), murmur (-), nyeri tekan (-), perkusi pekak, kesan besar normal

h. Abdomen

Luka post SC memanjang di bawah umbilikus sepanjang 12 cm, pus (-), peristaltik (+), balutan belum diganti sejak pulang rawat inap.

i. Genetalia

Lochea sanguinolenta, perdarahan (+) 150 cc, edema (-), laserasi (-) j. Anus dan Rektum

Ruptur perineum (-), episiotomi (-), jahiran perineal (-), kesan bersih k. Muskuloskeletal

Pergerakan (+), kekuatan (+), edema ekstremitas (-) G. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut ybd agen injuri fisik 2. Risiko infeksi

(6)

1. Nyeri akut ybd agen injuri fisik Tujuan

a. Klien mampu mencapai level nyaman b. Klien mampu mengontrol nyeri

c. Klien mampu menyebutkan efek mengganggu dari nyeri d. Klien mampu mengurangi level nyeri

Intervensi :

a. Observasi nyeri

b. Identifikasi penyebab nyeri hebat yang tidak turun

c. Anjurkan klien untuk melaporkan pengalaman dan metode menangani nyeri yang terakhir dilakukan

d. Berikan posisi yang nyaman bagi klien

e. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi rasa nyeri f. Laksanakan terapi dokter untuk pemberian analgesic sesuai dosis 2. Risiko infeksi

Tujuan :

a. Klien mampu mencegah status infeksi pada tanggal…

b. Klien mampu mencapai status kekebalan tubuh pada tanggal… Intervensi :

a. Observasi tanda-tanda infeksi

b. Monitor dan catat pemeriksaan terutama leukosit c. Lakukan semua tindakan invasive perawatan luka d. Perawatan alat medis invasive dengan prinsip steril

e. Beri penjelasan pada klien dan keluarga cara pengontrolan

f. Infeksi termasuk cuci tangan, faktor resiko, cara mencegah infeksi g. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotic

3. Resiko kekurangan volume cairan Faktor resiko :

Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan (status hipermetabolik)

Pengobatan deuritik

Kehilangan cairan melalui jalur abnormal

(7)

Banyaknya kehilangan cairan melalui jalur normal

Usia lanjut Tujuan :

Cairan intrasel dan ekstrasel dalam tubuh klien seimbang setelah perawatan Kriteria hasil :Keseimbangan cairan

Intervensi :

1. Manajemen elektrolit

Monitor elektrolit sebelum abnormal

Monitor manifestasi keseimbangan cairan

Berikan cairan

Pertahankan keakuratan intake dan output

Berikan elektrolit tindakan tambahan (oral, NGT, 10) sesuai resep

Ajarkan pasien dengan keluarga tentang tipe, penyebab, treamorit dalam keseimbangan cairan.

2. Manajemen cairan

Naikkan masukan obat oral 3. Cairan intravena

Berikan cairan IV temperatur ruang

(8)

Daftar Pustaka

Wilkinson M. Judith. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, Edisi 7. Jakarta:EGC

Nurjannah Intansari. 2010. Proses Keperawatan NANDA, NOC &NIC. Yogyakarta : mocaMedia

Mochtar, Rustam. 1998. Synopsis Obstetric dan Ginekologi. EGC. Jakarta Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis obstetric. Jakarta: EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Hidrosefalus terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara produksi, obstruksi dan absorbsi dari CSS. Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS

Batuk akan timbul apabila proses penyakit telah melibatkan bronkhus, dimana terjadi iritasi bronkhus selanjutnya akibat adanya peradangan pada bronkhus, batuk akan menjadi

EM juga dianggap sebagai suatu penyakit imunologi dimana terjadi suatu reaksi kompleks imun yang ditimbulkan sebagai akibat adanya respon imun pada antigen

Kekurangan vitamin B 12 akibat faktor intrinsik terjadi karena gangguan absorpsi vitamin yang merupakan penyakit herediter autoimun, namun di Indonesia penyebab anemia ini

berkompensasi sudah buruk akibat iskemia atau infark lama, tekanan akhir diastolik ventrikel kiri akan naik dan gagal jantung terjadi.. Sebagai akibat IMA sering terjadi

 Rinosinusitis kronik (RSK) atau sering disebut sinusitis kronik didefinisikan sebagai gangguan akibat peradangan dan infeksi mukosa sinus paranasalis dan pada

Perdarahan intrakranial sebagai komplikasi nefritis lupus dapat terjadi karena pecahnya pembuluh darah otak akibat hipertensi krisis atau karena vaskulopati/ vaskulitis..

Interaksi obat dapat didefinisikan sebagai modifikasi efek suatu obat akibat obat lain yang diberikan pada awalnya atau diberikan bersamaan atau bila dua atau lebih.. obat