• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN TETAP PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I (1)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK INSTRUMEN

Disusun oleh :

1. Irliandi (061440411727)

2. Joko Prasetio (061440411728)

3. Kemas Ahlun Nazar (061440411729)

4. Leni Desi Susanti (061440411730)

5. M. Ihsan Kamil (061440411731)

6. M. Risky Aditya (061440411732) 7. Maria SiholMarito Simorangkir (061440411733)

Instruktur : Ir. K.A. Ridwan, M.T

Judul Percobaan : KROMATOGRAFI GAS

Jurusan / Prodi : Teknik Kimia

Kelas : 2 EGD

(2)

Tahun Akademik 2014 / 2015

KROMATOGRAFI GAS I dan II

I. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan teori kromatografi gas;

2. Mengoperasikan alat kromatografi gas dengan baik dan benar;

3. Menganalisis suatu senyawa secara kualitatif dengan menggunakan kromatografi gas.

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

a. Alat yang digunakan

- Seperangkat alat kromatografi gas

- Integrator

- Alat penyuntik (syring)

- Botol sampel

- Gelas kimia

- Pipet ukur

- Bola karet

b. Bahan kimia yang digunakan

1. Tabung gas Nitrogen (Karena menggunakan detektor FID flame Ionisasion Detektor, udara tekan beserta regulatornya

2. Senyawa – senyawa alkohol, yaitu:

(3)

- Butanol.

III. DASAR TEORI

Kromatografi Gas (Gas Chromatography) adalah suatu cara pemisahan sampel yang penting dalam analisis kimia. Kromatografi Gas diartikan sebagai proses pemisahan campuran menjadi komponen – komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam.

Adapun fase gerak dan fase diam dalam Kromatografi Gas, yaitu:

 Fase gerak adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap. Pemisahan

tercapai dengan partisi sampel antara fase gas bergerak

 Fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah menguap)

yang terikat pada zat padat penunjangnya

Kromatografi gas mempunyai prinsip yang sama dengan kromatografi lainnya, tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan campuran dilakukan antara stasionary fase cair dan gas fase gerak dan pada oven temperur gas dapat dikontrol sedangkan pada kromatografi kolom hanya pada tahap fase cair dan temperatur tidak dimiliki.

Secara rinci prinsip kromatografi adalah udara dilewatkan melalui nyala hydrogen (hydrogen flame) selanjutnya uap organik tersebut akan terionisasi dan menginduksi terjadinya aliran listrik pada detektor, kuantitas aliran listrik sebanding dengan ion.

Kromatografi gas terdiri dari beberapa alat diantaranya :

1. Gas Pembawa beserta Regulatornya

(4)

menahan debu uap air dan oksigen. Gas sering digunakan adalah N2, H2, He dan Ar.

2. Sistem Injeksi Sampel

Sampel dimasukkan ke dalam aliran gas, jika sampel berupa cairan harus diencerkan terlebih dahulu dalam bentuk larutan. Injeksi sampel dapat diambil dengan karet silicon ke dalam oven, banyak sampel + 0,1-10 l.

3. Kolom

Fungsi kolom merupakan ”jantung” kromatografi gas dimana terjadi pemisahan komponen-komponen cuplikan kolom terbuat dari baja tahan karat, nikel, kaca.

4. Detektor

Fungsi detektor untuk memonitor gas pembawa yang keluar dari kolom dan merespon perubahan komposisi yang terelusi.

5. Pencatat (Recorder)

Fungsi recorder sebagai alat untuk mencetak hasil percobaan pada sebuah kertas yang hasilnya disebut kromatogram (kumpulan puncak grafik).

Waktu yang digunakan oleh senyawa tertentu untuk bergerak melalui kolom menuju ke detektor disebut sebagi waktu retensi. Waktu ini diukur berdasarkan waktu dari saat sampel diinjeksikan pada titik dimana tampilan menunujukkan tinggi puncak maksimum untuk senyawa itu. Setiap senyawa memiliki waktu retensi yang berbeda. Untuk senyawa tertentu, waktu retensi sangat bervariasi dan bergantung pada:

Titik didih senyawa. Senyawa yang mendidih pada temperatur yang lebih

tinggi daripada temperatur kolom, akan menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk berkondensasi sebagai cairan pada awal kolom. Dengan demikian, titik didih yang tinggi akan memiliki waktu retensi yang lama.

Kelarutan dalam fase cair. Senyawa yang lebih mudah larut dalam fase cair,

akan mempunyai waktu lebih singkat untuk dibawa oleh gas pembawa.. Kelarutan yang tinggi dalam fase cair berarti memiiki waktu retensi yang lama.

Temperatur kolom. Temperatur tinggi menyebakan pergerakan

(5)

atau karena energi atraksi yang tinggi cairan dan oleh karena itu tidak lama tertambatkan. Temperatur kolom yang tinggi mempersingkat waktu retensi untuk segala sesuatunya di dalam kolom.

Kelebihan dan Kekurangan Kromatografi Gas

Kelebihan kromatografi gas, diantaranya kita dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang tinggi. Gas dan uap mempunyai viskositas yang rendah, demikian juga kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat, sehingga analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan zat-zat terlarut. Selain itu keuntungan menggunakan kromatografi gas adalah analisa cepat, resolusi baik, bahkan komponen dengan titik didih berdekatan mampu dipisahkan dimana pemisahan dengan destilasi biasa tidak dapat dilakukan.

Kekurangan kromatografi gas adalah bahwa ia tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat (mg) mudah dilakukan, pemisahan campuran pada tingkat (g) mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika tidak ada metode lain. Selain itu teknik ini terbatas untuk zat yang mudah menguap.

IV. LANGKAH KERJA

A. Persiapan

1. Hubungkan kabel power ke sumber listrik.

2. Siapkan kebutuhan analisis (larutan baku,sampel,alat-alat gelas,tisu,microsyringe,dll)

3. Perhatikan consumable part (septum,glass insert,dll). Jika diperlukan ganti dengan yang baru.

4. Pasang kolom sesuai kondisi analisis. Pastikan kolom terpasang pada lubang injektor dan detektor yang akan digunakan.

5. Buka aliran gas He. 6. Buka aliran gas N2. 7. Buka aliran gas H2.

8. Hidupkan kompresor udara. 9. Hidupkan GC-2010.

(6)

B. Instrumentasi (Start Up)

1. Pada menu utama Windows, klik

2. Pada menu utama GCsolution, klik

3. Pada menu Login, isi kolom User ID dan Password. Klik OK.

4. Pada menu utama Real Time Analysis, klik File, klik New Method File.

5. Klik ,atau scroll window bagian bawah hingga muncul tampilan berikut :

6. Pada tab bar SPL1,isi parameter injector (suhu,laju alir,split ratio,dll). 7. Klik tab bar Column akan muncul tampilan berikut:

(7)

program suhu,isi pada table Column Oven Temperature Program. 9. Klik tab bar FID1 akan muncul tampilan berikut:

10. Simpan file metode dengan mengklik File, Save method file as, tulis nama file,klik Save.

CATATAN: Untuk memanggil file metode yang sudah ada, klik File, Open Method File, pilih metode file yang diinginkan, klik Open. Selanjutnya ikuti langkah No 11.

11. Klik untuk mengirim parameter ke GC-2010.

12. Klik untuk mengaktifkan GC-2010.

13. Tunggu beberapa saat hingga semua parameter tercapai (muncul tampilan status Ready pada layer monitor).

14. Perhatikan baseline, tunggu hingga cukup lurus. Jika diperlukan, nolkan

baseline dengan mengklik

15. Lakukan uji baseline dengan mengklik , tunggu beberapa saat hingga muncul nilai slope test. Jika nilai slope telah sesuai dengan kriteria,analisis bisa segera dilanjutkan.

C. INJEKSI

1. Pada menu Real Time Analysis, klik , klik .

2. Isi parameter untuk sample yang akan diinjeksikan (terutama parameter Data File). Untuk mencetak laporan secara otomatis, beri tanda √ pada kolom Report lalu pilih file format laporan yang diinginkan (misalnya file Laporan Sampel).

3. Klik hingga muncul tampilan status Ready (Stand by).

4. Injeksikan sejumlah larutan sample dengan menggunakan microsyringe ke injection port, lalu tekan tombol START pada GC-2010.

5. Analisis akan segera berlangsung sesuai waktu analisis yang telah diset. Jika 6. telah diset sebelumnya, laporan akan langsung tercetak.

7. Untuk mengukur sampel selanjutnya,ulangi dari langkah No.1.

D. Kalibrasi Baku (Normalisasi Area) Dan Penentuan Nama Komponen 1. Tutup menu Real Time Analysis.

(8)

3. Klik .

4. Jika muncul tampilan menu Login, isi kolom User ID dan Password. Klik OK.

5. Pada tampilan menu utama Post Run Analysis, klik .

6. Pada tampilan Data Explorer, drag-in salah satu file data ke tampilan sebelah kanan.

7. Klik Edit.

8. Klik tab bar Compound akan muncul tampilan berikut:

9. Isi nama komponen sesuai waktu retensi masing-masing. 10. Klik View.

11. Untuk melihat laporan hasil klik .

12. Untuk memilih format laporan yang diinginkan,drag-in file format laporan yang dimaksud.

13. Untuk mencetak laporan,klik lalu klik OK. Laporan akan langsung tercetak.

CATATAN: Jika injeksi dilakukan pada metode yang sudah terkalibrasi maka setelah injeksi (Langkah bab C. INJEKSI) laporan akan langsung

menunjukkan nama dan konsentrasi komponen.

E. Kalibrasi Baku (Baku Eksternal) 1. Tutup menu Real Time Analysis.

2. Klik .

3. Klik .

4. Jika muncul tampilan menu Login, isi kolom User ID dan Password. Klik OK.

(9)

6. Pada tampilan Data Explorer, drag-in salah satu file data ke tampilan sebelah kanan.

7. Klik akan muncul tampilan berikut:

8. Klik Next akan muncul tampilan berikut:

9. Isi parameter tabel senyawaan,klik Next akan muncul tampilan berikut:

(10)

11. Isi nama komponen dan konsentrasinya sesuai waktu retensi masingmasing. 12. Klik Finish. Jika ada pertanyaan klik Yes.

13. Klik File, klik Save Data and Method File.

14. Klik untuk kembali ke tampilan utama Realtime Analysis.

15. Klik .

16. Pada tab bar Method, drag-in file metode yang telah diset sebelumnya ke tampilan sebelah kanan.

17. Pada tab bar Data, drag-in file data sesuai konsentrasi pada deret baku. 18. Kurva kalibrasi akan langsung tampil beserta persamaan garis yang dihasilkan.

19. Untuk menyimpan file metode, klik File, klik Save Method File.

20. Untuk melihat laporan hasil klik .

21. Untuk memilih format laporan yang diinginkan,drag-in file format laporan yang dimaksud.

22. Untuk mencetak laporan,klik lalu klik OK. Laporan akan langsung tercetak.

CATATAN: Jika injeksi dilakukan pada metode yang sudah terkalibrasi maka setelah injeksi (Langkah bab C. INJEKSI) laporan akan langsung

menunjukkan nama dan konsentrasi komponen.

F. PENGKONDISIAN KOLOM

1. Pada menu utama Real Time Analysis klik File, klik Open Method File, pilih file metode untuk pengkondisian kolom, klik Open.

(11)

Conditioning Rtx-1.

2. Klik untuk mengirim parameter ke GC-2010. 3. Tunggu beberapa saat hingga baseline cukup lurus atau 1 jam.

G. SHUT DOWN DAN MAINTENANCE

1. Pada menu utama Real Time Analysis klik File, klik Open Method File, pilih file metode untuk mematikan GC, klik Open.

CATATAN: Sebagai acuan,untuk shutdown setelah penggunaan kolom Stabilwax pilih file Cooling down Stabilwax sedang untuk shutdown setelah penggunaan kolom Rtx-1 pilih file Cooling down Rtx-1.

2. Klik untuk mengirim parameter ke GC-2010. 3. Tunggu beberapa saat hingga muncul tampilan status Ready.

4. Klik untuk mematikan sistem GC-2010. 5. Matikan GC-2010.

6. Tutup semua menu di computer,lakukan shut down computer. 7. Tutup aliran gas He.

8. Tutup aliran gas H2. 9. Tutup aliran gas N2.

10. Cabut semua kabel power dari sumber listrik (GC,PC,printer dan kompresor udara).

11. Keluarkan sisa air dari tangki kompresor udara dengan membuka kran drain cock di sisi bagian bawah tangki.Setelah selesai,tutup kembali.

(12)

V. DATA PENGAMATAN

Praktek Kromatografi Gas I / GC I

Hasil pengamatan yang dilakukan untuk : 1. Standar Etanol

2. Standar Butanol 3. Sample

4. Campuran

Dengan kondisi alat GC :

- Nama Kolom : RTX-1 - Nama Bar : FID - Temperatur SPL : 120oC - Temperatur Kolom : 90oC - Temperatur FID : 120oC

No. Nama Bahan Waktu Retensi (RT) Area

1. Standar Etanol 1,875 53475183 2. Standar Butanol 2,205 177201557

3. Sample 1,877 70654982

4. Campuran A Campuran B

1,851 (etanol) 2,166 (butanol)

18054895 dan 52328662

Praktek Kromatografi Gas II / GC II

(13)

1. Standar Butanol 2. Standar Etanol 3. Tabung 1 (campuran)

4. Tabung 2 (etanol + campuran) 5. Tabung 3 (butanol + campuran)

Dengan kondisi alat GC :

- Nama Kolom : RTX-1 - Nama Bar : FID - Temperatur SPL : 120oC - Temperatur Kolom : 90oC - Temperatur FID : 120oC

No. Nama Bahan Waktu Retensi (RT) Area

(14)

komponen – komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase gerak dan liquid sebagai fase diam. Gas yang digunakan dalam percobaan ini adalah gas He, H2, dan N2.

Pada percobaan analisis GC I ini, kami menganalisa suatu sample campuran apakah benar terkandung etanol dan butanol. Sebelum menganalisa sample campuran, terlebih dahulu dianalisa sample standard. Sample standard yang digunakan adalah standar etanol dan butanol. Standar pertama yang dianalisa adalah standar etanol. Gas bertekanan tinggi dialirkan ke dalam kolom yang berisi fase diam yang berupa larutan teradsorpsi, kemudian sampel standard etanol diinjeksikan kedalam aliran gas dan ikut terbawa oleh gas ke dalam kolom. Di dalam kolom akan terjadi proses pemisahan dari suatu sample standard etanol menjadi komponen – komponen penyusunnya. Komponen – komponen tersebut satu per satu akan keluar kolom dan mencapai detektor yang diletakkan di ujung akhir kolom.

Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa terdapat satu puncak yang merupakan puncak dari standard etanol. Waktu retensi dari standar etanol yaitu 1,875. Pada hasil pengamatan standard butanol waktu retesinya yaitu 2,205.

Pada hasil pengamatan sample campuran, dapat dilihat bahwa terdapat dua puncak. Masing – masing puncak memiliki waktu retensi. Waktu retensi ini menunjukkan komponen yang terkandung dalam campuran dengan merujuk waktu retensi dari sample standard. Pada campuran A memiliki waktu retensi 1,851 yang berarti bahwa campuran tersebut mengandung etanol. Pada campuran B memiliki waktu retensi 2,166 yang berarti bahwa campuran tersebut mengandung butanol. Dan pada sample 1 memiliki waktu retensi 1,877 yang berarti bahwa sample tersebut mengandung etanol.

Praktek GC II

(15)

terdapat satu puncak, yang merupakan puncak dari standard etanol. Adapun nilai waktu retensi dari standard etanol yaitu 1,885. Pada hasil pengamatan standard butanol juga terdapat satu puncak, waktu retensi dari standard butanol yaitu 2,217. Pada hasil pengamatan campuran I / tabung 1, terdapat tiga puncak. Pada puncak pertama memiliki waktu retensi 1,866 yang merupakan standard etanol. Pada puncak kedua yang merupakan senyawa a memiliki waktu retensi 2,184. Nilai ini mendekati nilai waktu retensi 2,217. Ini menunjukkan bahwa senyawa a mengandung butanol. Pada puncak ketiga merupakan senyawa b memiliki waktu retensi 2,593 yang menunjukkan senyawa b juga mengandung butanol.

Pada hasil pengamatan campuran 2 / tabung 2, terdapat tiga puncak. Pada puncak pertama memiliki waktu retensi 1,859 yang merupakan standard etanol. Pada puncak kedua yang merupakan senyawa a memiliki waktu retensi 2,174. Nilai ini mendekati nilai waktu retensi 2,217. Ini menunjukkan bahwa senyawa a mengandung butanol. Pada puncak ketiga merupakan senyawa b memiliki waktu retensi 2,575 yang menunjukkan bahwa senyawa b juga mengandung butanol.

Pada hasil pengamatan campuran 3 / tabung 3, juga terdapat tiga puncak. Pada puncak pertama memiliki waktu retensi 1,866 yang merupakan etanol. Pada puncak kedua yang merupakan senyawa a memiliki waktu retensi 2,192, yang menunjukkan bahwa senyawa a mengandung butanol. Pada puncak ketiga merupakan senyawa b memiliki waktu retensi 2,582 yang menunjukkan bahwa senyawa b juga mengandung butanol.

VII. KESIMPULAN

(16)

1. Kromatografi gas merupakan proses pemisahan suatu senyawa berdasarkan kecepatan migrasi komponen- komponen suatu cuplikan melalui fase diam berupa liquid dan fase gerak berupa gas.

2. Waktu retensi menunjukkan waktu yang digunakan senyawa tertentu untuk bergerak melalui kolom menuju ke detector.

3. Suhu kolom harus lebih rendah dari suhu injektor supaya senyawa yang dianalisa dapat terkondesasi dan tertahan sebentar di dalam kolom sehingga dapat terbaca waktu retensinya.

4. Temperatur kolom mempengaruhi waktu retensi senyawa, semakin tinggi temperatur kolom maka semakin singkat waktu retensi yang diperoleh, begitupun sebaliknya semakin rendah temperatur kolom maka semakin lama waktu retensi yang diperoleh.

5. Untuk Praktek Krromatografi Gas I / GC I : - Wa ktu retensi dari standar etanol adalah 1,875 - Waktu retensi dari standar butanol adalah 2,205

- Waktu retensi untuk campuran etanol dan butanol masing – masing 1,851dan 2,166

6. Untuk Praktek Kromatografi Gas II / GC II : - Waktu retensi dari standar etanol adalah 1,885 - Waktu retensi dari standar butanol adalah 2,217 - Waktu retensi dari etanol dalam tabung 1 adalah 1,866

- Waktu retensi dari senyawa A dan senyawa B dalam tabung 1 adalah 2,184 dan 2,593 yang berarti senyawa – senyawa ini mengandung butanol.

- Waktu retensi dari etanol dalam tabung 2 adalah 1,859

- Waktu retensi dari senyawa A dan senyawa B dalam tabung 2 adalah 2,174 dan 2,575 yang berarti kedua senyawa ini mengandung butanol.

- Waktu retensi dari etanol dalam tabung 3 adalah 1,866

- Waktu retensi dari senyawa A dan senyawa B dalam tabung 3 adalah 2,192 dan 2,582 yang berarti kedua senyawa ini mengandung butanol.

DAFTAR PUSTAKA

(17)

http://indonesiakimia.blogspot.com/2011/05/gas-chromatography-gc.html

http://www.chem-is-try.org/materi kimia/instrumen analisis/kromatografi gas cair/ http://www.wikipedia.org/

http://www.scribd.com/

(18)

(19)

SEPERANGKAT ALAT GC KOMPRESO

Referensi

Dokumen terkait

Pada variabel SBI, terdapat pengaruh yang signifikan pada á = 1% tingkat suku bunga terhadap yield obligasi dan jika terjadi kenaikan sebesar 1% pada tingkat suku bunga

Tokoh wayang yang banyak digemari adalah punakawan, tokoh perwayangan yang menggambarkan kehidupan masyarakat bawah mereka adalah pembantu ksatria pendawa

a) Pengelola bekerja sama dengan masyarakat setempat dalam memanfaatkan lahan kosong yang ada di sekitar pantai untuk menambah area parkir. b) Pengelola dan

Dalam hal pembelian Unit Penyertaan MANULIFE OBLIGASI UNGGULAN dilakukan oleh Pemegang Unit Penyertaan secara berkala sesuai dengan ketentuan butir 13.8 Prospektus, maka

Selain itu, perhitungan harga pokok produksinya pun masih belum tepat karena biaya bahan baku langsung belum dihitung berdasarkan standar yang spesifik dan

Pengalaman distrukturkan, dikristalkan, dan diberi sentuhan karakter dari si penulis catatan harian (Hernowo, 2004). Selain itu, catatan harian bisa sebagai sarana mengenali

Memang buah lemon terasa asam di lidah, namun buah lemon adalah pembentuk basa karena residu (mineral) yang ditinggalkan setelah proses pencernaan membantu menghilangkan

politik Indonesia tidak selalu bersifat me - kanik dan linear, karena sejarah politik Indonesia memiliki kekhasan, adakalanya terjadi lompatan-lompatan dan kejutan-ke- jutan