• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS. docx"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

LABORATORIUM YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN BASE LEARNING TERHADAP SIKAP ILMIAH

SISWA DAN HASIL BELAJAR KIMIA SMA PADA POKOK

BAHASAN LARUTAN

Mata Kuliah

METODIK KIMIA

(Z1601B106)

DOSEN PENGAMPU: Drs.Munir Tanrere, M.Pd

Oleh:

Kelompok VIII

1. HIKMAH HASBULLAH

13B16008

2. RUSNILAWARNI

13B16016

3. WIWIEK TAMSYANI

13B16024

4. MUH. YAZEER LILI

13B16026

(2)

A. JUDUL

“Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Laboratorium yang diintegrasikan dengan Pembelajaran Base Learning terhadap Sikap Ilmiah Siswa dan Hasil Belajar Kimia SMA Pada Pokok Bahasan Larutan”

B. KERANGKA PIKIR

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan, sifat, perubahan materi, serta energi yang menyertainya (Depdiknas, 2004). Lingkup pembelajaran kimia tidak hanya terbatas pada penggunaan ataupun penurunan rumus saja, melainkan merupakan produk dari sekumpulan fakta, teori, prinsip, dan hukum yang diperoleh yang dikembangkan berdasarkan serangkaian kegiatan (proses) yang mencari jawaban atas apa, mengapa dan bagaimana. Secara garis besar kimia mencakup dua bagian, yakni kimia sebagai proses dan kimia sebagai produk. Kimia sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip ilmu kimia. Sedangkan kimia sebagai proses meliputi keteampilan-keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan produk kimia.

(3)
(4)

Pada kenyataannya tidak semua guru-guru kimia melaksanakan praktikum dalam proses pembelajarannya. Fakta membuktikan bahwa dibeberapa sekolah pelaksanaan metode pengajaran dengan praktikum sulit untuk dilakukan bahkan pelaksanaannya sering dihilangkan karena: tidak adanya laboratorium kimia, berbagi dengan laboratorium fisika dan biologi, ketidakamanan di laboratorium karena bahan kimia berbahaya, kelas yang ramai, kurangnya waktu, kekurangan bahan, Biaya peralatan, serta ketidak mampuan guru menggunakan laboratorium secara efektif dan sikap negatif mereka terhadap aplikasi laboratorium (Eralp, 2009). Hal ini juga dipertegas oleh Rusfranti ketiadaan sarana dan keinginan guru dewasa ini untuk melakukan percobaan-percobaan dalam rangka memaksimalkan peran laboratorium, menjadi salah satu penyebab rendahnya kualitas pembelajaran kimia yang yang tercermin dari kemampuan praktikum siswa (Rusfranti, 2007). Selain itu rendahnya kualitas fisik sekolah misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium menjadi faktor pendukung.

(5)

yang dapat digunakan adalah system pembelajaran secara virtual dalam bentuk laboratorium virtual (virtual laboratory).

Media pembelajaran virtual lab ini dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran di kelas, sebagai penuntun praktikum di laboratorium dan dapat digunakan dirumah bahkan dimana saja siswa berada. Sehingga proses belajar siswa dapat tumbuh tidak saja saat siswa berada disekolah (membelajarkan siswa) dengan tidak mengurangi essensi keilmiahan eksperimen tersebut. Berdasarkan hasil penelitian didapat jika terdapat pengaruh penggunaan laboratorium virtual terhadap prestasi belajar siswa (Rohmadi, 2008). Hal ini selaras dengan hasil temuan dari Yusnita bahwa pengaruh penerapan virtual lab pada pokok bahasan termokimia dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Yusnita, 2011). Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Hafni yaitu virtual lab dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan laju reaksi (Hafni, 2010). Laboratorium virtual juga dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran jarak jauh bagi siswa (Dalgarno, 2009). Stimulus gambar dan kata dapat membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas mengingat, mengenali, menghubungkan fakta dan konsep. Dengan adanya media laboratorium virtual diharapkan siswa lebih mudah untuk mengingat dan memahami materi pembelajaran karena dengan adanya media gambar dapat merangsang kerja otak dan menyimpan lebih lama (Denim, 1995).

(6)

ingin dicapai oleh PBL adalah kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternative pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah (Sanjaya, 2008). Sehingga tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran akan tercapai, yaitu meningkatkan hasil belajar siswa dan menumbuhkan sikap ilmiah dalam diri siswa.

C. HIPOTESIS

Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

“Jika implementasi Model Pembelajaran Berbasis Laboratorium diintegrasikan dengan Model Pembelajaran Base Learning, maka diharapkan dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa dan hasil belajar kimia SMA pada Pokok Bahasan Larutan”.

D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Untuk meningkatkan sikap ilmiah siswa dan hasil belajar kimia SMA pada Pokok Bahasan Larutan langkah-langkap pembelajaran sebagai berikut:

1. Seorang guru harus kreatif dan berkompeten. Kreatif, ketika alat dan bahan disuatu sekolah tidak memadai menggunakan alat sederhana. Berkompeten, sebelum mengajarkan kepada siswa tentang keterampilan proses, guru harus lebih mahir tentang hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan proses dasar maupun terpadu.

2. Seorang guru harus mampu mengelola laboratorium dan kegiatan praktikum serta keamanannya dengan mensosialisasikan zat-zat yang akan dipakai praktikum.

3. Guru juga harus memberikan arahan kepada siswa agar pada kegiatan praktikum dapat bejalan dengan lancar.

(7)

5. Siswa harus memahami aspek yang akan dilakukan ketika kegiatan praktikum berlangsung seperti keterampilan dalam mengamati objek, menafsirkan dan mengolah data, serta menarik kesimpulan yang sesuai dengan tujuan praktikum. Siswa diberikan pre-test yakni tes awal yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa sebelum melakukan praktikum. Ketika sudah selesai melaksanakan praktikum dilakukan post-test yakni test akhir yang dilakukan ketika selesai praktikum untuk mengecek sejauh mana siswa memahami materi yang di praktikumkan. Jika hasilnya lebih baik, maka mengalami peningkatam. Dan jika hasilnya lebih buruk maka diperlukan pengayaan yang lebih dari guru.

6. Media dalam pembelajaran berbasis Laboratorium adalah alat-alat praktikum yang akan digunakan dalam praktikum. Alat minimum yang digunakan adalah pipet tetes, gelas ukur, gelas kimia. Selain laboratorium fisik bisa juga menggunakan virtual lab, yang penggunaannya hemat waktu dan tempat.

virtual lab adalah laboratorium dalam computer. Meskipun dengan computer, semua keterampilan proses sains bisa di laksanakan.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Esistensi seseorang sebagai guru sangan tergantung dengan jumlah muridnya, bahkan banyak guru yang rela memotong sebagian tunjangan sertifikasinya untuk mencari murid,

siswa. Mendiskusikan hasil yang diperoleh dengan praktisi dan dosen pembimbing.. Menyusun rencana yang akan dilakukan pada siklus berikutnya untuk. mengetahui hal-hal yang

bandung, baju anak di tanah abang, baju anak daro, baju anak daro minang, baju anak dari kain perca, baju anak branded, baju anak branded murah, baju anak branded online, baju

[r]

Formula larutan hara Sundstrom lebih cocok digunakan sebagai pupuk hidroponik dibandingkan larutan hara Excell, terutama akan meningkatkan bobot buah, jumlah buah, kekerasan

Persoalan pada level operasional berkaitan dengan penentuan rute kendaraan yang melakukan perjalanan dari depot atau gudang ke sejumlah pengecer atau

Pada tahap penelitian ini, persiapan data yang dilakukan pada metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation yakni transformasi data masukkan (input layer) sampai

Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan