• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG RUMAH KEMASAN P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG RUMAH KEMASAN P"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG

RUMAH KEMASAN, PENGOLAHAN PRODUK PERTANIAN, PENGOLAHAN RUMPUT LAUT DAN CEK DAM

MUHAMMAD. QAYYUM HAMKA G411 12 254

KELOMPOK 10

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

(2)

1. PENGOLAHAN RUMPUT LAUT

Rumput laut merupakan salah satu sumber bahan makanan yang dapat diolah menjadi minuman dan obat-obatan, beberapa hasil olahan rumput laut seperti agar-agar, alginate dan karaginan merupakan senyawa yang cukup penting dalam industri. Bila ditinjau dari segi ekonomi, harga hasil olahan rumput laut seperti karagenan jauh lebih tinggi dari pada rumput laut kering. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai tambah dari rumput laut dan mengurangi impor akan hasil-hasil olahannya, maka pengolahan rumput laut di dalam negeri perlu dikembangkan (Humas BPP, 2014).

Kabupaten Bantaeng merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki potensi dalam menghasilkan bahan baku rumput laut untuk industri. Berdasarkan data statistic Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bantaeng tahun 2011 tercatat jumlah RTP pembudidaya rumput laut sebesar 3.197 orang, yang memanfaatkan areal laut 2.888,8 ha atau sekitar 50,7% dari total luas daerah yang bias ditanam irumput laut ( 5.375 ha). Karena itu, Kabupaten Bantaeng ditetapkan sebagai Sentra Pengolahan Rumput Laut melalui surat keputusan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Nomor: KEP.08/DJP2HP/2009, dimana Kabupaten Bantaeng menjadi lokasi pengembangan Sentra Pengolahan Hasil Perikanan rumput laut. Sehingga Kabupaten Bantaeng menjadi salah satu dari 15 sentra pengembangan industry perikanan di Indonesia (Humas BPP, 2014).

Tempat pengolahan rumput laut ini didirikan pada tahun 2009, yang berkomitmen untuk mengembangkan produk diversifikasi olahan rumput laut. Tempat pengolahan rumput laut ini didirikan karena kabupaten bantaeng memiliki potensi dalam menghasilkan bahan baku rumput laut. Mengingat bahwa rumput laut di kabupaten bantaeng sangat melimpah namun belum dapat diolah dengan baik, maka didirikanlah rumah pengolahan rumput laut ini. Dengan berbagai edukasi dan seminar yang dilakukan hingga bermitra dengan lembaga-lembaga pemerintah maupun NGO aktif melakukan kegiatan kampanye gemar makan rumput laut diberbagai event, baik event pameran maupun event training. Kondisi rumah pengolahan ini sebelum didirikan merupakan lahan kosong yang tidak digunakan, lalu pemerintah bantaeng menggunakannya sebagai tempat pengolahan rumput laut.

(3)

Gambar 1. Bahan Mengolah Rumput Laut

Gambar 2. DenahRumahPengolahanRumputLaut 6

5

4

3

2

(4)

Keterangan :

1. Ruang Bahan Baku

2. Ruang PengolahanBahan Baku 3. Ruang PencampuranBahan Baku 4. Ruang Finishing

5. Ruang Bleaching 6. Showroom

Didalam rumah pengolahan rumput laut, terdapat beberapa peralatan, seperti alat pencuci rumput laut yang digunakan untuk membersihkan rumput laut dari pasir atau lumut. Kemudian ada alat penghalus bahan baku digunakan untuk menghaluskan bahan baku agar mudah dicampur dan diolah. Lalu ada alat pengadon digunakan pada pembuatan dodol atau kerupuk untuk mencampur bahan. Peralatan yang digunakan ini berasal dari pemerintah pusat dan diproduksi sendiri. Umur ekonomis dari masing-masing alat adalah 15 tahun untuk pengoperasian maksimal. Sumber tenaga yang diperlukan untuk menggerakkan peralatan pengolahan rumput laut ini adalah menggunakan tenaga listrik dan manusia. Peralatan-peralatan ini dibersihkan dengan cara dikeluarkan dari rumah produksi lalu dibersihkan termasuk alat penghalus, pengadon, dan lain-lain.

Gambar 3. Hasil Proses Penghalusan Bahan Baku

(5)

dari petani rumput laut bantaeng. Tidak hanya itu, produk tersebut juga di ambil dari UKM-UKM yang berada di kabupaten bantaeng. Dalam pengolahan rumput laut ini, produk hasil olahan memiliki syarat mutu dalam mengembangkan usahanya, dengan kata lain, saat ini masih proses mengembangkan syarat mutu dari produk hasil olahan ini. Namun untuk saat ini belum ada syarat mutu yang terlalu ditentukan untuk produk hasil olahan rumput laut ini. Akan tetapi, bukan berarti rumah pengolahan rumput laut ini tidak memikirkan syarat mutu dari produk hasil olahannya. Rencananya, produk hasil olahan ini akan di ekspor ke luar negeri.

Gambar 4. Mixer dan Cooking (mesin mengaduk dan memasak)

(6)

2. RUMAH PENGOLAHAN PRODUK PERTANIAN

Rumah pengolahan produk pertanian ini dibangun pada tahun 2010. Dibangunnya rumah pengolahan produk hasil pertanian ini bukan tanpa alas an. Alasan utama pembangunan rumah pengolahan produk pertanian adalah karena produk hasil pertanian di bantaeng sangat melimpah. Contoh produk hasil pertanian di bantaeng adalah kentang. Data terakhir menunjukkan bahwa produksi kentang mencapai 4.847 ton. Selain kentang, hortikultur lainnya adalah kol sebanyak 1.642 ton, wortel sebanyak 325 ton, dan bauh-buahan seperti mangga dan pisang. Dan yang terbesar adalah jagung yaitu 800.00 ton per produksi. Lokasi bangunan ini sebelum dibuat rumah pengolahan hasil pertanian hanyalah tanah kosong yang tidak terpakai.

Rumah pengolahan hasil pertanian ini berada di kompleks pengolahan industry kecil di Jl. Dr. Ratulangi, Kelurahan Lembang, Bantaeng. Rumah pengolahan hasil pertanian ini memiliki 8 pegawai. Pekerja dirumah pengolahan hasil pertanian ini dibagi menjadi beberapa pekerjaan, ada yang mengolah hasil pertanian, ada pekerja yang mengolah bahan baku atau bumbu, dan lain-lain. Setiap pekerja, telah memiliki basic atau dasar dalam mengolah hasil pertanian. Pekerja di rumah pengolahan rumput laut ini diambil dari staff dinas magang dan UKM-UKM.

Gambar 5. Penggorengan Kripik

(7)

pengolahan ini menggunakan sumber tenaga listrik dan manusia. Alat-alat disini dirawat dengan dibersihkan dari debu setiap hari sebelum alat dioperasikan.

Gambar 6. Alat Pencampur Bumbu Kripik

Input hasil pertanian ini berupa tanaman hasil pertanian. Hasil pertanian ini berupa jagung, kentang, kola tau wortel. Hasil pertanian tersebut didatangkan langsung dari petani di bantaeng. Produk yang dihasilkan pada pengolahan hasil panen ini adalah kripik rumput laut, kerupuk jagung, dodol, keripik worten, dll. Berat bahan baku yang diolah ± 25 kg bahan mentah. Bahan tersebut lalu diolah menjadi ± 820 bungkus barang siap konsumsi. Selain produk yang dihasilkan, ada limbah yang dihasilkan dari pengolahan ini seperti minyak hasil 3 kali penggorengan. Namun minyak ini tidak langsung dibuang karena beberapa pekerja mengambilnya untuk keperluan rumah tangga.

3. RUMAH KEMASAN

Rumah kemasan dibangun pada tahun 2011. Didirikannya rumah kemasan ini bukan tanpa alasan. Rumah kemasan ini dibangun untuk menunjang dan untuk memfasilitasi proses produksi bahan pertanian. Sebelumnya lahan tempat dibangunnya rumah kemasan ini adalah lahan kosong yang tidak digunakan. Rumah pengolahan hasil pertanian ini berada di kompleks pengolahan industry kecil di Jl. Dr. Ratulangi, Kelurahan Lembang, Bantaeng. Rumah pengolahan hasil pertanian ini memiliki 8 pegawai. Rumah kemasan ini dipimpin oleh kasubag tata usaha yang bernama Andi Lukman. Struktur rumah kemasan dibagi menjadi beberapa departemen yaitu kepala UPTD, kasubag tata usaha, kepala seksi desain kemasan dan pemasaran dan kasubsi kemasan.

(8)

berupa sosialisasi kemasan yang baik serta bagaimana membuat label yang benar (labeling). Luas total area pengemasan ini ± 20 x 40 m.

Peralatan pengemasan terdiri dari tiga alat/mesin yaitu dua alat cetak sablon dan pengemasan manual. Ketiga alat ini berfungsi secara otomatis. Alat cetak sablon digunakan untuk mengemas hasil olahan kering yang kemasannya disablon atau dicetak. Mesin ini secara otomatis memasukkan bahan yang telah ada di corong penampungan kedalam kemasan cetak atau sablon lalu akan dipotong secara otomatis. Sehingga hasil pengemasan langsung turun kebawah dan siap dipasarkan. Pengemasan dengan cara manual mengemas hasil olahan bahan pertanian dengan cara manual menggunakan tenaga manusia. Pengemasan manual menggunakan kemasan plastik berbentuk silinder. Pemilihan kemasan tergantung pada bentuk dan ukuran dari hasil olahan. Mesin dan alat pengemasan ini memiliki umur ekonomis 15 tahun untuk full produksi setiap hari. Sumber tenaga yang digunakan oleh alat ini adalah tenaga listrik dan masih menggunakan tenaga manusia ntuk mengumpulkan produk hasil olahan. Kebutuhan listrik yang diperlukan untuk menggerakkan peralatan ini sebesar 900 watt untuk semua mesin yang terdapat di rumah kemasan itu. Dan membutuhkan ±100 watt untuk setiap mesin yang beroperasi.mesin ini dibersihkan setiap hari karena lokasi rumah kemasan ini sangat memungkinkan debu untuk masuk setiap hari. Maka dari itu perlu perawatan mesin kemasan setiap hari. Setiap peralatan memiliki standar operasi pprosedur tersendiri dan ditanggung jawabi oleh satu pekerja.

Produk-produk yang diolah di rumah kemasan ini adalah produk2 hasil olahan dari rumah pengolah hasil pertanian. Input yang masuk berupa sayuran dan buah-buahan. Produk-produk yang dikemas datang dari berbagai tempat namun masih dalam lingkup UKM-UKM di bantaeng. Berat rata-rata yang diterima setiap harinya relatif tidak tetap. Tergantung pada UKM-UKM yang biasanya membawa ± 20-30 kg tergantung berat, baha, ukuran bahan, dan lain-lain. Syarat mutu dari komoditi yang diterima tergantung pada uji kelayakan pangan dari dinas pengawasan obat dan makanan lalu dikemaskan di rumah kemasan.

(9)

meminta untuk dibuatkan label atau stiker. Dan rumah kemasan ini bisa membuatkan desain secara gratis.

Gambar 7. Mesin Pengemasan Hasil Pengolahan 4. CEK DAM BALANG SIKUYU

(10)

Cek Dam Balang Sikuyu berada di sungai Balang Sikuyu yang mempunyai luas daerah aliran sebesar 3,2 km2 dengan panjang sungai lebih kurang 4,69 km. Secara administrasi sungai Balang Sikuyu terletak di Kecamatan Bantaeng Kel. Karatuang Kab. Bantaeng , tepatnya 5o31’ LS dan 119o57’ BT. Cek Dam Balang sikuyung memiliki dua pekerja tetap yang bekerja untuk memantau atau membuka pintu air. Namun, setiap warga sekitar Cek Dam juga ikut mengkontrol volume air sungai balang sikuyu. Warga juga secara bergantian menjaga pintu air Cek Dam Balang sikuyung. Pekerja di Cek Dam tidak diberi pelatihan secara khusus hanya seminar-seminar dan training sederhana bagaimana menghadapi volume air yang besar dari dinas pengairan dan irigasi setempat.

Air yang mengaliri Cek Dam bersumber dari Sungai balang sikuyung yang memiliki tujuh anak sungai yang bermuara ke sungai balang sikuyung. Cek Dam Balang Sikuyu dalam perencanaannya tidak multifungsi seperti pembangkit listrik, irigasi, kebutuhan air bersih tetapi hanya berfungsi sebagai pengendali banjir atau menampung air dalam waktu singkat. Namun begitu, Cek Dam balang sikuyung akan terus dikembangkan agar menjadi sumber tenaga listrik atau irigasi bagi masyarakat bantaeng. Karena yang akan merasakan manfaat dari pembangunan Cek Dam ini sendiri adalah masyarakat Kabupaten Bantaeng dan juga pemerintah Kabupaten Bantaeng. Karena Cek Dam ini berfungsi sebagai pengendali banjir sehingga masyarakat yang dulunya harus mengeluarkan biaya dan tenaga ekstra untuk menangani banjir, kini tertolong oleh adanya Cek Dam Balang Sikuyung. Pemerintahan setempat juga turut merasakan manfaat Cek Dam Balang Sikuyung ini. Pasalnya, setiap terjadi banjir, banyak infrastruktur yang rusak atau hancur seperti, sekolah, jalan, dan lain-lain. Cek Dam ini jelas mengurangi anggaran pemerintah dalam hal perbaikan infrastruktur yang telah keluar selama bertahun-tahun sebelum Cek Dam ini dibangun.

Luas daerah yang digenangi adalah 16.624 m2 atau 1,62 ha. Dan volume yang dapat ditampung Cek Dam 54.810 m3. Lebar pelimpah/mercu 9,00 m lebar pintu penguras 1,00 m (panjang total Cek Dam 133,08 m) dan panjang saluran pengelak ke sungai Celendu 556 m dan lebar rata-rata 6m.

(11)

memiliki satu buah pintu penguras yang dalam pengoperasiannya masih menggunakan sistem manual (buka tutup masih menggunakan tenaga manusia).

Gambar 8. Cek Dam Balang Sikuyu

(12)

LAMPIRAN

Penuntun Kegiatan Praktek Lapang Terpadu

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN – UNHAS 2014

A. Latar Belakang dan Tujuan Kegiatan

Proses perkuliahan menuntut mahasiswa untuk mengetahui teori dan prinsip dari suatu mata kuliah. Proses perkuliahan yang dilaksanakan di ruang kelas sebenarnya hanya proses untuk merangsang minat dan menumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih dalam lagi bagi mahasiswa. Setelah proses perkuliahan berlangsung mahasiswa diharapkan dapat mengkaji lebih jauh lagi tentang materi yang didapatkan di ruang kelas. Dengan pengkajian tersebut mahasiswa diharapkan dapat menemukan hal-hal baru yang belum tersentuh oleh materi yang di dapatkan di ruang kuliah.

Kegiatan kunjungan industri merupakan salah satu jenis kegiatan akademik yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa selain kegiatan kuliah atau praktikum yang dilaksanakan di kampus. Tujuan dari kegiatan ini agar mahasiswa mendapatkan gambaran nyata mengenai kegiatan di industri. Selain itu mahasiswa juga dapat menambah pengetahuan dari materi dari mata kuliah yang diperoleh di ruang kelas perkuliahan.

B. Peserta Praktek Lapang

Peserta Praktek Lapang Terpadu adalah Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Unhas yang mengambil mata kuliah berikut :

A. Prodi Keteknikan Pertanian 1. Tenaga Pertanian 2. Hidrologi Teknik 3. Ilmu Bangunan 4. Mekanika Fluida 5. Energi dan Elektrifikasi

B. Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan 1. Evaluasi Gizi Pangan 2. Agribisnis Tanaman Pangan

(13)

4. Aplikasi Pengolahan Hasil Laut

5. Tata Letak Pabrik dan Perencanaan Industri 6. Management Industri Pangan

7. Limbah

Mahasiswa yang mengambil mata kuliah diatas sifatnya wajib mengikuti kegiatan praktek lapang ini. Peserta akan dibagi dalam 16 kelompok, tiap-tiap kelompok dikordinir oleh ketua kelompok.

C. Jurnal Kegiatan

Pada tabel dibawah ini diisi dengan kegiatan yang berlangsung selama kegiatan praktek lapang

No Waktu Kegiatan

Hari 1. Jumat, 17 Oktober 2014

1 16.00 Berangkat dari Makassar (UNHAS) menuju Bantaeng 2 22.00 Tiba di kabupaten Bantaeng

3 22.30 Makan malam di pantai Seruni 4 23.00 Berangkat Ke penginapan 5 23.30 Sampai di penginapan

Hari 2. Sabtu, 18 Oktober 2014

1 07.00 Berangkat dari penginapan menuju balai kartini Bantaeng 2 07.30 Tiba di Balai Kartini Bantaeng

3 07.40 Santap pagi

4 08.20 Pembukaan acara oleh bapak bupati Bantaeng 5 09.00 Penutupan

6 09.12 Berangkat menuju tempat dirumah kemasan dan pengolahan rumput laut

7 09.24 Tiba dirumah kemasan dan pengolahan rumput laut 8 10.30 Berangkat menuju Cek Dam

9 11.30 Berangkat dari cek dam ke pantai marina 10 12.20 Sampai di pantai marina

(14)

D. Pengumpulan Data

Kegiatan Praktek Lapang ini dilaksanakan di empat tempat. Secara umum para praktek lapang terpadu ini akan melihat proses produksi dan proses kerja di tempat yang akan dikunjungi. Secara khusus dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

1. Tempat : Pengolahan Rumput Laut

No

Item

Keterangan/Data

1 Sejarah

Kapan didirikan/mulai beroperasi? 2009

Alasan Pendirian bantaeng memiliki potensi rumput laut yang sangat besar

Kondisi sebelum pendirian Merupakan lahan kosong

2 Umum

Nama Lengkap Lokasi Kompleks Pengolahan Industri Kecil Alamat Lokasi Jl. Dr. Ratulangi

Nama Kecamatan/Kelurahan lokasi Kelurahan Lembang Nama Kepala/pimpinan

Nama Departemen atau Bagian yang ada

Departemen Dinas Kelautan dan Perikanan

3 Manajemen

Berapa Jumlah Pegawai 7 orang Apakah memiliki gudang

Apakah tiap pekerja mendapatkan training? Siapa yg melakukan training?

Setiap pekerja telah memiliki dasar dalam mengolah rumput laut karena pekerja berasal dari ukm-ukm.

Jelaskan metode FIFO (First In First Out) yang diterapkan

Gambarkan Layout Denah Ruang produksi?

Gambarkan di halaman kosong pada penuntun ini

Berapa luas area ?

4 Peralatan

(15)

pada Industri dan apa fungsinya? Peralatan yang digunakan berasal/diproduksi oleh siapa?

Alat diproduksi sendiri dengan bantuan pemerintah pusat

Bagaimana prinsip kerja dari masing2 alat?

Berapa umur ekomonis dari peralatan tersebut?

15 tahun

Sumber tenaga yang diperlukan untuk menggerakkan peralatan tersebut?

Listrik dan manusia

Berapa kebutuhan daya listrik yang diperlukan dari masing-masing peralatan?

Berapa kebutuhan listrik yang diperlukan untuk pengoperasian Industri

Bagaimana metode perawatan dari peralatan tersebut

Alat dikeluarkan dari bangunan, lalu dibersihkan sebelum produksi

Apakah tiap peralatan mempunyai SOP dan ada 1 orang sebagai penanggung jawab?

Ya tiap peralatan memiliki SOP

(16)

5 Proses input

Apa jenis produk yang diterima? Rumput laut dan hasil pertanian lain

Dari daerah mana saja produk input diterima?

Dari petani rumput laut bantaeng dan UKM-UKM

Berapa jumlah berat rata-rata komoditi yang diterima dalam setiap bulan (ton/kwintal)? Pada bulan berapa yg paling banyak? Apa syarat mutu dari komoditi yang diterima?

Untuk pengolahan sendiri, belum terlalu ditentukan syarat mutunya, namun, bila akan di ekspor mungkin akan memiliki syarat mutu

Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

6 Proses pengolahan

Jelaskan tahapan-tahapan proses pengolahan yg ada (jelaskan mesin/peralatan yg digunakan)

a. Mengumpulkan bahan baku b. Mencuci rumput laut c. Menghaluskan bahan baku

d. Mengadon bhan baku dengan bukbu dll.

e. Mengolah adonan f. Pengemasan g. pemasaran

Berapa waktu yang digunakan pada tiap batch produksi hingga menghasilkan produk akhir?

3 hari

Apa yang menjadi titik kritis (yg perlu diperhatikan) selama proses pengolahan

(17)

Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

UKM ini berhasil menjadi fasilitator untuk menghubungkan petani rumput laut dengan marketing (pasaran) sehingga menanmbah penghasilan dari masyarakat khususnya petani rumput laut

7 Output

Apa saja produk yang dihasilkan? Keripik, kerupuk, dan dodol Berapa rendemen yang dihasilkan

dari berat awal?

Apa saja limbah yang dihasilkan? Jelaskan pengolahan limbah yang dilakukan

Berapa persen beras utuh yang dihasilkan pada akhir proses?

Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

2. Tempat : Pengolahan Produk Pertanian

No

Item

Keterangan/Data

1 Sejarah

Kapan didirikan/mulai beroperasi? 2010

Alasan Pendirian Karena hasil pertanian di bantaeng sangat melimpah namun masyarakat tidak mampu mengolah dengan baik

Kondisi sebelum pendirian Sebelum pendirian, hasil panen yang ada langsung dijual.

2 Umum

(18)

Alamat Lokasi Jl. Dr. Ratulangi Nama Kecamatan/Kelurahan lokasi Kelurahan Lembang Nama Kepala/pimpinan

Nama Departemen atau Bagian yang ada

3 Manajemen

Berapa Jumlah Pegawai 8 orang Apakah memiliki gudang

penyimpanan/ruang penyimpanan input dan output?

Bagaimana system pembagian kerja dari pegawai?

Pekerja dibagi berdasarkan tugas masing-masing

Apakah tiap pekerja mendapatkan training? Siapa yg melakukan training?

Pekerja yang diajak telah memiliki dasar dalam pengolahan hasil pernian

Jelaskan metode FIFO (First In First Out) yang diterapkan

Gambarkan Layout Denah Ruang produksi?

Gambarkan di halaman kosong pada penuntun ini

Berapa luas area ?

4 Peralatan

Sebutkan peralatan yg terdapat pada Industri dan apa fungsinya?

Alat pengadon, alat penggoreng, alat peniris minyak, alat pencampur, alat pengemas Peralatan yang digunakan

berasal/diproduksi oleh siapa?

Hasil rekayasa rancang bangun oleh karyawan pabrik.

Bagaimana prinsip kerja dari masing2 alat?

Berapa umur ekomonis dari peralatan tersebut?

15 tahun

Sumber tenaga yang diperlukan untuk menggerakkan peralatan tersebut?

(19)

Berapa kebutuhan daya listrik yang diperlukan dari masing-masing peralatan?

Berapa kebutuhan listrik yang diperlukan untuk pengoperasian Industri

Bagaimana metode perawatan dari peralatan tersebut

Alat dibersihkan setiap hari dengan cara di bersihkan dari debu sebelum dioperasikan

Apakah tiap peralatan mempunyai SOP dan ada 1 orang sebagai penanggung jawab?

Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

5 Proses input

Apa jenis produk yang diterima? Tanaman hasil pertanian berupa kentang, jagung, wortel,kol

Dari daerah mana saja produk input diterima?

Dari petani-petani di bantaeng dan berbagai ukm di bantaeng

Berapa jumlah berat rata-rata komoditi yang diterima dalam setiap bulan (ton/kwintal)? Pada bulan berapa yg paling banyak?

± 25 kg untuk diolah sehingga menjadi 820 bungkus makanan siap konsumsi

Apa syarat mutu dari komoditi yang diterima?

(20)

6 Proses pengolahan

Jelaskan tahapan-tahapan proses pengolahan yg ada (jelaskan mesin/peralatan yg digunakan)

a. Mengumpulkan bahan baku b. Mencuci bahan baku

c. Menghancurkan atau menghaluskan bahan baku dengan food processor d. Mengadon bahan yang telah halus

dengan alat pengadon e. Menglah bahan baku menjadi

berbagai bentuk olahan makanan

Berapa waktu yang digunakan pada tiap batch produksi hingga menghasilkan produk akhir? Apa yang menjadi titik kritis (yg perlu diperhatikan) selama proses pengolahan

Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

7 Output

Apa saja produk yang dihasilkan? Keripik rumput laut, keripik jagung, dodol, dll Berapa rendemen yang dihasilkan

dari berat awal?

820 bungkus dari 25 kg bahan

Apa saja limbah yang dihasilkan? Minyak hasil penggorengan Jelaskan pengolahan limbah yang

dilakukan

(21)

Berapa persen beras utuh yang dihasilkan pada akhir proses?

Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

3. Tempat : Rumah Kemasan

No

Item

Keterangan/Data

1 Sejarah

Kapan didirikan/mulai beroperasi? 2011

Alasan Pendirian Memfasilitasi proses produksi pengolahan bahan pangan

Kondisi sebelum pendirian Kondisi lokasi sebelum dibangun hanya lahan kosong yang tidak digunakan

2 Umum

Nama Lengkap Lokasi Kompleks Pengolahan Industri Kecil Alamat Lokasi Jl. Dr. Ratulangi

Nama Kecamatan/Kelurahan lokasi Kelurahan Lembang

Nama Kepala/pimpinan Kasubag Tata Usaha : Andi Lukman Nama Departemen atau Bagian

yang ada

a. Kepala UPTD

b. KASUBAG Tata Usaha

c. Kepala seksi desain kemasan d. KASUBSI kemasan

3 Manajemen

Berapa Jumlah Pegawai Ada 4 PNS Apakah memiliki gudang

penyimpanan/ruang penyimpanan input dan output?

Bagaimana system pembagian kerja dari pegawai?

(22)

training? Siapa yg melakukan training?

baik serta labeling yang benar

Gambarkan Layout Denah Ruang produksi?

Gambarkan di halaman kosong pada penuntun ini

Berapa luas area ? 20 x 40 m

4 Peralatan

Sebutkan peralatan pengemasan yg terdapat pada Industri dan apa fungsinya?

Ada dua alat otomatis: a. 2 alat cetak sablon b. Pengemasan manual Peralatan yang digunakan

berasal/diproduksi oleh siapa? Bagaimana prinsip kerja dari masing2 alat?

Bahan makanan yang masuk tergantung berat, dan ukuran hasil produksi, kemudian secara otomatis masuk dan dicetak langsung

Berapa umur ekomonis dari peralatan tersebut?

Jika digunakan full produksi, 15 tahun

Sumber tenaga yang diperlukan untuk menggerakkan peralatan tersebut?

Tenaga listrik dan manusia

Berapa kebutuhan daya listrik yang diperlukan dari masing-masing peralatan?

Untuk satu mesin ±100 watt untuk full produksi 900 watt

Berapa kebutuhan listrik yang diperlukan untuk pengoperasian Industri

900 watt

Bagaimana metode perawatan dari peralatan tersebut

Dibersihkan setiap hari sebelum dioperasikan karena lokasi yang memungkinkan debu masuk kedalam ruangan

Apakah tiap peralatan mempunyai SOP dan ada 1 orang sebagai penanggung jawab?

(23)

Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

5 Proses input

Apa jenis produk yang dikemas? (produk pengolahan, sayuran, buah-buahan, rempah, daging, dll?)

Sayuran dan buah-buahan

Dari daerah mana saja produk yang akan dikemas diterima?

Dari UKM-UKM dibantaeng

Berapa jumlah berat rata-rata komoditi yang diterima dalam setiap bulan (ton/kwintal)? Pada bulan berapa yg paling banyak?

Tergantung dari ukm yang membawa biasanya ±20-30 kg tergantung berat dan bahan hasil produksi.

Apa syarat mutu dari komoditi yang diterima?

Syarat mutu tergantung dari uji kelayakan pangan dari dinas pengawasan obat dan makanan lalu dikemaskan

Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

6 Proses pengemasan

Pengemasan apa saja yang dapat dilakukan?

(vacum, pengalengan, sealing plastik, botol,dll?)

(24)

Berapa waktu yang digunakan pada tiap batch produksi hingga menghasilkan produk akhir?

Belum pernah dihitung karena masing-masing produk berbeda kinerja produksinya

Apa yang menjadi titik kritis (yg perlu diperhatikan) selama proses pengemasan?

Titik kritis berada di pihak produsen, bukan di pengemasan. Namun beberapa factor

menentukan seperti banyaknya kandungan minya pada hasil produksi, jika terlalu banyak, maka tidak akan dikemas.

Bagaimana dengan desain grafis dari kemasan?

Desain produk dibuat sendiri bahkan ada produsen meminta untuk dibuatkan label

Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

4. Tempat : Cek Dam

No

Item

Keterangan/Data

1 Sejarah

Kapan didirikan/mulai beroperasi? 2010-2012

Alasan Pendirian Karena pada tahun 1973, 2001, 2006 dan 2008 bantaeng terkena banjir besar yang melumpuhkan aktivitas masyarakt

Kondisi sebelum pendirian Aliran sungai balang sikuyu

2 Umum

Nama Lengkap Lokasi Sungai Balang Sikuyu Alamat Lokasi Kecamatan bantaeng

Nama Kecamatan/Kelurahan lokasi Kecamatan bantaeng kelurahan karatuang Nama Kepala/pimpinan Prof. DR. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M. A gr. Nama Departemen atau Bagian

(25)

3 Manajemen

Berapa Jumlah Pegawai 2 pekerja tetap Bagaimana system pembagian

kerja dari pegawai?

Setiap terjadi penaikan volume, maka pekerja mengontrol pintu air

Apakah tiap pekerja mendapatkan training? Siapa yg melakukan training?

Ya, seperti seminar-seminar dan training tentang Cek Dam

4 Bangunan

Siapa dan dari mana konsultan pembangunan CekDam?

Bagaimana Struktur Bangunan? Luas daerah yang digenangi adalah 16.624 m2 atau 1,62 ha. Dan volume yang dapat ditampung Cek Dam 54.810 m3.

Berapa Luas? Lebar pelimpah/mercu 9,00 m lebar pintu penguras 1,00 m (panjang total Cek Dam 133,08 m) dan panjang saluran pengelak ke sungai Celendu 556 m dan lebar rata-rata 6m. Berapa lama pembangunan

CekDam?

Dua tahun

Gambarkan Layout Gambarkan di halaman kosong pada penuntun ini

Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

5 Pengairan

Dari mana sumber air yang mengisi CekDam?

Air berasal dari sungai baling sikuyu

Bagaimana pemanfaatan CekDam? Untuk menanggulangi banjir

Siapa saja yang merasakan manfaat dari CekDam?

Masyarakat dan pemerintah setempat sangat menikmati manfaat dari Cek Dam ini

Bagaimana Pemantauan tinggi air di CekDam

(26)

Bagaimana pengaturan pintu air pada CekDam?

Pintu air dikontrol secara manual oleh pekerja yang bertugas

Tuliskan hal lain yg didapatkan selain dari pertanyaan diatas

E. PELAPORAN

Format pengetikan :

Diketik di kertas A4 dengan margin kiri 4 cm, atas 3 cm, kanan 3 cm, bawah 3 cm. Menggunakan font Time News Roman ukuran 12 dengan spasi 1.

Pengumpulan laporan

Laporan diupload di LMS tekpert sesuai dengan kelompoknya. Laporan ini bersifat individu.

Silahkan login ke LMS >> masuk ke mata kuliah Praktek Lapang Terpadu >> Groups, klik group nya kemudian cari dan klik tombol Assignment (gambar pulpen) untuk melakukan upload Laporan.

File yang diupload dalam format PDF

Format isi Laporan :

1. Sampul : sampul terdiri dari Judul Kegiatan, Logo Unhas, Nama, Nim, dan Kelompok. 2. Isi : Isi dari laporan yaitu sesuai dengan point-point yang terdapat pada kuisioner

pengumpulan data yang dibahasakan ulang dalam bentuk kalimat. Sebaiknya pada isi laporan disertakan foto-foto yang berhubungan dengan apa yang dibahas. 3. Lampiran : Penuntun Praktek lapang.

Penilaian :

(27)

Gambar

Gambar 1. Bahan Mengolah Rumput Laut
Gambar 3. Hasil Proses Penghalusan Bahan Baku        Rumah pengolahan rumput laut ini menerima beberapa jenis produk
Gambar 4. Mixer dan Cooking (mesin mengaduk dan memasak) Dalam proses pengolahan rumput laut ini ada beberapa tahapan
Gambar 5. Penggorengan Kripik        Peralatan yang terdapat pada industry ini terdiri dari alat penghancur
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kontribusi nyata pemikiran Dawam dapat dilihat dalam beberapa karyanya, misalnya Esai-esai Ekonomi Islam; Intelektual, Intelegensia, dan Perilaku Politik Bangsa; Risalah

Di dalam modul ini Anda akan diajak mengenal apa itu modernisasi, proses terjadinya dan tahapan-tahapannya, kemudian Anda juga akan diajak untuk mengidentifi kasi

Hasil analisis yang dilakukan pada industri pakan ternak di Indonesia periode tahun 1986–2010 diperoleh kesimpulan bentuk struktur pasar pada industri pakan ternak di

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa ragam secara keseluruahan varietas sawi hijau lebih respon terhadap perlakuan MOL dibandingkan sawi pakcoy, hal tersebut ditunjukkan

Namun sebagian besar yaitu 71,9% memiliki kadar gula darah tidak terkontrol, dari hasil uji fisher’s exact test juga menunjukkan jarak antar waktu makan tidak berhubungan

a) Dosimetri fisik, misalnya hasil komisioning dan kalibrasi sumber serta pesawat terapi. b) Perencanaan terapi, misalnya penggambaran dari volume target dan struktur

Mengingat pentingnya peran masyarakat Kota Malang dalam wadah Forum Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) sebagai upaya mewujudkan Malang Smart City, maka