• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN PENDEKATAN POLA KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM MEWUJUDKAN KONSEP MALANG SMART CITY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN PENDEKATAN POLA KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM MEWUJUDKAN KONSEP MALANG SMART CITY"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

175

STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

DENGAN PENDEKATAN POLA KOMUNIKASI EFEKTIF

DALAM MEWUJUDKAN KONSEP MALANG SMART CITY

Endra Yuafanedi Arifianto

Jurusan Teknik Industri, Universitas Brawijaya Email: endra@ub.ac.id

Abstrak

Konsep Smart City memiliki agenda untuk memperkuat manajemen perkotaan melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Terkait hal itu, maka Pemerintah Kota Malang terus melakukan inovasi dan kreativitas guna mendukung program Smart City. Salah satu terobosan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang dalam menyambut program Malang Smart City adalah dengan membentuk Forum Kelompok Informasi Masyarakat (KIM). Forum ini terdiri dari masyarakat yang aktif dalam bidang informasi mulai level kelurahan sampai kota. Penelitian ini melihat pengembangan sumber daya manusia masyarakat dalam wadah Forum KIM Kota Malang dengan menggunakan analisis SWOT, yaitu analisis internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Forum KIM Kota Malang adalah aset pemerintah Kota Malang yang harus dikembangkan karena memiliki peran strategis dalam menjembatani informasi dari pemerintah kota ke masyarakat kelurahan melalui kemampuan komunikasi yang efektif. Strategi pengembangan sumber daya manusia sangat diperlukan untuk mendukung program Malang Smart City.

Kata Kunci: Komunikasi Efektif, Sumber Daya Manusia, Smart City, Forum KIM, Analisis SWOT

Abstract

The concept of a smart city has an agenda to strengthen urban management through the use of information and communication technology. Related to that, the Malang City Government continues to be innovative and creative to support smart city program. One of the breakthroughs of the Office of Communication and Informatics of Malang City to support Malang Smart City program is by forming Forum of Public Information Group (KIM). The forum consists of people who are active in information sectors ranging from urban village to city levels. This study looks at the development of community human resources in the forum of KIM Kota Malang by using SWOT analysis, namely internal analysis (strengths and weaknesses) and external (opportunities and threats). The result of the research shows that KIM Forum of Malang City is an asset of Malang City Government that must be developed because it has a strategic role in bridging information from the city government to the urban community through effective communication skills. Human resource development strategy is needed to support Malang Smart City program.

Keywords: Effective Communication, Human Resources, Smart City, KIM Forum, SWOT Analysis

(2)

176

Pendahuluan

Kota Malang menjadi salah satu barometer pertumbuhan dan kemajuan kota di Provinsi Jawa Timur. Perkembangan teknologi informasi saat ini menuntut semua dinas terkait di Kota Malang membuat terobosan guna tetap bergerak mengikuti dan menjadi pelaku perubahan. Kota Malang juga menjadi salah satu kota yang akan mengembangkan program Smart City sebagaimana usulan pemerintah pusat. Berbagai kemajuan dan prestasi, dari level nasional hingga internasional sudah banyak diraih oleh kota yang juga dikenal sebagai Kota Pendidikan, Kota Pariwisata, dan Kota Industri ini. Konsep Smart City memiliki agenda untuk memperkuat manajemen perkotaan melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Terkait hal itu, maka Pemerintah Kota Malang terus melakukan inovasi dan kreativitas guna mendukung program Smart City. Konsep dasar Kota Malang Smart City harus dilakukan secara bersama dan terintegrasi antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada.

Salah satu SKPD yang melakukan terobosan dalam menyambut program Malang Smart City adalah Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang dengan membentuk Forum Kelompok Informasi Masyarakat (KIM). Forum Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kota Malang terdiri dari masyarakat yang aktif dalam bidang informasi mulai level kelurahan sampai kota. Masyarakat yang selama ini berkecimpung dalam dunia informasi bisa membantu sebagai agen informasi yang menjembatani program pemerintah Kota Malang untuk disampaikan ke masyarakat umum. Peran nyata dan keterlibatan masyarakat ini dinilai menjadi salah satu terobosan yang patut dikembangkan. Berdirinya Forum Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kota Malang pada tahun 2013 menjadi pionir atau yang pertama se-Indonesia sebagai kota yang memiliki Forum Kelompok Informasi Masyarakat (KIM). Bahkan tahun 2014 keberadaan Forum Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kota Malang diapresiasi Kementrian Komunikasi dan Informatika Pusat, sekaligus menjadi percontohan bagi kota-kota lainnya.

Mengingat pentingnya peran masyarakat Kota Malang dalam wadah Forum Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) sebagai upaya mewujudkan Malang Smart City, maka diperlukan strategi pengembangan sumber daya manusia dengan pendekatan pola komunikasi yang efektif. Penelitian ini akan mengevaluasi peran dan potensi Forum Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kota Malang selama 4 tahun, sejak

(3)

177 2013 sampai 2017 dengan menggunakan analisa SWOT. Bentuk evaluasi didasari pola komunikasi yang efektif dalam menjalankan organisasi dan peran di masyarakat. Hasil penelitian ini akan menjadi rekomendasi bagi pemerintah Kota Malang, khususnya bagi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang dalam melakukan pembinaan melalui Forum Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kota Malang.

Tinjuan Pustaka

Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan singkatan dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threat (ancaman). Kekuatan dan kelemahan merupakan faktor-faktor internal perusahaan, sedangkan peluang dan ancaman adalah faktor-faktor luar yang akan berpengaruh kepada perusahaan. Analisis SWOT digunakan untuk menganalisa faktor-faktor internal dan eksternal dalam rangka untuk mencapai suatu pendekatan sistematik dan dukungan untuk pengambilan keputusan. Menurut Rangkuti (1998), analisa SWOT adalah suatu alat yang berguna untuk menganalisa situasi organisasi secara keseluruhan. Pendekatan ini berusaha untuk mengembangkan kekuatan dan kelemahan yang ada pada lingkungan internal (looking in), dengan kesempatan dan ancaman yang ada pada lingkungan eksternal (looking out). Pendekatan ini mengusulkan bahwa masalah utama yang dihadapi suatu organisasi dapat dianalisa dengan meneliti dari setiap faktor internal dan eksternal tersebut. Matriks Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) merupakan matching tool yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi. Keempat tipe strategi yang dimaksud adalah:

1. Strategi SO (Strengths-Opportunities)

Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. Jika perusahaan memiliki banyak kelemahan, berarti perusahaan harus mengatasi kelemahan itu agar menjadi kuat. Sedangkan jika menghadapi banyak ancaman perusahaan harus berusaha menghindarinya dan berusaha berkonsentrasi pada peluang-peluang yang ada. Dalam penelitian ini istilah perusahaan merujuk pada Forum Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kota Malang.

(4)

178

2. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)

Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.

3. Strategi ST (Strengths-Threats)

Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal.

4. Strategi WT (Weaknesses-Threats)

Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal sesungguhnya berada dalam posisi yang berbahaya.

Konsep Smart City

Menurut Washburn dkk. (2010), Smart City didefinisikan sebagai penggunaan teknologi komputasi cerdas untuk mengintegrasikan komponen-komponen penting dari infrastruktur dan layanan kota, seperti administrasi kota, pendidikan, kesehatan, keselamatan publik, real estate, transportasi, dan keperluan kota lainnya, dimana penggunaan keseluruhannya harus dilakukan secara cerdas, saling berhubungan, dan efisien. Sedangkan menurut Giffinger dkk. (2007), Smart City merupakan sebuah kota yang terdepan di dalam perekonomian, sumber daya manusia, pemerintahan, mobilitas, lingkungan, dan kehidupan masyarakat, yang mana keseluruhan dibangun secara cerdas, independen, dan memiliki kesadaran dari masyarakatnya.

Pola Komunikasi Efektif

Hovland (dalam Mulyana, 2007: 68) mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (berupa lambang-lambang verbal dan nonverbal) untuk mengubah prilaku orang lain (komunikan). Komunikasi yang efektif menurut Tubbs dan Moss (dalam Rakhmat, 2007: 13-16) paling tidak menimbulkan lima hal yaitu:

(5)

179 1. Pengertian. Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang

dimaksudkan oleh komunikator

2. Kesenangan. Komunikasi dimaksudkan untuk menjadikan hubungan kita hangat, akrab dan menyenangkan

3. Pengaruh pada sikap. Komunikasi dilakukan agar komunikan bertindak sesuai harapan komunikator berdasarkan atas kehendaknya sendiri.

4. Hubungan yang semakin baik. Dengan berkomunikasi maka akan tercipta hubungan yang positif dan mempertahankan hubungan yang saling memuaskan.

5. Tindakan. Menimbulkan tindakan adalah indikator efektivitas dari komunikasi. Tindakan adalah hasil akumulasi dari seluruh proses komunikasi.

Komunikasi disebut efektif apabila penerima menginterpestasikan pesan yang diterimanya sebagaimana yang dimaksudkan oleh pengirim. Kenyataannya, sering kita gagal saling memahami. Sumber utama kesalahpahaman dalam komunikasi adalah cara penerima menangkap makna suatu pesan berbeda yang dimaksud oleh pengirim karena pengirim gagal mengkomunikasikan maksudnya dengan tepat (Supratiknya, 1995: 34).

Menurut Effendy (2003: 32), pola komunikasi terdiri atas 3 macam yaitu:

1. Pola Komunikasi Satu Arah

Pola komunikasi satu arah yaitu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan baik menggunakan media maupun tanpa media, tanpa ada umpan balik dari komunikan dalam hal ini komunikan bertindak sebagai pendengar saja.

2. Pola Komunikasi Dua Arah

Pola komunikasi dua arah yaitu komunikator dan komunikan menjadi saling tukar fungsi dalam menjalani fungsi mereka, komunikator pada tahap pertama menjadi komunikan, dan pada tahap berikutnya saling berganti fungsi. Namun pada hakekatnya yang memulai percakapan adalah komunikator utama. Komunikator utama mempunyai tujuan tertentu melalui proses komunikasi tersebut, prosesnya dialogis, serta umpan balik terjadi secara langsung.

(6)

180

3. Pola Komunikasi Multiarah

Pola Komunikasi Multiarah yaitu proses komunikasi terjadi dalam satu kelompok yang lebih banyak dimana komunikator dan komunikan akan saling bertukar pikiran secara dialogis.

Metode Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode analisis kualitatif, yaitu dengan cara menggambarkan atau melukiskan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan yang diselidiki. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Forum Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kota Malang. Waktu penelitian dilaksanakan mulai Agustus 2016 sampai dengan Oktober 2017.

Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang (selaku SKDI yang membidangi KIM), Pengurus Forum Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kota Malang dan masyarakat anggota KIM. Sedangkan data sekunder diperoleh dari masyarakat anggota Forum KIM Kota Malang, data sejarah berdiri, visi dan misi Forum KIM Kota Malang, serta beberapa data yang bersumber dari database Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian, baik secara langsung maupun tidak langsung.Teknik wawancara dilakukan pada perwakilan bidang Sarana Komunikasi Diseminasi Informasi (SKDI) Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang, pengurus Forum Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kota Malang. Terakhir, peneliti menggunakan teknik dokumentasi yaitu mencari data atau informasi yang berhubungan dengan dokumen, baik yang resmi maupun tidak resmi dalam bentuk laporan, statistik, database dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang dan Forum Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kota Malang.

(7)

181 Hasil dan Pembahasan

Berikut adalah kondisi dan potensi (kekuatan, kelemahan, peluang, dan hambatan) Forum KIM Kota Malang dalam mewujudkan Malang Smart City:

Tabel 1. Matrik SWOT Kondisi dan Potensi Forum KIM Kota Malang Analisis Internal Forum KIM Kota Malang

Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) 1. Kelembagaan Forum KIM disahkan/

dilegalkan dengan SK Walikota

2. SDM pengurus Forum KIM terlibat langsung di tingkat kelurahan dan memiliki basis wilayah

3. SDM pengurus Forum KIM sangat kompak dan bisa bekerjasama

4. Forum KIM bisa bekerjasama dengan semua SKPD Kota Malang

5. Pola komunikasi antar pengurus yang intens dan terbuka

1. Forum KIM Kota Malang tidak mengelola anggaran dari Dinas Kominfo

2. Forum KIM belum memiliki program kerja yang berkesinambungan

3. Pembentukan bidang dalam struktur Forum KIM kurang fleksibel sesuai dengan kebutuhan

4. Peran Forum KIM belum optimal dalam menjalankan fungsi kemandirian lembaga secara finansial 5. SDM pengurus yang terbatas

khususnya di bidang informasi

6. Pola Komunikasi antara dinas dengan anggota Forum KIM kurang berjalan lancar

Analisis Eksternal Forum KIM Kota Malang

Opportunities (Peluang) Threat (Ancaman) 1. Forum KIM Kota Malang merupakan

pionir di Indonesia sehingga berpeluang menjadi contoh berdirinya forum KIM di kota lainnya

2. Forum KIM berpotensi membuat standar dan pedoman program kerja 3. Forum KIM dapat membangun

kemitraan antar KIM dalam rangka mengenalkan potensi kelurahan, informasi, dan memasarkan produk khas kelurahan di Kota Malang

4. Forum KIM dapat membangun jaringan kerjasama dengan KIM di Jawa Timur dalam rangka peningkatan literasi dan usaha/ekonomi

5. Forum KIM dapat menginisiasi dan memfasilitasi terbentuknya KIM baru di seluruh kelurahan

6. Forum KIM sangat terbuka dan berpotensi menjalin kerjasama dengan Perguruan Tinggi di Kota Malang

1. Ketergantungan Forum KIM pada anggaran Dinas Kominfo

2. Belum adanya kesamaan visi dan tujuan lewat jalur pembinaan antara Dinas Kominfo dengan Forum KIM 3. Kurangnya komunikasi yang intens

antara pengurus Forum KIM dengan Pembina

4. Belum adanya kekompakan dan pembagian tugas dalam membina KIM kelurahan di Kota Malang

5. Perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat dan bila tidak dikelola akan membahayakan

(8)

182

Berdasarkan analisis matriks SWOT, maka dapat diterapkan strategi utama yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia Forum KIM Kota Malang dalam mewujudkan Malang Smart City dengan pendekatan pola komunikasi yang efektif. Pertama, Strategi SO, yaitu strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Kedua, Strategi WO, yaitu strategi dengan mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang. Ketiga, Strategi ST, yaitu strategi dengan menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman. Keempat, Strategi WT, yaitu untuk meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Keempat strategi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 2. Matrik Strategi SWOT Pengembangan SDM Forum KIM Kota Malang

Strategi SO Strategi WO

1. Forum KIM harus memiliki kelengkapan organisasi percontohan tingkat Jawa Timur dan role model tingkat nasional

2. Forum KIM membuat panduan standar minimal informasi potensi kelurahan yang harus dimiliki KIM kelurahan 3. Forum KIM membuat panduan standar

minimal mengelola produk kelurahan sebagai bentuk kemandirian finansial KIM kelurahan

4. Forum KIM memiliki model kerjasama dengan KIM se-Jawa Timur baik bidang literasi informasi maupun kemandirian finansial

5. Forum KIM memiliki target membantu pendirian KIM di 57 kelurahan Kota Malang

6. Forum KIM harus memiliki bentuk nyata kerjasama dengan Perguruan Tinggi di Kota Malang

7. Meningkatkan komunikasi FKIM dengan semua SKPD

1. Forum KIM harus membuat blueprint program kerja dan capaian mulai jangka pendek, menengah dan jangka panjang

2. Forum KIM harus menjadi penggagasan program kerja yang berkesinambungan

3. Struktur organisasi Forum KIM dibuat fleksibel sesuai dengan potensi dan kebutuhan

4. Memiliki kemandirian finansial sehingga mampu membiayai beberapa program kerja

5. Membangun kerjasama dengan investor dalam mengembangkan Forum KIM

6. Mengikuti pelatihan pengembangan SDM di bidang jurnalistik

7. Menjadwalkan rutin untuk pertemuan dan membangun komunikasi dua arah

Strategi ST Strategi WT

1. Berdasarkan SK Walikota Forum KIM menjalin komunikasi dengan walikota untuk mendiskusikan terkait anggaran yang mungkin bisa diserap

2. Menjalin komunikasi yang intens dengan Dinas Kominfo sehingga mendapatkan manfaat dalam:

1. Memiliki terobosan pendanaan dengan kemandirian finansial

2. Membangun kerjasama dengan SKPD lainnya

3. Membuat program kerja yang produktif berkesinambungan dengan minimal pembiayaan

(9)

183 a. menyamakan visi dan tujuan Forum

KIM dalam hal pembinaan b. menyusun program kerja bersama c. menyerap aspirasi Forum KIM dan

masyarakat

d. transparansi anggaran pembinaan masyarakat bisa dikontrol

3. Mengoptimalkan SDM pengurus Forum KIM dalam menyusun kegiatan sesuai dengan kebutuhan

4. Membangun kerjasama/sinergi dengan SKPD lain dalam merealisasikan program kerja

4. Merancang dengan detail program kerja sehingga tepat sasaran

Penutup

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, kondisi dan potensi Forum KIM Kota Malang dalam menjalankan tupoksi sesuai tujuan dibentuknya belum berjalan secara maksimal. Hal ini disebabkan banyak faktor yang mempengaruhi baik secara internal maupun eksternal organisasi Forum KIM Kota Malang. Dengan kata lain, Forum KIM Kota Malang belum bisa berperan optimal dalam mewujudkan Malang Smart City. Oleh karena itu, pengembangan sumber daya manusia masyarakat dalam wadah Forum KIM sangat diperlukan. Kedua, rekomendasi strategi pengembangan sumber daya manusia Forum KIM Kota Malang bisa mengaplikasikan strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT. Ketiga, Forum KIM Kota Malang adalah aset pemerintah Kota Malang yang harus dikembangkan karena memiliki peran strategis dalam menjembatani informasi dari pemerintah kota ke masyarakat kelurahan melalui kemampuan komunikasi yang efektif.

Saran

Berdasarkan pengolahan Matrik Strategi SWOT Pengembangan SDM Forum KIM Kota Malang, maka untuk mendukung Kota Malang Smart City diperlukan komitmen antara pemerintah Kota Malang dengan seluruh jajaran SKPD, Forum Kelompok Informasi Masyarakat Kota Malang sebagai salah satu wadah masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan semua komponen atau komunitas serta tokoh warga Kota Malang. Komunikasi yang efektif bisa meningkatkan sumber daya manusia warga Kota Malang sehingga siap untuk mendukung program pemerintah daerah secara

(10)

184

proaktif. Rekomendasi strategi pengembangan sumber daya manusia bisa diterapkan secara bertahap. Keberadaan Forum KIM Kota Malang sangat penting sebagai mitra yang mewakili masyarakat. Sehingga forum ini harus dibina, diayomi, dan didukung penuh oleh Pemerintah Kota Malang, khususnya Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang selaku instansi terkait. Di samping itu, penelitian berikutnya hendaknya menambah variabel yang lebih mendetail untuk menginvestigasi tiap bidang dalam Forum KIM Kota Malang.

Daftar Pustaka

Effendy, O. U. (2003). Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditiya Bakti. Giffinger, R., Fertner, C., Kramar, H., Kalasek, R., Pichler-Milanovi, N., & Meijers, E. (2007).

Smart Cities: Ranking of European Medium-Sized Cities. Vienna University of Technology.

Mulyana, D. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rakhmat, J. (2007). Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rangkuti, F. (1998). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antarpribadi: Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius. Washburn, D., Sindhu, U., Balaouras, S., Dines, R. A., Hayes, N. M., & Nelson, L. E. (2010).

Helping CIOs Understand “Smart City” Initiatives: Defining the Smart City, Its Drivers, and the Role of the CIO. Cambridge, MA: Forrester Research, Inc. Tersedia di http://public.dhe.ibm.com/partnerworld/pub/smb/smarterplanet/forr_help_cios_und_smart_ city_initiatives.pdf.

Gambar

Tabel 1. Matrik SWOT Kondisi dan Potensi Forum KIM Kota Malang  Analisis Internal Forum KIM Kota Malang

Referensi

Dokumen terkait

a. Kualitas tergantung pada pelatih dan waktu yang tersedia. Pelatih dalam metode on the job training berperan sebagai pemandu atau pengarah dalam berperilaku kerja yang benar,

Data yang diukur meliputi data suhu dan kelembaban ruang pengasapan, berat ikan, berat bahan bakar awal dan akhir pengasapan, kadar air ikan awal dan akhir pengasapan.. Data

konsep ini menitik-beratkan pada kwalitas modal kerja, dalam konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek (net

Kultivator !eker"a dengan menggunakan gigi yang sedikit menan#ap ke dalam tana sam!il ditarik dengan dengan menggunakan gigi yang sedikit menan#ap ke dalam tana sam!il

Berdasarkan karakteristik penurunan muka air tanah akibat pemompaan sumur di bantaran sungai, imbuhan air tanah dominan berasal dari Sungai Cihideung dengan kurva muka

terbaik Konsentrasi tersebut menghasilkan mutu sampel kulit gurami tersamak yang memenuhi standar mutu kulit untuk bahan baku produk, kecuali parameter kemuluran dan

Berdasarkan dari hasil pembahasan mengenai masalah yang dialami PT Smart Modular Building Indonesia menghasilkan sistem informasi produksi material proyek yang

Tutupan rendah dan radiasi matahari memiliki nilai korelasi -0,57 sedangkan untuk tutupan awan tinggi dan radiasi matahari memiliki nilai korelasi -0,3 yang artinya