• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cara uji kepadatan dan berat isi tanah d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Cara uji kepadatan dan berat isi tanah d"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Cara uji kepadatan dan berat isi tanah di lapangan

dengan metode balon karet

1

Ruang lingkup

Standar ini menetapkan cara uji penentuan kepadatan dan berat isi tanah hasil pemadatan di lapangan atau lapisan tanah yang teguh dengan menggunakan alat balon karet.

Cara uji ini mencakup :

a) Urugan tanah atau timbunan yang dipadatkan dari tanah berbutir halus atau tanah berbutir kasar yang persentase kandungan batuan dan material kasarnya relatif kecil. b) Kepadatan dan berat isi tanah tidak terganggu, asalkan tanah tersebut tidak mengalami

deformasi karena tekanan yang bekerja selama pengujian.

c) Tidak berlaku untuk tanah organik, tanah jenuh air atau sangat plastis yang akan mengalami deformasi karena tekanan yang bekerja selama pengujian.

Cara uji ini memerlukan perhatian khusus dalam penggunaan pada :

a) Tanah yang terdiri dari materi berbutir lepas dan tidak terjaga kestabilan dinding lubang ujinya.

b) Tanah yang banyak mengandung material kasar melebihi 37,5 mm. c) Tanah berbutir kasar yang mempunyai angka pori tinggi.

d) Material urugan yang mengandung partikel bersisi tajam.

2

Acuan normatif

ASTM D 2167-94 (2001), Standard test method for density and unit weight of soil in place by the rubber ballon method. (Kompendium ASTM 2005)

ASTM D 653-89 (2004), Terminology relating to soil, rock and contained fluids. (Kompendium ASTM 2005)

SNI 03-1742-1989, Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah. SNI 03-1743-1989, Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah. SNI 03-1965-1990, Metode pengujian kadar air tanah.

3

Istilah dan definisi

3.1

balon karet

balon yang relative tipis diirancang untuk pengukuran volume lubang uji yang bersifat lentur dan elastis

3.2

plat dasar

plat logam kaku yang dipasang dibawah dasar peralatan balon yang digunakan saat pengujian

(2)

3.4

kepadatan basah

perbandingan berat tanah basah dengan volume/isi tanah basah

3.5

kepadatan kering

perbandingan berat tanah kering dengan volume/isi tanah kering

4

Persyaratan

4.1 Lokasi pengujian

Lokasi pengujian harus disiapkan dengan memperhatikan ikhwal berikut : a) Permukaan tanah yang akan diuji harus cukup datar dan rata.

b) Pelaksanaan kalibrasi pada indikator volume pada peralatan balon harus dilakukan setiap tahun.

4.2 Petugas/Pelaksana

Ikhwal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan meliputi :

a) Petugas pengujian ini adalah laboran atau teknisi yang sudah berpengalaman dalam pengujian kepadatan dan berat isi tanah.

b) Pengawas pengujian ini adalah ahli geoteknik yang telah berpengalaman.

c) Hasil pengujian harus diteliti kembali dan ditandatangani oleh penanggung jawab

a) Peralatan balon merupakan tabung yang telah dikalibrasi berisi air yang didalamnya dilengkapi dengan membran (balon karet) relatif tipis, lentur dan elastis yang didesain untuk pengukuran volme lubang uji.

b) Plat dasar berupa logam mempunyai ukuran minimum dua kali diameter ukuran lubang uji.

c) Timbangan atau neraca dengan skala berkapasitas 10 kg dengan skala pembacaan setiap 1,0 gram dan mempunyai ketelitian 2 gram untuk kisaran massa dari 100 gram sampai 7000 gram, dan 3 gram untuk massa di atas 7000 gram. Juga diperlukan neraca kapasitas 2000 gram dengan skala pembacaan setiap 0,1 gram dengan ketelitian 0,1 %.

d) Oven sesuai dengan SNI 03-1965-1990.

e) Peralatan lain yang diperlukan seperti : pahat, sendok, kuas dan obeng untuk menggali lubang uji, tas plastik, ember dengan tutupnya, atau wadah tahan lembab dengan tutup rapi untuk menampung tanah yang diambil dari lubang uji.

(3)

5.2 Kalibrasi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kalibrasi adalah sebagai berikut :

a) Amati prosedur yang digunakan dan ketelitian indikator volume pada peralatan balon dengan menggunakan peralatan tersebut untuk mengukur wadah atau cetakan yang volumenya tertentu dan dimensinya mirip dengan lubang uji yang akan digunakan di lapangan (catatan 1). Peralatan dan prosedur harus sedemikian rupa sehingga wadah dapat diukur dengan ketelitian 1% terhadap volume sebenarnya (catatan 1). Wadah dengan volume yang berbeda-beda harus digunakan sehingga kalibrasi dari indikator volume berada pada kisaran nilai volume uji yang diperkirakan.

Catatan 1 : Cetakan ukuran 102 mm dan 152 mm yang diurakai pada metode uji SNI 03-1742-1989 dan SNI 03-1743-03-1742-1989, atau cetakan lain yang disiapkan untuk mensimulasikan diameter dan volume lubang uji sebenarnya dapat digunakan. Bila beberapa set peralatan balon digunakan, atau untuk mengantisipasi penggunaan jangka panjang, disarankan untuk membuat duplikasi lubang uji sebenarnya. Hal ini dapat dilaksanakan dengan membentuk adukan keras tiruan dalam lubang uji sebenarnya pada seluruh kisaran volume, dan menggunakannya seperti bentuk cetakan beton semen portland. Lubang uji duplikasi ini harus dicetak pada permukaan bidang datar, dan setelah memindahkan adukan keras tiruan, tutup rapat-rapat hingga kedap air.

b) Penentuan volume

Tentukan massa air (dalam gram) yang diperlukan untuk mengisi wadah atau lubang cetakan. Dengan menggunakan plat kaca dan lapisan pelumas tipis (jika diperlukan untuk penutupan) tentukan massa wadah atau cetakan dengan air, dengan perlahan-lahan geserkan plat kaca pada tempat pembukanya sehingga tidak ada gelembung udara yang terjebak dan cetakan dapat terisi air dengan sempurna. Pindahkan kelebihan air dan tentukan massa plat kaca, air dan cetakan atau wadah secara tepat. Tentukan temperatur air. Hitung volume cetakan atau wadah sesuai dengan rumus (1). Ulangi prosedur ini untuk setiap wadah atau cetakan sampai diperoleh 3 volume berturut-turut dengan variasi maksimum 2,8 x 10-6 m3. Catat rata-rata volume V

t wadah atau cetakan dari 3 percobaan. Ulangi prosedur tersebut untuk setiap wadah atau cetakan yang digunakan.

c) Pengujian untuk kalibrasi

Tempatkan balon karet dan plat dasar permukaan rata horisontal. Berikan tekanan, lakukan pembacaan awal pada indikator volume (catatan 2). Pindahkan peralatan itu pada salah satu cetakan atau wadah yang sebelumnya telah dikalibrasi dengan permukaan atas horisontal. Berikan tekanan seperlunya sampai tidak ada perubahan yang ditunjukkan pada indikator volume. Tergantung dari tipe peralatan, tekanan maksimum sebesar 34,5 kPa dan pelaksanaan kalibrasi ini mungkin memerlukan penambahan beban pada peralatan untuk menjaganya agar tidak terangkat (catatan 3). Catat pembacaan tekanan dan penambahan beban yang digunakan. Perbedaan antara pembacaan awal dan akhir menunjukkan volume. Tentukan volume dari wadah atau cetakan lainnya. Kalibrasi peralatan yang memuaskan dicapai bila perbedaan antara volume wadah atau cetakan yang dibaca dan dikalibrasi sama atau lebih kecil 1% untuk semua volume yang diukur. Pilih dan catat tekanan yang optimum untuk digunakan pada waktu pelaksanaan pengujian di lapangan.

(4)

Catatan 3 : Disarankan agar tekanan pada peralatan dijaga serandah mungkin sambil menjaga ketepatan volumenya 1%. Penggunaan tekanan yang lebih tinggi dari yang diperlukan akan memerlukan penambahan beban untuk menghindari gaya angkat pada peralatan. Kombinasi tekanan dan penambahan beban akan menimbulkan tegangan pada tanah yang tidak tertahan disekitar lubang uji, yang dapat menimbulkan deformasi.

d) Pelaksanaan kalibrasi harus dilakukan setiap tahun, atau apabila terjadi kerusakan, perbaikan atau penggantian membran dan bagian peralatan yang dapat mempengaruhi tekanan atau volume.

6 Cara uji

Tahapan kerja dan ikhwal yang harus diperhatikan meliputi:

a) Persiapkan permukaan tanah yang akan diuji sehingga cukup datar dan rata. kalibrasi peralatan, lakukan pembacaan awal pada indikator volume dan catat. Plat dasar harus tetap pada tempatnya sampai pengujian selesai.

c) Pindahkan peralatan dari lokasi lubang uji, dengan menggunakan sendok, trowel dan alat lain yang diperlukan, gali lubang di dalam plat dasar. Lakukan dengan hati-hati dalam menggali lubang uji agar tanah sekitar bibir atas lubang tidak terganggu. Lubang uji harus mempunyai volume minimum berdasarkan pada ukuran partikel maksimum tanah yang sedang diuji, seperti yang ditunjukkan Tabel 1. Bila bahan yang sedang diuji mengandung sedikit bahan berukuran lebih besar, dan ditemui partikel-partikel besar secara terpisah, pengujian dapat dipindahkan pada lokasi yang baru. Bila tanah ini umumnya terdiri dari ukuran partikel lebih besar dari 37,5 mm, diperlukan peralatan dan volume pengujian yang lebih besar. Volume lubang uji yang lebih besar akan meningkatkan ketelitian dan harus digunakan agar lebih praktis. Ukuran optimum lubang uji disesuaikan dengan desain peralatan dan tekanan yang digunakan. Pada umumnya, ukurannya akan mendekati ukuran yang digunakan dalam prosedur kalibrasi. Lubang uji harus dipertahankan agar mudah pelaksanaannya dan bebas dari celah-celah dan tonjolan tajam, karena dapat mempengaruhi ketelitian atau dapat merobek membran karet. Tempatkan semua tanah yang dipundahkan dari lubang uji ke dalam wadah kedap air untuk penentuan massa dan kadar air nantinya.

d) Tempatkan peralatan di atas plat dasar pada posisi yang sama seperti pada waktu pembacaan awal. Berikan tekanan dan beban sama dengan yang digunakan pada waktu kalibrasi, lakukan pembacaan pada indikator volume dan catat. Perbedaan pembacaan awal dan akhir merupakan volume lubang uji.

e) Tentukan massa semua tanah yang dipindahkan dari lubang uji dengan ketelitian 0,005 kg. Campur semua tanah secara sempurna dan pilih kadar air yang mewakili contoh uji dan tentukan kadar air menurut SNI 03-1965-1990. Metode cepat untuk penentuan kadar air dapat digunakan untuk memperoleh nilai pendekatan yang kemudian diperiksa atau dikoreksi menurut nilai yang diperoleh sesuai dengan metode uji pada SNI 03-1965-1990.

f) Hitung volume wadah atau cetakan kalibrasi sebagai berikut :

(5)

dengan pengertian:

V adalah volume wadah atau cetakan, (mL).

M2 adalah massa cetakan atau wadah plat, kaca dan air, (gram). M2 adalah massa cetakan atau wadah dan plat kaca, (gram).

Vw adalah volume air per gram berdasarkan temperatur yang diambil dari Tabel 2. (mL/gram).

Tabel 1 Volume lubang uji minimum berdasarkan ukuran partikel maksimum *)

*) Volume lubang uji minimum meningkat 280 cm3 untuk setiap kenaikan ukuran partikel

maksimum 6,4 mm sampai ukuran 31,75 mm dan meningkat 560 cm3 untuk setiap kenaikan

6,4 mm untuk ukuran di atas 31,75 mm

Tabel 2

Volume air per gram berdasarkan temperatur *)

Temperatur

*) Untuk nilai temperatur lainnya dapat diperoleh dari buku Handbook of hemistry and Physics, Chemical Rubber Publishing Co., Cleveland, OH.

h) Hitung kepadatan basah tanah di lapangan ρwet yang dipindahkan dari lubang uji sebagai berikut :

Mwet adalah massa tanah berkadar air yang dipindahkan dari lubang uji, (kg). Vh adalah volume lubang uji, (m3).

Ukuran Partikel Maksimum Volume Lubang Uji Minimum

(inchi) (mm) (cm3) (ft3)

½ 12,5 1420 0,05

1 25,0 2120 0,075

(6)

i) Hitung kepadatan kering di tempat ρd terhadap tanah sebagai berikut :

w adalah kadar air tanah yang dipindahkan dari lubang uji, yaitu prosentase massa air dibagi massa tanah kering dengan ketelitian 1%.

j) Hitung berat isi kering,

d sebagai berikut :

)

Laporan uji harus mencakup informasi sebagai berikut : a) Lokasi pengujian.

b) Elevasi lokasi pengujian. c) Volume lubang uji, (m3).

d) Kepadatan basah tanah setempat (mg/m3). e) Kepadatan kering tanah setempat (mg/m3). f) Berat isi kering di tempat (kN/m3).

g) Kadar air pada tanah yang ditunjukkan sebagai prosentase massa kering. h) Identitas peralatan uji dan tekanan yang digunakan.

i) Komentar-komentar pada saat pengujian, seperti yang diterapkan. j) Deskripsi tanah secara visual.

k) Jika kepadatan kering atau berat isi di tempat ditunjukkan sebagai persentase nilai yang lain, masukkan hal berikut :

- Identitas acuan metode yang digunakan.

- Perbandingkan kepadatan kering maksimum atau berat isi dengan kadar air optimum yang digunakan.

- Koreksi untuk partikel yang melebihi ukuran dan detail-detailnya, apabila dilakukan. l) Nama petugas pelaksana, pengawas/ahli dan penanggung jawab pekerjaan disertai

(7)

Lampiran A

(informatif)

Gambar-gambar

(8)
(9)

Lampiran B

(informatif)

Daftar nama dan lembaga

1) Pemrakarsa

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum.

2) Penyusun awal

NAMA LEMBAGA

Ir. Sri Hetty Susantin, M.Eng. Cindarto, M.Sc.

Edie Sukandi,BE

Pusat Litbang Pengairan Pusat Litbang Pengairan Pusat Litbang Pengairan

3) Penyusun baru

NAMA LEMBAGA

Edie Sukandi, BE Iwan Prasetya, ST

(10)

Bibliografi

Gambar

Tabel 1    Volume lubang uji minimum berdasarkan ukuran
Gambar-gambar
Gambar A.2   Skema yang menunjukkan tabung yang telah dikalibrasi

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Mycoplasma gallinaceum dan Mycoplasma columborale yang bersifat memfermentasikan glukosa dan Mycoplasma gallinarum yang

Perbedaan dari ketiga metode logika fuzzy yang telah disebutkan adalah pada saat proses evaluasi aturan dalam mesin inferensi, metode Tsukamoto menggunakan fungsi

Pengembangan manajemen SDM dan peningkatan mutu di lembaga pendidikan merupakan hal yang penting dalam menentukan kualitas pendidikan, maka diperlukan langkah dan upaya

Para pelaku jaringan bisnis Jepang (keiretsu) saling membeli diantara mereka sendiri ketimbang dijual ke asing, walaupun penuh dengan proteksi dan kepentingan

Untuk Pekerjaan Mobilisasi didapat waktu 14 hari, Pekerjaan Tanah (Timbunan Biasa) 7 hari, Pekerjaan Tanah (Timbunan Pilihan) 14 hari, Pekerjaan Tanah (Penyiapan

Dengan demikian tauhid merupakan inti dakwah para nabi dan rasul, sehingga kata yang pertama kali didengar oleh mereka dari para nabi dan yang menjadi prioritas dalam

11.1 Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas akhir waktu pemasukan penawaran, Panitia Pengadaan Barang/Jasa dapat menetapkan Adendum Dokumen Pengadaan,

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian