• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of TI Metode Deret Untuk Pergerakan Objek Berbasis Teknologi iBeacon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of TI Metode Deret Untuk Pergerakan Objek Berbasis Teknologi iBeacon"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Metode Deret Untuk Pergerakan Objek

Berbasis Teknologi iBeacon

Yusuf Eko Rohmadi 1, Taman Ginting2 1&2

Politeknik Pratama Mulia Surakarta 1yusufer@gmail.com

A B S T R A C T

Wireless technology that has a short range and a well used in a closed environment one is Bluetooth. development of the use of Bluetooth may be applied to a service-based services, such as positioning the object (positioning) or determining the location of the object (localization). Based on the received signal strength will be known distance, so that trace the movement of objects / items will be known. Through the principles contained in TrackR, so in this study used iBeacon technology for the purpose of tracking the movement of objects. iBeacon will issue a signal strength (RSSI) to be received by the smartphone. Methods used test of using Array (Array) with algorithms matrix (multi dimensional array). Utilization of bluetooth technology is packaged in iBeacon not give good accuracy on object tracking. One factor is iBeacon BLE technology is so powerful signal issued not so strong, short-range and easily influenced their excellent interference signal interference and obstacles. However, increasing the number of sensors (iBeacon) can give better accuracy approaches, and methods of sequence (array) is a suitable method used for object tracking

Keywords: iBeacon, positioning, object tracking, bluetooth.

I.

PENDAHULUAN

Dalam sistem pencarian maupun pelacakan secara mobile serta, pengukuran jarak menjadi kebutuhan

utama

untuk mengetahui keberadaan objek. Dalam perkembangan context location sangat banyak metode yang telah dikembangkan untuk mengetahui jarak terhadap objek. Perkembangan metode ini dikembangan untuk perangkat mobile berbasis navigasi location. Pasilitas yang berbasis

wireless seperti Bluetooth, kebanyakan fitur

Bluetooth digunakan hanya untuk keperluan transfer data antar device seperti handphone atau laptop. Sedangkan Bluetooth dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih dari sekedar sebagai media transfer data seperti untuk keperluan layanan berbasis service, contohnya adalah positioning atau localization. Positioning berarti menentukan posisi suatu

objek berdasarkan referensi objek lain atau berdasar pada konteks tertentu (context-aware).

Layanan

berbasis context-aware berarti sebuah sistem komputerisasi yang menyediakan layanan dan informasi yang relevan kepada pengguna sesuai dengan kondisi atau kebutuhan mereka [1]. Positioning merupakan bentuk layanan berbasis context-aware, salah satu contoh penerapannya yang terdapat pada perangkat mobile adalah GPS (Global

Positioning System). GPS adalah sistem

navigasi yang digunakan untuk mencari estimasi posisi suatu objek dalam bentuk informasi koordinat lintang dan bujur [2]. Informasi yang diambil dari layanan GPS tersebut mampu memberikan akurasi yang baik jika diterapkan pada lingkungan terbuka, sedangkan dalam lingkungan yang tertutup

(indoor) GPS akan memberikan informasi yang

(2)

Kaitannya dengan positioning terdapat beberapa teknologi selain GPS sebagai pengganti saat diimplementasikan pada lingkungan tertutup yaitu Bluetooth, WLAN, RFID dan ZigBee [4]. Menurut [5], keempat teknologi tersebut RFID tidak termasuk di dalamnya, sedangkan WLAN termasuk dalam kategori Wi-Fi dan teknologi yang lain adalah UWB. Diantara Wi-Fi, Bluetooth, Zigbee dan UWB yang mempunyai range atau jangkauan terluas adalah Wi-Fi.

BLE dalam istilah lain Bluetooth Smart adalah Bluetooth yang dalam kinerjanya membutuhkan daya yang rendah. Perusahaan besar Apple mengembangkan sebuah teknologi berbasis BLE dengan nama iBeacon. iBeacon adalah sebuah modul atau perangkat keras yang memancarkan sinyal informasi berupa Tx Power (kuat daya yang dipancarkan), RSSI (Received Signal Strenght Indicator) dan distance (jarak). Parameter-parameter ini akan bisa ditangkap dan dibaca oleh perangkat mobile yang di dalamnya tertanam Bluetooth versi 4. Jika perangkat mobile adalah produk Apple maka iOS terinstal versi 7 ke atas, dan jika Android maka sistem operasi (OS) terinstal minimal Jelly Bean 4,3. Fungsi utama dari iBeacon digunakan dalam layanan berbasis lokasi (location service). Hal tersebut hanya menjelaskan posisi relatif objek/pengguna terhadap iBeacon, yaitu posisi sangat dekat, dekat atau jauh dan tidak menjelaskan posisi secara fisik mengenai letak lintang dan bujur seperti pada GPS. Sehingga pada penelitian ini terapan teknologi Bluetooth yaitu Bluetooth Low Energy yang telah dikemas dalam sebuah modul iBeacon akan dikembangkan sebagai penentu lokasi objek dalam ruang tertutup berdasarkan peta lokasi tertentu yang hasil akhirnya berupa posisi dalam bentuk koordinat.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Object tracking atau penentuan pergerakan

objek adalah bagaimana cara mengetahui atau pergerakan suatu objek. Dasar utama dalam

object tracking ini adalah teknik penentuan

posisi suatu objek (positioning). Beberapa teknologi dan metode yang dapat digunakan dalam penentuan posisi dan penentuan pergerakan objek ditunjukkan pada Gambar 1. RSSI dan distance merupakan parameter penting pad positioning dan object tracking.

Gambar 1. Klasifikasi Teknologi dan Metode Positioning

2.1 Radio Propagasi

Model radio propagasi merupakan cara untuk mendapatkan distance (d) dari pengukuran RSSI dan Tx power level.

PRx = daya yang diterima oleh receiver dalam dB

PTx = daya yang dipancarkan oleh transmitter dalam dB

GT = penguatan antena transmitter dalam dBi

GR = penguatan antena receiver dalam dBi

d = jarak atau distance dalam meter (m) c = kecepatan cahaya 3x10¬8 m/s f = frekuensi 2,44 GHz

n = faktor rintangan (n = 1,5 untuk free space)

2.2 Array Multidimensi

(3)

Gambar 2. Struktur Matrik (Array Multidimensi)

Gambar 3. Representasi array matrik 2 dimensi

2.3 Triangulasi dan Trilaterasi

Triangulasi merupakan metode untuk menentukan posisi objek yang didasarkan pada

distance antara transmitter dengan receiver [6]

menggunakan pendekatan geometri atau pengukuran sudut. Sedangkan trilaterasi menggunakan pendekatan secara trigonometri yang medasarkan pada pengukuran RSSI [7]. Dalam metode trilaterasi titik referensi atau

transmitter sudah ditentukan sebelumnya dalam

koordinat x dan y dengan jumlah minimal 3 titik referensi, sedangkan pada triangulasi bisa hanya menggunakan 2 titik referensi.

Gambar 4. Estimasi Posisi 2-D dengan Trilaterasi Berdasar Gambar 4 maka dapat dicari

disatance masing-masing sensor terhadap objek

M, yaitu:

dan koordinat titik M yang menjadi posisinya terhadap 3 sensor adalah:

III.

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian dan Penempatan Sensor

Lokasi yang digunakan adalah ruang tertutup (indoor) dengan sedikit halangan. Luas ruangan yang digunakan adalah ± 9,7 x 5,81 m2. Di dalam ruangan tersebut ditempatkan 3 sensor iBeacon, seperti pada Gambar 5.

1.1 Gambar 5. Penempatan 3 Sensor

(4)

3.2 Penerapan Metode Array

Hasil positioning pada 4 model dengan menggunakan Trilaterasi kemudian digunakan pada metode Array untuk mengetahui jejak atau pergerakan dari objek (smartphone). Namun tidak semua hasil dari 4 model digunakan dalam metode Array, hanya model yang menunjukkan hasil terbaik saja yang dijadikan pedoman.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada hasil penelitian dengan model dan metode sebelumya digunakan menjadi perbandingan untuk metode array agar bias diketahui hasil yang lebih baik. Hasil pada model dan metode ini kemudian digunakan sebagai data pengolahan dengan menggunakan metode Array.

Pada penerapannya untuk mendapatkan rekaman pergerakan objek yang lebih baik atau mendekati akurat, perlu ditambahkan 1 sensor. Hasil yang ditunjukkan pada metode Array diperlihatkan pada Tabel 1 dan Gambar 6 dan bentuk grafik pada Gambar 7.

Tabel 1. Waktu dan Posisi Objek

Jam waktu posisi sensor

12:04:42 0 0 off

12:04:43 1 1 s1

12:04:48 5 4 s1s3

12:04:50 3 7 s3

12:04:55 4 8 s3s4

12:04:57 3 9 s4

12:05:00 2 8 s3s4

Gambar 6. Arah pergerakan Objek

Gambar 7. Grafik Pergerakan Objek

V.

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

a. Sistem penentuan sebelumnya tidak memberikan akurasi pergerakan objek karena sensor (iBeacon) bersifat sensitif terhadap pergerakan walaupun pada skala kecil.

b. Akurasi pergerakan meggunakan metode Array akan lebih baik jika terdapat banyak sensor yang terpasang dalam ruangan. c. Teknologi BLE yang membutuhkan

sumber daya (tegangan) yang kecil memberikan efek kepada kuat sinyal yang dikeluarkan, sehingga jangkauannya terbatas dan mudah terganggu oleh sinyal dan halangan fisik.

5.2 Saran

Saran-saran untuk pengembangan selanjutnya adalah:

a. Menambah titik dan jumlah referensi iBeacon untuk menambah akurasi dalam object tracking.

b. Menggunakan bluetooth yang memiliki kuat sinyal dan jangkauan yang lebih baik. c. Dalam penempatan sensor bluetooth perlu

(5)

REFERENSI

H. Chen, T. Finin, and A. Joshi, “An ontology for context-aware pervasive computing environments,” Knowl. Eng. Rev., vol. 18, no. 3, pp. 197–207, 2003.

Sheng-Cheng Yeh, Wu-Hsiao Hsu, Ming-Yang Su, Ching-Hui Chen, and Ko-Hung Liu, “A study on outdoor positioning technology using GPS and WiFi networks,” presented at the Networking, Sensing and Control, 2009. ICNSC ’09. International Conference on, 2009, pp. 597–601. G. Deak, K. Curran, and J. Condell, “A survey of

active and passive indoor localisation systems,” Comput. Commun., vol. 35, no. 16, pp. 1939–1954, 2012.

M. Rodríguez-Damián, X. Vila Sobrino, and L. Rodríguez-Liñares, “Indoor Tracking Persons Using Bluetooth: A Real Experiment with Different Fingerprinting-Based Algorithms,” in Ambient Intelligence - Software and Applications, vol. 219, A. van Berlo, K. Hallenborg, J. M. C. Rodríguez, D. I. Tapia, and P. Novais, Eds. Springer International Publishing, 2013, pp. 25–32.

Jin-Shyan Lee, Yu-Wei Su, and Chung-Chou Shen, “A Comparative Study of Wireless Protocols: Bluetooth, UWB, ZigBee, and Wi-Fi,” presented at the Industrial Electronics Society, 2007. IECON 2007. 33rd Annual Conference of the IEEE, 2007, pp. 46–51.

J. Yim, S. Jeong, K. Gwon, and J. Joo, “Improvement of Kalman filters for WLAN based indoor tracking,” Expert Syst. Appl., vol. 37, no. 1, pp. 426–433, Jan. 2010.

F. Subhan, H. Hasbullah, A. Rozyyev, and S. T. Bakhsh, “Indoor positioning in Bluetooth networks using fingerprinting and lateration approach,” presented at the

Gambar

Gambar 1. Klasifikasi Teknologi dan Metode Positioning
Gambar 5. Penempatan 3 Sensor
Tabel 1. Waktu dan Posisi Objek

Referensi

Dokumen terkait

Jika mereka miskin, (maka) Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” Dalam Undang-Undang Nomor 1

Metodologi penelitian yang dilakukan merupakan rangkaian dari beberapa kegiatan penelitian proses, mulai dari studi bahan baku limbah penambangan emas, proses reduksi bahan

Pada kategori ini pasien tidak terlalu aktif, strategi perawatan ini memerlukan kerjasama yang minimal, bahwa pasien tidak perlu terlalu aktif dalam melakukan

LG2412Ai 26 PUAN NOR SYAHIZA BINTI SHAHABANI KETUA BILIK KULIAH 1050, ARAS 10, MENARA SAAS LG2412Bi 23 PUAN ZAEMAH BINTI ABDUL

 Length adalah propertri yang sering digunakan dalam objek string yang digunakan untuk mengetahui banyaknya karakter dalam string... 

Jenis penelitian kausal yang terdapat dalam penelitian ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis, Pengaruh Workaholism, Work Engagementdan Lingkungan

menunjukan bahwa indoor positioning wifi dengan menggunakan metode pengukuran RSSI yang ditangkap oleh smartphone android dapat menghasilkan posisi objek yang

Pada scene 4, penulis menggunakan masking pada objek tulisan dengan poros pergerakan oranng didepannya untuk membuat tulisan seakan merespon footage pada yang akan membuat