• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAJALAH INFORMASI TEKNOLOGI EDISI 1 TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAJALAH INFORMASI TEKNOLOGI EDISI 1 TAHUN 2017"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

www.bppt.go.id . 1 . @BPPT_RI

Q U I C K

i

W N

M A J A L A H

I N F O R M A S I T E K N O L O G I

INFOTEK

(2)

BPPT_RI

BPPT RI

BPPT_RI

iptv.bppt.go.id

WIWI

SYAFARHADIATI

DARI REDAKSI

Sahabat Teknologi,

Salam Jumpa kembali dengan Majalah Informasi Teknologi. Pada edisi kali ini kami sajikan kepada anda pembaca setia kami, beragam produk inovasi dan layanan teknologi BPPT yang siap menjadi solusi akan pemerataan pembangunan di Indonesia.

Inovasi di bidang kesehatan di tahun ini menjadi fokus BPPT, yakni produk Implan Tulang berbahan baku lokal. Selanjutnya BPPT juga berupaya meningkatkan nilai tambah karet alam yakni dengan rekayasa teknologi telah dihasilkan Produk Rubber Air Bag untuk pemeliharaan kapal

dan Retreaded Ban Pesawat yang telah bekerjasama dengan PT Garuda Maintenance Facility.

Sebagai solusi teknologi kelistrikan, BPPT berhasil menunjukkan keandalan inovasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi skala 3MW di Kamojang, Kabupaten Garut. Kemudian juga sesuai arahan Presiden RI, BPPT berupaya menghadirkan inovasi pengolahan penambangan emas rakyat, tanpa menggunakan merkuri.

BPPT di awal tahun ini juga diminta oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Asman Abnur, untuk mengkaji terap sistem

e-Performance Based Budgeting (e-PBB). Aplikasi sistem e-PBB yang tengah dibuat purwarupa-nya oleh tim BPPT dan Kementerian PAN&RB ini nantinya dapat digunakan untuk memantau tata kelola anggaran lembaga pemerintah. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan serta pemantauan, evaluasi kinerja, hingga reward dan punishment, dari sisi anggaran dan capaian program. Pada edisi kali ini juga Redaksi juga menghadirkan informasi terkini tentang produk inovasi, layanan teknologi, serta pendampingan teknis BPPT dalam hal teknologi, yang telah digunakan oleh berbagai mitra strategis, baik nasional pun internasional.

Gebrakan produk inovasi BPPT di awal tahun ini tentunya makin membuat kita yakin, bahwa inovasi teknologi Indonesia dapat membuat bangsa kita berdaulat dan mandiri serta tidak kalah dengan produk luar negeri.

Salam Teknologi Selamat Membaca

tetap terhubung dengan kami di

www.bppt.go.id

INFO

TEK

MAJALAH INFORMASI TEKNOLOGI

EDISI 1 TAHUN 2017

Penasehat:

Kepala BPPT

Sekretaris Utama BPPT

Penanggung Jawab:

Ardi Matutu

Pimpinan Redaksi:

Wiwi Syafarhadiati

Redaktur & Editor:

Surya Pratama

Reporter:

YW Alfa | Ade Surya Arizona | Ratna Titik | Sherly

Fotografer:

Juprianto |

Septa Adi Sasetyo | Syahrul

Desain / Tata Letak:

Septa Adi Sasetyo

Sirkulasi & Administrasi:

Yutie | Irfan

Bagian Hubungan Masyarakat BPPT Biro Hukum Kerja Sama dan Humas

Gd.2 BPPT Lt.15 Jl M.H. Thamrin No. 8 Jakarta 10340

Telp : 021-3168200/11 Fax : 021-3168219/31924319 Untuk kritik dan saran kirim ke: humas@bppt.go.id

(3)

LIPUTAN UTAMA

Implan Tulang SS316L. Inovasi Berbahan Baku Lokal

Techno Park Bantaeng. Mubazir Bila Hanya Kab. Bantaeng Yang Manfaatkan Teknologi

40 : Prof. Indroyono Soesilo

TEKNOLOGI TERAPAN

ADS-B BPPT. Setara Dengan Buatan Perancis

46 : Vulkanisir Ban Pesawat.

48 : Beras Sehatku. Berbahan Singkong, Aman Untuk Penderita Diabetes.

52 : Formula Pakan Meningkatkan Berat Sapi.

54 : Ini Dia Solusi Tanaman Cabai Tidak Rusak Oleh Hama.

KARTINI BPPT

Eniya L. Dewi. Srikandi Masa Kini, Cipta Inovasi Tanpa Henti.

SEPUTAR BPPT

Integritas, Etos Kerja & Gotong Royong Untuk Meningkatkan Kinerja

INFORMASI PUBLIK

Teknologi Air Bersih Untuk Pulau Nipah

64 : E-Performance Based Budgeting

66 : Enam Peran BPPT

68 : Nahkoda Baru TIRBR

LENSA TEKNOLOGI

Rubber Air Bag. Peluncur Kapal Rasa Lokal.

KABAR DARI ISTANA

Infrastuktur dan Teknologi Indonesia Tertinggal

34 - kata mereka

ENAM PERAN BPPT

4. DIFUSI & KOMERSIALISASI

5. ALIH TEKNOLOGI

6. INTERMEDIASI

(4)

IMPLAN TULANG SS316L

LIPUTAN UTAMA

Purwarupa penggunaan tulang implan SS316L r

ekayasa BPPT y ang dipr

oduksi oleh

PT Zenith Allmar

t Precisindo

Kepala BPPT Unggul Priyanto memberikan sambutan dalam kunjungan kerja ke PT Zenith Allmart Precisindo.

LEBIH

MURAH

70 PERSEN

DARI HARGA

IMPOR

INOVASI IMPLAN TULANG BERBAHAN BAKU LOKAL

B

adan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Pusat Teknologi Material BPPT telah berhasil mengembangkan implan tulang Stainless Steel 316 L dari bahan lokal.

Kepala BPPT, Unggul Priyanto menyebutkan implan tulang hasil rekayasa BPPT ini berbahan baku lokal serta telah berhasil diproduksi massal oleh industri lokal.

“Implan tulang ini memanfaatkan Ferro-Nickel lokal dari Pomala, Sulawesi Tenggara, sebagai bahan baku utama,” ungkap Kepala BPPT saat mendampingi Menteri Riset Teknologi dan Dikti, Muhammad Nasir di PT Zenith Allmart Precisindo, Sidoarjo, (20/3).

Produksi implan tulang SS 316L ini kata Unggul, dikembangkan BPPT dengan menggandeng mitra lokal yakni PT Zenith ini.

“Hal ini akan mendorong industri dalam negeri untuk memproduksi produk alat kesehatan berbasis bahan baku lokal dengan biaya yang lebih efisien,” harap Unggul.

Lebih lanjut dikatakan Direktur PTM BPPT, Asep Riswoko, uji produksi massal 500 implan 900 implan di industri telah dilakukan dan dapat mereduksi harga implan sampai dengan 60% s.d. 70% dibandingkan dengan harga implan tulang impor yang setara.

Efisiensi tanpa mengesampingkan kualitas, lanjut Asep adalah upaya yang terus dilaksanakan jajarannya. Upaya penyediaan alat kesehatan berbahan baku lokal ini katanya, dilakukan dengan memberikan nilai tambah (adding value) pada sumber daya lokal sehingga dapat memperkuat industri nasional.

“Jika persyaratan ijin edar dari instansi terkait diperoleh, produk yang dihasilkan pun dapat menggantikan produk impor yang selama ini dipakai,” terang Asep.

Sebagai informasi, kebutuhan nasional alat kesehatan (alkes) implan untuk

penyelenggaraan jaminan

kesehatan sangat

tinggi. Tingginya angka kecelakaan lalu lintas serta meningkatnya usia harapan hidup manusia Indonesia membutuhkan implan karena kerusakan tulang.

Berdasarkan data Kemenkes tahun 2012, belanja total alkes RI mencapai ± Rp. 7 Triliun, dimana kontribusi dari industri manufaktur lokal alkes hanya sekitar 4% dari total anggaran belanja alkes. Praktis mayoritas belanja alkes (± Rp. 6.74 T) berasal dari impor. Potensi pasar Alkes di Indonesia ini cukup besar mencapai 6,0% dari PDB.

Contoh produksi implan yang dikembangkan telah memenuhi persyaratan material medis kedokteran orthopaedi dan kekuatan mekanik bahan implan sesuai standard internasional (ASTM F 138 / ISO 5832-1 dan ASTM A 276).

Hasil inovasi ini pun terang Asep dapat dijadikan produk implan generik nasional yang efektif untuk pelayanan kesehatan masyarakat sehingga dapat meningkatkan kemandirian bangsa dan substitusi impor alkes implan tulang.

(5)

LIPUTAN UTAMA

IMPLAN TULANG SS316L

Kepala BPPT Unggul Priyanto mendampingi Menristekdikti M. Nasir dalam kunjungan kerja ke PT Zenith Allmart Precisindo, industri pengguna implan tulang stainless steel 316L hasil pengembangan BPPT

Implan Tulang Inovasi BPPT Siap Produksi Massal

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Pusat Teknologi Material BPPT telah berhasil mengembangkan implan tulang Stainless Steel 316L (SS 316L) dari bahan lokal. Kepala BPPT, Unggul Priyanto menyebutkan implan tulang hasil rekayasa BPPT ini berbahan baku lokal serta di telah berhasil di produksi massal oleh insdustri lokal.

“Implan tulang ini memanfaatkan Ferro-Nickel lokal dari Pomala, Sulawesi Tenggara, sebagai bahan baku utama,” ungkap Kepala BPPT saat mendampingi Menteri Riset Teknologi dan Dikti, Muhammad Nasir di PT. Zenith Allmart Precisindo, Sidoarjo,(20/3).

Lebih lanjut diungkap Deputi Teknologi Informasi Energi dan Material BPPT, Hammam Riza bahwa BPPT, katanya berhasil melakukan pengembangan teknologi pembuatan medical grade SS 316L dengan pemaduan dan pemurnian bahan baku lokal serta menggunakan bahan baku hasil industri semelter dalam negeri yaitu feronikel Pomala produk PT. Aneka Tambang.

Stainless steel 316L yang dihasilkan telah memenuhi komposisi kimia bahan sesuai ASTM F138 (316L Implant Quality) dan kekuatan mekanis ASTM F138 (316L Implant Quality). Hasil uji mesdis tidak berbeda dengan Implan impor - Synthes ex . Swissterland,” tuturnya.

Saat ini terang Hammam, Industri implan nasional sudah ada dengan menggunakan metode produksi pemesinan, namun metode ini tidak efisien karena prosesnya yang lama dan banyak limbah sisa permesinan. Untuk itu diperlukan proses produksi yang yang lebih ekonomis dengan kualitas yang baik.

Pengembangan teknologi produksi implan tulang SS 316L menggunakan teknologi investment casting, yang mampu menghasilkan implant tulang dalam jumlah banyak dalam waktu lebih cepat karena 1 tangkai bisa langsung lebih dari 30 keping implan. Mampu menghasilkan produk near shape finish karena cetakan telah sesuai produk akhir. Jenis teknologi mass production seperti ini mampu menekan harga produk menjadi lebih rendah, perhitungan awal diperkirakan bisa mencapai lebih harga lebih dari 70% produk impor.

SS 316 L

Mulai melakukan penelitian dan pengembangan material keramik dengan stainless steel 316 L (SS316L).

UU No.24 tentan BPJS terbit dan berlaku. Alat kesehatan

merupakan salah satu aspek utama dalam lingkup BPJS.

Berhasil memadukan SS316L dengan bahan baku lokal FeNi Pomalaa.

Prototype alat produksi implan tulang berhasil dibuat.

Kerjasama dengan PT Zenith Allmart Precisindo untuk produksi masal.

Menunggu izin edar dari Kementerian Kesehatan. Kekuatan material implan

tulang SS316L penuhi standar ASTM F 138 dan ISO 5832/1

Menuju komersialisasi implan tulang SS316L dengan industri.

2003

2011

2015

2016

2014

2017

(6)

INOVASI TEKNOLOGI

PLTP 3MW KAMOJANG

Kepala BPPT Unggul Priyanto menjelaskan PLTP berskala 3 MW kepada Menristekdikti M. Nasir dan rombongan di Kamojang, Jawa Barat.

PLTP 3 MEGAWATT KAMOJANG

INOVASI ANAK BANGSA

B

adan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah tunjukkan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), berskala 3 megawatt di Kamojang, Kabupaten Bandung, siap untuk digunakan. Dikatakan Deputi Teknologi Informasi Energi dan Material BPPT, Hammam Riza, PLTP yang merupakan kerjasama dengan PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) ini sarat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

“PLTP 3 MW Kamojang ini merupakan pilot plant yang seluruhnya merupakan hasil rancang bangun para perekayasa BPPT, komponen utamanya didesain oleh BPPT dan dimanufaktur oleh industri dalam negeri. TKDN-nya mencapai 70 persen,”tutur Hammam saat uji coba PLTP 3 MW Kamojang, Kabupaten Bandung, Selasa, 28 Februari 2017.

Program “Inovasi Teknologi PLTP Skala Kecil dengan TKDN Maksimal” di BPPT kata Hammam, merupakan salah satu program prioritas nasional, dimana BPPT mendapat tugas dari Pemerintah untuk menguasai teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Diuraikan Hammam bahwa sebenarnya potensi energi panas bumi di Indonesia sangat besar. Namun katanya, sampai dengan saat ini kapasitas terpasang PLTP di Indonesia baru 1.533 MW (5% dari total potensi sumber panas bumi), dan seluruhnya mengadopsi teknologi asing. Belum ada satupun PLTP yang beroperasi secara komersial tersebut menggunakan teknologi dalam negeri.

“Bahkan untuk PLTP skala kecil dengan kapasitas hanya 2,5 MW dan dengan teknologi sederhana

back-pressure turbine sekalipun seperti di PLTP Ulumbu, masih menggunakan peralatan import. Hal ini menyebabkan pengembang/industri lokal sulit untuk bersaing dalam mengembangkan kelistrikan yang bersumber dari panas bumi. Jika penguasaan teknologi PLTP tidak segera dilakukan maka Indonesia hanya akan menjadi pasar yang sangat besar bagi teknologi asing,” ungkapnya. Lebih lanjut juga di rinci oleh Hammam, terkait hasil self-assessment terhadap PLTP 3 MW ini, menunjukkan nilai TKDN PLTP Kamojang adalah sebesar 68%, jauh diatas ketentuan Peraturan Menteri Perindustrian yang menetapkan TKDN untuk PLTP sampai dengan 5 MW adalah sebesar 42%. PLTP 3 MW ini lanjutnya, memasuki tahap pengujian kehandalan jangka panjang, dimana listrik yang diproduksi disalurkan ke jaringan 20 kV milik PT. PLN.

Penguasaan teknologi PLTP kemudian disebut Hammam akan mampu mengembangkan industri dalam negeri, meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) suatu produk komponen PLTP, serta membuka lapangan kerja bagi tenaga kerja trampil di Indonesia.

“Apabila Industri dalam negeri mampu melakukan manufaktur komponen PLTP skala kecil, hal ini akan meningkatkan TKDN, mewujudkan kemandirian bangsa dalam bidang ketenagalistrikan,” pungkasnya.

PLTP 3 MW KAMOJANG, TONGGAK SEJARAH DALAM PENGUASAAN TEKNOLOGI PLTP NASIONAL

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, Kepala BPPT Unggul Priyanto serta Direktur Operasi PT. Pertamina Geotermal Energi Ali Mundakir menghadiri acara Peluncuran Pengujian PLTP 3MW di Kamojang Jawa Barat. PLTP 3 MW Kamojang ini merupakan hasil rancang bangun para perekayasa BPPT, komponen utamanya didesain oleh BPPT dan dimanufaktur oleh industri dalam negeri. Rintisan kegiatan ini dilakukan melalui dua pendekatan teknologi yakni flash condensing dan binary cycle yang disesuaikan dengan karakteristik uap geothermal yang ada.

Menteri Nasir pada kesempatan tersebut menyambut baik kerjasama ini, sebagai kolaborasi antara perekayasa, dengan industri untuk pemenuhan energi dalam negeri. Dirinya juga berharap hal ini dapat terus ditingkatkan serta dapat dikembangkan diseluruh daerah yang mempunyai potensi geothermal tinggi.

Di tempat yang sama Unggul mengatakan, jika penguasaan teknologi PLTP tidak segera dilakukan oleh SDM dan industri dalam negeri, maka Indonesia hanya akan menjadi pasar yang sangat besar bagi teknologi asing. Keberhasilan pengoperasian pilot plant PLTP 3 MW di Kamojang ini menurut Unggul akan menjadi tonggak sejarah dalam proses penguasaan teknologi PLTP nasional di Indonesia. Kepala BPPT kemudian menambahkan, penguasaan teknologi PLTP akan mampu mengembangkan industri dalam negeri, meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) suatu produk komponen PLTP, serta membuka lapangan kerja bagi tenaga kerja trampil di Indonesia.

(7)

LIPUTAN UTAMA

PLTP 3MW KAMOJANG

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI KAMOJANG BPPT: PEMENUHAN LISTRIK INDONESIA BERBAHAN LOKAL

Dari potensi sumber energi panas bumi Indonesia sebesar > 28.000 MegaWatt/MW (sumber: ESDM, 2014), barusekitar 1.400 MW (4.6%) yang telah dimanfatkan untuk menghasilkan listrik.

Untuk mencpai target Pemerintah dalam pengembangan dan pemanfaatan energi panas bumi, pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) skala besar saja masih kurang memadai. Pemanfaatan potensi energi panas bumi skala kecil terutama di Indonesia bagian timur sangat diperlukan dan mendesak untuk segera dilakukan, terutama dalam rangka program diversifikasi energi dan pemanfaatan energi lokal serta program subtitusi PLTD untuk menekan subsidi pemerintah.

Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE) BPPT mengambil inisiatif dalam pengembangan PLTP skala kecil dengan menggunakan komponen dalam negeri secara maksimal, sehingga industri ketenagalistrikan di dalam negeri, termasuk industri komponen oleh usaha kecil menengah dapat berkembang.

Pengembangan PLTP skala kecil di BPPT merupakan program prioritas nasional dengan dua kegiatan utama, yaitu:

1. Pengembangan PLTP teknologi Condesing Turbine dengan kapasitas 3 dan 5 MW

Pembangunan PLTP 3 MW telah diselesaikan di Lapangan Panas Bumi Kamojang, komponen turbin dimanufaktur melalui proses reverse engineering. Saat ini sedangn dilakukan pengujian pembangikatan listrik yang diinterkoneksi ke jaringan 20 KiloVolt (KV) milik PT PLN. Sedangkan untuk pengembangan teknologi PLTP 5 MW, studi kelayakannya sedang dilakukan.

2. Pengembangan PLTP teknologi Binary Cycle (BC) dengan kapasitas 500 KiloWatt/KW

(8)

LIPUTAN UTAMA

REAKTOR EMAS TANPA MERKURI

Sumber : Sinar Harapan

HENTIKAN PENGGUNAAN

MERKURI PADA

PERTAMBANGAN RAKYAT

BPPT DUKUNG INSTRUKSI PRESIDEN RI

P

residen RI, Ir. Joko Widodo Maret lalu dalam Rapat Terbatas mengenai penghapusan penggunaan merkuri pertambangan rakyat di Kantor Presiden, Jakarta (9/3), Presiden memberikan tujuh instruksi kepada jajarannya.

Instruksi pertama dari Kepala Negara adalah meminta untuk dilakukannya pengaturan kembali tata kelola pertambangan rakyat dan pertambangan emas skala kecil yang berada di luar maupun di dalam kawasan hutan. Selanjutnya, Presiden menginstruksikan agar penggunaan merkuri pada tambang-tambang rakyat harus segera dihentikan.

Berdasarkan kajian dan data yang dimiliki oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), mayoritas penambangan emas skala kecil atau rakyat, masih mempergunakan teknik amalgamasi. Teknik amalgamasi adalah dengan menggunakan merkuri (Hg). Padahal untuk penambangan skala besar atau industri, teknik amalgamasi telah ditinggalkan karena selain berbahaya juga tidak efisien, dan ongkos produksi besar.

“Tercatat 850 lokasi penambangan emas skala kecil dan terus menerus memakai teknik merkuri,” kata Dadan M. Nurjaman Direktur Pusat Teknologi Sumberdaya Mineral BPPT melalui surat elektronik. Penggunaan merkuri pada berbagai industri termasuk pertambangan rakyat dan pertambangan emas skala kecil, diungkap Dadan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan berdampak pada kesehatan. Banyaknya kasus penggunaan bahan kimia berbahaya tersebut di sejumlah pertambangan rakyat membuat pemerintah membuat kebijakan segera mengambil tindakan.

“Penggunaan merkuri di pertambangan rakyat telah menimbulkan dampak pencemaran yang sangat berbahaya. Bukan saja berbahaya bagi kesehatan 250 ribu penambang, tapi juga berdampak pada kesehatan keluarga, terutama anak-anak, serta kesehatan masyarakat yang hidup di sekitar tambang,” rincinya.

BPPT terus mendorong agar pengolahan tambang emas tidak memakai merkuri. Selama dua tahun, BPPT telah melakukan kajian, inovasi teknologi pengelolaan emas yang bebas merkuri dan akan diterapkan kepada pertambangan skala kecil. Lebih lanjut Dadan mengatakan sebenarnya ada alat pengolahan dalam pertambangan emas yang tidak membahayakan. Misal untuk emas sekunder yang terdapat di sungai maka dapat mempergunakan alat seperti shaking table atau meja goyang, karpet untuk menyaring butiran-butiran emas.

Adapun untuk emas primer, butuh ekstra keras. Untuk menghasilkan emas tanpa menggunakan merkuri tidak cukup digiling halus.

“Kita berupa untuk mencari reagen untuk memisahkan emas secara aman. Pendekatan reagen yang berhaya harus ada antisipasi bagaimana pengolajannya supaya dampaknya tidak merusak lingkungan,” tuturnya.

Tahun ini akan diuji coba pengelolaan penambangan emas tanpa merkuri di Pacitan, dan Banyumas, bekerjasama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM-RI).

Merkuri tergolong logam yang berbahaya dan beracun. Tingkat bahaya itu tidak hanya bagi si penambang namun juga lingkungan. Bagi penambang, dari proses penguapan atau pembakaran merkuri, biasanya menghasilkan uap dan uap itu apabila terhirup maka sangat berbahaya untuk jangka panjang. Dampaknya adalah merusak sistem syaraf dan kelumpuhan serta dapat menyebabkan kematian. Salah satu bahaya merkuri adalah penyakit Minamata atau Sindrom Minamata.

Dikutip dari Wikipedia, Sindrom Minamata adalah sindrom kelainan fungsi saraf yang disebabkan oleh keracunan akut air raksa. Gejala-gejala sindrom ini seperti kesemutan pada kaki dan tangan, lemas-lemas, penyempitan sudut pandang dan degradasi kemampuan berbicara dan pendengaran.

Pada tingkatan akut, gejala ini biasanya memburuk disertai dengan kelumpuhan, kegilaan, jatuh koma dan akhirnya mati.Pada tahun 1950, 3 ribu terdampak Sindrom Minamata. Dari jumlah itu, 1.780 orang meninggal.

Adapun untuk lingkungan, limbah merkuri dibuang ke laut, sungai, atau terserap kemudian ikan menjadi terkontaminasi. Begitupula merkuri dibuang dan diserap oleh tanah.

(9)

LIPUTAN UTAMA

REAKTOR EMAS TANPA MERKURI

PERBANDINGAN PENGOLAHAN EMAS

TANPA MERKURI

DENGAN MERKURI

Maraknya penggunaan merkuri di pertambangan

rakyat mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Presiden RI bahkan mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) terkait hal tersebut.

BPPT melalui Kedeputian Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) telah berinovasi untuk menekan penggunaan merkuri pada pertambangan emas rakyat. Apa dan bagaimana inovasi teknologi yang dihasilkan BPPT? Berikut petikan wawancara dengan Deputi TPSA, Wimpie A. Nugraha.

1. SEBENARNYA RESIKO APA YANG TIMBUL DARI PENGGUNAAN MERKURI PADA PERTAMBANGAN EMAS?

Saat ini, diperkirakan terdapat sekitar seribu lokasi tambang emas rakyat yang beroperasi secara aktif yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penambang ±500.000 (Yayasan Tambuhak Sinta, 2015).

Merkuri tergolong logam yang berbahaya dan beracun. Tingkat bahaya itu tidak hanya bagi si penambang namun juga lingkungan. Bagi penambang, dari proses penguapan atau pembakaran merkuri, biasanya menghasilkan uap dan uap itu apabila terhirup maka sangat berbahaya untuk jangka panjang.

Salah satu bencana merkuri yang terbesar yang pernah terjadi adalah yang dikenal dengan tragedi Minamata yang memberikan dampak penyakit terhadap ± 3.000 orang dengan korban meninggal dunia ± 1000 orang.

Proses pengolahan memakan waktu selama sehari Emas yang didapat dari hasil pengolahan hanya 50 persen

Limbah pengolahan emas berbahaya pada lingkungan Berdampak buruk pada kesehatan, baik kontak langsung maupun melalui udara (pernapasan).

Proses pengolahan memakan waktu dua hingga tiga hari

Emas yang didapat dari hasil pengolahan sebesar 80 hingga 90 persen

Limbah pengolahan emas tidak berbahaya bagi lingkungan

Adapun dampak terhadap lingkungan, limbah merkuri akan dilepas ke lingkungan dan mnegalir melalui sungai, air tanah dan akhirnya ke laut, akan masuk ke dalam sistem rantai makanan, diserap tumbuhan, dimakan miroorganisme dan ikan sehingga bisa terdegradasi menjadi methyl merkuri yang jika termakan manusia sangat membahayakan kesehatan.

Limbah merkuri dari hasil pengolahan emas tambang rakyat tidak dapat dilakukan penanganan, sehingga penggunaan merkuri pada tambang emas rakyat harus segera dihentikan. Oleh sebab itu teknologi pengolahan emas non merkuri menjadi solusi alternatif dalam upaya penghilangan p e n g g u n a a n merkuri pada t a m b a n g emas rakyat.

2. LANGKAH APA YANG DIAMBIL BPPT TERKAIT INPRES?

Penghentian penggunaan merkuri pada pertambangan emas rakyat, tidak diartikan sebagai pemberhentain secara langsung tambang rakyat, karena tentu akan memberikan dampak sosial yang sangat besar. Melainkan ada upaya untuk pengalihan mata pencaharian ataupun solusi teknologi pengolahan emas berbasis non merkuri. BPPT mendorong inovasi teknologi pengolahan emas berbasis non merkuri dan pengelolaan dampak lingkungannya menjadi solusi alternatif dalam percepatan penghilangan penggunaan merkuri pada tambang emas rakyat. Hasilnya adalah beberapa prototipe peralatan pengolahan emas berbasis non merkuri dan siap untuk diimplementasikan kepada tambang emas rakyat. Program tersebut sudah dicanangkan dalam rencana strategis BPPT. Implentasi hasil inovasi tersebut adalah pilot project pada pertambangan emas rakyat di Kabupaten Lebak, Banten.

3. APA ARAHAN BAPAK UNTUK

OPTIMALISASI PERTAMBANGAN EMAS SKALA KECIL KEDEPAN?

Pertama adalah transformasi dari tambang rakyat illegal menjadi tambang rakyat yang mempunyai izin. Karena di dalam UU No 4 Tahun 2009 tentang pertambangan minerba, sudah diakomodasi dalam Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dengan Izin Pertambangan Rakyat (IPR).

Langkah berikutnya adalah melakukan pembinaan dan asistensi teknis kepada tambang emas skala kecil untuk menerapkan good mining practice sehingga mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan mengurangi kerusakan lingkungan.

Lalu kita juga perlu lakukan sosialisasi untuk tidak menggunakan merkuri dalam pengolahan emas, sehingga mencegah dampak lingkungan dan kesehatan.

Yang terakhir adalah melakukan penanganan dampak lingkungan yang terintegrasi dengan teknik pengolahanan emas berbasis non merkuri.

BPPT Hadirkan Solusi

Teknologi Terhadap

(10)

LAPORAN KHUSUS

E-PEMILU

Petugas TPS menverifikasi calon pemilih dengan alat baca KTP elektronik saat

Pilkades di Ciseeng, Bogor, Minggu (12/3).

COLEK, BUKAN COBLOS

BPPT SUKSES TERAPKAN PEMILU

ELEKTRONIK (

E-VOTING

) PADA

PILKADES DI KABUPATEN BOGOR

B

PPT secara teknis telah

sukses laksanakan metode pemilihan secara elektronik untuk Pemilihan Kepala Desa di Babakan, Ciseeng, Kab. Bogor. Dikatakan DEPUTI TEKNOLOGI INFORMASI ENERGI DAN MATERIAL BPPT, HAMMAM RIZA saat menyaksikan langsung, bahwa Pilkades Babakan ini merupakan miniatur Pilkada. Seluruh prosesnya, mulai dari validasi hingga penghitungan suara dilaksanakan secara

elektronik.

“Pemilu elektronik di Desa Babakan ini seluruh prosesnya dilakukan secara

elektronik. Validasi KTP-el secara elektronik menggunakan alat

pembaca. Kemudian pemilihan suara juga di lakukan dengan

men-colek layar sentuh komputer di bilik suara. Tak perlu coblos surat suara yang berpotensi rusak. Terakhir penghitungan suara, juga langsung ditayangkan usai pemilihan berlangsung,” rinci Hammam kepada awak media.

Pemilu secara elektronik ini sebut Hammam terdiri dari proses e-verifikasi, e-voting dan e-rekapitulasi. Oleh karena itu kata Hammam, Proses Pemilu secara elektronik ini tentu akan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan pemungutan suara.

“Kami telah lima ratusan kali laksanakan Pilkades elektronik di berbagai wilayah Indonesia. Tepatnya 526 kali, dan hari ini adalah Pilkades elektronik yang ke 527, yang didampingi pelaksanaannya oleh tim teknis BPPT bekerjasama dengan unsur terkait. Alhamdulillah prosesnya lancar,” ucap Hammam dengan bangga.

Hammam juga menuturkan bahwa BPPT secara teknis siap untuk melaksanakan metode pemilihan secara elektronik ini untuk level Pemilihan Kepala Daerah.

“Untuk level Pilkada DKI putaran kedua, kami siap dukung dari sisi teknologi jika mau dilakukan secara e-voting,” ujarnya.

PROSES PEMILU ELEKTRONIK TANPA ERROR

Direktur Pusat Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (PTIK-BPPT), Michael Andreas Purwoadi lebih lanjut menjelaskan, pelaksanaan e-Pilkades ini dibuat sebagai miniatur Pilkada, yang mana hasil dari setiap bilik akan dikirim langsung ke data center untuk direkapitulasi, dan hasilnya ditayangkan secara langsung.

“Prosesnya bukan hanya e-voting saja, tetapi e-Pemilu. Jadi, pemilih datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara), lakukan e-verifikasi, kemudian ke bilik suara untuk memberikan suaranya melalui sistem e-voting. Hasil penghitungan juga dijumlahkan secara e-counting, dan hasilnya dikirim ke pusat untuk dilakukan e-rekapitulasi,” tutur Purwoadi di TPS Babakan, Ciseeng, Bogor. Dia menilai, penerapan sistem e-voting ini lebih unggul jauh ketimbang pelaksanaan pemilihan konvensional. Soal kendala dalam penerapan sistem e-voting ini, Andreas mengatakan, tidak ada kendala yang berarti sampai saat ini. “Yang susah, tuh bagian sidik jari (ketika si pemilih berada di bilik suara). Karena kan, biasanya tangan pemilih itu berkeringat, sehingga layarnya terkadang basah,” kata Purwoadi.

Dituturkan Purwoadi juga, tidak ada margin of error

dalam pemungutan suara secara elektronik ini,

sebab prosesnya sudah canggih dan otomatis. “Bagaimana caranya margin of error? Enggak ada dong (margin of error-nya), selain gangguan eksternal di sistem, bisa dipastikan semuanya bersih. Jadi, inilah yang sebenarnya kita harapkan, yakni pemilu yang jujur dan akurat. Jadi, begitu pemilihan selesai, komputer ditutup, dihitung semuanya, dan langsung terpampang hasilnya berapa,” ujarnya.

COLEK, BUKAN COBLOS

Sebagai informasi di hari yang sama juga digelar beberapa Pilkades di Bogor, tetapi yang menggunakan sistem e-voting ini hanya Pilkades di Desa Babakan saja. Namun novasi teknologi BPPT ini menunjukkan bahwa Pilkades elektronik mampu memberikan hasil yang positif untuk kemajuan Indonesia dan demokrasi yang berkualitas.

“Bahkan, di sini jumlah DPT (Daftar Pemilih Tetap)-nya mencapai 10 ribu. Padahal, kalau di TPS-TPS

biasa itu cuma 500-an, beda 20 kali lipat kan. Cukup dengan dua kali sentuh. Jadi, ini kan ada tiga calon, sentuhan pertama dia pilih calon yang mana, kemudian sentuhan yang kedua pilih ‘OK’, atau ‘Ulang’ untuk memastikan kembali pilihannya,” kata Purwoadi.

(11)

LAPORAN KHUSUS

E-PEMILU

2

5

6

7

4

3

1

e-KTP dan e-KTP Reader

Masuk Dengan V-Token

2 Kali Sentuh

Kertas dan Kotak Audit

e-Rekapitulasi

e-VERIFIKASI

V-Token

Pemilih datang ke TPS cukup membawa

e-KTP dan surat undangan pemilihan.

Pemilih hanya bisa memilih dengan memasukkan V-Token ke dalam mesin e-Voting.

V-Token hanya bisa digunakan sekali saja untuk memilih

Pemilih hanya membutuhkan waktu yang singkat dalam memilih. Cukup dua kali sentuh.

Sentuh Calon Pemimpin, dan Sentuh Ya untuk konfirmasi.

Setelah memilih, kertas audit akan keluar dari mesin e-Voting dan bersifat rahasia.

Kertas Audit berisi informasi Nomor ID pemilihan, waktu dan tanggal pemilihan, serta pilihan Calon Pemimpin.

Pemilih akan memasukkan kertas audit ke dalam Kotak Audit. Kotak Audit hanya boleh dibuka apabila terjadi sengketa dalam pemilihan, dan harus melalui jalur hukum yang telah diatur oleh Undang-Undang Pemilihan Menggunakan Sistem e-Voting

Sistem e-Rekapitulasi akan segera menampilkan hasil jumlah suara dari tiap bilik pemilihan yang disediakan di masing-masing TPS.

Hasil pemilihan langsung didapatkan setelah sistem pemilihan ditutup. Data pemilih akan diverifikasi, apakah sesuai

dengan identitas.

Pemilih yang telah ter-verifikasi akan mendapatkan V-Token

ALUR

E-PEMILU

Lebih dari 500 desa telah menggunakan sistem elektronik dalam pemilihan Kepala Desa. Sistem ini dipercaya mampu mengurangi permasalahan yang kerap timbul dalam setiap pemilihan.

(12)

raker bppt 2017

arahan KEPALA BPPT

Peserta Rapat Kerja BPPT 2017 - Melalui Penajaman Sasaran Program dan Kegiatan, Kita Tingkatkan Peranan BPPT dalam Daya Saing dan Kemandirian Bangsa

K

epala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknolgi (BPPT), Unggul Priyanto meminta kepada seluruh jajaran di BPPT agar kaji terap teknologi yang dilakukan, harus bekerja sama dengan industri.

Hal ini kata Unggul sangat penting, supaya rekayasa teknologi dapat berbuah inovasi dan dapat diaplikasikan langsung ke masyarakat.

Dalam Rapat Kerja BPPT Tahun 2017 ini, Kepala BPPT juga menyampaikan agar inovasi yang telah berhasil, harus dijaga dan ditingkatkan pemanfaatannya.

“Yang sudah di depan mata harus kita kejar terus. Seperti sistem ADSB, kita harus pro aktif kepada institusi terkait agar segera mendapatkan

sertifikasi. Jelaskan pada mereka bahwa sistem ini berbasis kebutuhan nasional,” tegasnya.

Pada Rapat Kerja BPPT 2017 yang bertemakan “Melalui Penajaman Sasaran Program dan Kegiatan Kita Tingkatkan Peranan BPPT dalam Daya Saing dan Kemandirian Bangsa”, Kepala BPPT juga berpesan kepada seluruh jajaran untuk terus memperbaiki diri, meningkatkan kinerja serta membangun SOP yang baik.

“Kita harus lebih meningkatkan peran nyata BPPT agar lebih terlihat tugas dan fungsinya dalam pembangunan nasional,” lugasnya.

Kepala BPPT juga mengingatkan arahan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Menteri Ristek&Dikti serta Menteri PAN&RB di Auditorium

BPPT, Jakarta (21/02), yang menyebut bahwa BPPT harus memiliki peran lebih besar dalam pembangunan nasional dari sisi teknologi.

“Kita harus dapat memberikan pelayanan yang terbaik. Ke depan juga kita akan memiliki banyak pekerjaan, untuk itu kita harus siap agar tidak mengecewakan,” papar Unggul.

Lebih lanjut dikatakan Kepala BPPT, unit kerja yang dilibatkan dalam program nasional juga harus memiliki tim yang solid. Bidang teknologi terkait program Kereta Ekspress Jakarta-Surabaya, kemudian program Pembangkit listrik, disebut Unggul, harus lebih siap dan melakukan konsolidasi yang positif.

“Untuk penugasan yang sifatnya meliputi program

nasional seperti kereta dan pembangkit listrik harus siap dan konsolidasi. Agar ketika diberi penugasan siap,” ujarnya.

Untuk aspek Reformasi Birokrasi (RB) Kepala BPPT juga meminta agar dilakukan perbaikan tata kelola organisasi. Aspek RB ini menurut Unggul dibutuhkan untuk peningkatan kinerja BPPT.

“Kita harus tunjukkan proses RB dapat berjalan secara alamiah. Perlu perbaikan memang, bukan sekadar polesan saja,” tutup Unggul.

Acara Rapat Kerja tersebut juga dihadiri Menristek dan Pendidikan Tinggi Muhamad Nasir dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi Asman Abnur serta para pejabat struktural di lingkungan BPPT.

BUTUH PERBAIKAN BUKAN POLESAN

(13)

arahan menPAN RB

arahan menRISTEKDIKTI

Menteri Nasir memberikan arahan dalam Rapat Kerja BPPT 2017.

Kepala BPPT Unggul Priyanto memberikan cinderamata kepada Menteri Asman Abnur usai memberikan arahan dalam Raker BPPT 2017

K

ementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mendorong industri dalam negeri untuk memanfaatkan hasil inovasi karya anak bangsa. Menteri Ristekdikti, Mohamad Nasir yang juga menghadiri acara Raker BPPT 2017 mengatakan bahwa selama ini belum tercipta sinergi yang baik terkait penerapan inovasi teknologi.

“Dunia industri dan lembaga riset seperti berjalan masing-masing. Dengan demikian, banyak produk inovasi yang tak terserap oleh industri,” ungkap Menteri Ristekdikti dalam pidatonya di Auditorium BPPT, Jakarta (21/02).

Kurangnya sinergi antara industri dan periset, dinilai Menteri Nasir terjadi karena tidak ada komunikasi yang baik antara pengusaha dan peneliti.

“Keluhan para peneliti juga sama, kesulitan untuk menyalurkan dan mendapatkan informasi ke industri. Nah, hal ini tak boleh terus terjadi,” tegasnya.

Lebih lanjut dikatakan Menristekdikti,

PEMANFAATAN INOVASI DALAM NEGERI

AKAN MEMBERI DAMPAK SIGNIFIKAN

PADA PERTUMBUHAN EKONOMI

SEHINGGA SEMAKIN BISA BERSAING DI

TINGKAT GLOBAL

.

Hasil inovasi Indonesia sangat banyak, bahkan berdasarkan global innovative index peringkat Indonesia naik dari 35 ke 31 untuk tingkat dunia. Untuk itu pihaknya sangat mendukung riset untuk menghasilkan inovasi, khususnya untuk mendorong peningkatan daya saing Bangsa Indonesia.

“Mudah-mudahan dengan adanya inovasi bisa menjadi solusi untuk kemajuan Indonesia. Yang paling penting, tidak hanya membuat inovasi dan muncul prototipe, tetapi dapat diproduksi dan dimanfaatkan rakyat, ujar Nasir.

Inovasi Harus Bisa di Produksi dan

Dimanfaatkan Rakyat Indonesia

M

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Asman Abnur menghadiri Rapat Kerja BPPT (Raker BPPT) 2017, Jakarta, (21/02). Dalam arahannya, Menteri Asman meminta agar BPPT dapat mengoptimalkan layanan instansi pemerintah, melalui kaji terap inovasi teknologi untuk peningkatan kinerja Kementerian dan Lembaga.

“BPPT bisa menjadi leading sector dalam penerapan teknologi sehingga dapat menjadi acuan untuk instansi lain,” ungkap Menteri PANRB di Auditorium BPPT.

BPPT sebut Menteri Asman, memiliki fungsi melakukan pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kaji terap teknologi. Untuk itu Menteri juga meminta BPPT untuk mendorong perwujudan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) atau e-govt, dengan melakukan identifikasi kebutuhan aplikasi dan infrastruktur TIK yang diperlukan dalam percepatan penerapan e-government nasional.

“BPPT HARUS MELAKUKAN PENGKAJIAN

DAN PENGEMBANGAN SISTEM TIK

SEBAGAI PENDUKUNG PERCEPATAN

PENERAPAN E-GOVERNMENT NASIONAL.

DENGAN ADANYA E-GOVERNMENT

NASIONAL, BPPT DAPAT MENGAMBIL

PERAN SEPERTI INI,”

jelasnya.

Percepatan implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) atau e-government, dinilai Menteri PANRB saat ini masih berdiri sendiri-sendiri. Untuk itu Asman mengajak Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) turut terlibat aktif. Dengan adanya rapat kerja yang diselenggarakan tersebut, akan lahir program kerja yang luar biasa dan juga diharapkan lahirnya terobosan-terobosan baru.

“Kami harapkan adanya peran BPPT untuk mendorong e- government ini agar cepat terintegrasi. BPPT harus dapat menjadi motor perubahan dari segi teknologi,” tegas Menteri Asman mengakhiri sambutannya.

(14)

raker bppt 2017

arahan menko kemaritiman

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan memberikan arahan kepada seluruh peserta Rapat Kerja BPPT 2017

KALAU BISA

DIKERJAKAN

BPPT KENAPA

HARUS PAKAI

KONSULTAN LUAR

LUHUT BINSAR PANJAITAN

MENKO BIDANG KEMARITIMAN RI

B

PPT harus memainkan peran yang terbaik, banyak sekali putra putri terbaik di Indonesia. Saya sangat yakin bahwa BPPT bisa memainkan peran dalam pengembangan teknologi di Indonesia. Peran Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) layak diperbesar dalam setiap penggarapan proyek-proyek strategis Pemerintah” Demikian dikatakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Luhut Binsar Panjaitan pada acara Rapat Kerja BPPT 2017, Jakarta, Februari lalu.

Luhut menambahkan, kita harus tingkatkan sebanyak mungkin Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), BPPT bisa melakukan penelitian sampai kepada nanti produksi masal misalnya pembangunan kapal selam di PT PAL.

Menurut Luhut, peran BPPT kedepan sangat luas sekali, yakni untuk menemukan teknologi-teknologi baru dan membawa kemajuan bagi pembangunan Indonesia kedepan. Presiden RI menurut Luhut, sudah menekankan apa yang bisa kita bangun kita buat jangan impor.

“Dengan dana pembangunan sangat besar, hampir mencapai Rp 4000 triliun, akan banyak melibatkan teknologi dalam pengerjaannya. Peran BPPT yang sudah didirikan Pak Habibie (Presiden RI ke-3 B.J. Habibie-red) harus lebih besar dan lebih baik di sini,” kata Luhut usai memberikan arahan pada Rapat Kerja BPPT 2017 di Jakarta, Selasa.

Tujuan pelibatan BPPT lebih besar dalam proyek-proyek strategis Pemerintah, menurut dia, juga bertujuan untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Maka badan yang berperan sebagai intermediasi, “Technology Clearing House”, pengkaji, auditor dan pemberi solusi ini harus mampu menghasilkan riset pada Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) 8 hingga 9 lebih banyak.

“BPPT harus bisa berperan lebih. Presiden sudah memberi restu agar BPPT berperan penting pada proyek-proyek pembangunan kita, seperti untuk studi proyek kereta ekspres Jakarta-Surabaya, atau pengembangan teknologi pengelolaan sampah untuk energi,” ujar Luhut.

Ia juga mengaku yakin bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) BPPT bisa berperan dalam proyek-proyek migas seperti asistensi drilling Blok Masela di Laut Arafura, Maluku, atau di Natuna, Kepulauan Riau. Pengembangan lain seperti untuk teknologi Energi Baru Terbarukan (EBT), desain kapal selam yang dibangun PT PAL.

“Jadi menurut hemat saya spektrum BPPT ke depan sangat luas. Kita harus manfaatkan putra-putri kita untuk menemukan teknologi-teknologi baru untuk pengembangan Indonesia yang lebih bagus lagi ke depan,” ujar dia.

BPPT harus masuk pada pembangunan di sektor penting yang berkontribusi tinggi terhadap Produk Dosmestik Bruto (PDB) seperti industri pengolahan, sumberdaya alam, perdagangan dan konstruksi.

Luhut juga mengusulkan agar anggaran untuk BPPT diperbesar mengingat banyak sekali proyek Pemerintah yang harus dikerjakan beberapa tahun ke depan.

“Kalau bisa dikerjakan BPPT kenapa harus pakai konsultan luar, kecuali kalau benar-benar perlu ya kita sewa dari luar tapi harus kerja sama dengan BPPT, universitas, Kementerian Perindustrian dan pelaku pasar,” tutup Luhut.

(15)

LAYANAN TEKNOLOGI

BALAI TEKNOLOGI HIDRODINAMIKA

Kepala Balai Teknologi Hidrodinamika (BTH) BPPT Taufiq Arif Setyanto menjelaskan hasil inovasi baling-baling kapal selam kepada Komisi VII DPR RI Ramson Siagiansaat menerima kunjungan kerja Komisi VII DPR RI

B

adan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), sebagai pusat unggulan teknologi yang mengutamakan inovasi dan layanan teknologi untuk mewujudkan daya saing dan kemandirian bangsa, selalu siap melaksanakan kaji terap teknologi untuk menciptakan inovasi dan layanan teknologi yang terbaik untuk Indonesia.

Melalui inovasi dan layanan teknologi, BPPT berupaya keras mendorong Indonesia menjadi poros maritim dunia. Salah satunya melalui fasilitas uji yang dimiliki Balai Teknologi Hidrodinamika (BTH) BPPT. Dalam rangka mendukung program Poros Maritim dan tol laut Kabinet Kerja Pemerintah RI, melalui fasilitas yang dimiliki BTH mempunyai tugas melaksanakan pelayanan jasa pengujian bidang hidrodinamika untuk kapal dan bangunan apung lainnya.

Sebagai fasilitas rekayasa teknologi bidang perkapalan dan bangunan apung lainnya, BTH dilengkapi dengan fasilitas modern berskala industri dan terbesar di Asia Tenggara antara lain

Towing Tank (TT), Manoevering Ocean Engineering Basin (MOB) dan Cavitation Tunnel (CT). Selain itu BTH juga dilengkapi fasilitas pendukung lainnya yaitu Bengkel Model Kapal, Bengkel Mesin, Bengkel Model Propeller dan Drawing Office.

BTH yang terletak di Surabaya ini memang difokuskan untuk mendukung sektor kemaritiman. Dengan fasilitas uji terlengkap se-Asia, BTH melaksanakan pelayanan jasa teknologi melalui program pengkajian dan pengujian perkapalan dan telah menguji serta mendesain berbagai jenis kapal mulai dari kapal niaga, kapal ikan, bahkan kapal cepat rudal, serta melakukan pengujian berbagai jenis kapal untuk sektor migas yaitu jenis FPSO, FSO dan Tanker.

Mewujudkan cita Indonesia menjadi poros maritim dunia, tentu harus didukung infrastruktur yang kuat pada sektor industri transportasi laut, jasa maritim dan pelabuhan. Untuk itu, Kepala BPPT, Unggul Priyanto bersama Anggota Komisi VII DPR-RI melakukan Kunjungan Kerja ke BTH-BPPT di Surabaya.

BALAI TEKNOLOGI HIDRODINAMIKA BPPT

FOKUS TEKNOLOGI KEMARITIMAN

Ramson Siagian, Anggota DPR Komisi VII mengaku takjub melihat berbagai peralatan yang canggih di Balai Teknologi Hidrodinamika BPPT. Meski demikian dia menekankan perlu adanya dukungan dari semua pihak agar BTH mampu bekerja maksimal.

“DPR RI tentunya akan berkomitmen untuk melakukan revitalisasi, Kita juga mengaharapkan dukungan khususnya dari Presiden serta Menteri Keuangan dan Menteri ESDM” tegas Ramson usai berkeliling meninjau fasilitas di BTH.

Sementara itu, Mukhtar Tompo Anggota DPR Komisi VII yang ikut dalam kunjungan ini mengatakan

dengan layanan dan teknologi yang dimiliki BPPT ini, maka Pemerintah perlu mendukung kinerja balai teknologi seperti fasilitas yang ada di BTH ini. “Saya di Komisi tujuh terus terang baru melihat ini mendengar pun jarang sehingga Bapak Presiden harus berkunjung kesini untuk melihat langsung. Terus terang takjub sekarang kondisi nya masih sangat layak dan saya pikir anggaran harus dimaksimalkan,” urainya.

Sebagai informasi BTH BPPT ini juga sempat menjadi tempat pelaksanaan penandatanganan kerjasama antara BPPT dengan Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi pada 2015 lalu. Kala itu Kepala Staf TNI AL beserta jajarannya meninjau ruang uji kapal, seperti uji ketahanan melawan gelombang, serta melihat sejumlah prototipe kapal yang dirancang BPPT.

(16)

BALAI TEKNOLOGI HIDRODINAMIKA

MUKHTAR TOMPO

KOMISI VII DPR RI

Bapak Presiden Harus Berkunjung

Ke BTH Untuk Melihat Langsung

Fasilitas Uji Kapal

Milik BPPT

RAMSON SIAGIAN

KOMISI VII DPR RI

Komisi VII Akan

Berupaya Maksimal Untuk

Revitalisasi Peralatan

Uji Kapal BPPT

TERBESAR DI ASIA

Salah satu fasilitas uji kapal yang dimiliki BTH BPT. Sejak didirikan, fasilitas terbesar di Asia selain Hong Kong ini telah banyak melayani pengujian kapal baik untuk kepentingan pemerintah maupun swasta.

(17)

LAYANAN TEKNOLOGI

Gatot Dwianto, Deputi Bidang PKT BPPT menjelaskan proses pembuatan keramik kepada Satya Yudha, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, saat melakukan kunjungan ke Balai Teknologi Industri Kreatif Keramik (BTIKK) BPPT di Bal

K

eramik, adalah salah satu material yang banyak digunakan para pengrajin sebagai media dalam menuangkan kreativitasnya. Terlebih lagi di Bali, ikon wisata Indonesia yang begitu mendunia. Tapi tahukah anda, BPPT merupakan pelopor teknologi industri kreatif keramik di Bali?

Ya, melalui Balai Teknologi Industri Kreatif Keramik (BTIKK) di Bali, selama lebih dari 20 tahun BPPT telah memberikan layanan teknologi bagi para pengrajin disana. Mulai dari layanan penyediaan bahan baku, model dan disain, pembakaran, pendidikan dan pelatihan, hingga melahirkan industri pemula berbasis teknologi. BTIKK BPPT, mengakomodir bahkan menciptakan tren dalam industri kreatif yang merupakan salah satu sumber pendukung roda ekonomi masyarakat Bali.

SATYA:

TEKNOLOGI INI

AKAN MAMPU

TINGKATKAN

PEREKONOMIAN

MASYARAKAT

KUNJUNGI BALAI TEKNOLOGI

INDUSTRI KREATIF KERAMIK DI BALI,

Tak heran, banyak kalangan yang ingin berkunjung dan melihat langsung BTIKK yang mempunyai fasilitas labolatorium lengkap tersebut. Seperti yang dilakukan para Anggota Komisi VII DRPR RI. Dalam masa Reses Persidangan III Tahun Sidang 2016-2017, mereka secara antusias berkeliling melihat seluruh fasilitas yang dimiliki BTIKK.

“Poin utama yang saya lihat dari industri kreatif keramik adalah bagaimana caranya kita bisa melindungi kreatifitas dari para perajin yang sangat rawan terhadap penjiplakan. Apalagi jika masuk ke dalam tatanan global dimana ada ekonomi global dan pasar bebas. BPPT dalam hal ini harus membantu memberikan proteksi baik itu berupa paten atau hak kekakayaan intelektual dari kerajinan keramik yang telah dihasilkan oleh para pengrajin yang dilatih di BTIKK ini,” ujar Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Satya Yudha saat melihat proses pembuatan keramik, awal Maret lalu.

Selain itu, Ia juga berharap, agar BTIKK yang telah menjadi rujukan bagi pengrajin keramik di

Bali ini, dapat terus membantu meningkatkan perekonomian masyarakat di Bali, yang memang perekonomiannya betul-betul ditopang oleh sektor wisata dan kerajinan.

Menanggapi hal tersebut, Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi BPPT, Gatot Dwianto menuturkan bahwa BTIKK selama ini tidak hanya fokus pada pengembangan teknologi yang dapat dimanfaatkan di industri keramik, namun juga pada aspek legal hukumnya.

(18)

kabar techno park

BANTAENG

e-Benih: situs penjualan benih online, diantaranya benih jagung, tanaman holtikultura, nila salina, dll.

Talas Safira yang telah diekspor ke Jepang

Pupuk Lepas Lambat (SRF). Efisiensi dalam penggunaan pupuk

dan hasil panen lebih banyak

Kepala BPPT Unggul Priyanto bersama Bupati Bantaeng (jas hitam) Nurdin Abdullah melihat Talas

Safira hasil UKM Kab. Bantaeng binaan BPPT. Sebagai informasi, perbanyakan bibit Talas Safira ini

menggunakan teknologi ex-vitro BPPT, dimana kualitas bibit yang dihasilkan sudah pasti sama dengan indukan

B

antaeng, Sulawesi Selatan - Menginjak tahun ke delapan sejak dimulainya kerjasama Kabupaten Bantaeng dan BPPT, Kabupaten Bantaeng semakin berkembang menjadi daerah yang maju. Berangkat dari APBD hanya sebesar 261 milyar, Kabupaten Bantaeng kini menjelma menjadi exportir talas safira ke Jepang.

“Delapan tahun lalu, kami termasuk dalam kategori daerah tertinggal. Kini alhamdulillah petani kami bisa dikatakan berkecukupan. Bahkan jemaah umroh terbesar di Sulawesi Selatan itu berasal dari sini,” terang Bupati Bantaeng, Nurdin Abdullah dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Technopark Bantaeng, di Ruang Pola Pusat Pemerintahan Kabupaten Bantaeng, Jumat (27/01). Nurdin mengakui, semua kemajuan yang ada di Bantaeng tidak lepas dari peran pendampingan BPPT. Baginya, BPPT mempuyai makna tersendiri bagi Bantaeng.

Bupati

bantaeng:

Mubazir

Bila Hanya

Kabupaten

Bantaeng Yang

Manfaatkan

Teknologi

PRODUK TECHNO PARK BANTAENG:

bantaeng

merupakan

tiga besar

prioritas

technopark

bppt

unggul priyanto

kepala bppt

“Saya pribadi berhutang budi kepada BPPT atas kepercayaannya kepada kami. Sejak awal saya sudah tekankan kepada teman-teman disini, kalau kita ingin maju kita harus bermitra. Alhamdulillah BPPT terus setia dengan sabar mendampingi kami. Saya harap tidak hanya Bantaeng saja yang memanfaatkan teknologi BPPT, tapi juga daerah lainnya. Mubazir,” ucap Nurdin.

Kepala BPPT, Unggul Priyanto, menegaskan bahwa Bantaeng menjadi maju karena kerja keras Pemerintah Daerah Bantaeng sendiri. “Faktor utama dari keberhasilan suatu technopark adalah kemauan dan kerja keras daerah, BPPT hanya mendampingi,” ucapnya.

Ditambahkannya, Technopark Bantaeng merupakan salah satu dari tiga technopark yang masuk dalam prioritas pemerintah.

“Program Technopark secara detil dipantau oleh Kantor Staf Presiden. BPPT diminta memilih tiga

dari sembilan technopark yang ditugaskan ke BPPT. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, Technopark Bantaeng masuk dalam tiga besar,” jelas Unggul. Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Utama BPPT, Soni Solistia Wirawan menyerahkan secara resmi peralatan pilot project teknologi pupuk Slow Release Fertilizer (SRF) kepada Pemerintah Kabupaten Bantaeng yang secara langsung di terima Bupati Bantaeng.

Dalam lawatannya, Kepala BPPT bersama Bupati Bantaeng juga meresmikan Kantor Technopark Bantaeng. Kantor ini nantinya akan menjadi pusat inkubasi para pengusaha yang menjadi mitra technopark.

(19)

kEBIJAKAN TEKNOLOGI

DEPUTI PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI

S

ejak dilantik September 2016 lalu, Deputi BPPT Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi (PKT) Gatot Dwianto menyebut bahwa dirinya akan membawa PKT BPPT fokus pada Sistem Inovasi Daerah serta meningkatkan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi melalui inkubator dan pendampingan daerah yang menjadi Techno Park.

“Ketiga hal itu sesuai dengan Visi BPPT sebagai Pusat Unggulan Teknologi yang Mengutamakan Inovasi dan Layanan Teknologi untuk

Meningkatkan Daya Saing dan Kemandirian Bangsa. Utamanya,

peningkatan inovasi dan layanan teknologi, PKT nanti harus

mampu mewujudkannya,” kata Gatot.

Berbicara tentang inovasi dan teknologi, lanjutnya, mengacu pada UU 18 tahun 2002 yang saat ini sedang dilakukan revisi, ada dua hal utama yang sulit dipisahkan.

“Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia. Sementara inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian, penerapan dan/atau perekayasaan yang menghasilkan kebaruan yang diterapkan dan bermanfaat secara komersial, ekonomi dan atau sosial budaya,” ungkapnya.

Gatot lebih lanjut menjelaskan bahwa inovasi dan teknologi adalah akar dari peningkatan daya saing suatu bangsa.

Pencapaian kemandirian dan daya saing sebuah bangsa menurut Gatot, harus diawali dengan penciptaan prakondisi yang kondusif agar dapat menjamin kelancaran ilmu pengetahuan dan pengembangan teknologi sebagai dasar peningkatan iklim inovasi secara holistik.

Gatot menilai sinergi antar pihak yang berkepentingan baik Kementerian/Lembaga (K/L), pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan industri nasional, harus lebih ditingkatkan kedepannya. Khususnya untuk saling mengenal ruang lingkup serta kewenangan yang diemban masing-masing instansi berkenaan dengan inovasi untuk mencapai daya saing.

“BPPT membuka diri untuk bekerja sama dengan K/L, perguruan tinggi, pemerintah daerah dan industri dalam pengembangan inovasi dan pemanfaatan layanan teknologi yang dapat mempercepat tercapainya daya saing di berbagai bidang,” ujar Gatot.

Sementara itu mengenai daya saing, dirinya memandang hal tersebut merupakan sebuah akumulasi dari beragam tahapan.

“Apabila kita bicara tentang daya saing daerah tidak akan terjadi apabila di sana tidak ada daya saing industrinya. Kemudian daya saing industri tidak akan terjadi bila di sana tidak ada daya saing perusahaan, dan daya saing perusahaan itu dicerminkan dengan daya saing produk. Berbicara mengenai daya saing adalah bagaimana kita meningkatkan produk unggulan dari sebuah entitas dalam hal ini adalah sebuah daerah,” tuturnya. BPPT diungkapnya, memiliki sumber daya manusia, fasilitas yang mumpuni, serta Badan Layanan Umum. Hal tersebut menurut Gatot harus menjadi alat untuk menopang program BPPT di tengah efisiensi anggaran yang dikenakan kepada Kementerian/Lembaga.

“Saat ini anggaran kaji terap teknologi di BPPT tinggal tiga ratusan miliar rupiah, sangatlah kecil. Oleh karena itu sumber daya manusia, fasilitas dan pusat layanan teknologi harus kita optimalkan,” paparnya.

Selain itu Ia juga melihat bahwa saat ini BPPT memiliki paten yang banyak, namun yang sudah menjadi inovasi dan diproduksi oleh industri antara lain baru Biskuneo, Pesawat Udara Nir Awak (PUNA), Garam Farmasi, serta Enzim.

Hal ini sebut Gatot dikarenakan kurangnya keberpihakan aturan atau regulasi yang mendukung penerapan inovasi karya anak bangsa sendiri. Untuk itu dirinya pun akan berupaya untuk meningkatkan pemanfaatan inovasi BPPT di Indonesia. Selain itu, sistem inovasi di Indonesia perlu terus dikembangkan dan diperkuat sehingga Indonesia akan mampu menghasilkan inovasi-inovasi yang berkualitas dengan dukungan dari semua elemen/ pihak yang saling bersinergi.

“Melalui Kedeputian PKT, kami akan berupaya untuk mencari peluang agar tercipta kebijakan yang mendukung dan memudahkan penerapan inovasi karya anak bangsa di negeri sendiri,” tandasnya.

KEBERPIHAKAN

REGULASI

UNTUK

TEKNOLOGI

NEGERI

inovasi dan teknologi adalah akar dari

peningkatan daya saing suatu bangsa

(20)

KATA MEREKA

KATA MEREKA

Prof. Wardiman Djojonegoro

Prof. Wardiman Djojonegoro

PROF. WARDIMAN DJOJONEGORO :

NEGARA AKAN MAJU DENGAN

MENERAPKAN TEKNOLOGI

B

ersyukur kita bisa melakukan silaturahim antara pimpinan BPPT dengan para pegawai purnabakti BPPT, kami juga sangat senang kepada bapak/ibu untuk mau datang kesini bahkan banyak memberikan saran dan nasihat, demikian kata Kepala BPPT Unggul Priyanto saat acara Pertemuan dengan Pegawai Senior/Purna Bakti di Aula Gedung Pusat Inovasi dan Bisnis Teknologi BPPT, Kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan, (25/01)

Hadir juga pada pertemuan ini sejumlah nama besar di Indonesia, seperti Prof. Wardiman Djojonegoro. Dikatakan Prof. Wardiman bahwa teknologi akan membawa kemajuan bagi sebuah negara.

“BPPT harus Tingkatkan riset teknologi pangan & energi untuk kesejahteraan masyarakat. Bekerjalah lebih keras lagi. Sehingga BPPT akan diakui oleh Indonesia,” tegas Prof. Wardiman.

Dikatakan lebih lanjut, nilai tambah Indonesia menurut Prof Wardiman masih sangat kurang, hampir disemua bidang kehidupan seperti Iptek untuk pembangunan dan kemajuan ekonomi.

“Kita masih harus berusaha bekerja keras antara lain bagaimana kepada pemerintah agar bisa mengatakan pentingnya teknologi terapan dipergunakan untuk pembangunan. Jadi tugas kita di teknologi masih banyak dan makin banyak,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan Prof. Wardiman bahwa acara ini penting ini untuk mendekatkan antara yang purna bakti dengan yang masih aktif serta bagaimana kita dapat memberikan masukan bagi BPPT untuk terus meningkatkan penerapan teknologi di Indonesia. “Jadi saya sangat bangga jika bisa membantu BPPT, dan kita akan terus bantu BPPT,” tutupnya.

Pada kesempatan ini Unggul juga memaparkan mengenai BPPT dan capaiannya. Adapun tugas fungsi dan wewenang, tugasnya adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian, penerapan dan teknologi dengan beberapa fungsi yang tidak jauh berbeda dengan yang dulu, papar Unggul.

Unggul menegaskan visi BPPT saat ini adalah menjadi pusat unggulan teknologi yang mengutamakan inovasi dan layanan teknologi untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa, dengan beberapa misi yang intinya adalah menghasilkan inovasi dan layanan teknologi diberbagai bidang teknologi.

Sementara itu terkait capaian BPPT lanjut Unggul, diantaranya adalah di bidang teknologi pangan, yakni BPPT telah bekerjasama dengan beberapa mitra terkait penganekaragaman atau diversifikasi pangan. “Jadi kita intinya ingin memberikan pandangan bahwa pangan itu jangan tergantung kepada beras, Indonesia termasuk konsumsi beras tertinggi untuk konsumsi beras perkapita,” ungkap Unggul.

Kedepan menurut Unggul, kita ingin agar ada diversifikasi pangan, kita sudah bisa buat beras pangan lokal, kemudian juga membuat tepung untuk pengganti terigu yang selama ini masih impor. Kita juga aktif membuat bibit, dengan membantu petani di beberapa daerah untuk pembibitan, jadi bagaimana membuat bibit yang kualitasnya bagus, pungkas Unggul.

Saksikan wawancara lengkapnya melalui BPPT TV di link

bppt.id/katamereka01

BEKERJALAH

LEBIH KERAS

SEHINGGA BPPT

(21)

KATA MEREKA

Prof. Indroyono Soesilo

PROF. INDROYONO SOESILO :

STUDI KELAYAKAN BPPT DAPAT

MENCIPTA EFISIENSI DAN

MENINGKATKAN PERSENTASE TKDN

B

adan Pengkajian dan Penerapan Teknologi terus berupaya meningkatkan output inovasi dan layanan teknologi. Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI era Kabinet Indonesia Bersatu Tahun 2014, Prof. Indroyono Soesilo, peran BPPT dalam hal alih teknologi akan semakin maju pada Tahun 2017.

“Contohnya dalam pembangunan infrastruktur yang massif di Indonesia, antara lain Pembangkit Listrik 35.000 MW, Pelabuhan Patimban, Pembangunan Kapal, rencana pembangunan jalan tol, dan sebagainya. Itu diharapkan terjadinya peningkatan nilai tambah serta TKDN, alih teknologi dan juga lapangan kerja untuk bangsa sendiri,” papar Indroyono saat ditemui redaksi BPPT usai acara Pertemuan dengan Pegawai Senior/Purna Bakti di Aula Gedung Pusat Inovasi dan Bisnis Teknologi BPPT, Kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan, (25/01).

Berikut petikan wawancara selengkapnya dengan Perekayasa Utama Kehormatan BPPT, yang juga menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Kabinet Kerja periode Oktober 2014 hingga Agustus 2015 ini..

BAGAIMANA BAPAK MELIHAT BPPT DI TENGAH ERA PEMBANGUNAN SAAT INI ?

Pemerintah untuk tahun ini untuk pembangunan Pelabuhan Patimban, revitalisasi Kereta Ekspress Jakarta Surabaya, semua meminta BPPT melakukan studi kelayakan atau Feasibility Study (FS) dan Detail Engineering Design (DED).

APA SAJA PROGRAM PEMBANGUNAN YANG DIDUKUNG STUDI KELAYAKAN BPPT TERSEBUT?

Contoh untuk Program Pembangkit Listrik 35000 MW, misalnya dengan membuat studi kelayakan maka kita akan dapat menentukan spesifikasi yang diperlukan untuk membangun hal tersebut. Misal boiler, kita dapat menentukan siapa yang membuat, turbin, serta wiring sistem dapat kita tentukan siapa yang membuat nantinya dan diharapkan lebih banyak unsur TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri, red).

APA MANFAAT LAIN DARI KAJIAN STUDI KELAYAKAN TERSEBUT PAK?

Dengan adanya BPPT melakukan kajian pra FS, FS dan DED, juga akan terjadi efisiensi anggaran untuk pembangunan infrastruktur tersebut. Dengan biaya studi kelayakan yang hanya sekira 2 persen dari total biaya pembangunan, dampaknya dapat menciptakan efisiensi hingga 70 persen.

Selain itu dengan menggunakan komponen lokal, kemampuan dalam negeri juga akan meningkat seiring peningkatan TKDN.

INOVASI BPPT YANG BAPAK NILAI MEMILIKI MANFAAT BESAR UNTUK INDONESIA?

Saya bangga dengan apa yang sudah dapat dihasilkan oleh BPPT saat ini seperti sistem ADSB untuk navigasi penerbangan di tanah air.

Bidang teknologi lain yang juga langsung bermanfaat untuk masyarakat, saya lihat ada 4 hal yang berdampak langsung untuk masyarakat.

APA SAJA 4 INOVASI TERSEBUT PAK?

Pertama, sistem pemantauan gambut. Karena saat ini dengan kerap terjadinya kebakaran hutan, sistem ini akan mampu hadir untuk menjadi pencegah kebakaran lahan gambut.

Kedua kelapa sawit, dimana Indonesia merupakan penghasil terbesar di dunia namun demikian turunannya belum optimal. Namun BPPT mampu membuat langkah baik seperti limbah kelapa sawit yang dijadikan pakan ternak Sapi.

Ketiga adalah listrik yang dihasilkan dari biomassa. Terakhir adalah rekayasa teknologi untuk menciptakan bibit unggulan. Hal tersebut merupakan keunggulan yang tidak dimiliki oleh institusi lain dan Indonesia harus memanfaatkan inovasi teknologi ini.

APA SARAN DAN MASUKAN BAPAK UNTUK BPPT?

Hasil kaji terap teknologi BPPT harus langsung diketahui masyarakat dan industri, agar mendapat apresiasi dari seluruh pemangku kepentingan. Hal itu akan membuat BPPT lebih diakui.

(22)

TEKNOLOGI TERAPAN

ADS-B BPPT / QUICKWIN 2016

SECARA PERFORMA DAN KEHANDALAN,

SISTEM ADS-B INI TELAH LULUS UJI.

SETARA DENGAN BUATAN PERANCIS.

SELAMAT KEPADA BPPT DAN PT INTI

SEMOGA INOVASI INI MEMBAWA

MANFAAT BESAR UNTUK INDONESIA

BUDI KARYA SUMADI

MENTERI PERHUBUNGAN RI

Prosesi Penyerahan Sertifikat Tipe Peralatan ADS-B oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus kepada Direktur Utama PT Inti Darman

Mappangara, disaksikan Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi dan Deputi Bidang TAB BPPT Eniya L Dewi. Penyerahan sertifikat ini merupakan sinyal lampu hijau dari regulator kepada pihak PT Inti untuk dapat segera memproduksi ADS-B yang pada tahap awal akan diterapkan

Ke 8 bandara di Papua

INOVASI SISTEM ADS-B BPPT

MENTERI PERHUBUNGAN RI: SETARA

DENGAN BUATAN PERANCIS

T

Tingkatkan kemandirian bangsa dengan penerapan inovasi teknologi karya anak bangsa, kali ini Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kembali hadirkan inovasi sistem navigasi pesawat atau Automatic Dependent Surveillance Broadcast

(ADS-B) yang kini telah menerima Sertifikasi dari Kementerian Perhubungan RI.

Dikatakan Deputi Teknologi Informasi Energi dan Material BPPT, Hammam Riza bahwa Sertifikasi ini sangat penting. Hal ini katanya, merupakan syarat utama agar produk tersebut dapat digunakan secara operasional di dunia penerbangan tanah air. “Hari ini ADS-B memasuki tahapan yang sangat menentukan, yakni sertifikasi. Sertifikasi Sistem ADS-B hasil hilirisasi teknologi kepada PT INTI menjadi momentum dalam mewujudkan produk teknologi navigasi nasional. Ini merupakan

outcome dari peran kerekayasaan yg dijalankan oleh BPPT untuk peningkatan daya saing industri

strategis nasional,” ungkap Hammam menanggapi Acara Penyerahan Sertifikat Tipe Peralatan ADS-B Groundstation kepada PT INTI, di Kantor Kementerian Perhubungan RI, Jakarta, (15/3). Sementara dalam sambutan Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi menegaskan bahwa pihaknya akan mendukung agar industri dalam negeri dapat melakukan produksi massal Sistem ADS-B ini. Kepada jajarannya, Menteri Budi meminta agar di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (HUBUD) bekerjasama dengan BPPT dan Industri dalam negeri, guna menciptakan kedaulatan dalam industri kedirgantaraan nasional.

“Kepada teman jajaran di Dirjen Hubud agar memberikan dukungan kepada industri dalam negeri. Semua negara maju melakukan hal tersebut sehingga industri penerbangan dapat mandiri dan mendukung optimalnya dunia penerbangan,” kata Menteri Budi Karya.

Dipaparkan oleh Menhub RI juga, Sertifikasi ini diraih melalui serangkaian uji dengan standar yang sama untuk menguji ADS-B buatan negara Perancis yang sebelumnya telah digunakan oleh Kementerian Perhubungan di beberapa Bandara. “Secara performa dan kehandalan, Sistem ADS-B ini telah lulus uji. Setara dengan buatan Perancis. Selamat kepada BPPT, PT INTI, dan pihak lain, semoga inovasi ini membawa manfaat besar untuk Indonesia,” terang Menteri Budi dengan bangga. Di tempat yang sama, Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT, Eniya L. Dewi, yang mewakili Kepala BPPT, saat penyerahan sertifikat dari Kementerian Perhubungan, menyampaikan bahwa BPPT selalu berupaya agar inovasi anak bangsa dapat diterapkan. Produk inovasi Sistem ADS-B ini tambah Eniya, telah melalui perjalanan panjang, hingga hari ini dinyatakan lulus sertifikasi.

“Sertifikasi ADS-B ini merupakan tonggak sejarah untuk Indonesia. Dimana kita bisa menggunakan Sistem ADS-B ini untuk keselamatan dunia penerbangan tanah air,” tutur Eniya.

Lebih lanjut Hammam kembali menanggapi menanggapi penyerahan Sertifikat yang langsung diberikan oleh Menteri Perhubungan RI kepada PT INTI, dituturkanya Sertifikasi menjadi wujud upaya peningkatan kualitas bandara dengan inovasi Sistem ADS-B hasil perekayasaan BPPT.

(23)

TEKNOLOGI TERAPAN

ADS-B BPPT / QUICKWIN 2016

Pesawat menerima lokasi koordinat

Pesawatmengirimkan data lokasi koordinat dan data ADS-B ke

Jarak terjauh yang bisa dideteksi oleh ADS-B BPPT adalah 250-300 nautical mile, atau dari Jakarta sampai sebelah utara Pulau Bangka

Untuk akurasi, ADS-B BPPT bisa kurang dari tiga meter, standarnya itu delapan meter atau 25 feet.

JARAK TERJAUH 250NM

AKURASI < 3 meter

INOVASI SISTEM PEMANTAU PENERBANGAN NIR RADAR BERBASIS ADS-B

Sistem ADS-B (Automatic Dependent Surveillance - Broadcast) adalah sistem navigasi penerbangan dimana tiap pesawat terbang memancarkan data penerbangannya (identitas, koordinat, ketinggian, kecepatan, dsb) ke segala arah secara terus menerus melalui media gelombang radio.

Dirinci lebih lanjut oleh Direktur Pusat Teknologi Elektronika BPPT, Yudi Purwantoro yang juga hadir dalam acara penyerahan sertifikasi ADS-B, bahwa data tersebut nantinya diterima oleh perangkat penerima yang ada di pesawat lain atau di stasiun darat (ADS-B Ground Station).

Kelebihan sistem ADS-B dibandingkan dengan sistem radar disebut Yudi adalah kemampuan untuk mendeteksi pesawat pada area tertentu yang tidak terjangkau oleh radar sehingga data penerbangan yang diterima akan menjadi relatif lebih banyak. “Biaya pengadaan peralatan, pengoperasian dan pemeliharaan sistem ADS-B juga relatif lebih murah,” imbuhnya.

Prototipe industri sistem ADS-B yang diproduksi oleh PT INTI ungkapnya, telah diuji kehandalannya dan mampu untuk menerima dan mengolah data penerbangan yang menggunakan standar internasional. Pengujian yang dilakukan di Laboratorium Navigasi BPPT maupun pengujian lapangan Stasiun Darat di Menara Navigasi BPPT di Puspiptek Serpong selama kurang lebih satu tahun, telah membuktikan pemenuhan terhadap Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: KP 331 Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Operasional 171-08 (Advisory Circular Part

171-08) Sertifikasi Tipe Peralatan ADS-B System. Proses sertifikasi ini bukanlah sebuah proses yang sederhana. Diperlukan kerja keras dan terobosan-terobosan dan peran dukungan dari berbagai pemangku kepentingan sehingga proses sertifikasi dapat diwujudkan.

Menurut Direktur Pusat Teknologi Elektronika BPPT, Yudi Purwantoro, sistem ADS-B dirancang sesuai dengan masukan dari AirNav di dua bandara, yakni Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Husen Sastranegara Bandung. Mulai dari interface

atau tampilannya dibuat sesuai dengan yang dibutuhkan AirNav. Bahkan menurut mereka, sudah sangat user friendly.

“Untuk akurasi, ADS-B hasil inovasi BPPT bisa kurang dari tiga meter, standarnya itu delapan meter atau 25 feet. Sedangkan jarak terjauh yang bisa dideteksi adalah 250-300 nautical mile, atau dari Jakarta sampai sebelah utara Pulau Bangka. Ini sudah sesuai dengan persyaratan” ucapnya.

Untuk diketahui, Nautical Mile (NM) atau mil laut adalah satuan jarak yang digunakan dalam bidang penerbangan dan pelayaran. Satuan mil laut didasarkan pada jarak keliling planet bumi. Satu NM sama dengan 1,852 kilometer atau 1.852 meter. Satu NM sama dengan 1,15078 mil.

“Ketika sistem ADS-B ini sudah berhasil disertifikasi, maka sistem ini akan menjadi produk kebanggaan nasional, yang memiliki kecanggihan setara dengan produk negara maju, dan diperkuat dengan produksi yang dilakukan oleh Industri lokal,” pungkas Yudi.

DIREKTUR OPERASI AIRNAV INDONESIA: KAMI SUDAH “KEENAKAN” DENGAN ALAT INI

“Ketika sistem ADS-B ini sudah berhasil disertifikasi, maka sistem ini akan menjadi produk kebanggaan nasional, yang memiliki kecanggihan setara dengan produk negara maju, dan diperkuat dengan produksi yang dilakukan oleh Industri lokal,” pungkas Yudi.

“Saat masa ujicoba ADS-B sudah habis, BPPT sudah ingin mengambil alat ini. Tapi teman-teman AirNav di Bandara Ahmad Yani dan Bandara Husein Sastranegara Bandung bilang, jangan diambil Pak, kami sudah “keenakan” dengan alat ini,” terang Direktur Operasi AirNAv Indonesia, Wisnu Darjono, saat penyerahan Sertifikat Tipe Peralatan ADS-B

Groundstation Tipe AGS-216 Produksi PT INTI, Rabu (15/03).

Gambar

gambar calon yang menjadi pilihannya dan

Referensi

Dokumen terkait

Bahan –bahan yang digunakan untuk pembuatan mesin ini ada yang dibeli dan ada juga yang dibuat, beberapa contoh bahan yang dibeli seperti bantalan, sabuk, puli, motor

Informasi dan opini yang tercantum dalam Press Release ini tidak diverifikasi secara independen dan tidak ada satupun yang mewakili atau menjamin, baik dinyatakan

Penanganan run off dengan secepat cepatnya cenderung hanya menyelesaikan masalah pada sub DAS tersebut dalam jangka pendek dan akan memberikan resiko banjir

Penambahan leachate secara peroidik untuk menjaga kelembaban sampah dalam bioreactor, memberikan pengaruh yang baik dalam pertumbuhan bakteri anaerob penghasil hasil

Tujuan dilakukannya penelitian adalah membangun sistem informasi konseling untuk mempermudah proses bisnis di Pik-M Aushaf UII yang digunakan mahasiswa maupun

a) Memiliki pengetahuan yang mendukung pekerjaan, merupakan tingkat pengetahuan yang dimiliki karyawan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. b) Memiliki kemauan untuk

Situasi ini menimbulkan kebutuhan akan jenis SDMK yang “baru”, menuntut reformulasi formasi dan konfigurasi SDMK di institusi pelayanan kesehatan, yang tertulis dengan tegas

Setelah itu dilakukan analisis apakah ada pengaruh dari campuran abu vulkanik dalam presentase tertentu dan waktu pemeraman pada nilai-nilai sudut geser (σ) ,