• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumini, Keywords: Nutritional status, age of Menarche

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sumini, Keywords: Nutritional status, age of Menarche"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada Siswi Sekolah Dasar Kelas 4, 5 dan 6 di Sekolah Dasar Negeri Grabahan Kecamatan Karangrejo

Kabupaten Magetan.

(Nutritional status with age at menarche Elementary School Students Grades 4, 5 and 6 in primary school Neger Grabahan Kecamatan Karangrejo Magetan.).

Sumini,

ABSTRACT

Public Elementary School District Grabahan Karangrejo Magetan on 5 November 2013 found the total number of 45 students. Of the 85% who are menstruating got 7 of them feel uneasy first menstrual period and 3 of them mersakan pain at first menstrual period and 5 of them have not experienced menstruasi.Dari interviewed 15 girls there that have good nutrition and malnutrition that affects their menarche , the situation can be seen from the shape of their body that looks thin and there is visible fat. The purpose of this research to determine the nutritional status of relations with the age of menarche in girls primary school grade 4, 5 and 6 at the Elementary School District Grabahan Karangrejo Magetan.

This research is quantitative analytical research studies with correlational approach, this study used a form of "case-control". The population in this study schoolgirl daughter elementary school grades 4, 5 and 6, in June 2013, with the number 45, the sample in this study are all young girls of primary school grade 4, 5 and 6, the sampling technique used for sampling is saturated , the instrument used to measure nutritional status using weight scales are scales underfoot west and by the age of menarche using an interview guide. Whereas the alternative hypothesis states that there is a relationship between two variables is acceptable if the probability value at p ≤ α = 0.05 then Ho is rejected H1 with statistical test chi-square test.

Most respondents with normal nutritional status (51%). Most of the respondents had experienced menarche again (71%). Based on calculations from SPSS 11.5 for Windows shows that there is a relationship with the nutritional status of menarche age, known from the results of the analysis at α = 0.05 level with a value of 0.000 Contingency Coefficient of 0.618 with a strong correlation level.

Researchers hope that further improve the performance of midwives in providing counseling and management of nutritional status with age of menarche, as well as a minimum to prevent malnutrition which can inhibit their growth. Keywords: Nutritional status, age of Menarche

PENDAHULUAN

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan atau perwujudan dari nutriture dalam benruk variabel tertentu (Supariasa, 2001: 24).

Status gizi adalah keadaan yang mencerminkan keseimbangan antara zat-zat gizi yang diserap oleh tubuh secara normal yang akan dijadikan energi guna metabolisme tubuh secara menyeluruh. Status gizi

(2)

2

remaja wanita akan sangat

mempengaruhi terjadinya menarche baik dari faktor terjadinya menarche, adanya keluhan-keluhan selama menarche maupun lamanya hari menarche. Wanita remaja secara psikologi yang pertama kali akan mengeluh rasa nyeri, perutnya terasa pegal dan kurang nyaman. Tetapi ada juga remaja yang tidak merasakan hal itu, dan itu semua karena asupan gizi yang edekuat. Gizi kurang atau

terbatas akan mempengaruhi

pertumbuhan fungsi organ tubuh,

yang akan menyebabkan

terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini akan mengakibatkan gangguan pada haid, tetapi akan berangsur baik bila asupan makanan bernutrisi baik (Proverawati, 2009: 576).

Timbulnya menstruasi ini

karena berfungsinya organ

hipotalamus, hipofise, ovarium dan

uterus secara terkoordinasi. Peristiwa

menarche” ini diikuti oleh menstruasi

yang terjadi dalam interval yang tidak beraturan (Wiknjosastro, 2005).

Menarche adalah haid yang terjadi pertama kali, merupakan ciri khas kedewasaan wanita yang sehat dan tidak hamil (Proverawati, 2009: 209). Peristiwa yang paling penting pada remaja putri adalah menarche yaitu pendarahan pertama dari uterus yang terjadi pada seorang wanita (Wiknjosatro, 2005: 104).

Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi oleh faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum (Prawirohardjo, 2007: 104).

Hal ini menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual yang dapat timbul bermacam-macam peristiwa hormonal, reaksi biologis dan reaksi psikis, proses somatis yang berlangsung secara siklik dan terjadi

pengulangan secara periodik peristiwa menstruasi (Kartono, 2006: 111).

Salah satu faktor yang paling penting untuk meningkatkan status gizi adalah konsumsi makanan. Semakin baik konsumsi atau asupan zat gizi maka semakin besar kemungkinan terhindar dari status gizi yang kurang atau buruk, baik dari segi jumlah maupun dari segi frekwensi makanan yang dikonsumsi. Bahwa kejadian yang penting dalam pubertas adalah timbulnya haid yang pertama kali (menarche). Menarche merupakan gejala pubertas yang lambat. Paling awal terjadi pertumbuhan payudara (thelarce), kemudian tumbuh rambut kemaluan

(pubarche) dan rambut pada ketiak.

Barulah kemudian terjadi menarche, dan sesudah itu haid terjadi secara siklik

( Prayogo, 2008).

Dari hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan pada tanggal 5 November 2012 di Sekolah Dasar

Negeri Grabahan Kecamatan

Karangrejo Kabupaten Magetan didapatkan jumlah keseluruhan siswi kelas 4, 5 dan 6 yaitu 45 siswi putri. Dari 85% yang sudah mengalami menstruasi didapatkan 7 diantaranya merasakan gelisah waktu menstruasi pertama kali lalu 3 diantaranya

mersakan nyeri pada waktu

menstruasi pertama kali dan 5 diantaranya belum mengalami menstruasi. Dari 15 siswi yang diwawancarai ada yang mempunyai gizi baik dan gizi kurang sehingga mempengaruhi menarche mereka keadaan tersebut dapat dilihat dari bentuk tubuh mereka yang terlihat kurus dan ada yang terlihat gemuk.

Dampak dari kurangnya gizi

akan mempengaruhi menarche

sehingga diperlukan perhatian khusus terhadap anak sekolah dasar tersebut.

(3)

3

Sehingga semakin baik gizi anak tersebut maka semakin cepat terjadinya menarche.

Solusi yang sesuai dengan masalah diatas yaitu dengan kita memberikan informasi kepada orang tua siswi agar selalu memperhatikan konsumsi anak-anaknya karena dalam

masa yang sekarang sangat

dibutuhkan sekali konsumsi makan-makananya yang bergizi,serta meningkatkan asupan gizi pada siswi sekolah dasar kelas 4, 5 dan 6.

Dari latar belakang tersebut maka penelitian tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan status gizi dengan usia

menarche pada siswi Sekolah Dasar

Kelas 4, 5 dan 6 di Sekolah Dasar

Negeri Grabahan Kecamatan

Karangrejo Kabupaten Magetan.

TINJAUAN PUSTAKA Konsep Dasar Status Gizi

Menurut Supariasa (2001) status gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi ( Almatsier, 2004 : 3)

Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan ( Sulistyoningsih, 2011 :2).

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi,

transportasi, penyimpanan,

metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

mempertahankan kehidupan,

pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa, 2001 : 17-18).

Pertumbuhan normal tubuh memerlukan nutrisi yang memadahi, kecukupan energi, protein, lemak dan suplai semua nutrisi esensial yang menjadi basis pertumbuhan.

Remaja memerlukan lebih banyak besi dan wanita membutuhkan lebih banyak lagi untuk mengganti besi yang hilang bersama darah haid (Arisman, 2007).

Zat-zat nutrien dibagi dalam dua golongan besar yakni makro nutrien (zat gizi makro) dan mikro nutrien (zat-zat mikro). Zat gizi makro merupakan komponen terbesar dari susunan diet serta berfungsi menyuplai energi dan zat-zat gisi esensial yang berguna untuk keperluan pertumbuhan sel atau jaringan, fungsi pemeliharaan maupun aktivitas tubuh (Almatsier, 2004).

Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok di dalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan gizi. Pada kelompok-kelompok umur tersebut berada pada suatu siklus pertumbuhan atau perkembanagn yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari kelompok umur yang lain (Achmad, 2008 : 235 ).

Kelompok rentan gizi ini terdiri dari : 1) Kelompok bayi 0-1 tahun

2) Kelompok dibawah 5 tahun (balita) 3) Kelompok anak sekolah 6-12 tahun 4) Kelompok remaja 13-20 tahun 5) Kelompok ibu hamil dan menyusui 6) Kelompok usia lanjut (Arisman, 2007)

Pada anak remaja putri mulai terjadi menarche (awal menstruasi) yang berarti mulai terjadi

(4)

4

pembuangan Fe. Oleh sebab itu kalau konsumsi makanan khususnya Fe kurang, maka akan terjadi kekurangan Fe (anemia).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi : 1) Faktor External

a) Pendapatan

Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut. b) Pendidikan

Pendidikan gizi merupakan

suatu proses merubah

pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik.

c) Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupan

keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

d) Budaya

Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan.

2) Faktor Internal a) Usia.

Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita. b) Kondisi Fisik

Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang

lanjut usia, semuanya

memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk,

adalah sangat rawan, karena pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat. c) Infeksi

Infeksi dan demam dapat

menyebabkan menurunnya

nafsu makan atau menimbulkan

kesulitan menelan dan

mencerna makanan Konsep Dasar Usia

Usia remaja yang mendapat

menarche bervariasi yaitu : antara

usia 10-16 tahun, tetapi rata-rata 12,5 tahun (Wiknjosastro, 2005: 104).

Peristiwa yang paling dinamik adalah timbulnya menarche pada anak perempuan yang rata-rata terjadi pada umur 12,5 tahun (pada kultur barat). Peristiwa menarche sangat erat hubungannya dengan masa puncak kurva kecepatan penambahan tinggi badan. Masa ini ditentukan oleh berbagai faktor, tetapi yang terpenting adalah faktor genetik. Sangat erat hubungan antara umur menarche ibu dengan putrinya. Dan lebih erat lagi antar umur menarche perempuan bersaudara. Faktor lain yang berperan penting adalah status gizi, gadis gemuk akan mendapat menarche lebih awal daripada yang kurus. Semua penyakit kronik yang mengganggu status gizi atau

oksigenasi jaringan akan

memperlambat pola maturasi

pubertas, terutama waktu menarche. Pubertas dianggap terlambat jika gejala-gejala pubertas baru datang antara umur 14-16 tahun. Biasanya tidak ada kelainan yang mencolok, pubertas terlambat saja dan kemudian perkembangan berlangsung secara biasa. Pubertas tarda dapat disebabkan oleh faktor herediter, gangguan kesehatan dan kekurangan gizi. Maka dengan peningkatan kesehatan, gejala pubertas tarda dapat

(5)

5

sembuh dengan spontan. Yang dinamakan menarche tarda ialah

menarche yang baru datang setelah 14

tahun. Kalau menarche belum datang pada umur 18 tahun, dapat diberi diagnosis amenorhea primer dan

perlu dicari etiologinya

(Wiknjosastro, 2007: 236).

Nutrisi mempengaruhi

kematangan seksual pada gadis remaja. Sebaliknya pada gadis yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan daripada yang menstruasinya lebih dini pada usia yang sama, walaupun tinggi badan mereka sama.. Pada umumnya mereka yang menjadi matang lebih dini akan memiliki body mass index (indeks masa tubuh, IMT) yang lebih tinggi dari mereka yang matang terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama.

Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut :

(Depkes RI, 2008) Konsep Dasar Menarche

Ada beberapa macam pengertian menarche, yaitu : 1) Menarche adalah pendarahan

pertama dari uterus yang terjadi pada seorang wanita

(Wiknjosastro, 2007).

2) Menarche adalah peristiwa ketika seorang anak perempuan

mengalami menstruasi atau datang bulan yang pertama kali (Depkes RI, 2003).

3) Menarche adalah menstruasi pertama yang berlangsung sekitar umur 10-11 tahun (Manuaba, 2004).

Macam-Macam Menarche (Sarwono, 2008) :

1) Menarche Prekoks (Pubertas Prekoks / Pubertas Dini

Menarche prekoks adalah terjadi

menstruasi pertama sebelum umur 10 tahun.

2) Menarche Tarda (Pubertas Tarda)

Menarche Tarda ialah menarche

yang baru datang antara umur 14-16 tahun.

Menurut Wiknjosastro (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi

menarche ada 3, yaitu sebagai berikut

:

1) Faktor Keturunan

Saat munculnya menarche juga kebanyakan ditentukan oleh pola dalam keluarga. Hubungan antara usia menarche sesama saudara kandung lebih erat daripada antara ibu dan anak perempuannya. 2) Keadaan gizi

Makin baiknya nutrisi

mempercepat usia menarche. 3) Kesehatan umum

Badan yang lemah atau penyakit yang mendera seorang anak gadis seperti penyakit kronis, terutama yang mempengaruhi masukan makan dan oksigenasi jaringan

dapat memperlambat usia

menarche, demikian pula

obat-obatan.

Kejadian menarche dan menstruasi dipengaruhi beberapa faktor yang mempunyai sistem tersendiri yaitu (Manuaba, 2004: 89) : 1) Susunan saraf pusat dengan panca

indranya

2) Sistem hormonal : aksis hipotalamus-hipofise, ovarial

3) Perubahan-perubahan yang terjadi pada ovarium

4) Perubahan yang terjadi pada uterus sebagai organ akhir.

5) Rangsangan estrogen dan

progesteron pada panca indra,

langsung pada hipotalamus dan melalui perubahan emosi.

Berat Badan (kg) IMT =

(6)

6

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan korelasional. rancangan penelitian korelasional peneliti melibatkan paling tidak 2 variabel (Nursalam, 2003: 84). Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada Siswi Sekolah Dasar Kelas 4, 5 dan 6 di Sekolah Dasar Negeri Grabahan Kecanatan Karangrejo Kabupaten Magetan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah

case control Penelitian dilaksanakan

pada bulan Juni 2013

Populasi dalam penelitian ini adalah adalah Siswi Sekolah Dasar Putri kelas 4, 5 dan 6 di Sekolah Dasar Negeri Grabahan Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan. Besar sampel adalah 45 anak. Sampel dalam penelitian ini adalah semua Siswi Sekolah Dasar Putri Kelas 4, 5 dan 6 di SDN Grabahan Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan.

Teknik pengambilan sampel

menggunakan sampling jenuh.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah status gizi. Variabel dependen adalah usia

menarche.

Alat ukur menggunakan

timbangan injak serta pedoman

wawancara. Analisa data

menggunakan uji statistik Chi Square

dengan menggunakan bantuan

program komputer yaitu SPSS 15.0 for Windows pada taraf signifikasi 0,05. Jika ρ < 0,05 HO ditolak H1 di

terima, dan jika ρ > 0,05 HO diterima

H1 ditolak.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Grabahan Kecamatan Karangrejo Kabupaten

Magetan. Berikut ini adalah hasil penelitian dalam bentuk table.

1. Analisis Bivariat a. Status Gizi

Tabel 1 Status Gizi Siswi Kelas 4, 5 dan 6 di Sekolah Dasar Negeri Grabahan Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan.

Sumber: Data bulan Juni 2013

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui status gizi siswi yang diambil menjadi responden hampir setengahnya yaitu 13 responden ( 29%) dengan barat badan kurus, sebagian besar dengan berat badan normal sebanyak 23 responden (51%) dan sebagian kecil dengan berat badan gemuk sebanyak 9 responden ( 20%).

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2001: 24). Status gizi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor yang pertama yaitu faktor eksternal meliputi pendapatan, pendidikan , pekerjaan dan budaya kemudian yang kedua faktor internal meliputi usia, kondisi gizi dan infeksi. Dari penelitian yang telah dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Grabahan sebagian besar siswi dengan status gizi normal. Siswi yang mengalami menarche gizinya baik sehingga mempercepat menarche mereka. Cukup banyak masalah yang berdampak negatif terhadap kesehatan dan gizi siswi kelas 4, 5 dan 6. Dalam beberapa hal masalah gizi serupa atau No Status Gizi Frekuensi Prosentase (%) 1 Kurus 13 29% 2 Normal 23 51% 3 Gemuk 9 20% Jumlah 45 100%

(7)

7

merupakan kelanjutan dari masalah gizi pada usia anak, yaitu anemia defisiensi besi, kelebihan dan kekurangan berat badan.

Gizi seimbang terdapat dari makan makanan yang beranekaragam, makananan yang beranekaragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Disini peran orangtua sangatlah penting dalam proses pertumbuhan anak dimana para orangtua diwajibkan untuk selalu memperhatikan gizi anak.

b. Usia Menarche

Tabel 2 Usia Menarche Siswi Kelas 4, 5 dan 6 di Sekolah Dasar Negeri Grabahan Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan.

Sumber : Data Bulan Juni 2013 Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa siswi sekolah dasar sebagian besar sudah mengalami menarche yaitu sebanyak 32 responden (71%) dan sebagian kecil yaitu sebanyak 13 responden (29%) belum mengalami

menarche.

Arti Menarche adalah

pendarahan pertama dari uterus yang terjadi pada seorang wanita (Wiknjosastro, 2008). Menarche dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan.

Dari hasil penelitian pada siswi Sekolah Dasar Negeri Grabahan didapatkan sebagian besar sudah

mengalami menarche. Selain

beberapa faktor diatas ada faktor lain yang mempengaruhi menarche yaitu faktor ras / suku bangsa, faktor iklim, cara hidup dan lingkungan. Di negara maju, pertumbuhan cepat ini tidak berlangsung lama, biasanya selesai pada usia 17 tahun. Namun di negara tengah berkembang (miskin), pendewasaan fisik berjalan lebih lama dan biasanya baru terselesaikan setelah berusia 19 tahun. Akibatnya,

menarche muncul lebih larut. Dimana

seseorang yang sudah mengalami

menarche maka organ-organ reproduksinya sudah mengalami kematangan. Dengan demikian bagi mereka yang mengalami menarche mereka termasuk wanita yang subur atau sehat reproduksinya.

2. Analisis Multivariat

Tabel 3 Statistik Hubungan Status Gizi dengan Usia

Menarche pada Siswi Sekolah Dasar Kelas 4, 5 dan 6 di Sekolah Dasar Negeri Grabahan Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan. Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 27.779a 2 .000 Likelihood Ratio 28.436 2 .000 Linear-by-Linear Association 17.202 1 .000 N of Valid Cases 45

a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.60.

No Mengalami Menarche Frekuensi Prosentase (%) 1 Ya 32 71% 2 Belum 13 29% Jumlah 45 100%

(8)

8

Hasil analisis data hubungan status gizi dengan usia menarche pada siswi kelas 4, 5 dan 6 pada p < α=0,05 maka Ho ditolak H1 diterima dengan nilai 0.000 koefisien kontingensi (keeratan hubungan) antara kedua variabel 0,618 yang artinya hubungannya kuat.

Status gizi remaja wanita akan sangat mempengaruhi terjadinya menarche baik dari faktor terjadinya menarche, adanya keluhan-keluhan selama menarche maupun lamanya hari menarche. Wanita remaja secara psikologi yang pertama kali akan mengeluh rasa nyeri, perutnya terasa pegal dan kurang nyaman. Tetapi ada juga remaja yang tidak merasakan hal itu, dan itu semua karena asupan gizi yang edekuat. Gizi kurang atau

terbatas akan mempengaruhi

pertumbuhan fungsi organ tubuh,

yang akan menyebabkan

terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini akan mengakibatkan gangguan pada haid, tetapi akan berangsur baik bila asupan makanan bernutrisi baik (Proverawati, 2009: 576).

Dari penelitian yang telah dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Grabahan didapatkan hasil dari 45 siswi yang mengalami menarche sebagian kecil sebanyak 2 responden ( 5%) dengan status gizi kurus, yang

mengalami menarche hampir

setengahnya sebanyak 22 responden (49%) dengan status gizi normal dan yang mengalami menarche sebagian kecil sebanyak 8 responden ( 18%) dengan status gizi gemuk,sedangkan untuk yang belum mengalami

menarche sebagian kecil sebanyak 11 responden (24%) dengan status gizi kurus, untuk

yang belum mengalami

menarche sebagian kecil 6 responden (4%) dengan status gizi normal, dan yang belum mengalami menarche sebagian kecil sebanyak 1 responden (2%) dengan status gizi gemuk. Pada siswi putri kelas 4, 5 dan 6 banyak hal-hal yang dapat mempengaruhi menarche antara lain adanya perubahan hormon yang mempengaruhi kematangan sel dan asupan gizi yang dikonsumsi saat menjelang datangnya menarche.

Makanan yang bergizi dan berlemak tinggi dan berasal dari

hewani akan mengakibatkan

pertumbuhan berat badan pada perempuan. Suatu hal yang dapat mempengaruhi pembentukan hormon – hormon yang mempengaruhi datanganya menarche. Serhingga dengan perbaikan gizi atau asupan gizi yang baik dapat menyebabkan umur haid pertama menjadi lebih dini.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Dari hasil penelelitian didapatkan sebagian besar dengan status gizi normal sebanyak 23 responden (51%).

2. Sebagian besar dari siswi sekolah dasar kelas 4, 5 dan 6 sudah mengalami menarche sebanyak 32 responden (71%).

3. Ada Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada Siswi

Sekolah Dasar Kelas 4, 5 dan 6 di Sekolah Dasar Negeri Grabahan Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan dengan tingkat keeratan Symmetric Measures

Value Approx. Sig. Nominal by

Nominal

Contingency

Coefficient .618 .000

(9)

9

hubungan kuat ditunjukan dengan contingency coefficient 0,618. Saran

1. Bidan bisa memberikan

pendidikan kesehatan reproduksi dan satus gizi bagi siswi sekolah dasar.

2. Bagi Orangtua diharapkan para orangtua siswi tau bahwa gizi itu penting bagi anak mereka, sehingga para siswi tidak terhambat pertumbuhannya akibat kurangnya gizi yang mereka konsumsi setiap hari.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, D. 2008. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat.

Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar

Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Arikunto,S. 2010. Prosedur

Penelitian. Jakarta: Rineke

Cipta.

Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur

Kehidupan. Jakarta: EGC.

Manuaba, I. 2004. Memahami

Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Rineke Cipta. Nursalam. 2003. Konsep &

Penerapan Metodologi

Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika. Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu

Kebidanan. Jakarta: PT Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Proverawati, A. 2009. Gizi Untuk

Kebidanan. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi Untuk

Kesehatan Ibu dan Anak.

Yogyakarta: Graha Ilmu. Supariasa, I. 2001. Penilaian Status

Gizi. Jakarta: EGC.

Wiknjosastro. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka.

Yuniarti, S. 2010. Hubungan Status

Gizi Remaja Putri dengan Kejadian Menarche Pada Siswi SD AL-ISLAH Surabaya.

Jurnal Keperawatan. (diakses pada tanggal 17 November 2012 jam 10.34 WIB).

Gambar

Tabel 2 Usia Menarche Siswi Kelas  4, 5 dan 6 di Sekolah Dasar  Negeri Grabahan Kecamatan  Karangrejo Kabupaten  Magetan

Referensi

Dokumen terkait

lV/a, selaku Ketua Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan llmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Malang masa jabatan tahun 2008 - 2012telah ditetapkan

1. Mampu menjelaskan alur tatalaksana dari lesi prakanker serviks 2. Mampu menjelaskan berbagai pilihan tindakan terapi pada lesi prakanker. 3.Mampu menjelaskan prosedur

Burung Kepodang cukup dikenal dalam budaya Jawa, khususnya Jawa Tengah, selain hanya karena Burung Kepodang merupakan fauna identitas provinsi Jawa Tengah, Burung Kepodang juga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan tepung terigu dan tepung sukun memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar

Penelitian ini berjudul “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Fertilitas di Desa Yosowilangun Lor Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang” mempunyai tujuan untuk mengetahui

Dalam penelitian ini, hasil pada proses clustering menunjukkan adanya kelebihan dibandingkan dengan metode konvensional dengan presentase keberhasilan hingga 96% pada

Fitria Rindang Nur Insyiroh, 2017, Pengaruh Ukuran Spesimen terhadap Hubungan Tegangan dan Regangan pada High Volume Fly Ash Self Compacting Concrete (HVFA-SCC), Tugas

Pada tugas akhir ini, perangkat keras dan perangkat lunak Penala Radio Menggunakan komputer telah berhasil dibuat sesuai dengan perancangan.. Progam dapat mengatur dan mencari