• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deposisi Kalsium dan Protein Daging pada Itik Peking yang Diberi Ransum dengan Penambahan Tepung Temu Hitam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Deposisi Kalsium dan Protein Daging pada Itik Peking yang Diberi Ransum dengan Penambahan Tepung Temu Hitam"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Deposisi Kalsium dan Protein Daging pada Itik Peking yang Diberi Ransum dengan Penambahan Tepung Temu Hitam

(Meat Calcium and Protein Depositions in Peking Duck given Ration with the Addition of Pink and Blue Ginger Powder)

**

Ulva Nurul Farida *, Vitus Dwi Yunianto **, Nyoman Suthama

Mahasiswa Program Studi Peternakan, ** Staf Pengajar Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang 50275

*

Email: Ulvanurulfarida12@gmail.com ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan tepung temu hitam terhadap retensi kalsium, massa kalsium daging dan deposisi protein daging pada itik Peking. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Ternak yang digunakan yaitu 120 ekor itik Peking (unsexing) berumur 4 hari. Perlakuan yang diberikan sebagai berikut: T0: ransum tanpa tepung temu hitam, T : T0 + 0,75% tepung temu hitam, T2: T0 + 1% tepung temu hitam, T3: T0 + 1,25% tepung temu hitam, dan T4: T0 + 1,5% tepung temu hitam. Parameter yang diamati meliputi retensi kalsium, massa kalsium daging dan massa protein daging. Data dianalisis ragam dengan uji F dilajutkan dengan uji Duncan pada probabilitas 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung temu hitam berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap retensi kalsium, massa kalsium daging dan massa protein daging. Kesimpulan penelitian adalah penambahan tepung temu hitam sebanyak 1,5% mampu meningkatkan deposisi protein daging pada itik Peking.

Kata kunci : temu hitam, retensi kalsium, massa kalsium daging, massa protein daging, itik Peking ABSTRACT

The study aimed to evaluate the effect of dietary addition of pink and blue ginger powder on calcium retention, meat calcium and protein depositions in Peking duck. The study used a completely randomized design (CRD) with 5 treatments and 4 replications. Experimental animals were 120 birds of 4 days Peking ducks (unsex). The treatments applied were as follows: T0: ration without pink and blue ginger powder, T1: T0 + 0.75% pink and blue ginger powder, T2: T0 + 1% pink and blue ginger powder, T3: T0 + 1.25% pink and blue ginger powder, and T4: T0 + 1.5% pink and blue ginger powder. Parameters observed were calcium retention, calcium and meat protein mass. Data were analyzed using ANOVA with F test and continued to Duncan test at 5% probability. The results showed that dietary addition of pink and blue ginger powder significantly (P <0.05) affect calcium retention, and and meat protein mass. Conclusion of the study is that dietary addition of pink and blue ginger powder at the level of 1.5% can increase meat protein deposition.

Keywords: pink and blue ginger, calcium retention, meat calcium mass, meat protein mass, Peking duck

PENDAHULUAN

S e m a k i n m e n i n g k a t n y a pertambahan penduduk disertai dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi menyebabkan permintaan bahan pangan sumber protein meningkat. Ternak unggas yang tidak kalah penting sebagai penghasil protein hewani adalah

itik, satu diantaranya itik Peking. Itik Peking merupakan jenis unggas yang mempunyai kemampuan memproduksi daging tinggi. Bobot badan itik Peking pada umur 53 hari dapat mencapai bobot badan sekitar 3,25 kg, sehingga cocok dijadikan sebagai itik pedaging ( W a k h i d , 2 0 0 3 ) . U p a y a u n t u k

(2)

memaksimalkan pertambahan bobot badan untuk menghasilkan kualitas daging yang baik diperlukan ransum mengadung nutrisi sesuai kebutuhan itik agar dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan itik tersebut .

P e n y u s u n a n r a n s u m h a r u s sesuai dengan kebutuhan nutrisi yang diperlukan dan memiliki komposisi yang seimbang dalam hal jumlah maupun kualitas agar dapat menghasilkan performa yang maksimal bagi ternak. Komponen nutrisi sangat berpengaruh terhadap produksi, terutama untuk pertumbuhan dan produksi daging, selain itu juga diperlukan tambahan feed a d d i t i v e u n t u k m e n i n g k a t k a n pertumbuhan dan daya tahan tubuh. Feed additive yang dapat ditambahkan dalam ransum unggas umumnya jenis antibiotik. Namun, penggunaan antibiotik s e b a g a i f e e d a d d i t i v e d a p a t menghasilkan residu dalam karkas ( d a g i n g ) . A p a b i l a d a g i n g y a n g dikonsumsi mengandung residu antibiotik dikhawatirkan terjadi resistensi bakteri tertentu yang menyebabkan kesehatan konsumen terganggu. Oleh sebab, itu diperlukan feed additive yang bukan antibiotik bersifat alami yaitu berasal dari tanaman, yang pada penelitian ini menggunakan temu hitam. Temu hitam mengandung beberapa zat aktif antara lain minyak atsiri, kurkumin dan flavonoid. Kandungan zat aktif pada rimpang temu hitam berupa minyak atsiri dan kurkumin mempunyai manfaat sebagai antibakteri, antioksidan dan anti hepatoksik. Selain itu, flavonoid merupakan suatu alkohol yang mempunyai sifat asam. Kondisi asam dalam saluran pencernaan dapat b e r d a m b a k p o s i t i f d a l a m p r o s e s penyerapan kalsium, sehingga dapat meningkatkan retensi kalsium, karena kalsium diserap dalam keadaan asam. Flavonoid dapat memperbaiki performa ternak yaitu memaksimalkan proses pencernaan dan penyerapan nutrisi, khususnya protein dan kalsium.

Selanjutnya, nutrisi dalam bentuk asupan protein sangat berkaitan dengan t i n g g i r e n d a h n y a p r o t e i n y a n g dideposisikan ke dalam daging. Deposisi protein daging dapat dinyatakan dalam bentuk massa protein daging. Massa protein daging merupakan indikator untuk menentukan tinggi rendahnya deposisi protein tubuh. Massa protein daging sangat erat kaitannya dengan massa kalsium daging, karena nilai massa protein daging sangat dipengaruhi oleh kadar kalsium dalam bentuk ion. Retensi kalsium merupakan indikator jumlah mineral yang diserap tubuh yang selanjutnya digunakan untuk proses metabolisme oleh ternak. Nilai retensi kalsium mempengaruhi jumlah massa kalsium daging yang terdiri dari kalsium dalam bentuk ion bebas, kalsium berikatan dengan protein dan kalsium berikatan dengan mineral lain yang berupa garam (Pond dkk., 1995). Apabila massa kalsium daging sebagian besar terdiri dari ion kalsium bebas dapat berdampak pada rendahnya massa p r o t e i n d a g i n g , d a n s e b a l i k n y a . Kemampuan deposisi daging (massa protein daging) dapat berdampak pada tinggi rendahnya pertambahan bobot badan.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji pengaruh penambahan tepung temu hitam yang mengandungzat aktif terhadap massa kalsium dan deposisi protein daging pada itik Peking. Manfaat penelitian adalah mendapatkan sumber informasi ilmiah tentang penggunaan tepung temu hitam sebagai sumber feed aditive yang dapat diterapkan untuk m e n i n g k a t k a n p r o d u k t i v i t a s y a n g ditunjang oleh massa kalsium daging dan massa protein daging pada itik Peking.

MATERI DAN METODE

 P e n e l i t i a n m e n g g u n a k a n i t i k Peking (unsexing) umur 4 hari dengan bobot badan awal rata-rata 100 ± 27,70 g sebanyak 120 ekor. Ransum terdiri dari

(3)

jagung kuning, tepung ikan, bekatul, bungkil kedelai, premix dan tepung temu hitam. Komposisi dan kandungan nutrisi ransum perlakuan terdapat pada Tabel 1. Pembuatan tepung temu hitam meliputi pembersihan kulit bagian luar kemudian dipotong tipis dan ditimbang berat segar

º

sebelum di oven pada suhu 30- 45 C

selama 2-3 hari. Tepung temu hitam yang sudah kering kemudian ditimbang dan dimasukan ke dalam cutting meal sampai m e n j a d i t e p u n g . S e l a n j u t n y a , dicampurkan ke dalam ransum sesuai dengan persentase masing-masing perlakuan. Kandungan nutrisi dan zat aktif tepung temu hitam pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi dan Kandungan Nutrisi Ransum Bahan penyusun ransum

Perlakuan T0 T1 T2 T3 T4 --- % --- J agung kuning 52,00 52,00 52,00 52,00 52,00 Dedak halus 19,00 19,00 19,00 19,00 19,00 Tepung ikan 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 Bungkil kedelai 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00 Premix 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 J umlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tepung temu hitam 0 0,75 1,00 1,25 1,50 Kandungan Nutrisi (%)* Protein kasar 17,54 17,59 17,60 17,62 17,63 Lemak kasar 4,26 4,29 4,30 4,31 4,33 Serat kasar 5,82 6,03 6,11 6,18 6,25 Ca 0,88 0,88 0,88 0,88 0,88 P 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 EM (Kkal/kg)** 3029,72 3045,65 3050,96 3056,27 3061,57

Keterangan: *Dihitung berdasarkan kandungan nutrisi bahan penyusun ransum yang dianalisis proksimat di

Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro (2015) **Perhitungan dengan menggunakan rumus Balton (1967) yang dikutip oleh Siswohardjono (1982)

Tabel 2. Kandungan Nutrisi dan Zat aktif Tepung Temu Hitam

Nutrisi dan Zat aktif (%) Kandungan

Energi metabolisme (Kkal/kg)1 2123,61

Protein kasar2 6,12 Lemak kasar 4,36 Serat kasar 28,59 Ca 0,28 P 0,10 Ak tivitas antioksidan (ppm) 666,67 Minyak atsiri3 1,89 Flavonoid4 0,01 Fenol 0,13 Kurkumin 0,03 Tanin5 0,68 Keterangan:

1Perhitungan menggunakan rumus Balton (1967) yang dikutip oleh Siswohardjono (1982)

2

Hasil analisisis proksimat di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Universitas Diponegoro Semarang (2015)

3

Analisis di Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UGM (2009)

4

Hasil Analisis pada Jurnal (Choudhury dkk., 2013)

5

(4)

P e n e l i t i a n m e n g g u n a k a n rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, setiap unit percobaan diisi 6 ekor itik Peking. Perlakuan yang diterapkan sebagai berikut: T0 (ransum tanpa tepung temu hitam), T1 (ransum + 0,75% tepung temu hitam), T2 (ransum + 1% tepung temu hitam), T3 (ransum + 1,25% tepung temu

hitam) dan T4 (ransum + 1,5% tepung temu hitam). Parameter penelitian meliputi retensi kalsium, massa kalsium daging dan massa protein daging. Data retensi kalsium dengan cara total koleksi, ekskreta yang telah ditampung kemudian d i t i m b a n g , d i k e r i n g k a n d a n dihomogenkan, dengan rumus :

Retensi kalsium : konsumsi kalsium (g) – kalsium ekskreta (g)

Konsumsi kalsium (g): konsumsi ransum (g) x kadar kalsium ransum(%) Kalsium ekskreta (g) : Kadar Kalsium Ekskreta x Jumlah Ekskreta (BK) 100 %

Sedangkan, massa kalsium daging dan massa protein daging yang diukur dari sampel daging yang diambil dari 20 ekor itik (1 ekor setiap ulangan). Daging dipisahkan dari tulang pada semua bagian karkas. Sampel daging kemudian dihomogenkan menggunakan blender sampai halus dengan diambil ± 20 g untuk dianalisis, dengan rumus: Massa protein daging =

% kadar protein daging x bobot daging (g) Massa kalsium daging =

% kadar kalsium daging x bobot daging (g) Data dianalisis statik berdasarkan analisis ragam dengan uji F dan dilanjutkan uji Duncan bila perlakuan menunjukkan pengaruh nyata (Steel and Torrie, 1995).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian penambahan tepung temu hitam terhadap retensi kalsium, massa kalsium daging dan massa protein daging dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan hasil analisis statistik yang berkaitan dengan retensi kalsium, memperlihatkan pemberian t e p u n g t e m u h i t a m m e m b e r i k a n pengaruh yang nyata (P > 0,05).

Penambahan tepung temu hitam mampu meningkatkan tetensi kalsium, ini disebabkan oleh kandungan zat aktif

yang terdapat didalam temu hitam. Zat aktif yang terdapat pada temu hitam yaitu kurkumin, minyak atsiri dan flavonoid. Zat aktif pada temu hitam sangat berperan dalam memperbaiki kesehatan saluran pencernaan ternak, sehingga dapat membantu proses pencernaan dan penyerapan nutrisi terutama kalsium. Zat aktif pada temu hitam berupa flavonoid sangat mempengaruhi retensi kalsium, ditunjang dengan konsumsi zat aktif tepung temu hitam pada perlakuan T2 0,011 mg, T3 0,015 dan T4 sebesar 0,017 mg.

S u d a r m a n d k k . ( 2 0 1 1 ) melaporkan sebagai pembanding bahwa daun belutas dapat memperbaiki p e r f o r m a a y a m k a r e n a p r o s e s pencernaan dan penyerapan nutrisi d a p a t d i m a k s i m a l k a n . F e n o m e n a tersebut dapat dikaitkan dengan retensi k a l s i u m p a d a p e n e l i t i a n i n i j u g a meningkat akibat dari pemberian tepung temu hitam berupa kandungan flavonoid. Menurut Rukmana (2005) bahwa zat aktif d a l a m r i m p a n g t e m u h i t a m mempengaruhi saluran pencernaan dengan menimbulkan keseimbangan antara peristaltik usus dengan aktivitas absorbsi nutrisi, serta meningkatkan k e m a m p u a n m e t a b o l i s m e t u b u h . Flavonoid pada temu hitam merupakan golongan senyawa fenol yang memilik sifat asam yang dapat membantu

(5)

memperbaiki saluran pencernaan karena pada suasana saluran pencernaan yang asam, sehingga dapat mempengaruhi penyerapan kalsium. Menurut Syafitri dkk. (2015) bahwa penyerapan kalsium dapat terjadi dengan baik bila kondisi asam.

Massa kalsium daging pada perlakuan T3 dan T4 menunjukkan nilai yang paling tinggi. Tingginya massa kalsium daging dikarenakan adanya zat aktif berupa flavonoid dalam temu hitam yang dapat membantu memobilisasikan k a l s i u m k e d a l a m d a g i n g , k a r e n a k e m u n g k i n a n fl a v o n o i d d a p a t

menurunkan pH sehingga penyerapan kalsium meningkat dan massa kalsium daging juga meningkat. Flavonoid merupakan suatu senyawa yang bersifat asam sehingga dapat membantu dalam proses penyerapan kalsium. Menurut Almatsier (2004) bahwa absorbsi Ca paling baik pada kondisi asam karena asam klorida yang dikeluarkan lambung membantu proses absorbsi kalsium dengan cara menurunkan pH dibagian atas duodenum. Absorbsi kalsium paling baik pada kondisi asam sehingga dalam keadaan terlarut.

Tabel 3. Rataan nilai retensi kalsium, massa kalsium daging dan massa protein daging itik Peking (8 minggu)

Parameter

Perlakuan

T0 T1 T2 T3 T4 Retensi Kalsium (g) 0,159 b 0,249 b 0,359 a 0,356 a 0,380a Massa Kalsium Daging (mg)

9,656c 7,917d 7,193d

11,038

b

12,688a Massa Protein Daging (g)

55,864d 67,482c

74,520

b 78,168a

78,013 a

Superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata(p<0,05).

Selain itu, konsumsi kalsium juga mempengaruhi besar kecilnya massa kalsium daging. Perlakuan T3 dan T4 memiliki konsumsi kalsium yang lebih tinggi. Fenomena yang terjadi pada perlakuan T3 dan T4 bahwa massa k a l s i u m d a g i n g m e n i n g k a t y a n g didukung oleh peningkatan retensi kalsium dan asupan protein, karena penyerapan kalsium selalu berkaitan dengan asupan protein. Menurut Scott dkk. (1998) bahwa asupan protein b e r p e r a n d a l a m m e k a n i s m e pengangkutan kalsium yang dikenal dengan Calcium Binding Protein (CaBP), yang memiliki fungsi sebagai pembawa kalsium kedalam sel mukosa usus dan masuk ke pembuluh darah dan diangkut ke jaringan yang membutuhkan.

Semakin tinggi level pemberian tepung temu hitam maka konsumsi zat

aktif dengan adanya flavonoid juga s e m a k i n t i n g g i , s e h i n g g a d a p a t meningkatkan kesehatan saluran p e n c e r n a a n y a n g p a d a a k h i r n y a berdampak pada perbaikan kecernaan nutrisi. Kecernaan protein yang juga meningkat seiring dengan meningkatnya level pemberian tepung temu hitam. P e n i n g k a t a n k e c e r n a a n p r o t e i n merupakan indikasi asupan substrat berupa protein yang tinggi berkaitan dengan meningkatnya massa protein daging. Secara umum, kejadian biologis hubungan antara massa protein daging dan massa kalsium daging yaitu semakin tinggi massa kalsium daging dengan keberadaan kalsium ion yang juga tinggi akan menghasilkan massa protein daging yang rendah, karena bersifat degradatif oleh enzim calcium activated neutral protease (CANP). Namun, pada

(6)

penelitian ini dengan penambahan tepung temu hitam yang mengandung zat aktif berupa flavonoid meskipun massa k a l s i u m d a g i n g j u g a t i n g g i t i d a k menyebabkan meningkatnya kalsium ion sehingga pada akhirnya massa protein daging meningkat. Fenomena yang t e r j a d i p a d a p e n e l i t i a n i n i d a p a t diasumsikan bahwa zat aktif pada tepung t e m u h i t a m d a p a t m e m o d i fi k a s i metabolisme kalsium sehingga massa k a l s i u m d a g i n g t i n g g i t e t a p i menghasilkan keberadaan kalsium ion yang rendah. Menurut Suthama (2003) bahwa kalsium berperan sebagai aktivator enzim proteolitik daging atau disebut calcium activated neutral protease (CANP) yang berfungsi memicu d e g r a d a s i p r o t e i n d a g i n g . Ti n g g i rendahnya degradasi protein tergantung aktivitas CANP yang berkaitan dengan Ca dalam bentuk ion (Suzuki dkk., 1987).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung temu hitam pada level paling tinggi (1,5%) dapat meningkatkan retensi kalsium, massa kalsium daging dan massa protein daging dibandingkan perlakuan kontrol.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Choudhury, D., M. Ghosal., A. P. Das and P. Mandal. 2013. Development of single node cutting propagation techniques and evaluation pf antioxidant activity of curcuma aeruginosa roxburgh rhizome. Int. Pharm. Pharm. Sci. J. 5 (2) : 227 - 234.

Pond, W. G., D. C. Church dan K. R. P o n d . 1 9 9 5 . B a s i c A n i m a l

th

Nutrition and Feeding. 4 Ed.

John and Willey, New York.

R u k m a n a , R . 2 0 0 5 . Te m u H i t a m . Kanisius, Yogyakarta.

Scott, M. L., M. C. Nesheim, and R. J. Young. 1982. Nutrition of the Chicken Edition M. L. Scott Associate. Ithaca, New York. Srivastava, S., N. Citranshi and D.

M a t h e w. P h a r m a c o g n o s t i c evaluation of c u r c u m a aeruginosa roxb. Natural Product. Sci. J. 12 (3) : 162 - 165.

Sudarman, A., Sumiati, and S. H. Solikhah.2011. Performance and meat cholesterol content of broiler chickens fed Pluchea indica L. leaf meal r e a r e d under stress condition. Med. Pet. 34: 63-67.

Suthama, N. 2003.Metabolisme Protein pada Ayam Kampung Periode P e r t u m b u h a n y a n g d i b e r i Ransum Memakai Dedak Padi Fermentasi.J. P e n g e m b . P e t . Trop. Edisi Spesial. Hal.44-48. Suzuki, K. S. Ohno, Y. Emori, S. Inajoh,

dan H. Kawasaki. 1987. Calcium a c t i v a t e d n e u t r a l p r o t e a s e (CANP) dan its biological and medical implications. Clin. J. Med. Biochem. 5: 44-63.

Syafitri, Y. E., V. D. Yunianto dan N. Suthama. 2015. Pemberian ekstrak daun beluntas (pluchea indica less) dan klorin terhadap massa kalsium dan massa protein daging pada ayam broiler. J. Anim. Agric. 4 (1) : 155-164. Wakhid, A. 2013. Super Lengkap

B e t e r n a k I t i k . A g r o m e d i a Pustaka, Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Komposisi dan Kandungan Nutrisi Ransum  Bahan penyusun ransum
Tabel 3. Rataan nilai retensi kalsium, massa kalsium daging dan massa protein daging itik                Peking (8 minggu)

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian disini dilakukan untuk melihat respon sistem pengendalian kamera jika dalam ruangan tersebut terdapat lebih dari satu obyek dengan warna yang sama. Prinsip pendeteksian

Dimensi perceived usefulness yang memiliki penilaian paling tinggi yaitu performance karena berkaitan dengan kinerja yang didapatkan dan dirasakan saat

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan Jasmani Fakultas Pendidikan Olahraga

Hubungan Kebiasaan Membaca Berita Olahraga Dengan Kemampuan Menulis Berita Olahraga Pada Mahasiswa Ilmu Keolahragaan.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sistem ini dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan dalam pemilihan calon ketua OSIS terbaik di SMK Swasta Nusa Penida Medan.. Kata kunci : Sistem

Walaupun telah terdapat banyak jurnal penelitian maupun buku teks yang menyatakan adanya hubungan antara penggunaan lensa kontak (baik lensa kontak keras maupun lensa kontak

Kalau sekolah atau kantor kamu menggunakan sistem 5 hari masuk, di tahun 2017 kamu akan punya delapan akhir pekan panjang karena beberapa libur nasional yang jatuh pada hari

Sebuah penelitian yang dilakukan pada 131 anak di Brazil menunjukkan adanya hubungan yang signifikan serum seng dengan asupan protein, pada penelitian ini