• Tidak ada hasil yang ditemukan

SNI 03-6823-2002.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SNI 03-6823-2002.pdf"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SNI 03-6823-2002

SNI 03-6823-2002

Standar Nasional Indonesia Standar Nasional Indonesia

Metode pengujian susut kering mortar yang

Metode pengujian susut kering mortar yang

mengandung semen Portland

mengandung semen Portland

ICS

ICS 27.180

27.180

Badan

Badan standardisasi

standardisasi nasional

nasional

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

(2)

DAFTAR ISI ... i

1. Ruang lingkup ... 1

2. Acuan normatif... 1

3. Kegunaan ... 1

4. Peralatan ... 1

5. Suhu dan kelembaban ... 2

6. Pasir bergradasi standar... 2

7. Jumlah bemnda uji ... 2

8. Penyiapan Cetakan ... 2

9. Penyiapan Benda Uji ... 2

10. Perawatan,Penyimpanan Dan Pengukuran Benda Uji ... 3

11. Perhitungan ... 3

(3)

Metode pengujian susut kering mortar yang mengandung semen Portland

1. Ruang lingkup

1.1 Metode pengujian ini mencanngkup penentuan pengaruh Semen Portland pada susut kering mortar dengan menggunakan pasir yang bergradasi standar,yang diakibatkan oleh kondisi suhu, kelembaban relatif, dan laju penguapan lingkungan. Istilah"susut kering” didefinisikan sebagai  pengurangan panjang contoh benda uji yang diukur sepanjang sumbu memanjang, dimana  pengurangan tersebut disebabkan bukan gaya-gaya luar, tetapi akibat keadaan suhu, kelembaban relatif, dan penguapan lingkungan. Istilah itu termasuk pengaruh murni bermacam – macam fenomena yang cenderung menyebabkan penambahan atau pengurangan panjang selama periode dimana benda uji disimpan dalam lingkungan tertentu, dan dimana sejumlah proses terjadi dengan laju beragam termasuk hidrasi semen. \

1.2 Standar ini tidak menjamin masalah keselamatan pada pengguna. Pengguna bertanggung jawab membuat ketentuan – ketentuan dan peraturan pelaksanaan untuk keamanan dan kesehatan

2 Acuan normatif  2.1 Standar ASTM

C 157 Test Method for Length Change of Hardened Hydraulic Cement Mortar and concrete;

C 305 Practice fir Mecanical Mixing of Hyraulic Cement Pastes and Mortar of Plastic Cosistency;

C 490 Practice for Use of Apparatuse for the Determination of Length Dhange of Hardened Cement paste, Mortar and Concrete,.

C 511 Specification for Moist Cabinets, Moist Room and Water Storage Thanks Used in the Testing of Hidraulic Cements and Concretes

C 1005 Specificition for Weights and Weighing Devices for use in the physical Testing of hydraulic Cement

E 1 17 Practice for Use of the Terms Precision and Bias in ASTM Test Method

2.2 Standar Nasional Indonesia (SNI)

SNI 03-6820-2002 Spesifikasi Agrerat halus untik pekerjaan Adukan dan plestar dengan bahan dasar semen.

3. Kegunaan

Susut kering mortar seperti yang ditentukan oleh metode ini mempunyai hubungan linier terhadap susut kering beton yang dibuat dari semen yang sama dan berada dalam kondisi pengerinan yang sama. Oleh karenanya metode ini bias digunakan apabila diinginkan untuk memperoleh data tentang pengaruh semen Portlant terhadap susut kering beton yang dibuat dengan semen tersebut

(4)

4. Peralatan

4.1 Alat Timbang dan Anak Timbang (Timbangan)

Alat timbang dan anak timbang, timbangan yang digunakan dalam menentukan massa bahan untuk campuran mortal harus memenuhi syarat – syarat spesifikasi ASTM C 1005.

4.2 Gelas Ukur

Gelas ukur dengan kapasitas yang cocok harus memenuhi persyaratan spesifikasi ASTM C 490 4.3 Cetakan

Cetakan untuk benda uji harus dapat menghasilkan balok berukuran 25 x 25 x 285 mm, dan mempunyai panjang terukur yang efektif sebesar 250 mm dan harus memenuhi persyaratan spesifikasi ASTM C 490.

4.4 Kape

Kape harus berupa pisau baja yang sisi- sisinya lurus pada bagian ujung dengan lebar 100 – 150 mm (4 - 6 inci)

4.5 Alat Tumbuk

Alat tumbuk harus memenuhi persyaratan metode pengujian ASTM C 157 4.6 Mat Pelepas Cetakan

Alat pelepas cetakan harus memenuhi persyaratan metode pengujian ASTM C157. 4.7 Alat Pengukur Panjang

Alat pengukur panjang harus memenuhi persyaratan metode pengujian ASTM C 490. 5. Suhu Dan Kelembaban

5.1 Ruang Pencetakan,

Suhu ruang pencetakan, bahan kering, air pencampur, dan kelembaban relatif udara pada ruang  pencetakan harus memenuhi persyaratan spesifikasi ASTM C 490.

5.2 Ruang Penyimpanan

Suhu dan kelembaban udara pada ruang untuk pentimpanan harus memenuhi persyaratan spesifikasi ASTM C 511.

5.3 Ruang Pengeringan dan Pengontrolan

Ruang pengeringan dan pengontrolan harus memenuhi persyaratan ASTM C 157. 6. Pasir bergradasi standar

(5)

7. Jumlah benda uji

Benda uji harus dibuat sebanyak 4 buah. Meskipun jumlah benda uji biasa terdiri dari empat buah yang diambil dari mortal satu kali pengadukan, lebih baik jika dibuat 12 benda uji yaitu dengan melakukan 3 kali pengadukan pada hari yang berbeda dari masing – masing pengadukan dibuat 4  benda uji

8. Penyiapan cetakan benda uji

Siapkan cetakan benda uji yang sesuai persyaratan spesifikasi ASTM C 490 . 9. Penyiapan benda uji

9.1 Perbandingan Campuran Mortar

Adukan mortar harus terdiri dari 750 gram semen tergardasi standar dan sejumlah air pencampur untuk menghasilkan aliran (110 ± 5)%

9.2 Pencampuran Mortar

Campuran mortar dalam alat pencampur mekanik yang memenuhi persyaratan spesifikasi ASTM C 305.

9.3 Pencetakan Benda Uji

Cetak benda uji sesuai dengan metode pengujian ASTM C 157.

10. Perawatan,penyimpanan dan pengukur benda uji

10.1 Rawat,simpan dan ukur benda uji sesuai dengan persyaratan pangujian ASTM C157 dan ketentuan lain seperti di bawah ini

10.1.1 Jaga kelembaban benda uji dalam cetakan dan rendam dalam air selama 48 jam.

10.1.2 Keluarkan benda uji dari alat cetak dan rendam dalam air dilap dengan kain basah dan segera dilakukan pembacaan panjang untuk setiap benda uji. Kemudian tempatkan benda uji dalam ruang penyimpanan selama 25 hari. Ukur panjang benda uji dengan alat pembanding panjang setelah 4, 11, 18. Dan 25 hari di ruang penyimpanan.

CATATAN metode pengujian C 157 memberikan toleransi terhadap suhu pengering ± 1º C dan terhadapp kelembaban relatif ± 4 % yang dianggap memuaskan untuk operasi sehari – hari.  Namun ketepatan dan penyimpanan hasilnya akan sangat berpengaruh (akibat toleransi

tersebut) kecuali jika suhu dan kelembaban relatif di dalam ruangan pengering di kontrol sedemikian rupa sehingga rata- ratnyay selama beberapa hari mendekati nilai rata – rata yang disebutkan dalam spesifikasi.

(6)

11. Perhitungan

11.1 Hitunglah susut Brier dari setiap umur benda uji pengering udara dengan mengurangkan terhadap pembacaan angka pembanding awal yang diambil dari tempat penyimpanan di dalam air dari pembacaan angka pembanding yang pada setiap umur hendaknya kering udara (4, 11, 18, dan 25 hari) dan dinyatakan sebagai seperjuta dan sebagai prosentase dari panjang efektif. 11.2 Catat perubahan rata – rata dalam panjang satuan yang dinyatakan dalam seperjuta dan dalam

 persenan terhadap panjang efektif yang diukur dari 4 benda uji yang berasal dari tempat  pencampuran mortar yang sama, sebagai susut kering mortar. Jika ada salah satu contoh benda uji yang dinyatakan salah, harus dibuang (lihat 11.2.1). jika lebih dari satu benda uji ditolak, hasilnya tidak boleh dilaporkan, ulangi pengujian pada pencampuran mortar yang baru. Jika lebih dari satu yang diuji, harus dilaporkan rata – ratanya setiap kali pengadukan .

11.2.1 Umum apabila penguji mengetahui secara pasti bahwa penyimpangan prosedur yang telah jadi, hasil pengamatan tidak boleh digunakan, prosedur koreksi yang dapat diterima, misal untuk temperatur yang ada, penyidikan kadang – kadang tetep dikoreksi.

11.3 Pendekatan untuk susut kering mortar tertinggi dapat ditentukan dengan cara memplot angka susut terhadap waktu, termasuk masa perawatan dalam keadaan lembab. Sebagai contoh dari metode ini diberikan dalam gambar 1 dimana skala logaritma digunakan untuk angka – angka susut kering waktu total dalam satu mingguan.

12 Ketelitian Dan penyimpangan

12.1 Ketelitian operator dalam labolatorium untuk pelaksanaan berbagai pencampuran mortar dalam sehari diketahui sebesar 0,0223 (IS %) dan ketelitian seorang operator untuk multi labolatorium dan tempat pencampuran dalam satu hari didapati sebesar 6,6 (RIS %) didefinisikan dalam  pedoman praktis ASTM E 177, oleh karenanya 95 % dari hasil uji 2 pengujian (setiap rata –

rata dari tempat penentuan pengujian yang dilaksanakan secara benar ) yang diperoleh oleh seorang operator pada hari yang berbeda < 1/70 juta dan hasil pengujian (setiap rata – rata 4  penentuan pengujian yang dilaksanakan secara benar) yang diperoleh 2 orang laboran harus <

25 % rata – ratanya.

12.1.1 Kemungkinan Pengulangan

Dimana hasil uji merupakan rata – rata dari empat benda uji yang berasal dari satu pengadukan,  perbedaanantara hasil – hasil pengulangan oleh operator yang sama dapat diterima kecuali  perbedaannya melampaui 1/70 juta. Jika pengujian merupakan rata –rata dari 12 benda uji yang mana dari 3 tempat pengadukan dibuat masing – masing 4 benda uji, perbedaan antara basil –   basil pengulangan oleh operator yang sama dapat diterima, kecuali perbedaanya melampaui

1/40 juta.

(7)

Hasil rata –rata dari 4 atau 12 benda uji yang dilaporkan oleh suatu laboratorium bisa diterima, kecuali perbedaan dari laboratorium lain lebih besar dari 25 % nilai rata – rata.

12.2 Penyimpangan

Tidak ada keterangan yang dapat diberikan tentang penyimpangan. Bila tidak ada benda uji  pembanding (standar)

(8)

Referensi

Dokumen terkait