Kajian BPJS-JKN : Tanggapan Kami para Mahasiswa
Kajian BPJS-JKN : Tanggapan Kami para Mahasiswa
Kesehatan
Kesehatan
Sebagai manusia, hakikatnya kita memiliki pikiran yang terbuka dan kritis terhadap lingkungan sekitar,
Sebagai manusia, hakikatnya kita memiliki pikiran yang terbuka dan kritis terhadap lingkungan sekitar,
mis
misal al terterhahadap dap kebkebijaijakakan-kn-kebebijaijakan kan yayang ng dikdikelueluarkarkan an ololeh eh PePemermerintintahah, , daldalam am hahal l ini ini adadalaalahh
JKN.U
JKN.Urgenrgensi, si, manmanfaat faat dan dan kesikesiapaapan n kita kita daldalam am menmengimpgimplemelementasintasikan kan JKN JKN mungmungkin kin adaadalah lah 33
pertanyaan yang sering terbesit di pikiran kita. Untuk menjaab pertanyaan-pertanyaan itu, mari kita
pertanyaan yang sering terbesit di pikiran kita. Untuk menjaab pertanyaan-pertanyaan itu, mari kita
!oba mengenal dan memahami sistem yang katanya disusun untuk menyejahterakan rakyat ini.
!oba mengenal dan memahami sistem yang katanya disusun untuk menyejahterakan rakyat ini.
Jaminan Kesehatan Nasional atau yang biasa disingkat
Jaminan Kesehatan Nasional atau yang biasa disingkat JKN ini JKN ini adalah bentuk transformasi sekaligusadalah bentuk transformasi sekaligus
reformasi pelayanan kesehatan di "ndonesia yang dulunya lebih dikenal khalayak banyak sebagai
reformasi pelayanan kesehatan di "ndonesia yang dulunya lebih dikenal khalayak banyak sebagai
#skes
#skes $#suransi $#suransi KesehatanKesehatan% % maupun maupun Jamkesmas. #skes, Jamkesmas. #skes, JamkesmaJamkesmas, s, Jamsostek, Jamsostek, &&aspaspen, en, #sabri#sabri
akan bergabung menjadi satu sistem asuransi yaitu SJSN $Sistem Jaminan Sosial Nasional%. JKN
akan bergabung menjadi satu sistem asuransi yaitu SJSN $Sistem Jaminan Sosial Nasional%. JKN
ter!antum disana bersama dengan Jaminan hari tua, Ketenagakerjaan, Pensiun, dan Keselamatan
ter!antum disana bersama dengan Jaminan hari tua, Ketenagakerjaan, Pensiun, dan Keselamatan
kerja.SJSN sendiri dijalankan se!ara mandiri oleh
kerja.SJSN sendiri dijalankan se!ara mandiri oleh penyelenpenyelenggara khusus yang disebut ggara khusus yang disebut 'PJS $'adan'PJS $'adan
Penyelenggara Jaminan Sosial%. Prinsip yang digunakan JKN dibandingkan dengan yang terdahulu
Penyelenggara Jaminan Sosial%. Prinsip yang digunakan JKN dibandingkan dengan yang terdahulu
seb
sebenenarnarnya ya sasama, ma, hahanya nya sajsaja a JKN JKN didibenbentuk tuk dedengngan an tujtujuauan n ununtuk tuk memen!an!akup kup seselurluruh uh aargarga
masyarakat "ndonesia. (an perlu diketahui baha program JKN ini telah menjadi prioritas utama bagi
masyarakat "ndonesia. (an perlu diketahui baha program JKN ini telah menjadi prioritas utama bagi
reformasi pembangunan kesehatan di "ndonesia.
reformasi pembangunan kesehatan di "ndonesia.
Landasan Hukum
Landasan Hukum
'erikut beberapa landasan hukum yang melatarbelakangi terbentuknya JKN ini )
'erikut beberapa landasan hukum yang melatarbelakangi terbentuknya JKN ini )
*.
*. (e(eklaklarasrasi P'' *+ teni P'' *+ tentantang #/ yang terg #/ yang terdirdiri dari 30 pasai dari 30 pasal, ada pasl, ada pasal 12 ayat * yangal 12 ayat * yang
menyatakan baha, Setiap orang berhak atas tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan
menyatakan baha, Setiap orang berhak atas tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan
kese
kesejahtjahteraaeraan n dirindirinya ya dan dan kelukeluargaarganya, nya, termatermasuk suk hak hak atas atas panpangangan, , pakpakaianaian, , peruperumahamahan n dandan
peraatan kesehatan serta pelayanan sosial yang diperlukan, dan berhak atas jaminan pada saat
peraatan kesehatan serta pelayanan sosial yang diperlukan, dan berhak atas jaminan pada saat
mengang
menganggur, menderita sakit, !a!at, gur, menderita sakit, !a!at, menjadi janda4dudmenjadi janda4duda, a, men!apamen!apai i usia lanjut usia lanjut atau keadaan lainnyaatau keadaan lainnya
yang mengakibatkannya kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya5.
yang mengakibatkannya kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya5.
1.
1. #gend#genda sidang taa sidang tahunan 67 hunan 67 $6orld eal$6orld ealth 7rgani8ath 7rgani8ation%, yaitu 6# tion%, yaitu 6# $6orld ea$6orld ealth #lth #ssembly%ssembly%
ke 2 tahun 1002 di Jenea, Siss. (isebutkan baha setiap negara perlu mengembangkan U9
ke 2 tahun 1002 di Jenea, Siss. (isebutkan baha setiap negara perlu mengembangkan U9
$Un
$Uni:ei:ersarsal l eealtalth h 9o:9o:eraeragege% % memelallalui ui memekankanismisme e asasurauransi nsi keskesehehataatan n sossosial ial ununtuk tuk memenjnjamiaminn
pembiayaan kesehatan yg berkelanjutan. ;andasan U9 ini juga dikaitkan dengan perujudan sila
pembiayaan kesehatan yg berkelanjutan. ;andasan U9 ini juga dikaitkan dengan perujudan sila
ke 2 pada pan!asila yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat "ndonesia5. (engan pengertian setiap
ke 2 pada pan!asila yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat "ndonesia5. (engan pengertian setiap
orang di "ndonesia ini berhak untuk mendapatkan layanan kesehatan terlepas dari kondisi ekonomi
orang di "ndonesia ini berhak untuk mendapatkan layanan kesehatan terlepas dari kondisi ekonomi
yang ada pada dirinya.
yang ada pada dirinya.
3.
3. UU( UU( 2 2 hasil hasil amandemen amandemen tahun tahun 10011001
a.
*. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
1. Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna men!apai persamaan dan keadilan.
3. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinyase!ara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
b. Pasal 3
*. <akir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.
1. Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
3. Negara bertanggung jaab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
/elalui landasan hukum diatas, pemerintah mulai membuat =UU maupun peraturan-peraturan lainnya untuk membangun JKN, berikut ini kronologis upaya pemerintah dalam upaya membangun JKN )
> UU No 0 tahun 100 tentang SJSN > UU No.3? &ahun 100+ tentang Kesehatan > UU No.1 &ahun 10** tentang 'PJS
> PP No.*0* &ahun 10*1 tentang P'" $Penerima 'antuan "uran% > Perpres No *1410*3 tentang Jaminan Kesehatan
(ari perjalanan aal pembuatan UU hingga peresmian tanggal * Januari 10* kurang lebih
membutuhkan aktu *0 tahun, yang perlu di!ermati disini adalah rentang aktu yang sangat lama, khususnya pada UU 'PJS itu sendiri. UU 'PJS seharusnya selesai maksimum dalam 3 kali masa sidang $sekitar + bulan%, namun pada kenyataannya mundur menjadi 3 tahun@ salah satu penyebab yang paling jelas terlihat adalah pada masa sidang tersebut kurang lebih sekitar total + kementrian absen4tidak datingA#pakah ini men!erminkan kesungguhan pemerintah yang memang tujuannya untuk menyejahterakan rakyatB
Se!ara umum, JKN ada untuk men!egah pemiskinan akibat dari ben!ana sakit dan sekaligus untuk men!egah kehidupan yang tidak produktif.
'eraal dari sifat kesehatan yang tidak pastiAun!ertainty, misal jika seseorang mengidap penyakit berat seperti stroke, ia membutuhkan biaya yang sangat besar dari ratusan juta bahkan hingga milyaran rupiah. Kondisi ini jika menimpa orang yang kaya sekalipun tentunya akan menyebabkan ben!ana. Untuk itu, JKN diran!ang sebagai jaminan sosial5 untuk menghadapi ben!ana sakit yang dapat datang kapan saja dan dimana saja.
Prinsip-prinsip Dasar Pelaksanaan JKN
'erbi!ara tentang tujuan JKN untuk menyejahterakan rakyat, sistem ini memiliki prinsip-prinsip yang mendasari tujuan itu, seperti )
> Cotong-royong) peserta yang mampu membantu yang tidak mampu, yang sehat membantu yang sakit, dan yang beresiko rendah membantu yang beresiko tinggi
> Nirlaba) dana hasil iuran $dana amanat% digunakan sepenuhnya untuk kepentingan peserta, tidak menuntut untuk memaksimalkan surplus, hasil pengembangan dan surplus akan dikembalikan untuk kepentingan peserta.
> Portabilitas nasional ) peserta tetap mendapatkan jaminan kesehatan yang berkelanjutan meskipun peserta berpindah tempat tinggal atau tempat bekerja dalam ilayah NK=".
> Prinsip dasar manajemen seperti keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi dan efektifitas.
JKN ini sendiri menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat ajib bagi seluruh pesertanya $masyarakat "ndonesia% dengan membayar premi ke pemerintah atau dibayarkan preminya oleh pemerintah untuk golongan tidak mampu. Prinsip sosial disini membedakan JKN dengan pengertian asuransi tahunan komersil yang umumnya mengedepankan profit dan indi:idualitas. 'erbasis asuransi sosial, sistem ini ditujukan untuk mengatasi resiko kesehatan tanpa mengalami hambatan finansial. =upanya pemerintah ingin masyarakatnya untuk menjadi insuran!e minded5 dengan mengubah budaya berpikir praktis dan singkat menjadi masyarakat modern yang berpikir panjang tentang resiko kedepan yang akan dihadapi.
akikatnya asuransi adalah adanya sistem pengumpulan dana. (alam JKN ini, dana yang terkumpul dari tiap pesertanya disebut dengan (ana #manat. 'esaran dana iuran sendiri telah diatur dalam Perpres. (ana yang terkumpul digunakan untuk mendanai biaya kesehatan peserta dan hanya sekitar 0.2D dana yang digunakan untuk biaya operasional 'PJS. 'erbeda dengan #skes yang sebelumnya dikelola oleh 'U/N P& Persero yang mematok target laba yang harus di!apai oleh (ean (ireksi dan Komisaris.
(ana yang terkumpul tadi dikembalikan kepada fasilitas kesehatan melalui paket manfaat. Paket manfaat adalah jenis layanan kesehatan yang dijamin dengan batasan maksimum tertentu yang mengandung nilai moral ha8ard seperti ka!a mata dan alat bantu gerak. &etapi terdapat pula layanan yang tidak terjamin, seperti)
*. &idak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
1. Pelayanan yang berada diluar dari fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan 'PJS 3. Pelayanan yang bertujuan untuk kosmetik,
. Ceneral !he!k up, pengobatan alternatif,
2. Pengobatan untuk mendapatkan keturunan, pengobatan impotensi, ?. Pelayanan kesehatan pada saat ben!ana
E. Pasien bunuh diri 4 penyakit yang timbul akibat kesengajaan untuk menyiksa diri sendiri4 bunuh diri4narkoba
Jaminan layanan kesehatan pada 'PJS ini menggunakan prinsip cost effective dengan pengertian menjamin kebutuhan bukan keinginan seperti hal estetika.
Peserta dan Pembiayaan JKN
&elah disebutkan baha dana untuk penyelenggaraan ini berasal dari rakyat dalam bentuk iuran dan digunakan sepenuhnya untuk rakyat dalam bentuk pelayanan kesehatan. Peserta dalam JKN ini sendiri bersifat ajib dan dibagi menjadi 3 golongan, yaitu )
> P'" $penerima bantuan iuran% yang akan ditanggung pemerintah > Penerima upah men!akup pekerja dan pemberi kerja
> Non-penerima upah $mandiri% men!akup kelompok4keluarga4indi:idu
Untuk 6N# yang tinggal di "ndonesia lebih dari ? bulan, ajib juga untuk menjadi peserta. Peserta non-P'" dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang lain. Pekerja 6N" yang berada di luar negeri sampai saat ini belum jelas, sampai saat ini jaabannya akan diatur dalam perundang-undangan tersendiri.
Kepesertaan JKN ini sendiri ditargetkan berlangsung se!ara bertahap, yaitu pada * Januari 10* kemarin hanya men!akup peserta P'", peserta #skes, Jamsostek, anggota PNS dan &N"4Polri dan baru akan men!akup seluruh masyarakat di "ndonesia pada tahun 10*+.
Untuk non-penerima upah yang notabene-nya berpenghasilan tidak tetap, prosesnya masih rumit, pengumpulan iuran harus dilakukan se!ara perorangan. Sedangkan untuk pekerja, se!ara otomatis iuran akan dipotong dengan presentase sesuai dengan gaji yang diterima.
/asalah selanjutnya terdapat pada penetepan keluarga Penerima 'antuan "uran $P'"%, hal ini riskan akan terjadinya error baik in!lusion maupun eF!lusion error seperti halnya dalam daftar penerima 'antuan ;angsung &unai dahulu. 'PJS sendiri berkoordinasi dengan Kementrian Sosial dalam mengatasi masalah ini.
'esaran iuran sendiri telah diatur Perpres No. *1 th. 10*3 tentang Jaminan Kesehatan.
Pembayaran ke fasilitas kesehatan $tenaga medis% oleh 'PJS sendiri dibagi menjadi 1, yaitu untuk pelayanan primer menggunakan sistem kapitasi $tarif paket per diagnosis dari mulai pemeriksaan hingga pengobatan% yang nilainya diatur oleh menteri leat Permenkes no ?+ tahun 10*3, sedangkan pelayanan rujukan menggunakan sistem paket $"N#-9'CGs%.
Pembayaran yang dilakukan oleh JKN $'PJS-Kesehatan%, dilakukan setelah *2 hari klaim yang diajukan fasilitas kesehatan lengkap.&erdapat juga manfaat tambahan $additional !harge% untuk non-medis akomodasi seperti ambulans $dalam kondisi tertentu%./anfaat tambahan lainnya yaitu tentang kelas peraatan, jika ingin mendapatkan kelebihan pelayanan, peserta dapat membayar selisih dari nilai hak yang ditanggung oleh 'PJS. Peran dan hubungan 'PJS, fasilitas kesehatan dan masyarakat kurang lebih dapat digambarkan sebagai trias segitiga yang saling berkaitan.
Kendala Pelaksanaan JKN secara Umum
Sebenarnya, uji !oba sistem JKN telah dilakukan oleh pempro: (K" Jakarta, dalam program KJS $Kartu Jakarta Sehat%, program ini sendiri merupakan pilot proje!t5 dari JKN yang telah berlangsung dalam * tahun terakhir. /eskipun premi yang ditetapkan KJS lebih tinggi daripada JKN, masalah-masalah operasional tetap tidak dapat dihindari dari sistem baru ini, mulai dari banyaknya kesalahan pada identitas peserta, sistem pembayaran "N#-9'CGs yang riskan menimbulkan banyak =S yang protes karena biaya yang mereka keluarkan untuk meraat pasien tak sebanding dengan jumlah yang diganti pemerintah, pembayaran klaim tidak sesuai dengan tingkat klasifikasi kelas =S, jumlah tenaga medis yang tidak sebanding dengan jumlah peserta yang menyebabkan banyaknya salah diagnosis dan obat, hingga permasalahan kesejahteraan tenaga medis yang masih dipertanyakan.
*. Kontradiksi mun!ul dari masalah ketidakseimbangan pengelolaan dana, selayaknya JKN ini menetapkan iuran yang lebih besar daripada pengeluarannya, toh nantinya dana yang berlebih akan digunakan pada tahun berikutnya@ di sisi lain justru masyarakat sendiri masih keberatan untuk membayar iuran. al inilah yang memun!ulkan berita baha terjadi tunggakan pembayaran 4 utang 'PJS pada beberapa fasilitas kesehatan.
"ntinya, masalah iuran dalam 'PJS ini adalah masalah teknis, bukan masalah politis, dibutuhkan transparansi dan akuntabilitas dalam mengatasinya.
1. (engan sistem paket pelayanan, tenaga kesehatan akan terdorong untuk meminimalisir pengeluaran agar men!ukupi tarif paket. al ini menyebabkan adanya penurunan kualitas tindakan seperti pen!arian obat yang paling hemat dan lain sebagainya.
al ini dapat memun!ulkan kontradiksi yaitu dengan kembalinya menggunakan peralatan medis yang kebanyakan lebih murah dan umumnya lebih tradisional dan lebih lama.'ukankah hal ini tidak selaras dengan tuntutan jaman yang menginginkan segala sesuatunya berlangsung lebih !epat, efektif dan minim resikoB
Pada aal pelaksanaannya, terdapat perbedaan pelayanan 4 kelas peraatan antara yang membayar iuran 4 pengguna #skes sebelumnya 4 Jamsostek 4 asuransi sosial lainnya dengan yang dibiayai oleh pemerintah $P'"%.
Pemerintah yang hanya menganggarkan 1-D #P'N untuk kesehatan memang akan keberatan untuk meningkatkan standar paket pembiayaan. /engingat kesehatan adalah ak dari setiap arga "ndonesia, "ndonesia sebenarnya dapat belajar pada Negara Kuba, dengan kondisi ekonomi negara yang tidak jauh berbeda saja dapat menganggarkan #P'N khusus untuk bidang kesehatan men!apai *1D. Pemerintah tidak perlu khaatir akan merugi karena kesehatan masyarakat akan berimbas pada peningkatan kualitas kerja $produ!ti:ity% sehingga akan meningkatkan pajak dan pendapatan Negara pula.
Selain itu sistem "N#-9'CGs yang bermasalah di kebanyakan =S bisa disiasati seperti yang telah dilakukan salah satu =S di &angerang, =S ini telah menformulasi "N#-9'CGs dengan penerapan !ase-miFed dan terbukti =S ini mendapatkan untung besar pada 1 bulan perjalanan JKN. (isamping itu, sistem "N#-9'CGs terbaru saat ini $.0% telah memperke!il perbedaan harga paket dalam tiap tipe rumah sakit, yaitu hanya berkisar 10-0 persen.
&itik berat yang harus di!ermati dalam sistem ini adalah bagaimana sosialisasinya.'PJS harus memiliki langkah tepat untuk menjelaskan tentangpembayaran iuran yang bersifat ajib bagi peseta non-P'" 4 peserta mampu. /asyarakat tentunya akan sensitif apabila mendengar pernyataan ajib membayar, padahal sebenarnya pembayaran seperti itu telah mereka lakukan pada era sebelum JKN.
Jangankan untuk masyarakat.Sosialisasi 'PJS diantara tenaga kesehatan juga masih simpang siur.Pengajuan klaim, batas raat dan pembatasan penggunaan obat adalah masalah yang paling sering diberitakan.
Untuk pekerja yang pembayarannya diakumulatifkan dengan pemotongan gaji, sosialisasi akan lebih mudah $karena mereka se!ara otomatis akan mempertanyakan pemotongan gaji%. ;embaga penyelenggara kerja sebaiknya diajibkan untuk mendaftarkan pekerjanya pada 'PJS.Selama ini, yang se!ara langsung mengoordinir anggotanya adalah 'adan-;embaga-Perusahaan milik pemerintah ataupun milik sasta yang masi:.Untuk lembaga yang berjalan jangka panjang apalagi jika diintegrasikan dengan i8in pengadaan perusahaan $seluruh pekerja harus terdaftar 'PJS, misalnya%, maka pelaksanaannya akan lebih mudah dan dalam sekali jalan.
Jika masyarakat kota saja banyak yang tak tahu menahu, apalagi mereka di tempat terpen!ilB
'agaimana pemenuhan target 10*@ 20D terdaftar 'PJSBE2D kepuasan rakyatB
Untuk masyarakat aam yang tengah digempur internet, banyak artikel yang kebenarannya masih dipertanyakan.Pemba!a biasa juga tidak semuanya memahami penjelasan belasan dasar hukum maupun lembar aturan 'PJS tertulis yang dituangkan dalam beberapa .ppt pen!erdasan yang strukturnya tak kalah rumit.;ebih persuasif dan mudah di!erna adalah salah satu tantangan penyampaian sistem 'PJS@ tentu saja bukan hanya penyampaian :ia internet@ tapi tatap muka dan penyuluhan-penyuluhan melalui Primary ealth 9are $P9%.&entu bisa jika diusahakan bersama.
3. Selanjutnya adalah tentang pengggolongan peserta P'" dan non-P'" itu sendiri, JKN harus memiliki kriteria tegas mengingat banyak sekali masyarakat yang mengaku-ngaku tidak mampu padahal mampu. Perlu ditegaskan bagaimana penggolongan yang tepat agar tidak terjadi salah sasaran.
. JKN ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat primer, rujukan ke tingkat sekunder harus melalui tingkat primer ke!uali dalam kondisi yang benar-benar darurat dan ketidaktersediaan peralatan maupun in!apability pada tingkat primer.
=ealita yang ada di "ndonesia kini adalah persebaran baik dari segi infrastruktur maupun sumber daya yang belum merata, diperlukan per!epatan pembangunan disini, 'PJS sendiri berkeajiban untuk memberikan kompensasi untuk daerah-daerah yang masih tertinggal meliputi penggantian uang tunai untuk pelayanan kesehatan dan transportasi, pengiriman tenaga kesehatan, dan juga yang paling penting adalah penyediaan4pembangunan fasilitas kesehatan itu sendiri.
2. /asalah krusial dalam penerapan suatu sistem salah satunya adalah pengaasan, pada JKN, 'PJS ajib melakukan laporan keuangan dan pengelolaan program tahunan yang telah di audit oleh akuntan publik pada presiden dan juga (JSN. (JSN $(ean Jaminan Sosial Nasional% adalah lembaga yang dibentuk oleh lembaga eksekutif yang memiliki fungsi monitoring dan e:aluasi kinerja 'PJS disamping dengan fungsi tanggung jaab yang dimiliki oleh /enkes.
(isamping itu, 'PJS sendiri memiliki pengaas internal yang terdiri dari dean pengaas dan satuan pengaas internal, dan badan pengaas eksternal yaitu (JSN dan lembaga pengaas independen.
Pandangan Kedokteran
Se!ara keseluruhan, meski sempat tersendat, program yang pen!anangannya sudah dimulai kira-kira + tahun lalu ini akhirnya telah disahkan dengan !ukup baik. (alam prosesnya, pengesahan dasar-dasar hukum 'PJS banyak dikritisi oleh mahasisaAdengan pergerakkan paling nyata adalah melalui "S/K" yang pada tahun 10** mengirimkan hasil kajian mereka kepada para stakeholder terkait. Kajian berupa tanggapan, kritikan dan tuntutan ini ditanggapi se!ara positif oleh para stakeholder.
Sistem ini sebenarnya !ukup baik diterapkan di "ndonesia. al ini berdasarkan dengan UU no. 3+ tahun *+++ yang menyatakan baha kesehatan adalah salah satu hak dasar manusia, pemerataan kualitas pelayanan kesehatan di "ndonesia dan juga mendorong pelayanan kesehatan primer menjadi ujung tombak penyelesaian masalah kesehatan di masyarakat. Sehingga, peran dokter layanan primer sebagai gate-keeper menjadi otomatis ajib ditingkatkan kompetensinya. Setelah itu, anggapan masyarakat tentang dokter puskesmas yang tidak kompeten menjadi tidak beralasan. al ini juga memun!ulkan polemik baru di ranah pendidikan dokter dengan dikeluarkannya UU no 10 tahun 10*3 tentang Pendidikan Kedokteran yaitu tentang penambahan masa pendidikan berkisar 1-3
tahun untuk mendapatkan setifikasi (;P $(okter ;ayanan Primer%.&etapi, hal tersebut diatas penting adanya sekaligus sehubungan dengan menyambut #<&# 10*2 yang membutuhkan daya saing tinggi di berbagai bidang, khususnya kesehatan dan tenaga medis.
Namun lagi-lagi semuanya akan menjadi terbentur dengan pelaksanaan di lapangan. (imulai dari pengelolaan serta pengaasan dana yang riskan, pendataan peserta yang masih rumit, follo up hasil uji !oba seperti KJS masih belum jelas, beban ekonomi negara dan masyakat membuat lebih ingin menyimpan uang !ash dibanding berkeajiban membayar premi, dan sosialisasi yang masih kurang. al sosialisasi ini menjadi momok bagi JKN, stigma pelayanan gratis yang mun!ul dari kata HjaminanG bisa mengubah mind-set masyarakat menjadi menyepelekan kesehatannya.Padahal jika dilihat dari data yang ada, pemilik NP6P yang mengindikasikan pembayar pajak di "ndonesia saja masih dikisaran *0 D, artinya nilai tersebut masih sulit untuk menjamin kesehatan seluruh masyarakat se!ara gratis.Jika dilihat dari dampak fiskal yang terjadi dari penerapan sistem uni:ersal ini, "ndonesia memerlukan adanya peren!anaan peningkatan anggaran belanja kesehatan yang sampai saat ini masih berada di kisaran 3 D P(' $Produk (omestik 'ruto% dengan rasio pajak negara terhadap P(' ini masih di kisaran *1,3 D. 'andingkan dengan negara-negara yang memang sudah mapan dalam menerapkan sistem ini, P(' men!apai ?-** D dengan rasio pajak negara terhadap P(' men!apai 10 D. Namun, ada baiknya hal ini tidak menjadi kambing hitam dari kekurangan sistem apabila diterapkan di "ndonesia, karena melihat /uangthai $&hailand% yang ternyata mampu menunjukan dampak positif $kenaikan rasio pajak% dengan perluasan jaminan kesehatan yang diterapkannya.
Kontradiksi lainnya adalah 'PJS ini juga menanggung pasien yang berhubungan dengan lifestyle seperti rokok, minum alkohol, dan "I4#"(S.Jadi terkesan sistem ini tidak mengedukasi perubahan lifestyle pada masyarakat.Penge!ualian untuk "I4#"(S sesuai dengan anjuran 67 karena alasan kemanusiaan.
Jika kita melihat #merika Serikat misalnya, negara adidaya yang sudah sedemikian majunya, menerapkan sistem seperti ini $7bama !are%, pada akhirnya berujung dengan shutdonoperasional negaranya.'eberapa lembaga juga telah mengkaji sesungguhnya disamping kelemahan dan kekurangan sistem ini karena masih baru, keluhan yang mun!ul di masyarakat se!ara umum berasal dari kurangnya sosialisasi, sehingga masyarakat menjadi kurang bahkan tidak mengerti dengan program ini.
Caji pokok yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga dan peningkatan kompetensi sebagaimana yang diajibkan $poin kehadiran seminar dan pelatihan, misalnya% sangat dibutuhkan.<akta baha dokter yang tadinya hanya perlu memikirkan bagaimana kesehatan pasien, kini harus juga memikirkan klaim jasa dapat menghambat kinerjanya.Selain itu, memang untuk sekarang pengguna klaim 'PJS masih sangat sedikit sehingga tampaknya klinik dan tenaga kesehatan tidak terlalu dirugikan se!ara finansial. &api kelak ketika semua orang telah memahami haknya, pendapatan yang hanya dari kapitasi itu tak akan memadai.
'agaimana dengan dokter di ilayah terpe!il dengan penduduk yang minimB
Untuk penerapannya, "ndonesia rasanya belum siap dan membutuhkan kerja ekstra agar sistem ini berjalan sesuai dengan tujuan aal.(an yang perlu diingat baha tidak ada program yang sempurna, kesalahan dan ketidakbenaran itu tetap diperbaiki seiring dengan berjalannya program ini se!ara terus-menerus.Program ini harus didukung demi "ndonesia bebas kendala biaya kesehatan, lebih produktif dan berekonomi kuat.
Pandangan Kedokteran Gigi
Sebenarnya, tidak ada perbedaan signifikan antara pelayanan oleh dokter umum maupun dokter gigi.ang biasa disorot odalah pembayaran biaya kapitasi dokter gigi yang hanya seharga =p. 1.000,-4orang4bulan. 'ila dibandingkan dengan biaya kapitasi dokter yang men!apai =p. .000,-hingga =p. *0.000,-, kisaran tersebut dianggap !ukup memberatkan.
(ari hasil aan!ara dengan Ketua P(C" Kab.Karaang, untuk sosialisasi 'PJS pada pelayan kesehatan sendiri sudah mumpuni dan dari jauh-jauh hari.Namun, sosialisasinya untuk masyarakat luas masih sangat minim.#kibatnya, dari sebuah klinik yang mendapat jatah +000 penduduk, hanya *00 orang yang meng-klaim 'PJSnya.al ini memang menguntungkan klinik se!ara finansialAbukan tidak mungkin klinik tersebut bukannya meningkatkan perannya dalam bidang preventive dan gate-keeper di P9, malah mereka bisa menahan informasi 'PJS untuk menekan angka klaim.al ini didukung dengan pembiayaan 'PJS untuk tenaga dokter yang diatur oleh klinik se!ara mutlak sehingga bila angka klaim rendah, kliniklah yang diuntungkan.
Untuk klaim dari seorang dokter gigi ke klinik dalam pembiayaan tergolong minim masalah. Permintaan refund yang minor !enderung lebih mudah. /ereka sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama dapat merujuk pasien jika memang tidak dapat menangani pasien tersebut.Pasien yang dirujuk ini !enderung memiliki resiko dan penanganan dengan tingkat kesulitan tinggi sehingga biaya yang mereka butuhkan juga relatif lebih tinggi.Klaim dari tingkat rumah sakit inilah yang !enderung lebih sulit dan ribet prosedurnya, sehingga manajemennya perlu lebih diefisienkan.
Pandangan Kebidanan
/asalah terbesar yang dialami bidan dalam sistem 'PJS adalah mereka tidak dibayar dengan sistem Kapitasi, tapi pay-per-ser:i!es. "ni !ukup memberatkan karena setiap paket tindakan sudah ditentukan dananya dengan spesifik $tidak bisa menentukan berdasar kesulitan% dan sistem 'PJS ini tidak memfasilitasi mereka untuk menjadi 'idan pelayan keluarga yang mem-promote tindak pre:entif resiko kehamilan.
Jika dilihat dari pasien, sistem ini juga menyebabkan mereka harus bolak-balik dari klinik ke bidan karena pengambilan obat dan sebagainya diatur oleh klinik, sementara pemerikaan oleh bidan.al ini
dapat berbahaya karena tra!k re!ord dan penanganan pasien tidak diaasi langsung se!ara utuh oleh bidan. =esiko kehamilan tinggi bisa saja tidak dapat dideteksi dengan PN9 dari dokter umum di klinik-klinik, sementara jika pasien meninggal saat melahirkanAbidanlah yang akan direpotkan. 'idan sendiri juga dirugikan se!ara komersial karena jika mereka HterpaksaG bekerja sama dengan klinik, pembayaran mereka pun akan dipotong biaya administrasi yang bisa men!apai *43 nya.
Jika sistem ini tidak segera diperbaiki, tindakan beberapa bidan Surabaya yang akhirnya menolak pasien 'PJS karena kesimpangsiurannya dapat menyebar ke ilayah-ilayah lain di "ndonesia.
Pandangan Farmasi
/enurut departemen kesehatan kesalahan medis $medi!al errors% yang sebetulnya bisa di!egah. Kesalahan pengobatan yang paling besar terjadi pada proses ordering. Pengobatan sangat erat sekali dengan ketenagakerjaan farmasi.Peran farmasi dalam kesehatan sangat penting, banyak orang berpikir baha seorang farmasis hanya membuat obat kemudian menjualnya. 'erbi!ara tentang kesalahan pengobatan jelas disini yang bertanggung jab adalah seorang apoteker.Penggunaan obat rasional merupakan hal utama dari pelayanan kefarmasian. (alam meujudkan pengobatan rasional, keselamatan pasien menjadi masalah yang perlu di perhatikan.(i rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya, kejadian medication error dapat di!egah jika melibatkan pelayanan farmasi klinik dari apoteker yang sudah terlatih. Saat ini di negara-negara maju sudah ada apoteker dengan spesialisasi khusus menangani medication safety.
*. (engan jumlah penduduk hampir 120juta, sudah seimbangkah perbandingan jumlah arga negara dengan perbandingan jumlah apoteker yang ada dalam pelayanan kefarmasianB Siapa yang memiliki tanggung jaab dalam ituB
UU No 3? &ahun 100+ Pasal 1? $*% menyatakan baha Pemerintah mengatur penempatan tenaga kesehatan untuk pemerataan pelayanan kesehatan. $1% Pemerintah daerah dapat mengadakan dan mendayagunakan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan daerahnya.
Kementerian Kesehatan menyatakan, jumlah Puskesmas maupun =umah Sakit yang tersebar di "ndonesia adalah *0 ribu =S dan Puskesmas sedangkan jumlah apoteker yang terdaftar di Kemkes hanya berjumlah *.+3 orang. Kemkes menyatakan jumlah apoteker ini baru men!apai 10D dari total jumlah =S dan Puskesmas yang ada di "ndonesia. Profesi farmasi belum menjadi prioritas utama
dalam pendistribusian tenaga kesehatan kedaerah-daerah.al ini dapat dilihat dari angka yang ada.Padahal untuk mengurangi medi!ation error pada saat berlakunya UU 'PJS ini diperlukan penambahan tenaga kefarmasian yang sangat signifikan, agar tidak terjadi lagi pasien meninggal karena kesalahan dalam pemberian obat.
1. Penyebaran tenaga kefarmasian yang belum merata di seluruh =umah sakit maupun puskesmas yang ada di "ndonesia terutama daerah-daerah terpen!il. /enga!u pada pedoman bangsa "ndonesia yaitu pan!asila utamanya sila kee-2 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat "ndonesia5.
al ini menunjukan baha keadilan dalam bidang kesehatan di "ndonesia belom adil se!ara menyeluruh karena masih ada yang belum bisa mendapatkan hak nya dalam salah satu kebijakan pemerintah ini yaitu SJSN. Kembali ke permasalahan pertama yaitu kurangnya tenaga kefarmasian, kita asumsikan permasalahan pada poin pertama terselesaikan yang menjadi e:aluasi juga untuk profesi farmasi, sudah mau kah kita mengabdi di daerah terpen!il untuk mengamalkan ilmu yang kita punya demi peningkatan kualitas masyarakat indonesia, terutama di daerah pinggir "ndonesia.
Pandangan Keperaatan
Peraat berada pada posisi kun!i untuk melaksanakan pendidikan kesehatan, karena peraat merupakan pemberi peraatan kesehatan yang mengadakan kontak se!ara berkesinambungan dengan pasien dan keluarga dan biasanya menjadi sumber informasi yang paling dapat diakses oleh pasien dan keluarga tersebut.7leh karena itu pengajaran pada pasien dan keluarga menjadi fungsi yang lebih penting lagi dalam lingkup praktik keperaatan.
Peraat dianggap sebagai perantara informasi4pendidik yang dapat membuat perbedaan penting pada !ara pasien dan keluarga mengatasi penyakitnya, !ara pasien dan keluarga mendapat manfaat dari pendidikan yang ditujukan untuk pen!egahan penyakit dan promosi kesehatan. &anggung jaab peraat untuk memberikan peraatan kepada konsumen dapat dipenuhi sebagian melalui pendidikan yang didasarkan pada prinsip-prinsip pengajaran dan pembelajaran yang kuat. Kun!i untuk memberikan pendidikan yang efektif pada pasien dan keluarga adalah perhatian dan komitmen peraat yang konsisten dengan perannya sebagai edu!ator4pendidik.
*. Selain itu, meningkatkan peran peraat dalam !are gi:er dan !are edu!ator, dalam keperaatan mengenal peraat komunitas, peraat inilah yang menjadi garda utama dalam pre:entif dan promotif di masyarakat. (i beberapa negara maju, peraat komunitas yang berperan aktif dalam pemberian pendidikan tentang kesehatan. &api kekurangannya adalah sebaran peraat di "ndonesia dan kompetensi yang belum merata dan setara, belum tersedianya fasilitas memadai di tingkat Pelayanan Kesehatan primer, atau kurang per!ayanya masyarakat terhadap puskesmas.
1. Selain itu belum adanya payung hukum yang jelas dari sisi keperaatan. Jika 'PJS dibarengi UU Keperaatan maka peraat akan mendapat haknya yang adil se!ara hukum dan professional. 'agi masyarakat juga terlindungi se!ara proporsional yaitu meminimalkan kesalahan prosedur dan tindakan kesehatan. E2D pelayanan kesehatan di rumah sakit termasuk kegiatan promotif atau pen!egahan penyakit pada masyarakat yang banyak ditangani peraat, hal itu juga didukung oleh fakta lapangan baha ?0D tenaga kesehatan adalah peraat. al ini menunjukkan peraat berperan :ital.
Kehadiran 'PJS dibarengi UU Keperaatan sangat penting untuk mengatur pelayanan peraat se!ara professional.Pengaturan ini pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan mutu peraat
dan pelayanan keperaatan.;ebih jauh lagi dimaksudkan untuk memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada peraat dan klien serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Unduh :ersi .pdf-nya disini.
Kementrian Kajian Strategis 'adan ksekutif /ahasisa
berkerja sama dengan Kastrat <akultas /edi!al 9ompleF Keluarga /ahasisa Uni:ersitas Padjadjaran
Sekretariat) Student9enter Ka:. 13 Kampus Unpad Jatinangor 6ebsite) kema.unpad.a!.id, -mail) kemaLunpad.a!.id
Kajian <akultas Kajian Strategis '/ Kema