• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISASI DAN KEKERABATAN TUMBUHAN MANGROVE RHIZOPHORACEAE BERDASARKAN MORFOLOGI, ANATOMI DAN STRUKTUR LUAR SERBUK SARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARAKTERISASI DAN KEKERABATAN TUMBUHAN MANGROVE RHIZOPHORACEAE BERDASARKAN MORFOLOGI, ANATOMI DAN STRUKTUR LUAR SERBUK SARI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISASI DAN KEKERABATAN TUMBUHAN

MANGROVE RHIZOPHORACEAE BERDASARKAN

MORFOLOGI, ANATOMI DAN STRUKTUR LUAR SERBUK

SARI

Budi Irawan

1

, Sahal Muadz

1

dan Adrian Rosadi

1

1Jurusan Biologi FMIPA UNPAD

Jl Raya Bandung Sumedang KM 21 Jatinangor, Sumedang, 45353 Email: budi_irawan@unpad.ac.id

ABSTRAK

KARAKTERISASI DAN KEKERABATAN TUMBUHAN MANGROVE RHIZOPHORACEAE BERDASARKAN MORFOLOGI, ANATOMI DAN STRUKTUR LUAR SERBUK SARI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi dan kekerabatan jenis-jenis tumbuhan mangrove Rhizophoraceae berdasarkan ciri morfologi, anatomi dan struktur luar serbuk sari. Bahan penelitian berasal dari koleksi specimen Herbarium Jatinangor (BUNP) sebanyak 34 nomor koleksi, terdiri dari 7 jenis yaitu Bruguiera gymnorrhiza (L.) Lamk, B. parviflora (Roxb.) Wight & Arnold ex. Griffith, B.sexangula (Lour.) Poir, Ceriops decandra(Griff.) Ding Hou, C. tagal C. B Robinson, Rhizophora mucronata Lamk. dan R. apiculata Bl. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif bersifat deskriptif analisis, meliputi pengumpulan dan pengelompokkan spesimen herbarium, pengamatan morfologi, pengamatan anatomi melalui pembuatan preparat semi permanen, preparasi polen, penyusunan pertelaan dan kunci identifikasi serta melakukan analisis kekerabatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter morfologi yang dapat digunakan untuk membedakan jenis-jenis tumbuhan mangrove Rhizophoraceae adalah bentuk tepi daun, bentuk ujung daun, tata susun letak daun, posisi kelopak bunga saat muncul hipokotil, jumlah kelopak bunga, tipe bunga, tipe mahkota bunga, dan warna kelopak bunga, sedangkan karakter anatomi adalah kerapatan stomata, bentuk dan ukuran sel epidermis, serta karakter struktur luar polen adalah bentuk dan ukuran polen. Berdasarkan karakter morfologi dan struktur luar polen dapat disusun kunci indentifikasi 7 jenis Rhizophoraceae, sementara karakter anatomi tidak dapat digunakan untuk menyusun kunci identifikasi. Kekerabatan dengan menggunakan software NTSys PC version 2.0 membagi 7 jenis Rhizophoraceae menjadi 2 cabang. Cabang 1 terdiri dari jenis-jenis Bruguiera dan cabang 2 terdiri dari jenis-jenis Ceriops dan Bruguiera.

Kata kunci: karakterisasi, kekerabatan, Mangrove, Rhizophoraceae

ABSTRACT

Characterization and Relationship of Rhizophoraceae Mangrove Plant Based on Morphological, Anatomical and Outer Pollen Structure Characters. The research aims to determine the characterization and relationship of mangrove species Rhizophoraceae based on morphological, anatomical, and structure of pollen has been carried out. Collection of research material from Herbarium specimens Jatinangor (BUNP) collection number as many as 34, consists of seven species, namely as Bruguiera gymnorrhiza (L.) Lamk, B. parviflora (Roxb.) Wight & Arnold ex. Griffith, B.sexangula (Lour.) Poir, Ceriops decandra (Griff.) Ding Hou, C. tagal C. B Robinson, Rhizophora mucronata Lamk. and R. apiculata Bl. The method is performed in this study is a qualitative method and descriptive analysis, covering the collection and grouping of herbarium specimens, observation of morphological, anatomical observations through making semi-permanent preparations, pollen preparation, preparation of plant description, key identification and relationship analysis. The results showed that the morphological characters that can be used to distinguish the species of mangrove

(2)

Rhizophoraceae are leaf-margin, leaf-tip, phyllotaxis, petal position now appears hypocotil, the number of flower petals, flower type, type petals, and color of petals, while the character of the anatomy are the density of stomata, shape and size of epidermal cells, as well as the character of the outer pollen structure are pollen-shape and pollen-size. Based on morphological characters and outer pollen structure can be arranged key identification, while anatomical characters cannot be used to develop identification keys. Relationship with the PC version 2.01 software NTSys divided Seven species of Rhizophoraceae into 2 branches. The first branch consists of the species of Bruguiera and the second branch consists of the species of Ceriops and Bruguiera.

Key words: Characterization, Relationship, Mangrove, Rhizophoraceae

1. PENDAHULUAN

Mangrove didefinisikan sebagai tumbuhan atau komunitas yang terdapat di daerah pasang surut, juga didefinisikan sebagai formasi tumbuhan daerah litoral yang khas di pantai daerah tropis dan subtropis yang terlindung [1]. Vegetasi mangrove secara khas memperlihatkan adanya pola zonasi [1]. Hal ini berkaitan erat dengan tipe tanah, keterbukaan, dan salinitas serta pengaruh pasang surut. Kondisi salinitas sangat berpengaruh terhadap komposisi mangrove. Beberapa jenis mangrove mengatasi kadar salinitas dengan cara menghindari penyerapan garam dari media tumbuhnya secara selektif, sementara beberapa jenis lainnya mampu mengeluarkan garam dari kelenjar khusus pada daunnya. Mangrove memiliki fungsi sebagai penangkap sedimen di daerah estuaria, penahan gelombang aberasi, tempat asuhan dan meanvari makan berbagai jenis biota laut, sebagai sumber bahan obat, racun ikan dan penyamak.

Tumbuhan mangrove yang terdapat di Indonesia berjumlah 43 jenis mangrove sejati. Di seluruh dunia tercatat 60 jenis tumbuhan mangrove sejati dan dengan demikian Indonesia memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan mangrove yang cukup tinggi. Slah satu suku tumbuhan mangrove adalah kelompok Rhizophoraceae yang memiliki karakteristik berupa akar tunjang akar papan ataupun akar lutut. Selain itu memiliki hipokotil yang sudah berkecambah ketika masih berada di pohon, sehingga suku ini relatif lebih mudah dikembangbiakkan untuk revegetasi wilayah pesisir.

Perkembangan taksonomi untuk kepentingan klasifikasi dan filogeni dapat diperoleh dari berbagai sumber. Karena seluruh bagian dari tumbuhan pada berbagai tahap perkembangannya dapat menyediakan karakter taksonomi, data harus berasal dari berbagai bidang. Penggunaan informasi dari

perbandingan anatomi, embriologi, palinologi, sitogenetika, kimia, dan yang lainnya telah memberikan kontribusi yang besar bagi klasifikasi tumbuhan modern [2]. Walaupun demikian penggunaan karakter morfologi dan anatomi memberikan kontribusi yang besar dalam menunjukkan tingkat keragaman dan kemudahan dalam identifikasi.

Struktur polen yang bervariasi menunjukkan karakter yang dapat digunakan untuk identifikasi, konstruksi klasifikasi, atau interpretasi filogenetik. Secara ringkas, identifikasi tumbuhan adalah menentukan persamaan dan perbedaan antara dua unsur tumbuhan. Tumbuhan yang belum diketahui jenisnya biasanya diidentifikasikan dengan kunci identifikasi, atau dibandingkan dengan spesimen herbarium yang telah diketahui [2].

Herbarium Jatinangor merupakan salah satu sarana untuk menyimpan spesimen tumbuhan dari berbagai daerah, serta mendapatkan informasi mengenai berbagai jenis tumbuhan dan vegetasi. Herbarium ini menyimpan spesimen mangrove yang berasal dari wilayah pesisir di beberapa daerah di Indonesia, yaitu Pulau Jawa, Kepulauan Riau, Sulawesi, Sumbawa dan Papua. Berdasarkan jumlah koleksi yang ada di Herbarium Jatinangor, suku Rhizophoraceae memiliki nomer koleksi spesimen yang paling banyak. Untuk itu pada penelitian ini akan dilakukan karakterisasi dan kekerabatan dari suku Rhizophoraceae.

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk memberikan karakterisasi jenis-jenis mangrove Rhizophoraceae, sehingga dari karakter yang diperoleh dapat dijadikan dasar dalam

mengidentifikasai tumbuhan dan

mengelompokkan jenis-jaenis mangrove Rhizophoraceae. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjasi dasar dalam mengenal dan memanfaatkan memanfaatkan mangrove Rhizophoraceae khususnya dalam revegetasi wilayah pesisir di Indonesia. Selain itu dari koleksi spesimen yang ada dapat dijadikan dasar

(3)

referensi dan identifikasi tumbuhan mangrove.

2. TATA KERJA (BAHAN DAN METODE) Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif bersifat deskriptif analisis, meliputi pengumpulan dan pengelompokkan spesimen herbarium, pengamatan morfologi [3]; pengamatan anatomi melalui pembuatan preparat semi-permanen [4,5]; preparasi polen [6]. Penyusunan pertelaan [7,8]. Berdasarkan ciri tersebut disusun kunci identifikasi [3]. Hubungan kekerabatannya dapat diketahui dengan pengkodean ciri, yang selanjutnya diolah dengan menggunakan program NTSYSpc version 2.0 [9,10].

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Koleksi Jenis-jenis suku Rhizophoraceae di Herbarium Jatinangor

Koleksi jenis-jenis dari suku Rhizophoraceae yang diamati di Herbarium Jatinangor sebanyak 34 nomor koleksi, terdiri dari 7 jenis yaitu Bruguiera gymnorrhiza (L.) Lamk, B. parviflora (Roxb.) Wight & Arnold ex. Griffith, B.sexangula (Lour.) Poir, Ceriops decandra(Griff.) Ding Hou, C. tagal C. B Robinson, Rhizophora mucronata Lamk. dan R. apiculata Bl. Umumnya jenis-jenis Rhizophoraceae yang dikoleksi berasal dari wilayah Indonesia Timur (Sulawesi dan Papua), namun beberapa diantaranya berasal dari wilayah Indonesia Barat (Kepulauan Riau) (Tabel 1).

Tumbuhan mangrove Rhizophoraceae terdiri dari dari 4 marga yaitu Bruguiera, Ceriops, Kandelia dan Rhizophora [11]. Namun, tumbuhan mangrove Rhizophoraceae yang dikoleksi oleh Herbarium Jatinangor baru tiga marga. Untuk pengamatan morfologi, anatomi dan struktur luar polen hanya dilakukan terhadap tiga marga yaitu, Bruguiera, Ceriops dan Rhizophora.

Bruguiera dan Ceriops ditemukan tersebar di India , Madagaskar, bagian utara Australia, dan seluruh wilayah Indonesia [12].

Sedangkan Rhizophora memiliki wilayah penyebaran yang lebih luas, yaitu Sampai ke benua Afrika dan Amerika [12]. Tomlinson berpendapat bahwa spesies mangrove awalnya berasal dari kawasan Indo-Malaysia. Spesies Mangrove dapat terdispersal ke wilayah lain karena propagul dan bijinya memilki kekhasan

dapat mengapung dan terbawa arus laut ke area yang luas dan jauh dari asalnya.

Tabel 1. Koleksi Jenis-jenis dari suku Rhizophoraceae di Herbarium Jatinangor

No. Nama Jenis No. Koleksi Lokasi 1. Bruguiera gymnorrhiza (L.) Lamk. BI 035, BI 014, BI 918, BI 1106, BI 1007, BI 1006 Papua, Sulawesi , Kepulau an Riau 2. B. parviflora

(Roxb.) Wight & Arnold ex. Griffith

BI 1145, BI 1146 Papua, Sulawesi 3. B.sexangula (Lour .) Poir BI 1127, BI 1131 Papua 4. Ceriops decandra(Griff.) Ding Hou BI 50, BI 1103, BI 1113, BI 981, BI 1005, BI 1010 Papua, Sulawesi 5. C. tagal C. B Robinson BI 1152, BI 1153 Papua 6. Rhizophora mucronata Lamk. BI & SS 35, BI 871, BI 886, BI 907, BI 996, BI 1112, BI 853, BI 938, BI 983, BI 941, BI 1103, BI & SS 011, BI 1008 Papua, Sulawesi , Kepulau an Riau 7. R. apiculata Bl. BI 1108, BI 1111, BI 1088 Papua, Sulawesi 3.2. Karakter Morfologi

Karakter morfologi yang dapat membedakan jenis-jenis Rhizoporaceae adalah bentuk ujung daun, tata susun letak daun, posisi kelopak bunga saat muncul hipokotil, jumlah kelopak bunga, tipe bunga, warna kelopak bunga, dan tipe mahkota bunga.

3.3. Karakter Anatomi

Karakter anatomi yang diamati adalah bentuk stomata, ukuran panjang stomata,

(4)

kerapatan stomata, serta bentuk dan ukuran sel epidermis. Stomata pada jenis-jenis dalam suku Rhizophoraceae bertipe anomositik [13]. Ciri khas dari tipe anomositik adalah sel penutup dikelilingi sel tetangga yang jumlahnya tidak tentu dan bentuk sel tetangga sama dengan bentuk sel epidermis. Hasil perhitungan rata-rata kerapatan stomata pada ketujuh jenis suku Rhizophoraceae, didapatkan hasil yang beragam [14]. Rata-rata kerapatan stomata B. gymnorrhiza adalah 124,83/ ; B. parviflora 112,10/ ; B. sexangula 76,43/ ; C. decandra 70,32/ ; C.tagal 40,76/ ; R. apiculata 78,98/ ; R. mucronata 97,49/ . Ciri kerapatan stomata seringkali digunakan untuk membedakan jenis-jenis tanaman dalam satu marga [15].

Rata-rata kerapatan stomata tertinggi terdapat pada B. gymnorhiza (124,83/ ), sedangkan rata-rata kerapatan stomata terendah terdapat pada C. tagal (40,76/ ).Nilai rata-rata kerapatan stomata dapat disederhanakan untuk memudahkan pengelompokkan dalam analisis data. Rata-rata kerapatan stomata dibagi menjadi tiga sifat ciri, yaitu kerapatan stomata lebih kecil dari 50/ , diantara 50/ dan 100/ serta lebih besar dari 100/ . Kerapatan stomata <50/ terdapat pada C. tagal, kerapatan stomata diantara 50/ dan 100/ terdapat pada B. sexangula, C. decandra, R. apiculata dan R. mucronata sedangkan kerapatan stomata >100/ terdapat pada B. gymnorrhiza dan B. parviflora. Bentuk sel epidermis dapat dikelompokkan menjadi empat bentuk sel yaitu menyegi empat, menyegi lima, menyegi enam dan menyegi tujuh. Bentuk sel pada permukaan atas menyegi lima, menyegi enam dan menyegi tujuh terdapat pada jenis B. gymnorrhiza,B. parviflora,C. tagaldan R. mucronata ;bentuk epidermis menyegi empat, menyegi lima dan menyegi enam terdapat padaC. decandra; sedangkan bentuk epidermis menyegi lima dan menyegi enam terdapat pada B.sexanguladan R. apiculata.

Bentuk sel epidermis pada permukaan bawah menyegi lima, menyegi enam, dan menyegi tujuh terdapat pada B. gymnorrhiza, B. sexangula,C. tagal, R. mucronata ; bentuk epidermis menyegi empat, menyegi lima dan menyegi enam terdapat pada C. decandra ; bentuk epidermis menyegi empat dan menyegi lima terdapat pada B. parviflora; bentuk epidermis menyegi lima dan menyegi

enamterdapat pada R. apiculata.

3.4. Karakter Struktur Luar Polen

Karakter struktur luar polen yang dapat digunakan untuk membedakan jenis dan marga mangrove Rhizophoraceae adalah bentuk dan ukuran butir polen. 7 jenis mangrove Rhizophoraceae yang dipreparasi polennya memiliki tipe apertur dan ornamentasi eksin yang sama. Tipe aperture yang dimiliki oleh mangrove Rhizhoporaceae adalah trikolporus, sedangkan ornamentasi eksin bertipe reticulate (memata jala). Tipe aperture mangrove Rhizophoraceae sesuai dengan yang dideskripsikan oleh Tomlinson [12]. Tipe aperture merupakan pembeda tingkatan takson [6,16]. Walaupun untuk suku Rhizophoraceae memiliki tipe apertur yang sama.

Tumbuhan mangrove Rhizophoraceae memiliki bentuk butir polen membulat (oblate spheroidal) pada marga Rhizophora dan menyegi tiga sampai menyegi tiga-membulat pada marga Bruguiera dan Ceriops. Walaupun Erdtman mendeskripsikan karakter bentuk polen pada tingkat suku Rhizhoporaceae berbentuk oblate-spheroidal hingga suprolet, pengamatan pada marga Bruguiera dan Ceriops menunjukkan bentuk yang berbeda [17]..

Berdasarkan ukuran polen, tumbuhan mangrove Rhizophoraceae memiliki ukuran 10X10 – 25X18 µm dan digolongkan menjadi polen berukuran kecil (small spores, 10 -25 µm) dan polen berukuran sedang (medium size spores, 25 – 100 µm). Polen berukuran kecil terdapat pada Bruguiera cylindrical, B. gymnorrhiza, B.parviflora, Ceriops decandra, C.tagal, Rhizophora apiculata dan R. mucronata. Sedangkan B.sexangula memiliki ukuran butir polen kecil sampai sedang. Ukuran polen ini sesuai dengan deskripsi Erdtman yang menyebutkan bahwa ukuran butir polen B.gymnorrhiza, R.mucronata dan Ceriops berukuran kecil.

3.5. Taksonomi Treatment

Berdasarkan ciri morfologi, anatomi dan struktur luar polen dapat disusun kunci identifikasi dan pertelaan jenis. Namun untuk kunci identifikasi berdarkan karakter anatomi, tidak dapat disusun karena hanya sedikit karakter pembeda jenis yang diperoleh

(5)

Tabel 2. Kunci Identifikasi Jenis Rhizoporaceae Berdasarkan Karakter Morfologi

1 a. Tata susun letak daun berhadapan bersilangan, tipe bunga majemuk …… 2 b. Tata susun letak daun sejajar, tipe bunga tunggal …… 5 2 a. Derajat kemiringan cabang tulang daun ≥ 60°, tipe mahkota bunga

entire

…… 3

b. Derajat kemiringan cabang tulang daun < 60°, tipe mahkota bunga berlobus

…… 4

3 a. Bentuk ujung daun meruncing …… Rhizophora

apiculata

b. Bentuk ujung daun bertugi …… R.mucronata

4 a. Posisi kelopak bunga melengkung ke depan …… Ceriops decandra

b. Posisi kelopak bunga melengkung ke belakang …… C. tagal

5 a. Warna kelopak bunga merah …… Bruguiera

gymnorrhiza

b. Warna kelopak bunga hijau kekuningan …… 6

6 a. Jumlah kelopak bunga < 9, derajat kemiringan cabang tulang daun < 60°

…… B. parviflora

b. Jumlah kelopak bunga ≥9 cm, derajat kemiringan cabang tulang daun ≥ 60°

…… B. sexangula

Tabel 3. Kunci Identifikasi Jenis Rhizoporaceae Berdasarkan Karakter Struktur Luar Polen

1 a. Bentuk butir polen membulat …… 2

b. Bentuk butir polen menyegitiga sampai menyegitiga-membulat …… 3

2 a. Ukuran butir polen 13x13 – 15x15 µm …… 7. R.apiculata b. Ukuran butir polen 17x17 – 20x20 µm, kolpus lebih dalam …… 8 .R.mucronata 3 a. Intin pada bagian apertur tipis, seksin tebal …… 4

b. Intin pada bagian aperture sangat tebal, neksin lebih tebal dari seksin …… 5

4 a. Butir polen menyegitiga-membulat ukuran 15x15 – 22x20 µm …… 5 .C.decandra b. Butir polen menyegitiga ukuran 10x15 µm …… 6 .C.tagal 5 a. Butir polen menyegitiga-membulat ukuran sangat kecil (<15 µm) …… 3 .B.parviflora

b. Butir polen menyegitiga, ukuran kecil sampai sedang (>15 µm) …… 6

6 a. Ujung apertur meruncing …… 1 .B.sylindrica

b. Ujung apertur membundar …… 7

7 a. Vestibulum pada apertur jelas, penipisan eksin pada interkolpium …… 2.B.gymnorrhiza b. Vestibulum pada apertur tidak jelas, eksin pada bagian apertur sangat

tebal

…… 4.B.sexangula

3.6. Pertelaan Jenis

3.6.1. Bruguiera gymnorrhiza (L.) Lamk. Bruguiera gymnorrhiza (L.) Lamk., [12,17,18,19].

Pertelaan Morfologi: Diameter ranting 0,3-1,5 cm. Daun: panjang tangkai daun 0,7-4,5 cm, jarak antar tangkai daun 0,2-3 cm, tata susun letak daun tersebar, bentuk daun menjorong, panjang 0,5-18 cm, lebar 3-7 cm, ujung melancip, pangkal menirus, permukaan atas halus, permukaan bawah kasar, tepi mengutuh, pertulangan daun menyirip, jumlah cabang tulang daun 38-54, derajat kemiringan cabang tulang daun 45°-62°. Bunga : tipe bunga tunggal, jumlah kelopak bunga 7-12, warna

kelopak bungamerah menyala. Hipokotil: Permukaan bergerigi, diameter 0,3-1,5 cm, panjang 2,5-17,5 cm.

Pertelaan anatomi: Bentuk stomata Anomositik, ukuran : 8,50-11,6 µm, kerapatan stomata : 107,00/ -142,67/ . Epidermis : bentuk permukaan atas : isodiametrik menyegi lima, menyegi enam, menyegi tujuh (p : 7,8-11,0 µm), bentuk permukaan bawah : isodiametrik menyegi lima, menyegi enam, menyegi tujuh(p: 5,0-7,5 µm).

Pertelaan struktur luar Polen: Butir polen menyegi tiga. Ukuran butir 22X22- 23X23 µm. Apertur trikolporus, termodifikasi berupa vestibulum, ujung apertur membundar. Eksin tebal, terutama pada bagian apertur. Pada bagian interkolpium terjadi penipisan eksin.

(6)

Ornamentasi eksin reticulate. Bentuk menyegi tiga pada badan polen terlihat lebih jelas.

3.6.2. Bruguiera parviflora (Roxb.) W.& A. ex Griff.

Bruguiera gymnorrhiza (L.) Lamk., [12,17,18,19].

Pertelaan Morfologi: Diameter ranting 0,3-1,5 cm. Daun: panjang tangkai daun 0,7-4,5 cm, jarak antar tangkai daun 0,2-3 cm, tata susun letak daun tersebar, bentuk daun menjorong, panjang 0,5-18 cm, lebar 3-7 cm, ujung melancip, pangkal menirus, permukaan atas halus, permukaan bawah kasar, tepi mengutuh, pertulangan daun menyirip, jumlah cabang tulang daun 38-54, derajat kemiringan cabang tulang daun 45°-62°. Bunga : tipe bunga tunggal, jumlah kelopak bunga 7-12, warna kelopak bungamerah menyala. Hipokotil: Permukaan bergerigi, diameter 0,3-1,5 cm, panjang 2,5-17,5 cm.

Pertelaan anatomi: Bentuk stomata Anomositik, ukuran : 8,50-11,6 µm, kerapatan stomata : 107,00/ -142,67/ . Epidermis : bentuk permukaan atas : isodiametrik menyegi lima, menyegi enam, menyegi tujuh (p : 7,8-11,0 µm), bentuk permukaan bawah : isodiametrik menyegi lima, menyegi enam, menyegi tujuh(p: 5,0-7,5 µm).

Pertelaan struktur luar Polen: Butir polen menyegi tiga. Ukuran butir 22X22- 23X23 µm. Apertur trikolporus, termodifikasi berupa vestibulum, ujung apertur membundar. Eksin tebal, terutama pada bagian apertur. Pada bagian interkolpium terjadi penipisan eksin. Ornamentasi eksin reticulate. Bentuk menyegi tiga pada badan polen terlihat lebih jelas.

3.6.3. Bruguiera sexangula (Lour.) Poir.

Bruguiera sexangula (Lour.) Poir., [12,17,18,19].

Pertelaan Morfologi: Diameter ranting 0,4-1,1 cm. Daun: panjang tangkai daun 3-4 cm, jarak antar tangkai daun 0,2-0,3 cm, tata susun letak daun tersebar, bentuk daun menjorong, panjang 0,5-13 cm, lebar 4-6 cm, ujung melancip, pangkal menirus, permukaan atas halus, permukaan bawah kasar, tepi mengutuh, pertulangan daun menyirip, jumlah cabang tulang daun 34-40, derajat kemiringan cabang tulang daun 60°. Bunga : tipe bunga tunggal, jumlah kelopak bunga 11, warna kelopak bunga

hijau kekuningan. Hipokotil: Permukaan bergerigi, diameter 0,6 cm, panjang 5,2 cm.

Pertelaan Anatomi : Bentuk Stomata Anomositik, ukuran : 10,75 µm, kerapatan stomata : 76,43/ . Epidermis : bentuk permukaan atas : isodiametrik menyegi lima dan menyegi enam (p : 9,5 µm), bentuk permukaan bawah : isodiametrik menyegi lima, menyegi enam, menyegi tujuh (p: 8,0 µm)

Pertelaan struktur luar polen: Butir polen menyegi tiga. Ukuran butir 19X18 – 25 X 18 µm. Apertur trikolporus, lebih lebar daripada B.gymnorrhiza dan B.cylindrica, ujung apertur membundar. Eksin pada bagian apertur sangat tebal. Ornamentasi eksin reticulate.

3.6.4. Ceriops decandra (Griff.) Ding Hou Ceriops decandra (Griff.) Ding Hou., [12,17,18,19].

Pertelaan Morfologi: Diameter ranting 0,2-0,5 cm. Daun: panjang tangkai daun 0,2-0,5-3 cm, jarak antar tangkai daun 0,2-6 cm, tata susun letak daun berhadapan bersilangan, bentuk daun menjorong, panjang 1,7-10 cm, lebar 0,7-4,7 cm, ujung membundar, pangkal menirus, permukaan atas halus, permukaan bawah kasar, tepi mengutuh, pertulangan daun menyirip, jumlah cabang tulang daun 20-42, derajat kemiringan cabang tulang daun 40°-55°. Bunga : tipe bunga majemuk, jumlah kelopak bunga 4, warna kelopak bunga hijau. Hipokotil: Permukaan bulat atau bergerigi, diameter 0,2-0,4 cm, panjang 2-20 cm.

Pertelaan Anatomi : Bentuk Stomata Anomositik, ukuran : 16,0-20,6 µm, kerapatan stomata : 61,15/ -91,72/ . Epidermis : bentuk permukaan atas : isodiametrik menyegi empat, menyegi lima dan menyegi enam (p : 4,5-11,0 µm), bentuk permukaan bawah : isodiametrik menyegi empat, menyegi lima dan menyegi enam (p: 5,3-9,0 µm)

Pertelaan Struktur Luar Polen: Butir polen menyegi tiga- membulat. Ukuran butir 15X15 – 22X20 µm. Apertur trikolporus menonjol, lebih jelas dibandingkan C.tagal. Eksin tebal. Ornamentasi eksin reticulate.

3.6.5. Ceriops tagal (Perr.) C.B.Rob.

Ceriops tagal (Perr.) C.B.Rob., [12,17,18,19].

Pertelaan Morfologi: Diameter ranting 0,2-0,4 cm. Daun: panjang tangkai daun 1-2 cm, jarak antar tangkai daun 2-7 cm, tata susun letak

(7)

daun berhadapan bersilangan, bentuk daun menjorong, panjang 4,5-9,5 cm, lebar 2-5 cm, ujung membundar, pangkal menirus, permukaan atas halus, permukaan bawah kasar, tepi mengutuh, pertulangan daun menyirip, jumlah cabang tulang daun 38-42, derajat kemiringan cabang tulang daun 50°-55°. Bunga : tipe bunga majemuk, jumlah kelopak bunga 4, warna kelopak bunga hijau. Hipokotil: Permukaan bergerigi, diameter 0,3-0,5 cm, panjang13-15,5 cm.

Pertelaan Anatomi: Bentuk Stomata Anomositik, ukuran : 18,2 µm, kerapatan stomata : 40,76/ . Epidermis : bentuk permukaan atas : isodiametrik menyegi lima dan menyegi enam, menyegi tujuh (p : 12,8 µm), bentuk permukaan bawah : isodiametrikmenyegi lima, menyegi enam, menyegi tujuh (p: 11,0 µm)

Pertelaan Struktur Luar Polen: Butir polen menyegi tiga. Ukuran butir 10X15 µm. Apertur trikolporus. Ornamentasi eksinreticulate.

3.6.6. Rhizophora apiculata Bl

Rhizophora apiculata Bl., Backer & Bakh., 1965, Fl. Jav, 2: 379-380; Giesen et al., 1995, Fiel.Guid. Ind.Mangr.:182; Tomlinson, 1986, Bot.of mangr.: 333; Ertdman, 1986, Pol. Morph.: 378-379.

Pertelaan Morfologi: Diameter ranting 0,3-0,9 cm. Daun: panjang tangkai daun 1-2,5 cm, jarak antar tangkai daun 0,1-5 cm, tata susun letak daun berhadapan bersilangan, bentuk daun menjorong, panjang 8,5-11,5 cm, lebar 3,3-5 cm, ujung meruncing, pangkal menirus, permukaan atas halus, permukaan bawah kasar, tepi bergigi, pertulangan daun menyirip, jumlah cabang tulang daun 43-60, derajat kemiringan cabang tulang daun 60°-70°. Bunga : tipe bunga majemuk, jumlah kelopak bunga 4, warna kelopak bunga hijau kekuningan. Hipokotil: Permukaan bulat, diameter 3,5-5 cm, panjang 3,5-5 cm.

Pertelaan Anatomi: Bentuk Stomata Anomositik, ukuran : 16,4-18,0 µm, kerapatan stomata : 76,43/ -81,53/ . Epidermis : bentuk permukaan atas : isodiametrik menyegi lima dan menyegi enam (p : 6,4-8,3 µm), bentuk permukaan bawah : isodiametrik menyegi lima dan menyegi enam (p: 6,5-11,0 µm)

Pertelaan Struktur Luar Polen : Butir polen oblate-spheroidal (membulat). Ukuran butir 13X13 -15X15 µm. Apertur trikolporus. Eksin tebal. Ornamentasi eksin reticulate.

3.6.7. Rhizophora mucronata Lmk

Rhizophora mucronata Lmk., [12,17,18,19] Pertelaan Morfologi: Diameter ranting 0,3-0,9 cm. Daun: panjang tangkai daun 1-4 cm, jarak antar tangkai daun 0,1-3 cm, tata susun letak daun berhadapan bersilangan, bentuk daun menjorong, panjang 4,5-17 cm, lebar 1,5-7 cm, ujung bertugi, pangkal menirus, permukaan atas halus, permukaan bawah kasar, tepi mengutuh, pertulangan daun menyirip, jumlah cabang tulang daun 28-51, derajat kemiringan cabang tulang daun 40°-70°. Bunga : tipe bunga majemuk, jumlah kelopak bunga 4, warna kelopak bunga hijau kekuningan. Hipokotil: Permukaan bulat atau bergerigi, diameter 0,5-1 cm, panjang 3,5-48 cm.

Pertelaan Anatomi: Bentuk Stomata Anomositik, ukuran : 16,0-18,3 µm, kerapatan stomata : 76,43 / -132,48/ . Epidermis : bentuk permukaan atas : isodiametrik menyegi lima, menyegi enam, menyegi tujuh (p: 7,45 µm), bentuk permukaan bawah : isodiametrik menyegi lima, menyegi enam , menyegi tujuh (p: 5,98 µm).

Pertelaan Struktur Luar Polen: Butir polen oblate-spheroidal (membulat). Ukuran butir 17X18 - 20X20 µm. Apertur trikolporus, kolpus lebih dalam jika dibandingkan dengan R.apiculata. Eksin tebal. Pada bagian apertur terdapat penebalan neksin ke arah dalam.Ornamentasi eksin reticulate.

3.7. Analisis Kekerabatan

Analisis kekerabatan dilakukan dengan memilih ciri dan sifat ciri berdasarkan karakter morfologi, anatomi dan struktur luar polen. Sebanyak 14 ciri yang terdiri dari 7 ciri morfologi, 3 ciri anatomi dan 4 ciri struktur luar polen digunakan untuk menganalisis kekerabatan.

Berdasarkan ciri dan sifat ciri yang didapatkan, data tersebut diubah dalam bentuk angka) yang kemudian dimasukkan ke dalam matriks data untuk dianalisis. Berdasarkan analisis kekerabatan dengan menggunakan software NTSys PC version 2.0 diperoleh dendogram yang membagi 7 jenis Rhizophoraceae menjadi 2 cabang (Gambar 1). Cabang 1 terdiri dari jenis-jenis Bruguiera dan cabang 2 terdiri dari jenis-jenis Ceriops dan Bruguiera. Cabang 1 dan cabang 2 terpisah

(8)

karena ciri 0 (bentuk ujung daun), ciri 1(tata letak daun) dan ciri 3 (tipe bunga) dengan nilai kesamaan 0,3. Cabang 1 memisahkan jenis B. sexangula dengan jenis Bruguiera lainnya karena ciri 2 (jumlah kelopak bunga) dan cirri 11 (ukuran butir polen) dengan nilai kesamaan 0,52. Cabang 2 memisahkan marga Ceriops dan Rhizophora karena ciri 0 (bentuk ujung daun), cirri 6 (tipe mahkota bunga), cirri 12 (ujung aperture) dan cirri 13 (ketebalan eksin) dengan nilai kesamaan 0,52. Jenis-jenis yang memiliki kekerabatan terdekat adalah B.parviflora dan B.gymnorrhiza serta R.apiculata dan R.mucronata dengan nilai kesamaan 0,86 (Gambar 1)

4. KESIMPULAN

1. Karakter atau ciri morfologi yang dapat digunakan untuk membedakan jenis-jenis Rhizophoraceae adalah morfologi daun dan bunga, yaitu bentuk tepi daun, bentuk ujung daun, tata susun letak daun, posisi kelopak bunga saat muncul hipokotil, jumlah kelopak bunga, tipe bunga, tipe mahkota bunga, dan warna kelopak bunga.

2. Karakter anatomi kerapatan stomata, bentuk

dan ukuran sel epidermis dapat membedakan jenis-jenis suku Rhizophoraceae.

3. Struktur luar polen yaitu bentuk dan ukuran polen dapat digunakan untuk membedakan tingkatan marga dan jenis pada tumbuhan mangrove Rhizophoraceae.

4. Berdasarkan karakter morfologi dan struktur luar polen dapat disusun kunci indentifikasi 7 jenis Rhizophoraceae, sementara karakter anatomi tidak dapat digunakan untuk menyusun kunci identifikasi

5. Kekerabatan dengan menggunakan software NTSys PC version 2.0 membagi 7 jenis Rhizophoraceae menjadi 2 cabang. Cabang 1 terdiri dari jenis-jenis Bruguiera dan cabang 2 terdiri dari jenis-jenis Ceriops dan Bruguiera.

5. UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala LPPM Universitas Padjadjaran yang telah member dana Penelitian melalui LITMUD DIPA BLU Universitas Padjadjaran tahun anggaran 2011.

Gambar 1. Dendogram Kekerabatan Rhizhophoraceae berdasarkan ciri Morfologi, Anatomi dan Struktur Luar Polen

(9)

6. DAFTAR PUSTAKA

1. NOOR YR, KHAZALI M &

SURYADIPUTRA IM. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Bogor: Wetlands International Indonesia Programme

2. JONES SB & LUCHSINGER AE. 1987. Plant Systematics. Singapore: McGraw-Hill Book Company

3. VOGEL DE EF. 1987. Manual of Herbarium Taxonomy Theory and Practice. Netherland: Rijksherbarium

4. DARMADI AAK. 2001. Kajian Taksonomi Kultivar Salak Bali (Salacca salacca var. amboinensis (Becc.) Mogea). [Tesis] Program Pasca Sarjana Institute Pertanian Bogor.

5. PURWANTORO RS, H

WIRIADINATA, DAN S.

PURBANINGSIH. 2004. Analisis Cluster Argostema (Rubiaceae-Rubioidea) di Gunung Gede Pangrango, Gunung Halimun dan Gunung Salak Berdasarkan Karakter Anatomi. J. Floribunda 2(6): 145-154 6. APRIYANTY NMD, DAN E

KRISWIYANTI. 2007. Studi Variasi Ukuran Serbuk Sari Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) dengan warna bunga berbeda.J.Biologi 12 (1): 14-18 7. HARRIS JG & HARRIS MW. 1994.

Plant Identification Terminology, an Illustrated Glossary. Utah: Spring Lake Publishing.

8. RIFAI MA DAN EA WIDJAJA. 1997. Kamus Morfologi, Anatomi dan Taksonomi Botani. Jakarta: Balai Pustaka

9. GENGLER-NOWAK K. 2002. Phenetic Analysis of Morphological Traits in the Malesherbia humilis Complex (Malesherbiaceae). Taxon 51:281-293 10. IRAWAN B, J KUSMORO DAN Z. ARIFIN. 2004. Keanekaragaman dan kekerabatan Kultivar Bawang Merah di

Jawa barat. Biotika 3 (2):36-43

11. SCHWARZBACH AE & RICKLEFS RE. 2000. Systematic Affinities of Rhizophoraceae and Anisophylleaceae and Intergeneric Relationships within Rhizophoraceae, based on Chloroplast DNA, Nuclear Ribosomal DNA and Morphology. American J. Bot. 87(4): 547-564.

12. TOMLINSON PB. 1986. The Botany of mangrove. NewYork: Cambridge University Press.

13. WATSON, L. A. (2011). The Families of Flowering Plants : Rhizophoraceae. Retrieved September 7, 2011, from Delta

In-key:

http://delta-intkey.com/angio/www/rhizopho.htm 14. EVERT, R. F. 2006. Esau's Plant Anatomy

: Meristems, Cell, and Tissues of The Plant Body : Their Structure, Function, and Development. New Jersey: John Willey & Sons, Inc.

15. GRAHAM, A. S. 1964. The Genera of Rhizophoraceae And Combretaceae in the Southeastern United States. Journal of The Arnold Arboretum Vol. XLV, 285-291. 16. SUKARSA, PUDJOARIANTO A., &

UTAMI N. 2002. Morfologi dan Nilai Taksonomi Serbuk Sari Impatiens (Balsaminaceae). Floribunda 2(1): 1-28 17. ERDTMAN G. 1966.Pollen Morphology

and Plant Taxonomy. New York: Hafner Publishing Company

18. BACKER CA & BAKHUIZEN RCB. 1965. Flora of Java, 2. Netherland: NPV Noordhoff.

19. GIESEN W, ZIEREN M, WULFRAAT S, & SCHOELTEN L. 1995. A Field Guide of Indonesian Mangroves. Bogor: Wetland International Indonesia Programme.

DISKUSI Sri Wahyuni:

1. Kenapa sampel diambil di Papua dan Sulawesi? 2. Kenapa karakteristik melalui morfologi? Budi Irawan:

1. Kebanyakan koleksi Rizoperase di Sulawesi

Gambar

Tabel  1.  Koleksi  Jenis-jenis  dari  suku  Rhizophoraceae di Herbarium Jatinangor
Tabel  3.  Kunci  Identifikasi  Jenis  Rhizoporaceae    Berdasarkan  Karakter  Struktur  Luar  Polen
Gambar 1. Dendogram Kekerabatan Rhizhophoraceae berdasarkan ciri Morfologi, Anatomi dan Struktur  Luar Polen

Referensi

Dokumen terkait

Koefisien kesamaan antara dua jenis ini relatif tinggi, dengan karakter morfologi yang mirip yaitu bentuk daun, tipe ujung aurikel, struktur perbungaan, posisi

Secara umum, karakter yang berkontribusi besar pada keberagaman morfologi pisang olahan secara total dalam penelitian ini yaitu warna tepi tangkai daun, bentuk

Hasil pengamatan morfologi berbagai macam bentuk serbuk sari semua jenis spesies memilki tipe unit monad atau tunggal, untuk tipe apertura memiliki tipe yang

Berkat rahmat, taufik dan hidayah- Nya yang telah diberikan kepada Peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul “ Karakterisasi Morfologi Tumbuhan Mangrove

Karakter anatomi sebagai bentuk adaptasi terhadap habitat saline ditemukan di seluruh spesies tumbuhan mangrove antara lain kutikula dan epidermis yang tebal, daun yang

5) Anda harus paham dulu tentang bentuk-bentuk ujung daun, pangkal daun dan tepi daun (Gambar 1.24, Gambar 1.21, dan Gambar 1.23). Setelah Anda mendapatkan ketiga jenis

tangkai daun, panjang anak daun, lebar anak daun, panjang ujung daun, lebar ujung daun, keadaan ujung daun, keadaan ibu tangkai daun; (3) morfologi bunga: susunan bunga, bentuk

Karakter morfologi daun semu (phyllode) hibrid Acacia berupa bentuk daun, bentuk ujung dan pangkal daun serta jumlah daun pokok (main veins) diketahui juga berada di