• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKSUALITAS DALAM LIRIK LAGU DANGDUT (ANALISIS MAKNA METAFORA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEKSUALITAS DALAM LIRIK LAGU DANGDUT (ANALISIS MAKNA METAFORA)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SEKSUALITAS DALAM LIRIK LAGU DANGDUT

(ANALISIS MAKNA METAFORA)

Gunawan Wiradharma, M.Si., M.Hum.

Kwik Kian Gie School of Business g_wiradharma@yahoo.com

Abstrak

Dangdut seperti yang kita ketahui merupakan karya seni khas bangsa Indonesia yang memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan jenis musik lainnya. Pada tahun 2012 KPI Pusat dan KPI Daerah mulai mencekal beberapa lagu dangdut karena dianggap melanggar norma kesusilaan masyarakat dan mengandung unsur seksualitas di dalam liriknya. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan seksualitas yang terdapat atau terjadi di masyarakat yang diwujudkan dengan penggunaan teks dalam lirik lagu dangdut. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah kualitatif. Data lagu yang digunakan adalah lirik lagu dangdut yang mengandung metafora yang mengarah kepada seksualitas dan pernah dicekal KPI. Teori yang digunakan, yaitu teori analisis makna metafora menurut Knowles dan Moon, 2006. Knowles dan Moon melihat metafora sebagai dasar hubungan dalam pembentukan kata dan makna kata. Selain itu, analisis makna metafora Knowles dan Moon (2006) juga akan digunakan untuk mengetahui makna dasar dan makna metaforis.Konsep dan makna terleksikalisasi atau diekspresikan di dalam kata-kata melalui metafora.

Dangdut dan seksualitas sangat erat kaitannya. Dimulai dari judul, tema, lirik, gaya menyanyinya bahkan hingga ke tarian yang mengiringinya sekalipun sangat mengumbar birahi. Selain itu, penggunaan bahasa atau kata-kata, baik eksplisit maupun implisit, menunjukkan adanya suatu pergeseran nilai bahasa kesopanan pada sebuah lirik lagu yang secara terbuka ditampilkan ke ranah publik. Hal ini merupakan sesuatu yang tabu untuk dikemukakan melalui media massa, seperti televisi dan radio.

Kata kunci: lirik lagu dangdut, makna, metafora, seksualitas

Pendahuluan

Melihat perkembangan musik di tanah air, kita tidak bisa mengabaikan salah satu jenis musik yang mempunyai banyak penggemar, yaitu dangdut.Maraknya perkembangan lagu dangdut kini telah menjadikan dangdut sebagai sebuah sektor industri seni. Fenomena “booming” lagu-lagu dangdut yang mengusung tema seksualitas telah menggiring para pencipta lagu pada keseragaman tema agar laku dipasar. Demi memenuhi selera pasar sebagai pijakan dalam membuat

(2)

karya-karyanya, para musisi atau pencipta lagu dangdut ini telah menyurutkan idealismenya untuk menghasilkan karya-karya dengan kualitas dan mutu yang tinggi karena lebih dituntut untuk mengejar kuantitas dibanding kualitas.

Munculnya lagu-lagu dangdut dengan judul dan lirik yang dianggap melanggar norma kesusilaan menimbulkan reaksi dari masyarakat dan pemerintah. Pada bulan Oktober 2012, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara mencekal tiga lagu yang berjudul Penthil Kecakot, Tragedi Tali Kotang, dan Hamil Duluan karena dianggap porno. Selain itu, pada bulan November 2012, KPID Provinsi Nusa Tenggara Barat juga melarang seluruh lembaga penyiaran, baik radio maupun televisi, menyiarkan sepuluh lagu dangdut yang liriknya mengandung unsur porno dan tidak mendidik, seperti lagu Cinta Satu Malam(Melinda), lagu Belah Duren dan Paling Suka 69yang dinyanyikan oleh Julia Perez (Jupe), lagu Pengen Dibolongin (Aan Anisha) dan lagu Mobil Bergoyang(Lia MJ). Hal ini dilakukan setelah KPID NTB menerima pengaduan dari masyarakat dan sejumlah tokoh agama di daerah ini yang merasa resah terkait penyiaran lagu dangdut di sejumlah radio lokal dan televisi Jakarta yang liriknya dinilai sangat porno dan meresahkan masyarakat, tidak patut ditonton publik,serta berpotensi ditiru oleh anak-anak dan remaja.1

Lirik lagu-lagu dangdut tersebut dinilai terlalu vulgar dan mengeksploitasi syahwat sehingga lagu-lagu ini dicekal oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat.2 Maraknya peredaran lagu-lagu dangdut dengan tema vulgar ini sudah sampai

pada taraf mengkhawatirkan masyarakat. Seperti yang dikatakan Ketua MUI Amidhan dalam menyikapi fenomena goyang Inul pada tahun 2003, terdapatkasus seorang lelaki yang memperkosa gadis setelah nonton tarian Inul (Nurbianto dalam Weintraub, 2012: 200).

Dari kasus tersebut, banyaknya lagu dangdut yang dicekal oleh KPI, baik pusat maupun daerah, membuat peneliti tertarik untuk membuat sebuah tulisanmengenai muatan seksualitas dilihat dari sudut pandang metafora.Berdasarkan pengamatan sebelumnya, ditemukan lirik lagu dangdut bermetafora yang mengarah pada isu-isu yang berkaitan dengan ketidaksopanan yang ditampilkan di dalam pertunjukan musik dangdut, seperti hamil di luar nikah dan free sex.

1http://music.okezone.com/read/2012/02/29/386/ini-dia-lirik-lagu-porno-yang-dicekaldi-ntb

(3)

Lagu dangdut yang pernah dicekal KPI, baik KPI Pusat maupun KPI Daerah, pada kurun waktu tahun 2012 (KPI mulai melakukan pencekalan) hingga tahun 2014 berjumlah tiga belas lagu dangdut yang berbahasa Indonesia, yaitu Apa Saja Boleh (Della Puspita), Hamil Duluan (Tuty Wibowo), Maaf Kamu Hamil Duluan (Ageng Kiwi), Pengen Dibolongi (Aan Anisa), Mobil Bergoyang (Lia MJ dan Asep Rumpi), Paling Suka 69(Julia Perez), Satu Jam Saja(Saskia Gotik), Mucikari Cinta(Rimba Mustika), Melanggar Hukum(Mozza Kirana), Wanita Lubang Buaya(Minawati Dewi), Ada Yang Panjang(Rya Sakila), danCinta Satu Malam (Melinda).

Penulis bermaksud untuk menjawab persoalan tersebut melalui tulisan ini. Fokus tulisan ini adalah mengkaji ungkapan-ungkapan metaforis dalam lirik lagu dangdut yang mengungkapkan seksualitasyang terdapat atau terjadi di masyarakat yang diwujudkan dengan penggunaan teks dalam lirik lagu dangdut. Tulisan ini bertujuan untuk menemukan hal-hal seksualitas yang terdapat dalam lagu dangdut, baik lirik maupun judul, dalam mengomunikasikan hal-hal yang dimaksudkan serta menemukan muatan eksploitasi aktivitas seksual dan bagian tubuh yang berkaitan dengan seksualitas. Ruang lingkup tulisan ini adalah analisis makna metafora menurut pandangan Knowles dan Moon (2006). Korpus data diambil dari lirik lagu dangdut yang mengandung metafora yang diindikasikan terdapat muatan seksualitas di dalamnya dan pernah dicekal oleh KPI, yaitu lagu “Paling Suka 69” yang dinyanyikan oleh Julia Perez. Selain itu, penulis tetap memerhatikan konteks kalimat untuk membantu memahami dan menganalisis makna metaforis guna mengungkapkan makna terhadap suatu realitas sosial yang terjadi di masyarakat.

Seksualitas dalam Dangdut

Salah satu bentuk praktik media massa yang masih menjadi perdebatan dalam hubungannya dengan kekhawatiran adanya pengaruh yang negatif adalah ketika media massa mulai membahas aspek seksualitas. Seks dengan segala aspeknya menjadi salah satu komoditas primadona yang laris dijual oleh media massa.

Mengangkat masalah seks sebenarnya tidak terlepas dari keingintahuan masyarakat akan masalah yang selama ini dianggap sebagai hal yang tabu. ketabuan membuat orang tidak berani mengungkapkan secara terbuka. Akibatnya seks dianggap sebagai sesuatu yang begitu rahasia dan misterius. Inilah yang menjadikan segala hal yang berhubungan dengan seks sebagai sesuatu yang fenomenal, kontroversial, dan membuat orang untuk ingin tahu lebih banyak (Hidayana, 2004: 3).

(4)

Pada kenyataannya di zaman yang modern ini kehidupan seks di masyarakat Indonesia semakin tidak terkendali karena adanya pengaruh dari budaya asing (westernisasi) yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa kita serta nilai dan norma masyarakat. Sebagai contohnya, pernah atau sering kita mendengar dan melihat bahwa orang-orang melakukan hubungan seks bebas dikatakan sebagai gaya hidup atau tren (Hidayana, 2004: 5).

Semua orang sudah mengenal dangdut melalui tayangan dari media elektronik Dari yang tua sampai yang muda, ada yang menyukai dan ada beberapa yang tidak menyukai lagu dangdut. Lagu dangdut seperti yang kita ketahui sebagai salah satu karya seni khas bangsa ini memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan musik lainnya. Cengkok merupakan khas yang tidak boleh hilang dalam dangdut. Mungkin bisa dibilang cengkok merupakan kualitas standar bagi penyanyi dangdut. Selain itu, berdasarkan penampilan lagu dangdut yang terdapat di media elektronik atau pentas musik dangdut secara langsung di tempat terpencil atau jauh dari pusat kota (Dangdut Pantura), lagu-lagu dangdut umumnya dinyanyikan oleh wanita muda, cantik dan seksi, tetapi dengan kemampuan olah vokal yang seadanya. Dangdut tersebut memasukkan unsur pornografi dalam liriknya dan memasukkan unsur seksualitas dan erotisme dalam penampilannya agar terjadi dinamisme dan sensualitas di dalamnya sehingga terdapat beberapa lagu dangdut yang dicekal oleh KPI. Hal tersebut dimulai dari judul, tema, lirik, gaya menyanyinya, bahkan hingga ke tarian yang mengiringinya yang mengandung unsur pornografi atau seksualitas. Hal tersebut semakin memopulerkan lagu dangdut sehingga dangdut dan pornografi sangat erat kaitannya.

Makna Metafora

Knowles dan Moon dalam buku Introducing Metaphor (2006) berpendapat bahwa metafora bersifat pervasive in language atau meresap di dalam bahasa. Artinya, metafora digunakan dalam komunikasi sehari-hari sesuai fungsi dan tujuan tertentu. Metafora juga dapat mengomunikasikan apa yang dipikirkan dan dirasakan penulis mengenai sesuatu, dapat menjelaskan dan menyampaikan suatu gagasan atau ide yang bersifat khusus dengan cara yang lebih menarik sehingga mudah dipahami oleh pembaca.Menurut Knowles dan Moon, banyak pemahaman terhadap suatu hal akan lebih baik dengan menggunakan metafora (Knowles dan Moon, 2006: 4—5).

(5)

Model analisis makna metafora yang digunakan dalam tulisan ini sesuai pandangan dari Knowles dan Moon (2006). Keduanya mengemukakan dua prinsip dasar dalam metafora. Prinsip pertama dalam hubungannya dengan kata, metafora adalah proses dasar dari pembentukan kata dan makna kata. Konsep dan makna dileksikalisasikan atau diekspresikan dalam kata-kata melalui metafora. Kesamaan konsep di antara kedua hal menjadi dasar pembentukan metafora. Prinsip kedua dalam hubungannya dengan wacana, metafora penting karena fungsinya untuk menjelaskan, mengklasifikasi, mengevaluasi, dan menghibur. Pada prinsip kedua ini, metafora tidak lagi dilihat dalam kata per kata, tetapi secara keseluruhan yang berkaitan dengan fungsinya dalam komunikasi.

Menurut Knowles dan Moon, tiga hal harus diperhatikan untuk menganalisis metafora, yaitu metafora (metaphor), makna (meaning), dan hubungan (connection). Dalam pendekatan tradisional, ketiga istilah tersebut sering disebut wahana (vehicle), topik (topic), dan dasar (grounds) (2006: 9). Elemen vehicle merupakan elemen yang menandakan metafora, dapat berupa kata, frasa, atau kalimat yang lebih panjang. Topic merupakan makna yang dimaksud dalam sebuah konteks kalimat dan bukan makna dasar. Ground merupakan hubungan di antara makna dasar (literal meaning) dan makna metaforis (metaphorical meaning). Hubungan antarmakna tersebut akan menunjukkan seberapa efektif vehicle bekerja (Knowles dan Moon, 2006: 9—10).

Dalam tataran semantis, sebuah kata yang mengandung makna metafora berarti mengalami perubahan makna dari makna dasarnya setelah dilihat dari konteks kalimat. Jadi, dalam elemen topic, dapat terlihat suatu kata mengalami perubahan makna dari makna dasarnya setelah dilihat dari konteks kalimatnya. Untuk memahami ketiga elemen metafora tersebut, Knowles dan Moon (2006) menjelaskan dengan memasukkan metafora mountain dalam kalimat: Be prepared for a mountain of paperwork.

Vehicle/wahana mountain

Topic/topik sesuatu yang sangat besar

Grounds/dasar konsep gunung (sangat besar, sulit dipindahkan, sulit diatasi)

Dari contoh tersebut, kata mountain merupakan vehicle atau metafora yang berupa kata. Topic dalam kalimat tersebut adalah ‘kuantitas yang besar’. Kata mountain merupakan kata metaforis karena mengalami perubahan makna dari makna

(6)

dasarnya. Makna kata dasar mountain adalah ‘gunung (a large piece of rock/ground)’. Setelah dilihat berdasarkan konteks, kata mountain bukan merujuk pada ‘gunung’, melainkan ‘pekerjaan yang banyak atau sesuatu yang tinggi dan besar, serta tidak dapat dipindahkan’. Konsep mountain ini kemudian dipindahkan ke dalam konsep paperwork (pekerjaan) karena keduanya memiliki persamaan. Paperwork dianggap sebagai sesuatu yang besar dan banyak, serta sulit dilalui. Makna yang muncul sebagi akibat dari pergeseran dan perubahan makna masih mempunyai kaitan dengan makna dasar sebelumnya. Titik kemiripannya antara makna dasar dengan makna metaforis adalah terdiri dari unsur yang banyak. Titik kemiripan inilah yang disebut dengan ground (Knowles dan Moon, 2006: 9—10).

Pembahasan

Lagu “Paling Suka 69” dibawakan oleh Julia Perez (Jupe) yang terdapat dalam album perdananya yang berjudul Kamasutra yang dirilis pada bulan April 2008Lagu ini dibawakan oleh Julia Perez dengan nada dan suara yang mendesah-desah. Lagu tersebutmerupakan lagu kedua Julia Perez yang dicekal, selain lagu “Belah Duren”.Lirik lagu ini bermakna ambigu terhadap pemaknaan angka “69”yang mengarah pada penggambaran perilaku hubungan intim. Lagu ini merupakan salah satu sound track film Pocong Minta Kawin yang juga dibintangi oleh Julia Perez. Di sinilah terjadi ketidaksesuaian antara film dengan sound track-nya.

Lirik Lagu “Paling Suka 69”(Julia Perez)

Bait I

(1) Kau elus-elus tubuhku (2) Kau belai-belai ramputku (3) Terpejam-pejam mataku (4) Aduh aduh aduh nikmatnya (5) Duh aduh aduh asyiknya (6) Desah indahmu menusuk kalbu Bait II

(7) Kau elus-elus tubuhku (8) Kau belai-belai rambutku (9) Oh yes sungguh nikmatnya (10) Oh yes sungguh bahagia

(7)

Bait III

(11) Suka suka Jupe paling suka (12) Kasih sayangmu luar biasa (13) Gairah cinta 69

Bait IV

(14) Suka suka Jupe paling suka (15) Kau buat aku tak berdaya (16) Gairah cinta pun membara Bait V

(17) Halus halus halusnya selembut sutra (18) Irama gaya kamasutra ala India

Lirik lagu “Paling Suka 69”secara gamblang memuat eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilan. Lirik lagu ini menceritakan bagaimana sosok kau memperlakukan sosok aku melakukan adegan-adengan intim dalam aktivitas bercinta sehingga sosok aku menyukainya, menikmati, dan merasa bahagia. Sosok aku merasa tidak berdaya karena gairah cinta semakin membara karena perlakuan yang diberikan sosok kau. Adegan-adegan intim yang terdapat lirik lagu tersebut menggunakan kata-kata erotis dengan gamblang, seperti kau elus-elus tubuhku, belai-belai rambutku, kau buat aku tak berdaya, gairah cinta pun membara. Adegan-adegan tersebut merupakan kontak fisik yang menggambarkan proses bercinta atau perbuatan seksual. Tidak ketinggalan pula desahan-desahan napas khas orang bercinta yang terdapat dalam lirik lagu ini, yaitu aduh dan oh yes.

Lirik lagu dangdut tersebut menyebarluaskan informasi yang memuat aktivitas persenggamaan atau memamerkan aktivitas seksual yang telah melanggar pasal 4 dari UU Nomor 44 Tahun 2008 tentang pornografi. Tidak salah rasanya KPI mencekal lagu tersebut karena kata yang melanggar norma kesusilaan tidak layak untuk ditampilkan di media massa dan dinikmati oleh masyarakat luas.

Pada Bait III larik (13) terdapat metafora berupa angka, yaitu 69. Nomor 69 pada lirik lagu tersebut merupakan nomor yang berkonotasi negatif dan menjurus ke hal pornografi. Berikut uraiannya.

(8)

Tabel 3.6 Analisis Makna Metafora Lirik Lagu “Paling Suka 69”

Angka Metafora 69

Analisis Makna

Makna Dasar Angka yang menyatakan jumlah bilangan. Makna Metaforis dan Data Bentuk gaya atau posisi hubungan seksual.

Hubungan Konsep gaya bercinta (kesaamaan bentuk antara

angka 69 dan posisi bercinta)

Bait III pada lirik lagu “Paling Suka 69”terdapat metafora dalam bentuk angka, yaitu 69. Angka ini mengalami perubahan konsep dasarnya, yaitu ‘angka yang menyatakan jumlah bilangan’. Jika berdiri sendiri sebagai kata dasar, tidak ada yang spesial dengan angka 6 dan 9. Akan tetapi, jika dikaitkan dengan kata gairah yang bermakna ‘dasar keinginan (hasrat atau keberanian) yang kuat’ dan cinta yang bermakna ‘suka sekali; sayang benar; kasih sekali; terpikat (antara laki-laki dan perempuan); ingin sekali; berharap sekali; rindu’, mengantarkan kita kepada salah satu istilah yang mengilustrasikan posisi bercinta. Dengan demikian, gairah cinta 69 bermakna tentang salah satu gaya atau posisi hubungan seksual yang menyerupai angka 69 yang terdapat dalam Kamasutra.

Jika memang lirik lagu tersebut tidak sengaja memasukkan unsur pornografi, seharusnya penulis lagu menggunakan angka lain yang memang tidak diketahui masyarakat tentang simbol yang menggambarkan seksualitas. Hubungan antara Rsu 69 dan Rsa posisi bercinta adalah konsep persamaan bentuk suatu objek, yaitu angka 6 dan 9.

Menurut KBBI, angka merupakan tanda atau lambang yang digunakan untuk menyatakan suatu bilangan. Angka metafora tersebut digunakan untuk menggambarkan salah satu posisi aktivitas bercinta, yaitu 69. Kemiripan angka 69 sebagai ranah sumber yang merujuk pada salah satu gaya dalam aktivitas seksual karena adanya kesamaan bentuk sebagai gambaran dari bentuk angka tersebut di mana dua pasangan yang saling memosisikan dirinya dalam melakukan aktivitas seksual. Masing-masing pasangan memosisikan tubuhnya layaknya angka 6 dan 9 sehingga kedua pasangan melakukan stimulasi pada organ genital pasangannya. Untuk mengekspresikan itu semua, digunakanlah metafora angka 69 dalam memahami struktur dari salah satu teknik bercinta Kamasutra.

(9)

Angka “69” merupakan gejala asosiasi yang merujuk pada bentuk atau posisi aktivitas seksual. Hal tersebut dapat diketahui dari kitab Kamasutra yang menjelaskan posisi seks yang dapat dipraktikkan oleh pasangan dengan beberapa variasinyasalah satu posisi seks yang terdapat dalam kitab tersebut adalah posisi 69. Angka 69 akan bernilai negatif jika konteksnya pada posisi seksual karena angka tersebut merupakan salah satu simbol yang mengungkapkan salah satu posisi dalam melakukan aktivitas seksual. Angka 69 pada lirik lagu dangdut tersebut mengungkapkan penyerupaan bentuk posisi pasangan dalam melakukan aktivitas seksual. Dengan demikian, penggunaan ranah angka dalam lirik lagu dangdut dimaksudkan untuk mengetahui bentuk pengalihan konsep ke sesuatu hal.

Realitas sosial yang terdapat dalam lirik lagu tersebut mengungkapkan bahwa wanita dalam aktivitas bercinta tidak hanya sebagai objek pemuas laki-laki. Sosok aku dalam lirik lagu ini digambarkan sebagai perempuan yang sangat menikmati perannya sebagai pasangan bercinta yang sangat tahu apa yang diinginkannya dan sosok kau digambarkan sebagai pria yang sangat mengerti bagaimana memperlakukan pasangannya untuk membuatnya bahagia dan memuaskan pasangan melalui gaya bercinta yang terdapat dalam Kamasutra yang merupakan seni bercinta di India.

Kesimpulan

Kekuatan dangdut terletak pada kemampuannya mengekspresikan realitas-realitas emosional orang kebanyakan untuk melampaui batas dan berlebihan melalui penggunaan bahasa yang vulgar hingga melewati batas kesopanan dan kesusilaan untuk menyampaikan isu-isu sosial yang tidak bisa ditemukan dalam genre lagu lain, seperti pop atau rock. Di negara dunia ketiga seperti Indonesia, seksualitas masih dipandang sebagai transaksi alat kelamin semata sehingga perbincangan mengenainya diangap tabu padahal seksualitas bersifat multidimensi. Idealnya, seksualitas didefinisikan melalui berbagai perspektif yang mencakup dimensi biologis, psikologis, kultural, maupun sosial.Lagu dangdut yang dicekal oleh Komisi Penyiaran Indonesia, baik pusat maupun daerah, merupakan lagu-lagu yang menurut pandangan KPI melanggar norma kesusilaan yang terdapat muatan seksualitas atau pornografi dalam judul dan lirik lagunya. Akan tetapi, KPI hingga saat ini belum membatasi kategori pornografi yang membuat sebuah lagu layak dicekal. Selain itu, penjelasan

(10)

eksplisit mengenai jenis muatan pornografi yang menjadi latar belakang dicekalnya lagu-lagu dangdut masih belum jelas.

Lirik lagu dangdut terbuka kepada tafsir majemuk melalui metafora yang digunakan dalam mengilustrasikan pornografi. Terdapat istilah pornografi yang menggunakan metafora sebagai proses pengalihan makna dari referen yang diacu karena dianggap memiliki persamaan,baik sifat, bentuk, keadaan, maupun fungsi. Metafora sangat berkaitan dengan makna dasar yang merujuk pada acuan pertama dan makna yang dihasilkan setelah melihat konteks sehingga merujuk pada makna kedua atau makna lainnya (terjadi perbedaan). Melalui uraian tersebut, dapat dibuah kriteria sebuah kata atau frasa termasuk mengandung metafora, yaitu (1) mengalami perubahan dari makna dasarnya setelah dilihat dari konteks kalimat, (2) kata atau metaforis berasal dari ranah yang berbeda.Karena data yang digunakan tidaklah banyak, penggambaran seksualitas dalam lirik lagu dangdut merujuk pada (1) mengomunikasikan hal-hal yang bersifat kecabulan untuk memicu munculnya nafsu berahi dan (2) mengeksploitasi aktivitas seksual. Besar kemungkinan akan ditemukan penggambaran seksualitas selain dua poin tersebut.

Daftar Pustaka

Hidayana, I.M., dkk. 2004. Seksualitas: Teori dan Realitas. Jakarta: Program Gender dan Seksualitas, FISIP UI.

Knowles, Muarry and Rosamund Moon. 2006. Introducing Metaphor. New York: Routledge.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi keempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi (diunduh dari www.bpkp.go.id pada tanggal 20September 2016 pukul 12.30). Weintraub, Andrew N. 2012. Dangdut: Musik, Identitas dan Budaya Indonesia.

Gambar

Tabel 3.6 Analisis Makna Metafora Lirik Lagu “Paling Suka 69”

Referensi

Dokumen terkait

Jika anda membutuhkan konstruksi yang membutuhkan daya ikat lebih baik maka sekrup adalah pilihan yang lebih baik daripada paku membutuhkan konstruksi yang membutuhkan daya ikat

Jalur II, memiliki karakteristik yaitu tidak memiliki persilangan dengan jalan provinsi namun juga melewati sungai yang lebar yaitu Sungai Cijangkelok, serta memiliki

Untuk jenis transparansi yang bukan uniform, kita juga bisa mengatur arah transparansi dengan melakukan klik dan tarik pada kotak hitam dan putih yang muncul di atas objek..

Fuse Cut Out seperti yang terlihat pada Gambar 2.9 merupakan alat proteksi sistem distribusi yang bekerja dengan cara meleburkan bagian dari komponennya ( fuse

Kinerja kemitraan tersebut dibentuk dari 16 item pernyataan yaitu (1) Prosedur bermitra dengan PT Pagilaran jelas, (2) Syarat kemitraan dengan pihak PT Pagilaran

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh kandang dengan suhu netral dan tinggi terhadap respon fisiologis (suhu rektal dan tingkah laku panting) dan kinerja

Garungsa ng, Bojong Koneng Babakan Madang Bogor Jawa Barat New Penerima Manfaat Pipanisasi 366 Januari Jakarta Regular Habitat Rojak-Nyai. Kp.Garun gsang Babakan

The biofloc technology (BFT) in indoor tanks: water quality, biofloc composition, and growth and welfare of Nile tilapia (Oreochromis niloticus).. Intensification Of Pond