• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. lokal dalam pendidikan Sekolah Dasar agar peserta didik mengetahui budaya lokal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. lokal dalam pendidikan Sekolah Dasar agar peserta didik mengetahui budaya lokal"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembelajaran di Indonesia memberikan keanekaragaman pengetahuan dengan hadirnya budaya lokal pada setiap daerah, seperti dengan mengintegrasikan budaya lokal dalam pendidikan Sekolah Dasar agar peserta didik mengetahui budaya lokal di daerah tempat tinggal. Berdasarkan Peratuan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses bahwa pembelajaran di Sekolah Dasar mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu, pada aspek keberagaman budaya dapat diintegrasikan dengan pembelajaran dalam konten kearifan lokal. Pembelajaran tematik terpadu artinya mengguankan tema tertentu untuk mengkaitkan dengan mata pelajaran lainnya dengan pengalaman kehidupan nyata sehari-hari peserta didik sehingga memberikan pembelajaran yang bermakna (Widiastuti & Purnawijaya, 2019: 1104). Dengan mengangkat kerifan lokal yang ada didaerah setempat dapat mengetahui pengetahuan tentang budaya lokal dan pembelajarn menjadi bermakan karena konseptual dengan peserta didik.

Manurut Asnawi (2016: 200) “Kearifan lokal diartinya secara luas yaitu nilai budaya yang baik dimasyarakat”. Dalam mengembangkan dan mempertahankan kerifan lokal kita harus mengimplentasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan yang berbentuk aktivitas positif dengan mengintegrasikan dalam pembelajaran. Menurut Njatriani (2018: 18) “kearifan lokal adalah cara pandang, wawasan hidup, berbentuk kegiatan biasanya dilakukan oleh warga setempat dalam mencukupi kebutuhan dengan menjawab berbagai masalah”. Dalam penerapannya akan lebih bermakna ketika pengetahuan tersebut kita jadikan suatu aktivitas dalam

(2)

berkehidupan dan tidak terpisah dari bahasa yang ada pada masyarakat. sejalan dengan Darmadi (2018: 136) “ Local Wisdom is part of the culture of a society that can not be separated from the language of society it self”.

Menurut Febriana dkk, (2020: 1) Provinsi jambi memiliki luas wilayah 50.058,16 km2 dengan jumlah penduduk 3.406.178 jiwa. Selain itu, Provinsi Jambi memiliki banyak kearifan lokal yang berbeda, seperti tempat wisata, adat istiadat, bahasa dan karya seni. Sejalan dengan Pingge (2017: 129) kearifan lokal merupakan segala sesuatu yang menjadi ciri khas suatu daerah, baik berupa makanan, adat istiadat, tarian, lagu maupun upacara adat yang dapat dilestarikan. Oleh karena itu, kita sebagai pendidik hendaknya bisa mengintegrasikan pembelajran dengan potensi daerah yakni dengan mengkaitkan pembelajran dengan kontek kearifan lokal sehingga kita ikut serta dalam melestarikan budaya lokal daerah setempat. Sejalan dengan Alirmansyah (2019: 26) Masyarakat Melayu Jambi berperan dalam melestarikan dan mempertahankan warisan budaya lokal dalam dalam pendidikan agar menambah wawasan tentang budaya lokal khsusnya daerah Jambi. Maka dari itu, kita harus peka terhadap budaya yang ada didaerah setempat sehingga kearifan lokal tetap lestari. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan di kembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik

Menurut Khusna (2018: 49) Esensi dari kurikulum 2013 adalah tidak hanya bertujuan untuk menumbuhkan intelektual pada peserta didik, akan tetapi untuk membekali pada keterampilan serta karakter luhur sesuai kepribadianya. Dengan mempunyai karakter yang baik peserta didik akan menjadi orang pandai

(3)

menghargai, mampu menumbuhkan rasa cinta terhadap kerifan loakl dan ikut melestarikannya. Salah satu keraifan lokal yang di Provinsi Jambi yang tepatnya di Kabupaten Sarolangun Kecamatan Mandiangin yaitu Tradisi Betangas. Betangas sering di sebut juga dengan mandi uap dengan menggunakan rebusan rempah-rempah seperti daun serai wangi, daun pandan, daun jeruk purut, daun jeruk nipis, daun sembung untuk mengeluarkan keringat. Biasanya dilakukan oleh calon pengantin untuk kesehatan tubuh. Dengan adanya metode konduksi dalam proses trdisi betangas panas akan berpindah dari sushu tinggi ke suhu rendah, sehingga panas yang ada diruangan akan berpindah ke suhu tubuh yang menyebabkan tubuh mengeluarkan keringat yang dapat diintegrasikan kedalam pembelajaran Sekolah Dasar.

Hasil studi pendahuluan berupa wawancara bersama ketua adat dan tokoh masyarakat di Kecamatan Mandiangin tepatnya di desa mandiangin pada tangga 03 januari 2020. Hasilnya adalah bahwa tradisi betangas atau mandi uap merupakan sebuat adat tradisional yang dilakukan oleh calon pengantin untuk kesehatan tubuh. Seperti dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan memperlancar peredaran darah (Sembiring 2015: 39). Pelaksanaan tradisi betangas yaitu siapkan rebusan rempah-rempah yang telah tersedia, tikar panda rumbai di bentuk lingakaran, calon pengantin masuk dalam tikar yang sudah tersedia, lalu diats tikar ditutup dengn kain agar uapnya tidak keluar. Adapun tugas orang yang didalam tikar mengaduk-aduk air rebusan sampai dingin. Sehingga keluarlah aroma wangi dari rempah-reampah tersebut dan tubuh mengelurakan keringat. Karena jika tubuh secara terus-menerus berada dalam ruangan yang panas, maka tubuh akan berkeringat dan temperatur tubuh meningkat.

(4)

Hasil studi pendahuluan dilakukan di SD Negeri 64/1 Muara Bulian berupa wawancara bersama Ibu Erlina Efliani S.Pd pada tanggal 29 Januari 2020. Hasilnya adalah guru belum mengintegrasikan pembelajaran berbasis kearifan lokal dan kurangnya pemanfaatan TIK dalam pembelajaran. Sehingga solusi yang dapat diberikan peneliti yaitu sebuah bahan ajar dalam bentuk modul elektronik berbasis keraifan lokal untuk memperkenalkan trdisi betangas kepada peserta didik yang dapat dkaitkan dengan pembelajaran tema 6 panas dan perpindahannya enan harapan bisa menambah wawasan tentang budaya lokal, dan pembelajaran lebih bermakna karena konseptual serta ikut serta dalam melestarikan keraifan lokal yanga ada khsusnya di Provinsi Jambi.

Dalam memperkenalkan keraifan lokal di daerah bisa memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mempermudah guru dalam proses pembelajaran. Menurut Darimi (2017: 112) “ Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah program yang dipakai untuk mengimpelentasikan alat, memanipulasi, dan mengkomunikasikan infrormasi”. Kehadiran TIK dalam dunia pendidikan membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan memudahkan kita dalam mencari informasi. Menuut Fahyuni (2017: 16) “TIK mencakup perangkat lunak/keras dan infrastruktur berhubungan dengan fungsi serta pencarian informasi, pengmpulan, pemrosesan, penyimpanan, penyebaran, penyajian dan mencetak berupa bahan ajar elektronik. Dengan begitu, dapat mempermudah guru untuk menyampaikan materi ajar dengan menggunakan modul elektronik.

Menurut winarko dkk (2013: 3) “ Modul elektronik merupakan media yang berisi tentang materi, metode, batasan, dan metode penilain dibuat secara urutan untuk mencapai kemampuan yang diharapkan”. Adanya modul elektronik dapat

(5)

membuat peserta didik lebih aktif dan interaktif ketika pembelajaran berlangsung. Sejalan dengan purwaningtyas, dkk (2017: 1) Modul elektronik merupakan bahan ajar yang disusun secara berurutan sesuai dengan karakteristik materi ajaryang telah dikemas secara utuh, peserta didik dapat belajar secaramandiri dan lebih aktif sesuai dengan kemampuan belajarnya. Hadirnya modul elektronik ini membuat peserta didik menjadi senang dan termotivasi sehingga pembelajaran menjadi interaktif tidak monoton ditambahan lagi dengan aplikasi kvisoft flipbook maker dalam penyajiannya.

Menurut Wibowo & Pratiwi (2018: 3) Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker merupakan perangkat media dan proses pembelajaran, karena aplikaisnya tidak terbatas pada tulisan saja, tetapi dapat juga dimasukkan seperti animasi gerak, video dan audio yang dapat dipakai sehingga pembelajaran menjadi interaktif dan tidak membosankan”. Dengan menggunakan aplikasi ini, dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi ajar dan membuat siswa lebih aktif. Menurut Divaya, dkk (2018: 36) Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker ini memberikan kemudahan bagi penggunanya dalam memasukkan/menyisipkan fasilitas multimedia, seperti text, gambar, animasi, musik ke dalam buku digital, yang dapat membuat siswa tidak bosan/jenuh saat membaca buku di gital tersebut. Sehingga aplikasi ini dapat mempermudah pendidik dalam mengajar yang dapat membuat pembelajaran lebih interaktif.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ”Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Kearifan Lokal Tradisi Betangas Menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker Untuk Kelas V Sekolah Dasar”.

(6)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara mengembangkan Modul Elektronik berbasis kearifan lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker pada kelas V Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kelayakan Modul Elektronik berbasis kearifan lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker pada kelas V Sekolah Dasar?

1.3 Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui cara Mengembangkan Modul Elektronik berbasis kearifan lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker pada kelas V Sekolah Dasar.

2. Untuk mengetahui kelayakan Modul Elektronik berbasis kearifan lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker pada kelas V Sekolah Dasar.

1.4 Spesifikasi pengembangan

Produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini adalah modul elektronik berbasis kearifan lokal dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Modul Elektronik ini berisi tentang materi tentang teks bacaan tentang perpindahan panas/kalor, perpindahan kalor secara konduksi dan percobaan

(7)

perpindahan kalor secara konduksi menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker pada kelas V Sekolah Dasar

2. Modul elektronik ini di lengkapi dengan gambar dan video tentang kearifan lokal tradisi betangas yang disajikan dalam bentuk aplikasi kvisoft flipbook maker.

3. Modul elektronik ini mempunyai manfaat antara lain membuat pembelajaran menjadi bermakna, untk mengetahui kearifan lokal yang ada didaerah setempat.

1.5 Pentingnya Pengembangan

Pengembangan ini dibuat untuk menghasilkan bahan ajar yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran dalam menyampaikan materi pembelajaran secara kontekstual. Selain itu, pengembangan modul elektronik ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengenalkan kearifan lokal kepada peserta didik melalui pembelajaran.

1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Pengembangan modul elektronik ini didasarkan pada asumsi bahwa dengan adanya potensi daerah yang bisa diintegrasikan ke dalam pembelajaran sekolah dasar, dengan tujuan untuk melestarikan dan mengenalakan kearifan lokal kepada peserta didik dengan menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker untuk menambah wawasan tentang TIK bagi pada guru maupun peserta didik agar mengikuti perkembangan TIK yang semakin canggih.

(8)

Adapun keterbatasan pengembangan pada penelitian ini adalah:

1. Produk pengembangan modul elektronik berbasis kearifan lokal hanya berbatas pada kelas V Tema VI “Panas dan Perpindahannya” Subtema 2 ”Perpindahan Kalor di Sekitar Kita” Pembelajaran 1

2. Modul elektronik yang dikembangkan untuk melihat kelayakan yang hanya berbatas kepada kevalidan dan kepraktisan pada modul.

3. Pengembangan ini menggunakan model ADDIE, yang hanya sampai pada tahap pengembangan (development).

1.7 Definisi Istilah

1. Pengembangan adalah kegiatan mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang ada dan dapat dipertanggung jawabkan. 2. Modul Elektronik yaitu bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik materi

ajar yang di kemas secara utuh, yang dapat dipelajari secara mandiri dan lebih interaktif.

3. Tradisi betangas adalah sebuah adat tradisional masyarakat Mandiangin yang dilakukan untuk calon pengantin untuk kesehatan tubuh.

4. Kearifan lokal merupakan seagala sesuatu yang menjadi ciri khas suatu daerah, baik berupa makanan, adat istiadat, tarian, maupun upacara adat yang dapat dilestarikan.

5. Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker merupakan sebuah apliaksi yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran yang menarik, karena bersifat interaktif dan tidak membosankan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan persetujuan pasien, anamnesis (tidak didapatkan riwayat alergi, pemakaian obat jangka panjang HT, atau asma, hemodinamik stabil, pasien tidak dalam

Setelah dilaksanakan penelitian yang diawali dari pengambilan data hingga pada pengolahan data yang akhirnya dijadikan patokkan sebagai pembahasan hasil penelitian sebagai berikut:

Bunyi dari nada-nada gong kebyar digunakan sebagai media untuk berhubungan dengan Tuhan dalam sebuah aktivitas ritual melalui permainan gamelan pada sebuah ritual Hindu...

Melihat masalah tersebut, maka dibutuhkan sebuah sistem yang dapat digunakan antara pemasok dan pelaku bisnis khususnya usaha kuliner agar mampu untuk saling

Ahmad Karim Maulana. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA

Keberadaan komputer dalam dunia pendidikan dapat memanfaatkan sebuah sistem informasi untuk mengolah data yang berkaitan dengan pendidikan sebagai sebuah pendukung

Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran, Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Latar Belakang

Sehubungan dengan penelitian berjudul "Kajian Bahasa Tutur Ragam Pramuwisata ( Studi Deskrptif Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Kegiatan Memandu Wisatawan oleh Mahasiswa STP