• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Sistem Kontrol Pemakaian Listrik Secara Multi Channel Berbasis Arduino (Studi Kasus Kantor LBH Banda Aceh)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rancang Bangun Sistem Kontrol Pemakaian Listrik Secara Multi Channel Berbasis Arduino (Studi Kasus Kantor LBH Banda Aceh)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Vol.2 No.2 2017 30 @2017 kitektro

Rancang Bangun Sistem Kontrol Pemakaian Listrik

Secara Multi Channel Berbasis Arduino

(Studi Kasus Kantor LBH Banda Aceh)

Zubaili Isfarizky

#1

, Fardian

#2

, Alfatirta Mufti

#3

#Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

Jl. Tgk Syech Abdul Rauf No. 7, Darussalam, Banda Aceh 23111 Indonesia

1zu.isfarizky@gmail.com 2fardian@unsyiah.ac.id 3alfatirta.ee@unsyiah.ac.id

Abstrak— Penelitian ini membahas tentang suatu rancangan

sistem untuk mengontrol otomasi saklar lampu di kantor LBH Banda Aceh secara Multichannel agar menghemat penggunaan listrik dan dapat membantu mempermudah pegawai kantor tanpa perlu menghidupkan maupun mematikan lampu secara manual. Menggunakan sensor Passive Infrared (PIR) untuk mendeteksi adanya pergerakan manusia di dalam ruangan, RTC untuk pembacaan waktu, Arduino Nano untuk pengontrolan dan menggunakan relay sebagai saklar elektronik. Sistem ini berhasil mengontrol 7 dari total 9 lampu yang ingin dikontrol pada kantor LBH Banda Aceh. Sistem ini dapat menghemat penggunaan listrik sebanyak 5% dan membantu memudahkan aktivitas pegawai kantor LBH Banda Aceh

Kata Kunci

Passive Infrared, Multichannel, Arduino Nano, RTC, Relay.

I. PENDAHULUAN

Energi listrik merupakan energi yang sangat dibutuhkan. Energi listrik memegang peranan penting dalam pengembangan pembangunan ekonomi seiring dengan pertumbuhan perekonomian nasional. Penggunaan energi merupakan syarat untuk meningkatkan kegiatan ekonomi. Mengelola sumber energi dengan tepat dapat memberikan manfaat serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum [1].

Pengendalian alat-alat listrik khususnya lampu adalah hal yang penting dalam pengelolaan energi pada suatu tempat, misalnya di gedung perkantoran yang mempunyai banyak lampu. Pengendalian terhadap suatu komponen elektronik menjadi sangat penting di masa sekarang ini agar menghemat penggunaan listrik dari gedung perkantoran [2].

Namun, sampai sekarang ini masih banyak dijumpai pengendalian saklar lampu yang dilakukan secara manual sehingga sering terjadi kelalaian dalam mematikan lampu pada ruangan perkantoran yang menyebabkan pemborosan listrik [2].

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan perencanaan yang tepat sehingga timbul pemikiran untuk memanfaatkan komputer untuk mengendalikan peralatan listrik tersebut

sehingga lampu ruangan dikontrol secara otomatis dengan fasilitas komputer.

Sistem otomasi ini akan menghidupkan lampu apabila ada aktivitas manusia di dalam ruangan yang di pantau oleh sensor gerak dan akan mematikan lampu ruangan apabila tidak ada manusia di dalam ruangan.

Dengan adanya sistem pengontrolan ini, diharapkan dapat menghemat energi listrik dan menghemat waktu serta dapat menekan biaya operasional.

II. DASARTEORI

A. Sensor PIR

Sensor PIR (Passive Infrared) merupakan sensor yang mendeteksi perubahan radiasi panas (infra merah) kemudian mengubahnya menjadi output tegangan. Sensor ini tidak memerlukan pemancar infrared secara khusus, melainkan hanya menerima pancaran infrared dari sumber yang bergerak, dalam hal ini adalah manusia. Jadi, ketika seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap pancaran sinar inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang memiliki suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga menyebabkan material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa oleh sinar inframerah pasif tersebut [3].

Berdasarkan datasheet manual sensor PIR, jarak maksimum yang dapat dideteksi oleh sensor PIR adalah 5 meter pada sudut 0o dan 3 meter pada sudut 30o. Namun

berdasarkan penelitian Wildian Galoeh Otomo pada penelitiannya yang berjudul “Sistem Kontrol Penyalaan Lampu Ruang Berdasarkan Pendeteksian Ada Tidaknya Orang di Dalam Ruangan”, jarak maksimum yang dapat di deteksi sensor PIR adalah 4,3 meter pada sudut 0o (lurus dari

depan sensor), dan 2 meter pada sudut 30o (kekiri dan

kekanan) [3].

B. Arduino Nano

Arduino Nano merupakan papan mikrokontroler yang berbasis AT Mega328. Mempunyai 14 digital input / output pin (dimana 6 dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input

(2)

Vol.2 No.2 2017 31 @2017 kitektro

analog, osilatorkristal 16MHz, koneksi USB dan tombol reset [4].

C. Relay

Relay merupakan saklar elektronik yang dapat membuka

atau menutup rangkaian dengan menggunakan kontrol dari rangkaian elektronik lain. Sebuah relay tersusun atas kumparan, pegas, saklar(terhubung pada pegas) dan 2 kontak elektronik (normally close dan normally open)

Berdasarkan prinsip dasar cara kerjanya, relay dapat bekerja karena adanya medan magnet yang digunakan untuk menggerakkan saklar. Saat kumparan diberikan tegangan kerja relay maka akan timbul medan magnet pada kumparan karena adanya arus yang mengalir pada lilitan kawat. Kumparan yang bersifat sebagai elektromagnet ini kemudian akan menarik saklar dari kontak NC ke kontak NO. jika tegangan pada kumparan dimatikan maka medan magnet pada kumparan akan hilang sehingga pegas akan menarik saklar ke kontak nc [5].

D. RTC (Real Time Clock)

Real Time Clock pada dasarnya sama seperti jam yang

sering kita gunakan. RTC berjalan dengan suplai yang diberikan oleh baterai yang menjaga waktu tepat berjalan walaupun catu utama dilepas dari rangkaian. Dengan menggunakan RTC, proses penentuan lama waktu ketika catu daya utama dilepas untuk men-tracking data akan lebih mudah. Pada umumnya, mikrokontroler memiliki time keeper yang digunakan sebagai sistem clocking. RTC dibutuhkan pada mikrokontroler disebabkan timekeeper yang ada di mikrokontroler ini akan mati jika daya yang menyuplai dicabut. Hal ini akan menyulitkan proses pengambilan data awal dan penentuan data terakhir. Jika mikrokontroler diprogram ulang, time keeper mikrokontroler akan ter-reset ketika mikrokontroler diprogram ulang [6].

E. RF 433 MHz

RF 433 MHz ini terdiri dari pemancar (Tx) dan penerima (Rx) yang secara umum digunakan untuk remote control. RF 433 MHz memiliki berat 5 gram, frekuensi sebesar 433 MHz, modulasi ASK, keluaran data penerima : tinggi – ½ Vcc, rendah – 0,7 Vcc, Tegangan masukkan pemancar : 3-12 V (semakin tinggi tegangan masukannya, maka kekuatan pemancaran juga semakin baik), Tegangan masukkan penerima : 3,3-6 V (semakin tinggi tegangan masukkannya, maka kekuatan penerimaan juga semakin baik) [7].

III. METODOLOGIPENELITIAN

A. Metode Penelitian

Tahapan – tahapan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Survei Kebutuhan Sistem: Pada tahapan survei kebutuhan sistem, peneliti mengumpulkan data mengenai aktivitas sehari-hari pegawai pada kantor LBH Banda Aceh. Data yang dibutuhkan kemudian dirangkum untuk proses perancangan sistem.

2) Perancangan Sistem: Dari survei kebutuhan sistem yang telah dilakukan selanjutnya peneliti merancang sistem. Dimana akan di gunakan Arduino sebagai brain, menggunakan sensor PIR sebagai input (alat pendeteksi) , RTC sebagai input waktu dan relay sebagai aktuator untuk mengontrol pemakaian listrik kantor LBH Banda Aceh secara otomatis.

3) Pengujian: Pada bagian ini akan dilakukan pengujian terhadap alat yang sudah dirancang. Tujuan dilakukannya tahapan ini ialah untuk memastikan apakah alat tersebut berjalan sesuai dengan harapan.

4) Implementasi Sistem: Pada tahapan implementasi sistem ini, peneliti memasang alat yang telah dirancang pada kantor LBH Banda Aceh dan pemasangan posisi sensor sesuai dengan hasil pada wawancara.

5) Pengujian Lapangan: Pada tahapan Instalasi ini, peneliti menguji alat yang telah dipasang di kantor LBH.

6) Penulisan Laporan: Setelah alat telah terpasang di kantor LBH dan telah diuji, selanjutnya akan dilakukan tahap akhir yaitu penulisan laporan, yang meliputi penulisan dan penjelasan hasil penelitian sesuai dengan metode yang digunakan. Laporan ini merupakan bukti tertulis suatu penelitian dan bisa dijadikan referensi bagi penelitian berikutnya.

B. Kebutuhan Sistem

1) Peralatan yang Digunakan: Adapun peralatan yang

digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

TABELI

PERALATANYANGDIGUNAKANPADAPENELITIAN

No. Peralatan dan Komponen Jumlah

1 Arduino Nano 5

2 Sensor PIR 6

3 Relay 4

4 RTC 1

5 Charger USB 4

6 Perangkat Elektronika Seperlunya

Perangkat penunjang lainnya pada penelitian tugas akhir ini yaitu berupa perangkat lunak untuk menulis dan mendownload program ke mikrokontroler.

2) Survei Lapangan: Pada tahap ini dilakukan wawancara untuk pengambilan data aktivitas kantor LBH Banda Aceh. Adapun prosedur wawancara yang dilakukan adalah peneliti mendatangi secara langsung kantor LBH Banda Aceh. Proses wawancara melibatkan Kepala dan pegawai kantor LBH Banda Aceh. Dibutuhkan data berupa data rekening pembayaran listrik kantor, jam aktivitas pegawai dan kebiasaan pegawai.

(3)

Vol.2 No.2 2017 32 @2017 kitektro

3) Denah Kantor LBH Banda Aceh: Gambar 1 merupakan denah kantor LBH Banda Aceh. Pada gambar tersebut terdapat 5 titik tempat yang akan di kontrol pemakaian listriknya. Nomor 1 merupakan ruang kepala kantor LBH Banda Aceh, dimana terdapat 1 buah lampu ruangan. Nomor 2 merupakan ruang sekretaris, dimana terdapat 1 buah lampu ruangan. Nomor 3 merupakan ruang kerja kantor, dimana terdapat 2 buah lampu ruangan. Nomor 4 merupakan balai rapat, terdapat 2 buah lampu didalam balai dan 2 buah lampu diluar balai. Nomor 5 merupakan tempat parkir, dimana terdapat 1 buah lampu. Rencana total lampu yang akan dikontrol berjumlah 9 lampu.

Gambar 1 Denah Kantor LBH Banda Aceh C. Rancangan Sistem

Perancangan sistem diperlukan agar dapat melihat apa-apa saja yang menjadi input pada sistem yang akan dibuat. Berikut ini adalah blok diagram umum sistem yang terdapat pada penelitian ini.

Gambar 2 Perancangan Umum Sistem

Dapat dilihat pada gambar 2, input pada penelitian ini terdiri dari sensor PIR sebagai pendeteksi pergerakan manusia dan RTC sebagai jam elektronik. Kemudian hasil dari pembacaan sensor PIR dan RTC di proses pada mikrokontroler. Setelah data diproses, digerakkan oleh relay. Hasil dari pembacaan sensor PIR yang telah diproses dan pembacaan waktu pada RTC memberikan otomasi pada

lampu berdasarkan kondisi tertentu. Set Point adalah kondisi ketika sensor PIR mendeteksi adanya gerakan, timer direset menjadi 0 dan mengaktifkan relay, jika timer sudah diatas 10 menit, maka mikrokontroler akan mematikan relay.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Prototipe

1) Sensor PIR Non-Wireless: Gambar berikut merupakan prototipe sistem sensor PIR non-wireless.

Gambar 3 Prototipe Sistem Sensor PIR Non-Wireless

Pada Gambar 3 terdapat sensor PIR yang terhubung pada PCB dengan kabel sepanjang 3 meter, 1 (satu) buah relay dual

channel, charger USB, 1 (satu) buah switch, dan terdapat

arduino nano dibawah PCB.

2) Sensor PIR Wireless: Gambar berikut merupakan prototipe arduino dengan receiver 433 MHz.

Gambar 4 Prototipe Arduino dengan Receiver 433 MHz

Pada Gambar 4 terdapat 1 (satu) buah relay dual channel, 1 (satu) buah switch, 1 (satu) buah arduino nano yang terhubung pada PCB.

Gambar 5 Prototipe Arduino dengan Transmitter 433 MHz

Set Point Pengendali: Mikrokontroler Aktuator: Relay Plant: Lampu Sensor PIR RTC Input Output

(4)

Vol.2 No.2 2017 33 @2017 kitektro

Gambar 5 merupakan prototipe arduino dengan transmitter 433 MHz. Pada gambar tersebut terdapat 2 (dua) buah sensor PIR, 2 (dua) buah baterai 9 v sebagai input daya, 1 (satu) buah

transmitter 433 MHz dan 1 (satu) buah arduino nano. 3) RTC: Gambar berikut merupakan prototipe arduino RTC.

Gambar 6 Prototipe Arduino RTC

Pada Gambar 6 terdapat 1 (satu) buah RTC DS1307, 1 (satu) buah charger USB, 1 (satu) buah relay dual channel, 1 (satu) buah switch, 1 (satu) buah arduino nano yang terhubung pada board.

B. Pengujian Sistem Keseluruhan

1) Sensor PIR Non-Wireless pada Ruang Kepala Kantor: Didalam ruang kepala kantor terdapat 1 lampu berukuran 45 watt yang dikontrol. Berikut gambar hasil pengontrolan pada ruang kepala kantor LBH Banda Aceh.

Gambar 7 Posisi Relay ON dan Kondisi Ruang Kepala Saat Ada Aktivitas

Gambar 7 menunjukkan posisi relay sedang ON dan kondisi ruangan saat adanya aktivitas

Gambar 8 Posisi Relay OFF dan Kondisi Ruang Kepala Saat Tidak Ada Aktivitas

Gambar 8 menunjukkan posisi relay OFF dan kondisi ruangan ketika tidak ada aktivitas didalam ruangan.

2) Sensor PIR Non-Wireless pada Ruang Sekretaris:

Didalam ruang sekretaris kantor LBH Banda Aceh terdapat 1 (satu) buah lampu 45 watt yang dikontrol. Berikut gambar

hasil pengontrolan pada ruang sekretaris kantor LBH Banda Aceh.

Gambar 9 Posisi Relay ON dan Kondisi Ruang Sekretaris Saat Ada Aktivitas

Gambar 9 menunjukkan posisi relay sedang ON dan kondisi ruang sekretaris disaat adanya aktivitas pegawai.

Gambar 10 Posisi Relay OFF dan Kondisi Ruang Sekretaris saat Tidak Ada Aktivitas

Gambar 10 menunjukkan posisi relay sedang OFF dan kondisi ruang sekretaris disaat tidak ada aktivitas pegawai.

3) Sensor PIR Wireless pada Ruang Kerja: Di ruang ini dikontrol 2 (dua) buah lampu masing-masing 45 watt. Gambar berikut merupakan sistem yang telah terpasang pada ruang kerja kantor LBH Banda Aceh.

Gambar 11 Sensor PIR Wireless di Ruang Kerja Kantor

Gambar 11 merupakan posisi sensor PIR wireless yang terletak di ruang kerja LBH Banda Aceh.

Gambar 12 Bentuk Fisik Penerima dari Sistem Sensor PIR Wireless

Gambar 12 merupakan sistem penerima pesan yang dikirim dari transmitter yang kemudian akan mengontrol relay.

(5)

Vol.2 No.2 2017 34 @2017 kitektro

4) RTC pada Balai Rapat dan Tempat Parkir: Sistem ini mengontrol 3 (tiga) buah lampu masing-masing berukuran 45 watt dan 2 (dua) buah lampu masing-masing berukuran 35 watt.

Gambar 13 Posisi Relay ON dan Keadaan Balai Rapat

Gambar 13 merupakan bentuk fisik sistem kontrol untuk balai rapat dan tempat parkir. Dari gambar tersebut terlihat kondisi relay sedang ON dan keadaan balai rapat pada malam hari.

Gambar 14 Posisi Relay OFF dan Balai Rapat Dalam Keadaan Siang Hari

Gambar 14 menunjukkan bahwa posisi relay sedang OFF dan keadaan balai rapat pada siang hari. Arduino nano telah diprogram untuk mematikan relay pada pukul 06.30 dan akan menghidupkan relay pada pukul 18.30.

C. Perbandingan Pemakaian Listrik Sebelum dan Sesudah Pemasangan Alat

Berikut ini akan dijelaskan perbandingan pemakaian listrik pada kantor LBH Banda Aceh sebelum dan sesudah pemasangan alat. Pengambilan data ini dilakukan selama 7 hari ketika kantor belum dipasang alat dan 7 hari ketika kantor sudah terpasang alat.

TABEL II

PEMAKAIAN LISTRIK KANTOR LBH SEBELUM PEMASANGAN ALAT Hari Sebelum (kWh) Pengguna (orang) Rata-rata perhari (KWh)

Pagi Sore Selisih

Senin 64420.7 64450.7 30 20 1.5 Selasa 64458.9 64475.3 16.4 12 1.36 Rabu 64482.9 64499.9 17 14 1.21 Kamis 64505.1 64523.8 18.7 16 1.16 Jum'at 64532.9 64552.7 19.8 18 1.32 Sabtu 64554.7 64559.2 4.5 3 1.12

Rata-rata 1 (satu) minggu 1.28 KWh/orang

Pada Tabel 4.3 dapat kita lihat pemakaian listrik pada kantor LBH Banda Aceh sebelum alat dipasang. Pada hari Senin, dengan pengguna listrik 20 orang, total pemakaian listrik adalah 30 KWh. Hari Selasa dengan pengguna listrik 12 orang, total pemakaian listrik adalah 16.4 KWh. Hari Rabu dengan pengguna listrik 14 orang, total pemakaian listrik adalah 17 KWh. Hari Kamis dengan pengguna listrik 16 orang, total pemakaian listrik adalah 16.7 KWh. Hari Jum’at dengan pengguna listrik 18 orang, total pemakaian listrik adalah 19.8 KWh. Hari Sabtu dengan pengguna listrik 3 orang, total pemakaian listrik adalah 4.5 KWh. Rata-rata 1(satu) minggu pemakaian listrik per-orang adalah 1.28 KWh per-orang.

TABEL III

PEMAKAIAN LISTRIK KANTOR LBH SESUDAH PEMASANGAN ALAT

Pada Tabel 4.4 dapat kita lihat pemakaian listrik kantor LBH Banda Aceh sesudah pemasangan alat. Hari Senin dengan pengguna 8 orang, total pemakaian listrik adalah 8 KWh. Hari Selasa dengan pengguna 10 orang, total pemakaian listrik adalah 9.7 KWh. Hari Rabu dengan pengguna 17 orang, total pemakaian listrik adalah 19.8 KWh. Hari Kamis dengan pengguna 13 orang, total pemakaian listrik adalah 12.9 KWh. Hari Jum’at dengan pengguna 24 orang, total pemakaian listrik adalah 30.6 KWh. Hari Sabtu dengan pengguna 14 orang, total pemakaian listrik adalah 14.9 KWh. Rata-rata 1(satu) minggu pemakaian listrik per-orang adalah 1.14 KWh per-per-orang.

Gambar 15 Grafik Perbedaan Rata-rata Pemakaian Listrik Per-orang Sebelum dan Sesudah Pemasangan Alat

Grafik pada Gambar 15 menunjukkan rata-rata pemakaian listrik per-orang antara sebelum dan sesudah pemasangan alat pada hari yang berbeda. Pemakaian listrik kantor LBH Banda Aceh berkurang setelah pemasangan alat yaitu dengan

0 0,5 1 1,5 2

senin selasa rabu kamis jum'at sabtu

KW h sebelum sesudah Hari Sesudah (kWh) Pengguna (orang) Rata-rata perhari (KWh)

Pagi Sore Selisih

Senin 68015.3 68023.3 8 8 1.33 Selasa 68042.5 68052.2 9.7 10 1.07 Rabu 68058.6 68078.4 19.8 17 1.1 Kamis 68086.2 68099.1 12.9 13 1.07 Jum'at 68111.7 68142.3 30.6 24 1.1 Sabtu 68149.1 68164 14.9 14 1.06 Rata-rata 1 (satu) minggu 1.14 KWh/orang

(6)

Vol.2 No.2 2017 35 @2017 kitektro

pemakaian 1.28 KWh per-orang perharinya menjadi 1.14 KWh per-orang perharinya. Penghematan yang didapat adalah 5 %.

V.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perancangan dan implementasi yang peneliti lakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu rancangan sistem yang dirancang adalah sistem kontrol dengan sensor PIR secara wireless dan non-wireless, dan sistem kontrol dengan pembacaan waktu dari real time clock. Pada sistem sensor PIR wireless, RF tidak dapat mengirimkan data dikarenakan jarak yang tidak terjangkau, sehingga tidak bisa mengontrol 2 lampu pada ruang kerja kantor LBH Banda

Aceh. Prototipe sistem dipasang pada 4 titik di LBH Banda Aceh, yaitu pada Ruang Kepala, Ruang Sekretaris, Ruang Kantor dan Balai Rapat LBH Banda Aceh. Sistem ini berhasil mengontrol pemakaian 7 lampu dari total 9 lampu yang ingin dikontrol. Sistem ini mampu menghemat listrik pada kantor LBH Banda Aceh sebesar 5%.

UCAPAN TERIMA KASIH

Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fardian S.T., M.Sc selaku pembimbing I, dan Bapak Alfatirta Mufti S.T., M.Sc. selaku pembimbing II yang telah membimbing penulis dalam penulisan karya ilmiah ini.

REFERENSI

[1] Guntur Pradnya Pratama, “Perancangan Dimer Lampu Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler Pada Penerangan Dalam Ruangan”, Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro, Semarang 2014.

[2] Galoeh Otomo, Wildian, “Sistem Kontrol Penyalaan Lampu Ruang Berdasakan Pendeteksian Ada Tidaknya Orang di Dalam Ruangan”, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang 2013. [3] Syukron Ma’mun, “Rancang Bangun Sistem Otomasi Lampu Dan

Pendingin Ruangan”, Program Studi Teknik Elektro Universitas Indonesia, Depok 2010.

[4] Anita Dwi Septiani, “Perancangan Alat Pemantau Kondisi Kesehatan Manusia”, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, Semarang 2015.

[5] Ilfan Arifin, “Automatic Water Level Control Berbasis Mikocontroller Dengan Sensor Ultrasonik”, Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang, Semarang 2015.

[6] Albert Gifson, Slamet, “Sistem Pemantau Ruang Jarak Jauh Dengan Sensor Passive Infrared Berbasis Mikrokontroler AT89S52”, Program Studi Teknik Elektro Universitas Budi Luhur, Jakarta Selatan 2009.

[7] Nugra Perkasa, “Sistem Kontrol Jarak Jauh Melalui Media Jaringan Komputer Untuk Mengontrol Penerangan Ruangan Dan Air Conditioner (AC) Pada Laboratorium STMIK AMIKOM Yogyakarta Dalam Bentuk Maket Berbasis Mikrokontroler Arduino”, Jurusan

Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer Amikom Yogyakarta, Yogyakarta 2013.

[8] Angki Nopebriansyah Pratama, “Pengembangan Midi Controller Berbasis Microcontroller Dengan Mekanisme Sentuh”, Jurusan Pendidikan Seni Musik Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta 2015.

[9] Iyuditya, Erlina Dayanti, “Sistem Pengendali Lampu Ruangan Secara Otomatis Menggunakan PC Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno”, Jurusan Teknik Informatika STMIK, Cirebon 2013 [10] I G M Ngurah Desnanjaya, I A D Giriantari, Rukmi Sari Hartati,

“Rancang Bangun Sistem Control Air Conditioning Automatis Berbasis Passive Infrared Receiver”, Program Studi Magister Teknik Elektro Universitas Udayana, Bali 2013.

[11] Nanda Rahman Rangkuti, Wildian, “Rancang Bangun Sistem Otomasi Penyalaan Lampu Ruang Kuliah Berbasis Mikrokontroler Atmega8535 dengan Detektor PIR Paradox-465”, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang 2014.

[12] Nopan Suryadiyanto, ”Pembuatan Alat Saklar Lampu Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno”, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Amikom Yogyakarta, Yogyakarta 2015. [13] Sutono, “Perancangan Sistem Aplikasi Otomatisasi Lampu

Penerangan Menggunakan Sensor Gerak dan Sensor Cahaya Berbasis Arduino Uno (Atmega 328)”, Program Studi Teknik Komputer Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia, Bandung 2013.

[14] Yolandah, Mentari, “Rancangan Sistem Kendali Lampu Led Berbasis Raspberry Pi Dengan Teknik Web Interface Menggunakan Bootstrap”, Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang 2015.

Gambar

Gambar 5 Prototipe Arduino dengan Transmitter 433 MHz Set Point Pengendali: Mikrokontroler Aktuator: Relay Plant: Lampu Sensor PIR RTC Input Output

Referensi

Dokumen terkait

gelatin, gula berupa sukrosa, sirup jagung dan glukosa; juga ada flavoring agent, lalu dicetak sesuai jenis marshmallow yang diinginkan. Bahan tambahan yang digunakan adalah

Berdasarkan hasil Evaluasi dan Pembuktian Kualifikasi serta Penetapan Hasil Kualifikasi, Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pokja Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya

Sehubungan dengan akan dilakukan Pembuktian Kualifikasi untuk paket pekerjaan Pengawasan Pembangunan Jalan di Kecamatan Jemaja dan Jemaja Timur , kegiatan di lingkungan Dinas

[r]

Pokja ,Apabila saudara tidak hadir dalam batas waktu yang di tentukan maka perusahan. saudara dinyatakan

Diharapkan kehadiran Saudara sesuai jadwal tersebut di atas dengan membawa dokumen asli/dokumen yang dilegalisir oleh pihak yang berwenang beserta dokumen pendukung lainnya sesuai

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) oleh Kelompok Kerja (Pokja) Jasa Konstruksi pada Panitia Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah Lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten

Pada hari ini Selasa tanggal lima bulan April tahun dua ribu enam belas , selaku Pokja Tahap I PLP Kabupaten Purwakarta berdasarkan Surat Perintah Ketua Pusat Layanan