• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rks Dermaga Baubau 2014 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rks Dermaga Baubau 2014 2"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

BAB II

SYARAT-SYARAT TEKNIS

SYARAT-SYARAT TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR DERMAGA

PEKERJAAN STRUKTUR DERMAGA

PASAL 1

PASAL 1

UMUM

UMUM

(1)

(1) Lingkup PekerjaanLingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan–bahan, peralatan Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan–bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang

dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, yang meliputi :diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, yang meliputi : a.

a. PePekekerrjajaan an BBetetoonn  b.

 b. Pekerjaan TiaPekerjaan Tiang Pancang Bajang Pancang Baja

Semua penjelasan mengenai pekerjaan tersebut diatas akan dijelaskan dalam point–  Semua penjelasan mengenai pekerjaan tersebut diatas akan dijelaskan dalam point–   point

 point penjelasan penjelasan termasuk termasuk segala segala jenis jenis peralatan, peralatan, bahan bahan dan dan teknis teknis pekerjaan. pekerjaan. SemuaSemua  pekerjaan

 pekerjaan yang yang termasuk termasuk dalam dalam ruang ruang lingkup lingkup pekerjaan pekerjaan yang yang tidak tidak dijelaskandijelaskan kemudian dalam risalah aanwijing dan pihak kontraktor harus melaksanakannya sesuai kemudian dalam risalah aanwijing dan pihak kontraktor harus melaksanakannya sesuai gambar kerja.

gambar kerja. !"#

!"# PerPersiasiapan Pelpan Pelaksaksanaanaanan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus mempelajari dengan seksama gambar  Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus mempelajari dengan seksama gambar  kerja. $ontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi dilapangan. $ontraktor  kerja. $ontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi dilapangan. $ontraktor  harus menyedi

harus menyediakan bahan, tenaga kerja, akan bahan, tenaga kerja, peralperalatan dan atan dan lain–lain–lain untuk lain untuk membumembuat at dandan mem

memasaasang ng semsemua ua strustruktuktur r derdermagmaga a sessesuai uai dendengan gan yanyang g ditditententukaukan n daldalam am gamgambar bar  rencana dan spesi%ikasi teknis.

rencana dan spesi%ikasi teknis.

&ermaga dibangun menggunakan konstruksi beton bertulang. 'ntuk plat lantai, balok  &ermaga dibangun menggunakan konstruksi beton bertulang. 'ntuk plat lantai, balok  lantai, dan pile cap menggunakan beton

lantai, dan pile cap menggunakan beton cast in situ.cast in situ. Sedangkan untuk tiang pancangSedangkan untuk tiang pancang menggunakan beton pra cetak.

menggunakan beton pra cetak.

PASAL 2

PASAL 2

PEKERJAAN PENGUKURAN

PEKERJAAN PENGUKURAN

!(#

!(# )gar pekerj)gar pekerjaan dilapangaan dilapangan sesuai dengan gambar rencanaan sesuai dengan gambar rencana, , perlu dilakuperlu dilakukan stake outkan stake out dan pemasangan patok*patok.

dan pemasangan patok*patok. !"#

!"# 'ntuk pem'ntuk pemasangaasangan stake out diperlun stake out diperlukan titik tetapkan titik tetap !+#

!+# Titik tetap Titik tetap yang dimaksud yang dimaksud harus memenuhi harus memenuhi syarat :syarat :



Posisi dan tinggi titik tetap diketahui, hal ini dapat dilakukan melalui pengikatanPosisi dan tinggi titik tetap diketahui, hal ini dapat dilakukan melalui pengikatan dengan bench mark atau detail lain

dengan bench mark atau detail lain yang sudah diketahui koordinat dan tingginya.yang sudah diketahui koordinat dan tingginya.



Bentuk titik tetap bisa berupa B atau kontruksi lain yang stabilBentuk titik tetap bisa berupa B atau kontruksi lain yang stabil



Letak titik tetap diusahakan berada disekitar detail yang akan di stake out.Letak titik tetap diusahakan berada disekitar detail yang akan di stake out. !-#

!-# PengiPengikatan titik tetap dilakkatan titik tetap dilakukan melaluukan melalui pengukuri pengukuran waterpass dengan waterpass dengan alat ukur wildan alat ukur wild nak ".

nak ". !#

!# PengukPengukuran haruuran harus dibuat dengan jarak ( m dalam arah horions dibuat dengan jarak ( m dalam arah horiontal, sedangtal, sedangkan padakan pada arah /ertical dapat dibuat dengan jarak (0 m dan ( m.

arah /ertical dapat dibuat dengan jarak (0 m dan ( m. !1#

!1# Setelah dilakSetelah dilaksanaksanakan pengukuran pengukuran2souan2soundingnding, dan , dan kontrkontraktor sudah merasa yakin atasaktor sudah merasa yakin atas has

hasil il penpengukgukurauran, n, dipdipasanasang g propro%il %il sesusesuai ai dendengan gan kebkebutuutuhanhan, , baibaik k posposisi isi maumaupunpun ukurannya.

ukurannya.

33*( 33*(

(2)

PASAL 3

PEKERJAAN BETON

CAST IN SITU 

!(# Persyaratan utu

a. &alam pekerjaan dermaga ini, beton yang digunakan adalah beton siap pakai atau ready !" #$%#re&e.

'. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pengecoran, kontraktor harus terlebih dahulu menyampaikan contoh bahan yang akan dipakai dan harus membuat job mi4 %ormula !i4 &esign# untuk mendapat persetujuan &ireksi 2 $onsultan Pengawas. #. Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai

mutu karakteristik minimal, sebagai berikut :

utu beton untuk plat lantai $*-00

utu beton untuk Balok $*-00

utu beton untuk Pile 5ap $*-00

d. )dukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur ini harus memakai 'e&$% ready !", dan harus dipadatkan dengan menggunakan concrete /ibrator, dalam  pemadatan concrete /ibrator tidak boleh terkena baja tulangan.

e. utu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini adalah :

utu baja tulangan s2d ∅(" mm adalah '*"-, B6TP "-0 ! %y 7 "-0 Pa #

utu baja tulangan 8 &(+ mm adalah '*+9, B6T& +90 !% y 7 +90 Pa# !"# Persyaratan Bahan

a. S e m e n

 Persyaratan Umum

Semua semen harus 5ement Portland yang disesuaikan dengan persyaratan dalam Peraturan Portland 5ement 3ndonesia 3*; atau )ST 5*(0 Type ( atau standard 3nggris BS (".

utu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah setara T3<) =>&), <=?S3$, serta memenuhi persyaratan 3*;. Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.

 Pemeriksaan

&ireksi 2 $onsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan.

$ontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas untuk pemeriksaan tersebut.

Semen yang tidak memenuhi syarat setelah diperiksa oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas tidak boleh dipergunakan. 6ika semen yang dinyatakan tidak dapat diterima tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka &ireksi 2 $onsultan Pengawas dapat memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban $ontraktor. $ontraktor  harus menyediakan semua semen*semen dan beton yang dibutuhkan untuk   pemeriksaan atas biaya kontraktor.

Tempat Penyimpanan

$ontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen, dan setiap saat harus terlindung dari kelembaban udara dan cuaca. Tempat  penyimpanan tersebut juga harus sedemikian rupa agar memudahkan waktu  pengambilan.

<udang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal +0 cm dari tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat semen dalam jumlah banyak,

(3)

sehingga kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan harus mempunyai ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truck semen secara terpisah*pisah dan menyediakan jalan yang mudah untuk mengambil contoh, menghitung ak*ak dan memindahkannya.

Semen dalam ak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari " meter.

'ntuk mencegah semen dalam ak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan, kontraktor hendaknya mempergunakan semen menurut urutan kronologis yang diterima ditempat pekerjaan.

Tiap kiriman semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah dibedakan dari kiriman lainnya. Semua ak kosong harus disimpan dengan rapih dan diberi tanda yang telah disetujui oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas 2 $onsultan anajemen $onstruksi.

 b. )gregat @alus !Pasir#

6enis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam yaitu pasir  yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan persetujuan &ireksi 2 $onsultan Pengawas.

Persetujuan untuk sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai persetujuan dasar  !pokok# untuk semua bahan yang diambil dari sumber tersebut. $ontraktor harus  bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis bahan yang dipakai dalam pekerjaan.

$ontraktor harus menyerahkan contoh bahan kepada &ireksi 2 $onsultan Pengawas

untuk bahan pemeriksaan serta persetujuan sebelum bahan tersebut digunakan  pada pelaksanaan pekerjaan.

Pasir harus bersih dan bebas dari kotoran serta substansi yang merugikan, jumlah  prosentase dari segala macam substansi yang merugikan beratnya tidak boleh

lebih dari A berat pasir.

Pasir harus mempunyai modulus kehalusan butiran " sampai +", atau jika diselidiki dengan saringan standard harus sesuai dengan standard 3ndonesia untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut :

6ika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. (1 adalah "0 persen atau kurang, maka batas maksimum untuk persentase satuan dalam saringan no. ; dapat naik sampai "0 persen.

Saringan o Persentase satuan timbangan tertinggal di saringin - 0 ( ; 1 ( (1 (0 " +0 (0 +0 0 ( + (00 (" "0 P) + 

c. )gregrat $asar !$erikil#

)gregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas. 3ni dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu*batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.

(4)

)gregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian*bagian yang halus, mudah pecah, tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan*bahan organis atau dari substansi yang merugikan. Besarnya persentase dari substansi yang merugikan tidak boleh mencapai +A dari agregat kasar. )gregat kasar harus  berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. )pabila kadar lumpur 

melampaui (A, maka agregat kasar harus dicuci.

)gregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara  mm * " mm dan harus memenuhi syarat*syarat berikut :

-

Sisa di atas ayakan +(, mm, harus 1A berat

-

Sisa di atas ayakan - mm, harus berkisar antara 90A dan 9;A berat

-

Selisih antara sisa*sisa kumulati% di atas dua ayakan yang berurutan, adalah

maksimum 10A dan minimum (0A berat

-

@arus menyesuaikan dengan semua ketentuan*ketentuan yang terdapat di 3*"

PB3*l9(

)gregat kasar harus sesuai dengan spesi%ikasi tersebut diatas, jika diperiksa oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka $ontraktor harus menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya atas biaya sendiri, untuk menghasilkan agregat yang dapat disetujui &ireksi 2 $onsultan Pengawas.

d. ) i r  

)ir yang dipakai untuk semua pekerjaan beton harus bersih dan bebas dari bahan*  bahan yang merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik,

atau bahan*bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.

)ir tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan* ketentuan yang ada di dalam PB3*l9( untuk bahan campuran beton.

e. Baja Tulangan

Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan standard 3ndonesia untuk beton 3*", PB3*l9( atau )ST &esignation )*(, dan harus disetujui oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas.

&ireksi 2 $onsultan Pengawas berhak meminta kepada $ontraktor, surat keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan, untuk persetujuan &ireksi 2 $onsultan Pengawas sesuai dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi seperti tercantum di dalam gambar rencana.

Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih*serpih, karat, minyak, gemuk dan at kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya lekat antara baja tulangan dengan beton.

%. 5etakan !Bekisting#

Bekisting memakai multiple4 tebal minimum 9 mm atau papan kayu meranti. Bekisting tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu meranti ukuran 2, 2(0 dan sebagainya, dan untuk bekisting plat lantai " menggunakan bondek, yang  pelaksanaannya di periksa dan disetujui oleh pengawas dan direksi.

Steiger cetakan2bekisting harus dari pipa*pipa besi standar pabrik atau kayu dan tidak diperkenankan memakai bambu.

!+# Beton =eady i4

utu beton yang disyaratkan untuk pekerjaan Pile 5ap, Balok   elintang2emanjang, dan plat lantai adalah beton $*-00.

(5)

33*-

$ontraktor harus membuat2mengadakan campuran percobaan !trial mi4 desain# untuk menentukan komposisi bahan adukan sesuai mutu karakteristik beton yang disyaratkan dan disetujui &ireksi2$onsultan Pengawas.

$ontraktor harus mengadakan slump test dan tes kuat tekan beton untuk mengetahui kualitas karakteristik beton satu sampel untuk setiap tes, umur + hari, (- hari, dan "; hari, tiap  m+ beton atau tiap ( mobil mi4er.

Persyaratan campuran beton rencana tetap mengikuti ketentuan S3 "00".

Semua beton ready mi4 harus disuplay dari perusahaan yang disetujui &ireksi2$onsultan Pengawas.

Perbandingan berat dari semen, agregat kasar dan agregat halus harus terus menerus dicatat pada batching plant dengan alat timbangan yang sudah dikalibrasi oleh  badan yang berwenang.

Pencatatan dari semen, agregat dan jumlah air setiap truck mi4er harus dapat diberikan kepada &ireksi2$onsultan Pengawas jika diperlukan.

Secara periodik harus dilakukan testing untuk menentukan kadar air ! moisture content # dari agregat untuk menentukan pengaturan tambahan jumlah air yang akan dicampurkan.

 ama dan alamat dari perusahaan beton ready mi4 harus disampaikan untuk   persetujuan &ireksi2$onsultan Pengawas.

6ika diperlukan $ontraktor harus mengatur peninjauan ke perusahaan tersebut. !-# Persyaratan Pelaksanaan

a. Penulangan

Baja tulangan beton harus dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran* ukuran yang tertera pada gambar rencana. Baja tulangan tidak boleh diluruskan atau dibengkokan kembali dengan cara yang dapat merusak bahannya. Batang dengan bengkokan yang tidak ditunjukkan dalam gambar tidak boleh dipakai. Semua batang harus dibengkokan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi  beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh

&ireksi 2 $onsultan Pengawas.

Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. 'ntuk  menempatkan tulangan tepat ditempatnya maka tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton dengan bantalan blok*blok beton cetak !beton decking#. &alam segala hal untuk besi beton yang horiontal harus digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak akan ada batang yang turun.

6arak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan dalam gambar rencana, minimal harus (," kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan harus memberikan kesempatam masuknya alat penggetar beton.

6umlah tulangan harus sesuai dengan gambar rencana. )pabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar, maka yang menentukan adalah luas tulangan, dalam hal ini kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari &ireksi 2 $onsultan Pengawas.

 b. Selimut Beton

Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian*bagian konstruksi. )pabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut  beton untuk satu sisi pada masing*masing konstruksi adalah sebagai berikut :

(6)

Plat Lantai min.-0 mm

Balok min.-0 mm

Pile 5ap min.-0 mm d. Sambungan baja tulangan

6ika diperlukan untuk menyambung tulangan, bentuk dari sambungan harus disetujui oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas. >/erlap pada sambungan*sambungan tulangan harus minimal -0 kali diameter batang, kecuali jika telah ditetapkan secara  pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan &ireksi 2 $onsultan

Pengawas. e. S u h u

Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari +"o5 dan tidak kurang dari -,o5.

Bila suhu dari beton yang dituang berada antara "o5 dan +"o5, beton harus diaduk 

ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton dicor pada waktu cuaca tidak stabil sehingga suhu dari beton melebihi +"o5, maka kontraktor harus

mengambil langkah*langkah yang e%ekti%, seperti mengecor pada waktu malam hari  bila diperlukan.

%. 5etakan Beton

5etakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ditentukan dalam gambar  rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan dari &ireksi 2 $onsultan Pengawas sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi  persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab $ontraktor 

terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan* kerusakan, yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian. Sewaktu*waktu &ireksi 2 $onsultan Pengawas dapat menga%kir cetakan jika bentuknya yang tidak dapat diterima dan $ontraktor harus dengan segera mengambil bentuk  yang dia%kir dan menggantinya atas bebannya sendiri.

Semua cetakan harus betul*betul teliti kuat dan aman pada kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan selama dan sesudah pengecoran beton.

Semua cetakan beton harus kokoh. )lat*alat dan usaha*usaha yang ses uai dan cocok  untuk membuka cetakan*cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan*cetakan harus diberi pelumas. inyak tersebut dipakai hanya setelah disetujui &ireksi 2 $onsultan Pengawas. Penggunaan minyak cetakan harus hati*hati untuk  mencegah kontak dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.

Penyangga cetakan !steiger# harus bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat

sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan. %. Pengecoran

Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak   baja tulangan beton sesuai dengan gambar rencana, pemasangan sparing* sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lain*lainya selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan*permukaan yang berhubungan dengan  pengecoran harus sudah disetujui oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas.

Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton !cetakan# harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan bekisting harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban2air  dari beton yang baru di cor tidak akan diserap.

(7)

Permukaan*permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan dicor   beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton baru. Pada sambungan pengecoran harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, pembuangan beton*beton yang mengelupas atau rusak, atau bahan*  bahan asing yang menutupinya. Semua genangan air harus dibuang dari  permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor. Perlu diperhatikan letak2jarak2sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang masih berlanjut, terhadap sistem struktur2penulangan yang ada.

Beton boleh dicor hanya waktu &ireksi 2 $onsultan Pengawas ada di tempat kerja, dan persiapan betul*betul telah memadai.

Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari " meter, semua  penulangan beton harus selalu lapis*perlapis horiontal dan tebalnya tidak lebih dari 0 cm. &ireksi 2 $onsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 0 cm tidak dapat memenuhi spesi%ikasi ini.

Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian rupa sehingga spesi2mortar terpisah dari agregat kasar.Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joint dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang sebelum  pekerjaan dilanjutkan.

Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas dari kantong*kantong kerikil, dan menutup rapat*rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan. &alam pemadatan setiap lapisan dari  beton, kepala alat penggetar !/ibrator# harus dapat menembus dan

menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di  bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan  beton dengan airnya. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immerson beroperasi dengan kecepatan paling sedikit +,000 putaran per menit ketika dibenamkan dalam beton.

g. Caktu dan 5ara*cara Pembukaan 5etakan

Caktu dan cara pembukaan cetakan harus mengikuti petunjuk &ireksi 2 $onsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati*hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda2lunak tidak diijinkan untuk  dibebani. Segera sesudah cetakan*cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan permukaan*permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui &ireksi 2 $onsultan Pengawas.

h. Perawatan !5uring#

Semua beton harus dirawat !cured# dengan air seperti ditentukan di bawah ini. &ireksi 2 $onsultan Pengawas berhak menentukan cara perawatan yang harus digunakan.

Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari langsung minimal selama + hari sesudah pengecoran. Perlindungan dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan.

Perawatan beton setelah tiga hari, yaitu dengan melakukan penggenangan dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama (- hari terus menerus. Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan penyiraman secara mekanis atau

(8)

dengan pipa yang berlubang*lubang atau dengan cara lain yang disetujui &ireksi 2 $onsultan Pengawas sehingga selama masa tersebut permukaan beton selalu dalam keadaan basah. )ir yang digunakan dalam perawatan !curing# harus memenuhi persyaratan spesi%ikasi air untuk campuran beton.

i. Perlindungan !Protection#

$ontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan*kerusakan sebelum  penerimaan terakhir oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas.

6. Perbaikan Permukaan Beton

6ika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar, atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesi%ikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh $ontraktor atas bebannya sendiri. $ecuali bila &ireksi 2 $onsultan Pengawas memberikan iinnya untuk  menambal tempat yang rusak.

$erusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari sarang kerikil, kerusakan*kerusakan karena cetakan, lobang*lobang karena keropos, ketidak rataan dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lobang* lobang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan terikat !terkunci# ditempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama "- jam sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.

k. Bonding )gent

&ipergunakan pada elemen*elemen beton yang harus disambungkan 2 dicor secara terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan  perhitungannya. 5ara pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik dan atas  persetujuan &ireksi 2 $onsultan Pengawas.

l. )dmi4ture

)dmi4ture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan  beton. Bahan admi4ture yang dipakai adalah setara dengan merek Deb, 5ormi4, atau Sika. Penggunaan bahan admi4ture tersebut harus mendapat persetujuan dari &ireksi 2 $onsultan Pengawas.

PASAL 

PEKERJAAN PEMANANGAN

!(# =uang Lingkup

Lingkup pekerjaan pemancangan Pipa Baja adalah :

a. Pekerjaan ini meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pemancangan,

(9)

 pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan material*material lain yang dibutuhkan dalam pemancangan.

 b. )pabila dalam pengoperasian peralatan dibutuhkan periinan, maka menjadi kewajiban kontraktor untuk memenuhinya. Biaya periinan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.

c. Penentuan panjang Pile yang akan dipesan dan yang akan dipancang sesuai dengan gambar rencana.

d. Sebelum melakukan pemesanan Pile, kontraktor harus mengajukan jumlah kebutuhan Pile dan harus mendapat persetujuan dari $onsultan Pengawas.

e. Pekerjaan Pile harus memenuhi persyaratan*persyaratan yang diuraikan dibawah ini :

Bahan, ukuran penampang dan panjang seperti yang ditunjukkan dalam gambar  kerja.

Pile yang akan digunakan dalam proyek ini baru dapat dipancang setelah diperiksa dan dinyatakan memenuhi syarat oleh $onsultan Pengawas.

$ontraktor harus menyusun rencana urutan pemancangan dan harus mendapatkan  persetujuan dari $onsultan Pengawas.

Pemancangan Pile dilakukan terus menerus sampai kedalaman yang telah direncanakan.

$ontraktor tidak memindahkan alat pancang dari kepala Pile tanpa persetujuan $onsultan Pengawas.

Pile hanya boleh dipancang bila disaksikan $onsultan Pengawas dan hanya jika tersedia data*data mengenai pemancangan Pile yang diperlukan dan telah disampaikan kepada $onsultan Pengawas. eskipun demikian kontraktor tetap  bertanggung jawab atas pekerjaan ini.

Pile yang tidak memenuhi syarat akibat Eo/er dri/ingF atau tidak memenuhi toleransi yang diijinkan harus dicabut dan $ontraktor harus memancang Pile e4tra pada tempat tersebut sebagai gantinya.

!"# Persyaratan Bahan

a. aterial Pile yang digunakan dalam pekerjaan pemancangan ini harus mengikuti  persyaratan mutu bahan maupun tata cara pabrikasi yang menjamin agar semua

Pile dapat terpasang dengan baik sesuai rencana.

 b. Pile pada pekerjaan ini menggunakan Pile dari beton prategang dengan spesi%ikasi sebagai berikut :

Type Tiang Pancang Pipa Baja &imensi G 0; !&ermaga#

G 0; !Trestle# utu Beton B6 -(

c. Semua Pile Baja harus memenuhi persyaratan produksi yang berlaku. Setiap Pile yang diproduksi diberi tanda berupa nomor re%erensi, mutu baja, dimensi dan tanggal pembuatan.

d. Panjang masing*masing Pile ditentukan setelah ada hasil interprestasi data dari  pekerjaan Sondir termasuk bagian kepala yang nantinya setelah pemancangan masuk ke dalam Pile 5ap dan bagian yang mungkin dipotong sesuai dengan kondisi

(10)

lapangan.

e. Pile dapat terdiri atas segmen tunggal sesuai dengan panjang yang dibutuhkan atau segmen*segmen yang disambung dengan las listrik. Penentuan panjang segmen adalah sedemikian sehingga pemancangan sambungan*sambungan Pile sedapat mungkin berada di dalam tanah.

!+# )lat Pancang

a. $ontraktor harus menyediakan peralatan untuk pemancangan secara lengkap sedemikian hingga semua persyaratan teknis yang diminta dapat dipenuhi.

 b. esin pancang yang diperkenankan adalah jenis Hibro2&iesel @ammer. )lat  pancang drop hammer tidak diperkenankan dipakai. Berat ram dari diesel hammer 

yang disyaratkan harus dapat mencukupi bearing capacity yang disyaratkan.

c. )lat harus dapat melakukan pemancangan secara kontinu sampai diperoleh daya dukung2setting yang disyaratkan dan2atau sampai pada kedalaman yang direncanakan, diambil yang paling memenuhi daya dukung yang dis yaratkan.

d. )lat pancang harus dilengkapi dengan ladder yang cukup panjangnya dan dapat digerakkan secara hydrolic atau mekanik untuk menjamin pemancangan Pile dapat dilaksanakan dengan baik 

e. 'ntuk kegiatan pemancangan di laut, kontraktor harus menyediakan pontoon dan tug boat.

%. $ontraktor harus dapat menunjukkan bahwa alat yang digunakan telah tersedia dan dapat digunakan pada waktu yang telah ditentukan.

g. Pada waktu pemancangan kepala Pile harus dilindungi dengan bantalan yang cukup kuat dan tidak mudah lepas serta disetujui terlebih dahulu oleh &ireksi2Pengawas Lapangan.

!-# Pekerjaan Persiapan

a. &ata mengenai ketinggian dan skema penempatan Pile tercantum dalam gambar. Penentuan lokasi dan pekerjaan builtset Pile dilaksanakan oleh kontraktor, kontraktor  harus memelihara semua ketinggian yang ditentukan, termasuk ketinggian dari ujung atas Pile sebelum Pile dipotong. Semua patok harus diperiksa secara teratur untuk  menjamin agar kegiatan pemancangan Pile tidak sampai mengakibatkan patok itu  bergerak. Pada gambar kerja, Pile harus diberi nomor.

 b. Patok*patok re%erensi, bouwplank dan pengukuran, semua ukuran ketinggian yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan dinyatakan terhadap &atum I 0.00 LCL !Low Cater Le/el#. $ontraktor harus membuat patok re%erensi, menara ketinggiannya terhadap &atum dengan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari &ireksi2$onsultan Pengawas. Penentuan patok*patok bouwplank dll, harus dilakukan dengan peralatan Theodolit2Caterpass yang sebelumnya harus diperiksakan2 disetujui. c. 'kuran*ukuran dinyatakan dengan metrik, kecuali bila dinyatakan lain

d. @asil pengukuran di lapangan harus dapat dikaitkan dengan patok*patok tetap !Benchmark# yang telah ada menurut petunjuk $onsultan Pengawas lapangan, dan bila diperlukan $ontraktor harus memasang patok*patok pembantu untuk menentukan ketinggian dan koordinat lokal. yang harus dipelihara keutuhan letak dan ketinggiannya selama pekerjaan berlangsung. Sebelum pekerjaan dimulai patok*patok   pembantu2bouwplank harus diperiksa2 disetujui oleh &ireksi2$onsultan Pengawas. !# Pengangkatan Pile

a. Pile diangkat dengan menggunakan sling baja.

 b. Sling baja harus diperiksa dengan baik, sebelum dan selama pelaksanaan  pemancangan.

(11)

c. Pile harus diangkat dan diturunkan secara bertahap agar tidak terjadi goncangan atau kejut pada Pile.

d. Pada saat pengangkatan dan penurunan Tiang, " titik penyokong2titik angkat harus  pada satu le/el dan penggunaan satu titik angkat harus dihindari.

e. Titik pengambilan haruslah ditandai dengan jelas.

%. Letak titik penyokong2angkat untuk Pileberdasarkan ketentuan pabrikasi.

g. Pile disokong pada dua titik tumpuan pada ujung*ujung Pile dengan menggunakan  penjepit2klem.

h. Penjepit Pile tersebut dihubungkan dengan sling baja pengangkat yang ada pada crane. i. Sling baja pengangkat harus bebas dari keausan, simpul*simpul atau bengkok dan

karat.

 j. &iameter dan panjang terpakai dari sling baja pengangkat harus tepat disesuaikan dengan : Panjang Tiang, Berat beban Pile, Sudut angkat.

!1# Pemeriksaan

a. Pemeriksaan kegiatan pemancangan dapat dilakukan oleh Pengawas setiap waktu. Pile hanya boleh dipancang dengan sepengetahuan Pengawas.

 b. $ontraktor harus menyimpan da%tar pemancanagn setiap Tiang, setiap hari da%tar asli tersebut harus diserahkan kepada &ireksi2$onsultan Pengawas, bila terjadi hal*hal di luar kondisi pemancangan biasa, Pihak kedua harus segera melapor kepada &ireksi2$onsultan Pengawas.

c. Pemancangan tidak membebaskan Pihak $edua dari tanggungnya untuk melaksanakan  pekerjaan sesuai dengan =$S ini dan gambar yang terlampir pada Surat Perjanjian. !# Penandaan

a. Pile harus ditandai2diberi angka setiap jarak ( m, mulai dari ujung sampai ke  pangkalnya dengan warna ditentukan &ireksi 2$onsultan Pengawas.

 b. Pada setiap Pile harus ditandai dengan :

Tanggal pemancangan

$ode Pile

Posisi titik pengangkatan !handling#

c. 'ntuk sambungan Tiang, angka harus melanjutkan dari Pile yang disambung.

d. Sambungan Pile harus selalu diposisikan di dekat titik pancang yang sedang dikerjakan.

e. Persetujuan tidak membebaskan kontraktor dari tanggung jawabnya untuk  melaksanakan pekerjaan sesuai dengan =$S ini dan gambar yang terlampir pada Surat Perjanjian.

!;# 'ji Pembebanan

a. Tes pemancangan dilaksanakan pada pemancangan pertama, sebelum melakukan tes kontraktor diharuskan terlebih dahulu melaporkan kepada konsultan pengawas mengenai jadwal pelaksanaan tes, untuk diteruskan kepada konsultan perencana.  b. Tes pemancangan harus dihadiri dan disaksikan oleh $omite Pengguna )nggaran

!$P)#, konsultan pengawas dan konsultan perencana.

(12)

c. Segala biaya yang timbul atas pelaksanaan tes pemancangan menjadi tanggungan kontraktor sepenuhnya.

d. 6umlah titik P&) tes adalah sebesar (A dari jumlah keseluruhan Pile untuk masing* masing kedalaman Tiang. Tujuan pengujian adalah untuk menguji daya dukung statis Pile tunggal sehingga dapat die/aluasi terhadap daya dukung rencana.

e. )lat yang digunakan :

Pile &ri/ing )nalyer !P&)#

Sepasang accelerometer 

Sepasang Strain Transducer 

$abel 'tama $abel Penghubung

)daptor 

%. assa hammer dengan berat sesuai dengan beban ultimate rencana dari Pile, alat  penjatuh hammer !dapat digunakan crane2sejenisnya#. Prinsip kerja pengujian adalah teori perambatan gelombang pada satu dimensi !(*& Ca/e propagation# dengan asumsi Pile uni%orm dan si%at elastic*linier, pengujian dilakukan sesuai dengan prosedur pengujian )ST &-9-*;9.

!9# Terangkatnya Pile

a. Segera setelah Pile dipancang, $ontraktor harus menentukan suatu titik re%erence dari Pile dan ketinggiannya pada Pile. Setelah semua Pile dipasang, $ontraktor harus mengukur lagi ketinggian Jtitik re%erenceJ setiap Pile yang sudah dipancang dan menentukan Jupli%tJ pipa yang disebabkan oleh pemancangan Pile lain.

 b. Bila terjadi upli%t Pile (,1 cm atau lebih, $ontraktor harus mengambil langkah  perbaikan tanpa biaya tambahan dari pemberi tugas.

c. Langkah tersebut diantaranya dapat meliputi : emancang kembali Pile sampai kedalaman semula dan bila perlu lebih dalam lagi hingga mencapai tahanan tanah semula pada pemancangan terakhir. Setelah pemancangan kembali, $ontraktor harus memeriksa kembali ketinggian dari Jtitik re%erenceJ pada semua Pile dan harus memancang kembali Pile lain yang terangkat.

!(0#Pemancangan Pile

a. Pile hanya boleh dipancang, setelah ada persetujuan dari Pengawas Lapangan.

 b. 'rutan pemancangan Pile agar direncanakan sesuai kondisi pekerjaan sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pemancangan dapat berjalan dengan baik dan lancar  sehingga Pile yang telah dipancang lebih dahulu tidak terganggu. $ontraktor harus mengajukan rencana kerja pemancangan kepada Pengawas Lapangan untuk  die/aluasi dan mendapatkan persetujuan tertulis.

c. Pemancangan Pile harus menerus sampai %inal set. Penghentian hanya boleh bila mendapat perintah dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.

d. Pile hanya dipancang selama ada Pengawas Lapangan dan harus tersedia %asilitas  bagi Pengawas Lapangan untuk memperoleh in%ormasi pemancangan Pile yang diperlukan. amun demikian $ontraktor tetap bertanggung jawab atas pelaksanaan  pekerjaan ini.

e. $ontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan dengan segera apabila terjadi  perubahan*perubahan yang tidak normal selama pekerjaan pemancangan Pile. &alam melaksanakan pekerjaannya $ontraktor harus berhati*hati untuk mencegah timbulnya gaya lateral pada Pile selama pemancangan yang diakibatkan oleh alat  pancang maupun pengaruh luar lainnya.

%. )pabila Pile rusak dan tidak dapat dipakai akibat o/erdri/ing atau tidak memenuhi toleransi yang diijinkan maka Pile yang tidak terpakai tersebut harus diganti dengan

(13)

Pile baru harus dipancang sebagai pengganti, atau $ontraktor memancang Pile e4tra sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Segala biaya penggantian atau penambahan Piledan lain*lain ditanggung oleh kontraktor.

g. )pabila ternyata hasil pemancangan tidak memenuhi persyaratan ataupun batas*  batas toleransi yang diperkenankan, $ontraktor harus memperbaiki, memperkuat, menambah Pile dan lain*lain atas petunjuk Pengawas Lapangan dengan menggunakan biaya $ontraktor.

h. Pemancangan dapat dihentikan apabila telah dicapai2diperoleh %inal set atau daya dukung yang diinginkan. Dinal set atau benaman akhir yang disyaratkan adalah sebagai berikut :

Settlement !S# 7  mm2pukulan

7 !rata*rata (0 pukulan terakhir#

Berat @ammer !C# 7 +, ton

Tinggi jatuh 7 (,; m

i. @arga S di lapangan diambil dari harga rata*rata benaman dari pencatatan + seri  pukulan masing*masing (0 pukulan dimana perbedaan jumlah benaman masing* masing seri kurang dari (0A dan yang diambil adalah harga S (0 yang terakhir. 'ntuk pengamatan %inal set, harus disediakan peralatan sedemikian sehingga pada sisi Piledapat ditempelkan kertas gra%ik untuk mencatat rebound dan set pada saat Pilepancang akan disetting.

 j. 'ntuk memudahkan kontrol pemancangan secara /isual, sepanjang Piledibuat tanda dengan cat Pileinter/al 0 cm dan (00 cm yang menunjukkan jarak tanda2titik  tersebut dari kaki tiang.

k. @asil pencatatan pemancangan atau kalendering diserahkan $ontraktor kepada Pengawas Lapangan untuk die/aluasi dan selanjutnya diambil langkah*lngkah yang diperlukan.

!((#$alendering2&ri/ing =ecord

Selama pemancangan kontraktor harus melakukan pencatatan pemancangan !$alendering# untuk masing*masing Pile, yang disampaikan kepada konsultan  pengawas untuk die/aluasi. &alam catatan2kalendering tersebut harus dicatat hal*hal

sebagai berikut :

Tanggal2hari pemancangan

 omor Pile

Panjang Pile

'kuran penampang

Type hammer 

Berat ram

?le/asi dasar tanah pada titik pancang

Pile masuk tanpa dipukul

Benaman per inter/al jumlah pukulan atau s ebaliknya !jumlah pukulan per inter/al (00 cm, 0 cm dan " cm#

Total set !benaman# !, cm#

=ebound !cm#

Tinggi jatuh hammer !m#

Peyimpangan posisi2kemiringan Pile dari rencana

(14)

@al*hal khusus yang ditemui pada pemancangan

&aya dukung Pile

Setiap lapisan harus diketahui dan disetujui oleh konsultan pengawas !("# Penghentian Pemancangan2=e%usal

a. $ecuali jika ditentukan lain atas dasar percobaan pembebanan atau perintah tertulis dari &ireksi2$onsultan Pengawas, $ontraktor baru boleh menghentikan pemancangan apabila telah dicapai benaman akhir !re%usal# sesuai dengan rencana.

 b. S !benaman# dihitung, setelah dilakukan + seri pemukulan yaitu (0 kali pukulan !S(0#, dan harga masing*masing seri !S(0# satu sama lain perbedaannya tidak lebih (0 A, maka harga S( adalah harga rata*rata benaman untuk satu pukulan dari S(0 yang terkecil.

c. $etentuan S( tersebut adalah atas dasar bila peralatan @ammer yang dipakai mempunyai ketentuan seperti yang sudah dijelaskan di atas.

d. Bila dipakai @ammer dengan berat =am, tinggi jatuh !stroke# dan besar rebound !elastic compression# yang berbeda*beda, harga S( dapat berubah lebih besar atau lebih kecil. Segala perubahan harus berdasarkan analisa atas petunjuk dan persetujuan &ireksi2$onsultan Pengawas.

e. 'ntuk itu sebelum, sewaktu dan setelah pemancangan $ontraktor harus senantiasa  berhubungan dengan &ireksi2$onsultan Pengawas untuk mendapat  petunjuk*petunjuknya.

!(+#Dinal Set

Dinal set akan ditentukan dilapangan dengan menggunakan K@illey DormulaK. @illey Dormula untuk diesel hammer adalah sebagai berikut :

 Rd

=

f . En

S

+

1 2

(

c

1

+

c

2

+

c

3

)

 x

 Wr

+

e .

Wr

+℘

$eterangan :

=d 7 'ltimate bearing capcity o% pile !ton#

D 7 =elati/e e%%iciency o% hammer, untuk diesel hammer D7(

?n 7 @ammer energy as stated by manu%acturer, untuk diesel hammer ?n7" Cr 7 =am mass !ton#

@ 7 &rop height o% ram !m#

? 7 5oe%icient o% restitution, ?70."1 untuk bahan beton Cp 7 Pile mass !ton#

S 7 Set !pile penetration# per blow !m#

5( 7 ?lastic compression o% cushion and caping beam !m# 5" 7 ?lastic compression o% capping beam !m#

5+ 7 ?lastic compression o% soil !m# !(-#<angguan2$erusakan

a. Pihak $edua harus menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan memperkecil gangguan*gangguan dan kerusakan yang terjadi.

 b. 6ika selama pelaksanaan pekerjaan terjadi gangguan pada hal*hal pelaksanaan, Pihak  $edua harus melaporkan gangguan*gangguan tersebut kepada Pengawas untuk  dipertimbangkan.

(15)

33*(-c. Setelah Pile dipancang, Pihak $edua harus menentukan suatu titik re%erence dari Pile dan ketinggian pada Pile.

d. Setelah semua Pile dipancang, Pihak $edua harus mengukur lagi ketinggian setiap Pile yang sudah dipancang terhadap titik re%erence tersebut diatas dan menentukan Jupli%tJ yang disebabkan oleh pemancangan Pile lain.

e. Bila terjadi upli%t Pile (1 mm atau lebih, Pihak $edua harus mengambil langkah  perbaikan tanpa biaya tambahan dari Pihak $esatu. Langkah tersebut meliputi : harus memeriksa kembali ketinggian dari Jtitik re%erenceJ pada semua Pile dan harus memancang kembali Pile lain yang terangkat

%. Pile yang rusak !luka# karena emancang kembali Pile sampai kedalaman semula dan bila perlu lebih dalam lagi hingga mencapai tahanan tanah semula pada  pemancangan terakhir. Setelah pemancangan kembali, Pihak $edua pemancangan harus diganti dengan yang baru atau bagian yang rusak diperbaiki dengan persetujuan Pengawas.

!(#Pemotongan Tiang Pancang

a. 'ntuk mencapai tanah keras atau daya dukung yang disyaratkan, panjang Pile sering tidak sesuai dengan kedalaman yang dicapai.

 b. )pabila ujung Pile tepat pada ele/asi penyambungan dengan capping beam, maka Pile tidak perlu dipotong.

c. )pabila Pile muncul di atas ele/asi penyambungan dengan capping beam, maka Pile harus dipotong untuk mencapai ele/asi yang disyaratkan.

d. Sisa*sisa potongan Pile harus dikumpulkan menjadi satu pada tempat yang telah disetujui Pengawas.

!(1#Penyambungan Tiang

a. Sambungan Pile dilakukan dengan system las. Tebal las yang disyaratkan adalah 9mm.

 b. Sebelum pengelasan dilakukan, pelat sambungan harus dibersihkan dari kotoran* kotoran atau karat yang menempel, agar las dapat menempel dengan sempurna. c. 6enis las yang dipergunakan adalah =B"1 atau =& "10 dengan tebal kawat las +,"

mm atau - mm. Pengelasan dapat dilakukan " atau + kali sampai mencapai ketebalan 9 mm.

d. 'ntuk keamanan terhadap korosi, sambungan harus diberi lapisan penutup. !(# @ubungan Pile dan Pile 5ap

a. 'ntuk menghubungkan konstruksi Pile dengan konstruksi capping beam2pile cap diatasnya, diperlukan stek*stek dari besi beton yang dicor di dalam rongga Pile dan dilas pada bagian luar Pilepancang.

 b. 6enis baja yang digunakan sebagai stek*stek adalah &(1 dan &(9 mm !polos# '*"-. utu beton pengisi harus memenuhi syarat $.(.

c. Pile yang lebih dari ele/asi rencana dipotong dengan baik dengan memperhatikan syarat*syarat sebagai berikut :

Bagian ujung Pile harus tertanam dalam capping beam2pile cap minimal (0 c m

Tulangan !stek# Pile harus dijadikan tulangan penyaluran dan tertanam dalam

capping beam.

$erusakan kepala Pile yang berlebihan harus diperbaiki terlebih dahulu. 'ntuk itu kontraktor harus mengajukan rencana perbaikan kepada konsultan pengawas.

Pada tiap*tiap Pile akan dibuatkan caping beam2pile cap sebagai pengunci dan  pelindung Pile.

(16)

d. Sebelum melakukan pengecoran adukan semua tulangan harus sudah terpasang dengan  baik, bersih dari kotoran dan pelaksanaan pengecoran harus diperhitungkan waktunya sedemikian sehingga adukan yang sudah dituangkan tidak terganggu oleh pengaruh  pasang surut sebelum beton mencapai umur + jam.

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya perancangan dan penulisan tugas akhir yang berjudul &#34;Pengeringan Eceng Gondok Menggunakan

Suasana dialogis diatas menuntun analisis Ahmad Amin menggambarkan telah adanya soal tidak mau melibatkan diri dalam pertikaian dan perselisihan diantara sesame kaum

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan ekstrakurikuler pramuka penggalang di SD Jaranan Banguntapan Bantul dapat dilihat dari 1) perencanaan pihak

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Berdasarkan analisis statistik yang telah dilakukan peneliti dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis diberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Klasifikasi agregat menjadi kasar, halus dan filler adalah berdasarkan ukurannya yang ditentukan menggunakan saringan. Mutu agregat mempengaruhi kekuatan dan ketahanan konkrit. Adapun