• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DATA DAN ANALISIS. pada tanggal 10 Januari 1894 di Batavia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DATA DAN ANALISIS. pada tanggal 10 Januari 1894 di Batavia."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

45  3.1 Sejarah Instansi

Pelayanan jasa hukum di bidang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Indonesia sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Untuk pertama kalinya didaftar merek no. 1 (satu) oleh Hulpbureua Voor den Industrieelen Eigendom pada tanggal 10 Januari 1894 di Batavia.

Berdasarkan Reglement Industrieelen Eigendom 1912 Stbl. 1912-545 jo 1913-214, yang melakukan pendaftaran merek di Indonesia adalah Hulpbureua Voor den Industrieleen Eigendom di bawah Department Van Justitie yang waktu itu hanya khusus menangani pendaftaran merek. Kemudian berdasarkan Stbl. 1924 no. 576 ayat 2 ruang lingkup tugas Department Van Justitie meliputi pula bidang milik perindustrian.

Dalam masa kemerdekaan RepubIik Indonesia sesuai dengan Pasal II Aturan Peralihan Undang-undang Dasar 1945, Stbl. 1924 no. 576 masih tetap berlaku dengan perubahan nama menjadi Kantor Milik Kerajinan. Pada tahun 1947 Kantor Milik Kerajinan pindah ke Surakarta dan pada tanggal 9 Oktober 1947 berubah namanya menjadi Kantor Milik Perindustrian.

Pada masa pemerintahan RIS Kantor Milik Perindustrian pindah ke Jakarta. Berdasarkan Peraturan Pemerintah no 60 tahun 1948 tentang lapangan pekerjaan, susunan, pimpinan dan tugas kewajiban Kementerian Kehakiman

(2)

yang meliputi pula Kantor Milik Perindustrian, Kantor Milik Perindustrian terdiri atas:

• Bagian Pendaftaran Cap Dagang.

• Bagian Perlindungan atas Pendapatan-pendapatan Baru (Octrooi).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman tanggal 12 Pebruari 1964 no. J.S. 4/4/4 tentang Tugas dan Organisasi Departemen Kehakiman, yang disempurnakan dengan Keputusan Menteri Kehakiman no. J.S.4/4/24 tanggal 27 Juni 1965 tentang Tugas dan Organisasi Departemen Kehakiman, nama Kantor Milik Perindustrian diganti menjadi Direktorat Urusan Paten yang bertugas menyelenggarakan peraturan-peraturan mengenai perlindungan penemuan dan penciptaan.

Dengan demikian, sesuai dengan Keputusan Menteri Kehakiman tersebut Direktorat Urusan Paten tidak saja menangani urusan bidang merek dan bidang paten tetapi juga menangani bidang hak cipta.

Tahun 1966, Presidium Kabinet mengeluarkan keputusan no. 75/U/Kep/11/1966 tentang Struktur Organisasi dan Pembagian tugas Departemen. Dalam Keputusan ini Direktorat Urusan Paten berubah menjadi Direktorat Paten, Direktorat Jenderal Pembinaan Badan Peradilan dan Perundang-undangan, yang terdiri dari:

• Dinas Pendaftaran Merek • Dinas Paten

(3)

• Dinas Hak Cipta

Pada tahun 1969 melalui Keputusan Presiden no. 39 Tahun 1969 dibentuk Direktorat Jenderal Pembinaan Badan-badan Peradilan. Dengan dibentuknya Direktorat Jenderal yang baru tersebut, Direktorat Jenderal Pembinaan Badan badan Peradilan dan Perundang-undangan dipecah menjadi Direktorat Jenderal.

3.2 Visi dan Misi Visi :

Terciptanya sistem Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang efektif dan efisien dalam menopang pembangunan nasional.

Misi :

Mengelola sistem HKI dengan cara:

- Memberikan perlindungan, penghargaan dan pengakuan atas kreatifitas;

- Mempromosikan teknologi, investasi yang berbasis ilmu pengetahuan dan pertumbuhan ekonomi; dan

- Merangsang pertumbuhan karya dan budaya yang inovatif dan inventif.

(4)

3.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai suatu tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.

Berikut struktur organisasi pada Direktorat Paten Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM :

(5)

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Keseluruhan Direktorat Jendral Ha

k Kekayaan Intelektual dan H

A

M

(6)

Gambar 3.2 Struktur Or

ganisasi Direktorat Paten

(7)

3.4 Tugas dan Wewenang

Direktorat Paten mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal di bidang paten berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Paten menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan rancangan kebijakan teknis di bidang paten; b. pembinaan dan pemberian bimbingan teknis di bidang paten; c. pelaksanaan penerimaan permohonan paten dan permohonan

pemeriksaan substantif, pengadministrasian permohonan paten dan dokumen pemeriksaan substantif, publikasi permohonan paten, dan penyiapan bahan pembuatan sertifikat pemberian paten, pendaftaran lisensi, pengalihan paten, pemantauan pemeliharaan paten, penerimaan permohonan pelaksanaan pembuatan dokumen prioritas;

d. pelaksanaan pemeriksaan administratif dan substantif, pengklasifikasian, penelusuran, permohonan paten dan pengambilan keputusan pemberian atau penolakan paten dalam bidang keahlian elektro/fisika, mekanik/teknologi umum dan kimia/farmasi/biologi;

(8)

e. pemberian pertimbangan, pendapat dan penegakan serta pelayanan hukum, litigasi, penyidikan dan administrasi komisi banding paten; dan

f. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Paten.

Direktorat Paten terdiri dari:

1. Subdirektorat Administrasi dan Pelayanan Teknis; 2. Subdirektorat Pemeriksa Paten I;

3. Subdirektorat Pemeriksa Paten II; 4. Subdirektorat Pemeriksa Paten III; 5. Subdirektorat Pelayanan Hukum; 6. Subbagian Tata Usaha; dan 7. Kelompok Jabatan Fungsional.

1 . Subdirektorat Administrasi dan Pelayanan Teknis

Subdirektorat Administrasi dan Pelayanan Teknis mempunyai tugas melaksanakan penerimaan permohonan paten, pemeriksaan administratif, pemberian tanggal penerimaan dan penerimaan permohonan pemeriksaan substantif, pengelolaan administrasi permohonan paten dan penyiapan bahan sertifikasi dan publikasi.

(9)

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subdirektorat Administrasi dan Pelayanan Teknis menyelenggarakan fungsi:

a. penerimaan permohonan paten, pemeriksaan kelengkapan persyaratan administratif dan fisik, pemberian tanggal penerimaan permohonan paten, serta pemprosesan dan pengadministrasian permohonan paten nasional dan internasional melalui Paten Cooperation Treaty (PCT) serta penerimaan permohonan pemeriksaan substantif;

b. pelaksanaan korespondensi dengan pemohon; c. pelaksanaan pembuatan dokumen prioritas; d. pelaksanaan sertifikasi pemberian paten;

e. pelaksanaan administrasi dokumen pemeriksaan substantif; dan

f. pelaksanaan publikasi paten.

Subdirektorat Administrasi dan Pelayanan Teknis terdiri dari: a. Seksi Permohonan dan Formalitas

Seksi Permohonan dan Formalitas mempunyai tugas melakukan penerimaan permohonan paten, pemeriksaan kelengkapan persyaratan administratif dan fisik, pemberian tanggal penerimaan permohonan paten, serta pemrosesan dan pengelolaan urusan administrasi permohonan paten nasional dan internasional melalui Paten Cooperation Treaty (PCT),

(10)

serta penerimaan permohonan pemeriksaan substantif dan melakukan korespondensi dengan Pemohon.

b. Seksi Pelayanan Teknis

Seksi Pelayanan Teknis mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi dokumen pemeriksaan substantif. c. Seksi Publikasi

Seksi Publikasi mempunyai tugas melakukan penyiapan publikasi permohonan paten dan pelaksanaan pembuatan dokumen prioritas.

d. Seksi Sertifikasi

Seksi Sertifikasi mempunyai tugas melakukan penyiapan dan pembuatan sertifikat paten.

2. Subdirektorat Pemeriksaan Paten I

Subdirektorat Pemeriksaan Paten I mempunyai tugas melaksanakan pembagian dokumen pemeriksaan substantif kepada Pemeriksa Paten, pemeriksaan-ulang dan koreksi hasil pemeriksaan substantif yang dilaksanakan oleh Pemeriksa Paten, dan pembinaan Pemeriksa Paten, pemantauan, pembuatan rekapitulasi dan pelaporan jumlah pemeriksaan yang diterima, diproses, diselesaikan pada Kelompok Jabatan Fungsional Pemeriksa Paten di bidang elektro dan fisika.

(11)

3. Subdirektorat Pemeriksaan Paten II

Subdirektorat Pemeriksaan Paten II mempunyai tugas melaksanakan pembagian dokumen pemeriksaan substantif kepada Pemeriksa Paten, pemeriksaan-ulang dan koreksi hasil pemeriksaan substantif yang dilaksanakan oleh Pemeriksa Paten, dan pembinaan Pemeriksa Paten, pemantauan, pembuatan rekapitulasi dan pelaporan jumlah pemeriksaan yang diterima, diproses, diselesaikan pada Kelompok Jabatan Fungsional Pemeriksa Paten di bidang mekanik dan teknologi umum.

4. Subdirektorat Pemeriksaan Paten III

Subdirektorat Pemeriksaan Paten III mempunyai tugas melaksanakan pembagian dokumen pemeriksaan substantif kepada Pemeriksa Paten, pemeriksaan-ulang dan koreksi hasil pemeriksaan substantif yang dilaksanakan oleh Pemeriksa Paten, dan pembinaan Pemeriksa Paten, pemantauan, pembuatan rekapitulasi dan pelaporan jumlah pemeriksaan yang diterima, diproses, diselesaikan pada Kelompok Jabatan Fungsional Pemeriksa Paten di bidang kimia, farmasi dan biologi.

(12)

5. Subdirektorat Pelayanan Hukum

Subdirektorat Pelayanan Hukum mempunyai tugas melaksanakan pemberian pertimbangandan pendapat hukum, penegakan, pelayanan hukum, litigasi, administrasi komisi bandingpaten, pemantauan dan pelaksanaan pemeliharaan paten serta pengalihan hak dan lisensi.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subdirektorat Pelayanan Hukum menyelenggarakan fungsi:

a. pemberian pertimbangan dan pendapat hukum dan penyelesaian sengketa di pengadilan serta penerimaan pendaftaran konsultan paten;

b. pelaksanaan penyidikan dan litigasi;

c. pelaksanaan administrasi komisi banding paten; d. pemantauan dan pelaksanaan pemeliharaan paten; dan

e. penerimaan permintaan pengalihan hak dan pendaftaran lisensi.

Subdirektorat Pelayanan Hukum terdiri dari: a. Seksi Pertimbangan Hukum

Seksi Pertimbangan Hukum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemberian pertimbangan dan pendapat hukum serta penerimaan pendaftaran konsultan paten.

(13)

b. Seksi Penyidikan dan Litigasi

Seksi Penyidikan dan Litigasi mempunyai tugas melakukan penyelesaian sengketa di pengadilan, litigasi dan penyidikan terhadap pelanggaran.

c. Seksi Administrasi Komisi Banding

Seksi Administrasi Komisi Banding mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan administrasi komisi banding paten.

d. Seksi Pemeliharaan, Pengalihan Hak dan Lisensi

Seksi Pemeliharaan, Pengalihan Hak dan Lisensi mempunyai tugas melakukan pemantauan dan pelaksanaan pemeliharaan paten, penerimaan permohonan pengalihan hak dan pendaftaran lisensi.

6. Subbagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Paten.

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas memeriksa seluruh permohonan paten.

(14)

3.5 Flow Chart Proses Bisnis Direktorat Paten

(15)

3.6 Gambaran Sistem dan Teknologi Informasi

Berikut merupakan perangkat keras (hardware) dan perangkat-perangkat lunak (software) yang digunakan dalam Direktorat Paten Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM.

1. Hardware :

a. 150 Personal Computer (PC) Hewlett-Packard b. 2 komputer server

c. 70 printer dot matrix d. 10 scanner high speed e. 20 printer laser jet f. 150 jaringan LAN g. 8 switch CISCO 2. Software : a. Aplikasi Paten b. Database Oracle c. Firewall d. Solarwinds e. Windows XP Professional f. Windows Server 2003 g. Microsoft Office 2003 h. Symantec Antivirus

(16)

3.7 Data dan Analisis Investasi Sistem dan Teknologi Informasi

Pengumpulan data-data yang diperlukan untuk mengevaluasi investasi sistem dan teknologi informasi pada Direktorat Paten dikumpulkan dalam 3 (tiga) kategori, yaitu domain keuangan, domain bisnis, dan domain teknologi. Pengumpulan data dari ketiga kategori tersebut masing-masing dilakukan dengan metode wawancara dan studi dokumentasi.

3.7.1 Data Domain Keuangan

Berkaitan dengan data domain keuangan, hal-hal yang perlu diketahui adalah data mengenai Traditional Cost Benefit Analysis (TCBA),

Value Linking, Value Acceleration, Value Restructuring, dan Innovation Valuation. Data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor domain keuangan

dikumpulkan melalui wawancara, dan studi dokumentasi.

3.7.1.1 Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan evaluasi terhadap domain keuangan dengan data yang diperoleh sebagai berikut :

a) Traditional Cost Benefit Analysis

1. Biaya yang berkurang seiring dengan penerapan sistem dan teknologi informasi adalah biaya alat tulis kantor dan kertas.

2. Penerapan sistem dan teknologi informasi, membantu Direktorat Paten untuk menekan pengeluaran biaya untuk telepon.

(17)

b) Value Linking

Dengan adanya sistem dan teknologi informasi, Direktorat Paten memperoleh peningkatan dalam kinerja, sehingga permohonan paten tiap tahunnya mengalami peningkatan.

c) Value Acceleration

Value Acceleration digunakan untuk mengevaluasi biaya dan manfaat yang diperoleh dengan adanya penghematan waktu akibat pengimplementasian sistem dan teknologi informasi pada instansi. Dalam penilaian Value Acceleration, sistem dan teknologi informasi yang sudah diterapkan tidak memberikan suatu keuntungan secara materi bagi Direktorat Paten tetapi memberikan efisisensi pada proses operasional dan bisnis perusahaan seperti memudahkan penginputan data, mempercepat pembuatan surat-surat atau dokumen serta mempercepat dalam pembuatan laporan, dan mempercepat pencarian data yang dibutuhkan.

d) Value Restructuring

Value Restructuring digunakan untuk mengevaluasi biaya dan manfaat langsung maupun tidak langsung yang diperoleh karena terjadinya restrukturisasi proses bisnis akibat pengimplementasian sistem dan teknologi informasi pada perusahaan. Dalam penilaian Value Restructuring, sistem dan teknologi informasi yang sudah

(18)

diterapkan tidak memberikan suatu keuntungan secara materi bagi Direktorat Paten dikarenakan tidak terjadi perubahan atau restrukturisasi terhadap proses bisnis yang berdampak terhadap biaya yang dikeluarkan oleh Direktorat Paten.

e) Innovation Valuation

Inovation Valuation digunakan untuk mengevaluasi biaya dan manfaat langsung maupun tidak langsung yang diperoleh karena terjadinya sebuah inovasi baru dengan adanya penerapan sistem dan teknologi informasi. Pada Direktorat Paten tidak ada inovasi-inovasi baru yang dihasilkan oleh sistem dan teknologi informasi yang diterapkan.

3.7.1.2 Studi Dokumentasi

Dari hasil studi dokumentasi diperoleh data mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan Direktorat Paten dalam melakukan investasi sistem dan teknologi informasi yang akan digunakan dalam Traditional Cost Benefit Analysis (TCBA).

1. Biaya Awal Investasi Sistem dan Teknologi Informasi Tahun 2005

Berikut ini adalah tabel rincian biaya awal yang dikeluarkan oleh Direktorat Paten Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM.

(19)

No Keterangan Satuan Harga Satuan (Rupiah) Jumlah Harga (Rupiah) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. PC Hewlett-Packard Komputer Server Printer dot matrix Scanner high speed Printer laser jet Jaringan LAN Switch CISCO Aplikasi Paten Database Oracle Firewall Solarwinds Windows XP Professional Windows Server 2003 Microsoft Office 2003 Antivirus Symantec 150 2 70 10 20 150 8 1 1 1 1 150 2 150 1 12.700.000 29.500.000 25.200.000 16.000.000 5.150.000 1.000.000 50.000.000 375.000.000 290.000.000 260.000.000 125.000.000 1.300.000 7.000.000 3.050.000 51.140.000 1.905.000.000 59.000.000 1.764.000.000 160.000.000 103.000.000 150.000.000 400.000.000 375.000.000 290.000.000 260.000.000 125.000.000 195.000.000 14.000.000 457.500.000 51.140.000 TOTAL 6.308.640.000

(20)

2. Biaya Berjalan (Ongoing Expense) Tahun 2005

Biaya berjalan yang harus dikeluarkan oleh Direktorat Paten Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM pada tahun 2005 berkaitan dengan penerapan sistem dan teknologi informasi dapat dilihat pada Tabel 3.2.

No Keterangan Satuan Harga Satuan

(Rupiah) Jumlah Harga (Rupiah) 1. 2. 3. 4. Biaya maintenance PC Biaya maintenance Server Biaya tinta laser jet Biaya tinta dot matrix

50 2 50 150 170.000 670.000 286.700 30.500 8.500.000 1.340.000 14.335.000 4.575.000 TOTAL 28.750.000

Tabel 3.2 Biaya Berjalan Tahun 2005 (sumber : internal TI HKI)

3. Biaya Berjalan (Ongoing Expense) Tahun 2006

Biaya berjalan yang harus dikeluarkan oleh Direktorat Paten Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM pada tahun 2006 berkaitan dengan penerapan sistem dan teknologi informasi dapat dilihat pada Tabel 3.3.

(21)

No Keterangan Satuan Harga Satuan (Rupiah) Jumlah Harga (Rupiah) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Biaya maintenance Firewall Biaya maintenance Solarwinds Biaya maintenance PC

Biaya maintenance Server

Biaya maintenance aplikasi paten Biaya tinta laser jet

Biaya tinta dot matrix

1 1 30 2 1 45 97 2.500.000 2.500.000 170.000 670.000 3.500.000 286.700 30.500 2.500.000 2.500.000 5.100.000 1.340.000 3.500.000 12.901.500 2.958.500 TOTAL 30.800.000

Tabel 3.3 Biaya Berjalan Tahun 2006 (sumber : internal TI HKI)

4. Biaya Berjalan (Ongoing Expense) Tahun 2007

Biaya berjalan yang harus dikeluarkan oleh Direktorat Paten Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM pada tahun 2007 berkaitan dengan penerapan sistem dan teknologi informasi dapat dilihat pada Tabel 3.4.

(22)

No Keterangan Satuan Harga Satuan (Rupiah) Jumlah Harga (Rupiah) 1. 2. 3. 4. Biaya maintenance PC

Biaya maintenance Jaringan LAN dan CISCO

Biaya tinta laser jet Biaya tinta dot matrix

45 1 52 95 170.000 5.500.000 286.700 30.500 7.650.000 5.500.000 14.908.400 2.897.500 TOTAL 31.045.900

Tabel 3.4 Biaya Berjalan Tahun 2007 (sumber : internal TI HKI)

5. Biaya Berjalan (Ongoing Expense) Tahnn 2008

Biaya berjalan yang harus dikeluarkan oleh Direktorat Paten Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM pada tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 3.5.

No Keterangan Satuan Harga Satuan

(Rupiah) Jumlah Harga (Rupiah) 1. 2. 3. 5. 6.

Biaya maintenance Antivirus Symantec

Biaya maintenance Firewall Biaya maintenance Solarwinds Biaya maintenance Server

Biaya maintenance aplikasi paten

1 1 1 2 1 2.500.000 2.500.000 2.500.000 670.000 3.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 1.340.000 3.500.000

(23)

7. 8.

Biaya tinta laser jet Biaya tinta dot matrix

45 82 286.700 30.500 12.901.500 2.501.000 TOTAL 27.742.500

Tabel 3.5 Biaya Berjalan Tahun 2008 (sumber : internal TI HKI)

3.7.2 Data Domain Bisnis

Berkaitan dengan data domain bisnis, hal-hal yang perlu diketahui adalah data mengenai Strategic Match, Competitive Advantage,

Management Information, Competitive Response, Project or Organitional Risk. Data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor domain bisnis

dikumpulkan melalui wawancara.

a. Strategic Match

Dengan adanya penerapan investasi sistem informasi maka tujuan instansi yang tertuang pada misi instansi dapat tercapai.

b. Competitive Advantage

Dengan adanya penerapan investasi sistem dan teknologi informasi instansi tidak meningkatkan keunggulan kompetitif instansi karena Direktorat Paten tidak memiliki pesaing, namun investasi sistem dan teknologi informasi menciptakan dan meningkatkan akses atau pertukaran data antara Direktorat Paten dengan para pemohon hak kekayaan intelektual dan kerjasama antar konsultan HKI.

(24)

c. Management Information

Investasi yang telah dilakukan mempermudah dan turut meningkatkan kinerja Direktorat sehingga aktivitas utama dari Direktorat Paten dapat terorganisir dengan lebih baik.

d. Competitive Response

Penundaan dalam mengimplementasikan sistem dan teknologi informasi tidak berdampak pada daya saing instansi.

e. Project or Organizational Risk

Dalam menerapkan sistem dan teknologi informasi telah memiliki perencanaan dan persiapan yang baik sehingga dapat meminimalkan resiko-resiko yang mungkin timbul sehubungan dengan investasi sistem dan teknologi informasi.

3.7.3 Data Domain Teknologi

Berkaitan dengan data domain teknologi, hal-hal yang perlu diketahui adalah data mengenai Strategic IS Architecure, Definitional Uncertainty, Technical Uncertainty, IS Infrastructure Risk. Data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor domain teknologi dikumpulkan melalui wawancara.

(25)

a. Definitional Uncertainty

Adanya pelatihan bagi pengguna (user) yang akan menggunakan sistem tersebut, dikarenakan perubahan yang kemungkinan akan terjadi.

b. Technical Uncertainty

Direktorat Paten tidak melakukan penambahan spesifikasi hardware, karena digunakan untuk aplikasi yang sejenis dan penggunaan software-software yang standar.

c. Strategic IS Architecture

Sistem yang telah ada telah dirancang sesuai dengan kebutuhan instansi yang telah direncanakan (blue print).

d. IS Infrastructure Risk

Instansi mengeluarkan biaya yang cukup besar dalam penerapan investasi seperti pembelian hardware, pembelian software dan biaya instalasi.

3.7.4 Kesimpulan Analisis

Berdasarkan hasil pengumpulan data-data yang telah dilakukan lalu menganalisisnya, dapat disimpulkan bahwa investasi sistem dan teknologi informasi yang diterapkan dapat memberikan manfaat kepada Direktorat Paten berupa manfaat tangible dan intangible, baik yang dapat diukur (measureable) maupun yang tidak dapat diukur (immeasureable).

(26)

3.7.4.1 Manfaat Tangible Measureable

a. Pengurangan Biaya Alat Tulis Kantor

Dengan penerapan investasi sistem dan teknologi informasi yang dilakukan oleh Direktorat Paten, penggunaan alat tulis kantor menjadi berkurang setiap bulannya. Pencatatan transaksi setelah penerapan investasi dilakukan menggunakan sistem, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pembelian alat tulis kantor dapat dikurangi.

b. Pengurangan Biaya Kertas

Dengan penerapan investasi sistem dan teknologi informasi yang dilakukan oleh Direktorat Paten khususnya implementasi jaringan LAN dan internet, penggunaan kertas menjadi berkurang setiap tahunnya. Karena pendaftaran untuk permohonan paten dapat dilakukan secara online sehingga mengurangi penggunaan kertas untuk mencetak formulir pendaftaran paten.

c. Pengurangan Biaya Telepon

Dengan penerapan investasi sistem dan teknologi informasi yang dilakukan oleh Direktorat Paten khususnya implementasi jaringan LAN dan internet, penggunaan biaya telepon dapat ditekan oleh karena proses komunikasi dapat dilakukan secara online, sehingga biaya penggunaan telepon dapat berkurang setiap tahunnya.

(27)

d. Peningkatan Pendapatan

Permohonan paten yang ditangani sudah secara maksimal namun karena kurangnya dukungan dari sistem dan teknologi informasi pendapatan yang diperoleh dari permohonan paten hanya sedikit. Dengan investasi sistem dan teknologi informasi yang diterapkan permohonan paten dapat ditangani dengan maksimal ditambah dengan dukungan sistem dan teknologi informasi yang baik, sehingga terjadi peningkatan pendapatan paten setiap tahunnya.

3.7.4.2 Manfaat Tangible Immeasurable

Dengan penerapan investasi sistem dan teknologi informasi yang dilakukan oleh Direktorat Paten terjadi peningkatan terhadap kemanan data dan informasi yang dimiliki, sehingga data dan informasi yang dimiliki tetap terjaga kerahasiaannya dan tidak mengalami kerusakaan, serta dapat melakukan akses pertukaran data dan informasi secara aman dengan pihak pemohon paten dan Konsultan HKI.

3.7.4.3 Manfaat Intangible Measureable a) Percepatan Proses Kerja

Dengan penerapan investasi sistem dan teknologi informasi yang dilakukan oleh Direktorat Paten, dapat memudahkan user dalam menginput data, selain lebih memudahkan user dalam penginputan data,

(28)

pembuatan surat-surat atau dokumen, serta mempercepat dalam pembuatan laporan, dan sebagainya.

b) Data yang Dibutuhkan dapat Diperoleh secara Cepat

Dengan penerapan investasi sistem dan teknologi informasi yang dilakukan oleh Direktorat Paten, memungkinkan seluruh bagian untuk mengakses data yang dibutuhkan secara cepat. Akan tetapi, dengan pembatasan hak akses untuk setiap bagian.

3.7.4.4 Manfaat Intangible Immeasureable

Dengan penerapan investasi sistem dan teknologi informasi yang dilakukan oleh Direktorat Paten, membantu para pengguna untuk menyediakan informasi secara relevan dan akurat. Relevan berarti data yang ditampilkan sesuai dengan yang diminta. Akurat berarti data yang ditampilkan tepat dan dapat dipertanggung jawabkan.

Gambar

Gambar  3.1  Struktur Organisasi Keseluruhan Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual dan HAM   (Sumber : Website Ditjen HKI)
Gambar  3.2  Struktur Organisasi Direktorat Paten (Sumber : Website Ditjen HKI)

Referensi

Dokumen terkait

Pertama-tama air disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat (SPC). Air hasil penyaringan tersebut dan kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan Saringan Pasir

Arahan program yang dapat dilakukan pada areal prioritas 5 adalah: (1) Pada lahan agak kritis, potensial kritis maupun tidak kritis dengan jarak 100 meter kiri kanan badan

Menurut Robbins (2005) faktor-faktor yang memengaruhi lingkungan kerja fisik adalah: suhu, satu variabel yang di dalamnya terdapat perbedaan individual yang besar; kebisingan,

Pengetahuan tentang prilaku konsumen tersebut meliputi karakteristik konsumennya, proses pengambilan keputusan dalam memilih jasa layanan pra sekolah dan tanggapan konsumen

Dari hasil koefesien korelasi yang diperoleh menunjukkan bahwa besar pendapatan orang tua (0,638) menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi prestasi belajar siswa,

Kami Kelompok Kerja (POKJA) Pengadaan Barang/Jasa Dinas Pendidikan HST Tahun Anggaran 2013, telah menyelenggarakan Acara Pembukaan Dokumen Penawaran terkait proses pengadaan

Peer Education Sebagai Upaya Promkes Apoteker Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Mengurangi Konsumsi Rokok pada Mahasiswa Universitas..

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada variasi rasio mol Na 2 O/SiO 2 4, 6, 8 dan 10 dibandingkan dengan sampel pembanding didapatkan bahwa variasi rasio mol