DIREKTORAT MUTU DAN AKREDITASI PELAYANAN KESEHATAN, KEMKES 2020
SURVEILANS PPI
DAN PENANGGULANGAN
KLB DI FKTP
Tim Fasilitator PPI Kemkes
Disampaikan pada Workshop Tim Penjamin Mutu Eksternal dan Pelatih Pendamping Akreditasi di era Covid-19
Surveillance
Identifikasi Faktor
Risiko/Penyebab
Evaluasi Sistem &
pelayanan
Solusi & Action
SURVEILANS INDIVIDU
SURVEILANS SINDROMIK
SURVEILANS PENYAKIT
SURVEILANS BERBASIS LABORATORIUM
SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT
SURVEILANS
PPI DI FKTP
JENIS SURVEILANS DALAM BIDANG KESEHATAN
SURVEILANS DAN KLB
SURVEILANS
KLB
1
2
SURVEILANS
MERUPAKAN
INSTRUMEN
UNTUK DETEKSI
DINI KLB
SURVEILANS PPI DI FKTP
OUTLINE
PENYAJIAN
PENGERTIAN
TUJUAN DAN SASARAN
TAHAPAN SURVEILANS
INDIKATOR INSIDENT RATE
PENGERTIAN
Surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara
sistemik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan. (WHO, 2004),
Surveilans merupakan pengumpulan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan terus menerus, yang diperlukan untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat, dipadukan dengan diseminasi data secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang perlu mengetahuinya. (CDC Center for
desedase control and preventions, 2008),
Surveilans:
adalah suatu proses yang:
• Dinamis,
• Sistematis,
• Terus-menerus,
Dalam
pengumpulan, identifikasi, analisis dan
interpretasi
dari data kesehatan yang penting pada suatu
populasi spesifik, dan didiseminasikan secara berkala
kepada pihak-pihak yang memerlukan untuk digunakan
dalam perencanaan, penerapan dan evaluasi suatu tindakan
yang berhubungan dengan kesehatan dalam upaya
penilaian resiko Healthcare Assosiated infections (HAIS).
TUJUAN
1. Mendapatkan data dasar Infeksi di pelayanan FKTP 2. Menurunkan laju Infeksi yang terjadi di FKTP
3. Identifikasi dini Kejadian Luar Biasa (KLB) Infeksi di FKTP 4. Meyakinkan para tenaga kesehatan tentang adanya
masalah yang memerlukan penanggulangan
5. Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program PPI
6. Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan 7. Dan salah satu unsur pendukung untuk memenuhi standar
SASARAN
fokus pada kejadian HAIs yang berhubungan erat dengan proses pelayanan medis dan keperawatan di FKTP, sbb:
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK) 2. Infeksi Daerah Operasi (IDO) 3. Plebitis
4. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) 5. Abses gigi
NUMERATOR
Adalah jumlah kejadian infeksi
dalam kurun waktu tertentu.(bulan,
tri wulan, semester dan tahunan).
CONTOH:(1) Jumlah pasien Infeksi daerah insisi paska pertolongan persalinan.
(2) Jumlah pasien yang terjadi infeksi (abses) setelah dilakukan tindakan pelayanan gigi (yang sebelumnya tidak ada tanda tanda Infeksi) di pelayanan UKP dan UKM.
(3) Jumlah kejadian plebitis pada pemasangan infus.
(4) Jumlah sasaran yang terjadi KIPI setelah pemberian imunisasi di UKP dan UKM.
(5) Jumlah pasien yang terjadi infeksi saluran kemih akibat pemasangan urine kateter setelah dua harikalender.
DENOMINATOR
Adalah jumlah pasien yang dilakukan
tindakan medis atau jumlah hari
pemasangan alat dalam kurun waktu
tertentu (bulan, tri wulan, semester dan
tahunan).
CONTOH:
(1) Jumlah pasien yang dilakukan pertolongan persalinan dengan tindakan insisi di Fasilitas pelayanan kesehatan.
(2) Jumlah pasien yang dilakukan pelayanan gigi tanpa tanda tanda infeksi di UKP dan UKM
(3) Jumlah hari pasien terpasang infus.
(4) Jumlah sasaran yang dilakukan immunisasi di UKP dan UKM (5) Jumlah hari pasienterpasang urine kateter
PERENCANAAN
(PERSIAPAN)
PENGUMPULAN DATA
ANALISIS DATA
PENETAPAN TARGET
DAN INTERPRETASI
LAPORAN DAN
DISEMINASI HASIL
TAHAPAN SURVEILANS
1.
Persiapan: Buat panduan, SOP, metode, buat formulir dan waktu
pelaksanaan surveilans.
2.
Tentukan populasi pasien yang akan dilakukan survei.
3.
Lakukan pemilihan kasus dengan pertimbangan kejadian paling sering,
dampak, biaya atau diagnosis yang paling sering.
4.
Gunakan definisi operasional yang mudah dipahami dan mudah diaplikasikan.
1. PERENCANAAN (PERSIAPAN)
PERENCANAAN (PERSIAPAN) PENGUMPULAN DATA ANALISIS DATA PENETAPAN TARGET DAN INTERPRETASI LAPORAN DAN DISEMINASI HASIL1.
Cara dan Sumber data:
• Observasi atau pengamatan langsung. • Sumber data:
Pencatatan dan pelaporan unit kerja, sistem pencatatan dan pelaporan terpadu, pencatatan pelaporan kesakitan dan kematian
Catatan medical record pasien/ catatan dokter atau tenaga medis lainnya (bidan/perawat)
2.
Data yang dikumpulkan (Formulir pendataan):
• Data demografik: nama, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor catatan medik, tanggal masuk FKTP.
• Data Infeksi: tanggal infeksi muncul, lokasi infeksi, ruang pelayanan/perawatan saat infeksi muncul pertama kali.
• Faktor risiko: alat, prosedur, faktor lain yang berhubungan dengan Tindakan medis, data laboratorium: jenis mikroba (jika ada)
• Formulir Suveilans pengumpulan data
• Data yang dikumpulkan adalah data numerator dan data denominator
2. Pengumpulan data
PERENCANAA N (PERSIAPAN) PENGUMPULAN DATA ANALISIS DATA PENETAPAN TARGET DAN INTERPRETASI LAPORAN DAN DISEMINASI HASILCONTOH:
FORM
HARIAN SURVEILANS RAWAT INAP
Tanggal
Nama
Pasien
Tindakan pelayanan
Kejadian Infeksi (HAIs)
Anti
Biotik
Ket
Infus
Urine
kateter
Tindakan
Operasi
Plebitis
Infeksi
Saluran
Kemih
(ISK)
Infeksi
Daerah
Operasi
(IDO)
1….
Dr. X
ya
ya
ya
ya
Amx
2……
Ny. B
ya
ya
Cotri
Pus
(+),
Cultur Sp
(+)
Contoh:
FORMAT
BULANAN SURVEILANS RAWAT INAP
Tanggal
Jumlah
Pasien
Tindakan pelayanan
Kejadian Infeksi (HAIs)
Anti
Biotik
Ket
Infus
Urine
kateter
Tindakan
Operasi
Plebitis
Infeksi
Saluran
Kemih
(ISK)
Infeksi
Daerah
Operasi
(IDO)
1….
10
5
3
5
2
1
1
Amx =
2
Dst
Jumlah
Contoh:
FORM
HARIAN SURVEILANS RAWAT JALAN
Tanggal
Nama
Pasien
Tindakan pelayanan
Kejadian Infeksi (HAIs)
Ket
Imunis
asi
Gigi &
Mulut
Suntik
KB
KIPI
Abses Flebitis
1….
Dr. X
ya
ya
ya
ya
Dst
Ny. B
ya
ya
FORM BULANAN SURVEILANS RAWAT JALAN
Tanggal
Jml
Pasien
Tindakan pelayanan
Kejadian Infeksi (HAIs)
Ket
Imunis
asi
Gigi &
Mulut
Suntik
KB
KIPI
Abses Flebitis
1….
30
17
11
5
2
3
2
Dst
a) Analisis data yang telah dikumpulkan (jika memungkinkan dicatat dalam sistim komputer).
b) Untuk mengetahui besaran masalah infeksi digunakan insiden rate. Rumus Insiden Rate:
3. Analisis
PERENCANAA N (PERSIAPAN) PENGUMPULAN DATA ANALISIS DATA PENETAPAN TARGET DAN ANALISIS DATA LAPORAN DAN DISEMINASI HASIL x 1000 = ‰1. Dapat dibuat dalam bentuk tabel, grafik , pie dll (sesuai keperluan).
2. Penyajian data harus jelas, sederhana, mudah dipahami yang
memperlihatkan pola kejadian infeksi dan perubahan yang terjadi (trend).
3. Analisis kecenderungan menurut:
Jenis infeksi, jenis tindakan, ruang perawatan, dll
Jelaskan sebab-sebab peningkatan atau penurunan angka infeksi
4. Bandingkan dengan target kejadian infeksi yang diharapkan pada
pemantauan kejadian HAIs (berdasarkan penetapan FKTP dan data
pembanding (Benchmaking).
5. Buat rekomendasi untuk plan of action
Interprestasi data surveilans:
4. Target dan Interpretasi
PERENCA NAAN (PERSIAP AN) PENGUMP ULAN DATA ANALISIS DATA ANALISIS DATA DAN INTERPRET ASI LAPORA N DAN DISEMIN ASI HASILLanjutan..
• Laporan dan rekomendasi hasil surveilans oleh Ketua Tim
PPI/Penanggung jawab PPI kepada pimpinan fasyankes secara periodik
(tergantung kebijakan fasyankes setiap bulan, triwulan , tahunan) untuk
dilakukan tindak lanjut hasil persetujuan
• Diseminasi dan atau komunikasikan kepada unit atau pihak yang
berkepentingan untuk dilakukan langkah tindak lanjut atau perbaikan
PERENCA NAAN (PERSIAP AN) PENGUMP ULAN DATA ANALISIS DATA ANALISIS DATA DAN INTERPRET ASI LAPORA N DAN DISEMIN ASI HASIL
5. Laporan dan Diseminasi Hasil
Laporan kegiatan PPI di FKTP dibuat secara komprehensif dan berkesinambungan: Untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan program PPI.
Laporan dibuat secara periodik atau sesuai kebijakan FKTP (triwulan, semester, tahunan atau sewaktu-waktu jika diperlukan) .
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM PPI
INSIDEN RATE INFEKSI SALURAN KEMIH
Judul Indikator Insiden Rate ISK
Dasar Pemikiran 1. Peraturan menteri kesehatan tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan menteri kesehatan tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di FKTP.
3. FKTP harus melakukan surveilans HAIs dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan .
Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian Infeksi Saluran Kemih akibat penggunaan urine kateter. 2. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat kesehatan untuk mengurangi risiko infeksi.
Definisi Operasional
1. Pemasangan urine kateter adalah pemasangan alat kateter urine yang bertujuan mengeluarkan urine sesuai dengan indikasi.
2. Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi yang terjadi akibat penggunaan urine kateter > 2 hari ditemukan tanda tanda Infeksi, setidaknya satu dari tanda atau gejala sebagai berikut:
Demam (> 38,0 ° C) Nyeri tekan suprapubik
Nyeri atau nyeri pada sudut kosto-vertebralis Urgensi kemih
Frekuensi kencing Disuria
3. Terpasang urine kateter selama lebih dari 2 hari kalender.
Satuan Pengukuran Per mill
Numerator (pembilang) Jumlah kasus Infeksi Saluran Kemih (ISK) Denumenator
(penyebut)
Jumlah lama hari terpasang alat pada seluruh pasien terpasang urine kateter
Formula Jumlah kejadian ISK
Jumlah hari seluruh pasien terpasang urine kateter
Desain Pengumpulan Data Concurrent (Survei harian)
Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui observasi
Besar Sampel Besar sampel sama dengan Total Populasi yang terpasang urine kateter di faskes tersebut pada periode
yang sama
Frekuensi Pengumpulan Data Harian Periode Pelaporan Data Bulanan
Periode Analisis Data Triwulan
Penyajian Data Tabel
Control chart Run chart
Instrumen Pengambilan Data Formulir observasi Penanggung Jawab Penanggung jawab PPI
INSIDENCE RATE PLABSI
Judul Indikator Insiden Rate PLABSIDasar Pemikiran 1. Peraturan menteri kesehatan tentang keselamatan pasien
2. Peraturan menteri kesehatan tentang Pencegahan dan pengendalian infeksi di Fasilitas pelayanan kesehatan 3. FKTP harus melakukan surveilans HAIs dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian PLABSI akibat penggunaan kateter intra vena perifer. 2. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat kesehatan untuk mengurangi risiko infeksi.
Definisi Operasional 1. Pemasangan kateter intra vena perifer adalah pemasangan alat intra vena yang bertujuan memberikan cairan atau obat sesuai dengan indikasi.
2. PLABSI adalah infeksi yang terjadi akibat penggunaan keteter Intra vena perifer > 2 hari ditemukan tanda tanda Infeksi, sebagai berikut: Pasien dengan bakteri patogen yang diidentifikasi dari 1 atau lebih spesimen kultur darah yang dilakukan untuk tujuan diagnosis
klinis atau pengobatan dan organisme yang teridentifikasi dalam darah, tidak terkait dengan infeksi di tempat lain.
Pasien memiliki setidaknya 1 dari tanda atau gejala berikut: demam (> 38.0 °C), menggigil, atau hipotensi dan organisme yang diidentifikasi dari darah tidak terkait dengan infeksi di tempat lain dan komensal umum yang sama di identifikasi dari dua atau lebih spesimen darah yang diambil kultur pada tempat yang berbeda untuk tujuan diagnosis atau pengobatan klinis
Satuan Pengukuran Permill (‰)
Numerator (pembilang) Jumlah kasus PLABSI.
Formula Jumlah kejadian PLABSI
Jumlah hari seluruh pasien terpasang keteter Intra vena perifer
Desain Pengumpulan Data Concurrent (Survei harian)
Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui observasi
Instrumen Pengambilan Data Formulir observasi
Besar Sampel Besar sampel sama dengan Total Populasi yang terpasang kateter intra vena perifer.
Frekuensi Pengumpulan Data Harian
Periode Pelaporan Data Bulanan
Periode Analisis Data Triwulan
Penyajian Data Tabel
Control chart Run chart
Judul Indikator Insiden Rate IDO
Dasar Pemikiran 1. Peraturan menteri kesehatan tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan menteri kesehatan tentang Pencegahan dan pengendalian infeksi di Fasilitas pelayanan kesehatan 3. FKTP harus melakukan surveilans HAIs dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian IDO akibat tindakan operasi.
2. Menjamin keselamatan pasien pada tindakan operasi dengan mengurangi risiko infeksi.
Definisi Operasional 1. Infeksi Daerah Operasi (IDO) adalah infeksi pada daerah operasi akibat tindakan operasi.
2. IDO dengan tindakan operasi pemasangan implan diawasi selama 90 hari sedangkan tanpa implan diawasi selama 30 hari.
3. Pasien memiliki tanda atau gejala IDO sebagai berikut: Merah, basah, bengkak dan bernanah.
Ada hasil kultur daerah operasi dengan organisme yang teridentifikasi.
Satuan Pengukuran Persen (%)
Numerator (pembilang) Jumlah kasus IDO
Denominator (penyebut) Jumlah pasien yang dilakukan operasi dengan jenis operasi yang sama
Formula Jumlah kejadian IDO
Jumlah pasien operasi
Desain Pengumpulan Data Concurrent (Survei harian)
Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui observasi
Instrumen Pengambilan Data Formulir observasi
Besar Sampel Besar sampel sama dengan Total Populasi yang dilakukan operasi pada faskes tersebut pada periode yang sama.
Frekuensi Pengumpulan Data Harian
Periode Pelaporan Data Bulanan
Periode Analisis Data Triwulan
Penyajian Data Tabel
Control chart Run chart
DATA SURVEILANS PUSKESMAS MELATI
1. Dalam tiga bulan pengamatan Periode Januari – Maret 2020 :
Terdapat 15 pasien dipasang urine kateter menetap hanya masing 1 hari , 2
oarng pasien terpasang 2 hari dan 3 hari, dan 1 orang terjadi ISK.
2. Hitung Numerator dan Denomintornya.
DATA SURVEILANS PUSKESMAS MELATI
1. Dalam tiga bulan pengamatan Periode Januari – Maret 2020 :
Terdapat 15 pasien dipasang urine kateter menetap hanya masing 1 hari , 2
oarng pasien terpasang 2 hari dan 3 hari, dan 1 orang terjadi ISK.
2. Hitung Numerator dan Denomintornya.
Analisis 1
• Insident Rate ISK di PKM Melati Periode Januari – Maret 2020, sbb:
• Numerator :
1 orang terjadi ISK
• Debomintaor:
15 orang terpasang kateter urine masing masing 1 hari : 15 hari
1 orang terpasang urine kateter 3
: 3 hari
1 orang terpasang urine kateter 2 : 2 hari
Total hari terpasang urine kateter
= 20 hari
Insident rate ISK :
Numeratordenominator x 1000 = 1
20
x 1000 = 50 ‰
• Insident Rate ISK di PKM Melati Periode Januari – Maret 2020, sbb:
• Numerator :
1 orang terjadi ISK
• Debomintaor:
15 orang terpasang kateter urine masing masing 1 hari : 15 hari
1 orang terpasang urine kateter 3
: 3 hari
1 orang terpasang urine kateter 2 : 2 hari
Total hari terpasang urine kateter
= 20 hari
Insident rate ISK :
Numerator denominatorDATA SURVEILANS PUSKESMAS MELATI
1. Dalam tiga bulan pengamatan Periode Januari – Maret 2020 :
Terdapat 10 pasien tindakan operasi minor antara lain : pengangkatan
limphoma, superfisial neuroktomi, tenotomi dan tindakan sunat
dari semua tindakan operasi tersebut ditemukan 2 orang yang dinyatakan
IDO akibat bedah Minor
2. Hitung Numerator dan Denomintornya.
Numerator / denominator
Analisis 1
• Insident Rate ISK di PKM Melati Periode Januari – Maret 2020, sbb:
• Numerator :
2 orang terjadi IDO
• Debomintaor:
10 orang yang dilakukan tindakan operasi minor
Insident rate IDO :
Numerator
denominator x 100 =
2
10
x 100 = 20 %
• Insident Rate ISK di PKM Melati Periode Januari – Maret 2020, sbb:
Numerator
KEJADIAN LUAR BIASA
(KLB)
PENANGGULANGAN
KEJADIAN LUAR BIASA
(KLB)
DI FKTP
01
03
02
KEJADIAN LUAR BIASA
?
Munculnya kasus yang sebelumnya belum pernah ada/ muncul kembali
KEJADIAN LUAR BIASA DI FKTP
?
Hosts; kondisi pasien
rentan dan kondisi yang
membuat rentan
Manajemen dan Langkah Investigasi KLB
01
02
03
04
Persiapan Lapangan Memastikan KLB Verifikasi DxTetapkan kasus KLB (umumkan)
05
Pengolahan Data Deskriptif06
Buat langkah penanggulangan07
08
09
10
11
Evaluasi hasilKomunikasi hasil temuan
Pencegahan dan Penanggulangan
Observasi hasil tindakan
Dapat terlibat langsung dalam penanggulangan KLB
Salah satu anggota tim kesehatan
IPCD/N Tim Multidisiplin
B
A
Multi Lintas Sektor bekerjasama dalam penanggulangan KLB
02
01
1. Sign and Symptons; is this an outbreak? 2. Medications 3. Prosedures 4. Consults 5. Location 6. Staf Contact 7. Host Factors? 1. Data Microbiology
2. Data Surveilans Hais
3. Discussian with clinicians
PENGUMPULAN DATA KASUS
PENCATATAN DATA
PENETAPAN DIAGNOSIS KLB
Is this an Outbreak?
Manifestasi klinis & hasil Laboratory
Hubungan antara masalah Peningkatan kasus?
What is the diagnosis?
OUTBREAK CONFIRM TINDAKAN PENCEGAHAN LANGSUNG: - Profilaksis - Isolasi - Peringatan Publik - Tindakan Higiene INVESTIGASI LANGSUNG: - Etiologi Agent - Modus Penularan - Cara Penularan - Sumber Kontaminasi - Populasi berisiko
Positive Rate
(PR) penderita baru dari periode tertentu menunjukkan kenaikan 2
kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode yang sama dalam
kurun waktu/ tahun sebelumnya
Peningkatan
kejadian penyakit/ kematian 2kali atau lebih dibandingkan periode
sebelumnya. Timbulnya suatu
penyakit/kesakitan yang sebelumnya tidak
ada/tidak diketahui.
CFR dari suatu penyakit dalam kurun
waktu tertentu menunjukkan 50% atau lebih dibandingkan CFR dari periode sebelumnya.
Kriteria Kerja
KLB
Memastikan KLB
1 2 4 32. LABORATORIUM, TERMASUK TEKNIK YANG DI GUNAKAN
1. REVIEW TEMUAN KLINIS
3. HASIL KONSULTASI TENAGA AHLI
Identitas; nama & alamat
Demografi; umur, sex & pekerjaan
Klinis
Faktor Risiko
Pelapor
PENEMUAN
KASUS
TINDAKAN AWAL
6
5
3
1
2
4
Cohorting Pasien dan St af
7
Batasi Mobilitas Pasien
Staff Screening Komunikasi dan Informas i
Kesiapan aturan, Kepatuhan pada Standar dan Prosedur Peralatan pasien dan Pembers
ih
Penyediaan sarana dan prasarana (APD, Alkes, Sarpras HH, dll)
PENGENDALIAN
KLB
Jangan menunggu akhir penyelidikan
Penilaian umum KLB
Penilaian spesifik menurut hasil
temuan Tindakan pencegahan, terapkan
secara konsisten: Kewaspadaan isolasi Isolasi Imunisasi
1
2
3
KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI KLB
4
3
2
1
a. Ruangan tersendiri b. Jarak antara-pasien, kemudahan dalam pembersihan c. Ventilasi yang adekuat. d. Penempatan sarana kebersihan Struktur Bangunan Penyediaan Sarana Kesehatan Sarana danTindakan Sterilisasi Pendidikan & Pelatihan
a. Sarana kebersihan tangan b. Alat kesehatan c. Monitor & tekanan negative ruangan a. SPO b. Kepatuhan terhadap kebijakan
Menurunnya jumlah kematian pada setiap KLB
Menurunnya jumlah kasus
Memendeknya Periode KLB
Menyempitnya penyebarluasan Wilayah
Menurunnya Frekwensi Kasus
laporan tertulis KLB Adanya Kebijakan/rekomenda si Untuk mencegah terulangnya Komunikasi dan Menyampaikan (indikator keberhasilan penanggulangan)