GALERI BATIK BAKARAN JUWANA KABUPATEN PATI
(Pendekatan Arsitektur Kontemporer pada Fasad)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik
Oleh : ARIF SHOLIKIN
D 300 120 047
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017
i
HALAMAN PERSETUJUAN
GALERI BATIK BAKARAN JUWANA
KABUPATEN PATI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
ARIF SHOLIKIN D 300 120 047
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
Dr. Rini Hidayati, ST., MT NIK. 669
ii
HALAMAN PENGESAHAN
GALERI BATIK BAKARAN JUWANA
KABUPATEN PATI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
OLEH :
ARIF SHOLIKIN
D 300 130 076
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Sabtu, 17 Oktober 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji :
1. Dr. Rini Hidayati, S.T., M.T. (………) (Ketua Dewan Penguji)
2. Ronim Azizah, S.T., M.T. (………) (Anggota I Dewan Penguji)
3. Ir. Nurhasan, M.T. (………)
(Anggota II Dewan Penguji)
Ir. Sri Sunarjono, M.T, Ph.D NIK. 682
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 01 November 2017
Yang membuat pernyataan
Arif Sholikin ( D 300 120 047 )
4
GALERI BATIK BAKARAN JUWANA KABUPATEN PATI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ABSTRAK
Galeri Batik Bakaran Juwana adalah bangunan yang digagas dengan gaya arsitektur kontemporer dengan maksud sebagai wadah para perajin batik yang ada di Bakaran untuk memamerkan dan menjual hasil karyanya, serta sebagai sarana edukasi bagi masyarakat luas. Galeri batik ini difungsikan sebagai tempat pameran batik, belanja dan promosi batik, workshop, informasi, fashion show, dan edukasi. Galeri ini direncanakan dan dikelola oleh asosiasi batik bakaran yang ada di Juwana Kabupaten Pati. Mengacu pada permasalahan yang dihadapkan, bangunan ini didesain dan dirancang sebagai galeri batik yang layak, memiliki sirkulasi pengunjung yang nyaman, dan memiliki gaya arsitektur kontemporer pada sisi fasadnya. Agar tujuan tersebut tercapai, sasaran yang digunakan adalah mendapatkan konsep tentang Galeri Batik Bakaran dengan perumusan gagasan konsep ruang, stuktur, sirkulasi galeri, dan tampilan arsitektur. Untuk kedepannya Galeri Batik Bakaran ini berguna dan memiliki manfaat bagi masyarakat luas.
Kata Kunci : Juwana; Batik Bakaran; Galeri Batik
ABSTRACT
Batik Bakaran Juwana Gallery is a building that was initiated with contemporary architectural style with the intention as a container of batik artisans in Bakaran to exhibit and sell their work, as well as a means of education for the wider community. This batik gallery functioned as a place of batik exhibition, shopping and promotion of batik, workshop, information, fashion show, and education. This gallery is planned and managed by the association of burnt batik in Juwana Pati Regency.Referring to the problems faced, the building is designed and designed as a decent batik gallery, has a comfortable visitor circulation, and has a contemporary architectural style on the side of its facade. In order to achieve that goal, the target used is to get the concept of Batik Bakaran Gallery with the formulation of idea of concept of space, structure, circulation of gallery, and
architectural appearance.
For the future, Batik Bakaran Gallery is useful and has benefits for the wider community.
Keywords : Juwana; Batik Bakaran; Gallery of Batik
1. PENDAHULUAN
Indonesia mempunyai berbagai macam keragaman, mulai dari tradisi, bahasa, suku, kesenian dan masih banyak lagi keragaman yang dimiliki Indonesia. Salah satu keragaman tradisi dari nenek moyang yang masih dimiliki adalah tradisi membatik. Sampai saat ini masih banyak para perajin batik yang masih setia membatik.
Membatik merupakan kerajinan unik yang dimiliki negara Indonesia. Sampai sekarang para perajin batik masih rutin memproduksi batik. Hal semacam ini yang membuat kerajinan membatik masih dikenal dan membudaya di Indonesia, bukan hanya masyarakatnya sendiri bahkan mancanegara juga mengakui adanya kerajinan batik.
Batik sendiri bukan hanya warisan kebudayaan setempat semata, namun batik sudah menjadi warisan bangsa yang patut untuk dilestarikan keberadaannya. Hal ini dibuktikan
5
dengan adanya pengakuan dari UNESCO (United Nations, Educational Scientific and Cultural Organization) batik merupakan warisan budaya indonesia.
Berbicara soal batik khususnya batik tulis tak lepas dari kesenian dan kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, khususnya di Kabupaten Pati. Kesenian dan kebudayaan ini dapat dijadikan sebagai potensi untuk pembangunan daerah, terutama pada sektor pariwisata dan ekonomi. Salah satu kesenian dan kebudayaan tersebut adalah kerajinan batik tulis, merupakan kesenian tradisional yang berupa keahlian turun menurun, dan juga sebagai sumber pendapatan masyarakatnya.
Salah satu daerah yang masih memproduksi batik adalah daerah Bakaran di Kabupaten Pati. Bakaran merupakan desa yang berada di Kabupaten Pati, tepatnya berada di pesisir pantai utara Jawa, yang sampai saat ini masih banyak menghasilkan produk berupa kain batik. Batik-batik yang diproduksi masyarakat Bakaran merupakan batik tulis yang memiliki ciri khas yang unik. Dibandingkan dengan batik tulis yang diproduksi di daerah lain, ciri khas batik tulis Bakaran terletak pada corak motif yang spontan lebih berani dan lebih bebas. Corak-corak batik tulis bakaran sendiri memiliki corak yang beraneka ragam, dalam artian setiap perajin batik di Bakaran memiliki corak yang berbeda-beda.
Seiring dengan perkembangan batik bukan hanya sekedar kain yang memiliki motif yang unik yang syarat akan filosofis, tetapi sekarang batik juga digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Sekarang-sekarang ini banyak sekali perancang busana atau pakaian yang menggunakan bahan batik untuk kain rancangannya. Hal ini membuat batik memiliki nilai yang khas, unik, dan eksklusif. Inilah yang membuat batik bukan hanya banyak digunakan atau digemari oleh orang-orang tua, tetapi anak muda sekarang banyak yang menggunakan batik. Disamping masyarakat dalam negeri yang memiliki minat pada batik, masyarakat mancanegara juga banyak yang berminat untuk memiliki kain yang unik ini. Dengan semakin banyaknnya pecinta batik, maka dibutuhkan tempat-tempat yang menyediakan atau menjual kain batik atau bahkan produk jadi dari kain batik.
Di Kabupaten Pati, belum ada sama sekali galeri batik yang difungsikan sebagai tempat belanja dan promosi batik, workshop, informasi, fashion show, dan ruang pameran yang lengkap tentang batik belum ada di Kabupaten Pati.
Dengan adanya Galeri Batik Bakaran, masyarakat tidak hanya dapat membeli hasil kerajinan batik ataupun kain batik, tetapi masyarakat akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari pada itu. Masyarakat dapat mengetahui seluk beluk atau sejarah batik, mengenal motif-motif batik, dan mengetahui bagaimana batik-batik itu dibuat oleh para pengrajin batik. Dengan begini masyarakat dapat lebih menghargai hasil karya seni kerajinan batik. Mereka akan mengerti makna dari apa yang mereka gunakan (batik), dan merasa bangga dengan itu. Maka hal semacam ini akan membuat kerajinan batik lebih populer dikalangan masyarakatnya. Para pengrajin batik akan merasa berharga karena hasil dari karya mereka ditampilkan di galeri untuk tujuan dipasarkan mauppun dipamerkan. Dengan adanya Galeri Batik Bakaran ini, maka membuat mereka akan terpacu untuk terus berkarya dan menghasilkan hasil karya batik dan membuat trobosan-trobosan baru mengenai batik. Kedepannya batik-batik di Indonesia khususnya batik bakaran akan lebih dikenal masyarakat.
Rencana adanya pembangunan Galeri Batik Bakaran dimaksudkan agar supaya para perajin batik memiliki ruang untuk menjual dan memamekan hasil karyanya. Serta pula dilengkapi adanya fasilitas-fasilitas yang memadai untuk menunjang kegiatan di Galeri Batik Bakaran. Rencana ini tak lepas dari dilihatnya hasil karya-karya batik oleh banyak orang, sehingga karya para perajin tidak terlantar di ruang penyimpanan saja. Selain difungsikan untuk pameran yang sifatnya tetap juga digunakan untuk pameran temporer, shop, fashion show batik, workshop, informasi tentang batik, dan belajar membatik.
6 2. METODE PEMBAHASAN
2.1 Metode Deskriptif
Metode deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan data, dapat didapatkan dari buku-buku dan jurnal yang terkait dengan teori, konsep, standar perencanaan dan perancangan.
2.2 Metode Dokumentatif
Metode dokumentatif dilakukan dengan cara mendokumentasikan data-data yang diperoleh. Yang mana data yang diperoleh tersebut akan digunakan sebagai bahan dalam penyusunan Studio Konsep Perancangan Arsitektur.
2.3 Metode Komparatif
Metode komparatif dilakukan dengan cara membandingkan (compare) terhadap tempat-tempat yang menggunakan konsep seperti International Batik Center Pekalongan dan House of Danar Hadi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Lokasi Site
Site terpilih merupakan area persawahan yang berada di Jl. Juwana-Pati dengan luasan ±16.200m². berikut ini adalah batas-batas site terpilih:
Gambar 1. Lokasi Site Sumber : Analisa Penulis, 2017
1. Utara : Area Persawahan 2. Timur : Lahan kosong dan hotel 3. Selatan : Jalan Juwana-Pati 4. Barat : Area Persawahan
7 3.2 Analisa dan Konsep Site
Gambar 2. Analisa dan Konsep Site Sumber : Analisa Penulis, 2017
Pada analisa dan konsep site ini, menjelaskan analisa dan kosnsep site secara keseluruhan meliputi, analisa matahari dan angin, pencapaian lokasi, orientasi bangunan dan view, vegetasi, kebisingan.
3.3 Analisa dan Konsep Ruang
Aktivitas dan kebutuhan ruang untuk Galeri Batik Bakaran berdasarkan pengelompokan kegiatannya, dikelompokkan menjadi:
a. Kelompok Kegiatan Parkir
Tabel 1. Analisa Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Parkir
Sumber: Analisa Penulis, 2017 b. Kelompok Kegiatan Edukasi
Tabel 2.Analisa Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Edukasi
Sumber: Analisa Penulis, 2017
ME berada disisi selatan, karena jalan utama berada
disisi selatan Menggunakan vegetasi untuk meredam suara dan
memecah angin Orientasi bangunan
mengadap jalan utama Pati-Juwana
Jalan Raya Pati-Juwana
8 c. Kelompok Kegiatan Pemeliharaan
Tabel 3. Analisa Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Pemeliharaan
Sumber: Analisa Penulis, 2017
d. Kelompok Kegiatan Perbelanjaan
Tabel 4. Analisa Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Perbelanjaan
Sumber: Analisa Penulis, 2017
e. Kelompok Kegiatan Servis
Tabel 5. Analisa Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Servis
Sumber: Analisa Penulis, 2017 f. Kelompok Kegiatan Penunjang
Tabel 6. Analisa Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang
Sumber: Analisa Penulis, 2017
Kelompok Kegiatan Parkir = 2.310 m² Kelompok Kegiatan Edukasi = 999,1 m² Kelompok Kegiatan Pemeliharaan = 84 m² Kelompok Kegiatan Perbelanjaan = 446 m² Kelompok Kegiatan Servis = 2.465,45 m² Kelompok Kegiatan Penunjang = 1.872,5 m²
Jadi, kebutuhan besaran ruang yang dibutuhkan untuk memenuhi kegiatan yang ada di Batik Bakaran adalah 8.177,05 m².
9 3.4 Analisa dan Konsep Tata Massa
Gambar 3. Bentuk Massa Bangunan Sumber : Analisa Penulis, 2017
Dalam merancang Galeri Batik Bakaran, menggunakan pendekatan metafora dari bentuk dari motif batik bakaran yaitu ikan bandeng. Karena daerah juwana merukapan daerah penghasil bandeng di Kabupaten Pati.
3.5 Analisa dan Konsep Tampilan Arsitektur 3.5.1 Analisa dan Konsep Tampilan Eksterior
Gambar 4. Secondary Skin Sumber : Analisa Penulis, 2017
Fasad Bangunan sebagian menggunakan secondary skin, untuk mengoptimalkan cahaya yang masuk kedalam ruangan, selain itu juga sebagai bagian dari estetika bangunan.
10 3.5.2 Analisa dan Konsep Tampilan Interior
Gambar 5. Interior Galeri Sumber : Analisa Penulis, 2017
Konsep interior galeri batik bakaran, menggunakan konsep yang minimalis, bersih dari ornamen-ornamen. Hal ini dimaksudkan agar kesan batik yang dipamerkan lebih menonjol.
3.6 Analisa dan Konsep Struktur Utilitas 3.6.1 Analisa dan Konsep Struktur
Struktur atap menggunakan pipa besi yang dihubungkan menggunakan joint ball.
Gambar 7. Struktur Atap Sumber : Analisa Penulis, 2017
11 3.6.2 Analisa dan Konsep Utilitas
Analisis perancangan utilitas bangunan pada Surakarta Baking Center terdiri dari jaringan air bersih, jaringan air kotor, jaringan listrik, dan proteksi kebakaran.
a. Sistem air bersih
Gambar 4. Sekema Sistem Air Bersih Sumber : Analisa Penulis, 2017
b. Sistem air kotor
Gambar 8. Skema Pengolahan Limbah Batik Sumber : Analisa Penulis, 2017
4. PENUTUP
Galeri Batik Bakaran Juwana yang di desain dengan konsep kontemporer pada sisi fasadnya, yang direncanakan menjadi galeri yang layak, nyaman, aman dan berkesan bagi pengunjung. Galeri ini merupakan galeri umum yang dapat diperjual belikan untuk masyarakat umum. Galeri ini ditujukan untuk siapa saja yang ingin membeli dan belajar batik bakaran. Galeri ini direncankan dikelola oleh asosiasi batik bakaran yang ada di Juwana Kabupaten Pati. Dengan adannya Galeri Batik Bakaran diharapkan dapat memberikan dapak positif bagi lingkungan sekitar, dan dapat mengenalkan batik bakaran kepada masyarakat luas. PDAM GROUND WATER UPPER WATER BANGUNAN LIMBAH BATIK BAK KONTROL INTAKE BAK EQUALISASI AEROB FILTER ANAEROB FILTER AEROB BAK KONTROL BAK KONTROL SUMUR RESAPAN
12 DAFTAR PUSTAKA
Aditama, A. P. (2011). Restoran dan Galeri Seni Lukis di yogyakarta. S1thesis, 40. Administrator. (2014, Agustus 9). Sejarah Batik Bakaran Juwana-Pati. Dipetik Maret 15,
2017, dari Pemerintah Kabupaten Pati:
https://www.patikab.go.id/v2/id/2014/08/09/sejarah-batik-bakaran-juwanapati/ Asti Musman, A. A. (2011). Batik: Warisan Adilihung Nusantara. Yogyakarta: ANDI. Cahyadi, N. S. (2017). Pusat Studi Gempa Bumi di Kabupaten Bantul D.I Yogyakarta. S1
thesis, 44.
Doellah, H. S. (2002). Pengaruh Zaman dan Lingkungan. Solo: Danar Hadi. Endik, S. (1986). Seni Membatik. Jakarta: PT. Safir Alam.
Evanulia. (2005). Praktek Tradisi Ritual Sedekah Laut. Skripsi, 37. Halim, G. (2017). Abirama Gallery of Architecture. S1 Thesis, 24.
Herlambang, A. A. (2016). Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan Galeri Wayang Kulit. S1 thesis, 13.
Indonesia, U.-U. R. (t.thn.). Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan. Dipetik Februari 27, 2017, dari Kementrian Perdagangan:
http://www.kemendag.go.id/id/news/2014/04/29/undang-undang-no-7-tahun-2014-tentang-perdagangan
KBBI. (2016). Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Dipetik Februari 4, 2017, dari KBBI Darling: https://kbbi.kemdikbud.go.id
Kemendagri. (t.thn.). Kabupaten. Dipetik November 21, 2016, dari Kementrian Dalam Negri:
http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/33/name/jawa-tengah/detail/3318/pati
Kusuma, M. (2013, Maret 28). Batik Bakaran, Batik Khas Kabupaten Pati. Dipetik Juni 9, 2017, dari PII Pati: http://piipati.blogspot.co.id/2013/03/batik-bakaran-batik-khas-kabupaten-pati.html
Liem, N. D. (2015). Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan Wedding Venue Sebagai Tempat Resepsi dan Exhibition di Sleman. S1 thesis, 41.
Mulyono, Y. (1996). Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan Abad XX. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Neufert, E. (2002). Data Arsitek Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Neufert, E. d. (2012). Architects' Data Third Edition. New York: Blackwell Science. Nugroho, H. (2016, November 10). Pengertian Batik, Ciri Batik dan Tiruan Batik serta
Paduan Batik. Dipetik Februari 11, 2017, dari Balai Besar Kerajinan dan Batik: http://batik.go.id/index.php/post/read/pengertian_batik__ciri_batik_dan_tiruan_batik_ serta_paduan_batik_0
13
Nugroho, H. (2016, November 10). Pengertian Batik, Ciri Batik Tiruan Batik serta Paduan Batik. Dipetik April 06, 2017, dari www.batik.go.id:
http://www.batik.go.id/index.php/post/read/pengertian_batik__ciri_batik_dan_tiruan_ batik_serta_paduan_batik_0
Nurina Enggar, W. d. (2014). Potensi Pariwisata dalam Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Pati . S1 thesis.
Primantono, E. D. (2010). Galeri Foto di Yogyakarta. e-journal.uajy.ac.id. Putra, Y. H. (2012). Galeri Seni Rupa di Yogyakarta. S1 thesis, 11.
Schirmbeck, E. (1998). Gagasan, Bentuk, dan Arsitektur Prinsip-prinsip Perancangan Dalam. Bandung: Intermata.
Stiadarma, J. B. (2014). Perancangan Interior Galeri Karya Seni Kontemporer Jawa Dengan Mengangkat Epos Mahabarata. S1 thesis, 12.
Syafaad, H. (2015). Penggunaan Material Fly Ash Pada Bangunan Galeri Seni di Pasar Minggu Jakarta Selatan. S1 thesis, 12.