• Tidak ada hasil yang ditemukan

CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

59 SUMMARY

BINA NUSANTARA UNIVERSITY

Faculty of Humanities English Department

Strata 1 Program 2013

STANDARD AMERICAN ENGLISH AND AFRICAN AMERICAN VERNACULAR ENGLISH (AAVE) IN THE HELP (2011)

BY TATE TAYLOR

Melisa Yuliana NIM: 1301017592

Amerika Serikat adalah salah satu negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utamanya. Berdasarkan sensus tahun 2011, jumlah penduduk di Amerika mencapai 311,587,816 jiwa yang terdiri dari 78,1% orang kulit putih, 13,1% kulit hitam dan 8,7%. lainnya Hasil persentase tersebut menunjukan ada banyak etnik yang tinggal di Amerika yang membuat bahasa Inggris memiliki beberapa variasi, khususnya Standard American English (SAE) dan African American Vernacular English (AAVE). Pada umumnya, SAE digunakan oleh orang – orang yang memiliki pendidikan tinggi. Sebaliknya AAVE digunakan oleh orang – orang yang memiliki pendidikan lebih rendah. Dilihat dari sejarahnya, AAVE merupakan hasil perkembangan dari pidgin pada masa perdagangan budak di awal

(2)

tahun 1960. Pada jaman tersebut, para budak kulit hitam mencoba mengadaptasikan bahasa mereka dengan American English.

Untuk meneliti lebih lanjut mengenai AAVE, penulis mengambil film The Help (2011) yang disutradarai oleh Tate Taylor sebagai media penelitian. Film ini menceritakan tentang rasisme yang dialami oleh orang – orang kulit hitam. Film ini mengambil setting di tahun 1960 – 1961 di Mississippi, Amerika Utara, di mana pada saat itu sangat terlihat jelas adanya jarak antara orang kulit putih dan orang kulit hitam. Dalam film tersebut ada dua pemeran utama yang memiliki latar belakang yang berbeda: Skeeter, pemeran utama orang kulit putih, seorang berpendidikan tinggi dan Aibileen, pemeran utama kulit hitam yang kesehariannya berprofesi sebagai pelayan di rumah Elizabeth, teman Skeeter. Penggunaan dua bahasa; SAE dan AAVE oleh para pemeran The Help menjadikannya daya tarik untuk diteliti. Penelitian ini berfokus pada karakteritik sintaksis SAE dan AAVE yang digunakan oleh kedua pemeran utama di film tersebut, serta faktor sosial yang mempengaruhi penggunaannya.

Sebagai dasar penelitian, penulis mengambil beberapa teori yang dapat mendukung penelitian ini. Beberapa di antaranya Holmes (2008), Labov (2007), Trudgill (2007), Quirk (2007), Pullum (2013), dan beberapa teori pendukung lainnya yang berhubungan dengan SAE dan AAVE.

Dari segi Sosiolinguistiks, Holmes (2008) menjelaskan tentang kelas sosial yang mempengaruhi seseorang untuk memilih bahasa dengan tepat pada saat berbicara. Dia menambahkan bahwa beberapa faktor sosial terdiri dari pembicara, setting, topik yang dibahas, dan tujuan. Serta dimensi sosial yang turut mempengaruhi perubahan bahasa, seperti jarak solidaritas, kekuatan status, jarak formalitas, dan jarak fungsional.

(3)

Selain menggunakan Sosiolinguistiks sebagai landasan teori, penulis juga menggunakan teori sintaksis pada SAE dan AAVE dari Quirk (2007), Trudgill (2007), dan Labov (2007). Dalam teori yang dipakai, Quirk (2007) memaparkan adanya 9 karakteristik sintaksis di SAE. Trudgill (2007) memaparkan bahwa ada 7 karakteristik sintaksis di AAVE, Labov (2007) kemudian menambahkan ada 7 karakteristik sintaksis di AAVE yang tidak disebutkan oleh Trudgill sebelumnya.

Metode yang digunakan oleh penulis dalam skripsi ini adalah kualitatif dan kajian pustaka. Penulis menggunakan film The Help sebagai media kemudian menggunakan beberapa teori Sosiolinguistik untuk menganalisa film tersebut. Data penelitian ini berupa script film yang belum dikodekan, kemudian disalin menjadi table yang terdiri dari scene, set of utterance, speaker, dan utterance. Setelah dikodekan, ada terdapat 16 adegan dengan 1032 percakapan di dalamnya. Kemudian data dianalisis sesuai dengan rumusan permasalahan. Penulis mengidentifikasi karakteristik sintaksis SAE dan AAVE dan faktor sosial yang terjadi di dalam film.

Dari data yang terkumpul, penulis menganalisa penggunaan SAE dan AAVE secara terpisah. Kemudian diambil 2 – 3 contoh percakapan untuk masing – masing karakteriktik SAE dan AAVE. SAE memiliki 9 karakteristik sintaksis: pertama, penggunaan to infinitive, contohnya: Elizabeth, can I talk to Aibileen? Just to help me… karateristik to infinitive terdapat di to help berfungsikan Skeeter bertujuan meminta pertolongan Aibileen. Kedua, penggunaan kata kerja akhiran -s untuk orang ke tiga tunggal, contohnya: Well, it does take four years, Jolene. Pada kalimat ini, Skeeter menggunakan perluasan kata. Semestinya kalimat tersebut menjadi Well, it takes four years, Jolene. Meskipun demikian, hal itu tidaklah salah jika Skeeter menggunakan does take daripada takes. Umumnya perluasan kata terjadi di bahasa lisan. Ketiga, penggunaan be + Verb-ing, contohnya: I write. But right now I’m

(4)

working on a domestic maintance column for the Jackson Journal. Pada kalimat tersebut menunjukan penggunaan present continuous yang menggambarkan situasi yang sedang berlangsung dan umumnya, present continuous menggunakan right now atau now sebagai keterangan waktunya. Pada saat itu, Skeeter menggambarkan bahwa dia sedang bekerja di the Jackson Journal. Keempat, penggunaan has/have/had + Verb3, contohnya: No, Not at all. I just have been really busy with Mama. Kalimat ini menujukan kalimat dari present perfect. Present perfect umumnya tidak mencantumkan spesifik waktu. Kelima, penggunaan verb2/ verb-ed, contohnya: you told me to write something good. Something I believed in. Seperti yang terlihat di kalimat tersebut, kata kerja tidak selalu diikuti akhiran -ed. Keenam, penggunaan will/ to be going to, contohnya: I’ll be back tomorrow, Aibileen. Di kalimat ini si pembicara menunjukan janji dan juga mengekspresikan spontanitas. Ketujuh, auxiliary verb, contohnya: Do you ever dream of being something else? Auxiliary verb umumnya berfungsi untuk mengekspresikan kalimat negatif dan kalimat pertanyaan. Pada kalimat tersebut, si pembicara menggunakan do sebagai auxiliary verb di kalimat pertanyaan. Kedelapan, modals, contohnya: I would need your help. Kata would berfungsi untuk membuat permintaan dengan cara yang sopan. dan terakhir, pertanyaan WH, contohnya: What really happened? Pertanyaan ini tidak diikuti auxiliary verb sebagaimana kalimat pertanyaan pada umumnya. Tapi, kalimat tersebut benar. Untuk kalimat tersebut, ini dinamakan pertanyaan subjek yang artinya pertanyaan tersebut mengarah ke subjek sebagai jawabannya.

Setidaknya ada 14 karakteristik sintaksis AAVE yang disebutkan Trudgill dan Labov, tapi hanya ada 9 karakteristik sintaksis AAVE yang terdapat di film ini, pertama, hilangnya copula ‘be’, contohnya: she gonna blow us all up. Di kalimat ini terlihat sekali kalau si pembicara menghilangkan ‘be’ yang semestinya berada

(5)

sebelum gonna. Jika dibandingkan dengan bentuk standard, kalimat itu menjadi she is gonna blow us all up. Karakteristik kedua, hilangnya akhiran ‘-s/-es’ pada bentuk orang ketiga tunggal, contohnya: Miss Myrna get it wrong a lot of times. Jika dibandingkan dengan bentuk standard, subjek dengan kata ganti she, he, dan it harus diakhiri kata kerja –s. Ketiga, invarian ‘be’, contohnya: Alton used to always be asking me how come I was black. Dalam kalimat itu, kata always menunjukan kegiatan yang berulang – ulang. Pengguna AAVE lebih menggunakan ‘be’ daripada is, am, are, was, were. Keempat, pertanyaan inverse, contoh: Alton used to always be asking me how come I was black. Jika dibandingkan dengan bentuk standard, kalimat ini memiliki makna Alton is used to always asking me why I was black. Kelima, remote ‘been’, contohnya: You check in Mae Mobley’s bed? Since the Lil Man was born, she been putting things.. Kata since menunjukan keterangan waktu dari present perfect, jadi kalimat tersebut seharusnya diletakkan have sebelum ‘been’. Tapi, karena ini karakteristik AAVE, pengguna AAVE lebih suka tidak memasukan have/has sebelum ‘been’. Keenam, penggunaan ain’t, contohnya: I ain’t got no silver. AAVE menggunakan ain’t untuk mengekspresikan makna negatif. Ketujuh, negatif ganda, contohnya: I didn’t steal no silver. Kalimat ini sedikit menimbulkan makna ambigu, arti negatif di AAVE dan positif di SAE. Jika diartikan ke dalam SAE, kalimat tersebut bermakna, I did steal silver, sebaliknya, di AAVE, kalimat ini bermakna I did not steal silver. Kedelapan, mengubah sintaksis dalam pertanyaan, contohnya: What you mean you’re not taking it? Dalam kalimat pertanyaan, umumnya terdapat auxiliary verb, seperti do, does, atau did. Pada bentuk standard, kalimat tersebut menjadi What do you mean you’re not taking it?. Terakhir, hilangnya posesif (‘s), contohnya: You got some more Miss Myrna questions for me? Posesif yang berarti kepemilikan, umumnya diaplikasikan sebelum

(6)

kata benda. Pada kalimat tersebut, (‘s) hilang dari Miss Myrna questions, yang semestinya diaplikasikan menjadi Miss Myrna’s questions. Dari 14 karakteristik sintaksis AAVE yang penulis dapatkan dari teori di Bab 2, hanya ditemukan 9 karakteristik sintaksis AAVE di film tersebut. Karakteristik sintaksis AAVE yang tidak ditemukan di film ini, adalah eksistensial ‘it’, negative auxiliary preposition, nonstandard future tense form, nonstandard past tense form, dan nonstandard pronoun form.

Selain menganalisa dari segi sintaksis, penulis juga menganalisa sosial faktor yang mempengaruhi perubahan bahasa atau variasi bahasa Inggris yang digunakan pemeran utama dan pemeran pembantu dalam film. Dalam menganalisa, penulis membagi menjadi 4 bagian; variasi bahasa Inggris yang terjadi antara pemeran utama kulit putih dan pemeran pembantu kulit putih, variasi bahasa Inggris yang terjadi antara pemeran utama kulit putih dan pemeran pembantu kulit hitam, variasi bahasa Inggris yang terjadi antara pemeran utama kulit hitam dan pemeran pembantu kulit putih, dan variasi bahasa Inggris yang terjadi antara pemeran utama kulit hitam dan pemeran pembantu kulit hitam. Di sini penulis ingin mengidentifikasi apabila terjadi variasi bahasa Inggris yang terjadi antara para pemeran utama jika melakukan komunikasi dengan lawan bicara yang berbeda latar belakang. Tak luput juga, penulis menganalisa variasi bahasa Inggris yang terjadi antara para pemain utama. Di film ini, ada terdapat beberapa scene yang memperlihatkan adanya komunikasi antara kedua pemain utama yang berbeda latar belakang. Selain lawan bicara yang dapat mempengaruhi perubahan bahasa, penulis juga menganalisa apabila situasi; formal dan informal, dapat mempengaruhi perubahan bahasa.

Dari analisa tersebut, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa; terdapat 9 karakteristik sintaksis SAE yang digunakan oleh Skeeter dan terdapat 9 karateristik

(7)

sintaksis AAVE yang digunakan oleh Aibileen. Variasi bahasa Inggris terjadi pada Aibileen pada saat dirinya sedang berada di tempat kerja. Dia akan menggunakan bahasa yang formal dan menghindari AAVE. Hal ini dapat dikaitkan dengan sosial faktor di lingkungannya, misalnya karena tuntutan status sosial, Aibileen harus menggunakan bahasa formal kepada tuannya. Hal demikian juga dilakukan oleh Skeeter, ketika bekerja dia akan menggunakan SAE saat berbicara dengan pimpinannya untuk menunjukan profesionalisme. Di sisi lain, ketika keduanya berada di tempat yang informal, seperti rumah, mereka secara otomatis lebih akan menggunakan bahasa sehari-hari daripada bahasa formal atau standard.

Di film ini, variasi bahasa Inggris terjadi pada Skeeter ketika melakukan percakapan dengan para pemeran pembantu, baik pemeran pembantu berkulit putih dan hitam. Variasi bahasa tersebut terjadi di saat situasi tertentu, seperti bila Skeeter berada di tempat kerja, dia pasti menggunakan bahasa standard atau bahasa formal. Sebaliknya, jika dia sedang berada di luar situasi formal, Skeeter menggunakan kata – kata non formal dan AAVE kepada teman – temannya, keluarga, dan kepada orang kulit hitam untuk menunjukan rasa solidaritas.

Sama seperti Skeeter, Aibileen juga mengalami variasi bahasa saat berkomunikasi dengan para pemeran pembantu, baik pemeran pembantu berkulit putih dan hitam. Aibileen menggunakan bahasa formal kepada majikannya pada saat bekerja. Kemudian pada saat dia pulang ke rumahnya atau dia melakukan percakapan di rumahnya, dia akan menggunakan AAVE kepada lawan bicaranya.

Variasi bahasa juga terjadi pada Aibileen ketika sedang berbicara dengan Skeeter. Di tempat kerjanya, Aibileen menggunakan bahasa standard saat berkomunikasi dengan Skeeter. Tapi ketika dia berbicara dengan Skeeter di rumahnya, Aibileen akan mengubah bahasanya menjadi AAVE. Kemudian variasi

(8)

bahasa pada Skeeter hanya terjadi pada saat situasi non formal, di rumah Aibileen. Skeeter menggunakan AAVE kepada Aibileen untuk menunjukan kedekatan atau solidaritas. Pada film ini, Skeeter banyak menggunakan kata gonna pada AAVE. Hal ini dapat juga disimpulkan bahwa faktor sosial seperti situasi, tempat, dan lawan bicara memberikan pengaruh kepada seseorang dalam mengubah bahasanya atau variasi bahasa.

Dari kesimpulan tersebut, penulis mempunyai beberapa saran: bagi peneliti yang ingin meneliti topik ini lebih lanjut atau menggunakan media yang sama, mereka dapat menganalisis lebih di sisi syntactical; gaya formal dan gaya percakapan kasual. Selanjutnya, mereka juga dapat meneliti karakteristik lexical yang selalu diaplikasikan di AAVE. Untuk dosen sosiolinguistiks, mereka dapat menggunakan film sebagai media pembelajaran AAVE, karena film adalah media yang baik untuk belajar efektif. Pada film, mahasiswa akam mengenal tentang cara pengaplikasikan AAVE dan dapat membandingnya dengan pengaplikasian dari SAE. Bagi yang baru mengenal sosiolinguistiks atau pelajar, penelitian ini memberikan ilmu tentang faktor social yang mempengaruhi perubahan variasi bahasa dan karakteristik sintaksis dari SAE dan AAVE.

Referensi

Dokumen terkait

Pagar Keliling Kantor KPU Kabupaten Kolaka No.5.02/PAN-KPU/IX/2012 Melalui e-Procurement pada LPSE Kabupaten Kolaka alamat situs lpse.kolakakab.go.id dengan ini

Apabila terdapat peserta yang keberatan terhadap keputusan dan pengumuman tersebut, maka dapat mengajukan sanggahan terhitung mulai tanggal 18 – 20 September 2012. Demikian

Melihat begitu besarnya resiko yang dapat terjadi apabila kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan merosot, maka tidak berlebihan apabila usaha

[r]

Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository Universitas Jember Digital Repository

[r]

[r]

Akan tetapi masih ada sebagian guru yang belum menunjukkan kinerja baik, tentunya secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kinerja guru secara makro.Menurut