• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAS KEHUTANAN ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DINAS KEHUTANAN ACEH"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

1 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

RANCANGAN AWAL

RENCANA STRATEGIS

(RENSTRA) 2012 - 2017

DINAS KEHUTANAN ACEH

DINAS KEHUTANAN ACEH

(2)

2 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

Kata Pengantar

Upaya sungguh-sungguh terhadap Rehabilitasi Hutan dan Lahan Perlindungan dan Konservasi Sumber DHya hutan serta Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan dalam Program Bidang Kehutanan merupakan unsur utama yang akan dirasakan oleh masyarakat dalam mewujudkan visi dari Pemerintahan Aceh Tahun 2012 - 2017 yaitu Terwujudnya perubahan yang fundamental di Aceh dalam segala sektor kehidupan masyarakat Aceh dan pemerintahan, yang menjunjung tinggi asas transparansi dan akuntabilitas bagi terbentuknya suatu pemerintahan Aceh yang bebas dari praktik korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, sehingga pada Tahun 2017 Aceh akan tumbuh menjadi negeri makmur yang berkeadilan dan adil dalam kemakmuran. Untuk mewujudkan hal tersebut bidang Kehutanan harus melakukan perbaikan

Rencana Strategis (Renstra) merupakan satu tahapan rencana pembangunan yang harus disusun oleh semua tingkatan pemerintahan. Pemerintah Aceh dalam hal ini sudah mempunyai RPJM Aceh periode 2007-2012 yang ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 21 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) 2007-2012 dan telah direvisi melalui Peraturan Gubernur Aceh Nomor 26 tahun 2010 tanggal 1 Mei 2010. Dinas Kehutanan Aceh sebagai perangkat kerja daerah Pemerintahan Aceh juga melakukan penyesuaian yang berorientasi pada VISI dan MISI Pemerintah Aceh yang sudah dilakukan dalam RPJMA tersebut.

Renstra Dinas Kehutanan Aceh ini merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif dan memuat berbagai program pembangunan Bidang Kehutanan yang akan dilaksanakan langsung oleh semua Jajaran di Dinas Kehutanan Aceh pada kurun waktu Tahun 2012-2017, dengan penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Daerah Aceh (RPJMA 2012-2017) dan Prioritas Nasional (RENSTRA Kementerian Kehutanan 2010-2014), Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan Millenium Development Goals (MDG’s) serta RPJP Bidang Kehutanan Aceh 2010 – 2025.

(3)

3 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

Melalui kesempatan ini saya mengajak semua Jajaran lingkup Dinas Kehutanan Aceh untuk saling bahu-membahu dalam menyelenggarakan pembangunan Kehutanan di Aceh. Semoga upaya kita mendapat rahmad, hidayah dan ridho-Nya, Amin.

Banda Aceh, Juli 2013 Kepala Dinas Kehutanan

Ir. HUSAINI SYAMAUN, MM

(4)

4 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

DAFTAR ISI

Hal KATA PENGANTAR 1 DAFTAR ISI 4 BAB I PENDAHULUAN 5 1.1. Latar Belakang 5 1.2. Landasan Hukum 7

1.3. Maksud dan Tujuan 9

1.4. Sistematika Penulisan 9

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEHUTANAN ACEH 14

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi 14

2.2. Sumberdaya Dinas Kehutanan 48

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Kehutanan 50

2.4. Tantangan dan Peluang Peengembangan Pembangunan Pelayanan Dinas Kehutanan

52

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 55

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

55 3.2. Telaahaan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Terpilih

58

3.3. Telaahan Rencana K/L dan Renstra 60

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 62

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis 65

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 68

4.1. Visi dan Misi Dinas Kehutanan Aceh 68

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kehutanan Aceh 69

4.3. Strategi dan Kebijakan Dinas Kehutanan Aceh 69

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

72

5.1. Rencana Program dan Kegiatan Menurut RPJMA 72

5.2. Rencana Program dan Kegiatan Menurut Teknis Bidang Kehutanan 73

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGACU

KEPADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMA

81

(5)

5 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

A. UMUM

1.1 Latar Belakang

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Aceh, selanjutnya disebut “RENSTRA” adalah dokumen perencanaan strategis yang memuat rencana pembangunan Kehutanan di Aceh untuk lima tahun kedepan (2012-2017). Merupakan proses sistimatis yang berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang berisiko dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif dan pengorganisasian secara sistimatis. Di dalamnya terkandung visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi serta arahan kebijakan pembangunan yang dijabarkan melalui program dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk memecahkan dan mengatasi berbagai permasalahan secara terencana dan bertahap. RENSTRA lebih diarahkan pada program-program prioritas dan program daerah lainnya dengan pembiayaan yang bersumber pada APBN maupun dari APBA.

Ciri sumberdaya hutan yang penting adalah peran gandanya sebagai sistem penunjang kehidupan. Hutan tropika merupakan paru-paru dunia dan sumber keragaman hayati yang tinggi. Peran tersebut menyebabkan relatif tingginya kepentingan berbagai pihak terhadap pelestarian sumberdaya hutan.

Khusus bagi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan adanya Undang-undang Nomor 18 Tahun 2001 merupakan titik awal bagi provinsi ini untuk mengatur dan mengelola sumberdaya alam serta pemanfaatannya secara lebih baik dan “mandiri” bagi kemakmuran rakyat di Aceh dalam kerangka pembangunan nasional. Undang-undang tersebut menempatkan titik berat Otonomi pada Provinsi yang pelaksanaannya diletakkan pada daerah Kabupaten dan Kota. Kekhususan ini memberikan kesempatan dalam merumuskan kebijakan pengelolaan sumberdaya hutan berada pada tingkat Provinsi dengan tetap mengakomodir kepentingan daerah Kabupaten/Kota.

Menyusul terbitnya UU Nomor 18 Tahun 2001 telah ditetapkan sejumlah Qanun (Peraturan Daerah), diantaranya Qanun Kehutanan dan Qanun Perizinan

P

P

E

E

N

N

D

D

A

A

H

H

U

U

L

L

U

U

A

A

N

N

I

(6)

6 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

Kehutanan. Qanun–qanun ini merumuskan kembali ruang lingkup pengurusan hutan di Provinsi Aceh dan pembagian kewenangan Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam bidang kehutanan, dengan mengacu kepada UU Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan.

Seiring dengan perkembangan lingkungan sosial, politik, ekonomi dan budaya maka pembangunan kehutanan memerlukan perubahan paradigma secara mendasar. Perubahan paradigma pembangunan kehutanan pada dasarnya merupakan pergeseran pengelolaan hutan, yaitu dari state based menjadi community based, dari timber based management menjadi forest resources based management.

Dengan demikian paradigma baru pembangunan kehutanan ke depan adalah pengelolaan hutan yang berbasis pada masyarakat (community based

forest resources management) Secara ringkas, pengelolaan sumberdaya hutan

kini dan masa depan lebih mempertimbangkan keseimbangan antara aspek ekonomi, ekologi dan sosial masyarakat sebagai ultimate beneficiaries pembangunan.

Dilain sisi, usaha Kehutanan telah memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam penerimaan devisa negara, sumber ekonomi daerah sekaligus sumber pendapatan masyarakat yang digolongkan kedalam aspek ekonomi. Sedangkan aspek sosialnya, usaha Kehutanan telah mampu menyerap tenaga kerja dimana secara langsung telah mampu mengatasi pengangguran. Usaha Kehutanan juga mendukung kelestarian sumber daya alam, seperti pelestarian sumber daya air, penyediaan oksigen dan mencegah degradasi lahan. Berbagai komoditi Kehutanan seperti Jabon, Sengon, Mahoni, Pinus, Jati, Rotan , Cendana, Gaharu dan lain-lain menjadi sumber kehidupan dan incaran/rebutan bagi negara-negara Eropa dan Asia Timur. Kenyataan tersebut memberikan suatu pemahaman, bahwa usaha Kehutanan sangat berkaitan langsung dengan aspek ekonomi, sosial masyarakat dan lingkungan.

Proses Tahapan Penyusunan Renstra SKPD terdiri dari dua tahap yaitu tahap perumusan rancangan Renstra SKPD dan tahap penyajian rancangan Renstra SKPD.

(7)

7 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

Tahapan penyusunan rancangan Renstra SKPD dapat digambarkan dalam bagan alir sebagai berikut :

Bagan Alir Penyusunan Rancangan Renstra SKPD Provinsi

1.2 Landasan Hukum

Renstra Dinas Kehutanan Aceh Tahun 2012-2017 ini disusun dengan landasan : 1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor

VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan;

2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh;

3. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang;

4. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Anggaran; 6. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

(8)

8 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Pemerintahan Daerah;

9. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;

10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

11. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; 12. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2010 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemerintah kepada Dewan Kawasan Sabang;

19. Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2010 tentang Kerjasama Pemerintah Aceh dengan Lembaga atau Badan di Luar Negeri;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Program Kegiatan SKPD

22. Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolan Keuangan Aceh; 23. Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pengalokasian Tambahan Dana

(9)

9 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus. 24. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 73 Tahun 2012 Tentang Pembentukan

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh.

25. Qanun Aceh Nomor 15 Tahun 2012 tentang perubahan atas Qanun Aceh No. 5 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis, Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

1.3 Maksud dan Tujuan A. Maksud

- Sebagai arahan kebijakan dan strategi pembangunan Kehutanan di Aceh dan rujukan dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kepala Dinas Kehutanan Aceh.

- Mensinergiskan seluruh kemampuan dan potensi sumberdaya manusia yang ada dengan sumberdaya lainnya untuk menjawab tuntutan perkembangan pembangunan Kehutanan dalam konstelasi dengan tatanan regional, nasional maupun global.

B. Tujuan

- Tercapainya koordinasi dan harmonisasi perencanaan pembangunan Kehutanan di Aceh yang holistik, terintegrasi, efisiensi dan efektif serta memudahkan pelaksanaan program-program yang direncanakan selama lima tahun kedepan dan memudahkan evaluasi terhadap program-program yang ada.

- Agar pengelolaan sumberdaya hutan dan kebun di Aceh menjadi satu kesatuan yang berkelanjutan dalam suatu ekosistem.

1.4 Sistematika Penulisan

Kerangka pokok bahasan Renstra Dinas Kehutanan Aceh Tahun 2012-2017 adalah meliputi telaahan terhadap lingkungan organisasi Dinas Kehutanan Aceh, baik internal maupun eksternal, perumusan visi dan misi, tujuan dan sasaran dari kegiatan organisasi dimasa yang akan datang, strategi dalam pencapaian tujuan dan

(10)

10 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

sasaran yang telah ditetapkan, serta indikator-indikator untuk mengukur kemajuan kinerja organisasi.

Adapun sistematika penyusunannya adalah sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN

Berisi uraian tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, serta sistematika penulisan.

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPA

Dalam Bab ini diuraikan tentang tugas, fungsi dan struktur organisasi SKPA, Sumber Daya SKPA, Kinerja Pelayanan SKPA serta Tantangan dan Peluang Pembangunan Pelayanan SKPA dari kelembagaan Dinas Kehutanan terutama dalam kebijakan dibidang perencanaan pembangunan serta tugas pokok dan fungsinya.

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Berisi tentang Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPA, Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L dan Renstra, Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis serta Penentuan Isu-isu Strategis.

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBUJAKAN Dalam bab ini berisi tentang rumusan Visi, Misi dan Sasaran Dinas Kehutanan Aceh dan memaparkan tentang rumusan kebijakan dan strategi.

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Menjelaskan tentang rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan Dinas Kehutanan Aceh termasuk didalamnya menyangkut indikator, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif.

(11)

11 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

BAB VI. INDIKATOR KINERJA SKPA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJM

Menjelaskan tentang indikator kinerja Dinas Kehutanan untuk mewujudkan target kinerja yang dapat dipertanggungjawabkan tingkat capaian kinerja dalam jangka menengah dan jangka panjang.

.B. KONDISI SAAT INI

Saat ini kawasan hutan di Aceh meliputi areal kurang lebih 3.549.813 Ha termasuk kawasan hutan dan perairan di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Kepmenhutbun No. 170/Kpts-II/2000) Dalam rangka mempertahankan ekosistem dan keanekaragaman hayati sampai dengan tahun 2000 pemerintah telah menetapkan Kawasan Suaka Alam yang terbagi menjadi Cagar Alam : 16.940 ha dan Suaka Margasatwa : 102.370 Ha, Kawasan Pelestarian Alam terbagi dalam Taman Nasional : 623.987 Ha, Taman Wisata Alam terdiri dari Taman Wisata Alam (Darat : 16.412 Ha, Perairan : 214.100 Ha) dan Taman Hutan Raya seluas 6.220 Ha, juga terdapat Taman Buru seluas 86.704 Ha, Kawasan Hutan Lindung seluas 1.844.500 Ha serta Hutan Produksi yang terdiri dari Hutan Produksi Terbatas : 37.300 Ha dan Hutan Produksi Tetap : 601.280 Ha. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa Pola ruang wilayah Aceh terdiri dari kawasan lindung seluas 2.708.550 Ha (47,7%) dan Kawasan Budidaya seluas 2.934.602 Ha (52,3%). Hutan Aceh pada tahun 2008 seluas 3.523.925 Ha (60,37%) dan pada tahun 2010 seluas 2.291.080 ha (40,36%). Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi pengurangan luas kawasan hutan (deforestasi) sebesar 20,01%. Terjadinya deforestasi akibat adanya kebijakan yang lebih mementingkan aspek ekonomi dari pada aspek lingkungan untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi. Selain itu, faktor perilaku manusia juga menjadi permasalahan utama dalam kerusakan lingkungan, dimana sering sekali menganggap sungai dan sepadan sungai sebagai tempat pembuangan sampah dan kegiatan usaha pertnian yang dapat mengakibatkan penyempitan, sedimentasi dan penurunan kualitas air.

Berdasarkan data Tahun 2007 Luas lahan kritis di Provinsi Aceh seluas 4459.469,28 ha dengan kategori kritis seluas 393.025,63 ha dan sangat kritis

(12)

12 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

seluas 66.443,65 ha. Pada tahun 2011 luas lahan kritis di provinsi Aceh mengalami peningkatan mencapai 460.099,76 ha, dengan kategori kritis seluas 393.397,03 ha dan sangat kritis seluas 66.702,73 ha. upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi lahan kritis yaitu melalui penanaman satu miliar pohon (OMOT). Pada tahun 2011, melalui penanaman pada kegiatan penghijauan sebanyak 24.886.789 batang dan penanaman reboisasi sebanyak 3.808.598 batang

Pembangunan yang tidak terpadu (fragmented) selama ini telah berakibat perubahan drastis negatif terhadap kondisi lingkungan sumber daya alam. Eksploitasi sumber daya alam tidak terbarukan (pertambangan mineral, batubara, migas, dan galian C) telah mengubah bentang alam tanpa terkendali. Terlebih lagi sumber daya alam terbarukan oleh deforestasi intensif (legal and illegal logging) untuk pembangunan fisik infrastruktur, transportasi, industri, perkebunan, pertanian, telah mengakibatkan penyusutan drastis tutupan vegetasi hutan terutama di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan punahnya keanekaragaman hayati.

Aceh merupakan wilayah dengan kondisi alam yang kompleks sehingga menjadikannya sebagai salah satu daerah berpotensi tinggi terhadap bencana, khususnya bencana alam. Tingkat resiko bencana alam yang terjadi setiap tahunnya sangat tinggi, terutama bencana banjir dan kekeringan. Sangat terbatasnya investasi infrastruktur tampungan penyimpanan air, telah berdampak pada keseimbangan hidrologi DAS, fluktuasi debit air di sungai menjadi sangat besar terutama pada musim hujan terjadi bencana banjir dan tanah longsor, sedangkan pada musim kemarau terjadi kekeringan dan kebakaran hutan.

Kecenderungan penurunan produksi kayu bulat dari hutan alam telah memacu peningkatan pengelolaan hutan tanaman dan hutan rakyat. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya produksi kayu dari hutan tanaman dan hutan rakyat. Hutan rakyat di propinsi aceh seluas 11.632 ha, yang tersebar di 23 kabupaten/kota. Potensi kayu jenis perdagangan di Propinsi Aceh baik di Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam, Taman Buru, Hutan Lindung, Hutan Produksi Tetap dan Hutan Produksi mencapai 59,19 juta m3. Hutan Tanaman Rakyat yang sudah mendapat IUPHHK-HTR di Propinsi Aceh sebanyak 3 unit yaitu 1 unit di Kabupaten Bireun (Kopwan Seulanga Aneuk Nanggroe) dan 2 unit di Kabupaten Aceh Utara (Kop. Tuah Nanggroe Aceh 811 Ha)

(13)

13 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

melalui (SK.282/Menhut-II/2009 Tgl13 Mei 2009), Kop. Ikapeda 1.155 Ha (SK.721/Menhut-II/2009 Tgl19 Oktober 2009). Usulan Pencadangan areal di Provinsi Aceh Seluas 3.667 Ha sedangkan luas areal yang sudah di keluarkan SK Pencadangan oleh Menteri Kehutanan seluas 10.884 Ha dengan jenis tanaman Jabon, Mahoni, Sengon. Produksi kayu bulat di provinsi NAD pada tahun 2012 berjumlah 185.358,48 m3, yang berasal dari 3 sumber yaitu IUPHHK pada HTI, Izin Pemanfaatan Kayu (IPK), Hutan Rakyat, Kayu perkebunan dan hasil lelang. Masing-masing produksinya yaitu IUPHHK pada HTI sebanyak 8.043,81 m3, IPK sebanyak 2.196,33 m3, kayu perkebunan 169.348,50 m3, dan hasil lelang 475,98 m3. HHBK yang dikembangkan di Propinsi NAD yaitu rotan produksinya mencapai 90.590 kg, Cendana 14.000 kg, dan Arang kayu 155.000 kg.

Untuk memperkuat upaya-upaya perlindungan hutan dalam priode tahun 2007 s/d 2008 telah dilakukan rekruitmen Pamhut sebanyak 2000 Orang yang mempunyai tugas pengamanan hutan dan pencegahan perambahan hutan (Ilegal Logging). Pemanfaatan jasa lingkungan dari kawasan hutan khususnya untuk kegiatan wisata alam sudah lama dikembangkan di Aceh, hal ini didukung dengan keberadaan berbagai potensi yang ada antara lain : Cagar Alam Pinus Strain Aceh (16.940 Ha)di Kabupaten Aceh Besar, Cagar Alam Serbajadi (300 Ha) Kabupaten Aceh Tamiang, Swaka Margasatwa Rawa Singkil (102.370 Ha)di Kabupaten Aceh Singkil, Taman Hutan Raya (TAHURA) Po Cut Meurah Intan (6.300 Ha) di Kabupaten Aceh Besar, Taman Nasional Gunung Leuser (623.987 Ha) di Kabupaten Aceh Tenggara, Taman Wisata Alam Iboih (1.200 Ha) di Kota Sabang, Taman Wisata Alam Kepulauan Banyak (16.200 Ha) di Kabupaten Aceh Singkil, Taman Wisata Alam Lhok Asan (PLG : 112 Ha) di Kabupaten Aceh Utara, Taman Buru Lingga Isaq (86.704 Ha) di Kabupaten Aceh Tengah.

(14)

14 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPA

Dinas Kehutanan Aceh adalah perangkat daerah sebagai unsur pelaksana Pemerintah Aceh dibidang Kehutanan, terbentuk berdasarkan Qanun Aceh Nomor 15 Tahun 2012 tentang perubahan atas Qanun Aceh No. 5 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis, Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dengan susunan organisasi terdiri dari :

1. a. Kepala Dinas; b. Sekretariat;

c. Bidang Program dan Pelaporan; d. Bidang Planologi Kehutanan; e. Bidang Bina Usaha Kehutanan;

f. Bidang Perlindungan & Rehabilitasi Hutan; j. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); k. Kelompok Jabatan Fungsional;

2. Sekretariat terdiri dari : a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Kepegawain dan Tata Laksana; c. Sub Bagian Keuangan;

3. Bidang Program dan Pelaporan terdiri dari : a. Seksi Data dan Informasi;

b. Seksi Penyusunan Program;

c. Seksi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan; 4. Bidang Planologi Kehutanan, terdiri dari :

a. Seksi Inventarisasi dan Perencanaan Hutan; b. Seksi Penatagunaan Kawasan Hutan;

c. Seksi Perpetaan & Pemantapan Kawasan Hutan;

G

G

A

A

M

M

B

B

A

A

R

R

A

A

N

N

P

P

E

E

L

L

A

A

Y

Y

A

A

N

N

A

A

N

N

S

S

K

K

P

P

A

A

II

(15)

15 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

5. Bidang Bina Usaha Kehutanan, terdiri dari : a. Seksi Usaha Pemanfaatan Hutan;

b. Seksi Pemungutan dan Pengolahan Hasil Hutan; c. Seksi Pengujian dan Peredaran Hasil Hutan; 6. Bidang Perlindungan, Rehabilitasi Lahan terdiri dari :

a. Seksi Perlindungan Hutan;

b. Seksi Kawasan Lindung dan Konservasi; a. Seksi Rehabiitasi Hutan dan lahan;

Dinas Kehutanan Aceh mempunyai tugas melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan di Bidang Kehutanan, untuk melaksanakan tugas di maksud, Dinas Kehutanan mempunyai fungsi :

1. Pelaksanaan Urusan Ketatausahaan Dinas;

2. Penyusunan program kerja tahunan, jangka menegah dan jangka panjang;

3. Perumusan kebijakan teknis, sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

4. Penyelenggaraan tugas Kehutanan termasuk perizinan dan pelayanan umum lintas Kab/Kota;

5. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan tugas di bidang Kehutanan; dan Pembinaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud diatas, Dinas Kehutanan mempunyai kewenangan :

1. Menyelenggarakan urusan di bidang Kehutanan yang bersifat lintas kabupaten/kota serta kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota;

2. Menyusun pedoman dan Menyelenggarakan Inventarisasi dan pemetaan hutan dan Kehutanan;

3. Menyelengarakan penunjukan dan pengamanan batas hutan produksi dan hutan lindung;

4. Menyusun pedoman dan menyelenggarakan tata batas hutan, rekonstruksi dan penataan batas kawasan hutan produksi dan hutan lindung;

(16)

16 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

5. Menyusun pedoman pembentukan dan penyediaan dukungan pengelolaan wilayah taman hutan raya;

6. Menyusun rencana makro Kehutanan lintas Kabupaten/Kota;

7. Menyelengarakan koordinasi pengelolaan hutan berdasarkan unit pengelolaan daerah aliran sungai;

8. Menyusun pedoman penyelenggaraan pengurusan erosi, sedimentasi, produktivitas lahan pada daerah aliran sungai lintas Kabupaten/Kota.

9. Menyelenggarakan perizinan lintas Kabupaten/Kota meliputi pemanfaatan hasil hutan, pemanfaatan flora dan fauna yang tidak dilindungi, pengolahan hasil hutan dan Kehutanan;

10. Melaksanakan pengawasan perbenihan, pupuk, pestisida, alat dan mesin di bidang Kehutanan;

11. Melaksanakan pengamatan, peramalan organisme tumbuhan penggangu dan pengendalian hama terpadu tanaman Kehutanan;

12. Menyelenggarakan dan mengawasi kegiatan rehabilitasi, reklamasi, sistem silvikulture, budidaya dan pengolahan;

13. Menyelengarakan pengelolaan taman hutan raya lintas Kabupaten/Kota;

14. Menetapkan pedoman untuk penentuan tarif pungutan hasil hutan bukan kayu lintas Kabupaten/Kota;

15. Menetapkan kawasan serta perubahan fungsi dan status hutan dalam rangka perencanaan tata ruang provinsi berdasarkan kesepakatan antara provinsi dan kabupaten/kota;

16. Melaksanakan perlindungan dan pengamanan hutan dan Kehutanan pada kawasan lintas kabupaten/kota.

17. Menyediakan dukungan penyelenggarakan pendidikan dan pelatihan teknis penelitian dan pengembangan terapan bidang Kehutanan;

18. Menerapkan standar pelayanan minimal dalam bidang Kehutanan yang wajib dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota;

19. Menata alokasi sumber daya manusia di bidang Kehutanan;

20. Menetapkan standar pembibitan/perbenihan dan pengaturan penggunaan benih unggul;

(17)

17 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

22. Menyelenggarakan pembentukan dan perwilayahan areal Kehutanan lintas kabupaten/kota;

23. Menyusun perwilayahan, desain, pengendalian lahan dan industri primer di bidang Kehutanan lintas kabupaten/kota;

24. Melaksanakan pengamatan, penelitian, peramalan organisme pengganggu tanaman dan pengendalian hama dan penyakit; dan

25. Menyediakan dukungan kerjasama antar kabupaten/kota dibidang Kehutanan. Sesuai dengan Peraturan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pemangku Jabatan Struktural di lingkungan Dinas-Dinas Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, bahagian ke sebelas, pasal 70 ayat (1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala Dinas; ayat (2) Bidang-Bidang dipimpin oleh seorang kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya; ayat (3) Sub Bahagian-Sub Bahagian dipimpin oleh seorang kepala Sub Bahagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris sesuai dengan Bidang Tugasnya; dan ayat (4) Seksi-seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang Berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang sesuai dengan Bidang Tugasnya;

Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) telah terbentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 20 Tahun 20132 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh terdiri dari :

a. UPTD Hutan Aceh Wilayah I; Berkedudukan di Kabupaten Aceh Besar, Wilayahnya meliputi Kota Banda Aceh, Kota Sabang, Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie

b. UPTD Hutan Aceh Wilayah II; Berkedudukan di Kabupaten Bireuen dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bireuen, Kota

(18)

18 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah

c. UPTD Hutan Aceh Wilayah III; berkedudukan di Kabupaten Aceh Timur dengan wilayah kerja meliputi Kota Langsa, Kabupaten Aceh Timur dan kabupaten Aceh Tamiang.

d. UPTD Hutan Aceh Wilayah IV ; berkedudukan di Aceh Tenggara dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Tenggara, Kota Subulusalam dan Kabupaten Aceh Singkil.

e. UPTD Hutan Aceh Wilayah V berkedudukan di Aceh Selatan dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Barat Daya dan Kabupaten Simeulue

f. UPTD Hutan Aceh Wilayah VI berkedudukan di Aceh Barat dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Nagan Raya

h. UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan;, berkedudukan di Saree kabupaten Aceh Besar dengan wilayah kerja meliputi kelompok Hutan Seulawah Agam dan kelompok Hutan Seulawang Inoeng yang di tunjuk atau di tetapkan sebagai kawasan Tahura Pocut Meurah Intan.

Sampai dengan tanggal 1 Juli 2012, Unit Organisasi yang telah terisi pejabat struktural dan staf penunjang adalah :

1. UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan; 2. UPTD Hutan Aceh Wilayah I baru terisi hanya kepala UPTD, sedangkan Kepala

Seksi dan Staf Penunjang belum terisi.

Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), Tugas dan Fungsinya sebagai berikut :

1. UPTD Hutan Aceh Wilayah I, terdiri dari :

.a. Kepala UPTD;

b. Sub Bagian Tata Usaha;

c. Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan;

d. Seksi Perlindungan Hutan dan Konsrevasi Alam; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional

(19)

19 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

UPTD Hutan Aceh Wilayah I merupakan perangkat teknis operasional dan teknis penunjang pada Dinas Kehutanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, di pimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sub Bagian Tata Usaha seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala UPTD. Seksi-seksi dipimpin oleh seorang kepala Seksi-seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala UPTD.

Tugas UPTD Hutan Aceh Wilayah I mempunyai tugas menjabarakan kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang di bidang penyelenggaraan pengelolaan hutan yang meliputi pengorganisian, tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfataan hutan dan penggunaan kawasan hutan, Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam, pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan aceh sesuai dengan status dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.

Fungsi UPTD Hutan Aceh Wilayah I adalah :

a. penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah kerjanya; b. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan; c. pelaksanaan pembinaan pemanfaatan hutan;

d. pelaksanaan pembinaan penggunaan kawasan hutan; e. pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan;

f. pelaksanaan perlindungan hutan dan konservasi alam;

g. pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat; h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;

i. pelaksanaan pengkajian peluang investasi dan usaha sektor kehutanan pada wilayah kerjanya; dan

(20)

20 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah I mempunyai tugas memimpin UPTD dalam menjabarkan kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang di bidang penyelenggaraan pengelolaan hutan yang meliputi pengorganisasian, tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam, pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan Aceh sesuai dengan status dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.

Fungsi Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah I adalah :

a. pengendalian teknis penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah kerjanya;

b. pengendalian dan pembinaan teknis urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan;

c. pengendalian dan pengawasan teknis pemanfaatan hutan;

d. pengendalian dan pengawasan teknis penggunaan kawasan hutan; e. pengendalian dan pengawasan teknis rehabilitasi hutan dan lahan;

f. pengendalian dan pengawasan teknis perlindungan hutan dan konservasi alam;

g. pembinaan teknis kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat; h. pembinaan dan pengendalian teknis monitoring, evaluasi dan pelaporan; i. pengkoordinasian dan kerjasama teknis pengkajian peluang investasi dan

usaha sektor kehutanan pada wilayah kerjanya;

j. pengendalian dan pengawasan teknis pengelolaan hutan Aceh wilayah I; dan k. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan program kerja UPTD, pengelolaan urusan umum, rumah tangga, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, hubungan masyarakat, perpustakaan dan pelayanan administrasi di lingkungan UPTD.

(21)

21 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

Fungsi Sub Bagian Tata Usaha adalah :

a. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, peralatan, perlengkapan, kerumahtanggaan, kehumasan, dokumentasi dan perpustakaan;

b. pelaksanaan keorganisasian dan ketatalaksanaan;

c. pelaksanaan penyusunan program kerja, perencanaan, rencana anggaran dan pelaporan;

d. pelaksanaan penyiapan data, informasi, dan penyelenggaraan Inventarisasi aset; dan

e. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala UPTD.

Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan mempunyai tugas pengawasan perizinan kehutanan, inventarisasi sumberdaya hutan, perpetaan hutan, produksi kehutanan, penatausahaan hasil hutan, rehabilitasi hutan dan lahan, pembinaan silvikultur, serta pemberdayaan masyarakat.

Fungsi Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan adalah :

a. pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pembinaan kegiatan perizinan kehutanan;

b. pelaksanaan kegiatan inventarisasi hutan;

c. pelaksanaan kegiatan pengukuran dan pemetaan hutan;

d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi perkembangan luas dan tutupan kawasan hutan;

e. pelaksanaan penatausahaan hasil hutan;

f. pelaksanaan pengendalian bahan baku industri primer hasil hutan; g. pelaksanaan peningkatan produksi hasil hutan;

h. pelaksanaan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan; i. pelaksanaan pengembangan hutan tanaman;

j. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan;

k. pelaksanaan kegiatan silvikultur dan budidaya tanaman kehutanan; l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan

(22)

22 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan membatasi kerusakan hutan dan hasil hutan, kawasan hutan, kebakaran hutan, perambahan kawasan hutan, penebangan liar (illegal logging), peredaran dan perdagangan hasil hutan illegal, penggunaan kawasan hutan secara tidak sah, penguasaan dan perdagangan flora dan fauna yang dilindungi, serta pelanggaran tindak pidana bidang kehutanan.

Fungsi Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam adalah :

a. pelaksanaan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan, gangguan ternak, perambahan dan okupasi kawasan hutan, penebangan hutan dan peredaran hasil hutan tidak sah;

b. pelaksanaan perlindungan dan pengamanan pemanfaatan hutan; c. pelaksanaan pengawasan tertib peredaran hasil hutan;

d. pelaksanaan peningkatan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam; e. pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan kehutanan;

f. pelaksanaan koordinasi dan pencegahan gangguan keamanan hutan dan kebakaran hutan;

g. pelaksanaan upaya preventif, pre-emtif, dan represif dalam perlindungan dan pengamanan hutan;

h. pelaksanaan koordinasi dengn instansi penegak hukum dan instansi terkait dalam upaya perlindungan dan pengamanan hutan;

i. pelaksanaan penegakan hukum kehutanan;

j. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan polisi kehutanan;

k. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) kehutanan dan pengaman hutan partisipatif;

l. pelaksanaan pembinaan kelompok pecinta lingkungan dan konservasi alam; m. pelaksanaan teknis pemantauan dan pengamanan batas kawasan hutan; n. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan

(23)

23 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

2. UPTD Hutan Aceh Wilayah II, terdiri dari:

.a. Kepala UPTD;

b. Sub Bagian Tata Usaha;

c. Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan;

d. Seksi Perlindungan Hutan dan Konsrevasi Alam; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional

UPTD Hutan Aceh Wilayah II merupakan perangkat teknis operasional dan teknis penunjang pada Dinas Kehutanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, di pimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sub Bagian Tata Usaha seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala UPTD. Seksi-seksi dipimpin oleh seorang kepala Seksi-seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala UPTD.

Tugas UPTD Hutan Aceh Wilayah II mempunyai tugas menjabarakan kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang di bidang penyelenggaraan pengelolaan hutan yang meliputi pengorganisian, tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfataan hutan dan penggunaan kawasan hutan, Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam, pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan aceh sesuai dengan status dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.

Fungsi UPTD Hutan Aceh Wilayah II adalah :

a. penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah kerjanya; b. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan; c. pelaksanaan pembinaan pemanfaatan hutan;

d. pelaksanaan pembinaan penggunaan kawasan hutan; e. pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan;

f. pelaksanaan perlindungan hutan dan konservasi alam;

(24)

24 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;

i. pelaksanaan pengkajian peluang investasi dan usaha sektor kehutanan pada wilayah kerjanya; dan

j. pelaksanaan pengendalian dan pengawasan.

Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah II mempunyai tugas memimpin UPTD dalam menjabarkan kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang di bidang penyelenggaraan pengelolaan hutan yang meliputi pengorganisasian, tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam, pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan Aceh sesuai dengan status dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.

Fungsi Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah II adalah :

a. pengendalian teknis penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah kerjanya;

b. pengendalian dan pembinaan teknis urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan;

c. pengendalian dan pengawasan teknis pemanfaatan hutan;

d. pengendalian dan pengawasan teknis penggunaan kawasan hutan; e. pengendalian dan pengawasan teknis rehabilitasi hutan dan lahan;

f. pengendalian dan pengawasan teknis perlindungan hutan dan konservasi alam;

g. pembinaan teknis kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat; h. pembinaan dan pengendalian teknis monitoring, evaluasi dan pelaporan; i. pengkoordinasian dan kerjasama teknis pengkajian peluang investasi dan

usaha sektor kehutanan pada wilayah kerjanya;

j. pengendalian dan pengawasan teknis pengelolaan hutan Aceh wilayah II; dan

(25)

25 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

k. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan program kerja UPTD, pengelolaan urusan umum, rumah tangga, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, hubungan masyarakat, perpustakaan dan pelayanan administrasi di lingkungan UPTD.

Fungsi Sub Bagian Tata Usaha adalah :

a. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, peralatan, perlengkapan, kerumahtanggaan, kehumasan, dokumentasi dan perpustakaan;

b. pelaksanaan keorganisasian dan ketatalaksanaan;

c. pelaksanaan penyusunan program kerja, perencanaan, rencana anggaran dan pelaporan;

d. pelaksanaan penyiapan data, informasi, dan penyelenggaraan Inventarisasi aset; dan

e. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala UPTD.

Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan mempunyai tugas pengawasan perizinan kehutanan, inventarisasi sumberdaya hutan, perpetaan hutan, produksi kehutanan, penatausahaan hasil hutan, rehabilitasi hutan dan lahan, pembinaan silvikultur, serta pemberdayaan masyarakat.

Fungsi Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan adalah :

a. pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pembinaan kegiatan perizinan kehutanan;

b. pelaksanaan kegiatan inventarisasi hutan;

(26)

26 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi perkembangan luas dan tutupan kawasan hutan;

e. pelaksanaan penatausahaan hasil hutan;

f. pelaksanaan pengendalian bahan baku industri primer hasil hutan; g. pelaksanaan peningkatan produksi hasil hutan;

h. pelaksanaan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan; i. pelaksanaan pengembangan hutan tanaman;

j. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan;

k. pelaksanaan kegiatan silvikultur dan budidaya tanaman kehutanan; l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan

m. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala UPTD.

Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan membatasi kerusakan hutan dan hasil hutan, kawasan hutan, kebakaran hutan, perambahan kawasan hutan, penebangan liar (illegal logging), peredaran dan perdagangan hasil hutan illegal, penggunaan kawasan hutan secara tidak sah, penguasaan dan perdagangan flora dan fauna yang dilindungi, serta pelanggaran tindak pidana bidang kehutanan.

Fungsi Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam adalah :

a. pelaksanaan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan, gangguan ternak, perambahan dan okupasi kawasan hutan, penebangan hutan dan peredaran hasil hutan tidak sah;

b. pelaksanaan perlindungan dan pengamanan pemanfaatan hutan; c. pelaksanaan pengawasan tertib peredaran hasil hutan;

d. pelaksanaan peningkatan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam;

e. pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan kehutanan; f. pelaksanaan koordinasi dan pencegahan gangguan keamanan hutan

dan kebakaran hutan;

g. pelaksanaan upaya preventif, pre-emtif, dan represif dalam perlindungan dan pengamanan hutan;

(27)

27 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

h. pelaksanaan koordinasi dengn instansi penegak hukum dan instansi terkait dalam upaya perlindungan dan pengamanan hutan;

i. pelaksanaan penegakan hukum kehutanan;

j. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan polisi kehutanan;

k. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) kehutanan dan pengaman hutan partisipatif;

l. pelaksanaan pembinaan kelompok pecinta lingkungan dan konservasi alam;

m. pelaksanaan teknis pemantauan dan pengamanan batas kawasan hutan;

n. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan

o. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala UPTD.

‘3. UPTD Hutan Aceh Wilayah III, terdiri dari :

. a. Kepala UPTD;

. b. Sub Bagian Tata Usaha;

c. Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan;

d. Seksi Perlindungan Hutan dan Konsrevasi Alam; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional

UPTD Hutan Aceh Wilayah III merupakan perangkat teknis operasional dan teknis penunjang pada Dinas Kehutanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, di pimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sub Bagian Tata Usaha seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala UPTD. Seksi-seksi dipimpin oleh seorang kepala Seksi-seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala UPTD.

Tugas UPTD Hutan Aceh Wilayah III mempunyai tugas menjabarakan kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan sebagian kegiatan

(28)

28 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

teknis operasional dan teknis penunjang di bidang penyelenggaraan pengelolaan hutan yang meliputi pengorganisian, tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfataan hutan dan penggunaan kawasan hutan, Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam, pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan aceh sesuai dengan status dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.

Fungsi UPTD Hutan Aceh Wilayah III adalah :

a. penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah kerjanya; b. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan; c. pelaksanaan pembinaan pemanfaatan hutan;

d. pelaksanaan pembinaan penggunaan kawasan hutan; e. pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan;

f. pelaksanaan perlindungan hutan dan konservasi alam;

g. pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat; h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;

i. pelaksanaan pengkajian peluang investasi dan usaha sektor kehutanan pada wilayah kerjanya; dan

j. pelaksanaan pengendalian dan pengawasan.

Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah III mempunyai tugas memimpin UPTD dalam menjabarkan kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang di bidang penyelenggaraan pengelolaan hutan yang meliputi pengorganisasian, tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam, pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan Aceh sesuai dengan status dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.

Fungsi Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah III adalah :

a. pengendalian teknis penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah kerjanya;

(29)

29 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

b. pengendalian dan pembinaan teknis urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan;

c. pengendalian dan pengawasan teknis pemanfaatan hutan;

d. pengendalian dan pengawasan teknis penggunaan kawasan hutan; e. pengendalian dan pengawasan teknis rehabilitasi hutan dan lahan;

f. pengendalian dan pengawasan teknis perlindungan hutan dan konservasi alam;

g. pembinaan teknis kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat; h. pembinaan dan pengendalian teknis monitoring, evaluasi dan pelaporan; i. pengkoordinasian dan kerjasama teknis pengkajian peluang investasi dan

usaha sektor kehutanan pada wilayah kerjanya;

j. pengendalian dan pengawasan teknis pengelolaan hutan Aceh wilayah III; dan

k. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan program kerja UPTD, pengelolaan urusan umum, rumah tangga, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, hubungan masyarakat, perpustakaan dan pelayanan administrasi di lingkungan UPTD.

Fungsi Sub Bagian Tata Usaha adalah :

a. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, peralatan, perlengkapan, kerumahtanggaan, kehumasan, dokumentasi dan perpustakaan;

b. pelaksanaan keorganisasian dan ketatalaksanaan;

c. pelaksanaan penyusunan program kerja, perencanaan, rencana anggaran dan pelaporan;

d. pelaksanaan penyiapan data, informasi, dan penyelenggaraan Inventarisasi aset; dan

(30)

30 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

e. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala UPTD.

Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan mempunyai tugas pengawasan perizinan kehutanan, inventarisasi sumberdaya hutan, perpetaan hutan, produksi kehutanan, penatausahaan hasil hutan, rehabilitasi hutan dan lahan, pembinaan silvikultur, serta pemberdayaan masyarakat.

Fungsi Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan adalah :

a. pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pembinaan kegiatan perizinan kehutanan;

b. pelaksanaan kegiatan inventarisasi hutan;

c. pelaksanaan kegiatan pengukuran dan pemetaan hutan;

d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi perkembangan luas dan tutupan kawasan hutan;

e. pelaksanaan penatausahaan hasil hutan;

f. pelaksanaan pengendalian bahan baku industri primer hasil hutan; g. pelaksanaan peningkatan produksi hasil hutan;

h. pelaksanaan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan; i. pelaksanaan pengembangan hutan tanaman;

j. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan;

k. pelaksanaan kegiatan silvikultur dan budidaya tanaman kehutanan; l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan

m. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala UPTD.

Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan membatasi kerusakan hutan dan hasil hutan, kawasan hutan, kebakaran hutan, perambahan kawasan hutan, penebangan liar (illegal logging), peredaran dan perdagangan hasil hutan illegal, penggunaan kawasan hutan secara tidak sah, penguasaan dan perdagangan flora dan fauna yang dilindungi, serta pelanggaran tindak pidana bidang kehutanan.

(31)

31 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

Fungsi Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam adalah :

a. pelaksanaan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan, gangguan ternak, perambahan dan okupasi kawasan hutan, penebangan hutan dan peredaran hasil hutan tidak sah;

b. pelaksanaan perlindungan dan pengamanan pemanfaatan hutan; c. pelaksanaan pengawasan tertib peredaran hasil hutan;

d. pelaksanaan peningkatan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam; e. pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan kehutanan;

f. pelaksanaan koordinasi dan pencegahan gangguan keamanan hutan dan kebakaran hutan;

g. pelaksanaan upaya preventif, pre-emtif, dan represif dalam perlindungan dan pengamanan hutan;

h. pelaksanaan koordinasi dengn instansi penegak hukum dan instansi terkait dalam upaya perlindungan dan pengamanan hutan;

i. pelaksanaan penegakan hukum kehutanan;

j. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan polisi kehutanan;

k. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) kehutanan dan pengaman hutan partisipatif;

l. pelaksanaan pembinaan kelompok pecinta lingkungan dan konservasi alam; m. pelaksanaan teknis pemantauan dan pengamanan batas kawasan hutan; n. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan

o. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala UPTD.

‘4. UPTD Hutan Aceh Wilayah IV, terdiri dari :

. a. Kepala UPTD;

. b. Sub Bagian Tata Usaha;

. c. Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan;

d. Seksi Perlindungan Hutan dan Konsrevasi Alam; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional

(32)

32 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

UPTD Hutan Aceh Wilayah IV merupakan perangkat teknis operasional dan teknis penunjang pada Dinas Kehutanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, di pimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sub Bagian Tata Usaha seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala UPTD. Seksi-seksi dipimpin oleh seorang kepala Seksi-seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala UPTD.

Tugas UPTD Hutan Aceh Wilayah IV mempunyai tugas menjabarakan kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang di bidang penyelenggaraan pengelolaan hutan yang meliputi pengorganisian, tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfataan hutan dan penggunaan kawasan hutan, Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam, pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan aceh sesuai dengan status dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.

Fungsi UPTD Hutan Aceh Wilayah IV adalah :

a. penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah kerjanya; b. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan; c. pelaksanaan pembinaan pemanfaatan hutan;

d. pelaksanaan pembinaan penggunaan kawasan hutan; e. pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan;

f. pelaksanaan perlindungan hutan dan konservasi alam;

g. pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat; h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;

i. pelaksanaan pengkajian peluang investasi dan usaha sektor kehutanan pada wilayah kerjanya; dan

(33)

33 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah IV mempunyai tugas memimpin UPTD dalam menjabarkan kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang di bidang penyelenggaraan pengelolaan hutan yang meliputi pengorganisasian, tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam, pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan Aceh sesuai dengan status dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.

Fungsi Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah IV adalah :

a. pengendalian teknis penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah kerjanya;

b. pengendalian dan pembinaan teknis urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan;

c. pengendalian dan pengawasan teknis pemanfaatan hutan;

d. pengendalian dan pengawasan teknis penggunaan kawasan hutan; e. pengendalian dan pengawasan teknis rehabilitasi hutan dan lahan;

f. pengendalian dan pengawasan teknis perlindungan hutan dan konservasi alam;

g. pembinaan teknis kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat; h. pembinaan dan pengendalian teknis monitoring, evaluasi dan pelaporan; i. pengkoordinasian dan kerjasama teknis pengkajian peluang investasi dan

usaha sektor kehutanan pada wilayah kerjanya;

j. pengendalian dan pengawasan teknis pengelolaan hutan Aceh wilayah IV; dan k. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan program kerja UPTD, pengelolaan urusan umum, rumah tangga, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, hubungan masyarakat, perpustakaan dan pelayanan administrasi di lingkungan UPTD.

(34)

34 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

a. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, peralatan, perlengkapan, kerumahtanggaan, kehumasan, dokumentasi dan perpustakaan;

b. pelaksanaan keorganisasian dan ketatalaksanaan;

c. pelaksanaan penyusunan program kerja, perencanaan, rencana anggaran dan pelaporan;

d. pelaksanaan penyiapan data, informasi, dan penyelenggaraan Inventarisasi aset; dan

e. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala UPTD.

Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan mempunyai tugas pengawasan perizinan kehutanan, inventarisasi sumberdaya hutan, perpetaan hutan, produksi kehutanan, penatausahaan hasil hutan, rehabilitasi hutan dan lahan, pembinaan silvikultur, serta pemberdayaan masyarakat.

Fungsi Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan adalah :

a. pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pembinaan kegiatan perizinan kehutanan;

b. pelaksanaan kegiatan inventarisasi hutan;

c. pelaksanaan kegiatan pengukuran dan pemetaan hutan;

d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi perkembangan luas dan tutupan kawasan hutan;

e. pelaksanaan penatausahaan hasil hutan;

f. pelaksanaan pengendalian bahan baku industri primer hasil hutan; g. pelaksanaan peningkatan produksi hasil hutan;

h. pelaksanaan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan; i. pelaksanaan pengembangan hutan tanaman;

j. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan;

k. pelaksanaan kegiatan silvikultur dan budidaya tanaman kehutanan; l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan

(35)

35 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan membatasi kerusakan hutan dan hasil hutan, kawasan hutan, kebakaran hutan, perambahan kawasan hutan, penebangan liar (illegal logging), peredaran dan perdagangan hasil hutan illegal, penggunaan kawasan hutan secara tidak sah, penguasaan dan perdagangan flora dan fauna yang dilindungi, serta pelanggaran tindak pidana bidang kehutanan.

Fungsi Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam adalah :

a. pelaksanaan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan, gangguan ternak, perambahan dan okupasi kawasan hutan, penebangan hutan dan peredaran hasil hutan tidak sah;

b. pelaksanaan perlindungan dan pengamanan pemanfaatan hutan; c. pelaksanaan pengawasan tertib peredaran hasil hutan;

d. pelaksanaan peningkatan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam; e. pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan kehutanan;

f. pelaksanaan koordinasi dan pencegahan gangguan keamanan hutan dan kebakaran hutan;

g. pelaksanaan upaya preventif, pre-emtif, dan represif dalam perlindungan dan pengamanan hutan;

h. pelaksanaan koordinasi dengn instansi penegak hukum dan instansi terkait dalam upaya perlindungan dan pengamanan hutan;

i. pelaksanaan penegakan hukum kehutanan;

j. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan polisi kehutanan;

k. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) kehutanan dan pengaman hutan partisipatif;

l. pelaksanaan pembinaan kelompok pecinta lingkungan dan konservasi alam; m. pelaksanaan teknis pemantauan dan pengamanan batas kawasan hutan; n. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan

(36)

36 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

5. UPTD Hutan Aceh Wilayah V, terdiri dari :

. a. Kepala UPTD;

. b. Sub Bagian Tata Usaha;

. c. Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan;

f. Seksi Perlindungan Hutan dan Konsrevasi Alam; dan g. Kelompok Jabatan Fungsional

UPTD Hutan Aceh Wilayah V merupakan perangkat teknis operasional dan teknis penunjang pada Dinas Kehutanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, di pimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sub Bagian Tata Usaha seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala UPTD. Seksi-seksi dipimpin oleh seorang kepala Seksi-seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala UPTD.

Tugas UPTD Hutan Aceh Wilayah V mempunyai tugas menjabarakan kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang di bidang penyelenggaraan pengelolaan hutan yang meliputi pengorganisian, tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfataan hutan dan penggunaan kawasan hutan, Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam, pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan aceh sesuai dengan status dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.

Fungsi UPTD Hutan Aceh Wilayah V adalah :

a. penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah kerjanya; b. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan; c. pelaksanaan pembinaan pemanfaatan hutan;

d. pelaksanaan pembinaan penggunaan kawasan hutan; e. pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan;

f. pelaksanaan perlindungan hutan dan konservasi alam;

(37)

37 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;

i. pelaksanaan pengkajian peluang investasi dan usaha sektor kehutanan pada wilayah kerjanya; dan

j. pelaksanaan pengendalian dan pengawasan.

Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah V mempunyai tugas memimpin UPTD dalam menjabarkan kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang di bidang penyelenggaraan pengelolaan hutan yang meliputi pengorganisasian, tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam, pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan Aceh sesuai dengan status dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.

Fungsi Kepala UPTD Hutan Aceh Wilayah V adalah :

b. pengendalian teknis penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah kerjanya;

c. pengendalian dan pembinaan teknis urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan;

d. pengendalian dan pengawasan teknis pemanfaatan hutan;

e. pengendalian dan pengawasan teknis penggunaan kawasan hutan; f. pengendalian dan pengawasan teknis rehabilitasi hutan dan lahan;

g. pengendalian dan pengawasan teknis perlindungan hutan dan konservasi alam;

h. pembinaan teknis kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat; i. pembinaan dan pengendalian teknis monitoring, evaluasi dan pelaporan; j. pengkoordinasian dan kerjasama teknis pengkajian peluang investasi dan

usaha sektor kehutanan pada wilayah kerjanya;

k. pengendalian dan pengawasan teknis pengelolaan hutan Aceh wilayah IV; dan l. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas.

(38)

38 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan program kerja UPTD, pengelolaan urusan umum, rumah tangga, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, hubungan masyarakat, perpustakaan dan pelayanan administrasi di lingkungan UPTD.

Fungsi Sub Bagian Tata Usaha adalah :

a. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, peralatan, perlengkapan, kerumahtanggaan, kehumasan, dokumentasi dan perpustakaan;

b. pelaksanaan keorganisasian dan ketatalaksanaan;

c. pelaksanaan penyusunan program kerja, perencanaan, rencana anggaran dan pelaporan;

d. pelaksanaan penyiapan data, informasi, dan penyelenggaraan Inventarisasi aset; dan

e. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala UPTD.

Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan mempunyai tugas pengawasan perizinan kehutanan, inventarisasi sumberdaya hutan, perpetaan hutan, produksi kehutanan, penatausahaan hasil hutan, rehabilitasi hutan dan lahan, pembinaan silvikultur, serta pemberdayaan masyarakat.

Fungsi Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan adalah :

a. pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pembinaan kegiatan perizinan kehutanan;

b. pelaksanaan kegiatan inventarisasi hutan;

c. pelaksanaan kegiatan pengukuran dan pemetaan hutan;

d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi perkembangan luas dan tutupan kawasan hutan;

e. pelaksanaan penatausahaan hasil hutan;

f. pelaksanaan pengendalian bahan baku industri primer hasil hutan; g. pelaksanaan peningkatan produksi hasil hutan;

(39)

39 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

i. pelaksanaan pengembangan hutan tanaman;

j. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan;

k. pelaksanaan kegiatan silvikultur dan budidaya tanaman kehutanan; l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan

m. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala UPTD.

Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan membatasi kerusakan hutan dan hasil hutan, kawasan hutan, kebakaran hutan, perambahan kawasan hutan, penebangan liar (illegal logging), peredaran dan perdagangan hasil hutan illegal, penggunaan kawasan hutan secara tidak sah, penguasaan dan perdagangan flora dan fauna yang dilindungi, serta pelanggaran tindak pidana bidang kehutanan.

Fungsi Seksi Perlindungan dan Konservasi Alam adalah :

a. pelaksanaan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan, gangguan ternak, perambahan dan okupasi kawasan hutan, penebangan hutan dan peredaran hasil hutan tidak sah;

b. pelaksanaan perlindungan dan pengamanan pemanfaatan hutan; c. pelaksanaan pengawasan tertib peredaran hasil hutan;

d. pelaksanaan peningkatan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam; e. pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan kehutanan;

f. pelaksanaan koordinasi dan pencegahan gangguan keamanan hutan dan kebakaran hutan;

g. pelaksanaan upaya preventif, pre-emtif, dan represif dalam perlindungan dan pengamanan hutan;

h. pelaksanaan koordinasi dengn instansi penegak hukum dan instansi terkait dalam upaya perlindungan dan pengamanan hutan;

i. pelaksanaan penegakan hukum kehutanan;

j. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan polisi kehutanan;

k. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) kehutanan dan pengaman hutan partisipatif;

(40)

40 Rancangan Awal Renstra Tahun 2012-2017| Dinas Kehutanan Aceh

m. pelaksanaan teknis pemantauan dan pengamanan batas kawasan hutan; n. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan

o. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala UPTD

6. UPTD Hutan Aceh Wilayah VI, terdiri dari :

. a. Kepala UPTD;

. b. Sub Bagian Tata Usaha;

. c. Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan;

h. Seksi Perlindungan Hutan dan Konsrevasi Alam; dan i. Kelompok Jabatan Fungsional

UPTD Hutan Aceh Wilayah VI merupakan perangkat teknis operasional dan teknis penunjang pada Dinas Kehutanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, di pimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sub Bagian Tata Usaha seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala UPTD. Seksi-seksi dipimpin oleh seorang kepala Seksi-seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala UPTD.

Tugas UPTD Hutan Aceh Wilayah VI mempunyai tugas menjabarakan kebijakan kehutanan Pemerintah Aceh dan melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang di bidang penyelenggaraan pengelolaan hutan yang meliputi pengorganisian, tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfataan hutan dan penggunaan kawasan hutan, Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam, pengendalian dan pengawasan, serta mengelola hutan aceh sesuai dengan status dan fungsi pokok kawasan hutan dalam wilayah kerjanya.

Fungsi UPTD Hutan Aceh Wilayah VI adalah :

a. penyusunan rencana pengelolaan hutan dalam wilayah kerjanya; b. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan;

Gambar

Tabel 2.4.1. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Acaman
Tabel 3.4.1. Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah  No  Rencana  Pola Ruang  Pola  ruang  saat ini  (ha)  Indikasi program pemanfaatan ruang pada periode  perencanaan  berkenaan  Pengaruh  rencana Pola  ruang terhadap kebutuhan pelayanan SKPD  Arahan lokasi  p
Tabel 6.1. Satuan Wilayah Pengelolaan DAS berdasarkan Urutan Proritas

Referensi

Dokumen terkait

geografi peserta didik menggunakan model pembelajaran konvensional lebih rendah, karena di dalam model ini proses belajar mengajar hanya berpusat pada guru, peserta didik

Penggunaan peubah yang mewakili karakteristik tegakan, lingkungan, dan lamanya waktu setelah penebangan dalam menduga proporsi banyaknya pohon alih tumbuh dan tetap per kelas

Untuk menentukan etos kerja pedagang kawasan wisata religi pada wisata religi makam KH.Abdurrahman Wahid Tebuireng Jombang, perlu adanya indikator yang jelas yaitu jam

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

Sebagai wadah alumni, pada tahun 2007, Prodi Bahasa dan Sastra Arab membentuk himpunan alumni bahasa dan sastra Arab yang terhimpun dalam IKASA (Ikatan Alumni Sastra

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI MA Al Asror Gunungpati Semarang pada sub materi sistem transportasi manusia menggunakan

Dari jumlah tersebut, ada sekitar 500 juta orang yang merupakan penggemar olahraga sepakbola.Untuk kawasan Indonesia sendiri, ada sekitar 24,1 juta orang yang juga

Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian adalah untuk merancang alat ukur tinggi badan dengan memanfaatkan sensor ultrasonic dan mempunyai keluaran