• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimalisasi Pengaturan Tegangan dengan Algoritma Genetika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Optimalisasi Pengaturan Tegangan dengan Algoritma Genetika"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Optimalisasi Pengaturan Tegangan dengan Algoritma Genetika

Zainal Abidin1

1)

Dosen dpk pada Fakultas Teknik Prodi Elektro Universitas Islam Lamongan

Abstrak

Paper ini menyajikan penggunaan Algoritma Genetika untuk pengaturan optimalisasi tegangan pada sistem. Sistem ini digabungkan dengan metode Newton Rapshon pada kasus aliran daya untuk meminimalkan rugi-rugi daya. Walaupun beberapa metode kontrol tegangan dapat digunakan, teori ini difokuskan pada kapasitor bank (kapasitor shunt) sebagai parameter variabelnya. Metode ini diaplikasikan pada sistem 5 busbar dan sistem IEEE 14-busbar untuk melihat kemampuan dan kapabilitasnya.

Dari beberapa percobaan dapat dilihat bahwa pendekatan algoritma genetika berhasil membangkitkan nilai kapasitor shunt yang tepat yang akan ditempatkan pada tiap bus untuk menghasilkan rugi daya yang minimum dan sekaligus menghasilkan optimasi tegangan.

Kata Kunci : Optimalisasi, Tegangan, Algoritma Genetika

I. PENDAHULUAN

Dalam operasi sistem tenaga listrik, kestabilan penyaluran daya menjadi sangat penting. Tujuan dari pengaturan optimisasi tegangan adalah untuk meminimalisasi rugi-rugi daya, juga menjaga penampilan tegangan yang diinginkan seperti yang dibutuhkan konsumen. Sekarang ini teknik optimisasi numerik dan pendekatan sistem cerdas digunakan dengan

Artificial Intelegency diaplikasikan untuk mendukung operasi sistem tenaga.

Sebagai paradigma baru untuk optimisasi salah satunya menggunakan pendekatan dengan Algoritma Genetika. Algoritma Genetika adalah algoritma yang didasarkan pada seleksi genetik alam. Algoritma menyediakan solusi pada permasalahan yang luas dan lebih komplek.

Studi ini menyajikan penggunaan

Algoritma Genetika yang dibandingkan dengan metode konvensional untuk menyelesaikan masalah optimisasi tegangan.

Daftar Simbol

PL = rugi daya aktif

QL = rugi daya reaktif

Y = matrik admitansi

Gj = matrik real

B = matrik admitansi imajiner

n = total bus

i = bus i

j = bus j

V = tegangan pada bus

e = tegangan riil pada bus

f = tegangan riil bus

Ii = Aliran arus ke bus I

c = arus pada bus

d = arus imajiner pada bus

II. ANALISIS ALIRAN DAYA

Analisis aliran daya adalah hal yang paling

penting dalam perencanaan dan disain

pengembangan sistem daya terutama dalam menghitung operasi terbaik dari sistem yang terpasang [3]. Prinsip informasi didasarkan dari studi aliran daya yakni tegangan dan sudut fase tegangan pada tiap bus dan daya aktif dan daya reaktif yang mengalir pada tiap saluran. Dalam studi ini metode Newton Rapshon digunakan untuk menghitung aliran daya.

A. Aplikasi Metode Newton Raphson

Metode Newton Raphson digunakan karena lebih reliabel dan lebih cepat dalam konvergensi. Metode ini kurang sensitif terhadap beberapa faktor yang menyebabkan kelemahan atau tidak konvergen denga metode aliran daya yang lain [1].

Rata-rata nilai konvergen relatif lebih bebas dari ukuran sistem. Dalam studi ini koordinat

rectangular dan admitansi Ybus dipergunakan [4].

B. Koordinat Rectangular

Daya pada sistem bus i pada sistem n-bus dapat digambarkan sebagai :

(2)

2

Si = Pi - jQi = Vi*II (1.0) atau

  n j j ijV Y 1 i i j i- Q V* P (2.0) kemudian Vi = ei + jFi (3.0) Yij = Gif - jBij (4.0)

    n j i j i ij ij i Y V C d I 1 (5.0)

Dimana Ii didefinisikan sebagai arus yang

mengalir ke bus i. Setelah disubstitusikan, persamaan (2.0) dapat ditulis sebagai :

     n i j j ij j ij i i ij j ij i i e Ge B f f G f B e P [ ( ) ( )](6.0) dan

     n i j j ij j ij i j ij j ij i i f G e B f e G f B e Q [ ( ) ( )](7.0)

Dengan catatan bahwa Pi dan Qi adalah fungsi

dari ej, ei, fi dan fj. Untuk tiap beban bus PQ, Pi dan Qi dapat dihitung dengan persamaan (6.0) dan (7.0), Secara langsung dapat dihitung untuk tiap estimasi nilai e dan f. Setelah masing-masing iterasi, perhitungan dari nilai Pi,calc dan

Qi,calc kemudian dibandingkan dengan nilai

yang telah diketahui dari nilai Pi,calc dan Qi,calc. Dengan cara yang sama, untuk tiap PV bus generator, nilai tegangan bus dapat dihitung untuk perkiraan e dan f sebagai :

2 2 I i i

e

f

V

(8.0)

Selanjutnya perhitungan nilai tegangan

dibandingkan dengan nilai yang

dispesifikasikannya. Setelah itu, nilai koreksi dari iterasi k dapat dituliskan :

) ( , , ) ( k calc i spec i k i

P

P

P

(9.0)

) ( , , ) ( k calc i spec i k i

Q

Q

Q

(10.0)

) ( , , 2 k calc i spec i i Q Q V   

(11.0)

Karena perubahan pada P, Q, dan V2

berhubungan dengan perubahan e dan f pada persamaan (6.0) - (8.0), hal ini memungkinkan

variabel tersebut menjadi bentuk umum

Jacobian.

(12.0)

Hasil dari nilai e's dan f's dapat digunakan

dalam persamaan berikut untuk menentukan tegangan bus estimasi baru untuk iterasi berikutnya ) ( ) ( ) ( k i k i i k i e e e    (13.0) ) ( ) ( ) ( k i k i I k i f ef f    (14.0)

Proses ini diulang hingga nilai P, Q dan |Vi|

2

dapat ditentukan dari persamaan (9.0) - (11.0) lebih kecil daripada indeks ketepatan. Hal ini memungkinkan pengembangan arus bus diberikan dengan persamaan (15.0) sebagai berikut :

      n i j ij j ij n i j j ij j ij j i eG f B f f G e B I ( ) ( ) (15.0) Dimana

   n i j ij j ij j i eG f B c ( ) (16.0)

   n i j ij j ij j i f G e B d ( ) (17.0)

     n i j ij j ij j ii i ii i i eG f B eG f B c ( ) (18.0)

     n i j ij j ij j ii i ii i i fG eB f G e B d ( ) (19.0)

Dengan mensubstitusikan persamaan (16.0) dan (17.0) ke dalam persamaan (6.0), daya aktif dari bus i dapat dihitung dengan persamaan :

Pi = eici + fidi (20.0)

Dengan cara yang sama, dari persamaan (7.0), daya reaktif bus i menjadi :

Qi = fici - ei di (21.0)

II. METODE PENGATURAN TEGANGAN

Tingkat pengaturan tegangan sangat tergantung dari pengaturan produksi, penyaluran dan aliran daya reaktif pada seluruh level sistem. Secara normal ada beberapa metode pengaturan tegangan [5], seperti trafo tap-changer, booster transformer, injeksi daya reaktif dan sebagainya.

Dalam tulisan ini pengaturan tegangan

menggunakan daya reaktif atau kapasitor shunt, sebagai unsur utama kontrol tegangan.

A. Shunt

Kapasitor shunt digunakan untuk rangkain daya

lagging. Kapasitor dihubungkan secara langsung

ke busbar atau lilitan tersier dari trafo utama dan memperpendek jarak untuk meminimalisir rugi-rugi dan drop tegangan.

=

=

P

Q

|V|

2

J

1

J

3

J

5

J

2

J

4

J

6

J

2

f

(3)

3

Penggunaan kapasitor untuk mencari rugi daya minimum dan pada saat yang sama menjaga kualitas tegangan dengan batas tertentu. Ketika bank kapasitor ditempatkan di bus, matrik admitansi Y berubah.

Perubahan dalam matrik Y digambarkan pada tabel 1.0, dimana hanya nilai yang diagonal yang berpengaruh. YI1 + U1 Y12 …Y1n Y21 Y22 + U2 …..Y2n      . . . Yn1 Yn2 Ynn+Un

Tabel 1.0 : Matrik admitansi dengan

kapasitor shunt untuk sistem n bus. Nilai dari U1, U2,……..dan Un dihitung dengan

Algoritma Genetika untuk tiap generasi dari

kromosom.The value of U1, U2, …. And Un are

computed by GA for each generation of the chromosomes.

IV. ALGORITMA GENETIKA

Algoritma Genetika adalah metode

pencarian algoritma didasarkan pada mekanika seleksi alam dan genetik [6].

Algoritma Genetika adalah algoritma yang digunakan untuk optimisasi berdasar prinsip pencarian biologi yang simultan berdasar banyak titik dalam space pencarian. AG bekerja tidak dengan parameter-parameter namun dengan nomor-nomor string yang menggambarkan satuan parameter. Dengan

aturan aturan probabilitas untuk metode

pencarian algoritma. Dengan memperhatikan banyak titik dalam space pencarian yang secara simultan mengurangi perubahan konvergensi untuk nilai minimal.

Proses AG mengikuti aturan berikut [7].

1) Tentukan inisial populasi (biasanya string dibangkitkan acak)

2) Evaluasi seluruh individu (aplikasikan beberapa fungsi atau formula individu) 3) Menyeleksi populasi baru dari populasi awal

berdasar nilai fitnes dari individu yang diberikan oleh fungsi evaluasi.

4) Aplikasikan operator genetika seperti mutasi dan pindah silang untuk tiap anggota populasi untuk mendapatkan pemecahan baru.

5) Evaluasi individual baru yang terbentuk. 6) Ulangi langkah 3-6 (satu generasi) hingga

terminasi kriteria memuaskan (biasanya berbentuk nomor generasi tertentu)

Konsep dari pelaksanaan adalah

mempertahankan nilai fitnes. Pemecahan

reproduksi sukses secara langsung menjadi nilai fitness, yang ditandai selama evaluasi. Solusi terburuk mungkin tidak diproduksi pada semua sisi.

Kemajuan AG untuk memanipulasi

komputasi secara sederhana, dan AG memiliki kemampuan pencarian untuk menentukan nilai optimasi. Proses selanjutnya dari AG adalah kemampuan yang lebih kuat dengan respon problem yang lebih komplek.

V. DESKRIPSI AG DALAM MASALAH OPTIMISASI TEGANGAN

Untuk mengimplementasikan algoritma genetika dalam optimisasi masalah tegangan, struktur pita algoritma dihitung. Tiap unit kapasitor daya reaktif pada sistem, yang merupakan peralatan terkontrol, dikodekan dalam digit biner, dan ditempatkan pada sebuah string. Jumlah panjang pita kemudian akan dipilih.

Selanjutnya tiap kombinasi nilai kapasitor direpresentasikan dalam bentuk pita. Gambar 1 menampilkan diagram alir dari operasi AG untuk optimisasi tegangan.

Gambar 1. Flow chart Algoritma Genetika dalam optimisasi tegangan Yes No Mulai Jumlah generasi Ukuran pop Mutasi Pindah silang probabilitas Jalankan Algoritma Genetika

Tentukan aliran daya Hitung rugi daya

Batas Rugi Daya?

(4)

4

A. Metode Kodifikasi untuk Kapasitor

Langkah awal dalam implementasi algoritma

genetika untuk menyelesaikan masalah

penempatan kapasitor adalah menghitung

struktur kode suseptansi kapasitor

multiparameter, pemetaan, kode fixed point digunakan pada aplikasi ini sebagaimana gambar 2. Sebuah pita 5-bit mewakili tiap parameter.

01101 | 00010 | 1101 | 10000 U1 U2 U3 U4

Gambar 2 : Multi Parameter Kode Dekoding ditandai dengan integer yang secara

linierr dipetakan dari [0,21] hingga interval

tertentu [Umin, Umax.]. Nilai dari 2 adalah 25 = 32

dan kemudian, koding pemetaan secara persis diberikan oleh : = 1 25 . max . min  U U

Algoritma Genetika dalam menghitung fungsi fitnes menggunakan routine kode. Routine kode dapat digunakan untuk satu atau multi parameter dalam masalah optimisasi.

B. Pemetaan Fungsi Obyek ke dalam Bentuk Fitness

Komputasi fungsi obyektif dari persamaan 1.0 diterapkan untuk tiap satuan populasi. Untuk mencari populasi terbaik, lebih baik merubah fungsi obyektif menjadi fungsi fitness f(V).

Persamaan 23.0 menunjukkan bagaimana

perubahan tersebut:

F(V) = Cmax - g(V) when g(V) < Cmax = 0

Cmax dipilih karena lebih besar dari nilai g dalam

populasi ini.

VI. HASIL SIMULASI

Hasil simulasi diperoleh dari 5-busbar dan sistem IEEE 14-busbar. Dalam setiap percobaan dengan menggunakan AG yang digunakan parameter tetap :

Ukuran populasi= 10

Probabilitas pindah silang = 0.5 Mutasi = 60%

Jumlah generasi = 100

Tabel 1 dan 4 menunjukkan perrhitungan aliran beban. Dengan kapasitor shunt dipilih dengan algoritma genetika rugi daya dapat direduksi seperti Tabel 2 dan 5, sementara tegangan pada busbar diberikan selisih kecil. Tabel 3 dan 6 menunjukkan nilai kapasitor shunt yang diseleksi dengan algoritma genetika.

A. 5-Busbar

Tabel 1. Sistem 5-Busbar tanpa Kapasitor Shunt

Bus Voltages Mag Angles Power Loss MW MVAR 1 2 3 4 5 1.06 0 1.0474 -2.8064 1.0242 -4.9970 1.0236 -5.3291 1.0179 -6.1503 129.5095 -7.6570 20.0704 20.0352 -44.8931 -14.9578 -39.9972 -4.9533 -59.9934 -9.9044

Hasil perhitungan kerugian sistem adalah PLoss =

5.6062 MW dan QLoss = -17.4373 MWAR.

Tabel 2. Sistem 5-Busbar dengan Kapasitor Shunt

Bus Voltages Mag Angles Power Loss MW MVAR 1 2 3 4 5 1.06 0 1.0517 -2.8694 1.0328 -5.1120 1.0318 -5.4316 1.0253 -6.2279 129.4561 -18.7815 20.0704 20.0417 -44.8931 -14.9498 -39.9993 -4.9485 -59.9949 -9.8981

Hasil perhitungan rugi sistem adalah PLoss =

4.5642 MW dan QLoss = -28.5362 MWAR.

Tabel 3. Nilai Kapasitor Shunt yang dipilih dengan Algoritma Genetika

Parameters Final Susceptance Value of Capacitor U1 U2 U3 U4 U5 0.0 0.0 0.07 0.01 0.02 B. IEEE 14-Busbar

Tabel 4. Sistem 14 Busbar tanpa Kapasitor Shunt

Bus Voltages Mag Angles Power Loss MW MVAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1.600 0 1.0186 -5.0375 1.0339 -13.0566 1.0206 -10.7800 1.1503 -9.3105 1.0235 -14.9026 1.0247 -13.7984 1.0121 -15.3600 1.0049 -15.2200 1.0436 -15.6114 1.0176 -15.9600 1.0063 -14.6536 1.0182 -13.3001 1.0198 -13.4397 233.1227 -31.0314 18.3000 14.0211 -94.2001 4.4521 -47.6600 3.9126 -7.6185 -1.6533 -11.1997 13.1289 0.0 0.0 0.0 18.5727 -28.5910 4.6200 -9.0080 -5.8044 -3.5000 -1.8000 -6.1771 -1.6867 -13.6000 -5.9812 -15.0035 -5.0800

(5)

5

Hasil perhitungan rugi sistem adalah

P

Loss

= 14.8648 MW dan

Q

Loss

= 5.6704 MWAR

Tabel 5 : Sistem 14-Busbar tanpa Kapasitor Shunt

Bus Voltages Mag Angles Power Loss MW MVAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 0.0600 0 1.0210 -5.0436 1.0397 -13.1627 1.0276 -10.8001 1.1512 -9.5106 1.0248 -14.9026 1.0257 -13.8666 1.0201 -15.5001 1.0135 -15.3120 1.0438 -15.7251 1.0216 -16.1035 1.0149 -14.7211 1.0226 -13.9066 1.0207 -13.0074 232.1371 -31.1300 18.0979 14.0124 -94.2120 3.8922 -47.6603 3.8922 -7.6118 -1.7326 -11.2896 13.1289 0.0 0.0 0.0 18.5601 -28.5910 4.6000 -9.0080 -6.0020 -3.4998 -1.8950 -6.1791 -1.8184 -13.6020 -1.9900 -15.0039 -5.0911

Hasil perhitungan rugi sistem adalah PLoss =

13.5577 MW dan QLoss = 4.4213 MWAR

Tabel 6 : Nilai Kapasitor Shunt yang dipilih Algoritma Genetika

Parameters Final Susceptance Value of Capacitor

U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 U10 U11 U12 U13 U14 0.0 0.0 0.0 0.056 0.13 0.0 0.04 0.0 0.19 0.02 0.0 0.08 0.035 0.05

VII. KESIMPULAN

Simulasi dilakukan dengan menggunakan

Algoritma Genetika untuk mengatasi

permasalahan optimisasi tegangan dengan

mengatur kapasitor shunt. Dari beberapa percobaan dapat dilihat bahwa pendekatan algoritma genetika berhasil membangkitkan nilai

kapasitor shunt yang tepat yang akan

ditempatkan pada tiap bus untuk menghasilkan rugi daya yang minimum dan sekaligus menghasilkan optimasi tegangan.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

[1] Stagg, G.W. and El-Abiad, A.H.

Computer Methods in Power System Analysis, McGraw-Hill Kogakusha Ltd. Tokyo, 1968.

[2] D.I. Sun Et. Al, Optimal Power Flow By Newton Approach, IEEE transaction on PS Vols. No. 21984, pp 2864.

[3] El-Hawary, M.E. Power Systems Design and Analysis. Prentice-Hall, Reston, Virginia 1983.

[4] Gonen, T., Electric Power Distribution System Engineering, McGraw-Hill, New York, 1996.

[5] Kundur, Prabha, Power System Stability and Control. McGraw-Hill. Auckland Bogota 1994.

[6] Golber, D.E. Genetic Algorithms in

Search, Optimization and Machine

Learning. Addison-Wesley, USA. 1989.

[7] C.R. Houck, J. Joines, and M. Kay. A

Genetic Algorithms for Optimization : A Matlab Implementation ACM Tran. On Math. Software 1996

(6)

6

Gambar

Tabel 1.0 :    Matrik  admitansi  dengan  kapasitor shunt untuk sistem n bus.
Tabel  1  dan  4  menunjukkan  perrhitungan  aliran  beban.  Dengan  kapasitor  shunt  dipilih  dengan  algoritma  genetika  rugi  daya  dapat  direduksi   seperti  Tabel  2  dan  5,  sementara  tegangan  pada  busbar  diberikan  selisih  kecil
Tabel 5 :   Sistem 14-Busbar tanpa Kapasitor Shunt

Referensi

Dokumen terkait

Laba merupakan sebuah informasi yang sangat dipertimbangkan oleh pemegang saham dalam pengambilan keputusan investasi dan penilaian terhadap kinerja perusahaan sehingga laba

Grooming juga adalah gambaran tentang diri seseorang (self image) dalam memegang peranan penting dalam komunikasi, baik dengan orang lain (interpersonal) maupun dengan

Beliau juga merupakan Pengasas dan Pengarah pertama Institut Penyelidikan Produk Halal UPM dan telah mendapat pengikitrafan Anugerah Saintis Halal Kebangsaan, Anugerah Harta

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa pada umumnya dan teman-teman dari program studi Pendidikan Kimia pada khususnya untuk menambah wawasan dan pengetahuan

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SD Negeri Tlogoadi dapat dianalisis sebagai berikut.. Kegiatan observasi dilakukan untuk membantu dalam menemukan program yang

Tiga kategori aturan praktis (dikenal dalam literatur sebagai 'heuristics') telah diidentifikasi dalam literatur psikologi: keterwakilan, ketersediaan, dan penahan. Seperti disebutkan

Dari sistem pengamanan yang telah diterapkan oleh pihak terkait, penulis mencoba melihat bahwa pesepsi responden terhadap strategi pencegahan kejahatan yang