• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI. Barukupa Bawah kabupaten Cianjur Jawa Barat, 2) laboratorium llmu dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODOLOGI. Barukupa Bawah kabupaten Cianjur Jawa Barat, 2) laboratorium llmu dan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

METODOLOGI

Penelitian dilakukan di empat lokasi yaitu : 1) kebun sayur Pacet desa Barukupa Bawah kabupaten Cianjur Jawa Barat, 2) laboratorium llmu dan Tek~nologi Benih Baranang Siang, 3) laboratorium llmu dan Teknologi Benih Leuwikopo Darrnaga Bogor, 4) laboratorium Balai Penelitian Bioteknologi Cimanggu Bogor.

Penelitian dimulai bulan Juli 2000 sampai dengan bulan Juni 2001. Penelitian terdiri dari tiga percobaan, yaitu percobaan 1, adalah fenologi labu Siann untuk menentukan stadia masak fisiologis, percobaan 2, adalah fenomena

vivi~~ary labu Siam dengan cara manganalisa kandungan hormon ABA dan IAA,

percobaan 3, pengaruh stadia kemasakan benih dan waktu konservasi terhadap viabilitas dan vigor labu Siam (Bagan percobaan pada Gambar 1).

Bahan dan alat yang digunakan adalah buah labu Siam varietas lokal Pacc?t. Bahan lainnya adalah arang sekam, akuades, sabun, kertas aluminium foil, kertas manila, pisau, gunting, petridish, kotak penyimpanan sementara (konservasi) oven ruang AC karung kotak persemaian, bambu, pensil dan alat tulis lainnya alat pengukur panjang dan lain lain. Berikut bagan percobaan.

Percobaan 1. Fenologi untuk menentukan stadia masak fisiologis

labu

Siam

Pengamatan fenologi dilakukan sejak bunga mekar, hingga terbentuk buatl dan buah mencapai masak. Pengamatan dilakukan di kebun sayur Pacet desa Barukupa Bawah. Adapun pelaksanaan percobaan adalah pertama-tama merrlberi tanda (label) pada setiap bunga yang mekar pada lima cabang setiap pohonnya dan diulang sebanyak tiga kali setiap petak. Pengamatan dilakukan pada tiga petak, maka bunga yang diberi label sebanyak 45 cabang bunga, kemludian mengamati perkembangan dan perubahan bunga sampai menjadi

(2)

PERCOBAAN PENDAHULUAN

Menduga tingkat masak fisiologis benih dan menduga waktu konsenrasi benih labu Siam

PERCOBAAN l

Fenologi labu Siam untuk menetapkan stadia masak fisiologis

Pelngamatan : perkembangan bunga dan buah, bobot buah, bobot basah benih, bobot kering benih, kadar air,

ukuran buah, daya berkecambah benih.

PERCOBAAN ll

Fenomena vivipary benih labu Siam berdasarkan horrnon ABA dan IAA Pengamatan : mengamati kandungan ABA dan IAA pada Mo, M1, M2, dan M3

PERCOBAAN 1II

Mengamati pengaruh perlakuan tlngkat kemamkn benih danwaktu konservasi terhadap viabilitas dan vigor benih labu Siam

Pengamatan : daya berkecambah, kadar air benih, potensi tumbuh maksimum, keoepatan tumbuh, bobot kering M i h , bobot basah benih, kadar air embrio, bobot kering akar, bobot kering tajuk, bobot basah embrio, rasio bobot basah embrio dan bobot basah benih, rasio

bobot kering tajuk dan bobot kering akar pada MI, M2, dan Ms dan To,Tl,Tz,T3 dan T4

Gannbar 1. Bagan Pelaksanaan Penelitian

buah dari 45 cabang yang ditandai, serta mendapatkan beberapa tingkat stadia kernasakan buah. Stadia yang memenuhi syarat tingkat masak fisiologis yaitu dengan ciri-ciri viabilitas, vigor, dan berat kering maksimum. Percobaan ketiga, untuk medukung hasil dari percobaan pertama mengenai saat tingkat masak fisiologis dengan ciri viabilitas maksimum dan vigor benih maksimum.

Tolok ukur untuk percobaan pertama yaitu : Bot~ot buah.

Bobot buah diukur dari stadia mulai buah terbentuk sampai lewat masak fisiologis. Bobot diukur dengan menggunakan timbangan.

(3)

Bolbot basah benih

Bobot basah benih diukur setelah benih diekstrak dari buahnya. Pengukuran dilakukan dari stadia buah mulai terbentuk sampai stadia buah lewat masak fisiologis dengan menggunakan timbangan

.

Bobot kering benih

Bobot kering benih diukur setelah benih diekstrak dari buahnya dari stadia buah mulai terbentuk sampai buah lewat masak fisiologis. Benih dikeringkan terlebih datiulu dalam oven dengan suhu 105 O C selama 16

-

18 jam, selanjutnya ditirnbang bobot keringnya.

Besar buah

Besar buah diukur berdasarkan panjang dan lebarnya buah dari stadia mulai terbentuk sampai stadia lewat masak fisiologis

.

Dajla berkecambah buah

Buah ditanam lalu diukur daya berkecambahnya dari stadia mulai buah terbentuk sanipai stadia lewat masak fisiologis. Daya berkecambah dihitung berdasarkan persentase kecambah normal pada hari ke 14 dan 21 HST. Perhitungannya adallah :

C

kecambah normal hit I + hit II

Days berkecambah

=

---

X 100 % C benih yang ditanam

Pe~rcobaan 2. Fenomena vivipary dengan menganalisis kandungan hormon

ABA

dan

IAA

Pengamatan fenomena vivipary benih labu Siam dilakukan dengan me~nggunakan empat (4) tingkat kemasakan dengan 3 ulangan (3 buah) yaitu : Mo (14 HSA), MI (21 HSA), M2 (28 HSA) yaitu berturut-turut stadia 9,10,11 (dicluga merupakan saat masak fisiologis benih) dan 13 yaitu Mg (42 HSA).

(4)

1. Analisis kandungan ABA

Analisis ABA menggunakan metode Robertson dan Synder et a/. (1987) dengan alat High Performance Liquid Chromatography. Tahap analisis mencakup penyimpanan ekstrak. Ekstrak dari jaringan benih labu Siam yaitu bagian embrio dan kotiledonnya disimpan dalam nitrogen cair. Kemudian di purilikasi dengan larutan methanol : akuades : asam asetat ( 50 : 49 : 1, vlv). Penstapan kandungan ABA, larutan contoh disuntikkan ke alat High Performance Liquid Chromatographi. Fase diam yang digunakan adalah kolom C 1El sedangkan fase cair adalah metanol : asam asetat : akuades. Detektor dengan h 260 nm sedang kecepatan alir fase gerak adalah 1 mll menit suhu detektor 25 O C dengan attenuasi 0.02.

2. Analisis kandungan IAA

Analisis kandungan IAA ini menggunakan metode Sandberg et a/. (1987). Tahiap analisis mencakup penyimpanan ekstrak. Ekstrak dari jaringan benih labu Siam yaitu bagian embrio dan kotiledonnya disimpan dalam larutan metanol 0.3 !j/ml yang mengandung 0.02 % natrium dietilkarbamat, selama 2 jam. Ekstrak mekalcnat dipurifikas~ dengan kromatografi XAD, kemudian dicuci 5 ml etil asetat Ihexane ( 3:1, vlv) , dan disuntikkan pada alat High Performance Liquid Chromatographi.

Per~cobaan

3.

Pengaruh stadia kemasakan benih dan waktu

konservasi terhadap viabilitas dan vigor labu Siam

Percobaan ini menggunakan rancangan split plot yang disusun secara kelompok. Petak utama adalah waktu konservasi dengan lima taraf yaitu 1) kontrol (To), 2) waktu konservasi 12 jam (TI ) 3) 24 jam (T2), 4) 36 jam (T3), 5) 48 j:arn(T4 ).

(5)

Anak petak adalah tingkat kemasakan benih dengan tiga taraf yaitu MI ( 21 HSA), M2 ( 28 HSA), dan M3 ( 42 HSA). Setiap perlakuan diulang tiga kali sehingga diperoleh 45 unit percobaan

.

Benih labu Siam sebanyak 600 buah dipanen dari kebun sayur Cipanas dengan tiga tingkat kemasakan yaitu Mi, M2 , M3. Kebutuhan benih labu Siam seba~nyak 5 x 3 ~ 3 ~ 1 0

=

450 buah. Ekstraksi benih labu Siam dari buahnya cukup sulit karena belum ada petunjuk khusus sehingga perlu dilakukan dengan cara hati- ha ti. Ekstraksi yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan memotong buah pada sisi kiri dan kanannya sepanjang setengah dari besar buah kemudian merr~otong di dekat ujung buah pada sisi samping kiri dan kanannya selebar seperempat lebar buah. Secara hati-hati buah dibelah dengan ketrampilan tangan. Benih akan didapat dengan kondisi baik apabila pemotongan dilakukan tepal: pada tempatnya. Benih hasil ekstraksi disusun dalam bak plastik yang dilapisi oleh aluminium foil. Benih disusun berdasarkan waktu konservasi denclan rancangan split plot dalam ruangan AC (suhu

20'~

dan kelembaban

67.5

%)

.

4) Penyusunan benih dimulai dari waktu konservasi 48 jam (T4), 36

jam (T3), 24 jam (T2), 12 jam (Ti) dan yang terakhir 0 jam (kontrol ). Pengaturan ini dimaksudkan agar waktu tanam untuk setiap waktu kcnservasi terjadi secara bersama. Setiap perlakuan diambil 2 (dua) butir benih untuk pengamatan berat kering (benih, kotiledon dan embrio) dan kadar air benih. Setelah disimpan benih labu Siam ditanam pada kotak persemaian benih yang disusun secara split plot design secara berkelompok di green house Leuwikopo dengan media arang sekam jumlah seluruhnya adalah 45 kotak media persemaian, setiap unit percobaan 12 benih sehingga total benih 540 buah. Tahap selanjutnya adalah pemeliharaan tanaman dan pengamatan perkembangan kecambah benih labu Siarn~. Tolok ukur yang diamati pada perlakuan ini adalah :

(6)

Day a berkecambah.

Benih yang telah diekstraksi dan dikonservasi ditanam dengan menggunakan media arang sekam. Daya berkecambah dihitung berdasarkan persentase kemmbah normal pada hari ke 14 (hitungan I) dan 21 HST (hitungan 11). Kriteria kecambah normal adalah epikotil sehat daun berjumlah sepasang panjangnya 4 cm.

C Kecambah normal hit I +hit II

Daya berkecambah

=

-

--

x 100 %

C

Benih yang ditanam

Kad,ar air benih

Kad;ar air benih dihitung setelah benih diekstrak dari buahnya berdasarkan bobot basah benih dan bobot kering benih. Bobot kering benih diukur setelah benih dikeringkan pada oven dengan suhu 1 0 5 ' ~ selama 16

-

18 jam. Selanjutnya diukur kadar air benih baik sebelum maupun sesudah waktu konservasi.

Bobot basah

-

Berat kering

Kadar air

=

--

x 100 %

Bobot basah

Potensi tumbuh maksimum (PTM)

Potensi tumbuh maksimum ditentukan berdasarkan persentase benih yang tumtluh baik (normal) maupun abnormal pada umur empat minggu setelah tana~n (28 HST).

C

Kecambah normal + abnormal

Potensi tumbuh maksimum

=

---

x 100 %

C Benih yang ditanam

Berat kering benih (BKB)

Bera t kering benih diukur setelah benih diekstrak dari buahnya berdasarkan beral: kering benih yang telah dioven dengan suhu 105~C selama 16

-

18 jam. Pengukuran dilakukan baik sebelum maupun sesudah konservasi.

(7)

Kecepatan tumbuh (Kcr)

Kecctpatan tumbuh dihitung berdasarkan nilai pertambahan perkecambahan setiap hari atau etmal selama kurun waktu perkecambahan dalam kondisi optin~um (Sadjad 1994)

t

Kcr

=

C

di

i = 1

ketelPangan : t

=

kurun waktu perkecambahan selama 28 hari d

=

tambahan persentase kecambah normal per etmal. Boblot basah benih (BBB)

Bobot basah benih ditimbang setelah benih diekstrak dari buahnya baik sebelum maulpun sesudah perlakuan konservasi.

Boblot basah embrio (BBE)

Bobot basah embrio diukur setelah benih diekstrak dari buahnya baik sebelum dan lsesudah perlakuan konservasi.

Nisbuah bobot basah embrio dan bobot basah benih (BBEIBBB)

Nisbah bobot basah embrio dan bobot basah benih diukur setelah benih diekstrak dari buahnya. Pengukurannya berdasarkan perbandingan antara bobot basah embrio dengan bobot basah benih sebelum dan sesudah perlakuan

Bobot basah embrio Nisbah bobot basah embrio dan benih

=

---

Bobot basah benih Kadiar air embrio (KAE)

Kadar air embrio diukur setelah benih diekstrak dari buahnya berdasarkan bobot basah embrio dan bobot kering embrio. Bobot kering embrio diukur berdasarkan pengeringan oven dengan suhu 1 0 5 ~ ~ selama 16-1 8 jam. Didapatkan kadar airnya sebelum dan sesudah perlakuan

.

Bobot basah embrio

-

Bobot kering embrio

Kadar air embrio

=

---

-

---

x 100 % Bobot basah embrio

(8)

Beralt kering akar (BKA)

Berat kering akar diukur setelah bibit dicabut dari media persemaian. Pengukuran berdasarkan bobot akar yang telah dioven dengan Suhu 105OC selarna 16

-

18 jam. Bobot kering akar diukur pada umur 28 HST.

Berat kering tajuk (BKT)

Berat kering tajuk diukur berdasarkan tajuk yang telah dioven dengan suhu 105~(5 selama 16

-

18 jam. Pengukuran dilakukan dari bibit yang berumur 28 HST

Nisbah berat kering tajuk dengan berat kering akar bibit (BKTIBKA) Nisbiah antara berat kering tajuk dan berat kering akar pada umur 28 HST.

Berat kering tajuk Nisbiah Berat kering tajuk dan akar

=

Berat kering akar Panjang akar bibit

Panjiang akar primer diukur mulai dari pangkal hingga ujung akar pada bibit beru~nur 28 HST.

Analisis data

Analisis data hasil percobaan ketiga dianalisis menggunakan analisis ragam, dan apabila terdapat pengaruh nyata, maka nilai rata-rata diuji lanjut

DMiilT pada taraf kepercayaan 95 %. Hasil pengamatan percobaan pertama dan

Referensi

Dokumen terkait

Memperhatikan dari hasil hubungan variabel X1 (Manajemen Berbasis Sekolah) dan variabel X3 (Profesionalitas Guru) membuktikan bahwa pengaruh variabel X1 (Manajemen

Kesiapan akan jaringan dan alat komunikasi tersebut yang harus dimili- ki petani di lahan pasir Kulon Progo untuk mendapatkan suatu informasi yang sesuai dengan yang

Arsitektur struktur organisasi perusahaan PT Timur Jaya Panel saat ini telah memiliki beberapa jabatan, yaitu: direktur, komisaris, bagian produksi, bagian

Sehingga gugatan yang diajukan oleh Penggugat di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak dapat dikatakan memenuhi unsur perbuatan melawan hukum, yang mana unsur

Dalam kaitan ini diperlukan adanya serangkaian kegiatan, antara lain:(1) mengidentifikasikan isu-isu sentral yang bermuatan moral dalam masyarakat untuk dijadikan bahan kajian

Bedasarkan ciri-ciri anak saleh maka dapat dipahami bahwa anak saleh adalah anak yang memiliki kriatirial yang berbeda dengan anak-anak biasa. Dimana anak saleh bisa

Tugas Akhir adalah salah satu syarat yang harus ditempuh dalam menyelesaikan jenjang S1 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dalam pelaksanaan dan penyusunan Tugas Akhir

Dari beberapa data yang penulis dapatkan, software Maw ā qit 2001 ini memang tidak hanya membuat program arah kiblat sedunia saja, ada beberapa program lain seperti penentuan