DAFTAR PUSTAKA
Aryu Fina, Scholastica. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Integumen. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Aspiani Yuli, Reny. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Aplikasi NANDA, NIC, dan NOC. Jilid 1. Jakarta: CV. TRANS INFO MEDIA
Departemen Kesehatan RI. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia Di Indonesia. Jakarta: Jendela_Detinkes
Hidayat Alimul, Aziz. (2014). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Edisi 2. Buku 1. Jakarta: Salemba Medika
Kholifah Nur, Siti. (2016). Keperawatan Gerontik. Cetakan Pertama. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan
Maharani, Ayu. (2015). Penyakit Kulit, Perawatan, Pencegahan & Pengobatan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Nurarif Huda, Amin & Hardi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction Jogja
Ratnawati, Emmelia. (2017). Asuhan Keperawatan Gerontik. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Retnaningsih, Dwi. (2018). Buku Referensi Keperawatan Gerontik. Cetakan Pertama. Bogor: IN MEDIA
Untari, Ida. (2018). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Terapi Tertawa & Senam Cegah Pikun. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
BIODATA PENULIS
A. INFORMASI PRIBADI
Nama : Via Rindiani
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/11 Agustus 1999
Alamat : Jl. Rawasari Timur No.49 Rt 16/02. Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Kode Pos 10510.
Nomor Telepon : 087784995336
Email : Viarindi12@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
2004-2010 : SDN 2 SINDANG BARANG, JAWA
BARAT
2010-2013 : SMPN 47 JAKARTA PUSAT
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SCABIES
Pokok bahasan : Scabies
Sub pokok bahasan : Pengertian Scabies Sasaran : Lansia
Hari/tanggal : Kamis/04 April 2019 Waktu : 35 menit
Tempat : Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya 2 Cengkareng Peserta : Lansia
A. LATAR BELAKANG
Lansia merupakan bagian dari proses tumbuh kembang, lansia merupakan suatu proses alami yang akan dialami oleh seluruh manusia dan merupakan akhir dari kehidupan (Azizah, 2011). Yang dapat dikatakan lansia adalah sesorang yang berusia 60-74 tahun menurut WHO (World Health Organitation). Lansia mengalami berbagai perubahan fungsi pada sistem tubuh, salah satunya adalah sistem integumen. Penyakit yang menyerang lansia pada sistem integumen adalah scabies.
Scabies (kudis) adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi kuman atau kutu sarcoptes scabiei var.hominis yang mudah menular, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum membentuk terowongan lurus atau berbelok sepanjang 0,6-1,2 cm. Angka kejadian scabies diseluruh dunia dilaporkan ada sekitar 300 juta kasus pertahun (Chosidow, 2009), jumlah kasus baru penyakit scabies berjumlah 1.135 orang dan tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 2.941 orang. Menurut Depkes RI 2008, data prevalensi scabies di Indonesia sebesar 5,60-12,95% dan scabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering. Tanda dan gejala dari scabies adalah gatal yang biasanya parah dan akan memburuk pada malam hari dan ada lecet atau benjolan kecil dan tipis di kulit. Penyakit scabies ini tentu saja menganggu kebutuhan aman nyaman pada sistem integumen manusia dengan menimbulkan rasa nyeri karena luka yang
sangat gatal dan akan memburuk pada malam hari, luka yang kemerahan dan kadang bernanah. Untuk itu tenaga kesehatan (perawat) dituntut untuk berperan aktif dalam mengatasi keadaan tersebut serta mampu memberikan asuhan keperawatan kepada lansia secara langsung. Prioritas asuhan keperawatan pada scabies adalah memberikan rasa aman nyaman, menganjurkan pola tidur yang cukup dan merawat kerusakn integritas kulit dan memberikan informasi dan pengetahuan kepada lansia tentang scabies serta cara mengatasinya.
Untuk kejadian scabies di PSTW Budi Mulya 2 terhitung ada 6 lansia terkena penyakit kulit 2 diantaranya menderita scabies.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan lansia mampu mengetahui tentang scabies (kudis)
2. Tujuan khusus :
a. Menjelaskan pengertian scabies b. Menjelaskan penyebab scabies
c. Menjelaskan tentang tanda dan gejala scabies d. Menjelaskan klasifikasi scabies
e. Mendemonstrasikan tindakan yang harus dilakukan jika gatal terjadi
C. MATERI
1. Pengertian scabies 2. Penyebab scabies
3. Tanda dan gejala scabies 4. Klasifikasi scabies
5. Demonstrasi tindakan yang harus dilakukan jika gatal terjadi
D. MEDIA 1. Leaflet E. MEDIA PENYULUHAN 1. Diskusi 2. Ceramah 3. Demonstrasi
F. KEGIATAN PENYULUHAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH RESPON PENYULUH 1. 5 Menit Pembukaan :
1. Memberi salam
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran
3. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan Memperhatikan dan mendengarkan. 2. 15 Menit Pelaksanaan : a. Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan dan teratur Materi:
a. Pengertian scabies b. Penyebab scabies
c. Tanda dan gejala scabies d. Menjelaskan tindakan
yang harus dilakukan jika gatal terjadi
e. Sesi tanya jawab
Mendengarkan dan memperhatikan.
3. 10 Menit Demonstrasi tindakan yang harus dilakukan jika gatal terjadi
Evaluasi:
1. Meminta lansia
menjelaskan atau
menyebutkan kembali yang sudah di sampaikan dan
mendemonstrasikan ulang
4. 5 Menit Penutup:
1. Mengucapkan terima kasih dan mengucapkan salam
Menjawab salam
G. EVALUASI
Memberikan pertanyaan secara langsung tentang materi yang sudah diajarkan
1. Menjelaskan pengertian scabies 2. Menjelaskan tentang penyebab scabies 3. Menjelaskan tentang tanda dan gejala scabies
MATERI PENGAJARAN A. DEFINISI
Scabies (kudis) adalah kondisi kulit yang terasa sangat gatal akibat tungau kecil yang disebut sarcoptes scabiei. Rasa gatal itu disebabkan alergi terhadap tungau, telur-telurnya dan kotorannya yang menempel di tubuh. Tungau tersebut memasuki kulit stratum korneum membentuk terowongan lurus atau berbelok sepanjang 0,6-1,2 cm. Angka kejadian scabies diseluruh dunia dilaporkan ada sekitar 300 juta kasus pertahun (Chosidow, 2009), jumlah kasus baru penyakit scabies berjumlah 1.135 orang dan tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 2.941 orang. Menurut Depkes RI 2008, data prevalensi scabies di Indonesia sebesar 5,60-12,95% dan scabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering.
B. ETIOLOGI
Scabies disebabkan infeksi kuman atau kutu sarcoptes sbaiei var.hominis. kuman ini merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung, perutnya rata, berwarna putih kotor dan tidak bermata.
C. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala dari scabies adalah gatal yang biasanya parah dan akan memburuk pada malam hari dan ada lecet atau benjolan kecil dan tipis di kulit.
D. KLASIFIKASI
Scabies dibedakan menjadi beberapa tipe (Harahap, 2000) : a. Scabies Cultivated
Scabies cultivated ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan. Kutu biasanya hilang dengan mandi secara teratur.
b. Scabies Nodular
Pada bentuk ini lesi berupa nodus cokelat kemerahan yang gatal. Nodus ini timbul akibat reaksi hipersensitivitas terhadap tungau scabies. Biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama pada genetalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus ini dapat menutup beberapa minggu hingga lebih dari 1 bulan bahkan 1 tahun, meskipun telah diberi pengobatan anti scabies dan kortikosteroid.
c. Scabies Pada Bayi dan Anak
Lesi scabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan dan telapak kaki. Akan tetapi, terowongan jarang ditemukan karena sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo atau eksim, pada bayi, lesi terdapat di wajah.
d. Scabies Paska Klien Bedrest
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal ditempat tidur dapat menderita scabies yang lesinya terbatas.
e. Scabies Incognito
Scabies incognito sering ditunjukkan dengan gejala klinis yang tidak biasa, distribusi atopik dan lesi yang luas. Pemakaian steroid topikal atau sistematik dapat menyamarkan gejala dan tanda scabies, tetapi tanda dan gejala tetap ada dan dapat pula menyebabkan lesi bertambah hebat. Hal ini mngkin disebabkan oleh penurunan respon imun seluler.
f. Scabies Yang Ditularkan Oleh Hewan
Sarcoptes scabiei varian canis dapat menyerang manusia lewat hewan, misalnya peternak dan gembala. Gejala yang ditimbulkan ringan, sedikit rasa gatal, tidak timbul terowongan dan lesi timbul pada tempat-tempat kontak. Scabies ini akan sembuh sendiri bila menjauhi hewan tersebut dan mandi.
g. Scabies Norwegia atau Scabies Krutosa
Scabies Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal membatasi proliferasi tungau, sehingga tungau dengan mudah berkembang biak. Scabies ini ditandai oleh lesi yang luas dengan krusta, distrofi kuku, skuama generalisata dan hiperkeratosis yang tebal. Biasanya terdapat pada kulit kepala yang berambut, telinga, bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki. Lain halnya dengan scabies biasa, rasa gatal pada penderita scabies Norwegia tidak menonjol.
E. DEMONSTRASI
Agar tidak terjadi kerusakan integritas kulit akibat garukan pada luka yang gatal, perawat mengalihkan lansia dari menggaruk luka untuk menepuk-nepuk luka yang gatal. Sehingga kerusakan integritas kulit tidak terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Aryu Fina, Scholastica.2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Integumen.Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Maharani, Ayu.2015. Penyakit Kulit, Perawatan, Pencegahan & Pengobatan.Cetakan Pertama.Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Ratnawati, Emmelia.2017. Asuhan Keperawatan Gerontik.Cetakan Pertama.Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Retnaningsih, Dwi.2018. Buku Referensi Keperawatan Gerontik.Cetakan Pertama.Bogor: IN MEDIA
BAGAIMANA TANDA & GEJALA SCABIES ?
Tanda dan gejala dari scabies adalah gatal yang biasanya parah dan akan memburuk pada malam hari dan ada lecet atau benjolan kecil dan tipis di kulit.
BAGAIMANA CARA PENULARANNYA ? 1. KONTAK LANGSUNG. MISAL :
BERJABAT TANGAN, TIDUR BERSAMA, HUBUNGAN SEKSUAL
2. KONTAK TAK LANGSUNG . MISAL : MENGGUNAKAN PAKAIAN, HANDUK, SPREI, KASUR, BANTAL SECARA
BERSAMA-SAMA DISUSUN OLEH :
VIA RINDIANI 2016750043
APA ITU SCABIES ?
Scabies (kudis) adalah kondisi kulit yang terasa sangat gatal akibat tungau kecil yang disebut sarcoptes scabieI, Tungau tersebut memasuki kulit stratum korneum membentuk terowongan lurus atau berbelok sepanjang 0,6-1,2 cm
APA PENYEBAB SCABIES ?
Scabies disebabkan infeksi kuman atau kutu sarcoptes sbaiei var.hominis. kuman ini merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung, perutnya rata, berwarna putih kotor dan tidak bermata.
.
CARA PENCEGAHAN
1. HINDARI MENGGUNAKAN PA-KAIAN, HANDUK, SPREI, KASUR, BANTAL SECARA BER-SAMA-SAMA
2. MENJEMUR KASUR DAN BAN-TAL MINIMAL 1 MINGGU SEKALI
3. JAGA KEBERSIHAN DIRI DAN LINGKUNGAN
4. VENTILASI DAN PENCAHA-YAAN DIRUMAH CUKUP 5. MANDI SECARA RUTIN
TIPS DAN ANJURAN
CUCI PAKAIAN, HANDUK, SPREI DENGAN AIR PANAS
MANDI MENGGUNAKAN SABUN YANG MENGANDUNG BAHAN SUKFUR
OBATI SELURUH KELUARGA
APABILA LUKA, JANGAN DIGA-RUK
JEMUR KASUR, BANTAL, HANDUK, SPREI, PAKAIAN DIBAWAH SINAR MATAHARI LANGSUNG
PENGOBATAN
BAWA KE PUSKEMAS UNTUK PEN-GOBATAN RUTIN
PEMBERIAN OBAT PERMETHRIN 5%
MANDI MENGGUNAKAN PK YANG DICAMPUR DENGAN AIR HANGAT